Skenario
Seorang bayi perempuan usia 14 hari, dibawa ibunya ke puskesmas dengan keluhan warna
kulit dan mata bayinya kekuningan. Hal ini sudah dirasakan sejak 3 hari kehidupannya.
Tetangga disekitar rumah menyarankan untuk dijemur setiap pagi namun kulit dan mata
kuning bayi masih tidak menghilang. BAK dan BAB bayi dalam batas normal.
Permasalahan
Pembahasan permasalahan
2. Kandung Empedu
Kandung empedu merupakan kantong berongga berbentuk pir yang terletak tapat
dibawah lobus kanan hati. Empedu yang disekresi sacara terus menerus oleh hati
masuk ke saluran empedu yang kecil dalam hati. Saluran empedu yg kecil bersatu
membentuk 2 saluran lebih besar yang keluar dari permukaan bawah hati sebagai
duktus hepatikus kanan dan kiri, yang segera bersatu membentuk duktus hepatikus
komunis. Duktus hepatikus bergabung dengan duktus sistikus membentuk duktus
koledokus (biliaris). Duktus koledokus bersatu dengan duktus pankreatikus
membentuk ampula vateri (bagian duktus yang melebar pada tempat menyatu)
sebelum bermuara ke usus halus. Bagian terminal dari kedua saluran dan ampula
dikelilingi oleh serabut otot sirkular yang dikenal sebagai sfingter oddi.
Fungsi utama kandung empedu menyimpan dan memekatkan empedu. Kandung
empedu mampu mmenyimpan sekitar 40-60 ml empedu. Empedu hati tidak dapat
segera masuk ke duodenum akan tetapi setelah melewati duktus hepatikus, empeddu
masuk ke duktus sistikus dan ke kandung empedu. Dalam kandung empedu,
pembuluh limfe dan pembuluh darah mengabsorpsi air dan garam-garam anorganik,
sehingga empedu dalam kandung empedu kira-kira 5 kali lebih pekat dibanding
dengan empedu hati. Secara berkala kandung empedu mengosongkan isinya kedalam
duodenum melalui kontraksi simultan lapisan ototnya dan relaksasi sfingter oddi.
Hormon kolesistokinin (CCK) dilepaskan dari sel duodenal akibat hasil pencernaan
dari protein dan lipid, dan hal merangsang terjadinya kontraksi kandung empedu.