0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
23 tayangan5 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang pencemaran logam berat tembaga dan seng pada air Sungai Batang Arau di Kota Padang yang mengakibatkan kadar logam berat melebihi baku mutu. Penelitian menunjukkan kadar logam berat dan parameter lain seperti konduktivitas listrik dan suhu air lebih tinggi di sore hari dibanding pagi hari akibat aktivitas penduduk dan limbah pabrik. Hal ini berdampak negatif pada kesehatan manusia
Dokumen tersebut membahas tentang pencemaran logam berat tembaga dan seng pada air Sungai Batang Arau di Kota Padang yang mengakibatkan kadar logam berat melebihi baku mutu. Penelitian menunjukkan kadar logam berat dan parameter lain seperti konduktivitas listrik dan suhu air lebih tinggi di sore hari dibanding pagi hari akibat aktivitas penduduk dan limbah pabrik. Hal ini berdampak negatif pada kesehatan manusia
Dokumen tersebut membahas tentang pencemaran logam berat tembaga dan seng pada air Sungai Batang Arau di Kota Padang yang mengakibatkan kadar logam berat melebihi baku mutu. Penelitian menunjukkan kadar logam berat dan parameter lain seperti konduktivitas listrik dan suhu air lebih tinggi di sore hari dibanding pagi hari akibat aktivitas penduduk dan limbah pabrik. Hal ini berdampak negatif pada kesehatan manusia
Pencemaran Air Sungai Batang Arau Daerah Lubuk Begalung
Kota Padang Sungai Batang Arau adalah salah satu dari beberapa daerah aliran sungai (DAS) di kota Padang dan bersumber dari hulu DAS pada kawasan pegunungan Bukit Barisan di sebelah timur kota Padang. Sungai Batang Arau pada tahun sekitar 70-an hingga awal 90-an airnya bersih. Ikan-ikan pun banyak terdapat di sungai ini seperti ikan gariang, simubua, pareh dan sebagainya. Batang Arau juga dijadikan warga untuk mandi dan buang air. Namun sejak awal tahun 90-an, air Batang Arau mulai kotor dan berbau. Endapan lumpur pun sudah mulai menebal akibat limbah pabrik karet yang mengendap di dasar sungai. Pemanfaatan Sungai Batang Arau cukup beragam diantaranya untuk perikanan, pertanian, industri, perumahan penduduk, daerah rekreasi. Karena itu perairan ini mulai mengalami penurunan kualitas sehingga mengganggu ekosistem dan mempengaruhi kehidupan organisme di dalamnya. Sungai Batang Arau berada di daerah dekat kawasan pabrik karet dan industri Crude Palm Oil (CPO) di bagian tengah, di bagian hulu terdapat arel pertambangan untuk bahan baku semen, dan di bagian hilir terdapat usaha perbengkelan, pasar, dan tempat bersandarnya kapal. Sungai yang berada dekat aktifitas industri dan pemukiman penduduk akan sering tercemar oleh limbah yang pada umumnya mengandung logam berat. Menurut jurnal yang saya baca dari penelitian Yanti et al. (2016) pada air sungai batang Arau tingkat pencemaran sore hari lebih tinggi dibandingkan pagi hari. Apabila ditinjau dari kandungan logam berat Cu dan Zn, konduktivitas listrik dan temperatur, air sungai Batang Arau dapat dikatakan telah tercemar karena nilai parameter-parameter tersebut melebihi standar baku mutu. Pada penelitian Yanti et al. (2016) dikatakan bahwa air Sungai Batang Arau mengandung logam berat Cu dengan ratarata 0,034 mg/l pada pagi dan 0,039 mg/l sore dan logam berat Zn dengan ratarata 0,055 mg/l pada pagi dan 0,062 mg/l pada sore. Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 kandungan logam berat Cu dan Zn yang masih diperbolehkan untuk air sungai yaitu 0,02 mg/l dan 0,05 mg/l. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan logam berat air Sungai Batang Arau sudah melebihi baku mutu air. Pada sore hari aktivitas penduduk seperti mandi, mencuci, dan pembuangan limbah pabrik lebih banyak dilakukan. Dari berbagai aktivitas tersebut menjadi penyebab terdapatnya logam berat di perairan. Kandungan alamiah logam berat dalam lingkungan dapat berubah-ubah, tergantung pada kadar pencemaran oleh ulah manusia atau perubahan alam, seperti erosi. Kandungan logam tersebut dapat meningkat bila limbah perkotaan, pertambangan, pertanian, dan perindustrian yang banyak mengandung logam berat masuk ke lingkungan. Penyebab utama logam berat menjadi bahan pencemar berbahaya adalah karena sifatnya yang tidak dapat dihancurkan (nondegradable) oleh organisme hidup yang ada di lingkungan. Pencemaran logam berat pada lingkungan dapat menyebabkan bahaya kesehatan baik pada manusia, hewan, tumbuhan, dan lingkungan. Efek toksik dari logam berat dapat menghalangi kerja enzim dan mengakibatkan metabolisme tubuh terganggu. Ikan yang hidup dalam habitat seperti sungai akan sulit melarikan diri dari pengaruh pencamaran tersebut. Maka dari itu tubuh ikan akan mudah tercemar oleh unsur-unsur pencemaran dari sungai. Logam berat masuk ke dalam jaringan tubuh makhluk hidup melalui saluran pernafan, pencernaan, dan penetrasi lewat kulit. Pada hewan, logam akan di absorpsi oleh darah, berikatan dengan protein darah lalu didistribusikan ke seluruh