Anda di halaman 1dari 14

GEJALA

PEMANASAN
GLOBAL
diajukan untuk memenuhi tugas mata
pelajaran Budi Pekerti

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK I
1. Thory Aureliya S
2. Catharina Amelia R
3. Shafira Rahma D
4. Agi Mualim
5. Sulthan Faiz Z
6. Azril Surya A
KELAS : VB

SDN 02 CIPONDOH
KOTA TANGERANG
DAFTAR ISI

Halaman

Daftar isi 1

I Pengertian Pemanasan Global 2

II Penyebab Terjadinya Pemanasan Global

1. Efek Rumah Kaca 3

2. Efek Umpan Balik 4

3. Variasi Matahari 4

III 10 Gejala Pemanasan Global

1. Kebakaran Hutan Besar-besaran 5

2. Situs Purbakala Cepat Rusak 5

3. Ketinggian Gunung Berkurang 6

4. Satelit Bergerak Lebih Cepat 6

5. Hanya yang Terkuat yang Bertahan 7

6. Pelelehan Besar-besaran 7

7. Keganjilan di Daerah Kutub 7

8. Mekarnya Tumbuhan di Kutub Utara 8

9. Habitat Mahluk Hidup Pindah ke Dataran Lebih Tinggi 8

10. Peningkatan Kasus Alergi 8

IV Dampak Pemanasan Global di Indonesia 10

V Pengendalian Pemanasan Global 12

Daftar Pustaka 1

1
I. PENGERTIAN PEMANASAN GLOBAL
Data-data yang ada menunjukkan planet bumi terus mengalami peningkatan suhu

yang mengkhawatirkan dari tahun ke tahun. Selain makin panasnya cuaca, makin bencana

alam dan fenomena-fenomena alam yang cenderung semakin tidak terkendali belakangan

ini. Mulai dari banjir, puting beliung, semburan gas, hingga curah hujan yang tidak menentu

dari tahun ke tahun. Hal ini terkait langsung dengan isu global yang belakangan ini makin

marak dibicarakan oleh masyarakat dunia yaitu Global Warming (Pemanasan Global).

Apakah pemanasan global itu?

Pemanasan global adalah meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi sebagai

akibat meningkatnya jumlah emisi Gas Rumah Kaca diatmosfer. Menurut Budianto dalam

Rajaguguk, E dan Ridwan K perubahan iklim global sebagai peristiwa naiknya intensitas efek

rumah kaca yang terjadi karena adanya gas dalam atmosfer yang menyerap sinar panas

yaitu sinar infra merah yang dipancarkan oleh bumi.

Kementerian Lingkungan Hidup mendefinisikan perubahan iklim adalah berubahnya

kondisi fisik atmosfer bumi antara lain suhu dan distribusi curah hujan yang membawa

dampak luas terhadap berbagai sector kehidupan manusia.Perubahan fisik ini tidak terjadi

hanya sesaat tetapi dalam kurun waktu yang panjang.

Sedangkan LAPAN mendefinisikan perubahan iklim adalah perubahan rata-rata

salah satu atau lebih elemen cuaca pada suatu daerah tertentu. Sedangkan istilah

perubahan iklim skala global adalah perubahan iklim dengan acuan wilayah Bumi secara

keseluruhan.

Definisi yang umumnya diterima adalah berdasarkan pasal 1 Konvensi PBB

mengenai Perubahan Iklim yang menyatakan :

Climate change means a change of climate which is attributed directly or inderictly

to human activities that alters the composition of the global atmosphere and which

is in ad

dition to natural climate variability observed over comparable time periods.

Atau diterjemahkan :

Perubahan iklim ialah berubahnya iklim yang diakibatkan langsung atau tidak

langsung oleh aktivitas manusia yang menyebabkan perubahan komposisi atmosfer

secara global dan selain itu juga berupa perubahan variabilitas iklim alamiah yang

teramati pada kurun waktu yang dapat dibandingkan.


2
II. PENYEBAB TERJADINYA PEMANASAN GLOBAL

Pemanasan global yang akhir-akhir ini sering terjadi menimbulkan dampak yang luar

biasa terhadap kehidupan manusia, beberapa hal yang menyebabkan terjadinya pemanasan

global adalah sebagai berikut:

1. EFEK RUMAH KACA

Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi

tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini

tiba permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi.

Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya.

Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar.

Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah

gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, sulfur dioksida dan metana yang

menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali

radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di

permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata

tahunan bumi terus meningkat.

