Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pelayanan dan informasi keluarga berencana merupakan suatu


intervensi kunci dalam upaya meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan
keluarga dan masyarakat, serta merupakan hak asasi manusia.

Telah terjadi perkembangan yang berarti dalam tekhnologi kontrasepsi,


misalnya transisi dari estrogen dosis tinggi ke dosisi rendah pada pil kombinasi,
atau dari AKDR inert ke AKDR yang mengeluarkan levonorgestrel.
Perkembangan ini telah menghasilkan pilihan lebih banyak tentang metode
kontrasepsi yang lebih aman dan efektif. Salah satu alat kontrasepsi yang akan di
bahas pada makalah ini adalah tentang IUD / AKDR ( alat kontrasepsi dalam
rahim ).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalahnya adalah:

1. Apa pengertian kontrasepsi Intrauterine Device (IUD)?

2. Apa saja jenis-jenis kontrasepsi IUD?

3. Bagaimana cara kerja IUD?

4. Apa saja keuntungan dan kerugian IUD?

5. Apa indikasi dan kontara indikasi KB IUD?

6. Kapan waktu penggunaan IUD?

7. Apa saja petunjuk bagi klien?

8. Bagaimana cara pemasangan IUD?

Proses Konseling Page 1


9. Bagaimana cara pelepasan IUD?

10. Seefektifitas apa alat kontrasepsi IUD?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian kontrasepsi Intrauterine Device (IUD)

2. Mengetahui jenis-jenis kontrasepsi IUD

3. Mengetahui bagaimana cara kerja IUD

4. Mengetahui Keuntungan dan Kerugian IUD

5. Mengetahui indikasi dan kontra indikasi KB IUD

6. Mengetahui waktu pelaksanaan IUD

7. Mengetahui petunjuk bagi klien.

8. Mengetahui cara pemasangan IUD

9. Mengetahui cara pelepasan IUD.

10. Mengetahui efektifitas IUD.

D. Manfaat Penulisan

Semoga makalah ini dapat menjadi sumber inspirasi bagi pembaca


untuk melakukan penelitian demi kemajuan informasi untuk profesi
kebidanan lebih lanjut.
Sebagai khasanah pustaka di perpustakaan.

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca.

Proses Konseling Page 2


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kontrasepsi Intra Uterine Device

IUD (Intra Uterine Device) adalah alat kontrasepsi yang disisipkan ke dalam
rahim, terbuat dari bahan semacam plastik, ada pula yang dililit tembaga, dan bentuknya
bermacam-macam. Bentuk yang umum dan mungkin banyak dikenal oleh masyarakat
adalah bentuk spiral. Spiral tersebut dimasukkan ke dalam rahim oleh tenaga kesehatan
(dokter/bidan terlatih). Sebelum spiral dipasang, kesehatan ibu harus diperiksa dahulu
untuk memastikan kecocokannya. Sebaiknya IUD ini dipasang pada saat haid atau segera
40 hari setelah melahirkan (Subrata, 2003).

IUD adalah suatu alat atau benda yang dimasukkan ke dalam rahim yang sangat
efektif, reversibel dan berjangka panjang, dapat dipakai oleh semua perempuan usia
reproduktif. IUD atau AKDR atau Spiral adalah suatu alat yang dimasukkan ke dalam
rahim wanita untuk tujuan kontrasepsi.

IUD adalah suatu usaha pencegahan kehamilan dengan menggulung secarik


kertas, diikat dengan benang lalu dimasukkan ke dalam rongga rahim. IUD/AKDR adalah
suatu benda kecil yang terbuat dari plastik yang lentur, mempunyai lilitan tembaga atau
juga mengandung hormon dan dimasukkan ke dalam rahim melalui vagina dan
mempunyai benang ( Handayani, 2010:141)

IUD atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) bagi banyak kaum wanita
merupakan alat kontrasepsi yang terbaik. Alat ini sangat efektif dan tidak perlu diingat
setiap hari seperti halnya pil. Bagi ibu yang menyusui, AKDR tidak akan mempengaruhi
isi, kelancaran ataupun kadar air susu ibu (ASI). Karena itu, setiap calon pemakai AKDR
perlu memperoleh informasi yang lengkap tentang seluk - beluk alat kontrasepsi ini
(Manuaba , 2010)

IUD (Spiral) adalah Suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim
terbuat dari plastik halus (Polyethelen) untuk mencegah terjadinya konsepsi atau
kehamilan. (BKKBN, 2003).

