Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PERILAKU ORGANISASI

PENGARUH MOTIVASI, KEPUASAN, DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA


KARYAWAN

NAMA : IRVING FEISER PASARIBU


KELAS : KELAS KHUSUS F LANJUTAN MANAJEMEN
NIM : 022154002
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Ekonomi deskriptif adalah ilmu ekonomi yang menggambarkan keadaan perekonomian yang
sebenarnya yang terjadi di masyarakat. Ilmu eknomi deskriptif bertugas mengumpulkan keterangan
keterangan nyata yang relevan dengan suatu permasalahan ekonomi. Ekonomi deskriptif juga diartikan
suatu pandangan yang menggambarkan tentang hubungan prediksi dari kondisi ekonomi yang akan
terjadi dengan sifat-sifat ekonomi yang telah terwujud dalam kegiatan ekonomi sebelumnya, serta
pengaruh-pengaruh yang mempengaruhi perubahan tersebut. Sekaligus teori ekonomi ini juga
memberikan informasi tentang sifat utama dari sistem ekonomi dana apa yang menjadikannya
berfungsinya ekonomi itu.

Ekonomi deskriptif dapat di pecah lagi kedalam dua kelompok besar yaitu kelompok teori
ekonomi mikro dan kelompok teori ekonomi makro. Ekonomi Makro merupakan bagian dari Ilmu
Ekonomi yang mengkususkan mempelajari mekanisme bekerjanya perekonomian sebagai suatu
keseluruan. Dengan demikian hubungan yang ingin dipelajari oleh Ekonomi Makro pada pokoknya
ialah hubungan-hubungan antara variabel ekonomi agregatif. Tujuan yang ingin dicapai dalam bidang
ekonomi adalah mencapai tingkat kesejahteraan yang sebesar-besarnya dalam segala aspek kehidupan.
Di sinilah peran pemerintah sangat dominan dan paling bertanggung jawab atas kesejahteraan
rakyatnya.

Krisis global pada beberapa waktu yang lalu cukup membuat keadaan perekonomian di berbagai
Negara sangat menghawatirkan dan membuat tingkat perekonomian menerun tajam, yang
mengakibatkan suasana ketidakpastiannya sangat tinggi terhadap masa depan suatu Negara yang
mengalaminya. Kepercayaan masyarakat dunia terhadap perekonomian pun ikut menurun tajam
dikarenakan terjadinya krisis global tersebut. Berbagai cara telah dilakukan demi mengembalikan
kepercayaan masyarakat dunia terhadap perekonomian yang menurun tajam tersebut kembali stabil
dan kembali dalam keadaan yang aman. Salah satu cara yang dilakukan Negara Indonesia untuk
mengatasi dan mencegah terjadinya krisis global tersebut agar tidak terulang kembali adalah
melakukan kebijakan-kebijakan yang bertujuan agar kondisi perekonomian Indonesia pulih kembali.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat di buat beberapa rumusan masalah yaitu antara lain:
1. Apa saja jenis-jenis kebijakan ekonomi makro?
2. Bagaimana instrumen-instrumen kebijakan ekonomi makro?
3. Bagaimana dampak kebijakan-kebijakan ekonomi makro terhadap perekonomian?

1.3 Tujuan Pembahasan


1. Untuk menyelesaikan tugas ekonomi makro untuk membuat resume/makalah tentang kebijakan-
kebijakan ekonomi makro.
2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis kebijakan ekonomi makro.
3. Untuk mengetahui bagaimana instrumen-instrumen kebijakan ekonomi makro.
4. Untuk mengetahui bagaimana dampak kebijakan-kebijakan ekonomi makro terhadap perekonomian.
BAB II
POKOK PEMBAHASAN
A. Jenis-Jenis Kebijakan Ekonomi Makro
Kebijakan ekonomi makro, ialah kebijakan ekonomi yang mencakup semua aspek ekonomi pada
tingkat nasional (agregat).

2.1 Kebijakan Fiskal


Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mengarahkan ekonomi suatu
negara melalui pengeluaran dan pendapatan (berupa pajak) pemerintah. Kebijakan fiskal berbeda
dengan kebijakan moneter, yang bertujuan men-stabilkan perekonomian dengan cara mengontrol
tingkat bunga dan jumlah uang yang beredar. Instrumen utama kebijakan fiskal adalah pengeluaran
dan pajak. Perubahan tingkat dan komposisi pajak dan pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi
variabel-variabel berikut:
Permintaan agregat dan tingkat aktivitas ekonomi
Pola persebaran sumber daya
Distribusi pendapatan

Tujuan pemerintah dalam menjalankan kebijakan fiskal adalah dengan maksud untuk
mempengaruhi jalannya perekonomian atau dengan perkataan lain, dengan kebijakan fiskal
pemerintah berusaha mengarahkan jalannya perekonomian menuju keadaan yang diinginkannya.
Melalui kebijakan fiskal, antara lain pemerintah dapat mempengaruhi tingkat pendapatan nasional,
dapat mempengaruhi kesempatan kerja, dapat mempengaruhi tinggi rendahnya investasi nasional, dan
dapat mempengaruhi distribusi penghasilan. Di negara berkembang seperti di Indonesia kebijakan
moneter dan kebijakan luar negri belum berjalan sebagaimana yang diharapkan. Dengan demikian
perananan kebijakan fiskal dalam bidang perekonomian menjadi sangat penting.

