Anda di halaman 1dari 7

PEMETAAN POTENSI ENERGI ANGIN DI PESISIR PANTAI SENGGIGI GUNA

MENDUKUNG PENGEMBANGAN ENERGI TERBARUKAN


Muliadi1), Eliza Ruwaidah2)
Fakultas Teknik, Universitas Nusa Tenggara Barat
moelpuji@gmail.com
Fakultas Teknik, Universitas Nusa Tenggara Barat
elizarwh@gmail.co.id

Abstract
His form of energy self-sufficient villages throughout Indonesia is the government's goal in the
field of energy. Utilization of wind energy as a renewable energy source is an attempt to answer the
problem for change and the natural environment is also one of the conservation of conventional
energy sources. The purpose of this research study is to get the wind potential in accordance with
the site characteristics such as speed and direction as a basis for planning SKEA. Potential
awakened power of the wind potential and value of the benefits to be derived based on economic
analysis if the potential energy is utilized for the generation of renewable energy on the grid
system. The method used is the method of distribution. The results of the analysis of wind energy
potential in Selaparang in 2011 until 2013, increased in 2011 the potential energy of 278, 5 KW
KW rose to 562.5 in 2012 and in 2013 to 522, 4 KW wind speed has increased so the potential for
increased power. Increased wind speed at the beginning of the year and the end of the rainy season
occurred. The magnitude of the potential of wind energy can be used for supplying the electricity
needs of the population about the number of households 500. The potential of wind energy in
Kediri in 2011 until 2013, the image can be seen that the energy per year decline in 2011 the
potential energy of 1751.33 KW dropped to 636 , 96 KW in 2012 and declined in 2013 to 44.954
KW wind speed so that the lower the potential for wind power down. Economic analysis produces
BCR value of 1.4. Wind speed in Kediri greater than in Senggigi same year, but increased wind
speeds in Senggigi and in Kediri decreased.

Keywords: Wind Energy, Potensi Angin Senggigi

1. PENDAHULUAN Indonesia, misal NTB dan NTT, yang


Energi angin merupakan salah satu sumber mempunyai potensi bagus. Sebagian besar
energi terbarukan dan masih sedikit daerah di Indonesia mempunyai kecepatan
pemanfaatannya di Indonesia. Pemanfaatan angin rata-rata sekitar 4 m/s, kecuali dua
energi angin sebagai sumber energi terbarukan propinsi tersebut. PLTB cocok dikembangkan
adalah suatu usaha menjawab masalah atas di Indonesia adalah pembangkit dengan
terjadinya perubahan lingkungan dan alam juga kapasitas dibawah 100 KW. Berbeda dengan
salah satu usaha konservasi dari sumber energi Eropa yang berkonsentrasi untuk
konvensional. Sebagai contoh, berdasarkan mengembangkan PLTB dengan kapasitas diatas
laporan AWEA di Amerika untuk pembangkit 1 MW atau lebih besar lagi untuk dibangun di
daya angin 750 KW dengan kecepatan angin lepas pantai.
5.76 m/s ketinggian 10 m yang beroperasi Masalah utama penggunaan PLTB adalah
selama setahun mampu mengurangi emisi gas- ketersediaannya yang rendah. Untuk mengatasi
gas berbahaya antara lain 1179 ton CO2; 6,9 ton masalah ini maka PLTB harus dioperasikan
SO2 dan 4,3 ton NO2 atas penggunaan BBM. secara paralel dengan pembangkit listrik
(Nanang, 2011). Indonesia sebagai negara yang lainnya. Pembangkit listrik lainnya bisa
berada di ekuator, potensi dari PLTB memang berbasis SEA atau pembangkit konvensional.
tidak terlalu besar. Beberapa daerah di PLTB hanya membangkit daya kurang dari 100

1
KW, maka bisa dibangun puluhan PLTB dalam
satu daerah. Pemanfaatkan PLTB membuat
kebutuhan akan bahan bakar fossil akan jauh
berkurang, selain mengurangi biaya operasi
penggunaan PLTB akan meningkatkan jaminan
pasokan energi suatu daerah. Daerah kepulauan
seperti halnya NTB dan NTT yang mana semua
kebutuhan energinya harus didatangkan dari
daerah lain, keberadaan PLTB akan membantu
meningkatkan kemandiriannya.
mempunyai potensi mengurangi emisi CO2
sebesar 700 gram untuk setiap KWh energi

terpasang 1.275 KW di Nusa Penida(Suripno,


2011).
PLTB

listrik yang dibangkitkan(Pekik A. D. 2011).