IUD (intrauterine device) yaitu alat yang terbuat dari plastik yang dimasukkan ke
dalam rahim dan mencegah kehamilan dengan cara menganggu lingkungan rahim dan
menghalangi terjadinya pembuahan maupun implantasi (ILUNI FKUI, 2010).

AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) atau spiral, atau dalam bahasa Inggrisnya
Intra-Uterine Devices, disingkat IUD adalah alat yang dibuat dari polietilen dengan atau
tanpa metal/steroid yang ditempatkan di dalam rahim. Pemasangan ini dapat untuk 3-5

Proses Konseling Page 3


tahun dan bisa dilepaskan setiap saat bila klien berkeinginan untuk mempunyai anak.
AKDR ini bekerja dengan mencegah pertemuan sperma dengan sel telur
(Kusumaningrum, 2009)

Pemakaian IUD adalah seorang wanita yang menggunakan alat kontrasepsi IUD
mencegah atau menghindari kehamilan (BKKBN, 2003).

B. Jenis-Jenis Kontrasepsi IUD

IUD yang banyak dipakai di indonesia dewasa ini dari jenis Un Medicate yaitu
Lippes Loop dan yang dari jenis Medicate Cu T, Cu-7, Multiload dan Nova-T. (Handayani,
2010).

1. Copper-T

IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen dimana pada bagian


vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan tembaga halus ini mempunyai efek
anti fertilitas (anti pembuahan) yang cukup baik (Imbarwati, 2009)

2. Copper-7

IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan.


Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan

Proses Konseling Page 4


kawat tembaga luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama dengan lilitan tembaga halus
pada IUD Copper-T (Imbarwati, 2009)

3. Multi load

IUD ini terbuat dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan
berbentuk sayap yang fleksibel. Panjang dari ujung atas ke ujung bawah 3,6 cm. Batang
diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk
menambah efektifitas. Ada tiga jenis ukuran multi load yaitu standar, small, dan mini
(Imbarwati, 2009)

4. Lippes loop

Terbuat dari polyethelen, berbentuk spiral atau huruf S bersambung. Untuk


memudahkan kontrol diberi benang pada ekornya. Lippes Loop mempunyai angka

Proses Konseling Page 5


kegagalan yang rendah, keuntungan lain dari AKDR/IUD jenis ini adalah jarang terjadi
luka atau porforasi, sebab terbuat dari bahan plastik (Maryani, 2004).

Spiral bisa bertahan dalam rahim dan menghambat pembuahan sampai 10


tahun lamanya. Setelah itu harus dikeluarkan dan diganti. Bahan spiral yang paling
umum digunakan adalah plastic atau plastic bercampur tembaga. Terdapat dua jenis IUD
yaitu IUD dengan tembaga dan IUD dengan hormon (dikenal dengan IUS = Intrauterine

System). IUD tembaga (copper) melepaskan partikel tembaga untuk mencegah


kehamilan sedangkan IUS melepaskan hormon progestin (Kusmarjadi, 2010).

Spiral jenis copper T (melepaskan tembaga) mencegah kehamilan dengan cara


menganggu pergerakan sperma untuk mencapai rongga rahim dan dapat dipakai selama
10 tahun. Progestasert IUD (melepaskan progesteron) hanya efektif untuk 1 tahun dan
dapat digunakan untuk kontrasepsi darurat (ILUNI FKUI, 2010)

Menurut bentuknya AKDR dibagi menjadi 2 :

1) Bentuk terbuka (oven device)

Misalnya : LippesLoop, CUT, Cu-7, Marguiles, Spring Coil, Multiload, Nova-T.

2) Bentuk tertutup (closed device)

Misalnya : Ota-Ring, Atigon dan Graten Berg Ring.

Menurut Tambahan atau Metal

1) Medicated IUD

Proses Konseling Page 6


Misalnya : Cu T 200 (daya kerja 3 tahun), Cu T 220 (daya kerja 3 tahun), Cu T 300
(daya kerja 3 tahun), Cu T 380 A (daya kerja 8 tahun), Cu-7, Nova T (daya kerja 5 tahun),
ML-Cu 375 (daya kerja 3 tahun).