3
2. EFEK UMPAN BALIK

Anasir penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan balik yang

dihasilkannya. Sebagai contoh pada penguapan air. Pada kasus pemanasan akibat

bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada awalnya akan

menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri

merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air

di udara sampai tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca

yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. (Walaupun

umpan balik ini meningkatkan kandungan air absolut di udara, kelembaban relatif udara

hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara menjadi menghangat).Umpan balik

ini hanya berdampak secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang panjang di

atmosfer.

3. VARIASI MATAHARI

Terdapat hipotesa yang menyatakan bahwa variasi dari Matahari, dengan kemungkinan

diperkuat oleh umpan balik dari awan, dapat memberi kontribusi dalam pemanasan saat ini.

Perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek rumah kaca adalah

meningkatnya aktivitas Matahari akan memanaskan stratosfer sebaliknya efek rumah kaca

akan mendinginkan stratosfer. Pendinginan stratosfer bagian bawah paling tidak telah

diamati sejak tahun 1960.

4
III. 10 GEJALA PEMANASAN GLOBAL
Pemanasan global merupakan ancaman paling nyata dan mengerikan bagi umat

manusia abad ini. Sebab, itu menyangkut masa depan manusia di bumi.

Terdapat catatan tentang 10 gejala besar sebagai pertanda bahwa ancaman pemanasan

global memang sedang mengintai masa depan bumi. 10 gejala yang dilaporkan dalam

www.livescience.com, yaitu:

1. Kebakaran hutan besar-besaran

Bencana ini bukan hanya terjadi di Indonesia, namun sejumlah hutan di Amerika Serikat

juga ikut terbakar ludes. Ilmuwan mengaitkan kebakaran yang merajalela ini dengan

temperatur yang kian panas dan salju yang meleleh lebih cepat. Musim semi datang lebih

awal sehingga salju meleleh lebih awal juga. Area hutan lebih kering dari biasanya dan lebih

mudah terbakar.

2. Situs purbakala cepat rusak

Akibat alam yang tak bersahabat, sejumlah kuil, situs bersejarah, candi dan artefak lain

lebih cepat rusak dibandingkan beberapa waktu silam. Suhu yang ekstrim dan pasang laut

dinilai sebagai penyebabnya. Tercatat bahwa situs bersejarah berusia 600 tahun di Thailand,

Sukhotai, sudah rusak belum lama ini.

5
3. Ketinggian gunung berkurang

Pegunungan Alpen mengalami penyusutan ketinggian yang diakibatkan melelehnya es di

puncaknya. Selama ratusan tahun, bobot lapisan es telah mendorong permukaan bumi

akibat tekanannya.

4. Satelit bergerak lebih cepat

Emisi karbondioksida membuat planet lebih cepat panas, bahkan berimbas ke ruang

angkasa. Udara di bagian terluar atmosfer sangat tipis, sedangkan jumah karbondioksida

terus bertambah. Maka, molekul di atmosfer bagian atas pun menyatu lebih lambat dan

cenderung memancarkan energi, dan mendinginkan udara sekitarnya. Makin banyak

karbondioksida di atas sana, maka atmosfer menciptakan lebih banyak dorongan, dan satelit

bergerak lebih cepat.

6
5. Hanya yang terkuat yang bertahan

Akibat musim yang kian tak menentu, maka hanya mahluk hidup yang kuatlah yang bisa

bertahan hidup. Mereka yang bergerak lambat akan kehilangan makanan, sementar mereka

yang lebih tangkas akan bisa bertahan hidup. Ini berlaku bagi semua makhluk hidup,

termasuk manusia.

6. Pelelehan besar-besaran

Bukan hanya temperatur planet yang memicu pelelehan gunung es, tapi juga semua

lapisan tanah yang selama ini membeku. Pelelehan ini memicu dasar tanah mengkerut tak

menentu sehingga menimbulkan lubang-lubang dan merusak struktur seperti jalur kereta api,

jalan raya dan rumah-rumah. Imbas dari ketidakstabilan ini pada dataran tinggi seperti

pegunungan yakni bisa menyebabkan keruntuhan batuan.

7. Keganjilan di daerah kutub

Hilangnya 125 danau di Kutub Utara beberapa dekade silam membuktikan bahwa

pemanasan global terjadi lebih cepat di daerah kutub. Riset di sekitar sumber air yang hilang

memperlihatkan kemungkinan mencairnya bagian beku dasar bumi.