Pemanfaatan energi terbarukan dengan
energi angin di Indonesia adalah sebagai berikut
of grid/stand-alone total terpasang 65 KW di
Jabar, Jateng, DIY, NTB, NTT, Maluku Hybrid
(angin-surya-diesel) total terpasang 100 KW di
Kep. Seribu, Madura, Rote Ndao, TTU, TTS,
Sulsel, DIY dan on grid (mikro grid) total

PT. PLN cabang Mataram menjelaskan


bahwa jika PT. PLN tidak segera membangun
pembangkit listrik baru sebagaimana yang
sekarang sedang dilakukan di Ampenan
pembangunan PLTD, maka tahun 2014 akan
terjadi kekurangan daya 15 MW di kota
Mataram yang mengakibatkan terjadinya
pemadaman listrik bergilir lagi seperti pada
tahun 2010 tahun lalu. Mengingat mesin yang
digunakan sekarang adalah generator sewaan
dari luar negeri dengan biaya yang sangat
mahal(Lombok post, 2014).
Tujuan penelitian ini adalah
mendapatkan lokasi titik potensi energi angin,
sumber arah datangnya angin, nilai kecepatan
(m/s), besarnya potensi energi terbangkitkan
(KW). Nilai benefit cosh ratio yang akan
didapatkan berdasarkan analisis ekonomi jika
potensi energi tersebut dimanfaatkan untuk
pembangkitan energi terbarukan dengan sistem
on grid. Perumusan masalah penelitian ini
adalah menentukan dimanakah titik-titik
potensi sumber energi angin, besarnya potensi
energi terbangkitkan dan analisis ekonomi yang
dihasilkan di daerah pesisir pantai Senggigi
kecamatan Batu Layar Lombok Barat
menggunakan data arah dan kecepatan angin
harian. Hasil pengukuran tersebut akan
K
k
c
b
tD
h
o
P
g
v
r
S
d
E
n
la
u
p
im
s
e
A
dijadikan dasar dalam membuat SKEA untuk
pengembangan energi terbarukan di Kabupaten
Lombok Barat pada khususnya.

2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan cara
pengambilan data primer dilapangan dan
dibandingkan dengan data skunder dari instansi
terkait. Ruang lingkup penelitian ini mencakup
kecepatan
terbangkitkan.
angin dan potensi

Gambar 1. Diagram alir penelitian

Alat yang digunakan adalah anemometer


digital dengan satuan pengukuran km/jam.
Hasil pengukuran di analisis menggunkan
daya

widrose diagram plot. Variable penelitian yang


digunakan adalah kecepatan angin, arah angin
dan potensi daya terbangkitkan setiap lokasi.
Teknik analisis daya yaitu dengan cara
menganalisis waktu, frekuensi dan estimasi
daya terbangkitkan setiap lokasi pada tahun
tertentu.

2.1. Rancangan Penelitian


Penelitian ini akan berlangsung sebagai berikut:
a. Penelitian ini dimulai dengan melakukan
studi literatur yang mendukung dan terkait
dengan tema penelitian. Waktu yang
digunakan untuk studi literatur adalah
sesuai dengan jadwal penelitian.
b. Pengumpulan data sekunder dari instansi
terkait
c. Survei awal potensi angin sebagai lokasi
pengambilan data.
d. Pengambilaan datadilakukan di 7 tempat
bisa bertambah dan berubah sesuai dengan
hasil survey awal dan data sekunder dalam