Pada jenis Medicated IUD angka yang tertera dibelakang IUD menunjukkan
luasnya kawat halus tembaga yang ditambahkan, misalnya Cu T 220 berarti tembaga
adaklah 200m. Cara insersi : withdrawal

2) Un Medibated IUD

Misalnya : Lippes Loop, Marguiles, Saf-T Coil, Antigon. Cara insersi lippes loop :
Push Out

Lippes Loop dapat dibiarkan in-utero untuk selama-lamanya sampai menopause,


sepanjang tidak ada keluhan dan atau persoalan bagi akseptornya.

3) Copper-T

AKDR berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen di mana pada bagian


vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini
mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik.

4) Copper-7

AKDR ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan.


Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan
kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti
halnya lilitan tembaga halus pada jenis Coper-T.

5) Multi Load

AKDR ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan
kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm.
Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375
mm2 untuk menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil),
dan mini.

6) Lippes Loop

AKDR ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S
bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop
terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A
berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30
mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D. Lippes Loop

Proses Konseling Page 7


mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari spiral jenis ini ialah bila
terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari
bahan plastic ( Erfandi, 2008).

IUD yang mengandung hormonal

A. Progestasert-T = Alza T

1. Panjang 36 mm, lebar 32 mm, dengan 2 lembar benang ekor warna hitam

2. Mengandung 38 mg progesteron dan barium sulfat, melepaskan 65 mcg


progesteron per hari.

3. Tabung insersinya berbentuk lengkung

4. Daya kerja : 18 bulan

5. Teknik insersi : plunging (modified withdrawal)

B. LNG-20

1. Mengandung 46-60 mg Levonorgestrel, dengan pelepasan 20 mcg per hari.

2. Sedang ditelit di Firlandia.

3. Angka kegagalan / kehamilan angka terendah : <0,5 per 100 wanita per tahun.

4. Penghentian pemakaian oleh karena persoalan-persoalan perdarahan


ternyata lebih tinggi dibandingkan IUD lainnya, karena 25% mengalami
amenore atau pendarahan haid yang sangat sedikit.

C. Cara Kerja IUD

Cara kerja dari alat kontrasepsi IUD adalah sebagai berikut.

1. Menghambat kemampuan sperma masuk ketuba fallopi.

2. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.

3. IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu.

Proses Konseling Page 8


4. IUD membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan
mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi.

5. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.

(Sarwono, 2007)

Mekanisme kerja AKDR sampai saat ini belum diketahui secara pasti, ada yang
berpendapat bahwa AKDR sebagai benda asing yang menimbulkan rekasi radang
setempat dengan serbukan lekosit yang dapat melarutkan blastosis atau sperma.

1) Sifat-sifat dari cairan uterus mengalami perubahan-perubahan pada pemakaian


AKDR yang menyebabkan blastokista tidak dapat hidup dalam uterus.

2) Produksi lokal prostaglandin yang meninggi, yang menyebabkan sering adanya


kontraksi uterus pada pemakaian AKDR yang dapat menghalangi nidasi.

3) AKDR yang mengeluarkan hormon akan mengentalkan lender serviks sehingga


menghalangi pergerakan sperma untuk dapat melewati cavum uteri.

4) Pergerakan ovum yang bertambah cepat didalam tuba fallopii

5) Sebagai metode biasa (yang dipasang sebelum hubungan sexual terjadi) AKDR
mengubah transportasi tuba dalam rahim dan mempengaruhi sel telur dan sperma
sehingga pembuahan tidak terjadi. Sebagai kontrasepsi darurat (dipasang setelah
hubungan sexual terjadi) dalam beberapa kasus mungkin memiliki mekanisme yang
lebih mungkin adalah dengan mencegah terjadinya implantasi atau penyerangan sel
telur yang telah dibuahi ke dalam dinding rahim.( Hadayani, 2010)

D. Keuntungan dan Kerugian IUD

Keuntungan dari alat kontrasepsi IUD adalah sebagai berikut

a. sebagai kontrasepsi, efektifitasnya tinggi.

b. IUD (AKDR) dapat efektif segera setelah pemasangan

c. metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu
diganti)

d. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat

e. Tidak mempengaruhi hubungan seksual

Proses Konseling Page 9


f. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil

g. Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (CuT-380A)

h. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI

i. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak
terjadi infeksi).

j. Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun lebih setelah haid terakhir).

k. Tidak ada interaksi dengan obat-obat.

l. Membantu mencegah kehamilan ektopik (Saifuddin. AB, 2006).

