Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH


(Studi kasus Pada Dinas Pendapatan, Pengelolahan Keuangan dan Aset Kabupaten
Malang)

Proposal

Diajukan sebagai salah satu syarat


untuk lulus mata kuliah metodologi penelitian kuantitatif
dan sebagai syarat untuk mengikuti ujian proposal

Disusun oleh :

Haviz Kurniawan (14520028)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

MALANG
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Untuk menuju pemerintah dengan tata kekola yang baik ( good governance ). Maka
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah harus mempunyai weweang, salah satu
wewenang yang dimiliki adalah dengan mengelola keuangan daerah sendiri. Serta
mengunakannya sesuai yang di butuhkan daerah tersebut. Wewenang tersebut didasari oleh
sistem akuntasi pemerintah yang merupakan rangkaian dari akuntasi pemerintah yang
disusun oleh Mentri Keuangan di tingkat pemerintahan pusat dan Gubernur / Walikota di
tingkat pemerintah daerah. Sistem pererintahan mengacu pada satu yaitu Standar Akuntansi
Pemerintah.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 Pasal


1 Ayat (3) tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, Standar Akuntansi Pemerintahan
(SAP) adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan
laporan keuangan Pemerintah dalam bentuk Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan
(PSAP), serta disusun dengan mengacu kepada Kerangka Konseptual Akuntansi
Pemerintahan.

Standar Akuntansi Pemerintah pada nomor 71 tahun 2010 menerapkan 2 pilihan


basis yaitu berbasis Akrual dan berbasis Kas Menuju Akrual. Standar Akuntansi
Pemerintah (SAP) berbasis Akrual adalah Standar Akuntansi Pemerintahan yang
mengakui pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis
akrual, serta mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan
anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam APBN/APBD. Dan Standar Akuntansi
Pemerintah (SAP) bebasis Kas Menuju Akrual adalah Standar Akuntansi yang mengakui
pendapatan, belanja, dan pembiayaan berbasis kas, serta mengakui aset, utang, dan ekuitas
dana berbasis akrual.

Di Malang sendiri pun sudah menggunakan Standar Akutansi Pemerintah berbasis


Akrual,sehingga saya ingin menggetahui apakah dinas pendapatan malang sudah
menggunakan Standar Akuntansi Pemerintahan dengan baik sesuai dengan peraturan
nomor 71 tahun 2010.

Maka berdasarkan uraian tersebut penulis berkeinginan untuk meneliti lebih lanjut
tentang pelaporan keuangan yang didasarkan pada Standar Akuntansi Pemerintahan
sehingga mengambil judul proposal: Pengaruh Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Malang.
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah apa pengaruh standar akuntansi pemerintah (SAP)
terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah Pada Dinas Pendapatan Pengelolaan
Keuangan Dan Aset Kabupaten Malang.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis apa pengaruh
penerapan standar akuntansi pemerintah (SAP) terhadap kualitas laporan keuangan
pemerintah Pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten
Malang.

1.4. Manfaat Penelitian


1.4.1. Bagi pemerintah, dapat memberikan masukan khususnya Pemerintah Kota Malang
tentang pentingnya menyajikan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi
pemerintah yang berlaku.
1.4.2. Bagi mahasiswa, dapat menambah pengetahuan serta kemampuan menganalisis
pengaruh penerapan standar akuntansi pemerintah terhadap penyajian laporan
keuangan.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu


1. Toni Irwana (2010), Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan
Indonesia Bandung dengan judul Pengaruh Efektifitas Penerapan Standar
Akuntansi Pemerintahan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan, penelitian pada
Pemerintah Kabupaten/ Kota di Wilayah Priangan Jawa Barat. Hasil penelitiannya
adalah bahwa efektivitas penerapan standar akuntansi pemerintahan berpengaruh
positif terhadap kualitas laporan keuangan.

2. Binsar Sihombing (2011), Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas


Pendidikan Indonesia Bandung dengan judul Pengaruh Penerapan
Standar.

3. Asri Rahmawati (2010), Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi dengan


judul Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kualitas Informasi Laporan
Keuangan Daerah, sensus pada Dinas-Dinas Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya.
Hasil penelitiannya adalah bahwa sistem informasi akuntansi berpengaruh
signifikan terhadap kualitas informasi laporan keuangan daerah.

4. Irvan Permana (2011), Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia


Bandung dengan judul Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan
Terhadap Kualitas Laporan Keuangan dan Implikasinya Pada Akuntabilitas,
survei pada Dinas Kota Bandung. Hasil penelitiannya adalah bahwa penerapan
standar akuntansi pemerintahan berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan
keuangan pemerintah daerah dan implikasinya pada akuntabilitas.