2
bentuk kecepatan angin lokasi dengan WITA 19.00 WITA selama tiga berturut-turut
ketinggian tertentu masing-masing 3 hari per lokasi.
pengukuran perlokasi. c. Analisis Data
e. Data-data yang didapatkan tersebut c.1. Analisis waktu
dianalisa untuk mendapatkan potensi Plot data bulanan dengan rata-rata perhari
energi angin dengan estimasi daya lokasi dalam bentuk histogram memperlihatkan
dan analisis ekonominya. fluktuasi angin perharinya.Dari grafik ini
f. Pengambilan kesimpulan dari hasil kecepatan angin rata-rata perbulan dan pertahun
penelitian untuk menjawab tujuan dapat dihitung.Jika resolusi sampling
penelitian. pengambilan data rata-rata semakin kecil,
2.1. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data misalkan 10 menit, informasi tambahan yang
Teknik pengumpulan data dan analisis data sangat berguna seperti kecepatan angin gust
secara legkap baik pengumpulan data primer dapat juga dikumpulkan. Informasi lain yang
dan data sekunder akan dijabarkan lebih detail didapat dari distribusi waktu adalah informasi
seperti di bawah ini. mengenai perioda angin rendah di bawah suatu
a. Pengumpulan Data sekunder kecepatan angin rujukan. Untuk SKEA
Pengumpulan data sekunder ini dilakukan mekanikal informasi ini berguna dalam
dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran menentukan ukuran volume bak
objek penelitian, sehingga lokasi penelitian dan penampungan.Sedangkan untuk yang elektrikal,
lingkup wilayah yang akan diobservasi dapat informasi ini berguna untuk mengetahui perioda
diperkirakan dan kegiatan penelitian dapat di mana turbin angin tidak beroperasi.
dilakukan secara purposif. c.2. Analisis frekuensi kecepatan angin
Pengumpulan data sekunder meliputi: Analisis sumber daya angin, selain
1) Pengumpulan data angin dari Badan informasi mengenai distribusi kecepatan angin
Meteorologi dan Geofisika di Wilayah dalam kurun waktu tertentu, informasi
Lombok Barat; mengenai jumlah jam perbulan atau pertahun
2) Pengumpulan data dari dinas/instansi untuk setiap nilai kecepatan angin diperlukan
teknis terkait di lingkup Pemerintah juga.Informasi ini disebut dengan distribusi
Lombok Barat, seperti Dinas ESDM; frekuensi kecepatan angin. Distribusi frekuensi
3) Pengumpulan data kabupaten di wilayah kecepatan angin disajikan dalam bentuk
Kabupaten Lombok Barat; histogram dengan ordinat jam dan aksis interval
4) Kegiatan konsultasi ke departemen terkait kecepatan angin. Histogram yang paling tinggi
di tingkat pusat; menunjukkan kecepatan angin yang paling
5) Studi kepustakaan.Kajian data sekunder sering terjadi tetapi bukan kecepatan angin rata-
akan memulai studi ini diikuti dengan rata.Untuk daerah dengan kecepatan angin tidak
observasi melalui survey lapangan untuk terlalu bervariasi, bias jadi kecepatan angin
mendapatkan data primer. rata-rata adalah kecepatan angin yang paling
Data sekunder dan hasil observasi dianalisis sering terjadi.Tetapi di daerah dengan kecepatan
untuk dijadikan dasar rancangan umum sistem angin yang sangat berfluktuatif pada umumnya
konversi energy angin (SKEA). kecepatan angin rata-rata lebih tinggi dibanding
b. Pengumpulan Data Primer dengan kecepatan angin yang paling sering
Data primer yang terdiri dari informasi dan terjadi.Ahmad Z. Z. (2011)
data yang berkaitan dengan angin dikumpulkan c.3. Estimasi daya terbangkitkan
dari kegiatan observasi melalui survey Distribusi angin baik arah maupun
lapangan. Pengukuran kecepatan angin kecepatan dapat dihitung dengan menggunakan
dilakukan di areal pesisir pantai dan software WRPLOT View berbasis Windows
pegunungan menggunakan alat ukur kecepatan yang memunculkan perhitungan wind rose dan
angin (Anemometer) dengan ketinggian tiang tampilan grafis yang menggambarkan variable
10 m selama 12 jam/hari dari pukul 07.00 meteorologi untuk rentang waktu dan tanggal
sesuai kebutuhan pengguna. Wind rose

