Anda di halaman 1dari 4

Mata kuning

Skenario

Seorang bayi perempuan usia 14 hari, dibawa ibunya ke puskesmas dengan keluhan warna
kulit dan mata bayinya kekuningan. Hal ini sudah dirasakan sejak 3 hari kehidupannya.
Tetangga disekitar rumah menyarankan untuk dijemur setiap pagi namun kulit dan mata
kuning bayi masih tidak menghilang. BAK dan BAB bayi dalam batas normal.

Permasalahan

1. Anatomi dan fisiologi hepatobilier


2. Embriologi hepar dan kandung empedu
3. Metabolisme bilirubin
4. Derajat ikterus menurut kremor
5. Kenapa harus dijemur
6. Ikterus neonatum (fisiologis dan patologis)

Pembahasan permasalahan

1. Anatomi dan fisiologi hepatobilier


1. Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, berat rata-rata sekitar 1.500 gr atau 2%
berat badan orang dewasa normal. Hati merupakan organ lunak yang lentur dan
tercetak oleh struktur sekitarnya. Hati memiliki permukaan superior yang cembung
dan terletak dibawah kubah kanan diafragma dan sebagian kubah kiri. Bagian bawah
hati berbentuk cekung dan merupakan atap dari ginjal kanan, lambung, pankreas dan
usus. Hati memiliki dua lobus utama yaitu kanan dan kiri. Lobus kanan dibagi
menjadi segmen anterior dan posterior oleh fisura segmentalis kanan yang tidak
terlihat dari luar. Lobus kiri dibagi menjadi segmen medial dan lateral oleh
ligamentum falsiformis yang terlihat dari luar. Ligamentum falsiformis berjalan dari
hati ke diafragma dan dinding dean abdomen. Permukaan hati diliputi oleh peritonium
viseralis, kecuali daerah kecil pada permukaan posterior yang melekat langsung pada
diafragma. Beberapa ligamentum yang merupakan peritonium membantu menyokong
hati. Dibawah peritonium terdapat jaringan ikat padat yang disebut sebagai kapsula
Glisoson, yang meliputi permukaan seluruh organ, bagian paling tebal kapsula ini
terdapat pada porta hepatis, membentuk rangka untuk cabang vena porta, arteri
hepatika, dan saluran empedu. Porta hepatis adalah fisura pada hati tempat masuknya
vena portadan arteri hepatika serta tempat keluarnya duktus hepatika.
Struktur mikroskopis hepar
Setiap lobus hati terbagi menjadi struktur-struktur yang disebut sebagai lobulus, yang
merupakan unit mikroskopis dan fungsional organ. Setiap lobulus merupakan badan
heksagonal yang terdiri atas lempeng-lempeng sel hati berrbentuk kubus, tersusun
radial mengelilingi vena sentralis yang mengalirkan darah dari lobulus. Hati manusia
memiliki maksimal 100.000 lobulus. Diantara lempeng sell hati terdapa kapiler-
kapiler yang disebut sebagai sinusoid, yang merupakan cabang vena porta dan arteri
hepatika. Tidak seperti kapiler lain, sinusoid dibatasi oleh sel fagositik atau sel
kupffer. Sel kupffer merupakan sistem monosit-makrofag, dan fungsi utamanya
adalah menelan bakteri dan benda asing lain dalam darah. Sejumlah 50 % dari semua
makrofag dalam hati adalah sel kupffer sehingga hati merupakan salah satu organ
penting dalam pertahanan melawan invasi bakteri dan agen toksik. Selain cabang-
cabang vena porta dan arteri hepatika yang melingkari bagian perifer lobulus hati,
juga terdapat saluran empedu. Saluran empedu interlobular membentuk kapiler
empedu yang sangat kecil yang disebut sebagai kanalikuli, yang berjalan ditengah
lempeng sel hati. Empedu yang dibentuk dalam hepatosit di ekskresi ke dalam
kanalikuli yang bersatu membentuk saluran empedu yang makin lama makin besar
hingga menjadi duktus koledokus.
Sirkulasi darah hepar
Hati memiliki dua sumber suplai darah yaitu dari saluran cerna dan limpa melalui
vena porta hepatika dan dari aorta melalui arteri hepatika. Seperti sel lain, hepatosit
menerima darah arteri segar dari arteri hepatika, yang menyalurkan oksigen dan
metabolit-metabolit darah untuk diproses dihati. Vena-vena yang mengalir dari
saluran cerna tidak langsung menuju ke vena kava inferior, namun vena-vena dari
lambung dan usus masuk ke vena porta yang membawa produk yang diserap dari
saluran cerna langsung ke hati untuk diproses, disimpan, atau didetoksifikasi. Di
dalam hati vena porta kembali becabang-cabang menjadi anyaman kapiler (sinusoid)
untuk memungkinkan terjadinya pertukaran antara darah dan hepatosit sebelum darah
mengalir kedalam vena hepatika, yang kemudian menyatu dengan vena kava inferior.
Fungsi Hepar
Selain merupakan organ parenkim yang paling besar, hati juga menduduki urutan
pertama dalam hal jumlah, kerumitan, dan ragam fungsi. Hati sangat penting untuk
mempertahankan hidup dan berperan dalam hampir setiap fungsi metabolik tubuh,
dan terutama bertanggung jawab atas lebih dari 500 aktivitas berbeda. Untunglah
memiliki cadangan yang besar, dan hanya membutuhkan 10-20% jaringan berfungsi
untuk bertahan. Destruksi total atau pengangkatan hati menyebabkan kematian dalam
waktu kurang dari 10 jam. Hati mempunyai kemampuan regenerasi yang
mengagumkan. Pada kebanyakan kasus, pengangkatan sebagian hati akan merangsang
tumbuhnya hepatosit untuk mengganti sel yang sudah mati atau sakit. Proses
regenerasi akan lengkap dalam waktu 4 hingga 5 minggu. Pada beberapa individu,
massa hati normal akan pulih dalam waktu 6 bulan. Fenomena ini penting dalam
transplantasi segmen hati.
Fungsi utama hati adalah membentuk dan mengekskresi empedu, saluran empedu
mengangkut empedu sedangkan kantung empedu menyimpan dan mengeluarkan
empedu kedalam usus halus sesuai kebutuhan. Hati menyekresi sekitar 500 hingga
1000 ml empedu kuning setiap hari. Unsur utama empedu adalah : air (97%),
elektrolit, garam empedu, fosfolipid (terutama lesitin), kolesterol, garam anorganik,
dan pigmen empedu ( terutama bilirubin terkonjugasi). Garam empedu penting untuk
pencernaan dan absorpsi lemak dalam usus halus. Setelah diolah oleh bakteri dalam
usus halus, sebagian besar garam empedu akan direabsorpsi di ileum, mengalami
resirkulasi ke hati, serta kembali di konjugasi dan di sekresi.
Hati berperan penting dalam metabolisme tiga makronutrien yang dihantarkan oleh
vena porta pasca absorbsi di usus. Bahan makanan tersebut adalah karbohidrat,
protein, dan lemak. Monosakarida dari usus halus diubah menjadi glikogen dan
disimpan dalam hati (glikogenesis). Dari depot glikogen ini, glukosa dilepaskan
secara konstan kedalam darah (glikogenolisis). Sebagian glukosa di metabolisme
dalam jaringan unntuk menghasilkan panas dan energi, sisanya diubah menjadi
glikogen dan disimpan dalam jaringan subkutan. Hati juga mampu mensintesis
glukosa dari protein dan lemak (glukoneogenesis).