7
8. Mekarnya tumbuhan di Kutub Utara

Saat pelelehan Kutub Utara memicu problem pada tanaman dan hewan di dataran yang

lebih rendah, tercipta pula situasi yang sama dengan saat matahari terbenam pada biota

Kutub Utara. Tanaman di sana yang dulu terperangkap dalam es kini tidak lagi dan mulai

tumbuh. Ilmuwan menemukan terjadinya peningkatan pembentukan fotosintesis di sejumlah

tanah sekitar dibanding dengan tanah di era purba.

9. Habitat makhluk hidup pindah ke dataran lebih tinggi

Sejak awal dekade 1900-an, harus mendaki lebih tinggi demi menemukan tupai, berang-

berang atau tikus hutan. Ilmuwan menemukan bahwa hewan-hewan ini telah pindah ke

dataran lebih tinggi akibat pemanasan global. Perpindahan habitat ini mengancam habitat

beruang kutub juga, sebab es tempat dimana mereka tinggal juga mencair.

10. Peningkatan kasus alergi

Sering terjadinya serangan bersin-bersin dan gatal di mata saat musim semi, maka itu

gejala nyata pemanasan global. Beberapa dekade terakhir kasus alergi dan asma di

kalangan orang Amerika mengalami peningkatan. Studi para ilmuwan memperlihatkan

8
bahwa tingginya level karbondioksida dan temperatur belakangan ini adalah penyebabnya.

Kondisi tersebut juga membuat tanaman mekar lebih awal dan memproduksi lebih banyak

serbuk sari.

9
IV. DAMPAK PEMANASAN GLOBAL DI INDONESIA

Sebagai sebuah fenomena global, dampak pemanasan global dirasakan oleh

seluruh umat manusia di dunia, termasuk Indonesia. Posisi Indonesia sebagai negara

kepulauan, menempatkan Indonesia dalam kondisi yang rentan menghadapi terjadinya

pemanasan global. Sebagai akibat terjadinya pemanasan global, Indonesia akan

menghadapi peristiwa :

Pertama, Kenaikan temperatur global, menyebabkan mencairnya es di kutub utara dan

selatan, sehingga mengakibatkan terjadinya pemuaian massa air laut, dan kenaikan

permukaan air laut. Hal ini akan menurunkan produksi tambak ikan dan udang, serta

terjadinya pemutihan terumbu karang (coral bleaching), dan punahnya berbagai jenis ikan.

Selain itu, naiknya permukaan air laut akan mengakibatkan pulau-pulau kecil dan daerah

landai di Indonesia akan hilang. Ancaman lain yang dihadapi masyarakat yaitu memburuknya

kualitas air tanah, sebagai akibat dari masuknya atau merembesnya air laut, serta

infrastruktur perkotaan yang mengalami kerusakan, sebagai akibat tergenang oleh air laut.

Kedua, Pergeseran musim sebagai akibat dari adanya perubahan pola curah hujan.

Perubahan iklim mengakibatkan intensitas hujan yang tinggi pada periode yang singkat serta

musim kemarau yang panjang. Di beberapa tempat terjadi peningkatan curah hujan sehingga

meningkatkan peluang terjadinya banjir dan tanah longsor, sementara di tempat lain terjadi

penurunan curah hujan yang berpotensi menimbulkan kekeringan. Sebagian besar Daerah

Aliran Sungai (DAS) akan terjadi perbedaan tingkat air pasang dan surut yang makin tajam.

Hal ini mengakibatkan meningkatnya kekerapan terjadinya banjir atau kekeringan. Kondisi ini

akan semakin parah apabila daya tampung badan sungai atau waduk tidak terpelihara akibat

erosi.

Kedua peristiwa tersebut akan menimbulkan dampak pada beberapa sektor, yaitu :

Kehutanan

Terjadinya pergantian beberapa spesies flora dan fauna. Kenaikan suhu akan menjadi faktor

penyeleksi alam, dimana spesies yang mampu beradaptasi akan bertahan dan, bahkan

kemungkinan akan berkembang biak dengan pesat. Sedangkan spesies yang tidak mampu

10
beradaptasi, akan mengalami kepunahan. Adanya kebakaran hutan yang terjadi merupakan

akibat dari peningkatan suhu di sekitar hutan, sehingga menyebabkan rumput-rumput dan

ranting yang mengering mudah terbakar. Selain itu, kebakaran hutan menyebabkan

punahnya berbagai keanekaragaman hayati.