3
menggambarkan frekuensi kejadian angin pada
tiap arah mata angin dan kelas kecepatan angin
pada lokasi dan waktu tertentu. Wind rose dapat
pula digunakan untuk menampilkan grafik dari
kecenderungan arah pergerakan angin pada
suatu wilayah. Karena pengaruh dari
kelerengan lokal, kemungkinan efek pesisir,
jangkauan alat, dan variabilitas temporal dari
angin, perhitungan wind rose tidak selalu
mewakili pergerakan riil angin di wilayah
tersebut.Grafik frekuensi distribusi arah dan
kecepatanangin dibuat dengan menggunakan
software WRPLOT View. Perhitungan Potensi
Energi Angin secaramatematis berdasarkan Gambar 3. windrose tahun 2011sampai 2014 di
rumus yang sudah ada. stasiun Kediri
Grafik windrose di atas menunjukan
analisis arah dan kecepatan angin selama 4
3. HASIL DAN PEMBAHASAN tahun dengan arah angin bertiup dengan
Hasil penelitian ini disajikan dalam kecepatan yang dominan kearah barat dan
gambar-gambar di bawah ini : tenggara dengan kecepatan 10 km/jam dengan
frekuensi 30%. Angin selama 4 tahun tersebut
dapat dikelompokan menjadi kelompok angin
lemah dengan catatan dapat menggerakkan
turbin angin.

Tabel 1. Potensi daya terbangkitkan


dari energi angin
Stasiun Tahun Potensi daya
terbangkitkan (KW)
2011 278,5
2012 562,5
Selaparang
2013 522,4
2014 212,4
Gambar 2. windrose angin tahun 2011sampai 2012 1751,33
2014 di Senggigi Kediri 2013 636,96
Analisis windrose tahun 2011 sampai
2014 44,95
dengan tahun 2014 menunjukan bahwa
Kenaikan potensi dan penurunan daya
kecepatan angin dominan ke tenggara dengan
terbangkitkan secara keseluruhan dari kedua
kecepatan maksimum 10 km/jam dengan
lokasi tergambar pada gambar 3 di bawah ini.
frekuensi 42%. Selain bertiup ke tenggara angin
selama tahun 2011 sampai 2014 angin juga
bertiup ke barat dengan kecepatan maksimum
15 km/jam sebesar 20%, kearah barat laut
dengan kecepatan maksimum 10 km/jam
dengan frekuensi 14% dan kearah selatan
dengan kecepatan maksimum 10 km/jam
dengan frekuensi 12%. Angin selama 4 tahun
tersebut dapat dikelompokan menjadi kelompok
angin lemah dengan catatan dapat
menggerakkan turbin angin.

4
kecepatan angin disebabkan akhir tahun dan
Daya potens i angi n terba ngki tka n (KW)
awal tahun terjadi musim hujan. Besarnya
600 562.5 522.4 energi angin potensi tersebut dapat digunakan
Daya Potens i (KW)