2. Kandung Empedu
Kandung empedu merupakan kantong berongga berbentuk pir yang terletak tapat
dibawah lobus kanan hati. Empedu yang disekresi sacara terus menerus oleh hati
masuk ke saluran empedu yang kecil dalam hati. Saluran empedu yg kecil bersatu
membentuk 2 saluran lebih besar yang keluar dari permukaan bawah hati sebagai
duktus hepatikus kanan dan kiri, yang segera bersatu membentuk duktus hepatikus
komunis. Duktus hepatikus bergabung dengan duktus sistikus membentuk duktus
koledokus (biliaris). Duktus koledokus bersatu dengan duktus pankreatikus
membentuk ampula vateri (bagian duktus yang melebar pada tempat menyatu)
sebelum bermuara ke usus halus. Bagian terminal dari kedua saluran dan ampula
dikelilingi oleh serabut otot sirkular yang dikenal sebagai sfingter oddi.
Fungsi utama kandung empedu menyimpan dan memekatkan empedu. Kandung
empedu mampu mmenyimpan sekitar 40-60 ml empedu. Empedu hati tidak dapat
segera masuk ke duodenum akan tetapi setelah melewati duktus hepatikus, empeddu
masuk ke duktus sistikus dan ke kandung empedu. Dalam kandung empedu,
pembuluh limfe dan pembuluh darah mengabsorpsi air dan garam-garam anorganik,
sehingga empedu dalam kandung empedu kira-kira 5 kali lebih pekat dibanding
dengan empedu hati. Secara berkala kandung empedu mengosongkan isinya kedalam
duodenum melalui kontraksi simultan lapisan ototnya dan relaksasi sfingter oddi.
Hormon kolesistokinin (CCK) dilepaskan dari sel duodenal akibat hasil pencernaan
dari protein dan lipid, dan hal merangsang terjadinya kontraksi kandung empedu.

Anda mungkin juga menyukai