Kebijakan fiskal sendiri pada dasarnya merupakan kebijakan dari pemerintah yang berhubungan
erat dengan keadaan finansial negara. Dan sebagai contoh nyata penerapan kebijakan fiskal yang telah
dilakukan oleh pemerintah adalah dalam hal penyelesaian permasalahan inflasi. Proses penanganan
masalah inflasi dengan menggunakan kebijakan fiskal tentunya dilakukan melalui beberapa tahap.
Namun yang jelas adalah dalam masalah ini instrument kebijakan fiskal yang menjadi kajian utama
adalah mengenai pajak negara. Mengapa pajak? Karena dalam kebijakan fiskal pajaklah yang akan
memberikan pengaruh terhadap inflasi secara langsung. Inflasi pada dasarnya adalah keadaan dimana
penurunan nilai mata uang dari sebuah negara yang diakibatkan karena terlalu banyaknya uang yang
beredar di masyarakat jika dibandingkan dengan produk barang atau pun jasa yang ada saat itu. Dan
dengan mengontrol pendapatan pajak, dalam hal ini dinaikan jumlah pajaknya, maka akan mengurangi
jumlah uang yang beredar.

Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang berhubungan erat
dengan pajak. Dari sisi pajak jelas jika mengubah tarif pajak yang berlaku akan berpengaruh pada
ekonomi. Jika pajak diturunkan maka kemampuan daya beli masyarakat akan meningkat dan industri
akan dapat meningkatkan jumlah output. Dan sebaliknya kenaikan pajak akan menurunkan daya beli
masyarakat serta menurunkan output industri secara umum.

Kebijakan Anggaran / Politik Anggaran :


1. Anggaran Defisit (Defisit Budget) / Kebijakan Fiskal Ekspansif
2. Anggaran defisit adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pengeluaran lebih besar dari
pemasukan negara guna memberi stimulus pada perekonomian. Umumnya sangat baik digunakan
jika keaadaan ekonomi sedang resesif.
3. Anggaran Surplus (Surplus Budget) / Kebijakan Fiskal Kontraktif
4. Anggaran surplus adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pemasukannya lebih besar
daripada pengeluarannya. Baiknya politik anggaran surplus dilaksanakan ketika perekonomian
pada kondisi yang ekspansi yang mulai memanas (overheating) untuk menurunkan tekanan
permintaan.
5. Anggaran Berimbang (Balanced Budget)
6. Anggaran berimbang terjadi ketika pemerintah menetapkan pengeluaran sama besar dengan
pemasukan. Tujuan politik anggaran berimbang yakni terjadinya kepastian anggaran serta
meningkatkan disiplin.
7. Tujuan kebijakan fiscal adalah untuk mempengaruhi jalannya perekonomian. Hal ini dilakukan
dengan jalan memperbesar dan memperkecil pengeluaran komsumsi pemerintah (G), jumlah
transfer pemerntah (Tr), dan jumlah pajak (Tx) yang diterima pemerintah sehingga dapat
mempengaruhi tingkat pendapatn nasional (Y) dan tingkat kesempatan kerja (N).

Kebijakan fiskal memiliki beberapa konsep, adapun konsepnya adalah sebagai berikut:
A. Kebijakan fiskal : perubahan-perubahan pada belanja atau penerimaan pajak pemerintah pusat
yang dimaksudkan untk mencapai penggunaan tenaga kerja-penu, stabilitas harga, dan laju
pertumbuhan ekonomi yang pantas.
B. Kebijakan Fiskal Ekspansioner : peningkatan belanja pemerintah dan/atau penurunan pajak yang
dirancang untuk meningkatkan permintaan agregat dalam perekonomian. Tujuan dari kebijakan ini
adalah untuk meningkatkan produk domestik bruto dan menurunkan angka pengangguran.
C. Kebijakan Fiskal Kontraksioner : Pengurangan belanja pemerintah dan/atau peningkatan pajak
yang dirancang untuk menurunkan permintaan agregat dalam perekonomian. Tujuan dari kebijakan
ini adalah untuk mengontrol inflasi.
D. Efek Pengganda : dalam ilmu ekonomi, peningkatan belanja oleh konsumen, perusahaan atau
pemerintah akan menjadi pendapatan bagi pihak-pihak lain. Ketika orang ini membelanjakan
pendapatkannya, belanja tersebut menjadi pendapatan bagi orang lain dan seterusnya, sehingga
menyebabkan terjadinya peningkatan produksi dalam suatu perekonomian. Efek pengganda dapat
juga berdampak sebaliknya ketika belanja mengalami penurunan.
E. Kebijakan Fiskal Sisi-penawaran : kebijakan fiskal dapat secara langsung mempengaruhi bukan
saja permintaan agregat, namun juga penawaran agregat. Sebagai contoh, pemotongan tarif pajak
akan memberikan insentif bagi perusahaan untuk melakukan ekspansi atau investasi barang modal
karena mereka memperoleh pendapatan setelah pajak yang lebih besar yang kemudian dapat
dibelanjakan.