Kerugian dari alat kontrasepsi IUD adalah sebagai berikut

Setelah pemasangan, beberapa ibu mungkin mengeluh merasa nyeri dibagian


perut dan pendarahan sedikit-sedikit (spoting). Ini bisa berjalan selama 3 bulan setelah
pemasangan. Tapi tidak perlu dirisaukan benar, karena biasanya setelah itu keluhan akan
hilang dengan sendrinya. Tetapi apabila setelah 3 bulan keluhan masih berlanjut,
dianjurkan untuk memeriksanya ke dokter. Pada saat pemasangan, sebaiknya ibu tidak
terlalu tegang, karena ini juga bisa menimbulkan rasa nyeri dibagian perut. Dan harus
segera ke klinik jika:

Mengalami keterlambatan haid yang disertai tanda-tanda kehamilan: mual, pusing,


muntah-muntah.

Terjadi pendarahan yang lebih banyak (lebih hebat) dari haid biasa.

Terdapat tanda-tanda infeksi, semisal keputihan, suhu badan meningkat, mengigil,


dan lain sebagainya. Pendeknya jika ibu merasa tidak sehat

Sakit, misalnya diperut, pada saat melakukan senggama. Segeralah pergi kedokter
jika anda menemukan gejala-gejala diatas.

Efek samping yang umum terjadi:

a) Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang
setelah 3 bulan)

b) Haid lebih lama dan banyak

c) Perdarahan (spotting) antara menstruasi

Proses Konseling Page 10


d) Saat haid lebih sakit

Komplikasi lain :

Merasakan sakit dan kejang selama 3-5 hari setelah pemasangan

Perdarahan pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab


anemia

Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangannya benar).

Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS

Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering
berganti pasangan.

Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai AKDR.
Penyakit radang panggul memicu infertilitas.

Prosedur medis, termasuk pemeriksaan plevik diperlukan dalam pemasangan AKDR.


Seringkali perempuan takut selama pemasangan

Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan AKDR.
Biasanya menghilang dalam 1-2 hari

Klien tidak dapat melepas AKDR sendiri

Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila AKDR
dipasang segera setelah melahirkan)

Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk mencegah
kehamilan normal

Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu. Untuk
melakukan ini perempuan harus memasukkan jarinya ke dalam vagina, sebagian
perempuan tidak mau melakukan ini. ( Handayani, 2010 )

E. Indikasi dan Kontraindikasi Kontrasepsi IUD

Indikasi

Usia reproduktif

Keadaan nulipara

Proses Konseling Page 11


Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang

Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi

Setelah melahirkan dan tidak menyusui

Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi

Risiko rendah dari IMS

Tidak menghendaki metoda hormonal

Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari

Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 5 hari senggama

Perokok

Pasca keguguran atau kegagalan kehamilan apabila tidak terluhat adanya infeksi

Gemuk ataupun kurus

Penderita tumor jinak payudara

Penderita kanker payudara

Pusing-pusing, sakit kepala

Tekanan darah tinggi

Varises di tungkai atau di vulva

Diabetes

Setelah kehamilan ektopik

Kontraindikasi

Sedang hamil

Perdarahan vagina yang tidak diketahui

Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)

Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus
septik

Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yangdapat
mempengaruhi kavum uteri

Proses Konseling Page 12


Penyakit trofoblas yang ganas

Diketahui menderita TBC pelvik

Kanker alat genital

Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm

F. Waktu Penggunaan

Setiap waktu dalam siklus haid (dipastikan tidak hamil).

Hari 1 7 siklus haid.

Segera setelah melahirkan, (48 jam pertama/ 1 bulan pasca salin).

Setelah menderita abortus (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak ada
gejala infeksi

Selama 1 5 hari setelah senggama tidak terlindungi.

(Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. 2010. hal : MK-80)

G. Petunjuk Bagi Klien

1. Kembali memeriksakan diri setelah 4 6 minggu pasca pemasangan AKDR.

2. Selama 1 bulan pertama penggunaan AKDR, periksalah benang AKDR secara


rutin terutama setelah haid

3. Setelah bulan pertama pemasangan, hanya perlu memeriksa keberadaan


benang setelah haid apabila mengalami:

Kram kejang perut bagian bawah.