5. Azlim, Darwanis, Usman Abu Bakar (2012), Jurnal Akutansi Pascasarjana


Universitas Syiah Kuala Banda Aceh dengan judul Pengaruh Penerapan Good
Governance dan Standar Akuntansi Pemerintahan Terhadap Kualitas Informasi
Keuangan, survei SKPD di Kota Banda Aceh. Hasil penelitiannya adalah bahwa
penerapan Good Governance dan standar akuntansi pemerintahan berpengaruh
terhadap kualitas informasi keuangan.
2.2 Kajian Teori

Akuntansi Pemerintah

Akuntansi Pemerintahan di beberapa sumber disebut dengan akuntansi sektor publik.


Secara organisasi akuntansi , domain publik antara lain meliputi pemerintah, BUMN/BUMD,
universitas, yayasan dan organisasi nirlaba lainnya.

Indra Bastian (2006:15) Mendefinisikan Akuntansi Sektor Publik sebagai mekanisme teknik
dan analisis akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat di lembaga lembaga
tinggi negara dan departemen-departemen di bawahnya, pemerintah daerah, BUMN, BUMD,
LSM dan yayasan sosial, maupun pada proyek-proyek kerjasama sektor public.

Menurut Baldric dan Boni Siregar (2001:9), terdapat dua jenis batasan hukum dan administrasi
yang ditekankan pada proses akuntansi dan pelaporan keuangan organisasi pemerintah, yaitu:

1. Penggunaan Dana.

Dana dalam akuntansi pemerintahan bukan merupakan jumlah aktiva yang disisihkan
untuk tujuan tertentu, melainkan merupakan suatu kesatuan akuntansi dan fiskan yang
memiliki seperangkat akun yang berimbang sendiri untuk mencatat kas dansumber keuangan
lain. Bersama-sama dengan utang dan saldo ekuitas, serta perubahan-perubahan yang terjadi
untuk mencapai tujuan tertentu sesuai dengan peraturan perundangan dan batasan-batasan
lainnya.

2. Peran Anggaran.

Anggaran pada akuntansi pemerintah ditujukan untuk perencanaan dan pengawasan


aktivitas yang dilakukan. Satu hal yang membedakananggaran dalam organisasi pemerintah
dengan organisasi komerisal adalah terletak pada perencanaanya.

Abdul Halim (2007:35)menyatakan bahwa akuntansi pemerintahan mempunyai beberapa


tujuan yaitu:

1. Pertanggungjawaban (accountability and stewardship)

Tujuan pertanggungjawaban adalah memberikan informasi keuangan yang lengkap,


cermat, dalam bentuk dan waktu yang tepat yang berguna bagi pihak yang bertanggungjawab
terhadap operasi unit-unit pemerintahan. Lebih lanjut tujuan pertanggung jawaban ini
mewajibkan setiap orang atau badan yang mengelola keuangan negara memberikan
pertanggungjawaban atau perhitungan.

2. Manajerial

Tujuan manajerial berarti bahwa akuntansi pemerintahharus menyediakan informasi


keuanga yang diperlukan untuk perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan,
pengendalian anggaran, perumusan kebijakan, pengambilan keputusan dan penilaian
kinerjapemerintah.

3. Pengawasan

Tujuan pengawasan memiliki arti bahwa akuntansi pemerintah harus memungkinkan


terselenggarakan pemeriksaan oleh apparat pengawasan fungsional secara efektif dan efisien.

Standar Akuntansi Pemerintahan

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan


dalam menyusun dan menyajikan Laporan Keuangan Pemerintah, yang terdiri atas Laporan
Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD),
dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan akuntansi pemerintahan, serta
peningkatan kualitas LKPP dan LKPD. SAP dinyatakan dalam bentuk Pernyataan Standar
Akuntansi Pemerintahan (PSAP), yaitu SAP yang diberi judul, nomor, dan tanggal efektif.
Selain itu, SAP juga dilengkapi dengan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan.

Pemerintah menerapkan SAP Berbasis Akrual, yaitu SAP yang mengakui pendapatan,
beban, aset, utang, dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis akrual, serta mengakui
pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan
basis yang ditetapkan dalam APBN/APBD. SAP Berbasis Akrual tersebut dinyatakan dalam
bentuk PSAP dan dilengkapi dengan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan. PSAP
dan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan dalam rangka SAP Berbasis Akrual
dimaksud tercantum dalam Lampiran I Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.