Kebijakan fiskal sering kali menghadapi permasalah seperti yang disebutkan di bawah ini :
Masalah waktu
Pertimbangan politis
Respon pelaku ekonomi
Dampak crowding-out
Kondisi perekonomian dunia/luar negeri.

2.2 Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk mencapai tujuan
tertentu; seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih sejahtera. Kebijakan moneter
dapat melibatkan mengeset standar bunga pinjaman, "margin
requirement",kapitalisasi untuk bank atau bahkan bertindak sebagai peminjam usaha terakhir atau
melalui persetujuan melalui negosiasi dengan pemerintah lain. Kebijakan moneter pada dasarnya
merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan
ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal
(keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi
ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran
internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka
kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan
moneter pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil.

Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara
berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank
Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan
persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam
pasokan/distribusi barang.Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan salah satu namun tidak
terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar
valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami
kesulitan likuiditas.

2.2.1 JENIS JENIS KEBIJAKAN MONETER


Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :

Kebijakan moneter ekspansif (Monetary expansive policy)


Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini
dilakukan untuk mengatasi pengangguran dan meningkatkan daya beli masyarakat (permintaan
masyarakat) pada saat perekonomian mengalami resesi atau depresi. Kebijakan ini disebut juga
kebijakan moneter longgar (easy money policy)

Kebijakan Moneter Kontraktif (Monetary contractive policy)


Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini
dilakukan pada saat perekonomian mengalami inflasi. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight
money policy)
Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter, yaitu antara
lain :

Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)


Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau
membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin menambah jumlah uang
beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang
beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat.
Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank
Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.

Fasilitas Diskonto (Discount Rate)


Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah uang yang beredar dengan memainkan tingkat bunga
bank sentral pada bank umum. Bank umum kadang-kadang mengalami kekurangan uang sehingga
harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan
tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang
beredar berkurang.

Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)


Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana
cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah uang,
pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah
menaikkan rasio.

Imbauan Moral (Moral Persuasion)


Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan
memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi kredit
untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan
menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang
beredar pada perekonomian.

2.2.2 TUJUAN KEBIJAKAN MONETER


Secara garis besar, tujuan kebijakan moneter adalah menjaga kestabilan ekonomi yang ditandai dengan
gairah dunia usaha dan meningkatnya kesempatan kerja. Jika dirinci tujuan kebijakan
moneter adalah sebagai berikut.

Menjaga Stabilitas Ekonomi : Stabilitas ekonomi adalah suatu keadaan perekonomian yang
berjalan sesuai dengan harapan, terkendali, dan berkesinambungan. Artinya, pertumbuhan arus
uang yang beredar seimbang dengan pertumbuhan arus barang dan jasa yang tersedia.
Menjaga Stabilitas Harga : Kebijakan moneter selalu dihubungkan dengan jumlah uang beredar
dan jumlah barang dan jasa. Interaksi jumlah uang beredar dengan jumlah barang dan jasa akan
menghasilkan harga. Ada kalanya harga naik atau turun tidak beraturan, sehingga perubahan harga
dapat memengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat. Apabila harga cenderung naik terus-menerus,
orang akan membelanjakan semua uangnya yang mengakibatkan terjadinya gejala ekonomi yang
disebut inflasi.
Meningkatkan Kesempatan Kerja : Jika jumlah uang beredar seimbang dengan jumlah barang dan
jasa, maka perekonomian akan stabil. Pada keadaan ekonomi stabil, pengusaha akan mengadakan
investasi. Investasi akan memungkinkan adanya lapangan pekerjaan baru. Adanya lapangan
pekerjaan baru atau perluasan usaha berarti meningkatkan kesempatan kerja.