Perdarahan (spotting) diantara haid/setelah senggama.

Nyeri setelah senggama atau apabila pasangan mengalami tidak nyaman


selama melakukan hubungan seksual

4. Masa copper T 380A perlu dilepas 10 tahun pemasangan, tetapi dapat


dilakukan lebih awal apabila diinginkan

5. Kembali ke klinik apabila:

Proses Konseling Page 13


Tidak dapat meraba benang AKDR.

Merasakan bagian keras dari AKDR.

Adanya infeksi.

AKDR terlepas.

Siklus terganggu.

Terjadi pengeluaran cairan dari vagina yang mencurigakan

(Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. 2010. hal : MK-80)

H. Cara Pelaksanaan IUD

Prosedur sebelum pemasangan

1. Lakukan prosedur asepsis secara ketat selama pemasangan .

2. Lihatlah serviks dengan speculum dan bersihkan dengan larutan antiseptic . Pegang
bibir anterior dengan tenakulum . Menarik tenakulum dengan hati-hati mengurangi
sudut antara kanalis servikalis dan rongga uterus dan memudahkan pemasangan
sonda uterus. Tenakulum harus tetap terpasang sealama memasang Nova T supaya
serviks tetap tertarik.

3. Masukkan sonda uterus melalui kanalis serviks ke dalam rongga uterus sampai
mencapai fundus. Setelah menentukan arah serta panjang kanalis servikalis dan
rongga uterus, siapkan Nova T untuk dipasang.

4. Lakukan pemasangan sesuai langkah 1-6.

Pemasangan

Langkah 1

Setelah uterus diukur, buka separuh dari kemasan . Pegang kedua ujung benang
dan tarik alat secara hati-hati kedalam tabung insersi sampai knop di ujung lengan
horizontal menutupi lubang tabung. Knop tidak perlu ditarik ke dalam tabung. Benang
bisa putus kalaau ditarik terlalu keras.

Langkah 2

Proses Konseling Page 14


Luruskan flens berwarna kuning dengan satu tangan, tarik tabung insersi sampai
ujung bawah flens menunjukkan ukuran yang didapat dari sonda uterus.

Pegang benang lurus di dalam tabung dengan satu tangan, masukkan plunger
(alat penghisap) ke dalam tabung insersi. Ini untuk memastikan bahwa benang tidak
tertekan pada alat oleh plunger.

Sebelum dipasang, tabungg dapat ditekuk untuk disesuaikan dengan posisi


uterus. Tetukan harus dilakukan ketika alat masih berada dalam kemasan steril setelah
memasukkan plunger kedalam tabung insersi.

Langkah 3

Pastikan bahwa flens menunjukkan arah lengan horizontal akan membuka di


dalam uterus. Keluarkan tabung insersi yang telah terisi dari kemasan .

Masukkan tabung insersi ke dalam uterus melalui kanalis servikalis sampai flens
menyentuh os servikal.

Langkah 4

Perhatikan bagian plunger yang kasar. Pegang plunger dengan erat dan lepaskan
lengan horizontal dari alat dengan menarik tabung insersi ke bawah sampai ujungnya
menyentuh bagian yang kasar.

Jarak antara flens dan os servikal sekarang sekitar 1,5 cm.

Langkah 5

Pegang tabung dan plunger secara bersamaan, tekan alat secara hati- hati
sampai flens menyentuh os servikal lagi.

Langkah 6

Pegang plunger dengan erat, keluarkan alat dari tabung insersi seluruhnya
dengan menarik tabung ke bawah sampai cincin dari plunger.

Supaya alat tidak bergeser dari posisi fundus, pertama-tama lepaskan plunger
sambil terus menahan tabung insersi, kemudian keluakan tabung insersi. Gunting benang
sampai tersisa 2-3 cm terlihat di luar serviks.

I. Cara Pelepasan IUD

1. Petugas harus siap ditempat

Proses Konseling Page 15


2. Harus ada permintaan dan persetujuan dari calon peserta.

3. Ruang pemeriksaan yang tertutup, bersih, dan cukup ventilasi.

4. Alat-alat yang harus tersedia lengkap sesuai dengan standart yang ditentukan :

Meja dengan alas duk steril.

