Multiple Mieloma
Multiple Mieloma
MULTIPLE MIELOMA
1. Konsep Penyakit
1.1 Definisi
Myeloma multiple adalah penyakit klonal yang ditandai dengan poliferasi
salah satu jenis limfosit B, dan sel-sel plasma yang berasal dari limfosit
tersebut.Sel-sel ini menyebar melalui sirkulasi dan mengendap terutama di
tulang, menyebabkan tulang mengalami kerusakan, inflamasi, dan nyeri.
Antibody yang dihasilkan oleh sel-sel plasma tersebut biasanya adalah
IgG atau IgA klonal. Fragmen-fragmen monoclonal dari antibody tersebut
dapat ditemukan di urin pasien yang sakit. Fragmen-fragmen ini disebut
protein Bence Jones. Penyebab myeloma multiple tidak diketahui, tetapi
factor resiko yang dipercaya antara lain pajanan okupasional terhadap
materi dan gas tertentu, radiasi pengion, dan kemungkinan alergi obat
multiple. Angka keselamatan hidup biasanya rendah, meskipun beberapa
pasien dapat hidup lebih lama dengan penyakit ini. (Elizabeth J. Corwin,
2009)
1.2 Etiologi
Seperti halnya kanker kebanyakan, penyebab utama mengapa sel plasma
menjadi ganas belum bisa diketahui. Namun, penelitian dan berbagai
kajian mengusulkan beberapa faktor risiko yang turut berperan dalam
perkembangan myeloma adalah beberapa hal berikut:
1.2.1 Faktor genetik atau keturunan, termasuk kelainan genetik
seperti onkogen c-myc.
1.2.2 Paparan lingkungan terhadap beberapa bahan kimia, termasuk
insektisida, herbisida, benzoat, pewarna rambut, dan radiasi.
1.2.3 Pilihan gaya hidup, termasuk merokok dan mengkonsumsi
alkohol.
1.4 Patofisiologis
Limfosit B mulai di sumsum tulang dan pindah ke kelenjar getah
bening.Saat limfosit B dewasa dan menampilkan protein yang berbeda
pada permukaan sel. Ketika limfosit B diaktifkan untuk mengeluarkan
antibodi, dikenal sebagai sel plasma.
Tumor ini berasal dan berlokasi awalnya pada sumsum tulang, pada
stadium lebih lanjut akan melibatkan Nodus limfa, hati, spleen, serta
ginjal. Sel-sel plasma yang belum matang mengalami proliferasi dan
menyebar secara luas di dalam rongga sumsum keseluruh skleton.Tulang
yang sering terkena adalah tempat sumsum hemopoiletik aktif antara lain
spina, tengkorak, rusuk, sternum, pelvis dan ujung bagian atas dari
humerus.Gejala yang timbul berupa sakit seperti rematik di sekitar
punggung, tungkai bawah dan kadang-kadang menimbulkan patah tulang
patogenik.
Gejala yang timbul berasal dari sel-sel tumor plasma yang berproliferasi
dari sumsum tulang (mielum) ke dalam jaringan tulang keras yang
menimbulkan korasi pada tulang yang dapat menyebabkan gangguan pada
muskuluskeletal dan kekuatan otot pun semakin menurun.
1.6 Komplikasi
1.6.1 Kerusakan produksi antibody menyebabkan sering kambuhnya
infeksi:
1.6.2 Neorologis (paraplegia karena kolapsnya struktur-struktur
pendukung, infiltrasi akar syaraf atau kompresi korda karena
tumor sel-sel plasma).
1.6.3 Fraktur patologis.
1.6.4 Renal dan hematologis. (gangguan).
1.7 Penatalaksanaan
1.7.1 Kemoterapi dapat memperpanjang hidup. Satu jenis kemoterapi
yang digunakan adalah obat lama, talidomid, yang bekerja
sebagai imunomodulator dan penyekat perkembangan pembuluh
darah. Terapi obat lain antara lain penyekat proteasom
(bortezomib) dan agens alkilasi.
1.7.2 Terapi radiasi digunakan untuk menurunkan ukuran lesi tulang
dan meredakan nyeri.
1.7.3 Transplantasi sumsum tulang mungkin dapat berhasil pada
beberapa klien.
1.8 Pathway Genetik, paparan lingkungan (zat
kimia: radiasi, dll), gaya hidup tidak
sehat (merokok, minum alcohol)
Diagnosa 2: Nyeri
2.2.3 Definisi
Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan yang
muncul akibat kerusakan jaringan aktuaal atau potensial atau yang
digambarkan sebagai kerusakan; awitan yang tiba-tiba atau lambat
dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat
diantisipasi ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi
atau diprediksi.
Internal
Disfungsi biokimia
Disfungsi efektor
Disfungsi imun
Disfungsi integrasi sensori
Gangguan mekanisme pertahanan primer (mis., kulit robek)
Gangguan orientasi afektif
Gangguan sensasi (akibat dari cidera medulla spinalis, diabetes
mellitus, dll)
Hipoksia jaringan
Malnutrisi
Profil darah yang abnormal
Usia ekstrem
2.3 Perencanaan
Diagnosa 1: Resiko Infeksi
2.3.1 Tujuan dan Kriteria Hasil
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 24 jam, maka klien
terhindar dari resiko infeksi dengan kriteria hasil:
Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
Mendeskripsikan proses penularan penyakit, factor yang
mempengaruhi penularan serta penatalaksanaannya,
Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
Jumlah leukosit dalam batas normal
Menunjukkan perilaku hidup sehat
(..) (..)