500
400 untuk mensuply kebutuhan listrik penduduk
300 278.5 sekitar dengan jumlah KK 500. Kedua grafik ini
200 menunjukan bahwa kecepatan angin di Kediri
100 lebih besar daripada di Senggigi pada tahun
0 yang sama, tetapi kecepatan angin di Senggigi
2010 2011 2012 2013 meningkat dan di Kediri menurun
Tahun
a. Analisis ekonomi
Energi menjadi mahal karena harga
Gambar 4. Potensi daya lokasi Selaparang turbin angin kecil relatif mahal, yaitu sekitar Rp
Gambar 4. Menunjukan potensi energi 7- 20 juta/KW daya terpasang (rated), namun
angin di selaparang tahun 2011 sampai tahun kompetitif dengan pembangkit alternatif
2013, pada gambar tersebut terlihat bahwa lainnya. Sebagai perbandingan dapat
energi tiap tahun meningkat tahun 2011 potensi digambarkan bahwa biaya energi turbin angin
energi sebesar 278, 5 KW naik menjadi 562,5 (sekitar Rp 1.150/KW), selain dengan
KW tahun 2012 dan menurun tahun 2013 mikrohidro (sekitar Rp 500/KW), kompetitif
menjadi 522, 4 KW hal ini menjelaskan bahwa dengan disel (sekitar Rp 1.960 /KW), perluasan
kecepatan angin semakin meningkat sehingga Jaringan (sekitar Rp 3.185/KW) atau
potensi daya meningkat. Menigkatnya fotovoltaik (sekitar Rp 3.230/KW). biaya turbin
kecepatan angin disebabkan akhir tahun dan angin besar mengalami penurunan biaya yang
awal tahun terjadi musim hujan. Besarnya signifikan. Amerika biaya terpasang menurun
energi angin potensi tersebut dapat digunakan dari sekitar Rp 7,5 juta/KW(1981) menjadi
untuk mensuply kebutuhan listrik penduduk sekitar Rp 2 juta/KW (1987). Biaya produksi
sekitar dengan jumlah KK 500. energi dewasa ini sekitar Rp 100 - 300 /KW
(kecepatan angin pada ketinggian 6,5-8,5m/s,
Daya potens i a ngi n terbangki tkan
diproyeksikan menurun hingga sekitar 30
persen pada tahun 2010 dan sekitar 10 persen
1751.33
lagi 20 tahun berikutnya.
44 444 844 244 644
Potens i Daya (KW)

Aspek sosial ekonomi pengembangan


1

listrik pedesaan sangat berperan dalam


1

636.96 peningkatan kesejahteraan masyarakat dan


dapat didukung dengan aplikasi energi
44.95
alternatif. Penggunaan mikrohidro relatif lebih
2011 2012 2013 2014 murah, tetapi terbatas untuk lokasi yang
potensial saja. Penggunaan turbin angin produk
Tahun
luar negeri seperti dilakukan selama ini,
dirasakan mahal. Sebagai gambaran, biaya
produksi energi dengan turbin angin seperti di
Gambar 5. Potensi daya lokasi kediri Jepara, diestimasi sekitar 1500 - 4000 Rp/KWh.
Gambar 5. Menunjukan potensi energi Potensi daya tahun 2013 pada lokasi
angin di kediri tahun 2011 sampai tahun 2013, Senggigi sebesar 522, 4 KW jika di bangun
pada gambar tersebut terlihat bahwa energi tiap dengan investasi Rp. 7 juta/KW maka modal
tahun menurun tahun 2011 potensi energi awal yang dibutuhkan adalah sebesar Rp.
sebesar 1751,33 KW turun menjadi 636,96 KW 3.656.800.000. dijual dengan harga Rp.
tahun 2012 dan menurun tahun 2013 menjadi 1.150/KWh maka diperoleh pendapatan sebesar
44,954 KW hal ini menjelaskan bahwa Rp. 600.760 /hour dalam sebulan menjadi Rp.
kecepatan angin semakin rendah sehingga 432. 547 200 setahun menjadi Rp.
potensi daya angin turun. Meningkatnya

