Anda di halaman 1dari 5

Nama : Husna Wafiyah

Kelas : T01
Mata Kuliah : Toksikologi dan Hygiene

Pencemaran Air Sungai Batang Arau Daerah Lubuk Begalung


Kota Padang
Sungai Batang Arau adalah salah satu dari beberapa daerah aliran sungai
(DAS) di kota Padang dan bersumber dari hulu DAS pada kawasan pegunungan
Bukit Barisan di sebelah timur kota Padang. Sungai Batang Arau pada tahun
sekitar 70-an hingga awal 90-an airnya bersih. Ikan-ikan pun banyak terdapat di
sungai ini seperti ikan gariang, simubua, pareh dan sebagainya. Batang Arau juga
dijadikan warga untuk mandi dan buang air. Namun sejak awal tahun 90-an, air
Batang Arau mulai kotor dan berbau. Endapan lumpur pun sudah mulai menebal
akibat limbah pabrik karet yang mengendap di dasar sungai.
Pemanfaatan Sungai Batang Arau cukup beragam diantaranya untuk
perikanan, pertanian, industri, perumahan penduduk, daerah rekreasi. Karena itu
perairan ini mulai mengalami penurunan kualitas sehingga mengganggu
ekosistem dan mempengaruhi kehidupan organisme di dalamnya. Sungai Batang
Arau berada di daerah dekat kawasan pabrik karet dan industri Crude Palm Oil
(CPO) di bagian tengah, di bagian hulu terdapat arel pertambangan untuk bahan
baku semen, dan di bagian hilir terdapat usaha perbengkelan, pasar, dan tempat
bersandarnya kapal. Sungai yang berada dekat aktifitas industri dan pemukiman
penduduk akan sering tercemar oleh limbah yang pada umumnya mengandung
logam berat.
Menurut jurnal yang saya baca dari penelitian Yanti et al. (2016) pada air
sungai batang Arau tingkat pencemaran sore hari lebih tinggi dibandingkan pagi
hari. Apabila ditinjau dari kandungan logam berat Cu dan Zn, konduktivitas listrik
dan temperatur, air sungai Batang Arau dapat dikatakan telah tercemar karena
nilai parameter-parameter tersebut melebihi standar baku mutu.
Pada penelitian Yanti et al. (2016) dikatakan bahwa air Sungai Batang
Arau mengandung logam berat Cu dengan ratarata 0,034 mg/l pada pagi dan
0,039 mg/l sore dan logam berat Zn dengan ratarata 0,055 mg/l pada pagi dan
0,062 mg/l pada sore. Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 kandungan logam berat Cu dan Zn yang masih
diperbolehkan untuk air sungai yaitu 0,02 mg/l dan 0,05 mg/l. Hal ini
menunjukkan bahwa kandungan logam berat air Sungai Batang Arau sudah
melebihi baku mutu air.
Pada sore hari aktivitas penduduk seperti mandi, mencuci, dan
pembuangan limbah pabrik lebih banyak dilakukan. Dari berbagai aktivitas
tersebut menjadi penyebab terdapatnya logam berat di perairan. Kandungan
alamiah logam berat dalam lingkungan dapat berubah-ubah, tergantung pada
kadar pencemaran oleh ulah manusia atau perubahan alam, seperti erosi.
Kandungan logam tersebut dapat meningkat bila limbah perkotaan, pertambangan,
pertanian, dan perindustrian yang banyak mengandung logam berat masuk ke
lingkungan. Penyebab utama logam berat menjadi bahan pencemar berbahaya
adalah karena sifatnya yang tidak dapat dihancurkan (nondegradable) oleh
organisme hidup yang ada di lingkungan.
Pencemaran logam berat pada lingkungan dapat menyebabkan bahaya
kesehatan baik pada manusia, hewan, tumbuhan, dan lingkungan. Efek toksik dari
logam berat dapat menghalangi kerja enzim dan mengakibatkan metabolisme
tubuh terganggu. Ikan yang hidup dalam habitat seperti sungai akan sulit
melarikan diri dari pengaruh pencamaran tersebut. Maka dari itu tubuh ikan akan
mudah tercemar oleh unsur-unsur pencemaran dari sungai. Logam berat masuk ke
dalam jaringan tubuh makhluk hidup melalui saluran pernafan, pencernaan, dan
penetrasi lewat kulit. Pada hewan, logam akan di absorpsi oleh darah, berikatan
dengan protein darah lalu didistribusikan ke seluruh jaringan tubuh. Dampak
toksisitas logam pada insang, selain sebagai alat pernapasan ikan juga digunakan
sebagai alat pengatur tekanan antara air dan dalam tubuh ikan (osmoregulasi).
Jaringan tubuh organisme yang cepat terakumulasi logam berat adalah jaringan
insang, akibatnya ikan akan mati lemas karena terganggunya proses pertukaran
ion-ion dan gas-gas melalui insang). Dampak dari toksisitas logam pada alat
pencernaan, terjadi melalui pakan yang terkontaminasi oleh logam. Dampak dari
toksisitas logam pada ginjal ikan, ginjal ikan ini berfungsi untuk filtrasi dan
mengekskresikan bahan yang biasanya tidak dibutuhkan oleh tubuh, termasuk