Penyusunan SAP Berbasis Akrual dilakukan oleh KSAP melalui proses baku
penyusunan (due process). Proses baku penyusunan SAP tersebut merupakan
pertanggungjawaban profesional KSAP yang secara lengkap terdapat dalam Lampiran III
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010. Yang membedakan antara Laporan Keuangan
Perusahaan dengan Laporan Keuangan Pemerintahan adalah terletak pada jenis bidang usaha
yaitu pelayanan publik serta nomor rekening perkiraan yang digunakan.

Penerapan SAP Berbasis Akrual dilaksanakan secara bertahap dari penerapan SAP
Berbasis Kas Menuju Akrual menjadi penerapan SAP Berbasis Akrual. SAP Berbasis Kas
Menuju Akrual yaitu SAP yang mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan berbasis kas,
serta mengakui aset, utang, dan ekuitas dana berbasis akrual. Ketentuan lebih lanjut mengenai
penerapan SAP Berbasis Akrual secara bertahap pada pemerintah pusat diatur dengan
Peraturan Menteri Keuangan. Ketentuan lebih lanjut mengenai penerapan SAP Berbasis
Akrual secara bertahap pada pemerintah daerah diatur dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri. Penerapan SAP Berbasis Akrual secara bertahap dilakukan dengan memperhatikan
urutan persiapan dan ruang lingkup laporan.

SAP Berbasis Kas Menuju Akrual dinyatakan dalam bentuk PSAP dan dilengkapi
dengan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan. PSAP dan Kerangka Konseptual
Akuntansi Pemerintahan dalam rangka SAP Berbasis Kas Menuju Akrual tercantum dalam
Lampiran II Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.

Sebelumnya, SAP Berbasis Kas Menuju Akrual digunakan dalam SAP


berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005. Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2003menyatakan bahwa selama pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis
akrual belum dilaksanakan, digunakan pengakuan dan pengukuran berbasis kas. Pengakuan
dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual menurut Pasal 36 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 17 Tahun 2003 dilaksanakan paling lambat lima tahun. Karena itu, Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 digantikan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
2010.

Hubungan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Akuntabilitas Laporan


Keuangan Daerah.

Akuntansi adalah suatu sistem. Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri atas subsistem-
subsistem atau kesatuan yang lebih kecil, yang berhubungan satu sama lain dan mempunyai
tujuan tertentu. Suatu sistem mengolah input (masukan) menjadi output (keluaran). Input
sistem akuntansi adalah bukti-bukti transaksi dalam bentuk dokumen atau formulir. Outputnya
adalah laporan keuangan.
Akuntabilitas merupakan pertanggungjawaban mengenai integritas keuangan,
pengungkapan, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Sasaran
pertanggungjawaban ini adalah laporan keuangan yang disajikan dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku yang mencakup penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran uang oleh
instansi pemerintah.

Menurut Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2001 menyebutkan bahwa : Penerapan


sistem akuntansi keuangan daerah merupakan keharusan bagi pemerintah daerah, karena dapat
membantu pemerintah daerah dalam membangun sistem keuangan daerah yang lebih
transparan dan akuntabel kepada publik.

2.3 Kerangka Konseptual

Bagaimana pemerintah malang mengelola pemerintahan mereka dengan laporan


keuangan pemerintah daerah yang sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah berbasis
Akrual di malang ini apakah sudah sesuai dalam peraturan nomor 71 tahun 2010.
BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan


pendekatan deskriptif. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau
sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono,
2014:13).

3.2. Lokasi Penelitian

Penetapan lokasi penelitian sangat penting dalam rangka mempertanggungjawabkan


data yang diperoleh. Penelitian ini dilakukan pada Dinas Pendapatan, Pengelolahan Keuangan
dan Aset Kabupaten Malang.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi
Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu ruang lingkup
dan waktu yang telah ditentukan (Zuriah, 2009:116). Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh pegawai Dinas Pendapatan, Pengelolahan Keuangan dan Aset Kabupaten Malang.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
(Sugiyono, 2013). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling
yaitu memilih 25% dari jumlah pegawai Dinas Pendapatan, Pengelolahan Keuangan dan Aset
Kabupaten Malang bidang akuntansi .

3.4. Sumber dan Jenis Data

3.4.1 Sumber Data

Menurut Suharsimi Arikunto (2010), yang dimaksud sumber data dalam penelitian
adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau
wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang
yang merespon atau menjawab pertanyaanpertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis
maupun lisan. Jadi sumber data dalam penelitian ini adalah 25% dari jumlah pegawai Dinas
Pendapatan, Pengelolahan Keuangan dan Aset Kabupaten Malang bidang akuntansi .