Perikanan

Peningkatan suhu air laut mengakibatkan terjadinya pemutihan terumbu karang, dan

selanjutnya matinya terumbu karang, sebagai habitat bagi berbagai jenis ikan. Suhu air laut

yang meningkat juga memicu terjadinya migrasi ikan yang sensitif terhadap perubahan suhu

secara besar-besaran menuju ke daerah yang lebih dingin. Peristiwa matinya terumbu

karang dan migrasi ikan, secara ekonomis, merugikan nelayan karena menurunkan hasil

tangkapan mereka.

Pertanian

Pada umumnya, semua bentuk sistem pertanian sensitif terhadap perubahan iklim.

Perubahan iklim berakibat pada pergeseran musim dan perubahan pola curah hujan. Hal

tersebut berdampak pada pola pertanian, misalnya keterlambatan musim tanam atau panen,

kegagalan penanaman, atau panen karena banjir, tanah longsor dan kekeringan. Sehingga

akan terjadi penurunan produksi pangan di Indonesia. Singkatnya, perubahan iklim akan

mempengaruhi ketahanan pangan nasional.

Kesehatan

Dampak pemanasan global pada sektor ini yaitu meningkatkan frekuensi penyakit tropis,

misalnya penyakit yang ditularkan oleh nyamuk (malaria dan demam berdarah),

mewabahnya diare, penyakit kencing tikus atau leptospirasis dan penyakit kulit. Kenaikan

suhu udara akan menyebabkan masa inkubasi nyamuk semakin pendek sehingga nyamuk

makin cepat untuk berkembangbiak. Bencana banjir yang melanda akan menyebabkan

terkontaminasinya persediaan air bersih sehingga menimbulkan wabah penyakit diare dan

penyakit leptospirosis pada masa pasca banjir. Sementara itu, kemarau panjang akan

mengakibatkan krisis air bersih sehingga berdampak timbulnya penyakit diare dan penyakit

kulit. Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) juga menjadi ancaman seiring dengan

terjadinya kebakaran hutan.

11
V. PENGENDALIAN PEMANASAN GLOBAL

Konsumsi total bahan bakar fosil di dunia meningkat sebesar 1 persen per-tahun.

Langkah-langkah yang dilakukan atau yang sedang diskusikan saat ini tidak ada yang dapat

mencegah pemanasan global di masa depan. Tantangan yang ada saat ini adalah mengatasi

efek yang timbul sambil melakukan langkah-langkah untuk mencegah semakin berubahnya

iklim di masa depan.

Kerusakan yang parah dapat di atasi dengan berbagai cara. Daerah pantai dapat

dilindungi dengan dinding dan penghalang untuk mencegah masuknya air laut. Cara lainnya,

pemerintah dapat membantu populasi di pantai untuk pindah ke daerah yang lebih tinggi.

Beberapa negara, seperti Amerika Serikat, dapat menyelamatkan tumbuhan dan hewan

dengan tetap menjaga koridor (jalur) habitatnya, mengosongkan tanah yang belum dibangun

dari selatan ke utara. Spesies-spesies dapat secara perlahan-lahan berpindah sepanjang

koridor ini untuk menuju ke habitat yang lebih dingin.

Cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbon dioksida di udara adalah

dengan memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi. Pohon, terutama

yang muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap karbon dioksida yang sangat banyak,

memecahnya melalui fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam kayunya. Di seluruh dunia,

tingkat perambahan hutan telah mencapai level yang mengkhawatirkan. Di banyak area,

tanaman yang tumbuh kembali sedikit sekali karena tanah kehilangan kesuburannya ketika

diubah untuk kegunaan yang lain, seperti untuk lahan pertanian atau pembangunan rumah

tinggal. Langkah untuk mengatasi hal ini adalah dengan penghutanan kembali yang berperan

dalam mengurangi semakin bertambahnya gas rumah kaca.

Selain itu, kerjasama internasional diperlukan untuk mensukseskan pengurangan

gas-gas rumah kaca.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Budianto, AI. 2001. Pengaruh Perubahan Iklim Global Terhadap Negara Kepulauan

Indonesia, dalam Rajagukguk, E dan Ridwan K, Jakarta.

2. LAPAN, 2003. Landasan Ilmiah Perubahan Iklim, Bandung.

3. KLH. 1992. Dampak Perubahan Iklim, Kantor Menteri Negara Lingkungan

Hidup,Jakarta.

4. http://www.alpensteel.com

5. http://www.livescience.com

6. http://www.wikipedia.com

13

Anda mungkin juga menyukai