bahan racun seperti logam berat. Hal ini menyebabkan ginjal sering mengalami
kerusakan oleh daya toksik logam.
Logam berat dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui rantai
makanan, pernafasan maupun air yang terkontaminasi oleh logam berat. Apabila
keadaan ini berlangsung dalam jangka waktu lama dan kadar logam berat yang
terlarut dalam tubuh manusia cukup tinggi atau melebihi standar baku mutu maka
dapat membahayakan kesehatan manusia. Konsentrasi logam pada penelitian
tersebut menjadi indikator awal untuk lebih berhati-hati mengkonsumsi ikan
Menurut penelitian Yanti et al. (2016), sungai Batang Arau mengandung
logam berat Cu dan Zn yang sudah melebihi baku mutu air. Akibat kelebihan Cu
secara kronis menyebabkan penumpukan tembaga di dalam hati yang dapat
menyebabkan nekrosis hati atau serosis hati. Konsumsi sebanyak 10-15 ppm
sehari dapat menimbulkan muntah dan diare. Berbagai tahap perdarahan indra
fascular dapat terjadi, begitupun nekrosis sel-sel hati dan gagal ginjal. Untuk seng
(Zn), apabila manusia menyerap seng terlalu banyak maka dapat merusak
pankreas dan mengganggu metabolisme protein dan mengakibatkan pengapuran
pembuluh darah.
Dari penelitian Yanti et al. (2016) dikatakan bahwa konduktivitas listrik
air sungai Batang Arau memiliki nilai ratarata pada pagi hari 235,5 S/cm dan
sore hari 468 S/cm nilai ini telah melebihi baku mutu. Sedangkan Menurut
Sitorus (2011) dalam Yanti et al. (2016) nilai konduktivitas listrik yang
diperbolehkan untuk air sungai berkisar 30 S/cm hingga 200 S/cm. Hal ini
menunjukkan bahwa konduktivitas listrik air Sungai Batang Arau sudah melebihi
baku mutu air.
Nilai konduktivitas listrik air Sungai Batang Arau yang lebih besar ketika
sore hari dibandingkan pagi hari ini dikarenakan ketika sore hari banyak bahan
anorgnaik (sukar didegradasi oleh mikroorganisme) berupa ion-ion dari limbah
pabrik, limbah plastik, dan limbah cair dari aktivitas mencuci. Apabila jumlah ion
dalam larutan banyak maka konduktivitas listrik nya semakin besar.
Banyaknya ion di dalam larutan juga dipengaruhi oleh total padatan
terlarut atau TDS di dalamnya. Semakin besar jumlah TDS di dalam larutan maka
kemungkinan jumlah ion dalam larutan juga akan semakin besar, sehingga nilai
konduktivitas listrik juga akan semakin besar. Jadi, terdapat hubungan antara TDS
dengan nilai konduktivitas listrik. Dan apabila air minum yang mengandung kadar
TDS >100 ppm dikonsumsi maka dampaknya akan cepat merusak usus. Usus kita
akan cepat berkerak, dan menjadi kotor akibat limbah logam berat yang terdapat
pada air minum yang kita konsumsi menempel pada dinding usus.
Dari penelitian Yanti et al. (2016) dikatakan bahwa temperatur air sungai
Batang Arau lebih besar dibandingkan temperatur udara, sehingga melebihi baku
mutu. Menurut Herlambang (2006) dalam Yanti et al. (2016) temperatur air
bersih sebaiknya sama dengan suhu udara. Sehingga dari parameter temperatur,
air sungai ini dapat disimpulkan tidak baik.
Temperatur air sungai pada sore hari lebih tinggi dari pada di pagi hari
karena semakin siang temperatur udara semakin meningkat yang disebabkan oleh
intensitas cahaya matahari yang tinggi masuk ke dalam perairan. Temperatur
permukaan air akan seirama dengan perubahan intensitas penyinaran matahari.
Temperatur mempengaruhi konduktivitas listrik, temperatur yang tinggi
menyebabkan pergerakan ion-ion dalam perairan meningkat, sehingga nilai
konduktivitas listrik air sungai pun besar. Seperti penjelasan sebelumnya bahwa
apabila konduktivitas listrik memiliki nilai yang tinggi maka logam berat yang
terlarut akan banyak.
Maka dari itu, melihat banyak dan bahayanya dampak negatif yang
ditimbulkan dari pencemaran air sungai diharapkan masyarakat dapat menjaga
dan melestarikan air sungai dengan penuh kesadaran agar air sungai tersebut tidak
tercemar dan dapat berguna serta bermanfaat bagi seluruh makhluk hidup.
Sebaiknya limbah-limbah industri sebelum dibuang ke sungai atau laut harus
dinetralkan terlebih dahulu sehingga tidak lagi mengandung unsur-unsur yang
mencemari perairan. Untuk itu, setiap industri diwajibkan memiliki unit pengolah
limbah.
DAFTAR PUSTAKA

Yanti, Efi L. dan Afdal. 2016. Profil Pencemaran Air Sungai Batang Arau Daerah
Lubuk Begalung Kota Padang. Jurnal Fisika Unand. Vol 5(2)

Anda mungkin juga menyukai