jaringan tubuh. Dampak toksisitas logam pada insang, selain sebagai alat pernapasan ikan juga digunakan sebagai alat pengatur tekanan antara air dan dalam tubuh ikan (osmoregulasi). Jaringan tubuh organisme yang cepat terakumulasi logam berat adalah jaringan insang, akibatnya ikan akan mati lemas karena terganggunya proses pertukaran ion-ion dan gas-gas melalui insang). Dampak dari toksisitas logam pada alat pencernaan, terjadi melalui pakan yang terkontaminasi oleh logam. Dampak dari toksisitas logam pada ginjal ikan, ginjal ikan ini berfungsi untuk filtrasi dan mengekskresikan bahan yang biasanya tidak dibutuhkan oleh tubuh, termasuk bahan racun seperti logam berat. Hal ini menyebabkan ginjal sering mengalami kerusakan oleh daya toksik logam. Logam berat dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui rantai makanan, pernafasan maupun air yang terkontaminasi oleh logam berat. Apabila keadaan ini berlangsung dalam jangka waktu lama dan kadar logam berat yang terlarut dalam tubuh manusia cukup tinggi atau melebihi standar baku mutu maka dapat membahayakan kesehatan manusia. Konsentrasi logam pada penelitian tersebut menjadi indikator awal untuk lebih berhati-hati mengkonsumsi ikan Menurut penelitian Yanti et al. (2016), sungai Batang Arau mengandung logam berat Cu dan Zn yang sudah melebihi baku mutu air. Akibat kelebihan Cu secara kronis menyebabkan penumpukan tembaga di dalam hati yang dapat menyebabkan nekrosis hati atau serosis hati. Konsumsi sebanyak 10-15 ppm sehari dapat menimbulkan muntah dan diare. Berbagai tahap perdarahan indra fascular dapat terjadi, begitupun nekrosis sel-sel hati dan gagal ginjal. Untuk seng (Zn), apabila manusia menyerap seng terlalu banyak maka dapat merusak pankreas dan mengganggu metabolisme protein dan mengakibatkan pengapuran pembuluh darah. Dari penelitian Yanti et al. (2016) dikatakan bahwa konduktivitas listrik air sungai Batang Arau memiliki nilai ratarata pada pagi hari 235,5 S/cm dan sore hari 468 S/cm nilai ini telah melebihi baku mutu. Sedangkan Menurut Sitorus (2011) dalam Yanti et al. (2016) nilai konduktivitas listrik yang diperbolehkan untuk air sungai berkisar 30 S/cm hingga 200 S/cm. Hal ini menunjukkan bahwa konduktivitas listrik air Sungai Batang Arau sudah melebihi baku mutu air. Nilai konduktivitas listrik air Sungai Batang Arau yang lebih besar ketika sore hari dibandingkan pagi hari ini dikarenakan ketika sore hari banyak bahan anorgnaik (sukar didegradasi oleh mikroorganisme) berupa ion-ion dari limbah pabrik, limbah plastik, dan limbah cair dari aktivitas mencuci. Apabila jumlah ion dalam larutan banyak maka konduktivitas listrik nya semakin besar. Banyaknya ion di dalam larutan juga dipengaruhi oleh total padatan terlarut atau TDS di dalamnya. Semakin besar jumlah TDS di dalam larutan maka kemungkinan jumlah ion dalam larutan juga akan semakin besar, sehingga nilai konduktivitas listrik juga akan semakin besar. Jadi, terdapat hubungan antara TDS dengan nilai konduktivitas listrik. Dan apabila air minum yang mengandung kadar TDS >100 ppm dikonsumsi maka dampaknya akan cepat merusak usus. Usus kita akan cepat berkerak, dan menjadi kotor akibat limbah logam berat yang terdapat pada air minum yang kita konsumsi menempel pada dinding usus. Dari penelitian Yanti et al. (2016) dikatakan bahwa temperatur air sungai Batang Arau lebih besar dibandingkan temperatur udara, sehingga melebihi baku mutu. Menurut Herlambang (2006) dalam Yanti et al. (2016) temperatur air bersih sebaiknya sama dengan suhu udara. Sehingga dari parameter temperatur, air sungai ini dapat disimpulkan tidak baik. Temperatur air sungai pada sore hari lebih tinggi dari pada di pagi hari karena semakin siang temperatur udara semakin meningkat yang disebabkan oleh intensitas cahaya matahari yang tinggi masuk ke dalam perairan. Temperatur permukaan air akan seirama dengan perubahan intensitas penyinaran matahari. Temperatur mempengaruhi konduktivitas listrik, temperatur yang tinggi menyebabkan pergerakan ion-ion dalam perairan meningkat, sehingga nilai konduktivitas listrik air sungai pun besar. Seperti penjelasan sebelumnya bahwa apabila konduktivitas listrik memiliki nilai yang tinggi maka logam berat yang terlarut akan banyak. Maka dari itu, melihat banyak dan bahayanya dampak negatif yang ditimbulkan dari pencemaran air sungai diharapkan masyarakat dapat menjaga dan melestarikan air sungai dengan penuh kesadaran agar air sungai tersebut tidak tercemar dan dapat berguna serta bermanfaat bagi seluruh makhluk hidup. Sebaiknya limbah-limbah industri sebelum dibuang ke sungai atau laut harus dinetralkan terlebih dahulu sehingga tidak lagi mengandung unsur-unsur yang mencemari perairan. Untuk itu, setiap industri diwajibkan memiliki unit pengolah limbah. DAFTAR PUSTAKA
Yanti, Efi L. dan Afdal. 2016. Profil Pencemaran Air Sungai Batang Arau Daerah Lubuk Begalung Kota Padang. Jurnal Fisika Unand. Vol 5(2)