Sarung tangan kanan dan kiri

Lidi kapas, kapas first aid secukupnya.

Cocor bebek / speculum

Tampon tang

Tutup duk steril

Bengkok

Lampu

Timbangan berat badan

Tensimeter

Stetoskop

Langkah-langkah :

1) Memberi penjelasan kepada calon peserta mengenai keuntungan, efek samping dan
cara menanggulangi efek samping.

2) Melaksanakan anamnese umum, keluarga, media dan kebidanan.

3) Melaksanakan pemeriksaan umum meliputi timbang badan, mengukur tensimeter.

4) Siapkan alat-alat yang diperlukan.

5) Mempersilakan calon peserta untuk berbaring di bed gynaecologi dengan posisi


Lithomi.

6) Bersihkan vagina dengan Lysol

7) Melaksanakan pemeriksaan dalam untuk menentukan keadaan dan posisi uterus.

8) Pasang speculum sym.

9) Mencari benang IUD kemudian dilepas dengan tampon tang

Proses Konseling Page 16


10) Setelah IUD berhasil dilepas, alat-alat dibereskan

11) Pasien dirapikan kembali

12) Memberi penjelasan kepada peserta gejala-gejala yang mungkin terjadi / dialami
setelah AKDR dilepas dan kapan harus control

13) Menyerahkan nota pelayanan dan menerima pembayaran sesuai dengan nota

14) Mencatat data pelayanan dalam kartu dan buku catatan, register KB untuk
dilaporkan ke bagian Rekam Medik (Imbarwati, 2009).

J. Efektifitas Alat Kontrasepsi IUD

Sebagai kontrasepsi AKDR tipe T efektifitasnya sangat tinggi yaitu berkisar antara
0,6-0,8 kehamilan per 100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalan 125-
170 kehamilan). Sedangkan AKDR dengan pregesteron antara 0,5-1 kehamilan per 100
perempuan pada tahun pertama penggunaan (saifuddin, 2003)

Efektivitas dari IUD dinyatakan dalam angka kontinuitas (continuation rate) yaitu
berapa lama IUD tetap tinggal in-utero tanpa : Ekspulsi spontan, terjadinya kehamilan &
pengangkatan / pengeluaran karena alasan-alasan medis atau pribadi.

Efektivitas dari bermacam-macam IUD tergantung pada :

a) IUD-nya :

Ukuran,

Bentuk, dan

Mengandung Cu atau Progesterone.

b) Akseptor

Umur : Makin tua usia, makin rendah angka kehamilan, ekspulsi dan
pengangkatan / pengeluaran IUD.

Paritas : Makin muda usia, terutama pada nulligravid, makin tinggi angka
ekspulsi dan pengangkatan/pengeluaran IUD.

Frekuensi senggama

Proses Konseling Page 17


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Dari pembahasan di atas, kesimpulan umum yang dapat diambil tentang


AKDR/IUD adalah sebagai berikut :

AKDR merupakan alat kontrasepsi modern


AKDR merupakan alat kontrasepsi jangka panjang

AKDR bekerja langsung efektif segera setelah pemasangan yang benar

AKDR dapat keluar dari uterus secara spontan, khususnya selama beberapa
bulan pertama

Kemungkinan terjadi perdarahan atau spoting beberapa hari setelah


pemasangan

Perdarahan menstruasi biasanya akan lebih banyak dan lama

Proses Konseling Page 18


AKDR tidak melindungi diri terhadap IMS termasuk Virus AIDS

Saran

Saran kami dari makalah diatas agar kedepannya kami sebagai Bidan ingin
terus belajar mengenai alat-alat kontrasepsi agar tidak ada kesalahan ketika
menghadapi klien yang ingin memasang KB IUD pada kita. Lalu selalu sarankan
pada klien agar datang pada Bidan yang ia percaya untuk melakukan pelepasan
IUD dan jangan mencoba untuk melepas sendiri.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

http://tiangayu.blogspot.com/2012/07/makalah-kb-iud_13.html

http://dr-suparyanto.blogspot.com/2012/02/konsep-iud.html

http://wiyasika.blogspot.com/2013/04/makalah-iud.html

http://sani-sanpig.blogspot.com/2013/05/makalah-kontrasepsi-iud.html

Proses Konseling Page 19

Anda mungkin juga menyukai