3.4.2 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer yaitu
data yang diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti, baik dari objek individual
(responden) maupun dari suatu instansi yang dengan sengaja melakukan pengumpulan data
dari instansi-instansi atau badan lainnya untuk keperluan penelitian dari pengguna (Andi
Supangat, 2010:2). Data primer penelitian ini adalah isi dari kuesioner yang diisi oleh 25% dari
jumlah pegawai Dinas Pendapatan, Pengelolahan Keuangan dan Aset Kabupaten Malang
bidang akuntansi.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu:
1. Penelitian Lapangan
Penelitian Lapangan, teknik ini dilakukan untuk memperoleh data primer. Data
Primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti, baik dari
objek individual (responden) maupun dari suatu instansi yang dengan sengaja
melakukan pengumpulan data dari instansi-instansi atau badan lainnya untuk
keperluan penelitian dari pengguna (Andi Supangat, 2010:2). Data primer diperoleh
dengan kuesioner.
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Pengumpulan data dilakukan dengan membaca literatur-literatur, bukubuku
mengenai teori permasalahan yang diteliti dan menggunakan media internet sebagai
media pendukung dalam penelusuran informasi tambahan mengenai teori maupun
data-data yang diperlukan dalam penelitian ini.

3.6. Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Independen
Variabel independen (bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2012:59).
Dalam penelitian ini, variabel indenpenden yaitu Standar Akuntansi Pemerintahan.
2. Variabel Dependen
Variabel dependen (terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2012:59). Dalam penelitian ini,
variabel dependen yaitu Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.

3.7. Teknik Analisis Data

1. Uji validitas dan reliabilitas.


Uji validitas dilakukan untuk mengukur pertanyaan atau persyaratan yang ada
dalam kuesioner atau pernyataan dianggap valid jika pernyataan tersebut mampu
mengungkap apa yang ingin diukur. Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur (Sugiono, 2009: 63). Uji
validitas dimaksudkan untuk menilai sejauh mana suatu alat ukur diyakini dapat
dipakai sebagai alat untuk mengukur item-item pertanyaan/ pernyataan kuesioner
dalam penelitian. Teknik yang digunakan untuk mengukur validitas pertanyaan/
pernyataan kuesioner adalah Korelasi Product Moment dari Karl Pearson. dengan
ketentuan: jika r hitung lebih besar dari r tabel, maka skor butir pertanyaan/
pernyatan kuesioner valid tetapi sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel,
maka skor butir pertanyaan/pernyataan kuesioner tidak valid.
Uji reabilitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah alat pengumpulan data pada
dasarnya menunjukan tingkat ketepatan, kestabilan, atau konsisten alat tersebut
dalam mngungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu, walaupun
dilakukan terhadap pernyataan-pernyataan yang sudah valid, untuk mengetahui
sejauh mana hsil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran kembali
terhadap gejala yang sama. Uji reabilitasi dimaksudkan untuk menguji konsistensi
kuesioner dalam mengukur satu kontrak yang sama atau stabilitas instrument
penelitian ini di uji dengan menggunakan keofisien cronbachs alpha. Jika nilai
koefisien alpha sama dengan atau lebih besar dari 0,6 maka disimpulkan maka
penelitan tersebut handal atau realiabel. Setelah itu dilakukan tranformasi data
ordinal ke interval.
2. Uji regresi linear sederhana
Langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan uji normalitas data untuk kedua
variabel untuk mengetahui tes yang instrumen yang digunakan apakah berdistribusi
normal atau tidak. Kemudian dalam uji hipotesis penelitian, peneliti menggunakan
rumus regresi dan korelasi. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data regresi
linear sederhana.
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
terikat (dependen) dan variabel bebas (independen) memiliki distribusi normal.
Modal regresi yang baik adalah jika distribusi data normal atau mendekati normal.
Untuk menguji apakah data terdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan
analisis grafik dan uji statistik. Analisis grafik merupakan cara yang mudah untuk
mendeteksi normalitas yaitu dengan melihat penyebaran dta (titik) pada sumbu
diagonal dari grafik norma probability plot.
a. Jika ada data menyebar disekitar garis diagonal, maka model regresi memenuhi
asumsi normalitas.
b. Jika ada data menyebar jauh dari diagonal, maka model regresi tidak memenuhi
asumsi normalitas.
3. Uji statistik non-parametrik Kolmograv-Smimov (K-S)

Untuk melengkapi hasil analisis grafik normal probability plot digunakan uji
statistik non-parametrik Kolmograv-Smimov (K-S). Pada uji statistik one sample
Kolmograv-Smimov dapat dilihat probabilitas signifikan terhadap variabel. jika
probabilitas signifikan diatas 0.05, maka variabel tersebut terdistribusi secara
normal (Ghozali, 2006).

Anda mungkin juga menyukai