Memperbaiki Posisi Neraca Perdagangan dan Neraca Pembayaran : Kebijakan moneter dapat
memperbaiki posisi neraca perdagangan dan neraca pembayaran. Jika negara mendevaluasi mata
uang rupiah ke mata uang asing, harga-harga barang ekspor akan menjadi lebih murah, sehingga
memperkuat daya saing dan meningkatkan jumlah ekspor. Peningkatan jumlah ekspor akan
memperbaiki neraca perdagangan dan neraca pembayaran.

2.3 HUBUNGAN ANTARA KEBIJAKAN FISKAL DAN KEBIJAKAN MONETER


Sebagaimana kita ketahui bahwa kebijakan moneter akan mempengaruhi pasar uang dan pasar
surat berharga, dan pasar uang dan surat berhargta itu akan menentukan tinggi rendahnya tingkat
bunga, dan tingkat bunga akan memperngaruhi tingkat agregat. Kebijakan fiskal akan mempunyai
pengaruh terhadap permintaan dan penawaran agregat, yang pada giliranya permintaan dan penawaran
agregat itu akan menentukan keadaan di pasar barang dan jasa. Kondisi di pasar barang dan jasa ini
akan menentukan tingkat harga dan kesempatan kerja akan menentukan tingkat pendapatan dan tingkat
upah yang di harapkan. Keduanya akan memiliki umpan balik yaitu pendapatan akan memberikan
umpan balik terhadap permintaan agregat dan upah harapan mempunyai umpan balik terhadap
penawaran agregat dan pasar uang serta pasar surat berharga.
BAB III
PE N UTU P
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat penyusun simpulkan bahwa :
Kebijakan fiskal dan moneter adalah kebijakan yang di lakukan dengan tujuan untuk mengelola isi
permintaan barang dan jasa, untuk mempertahankan produksi Yang mendekati full employment dan
untuk mempertahankan tingkat harga barang dan jasa agar inflasi dan deflasi tidak terjadi.
Bagi negara sedang berkembang sebenarnya sulit untuk menyesuaikan antara pendapatan negara
yang sedang berkembang rendah sedangkan kebutuhan untuk menyediakan barang dan jasa serta
membelanjai pengeluaran yang lainya lebih besar. Sedangkan kebijakan campuran adalah merupakan
campuran daari dua kebijakan bdiatas yang di lakukan dengan cara mengubah pengeluaran, pengenaan
pajak ataupun jumlah uang yang beredar secara bersama-sama. Dan Dampak kebijakan ekonomi
makro terhadap perekonomian diantaranya dampak kebijakan fiskal terhadap output dan inflasi dan
dampak kebijakan moneter terhadap pertumbuhan ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA

Libra, Donie. 2011. Makalah Ekonomi Makro tentang kebijakan fiskal dan
moneter.https://donielibra.wordpress.com/makalah-ekonomi-makro-tentang-kebijakan-fiskal-dan-
moneter/diakses pada 27 November 2015.

Badan perpustakaan dan arsip daerah. Ilmu eknomi deskriptif


http://jakartapedia.bpadjakarta.net/index.php/Ilmu_Ekonomi_Deskriptif / diakses pada 27 November
2015.

Wikipedia. Kebijakan fiskal. https://id.wikipedia.org/wiki /Kebijakan_fiskal/ diakses pada 27


November

Fiskal.co.id. Contoh kebijakan fiskal dalam menghadapi inflasi. http://www.fiskal.co.id/berita/fiskal-


13/708/contoh-kebijakan-fiskal-dalam-mengatasi-inflasi#.VlgZAPkrLIV / diakses pada 27 November

Wikipedia. Kebijakan moneter. https://id.wikipedia.org/wiki/Kebijakan_moneter/ diakses pada 27


November

Artikelsiana. Pengertian, Jenis, Tujuan, dan instrument kebijakan moneter.


http://www.artikelsiana.com/2015/02/pengertian-jenis-tujuan-moneter-macam-macam.html/ diakses
pada 27 November

Manajemen B sore UMG. Kebijakan fiskal, hubungan kebijakan fiskal dan moneter.
http://manajemenbsoreumg.blogspot.co.id/2014/02/kebijakan-fiskal-hubungan-kebijakan.html/ diakses
pada 27 November

Akuntonom.Hubungan kebijakan fiskal, kebijakan moneter, dan ekonomi regional dengan akuntansi.
https://akuntonom.wordpress.com/2013/02/11/hubungan-kebijakan-fiskal-kebijakan-moneter-dan-
ekonomi-regional-dengan-akuntansi/ diakses pada 27 November

Harwati, Sri Defi. Kebijakan kebijakan ekonomi makro.


http://demamfiksi.blogspot.co.id/2015/09/download-contoh-makalah-kebijakan.html/ diakses pada 27
November

Anda mungkin juga menyukai