Prinsip dasar etika harus dibersamakan dengan prinsip-prinsip lainnya tetapi
pada beberapa kondisi berbeda, satu prinsip menjadi lebih penting dan sah untuk digunakan dengan mengorbankan prinsip yang lain. Keadaan ini disebut dengan prima facie.
Berikut landasan dalam pengambilan keputusan sesuai dengan skenario:
KODEKGI pasal 10 ayat 1 dan 2
Pasal 10
Dokter Gigi Indonesia wajib menghormati hak pasien untuk
menentukan pilihan perawatan dan rahasianya.
Ayat 1
Dokter Gigi di Indonesia wajib menyampaikan informasi
mengenai rencana perawatan dan pengobatan beserta alternatif yang sesuai dan memperoleh persetujuan pasien dalam mengambil keputusan.
Ayat 2
Dokter Gigi Indonesia wajib menghormati hak pasien bila
menolak perawatan dan pengobatan yang diusulkan dan dapat mempersilahkan pasien untuk mencari pendapat dari profesional lain (second opinion).
UU No.29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran pasal 44 ayat 1
Dokter atau Dokter Gigi dalam menyelenggarakan praktik
kedokteran wajib mengikuti standar pelayanan kedokteran atau kedokteran gigi
Permenkes No.028/MenKes/PER/1/2011 pasal 25 (f)
Menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar
profesi dan etika serta peraturan perundang-undangan. Jadi, dokter gigi tidak melakukan perawatan sesuai permintaan pasien dan dokter gigi mengusulkan dan mempersilahkan pasien untuk mencari pendapat dari profesional lain (second opinion). Sumber: Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan dan Undang- undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran. Jakarta: Transmedia Pustaka Visimedia. 2007. Budi S, Zulhasmar S, Tjetjep DS. Bioetik dan Hukum kedokteran. Ed 1. Jakarta : Pustaka Dwipar; 2005.