5
5.190.566.400 hasil perhitungan kasar tersebut Habibie, M. N dkk., 2011, Kajian Potensi
menunjukan bahwa investasi energi angin Energi Angin Di Wilayah Sulawesi Dan
menguntungkan walaupun nilai tersebut belum Maluku Study Of Wind Energy Potency In
dikurangi dengan biaya operasional dan gaji Sulawesi And Maluku,Puslitbang BMKG, Jl.
operator. Angkasa I/No.2 Kemayoran, Jakarta 10720.
Seiring dengan berjalanya waktu usaha Jurnal Meteorologi Dan Geofisika Volume
pembangunan SKEA kedepan memberikan 12 Nomor 2 - September 2011: 181 - 187
prosfek yang menggiurkan. Nilai tersebut bisa Marnoto T., 2011, Peningkatan Efisiensi Kincir
ditentukan BCR sebesar 1,4 dengan nilai Angin Poros Vertical Melalui Sistem Buka
keuntungan Rp. 1.533.766.400 keuntungan per Tutup Sirip Pada 3 Sudu,Universitas
tahun, jika dikurangi biaya maintenance dan Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta
operasional sebesar 10% menjadi Jln. Swk 104 Lingkar Utara Condong Catur
Rp.1.380.389.760. pinjaman dana investasi Yogyakarta, Jurnal Teknik Mesin Volume 11,
dapat dikembalikan dalam waktu 2,6 tahun. Nomor 2, Mei 2011.
Nurhalim, 2007, Studi Analisis Pemanfaatan
4. KESIMPULAN DAN SARAN Energi Angin SebagaiPembangkit Hibrida,
Kesimpulan Program Studi Teknik Elektro, Fakultas
Kesimpulan yang dapat diambil pada penelitian Teknik, Universitas Riau, jurnal sain dan
ini adalah: teknologi 6(2), September 2007: 34-38
a. Energi angin merupakan energi yang patut Subekti R. A. dkk, 2007, Kajian Potensi Dan
di pertimbangkan pemanfaatannya karena Analisis Ekonomi Sistem Konversi Energi
potensi yang besar dan sepanjang tahun Angin Untuk Pemompaan Di Jawa Barat,
tersedia. Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan
b. Potensi angin di sepanjang pantai Senggigi Mekatronik Lembaga Ilmu Pengetahuan
tahun 2011, sebesar 278.5 KW, tahun 2012 Indonesia Kompleks LIPI, Jalan
sebesar 562.5 KW, tahun 2013 sebesar Sangkuriang, Gedung 20 Lantai 2 Bandung
522.4 KW 40135
c. Perkiraan analisis ekonomi SKEA pada Suyono H., 2010, Kajian Potensi Energi Angin
lokasi tersebut dengan BCR 1.4 dengan Di Wilayah Indonesia Timur, Badan
nilai keuntungan per tahun Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika
Rp.1.380.389.760. dengan lama melunasi Pusat Penelitian Dan Pengembangan Jakarta
pinjaman investasi 2,6 tahun. 22 Nopember 2010 JI. Angkasa I No.2
Saran-Saran Kemayoran, Jakarta Pusat
Saran-saran bagi peneliti berikutnya adalah: Soeripno, M. S., 2011, Potensi Dan
a. Prediksi daya juga dilakukan dengan Pengembangan Energi Angin Di Indonesia,
pengujian menggunakan turbin angin Seminar Energi Baru dan Terbarukan,
b. Data primer diukur dengan rentang waktu Masyarakat Energi Angin Indonesia Jakarta
yang cukup lama lebih dari 1jam dan lebih Convention Center Senayan, Jln. Raya
dari 7 hari setiap lokasi. LAPAN SukamulyaRumpin, Bogor 16350
c. Metode analisis dengan model terbaru dan JawaBarat
lebih canggih jika sudah ada yang terbaru. Syahrul, 2008, Prospek Pemanfaatan Energi
Angin Sebagai Energi Alternatif Di Daerah
Pedesaan, Jurusan Pendidikan Teknik
Elektro FT UNM media elektrik, volume 3,
nomor 2.
5. REFERENSI Viyanto N. O., 2011, Metode dan Aplikasi
Pengukuran Energi Angin di Daerah Pesisir,
Dahono P. A. 2011, Sumber Energi Alternatif
artikel energy angin 103, Bandar lampung.
Dan Terbarukan, artikel energy angin 103,
Zakaria, A. Z., 2011, Pemodelan Dan
Sekolah Teknik Elektro dan Informatikan,
Pemetaan Potensi Energi Angin
ITB, Bandung, 2011.

6
Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan (JST) Sepuluh Nopember Kampus ITS Keputih
Di Bendungan Karangkates Kabupaten Sukolilo, Surabaya 60111.
Malang, Jurusan Teknik Fisika Fakultas
Teknologi Industri Institut Teknologi

Anda mungkin juga menyukai