Secara umum ada dua pengelompokan ichnofacies yang sering digunakan dalam
ichnologi : preservational classification dan behavioural classification.
II. 2. A Preservational classification
Ekspresi morfologi dari sebuah variasi ichnotaxon berdasarkan pengawetan fosil jejak
tersebut pada mudstone atau batupasir, atau pada batas antara keduanya. Pengelompokan
fosil jejak menurut Seilacher dilakukan berdasarkan pengawetan dalam relief penuh atau
dalam semirelief. Klasifikasi ini juga dibuat untuk pengelompokan kedalaman lingkungan
berdasarkan hubungan antara struktur dengan media cetakan, khususnya lapisan batupasir.
Kehadiran fosil jejak dalam jumlah besar terjadi pada lapisan bagian atas (top), dan
khususnya permukaan batupasir yang sudah tererosi karena tersingkap dipermukaan.
Dalam litologi monoton seperti batuserpih (shale) dan batukapur (chalk) dapat
ditemukan kehadiran fosil jejak yang signifikan. Dalam beberapa kasus, jejak utuhnya hadir
secara eksklusif dalam bentuk relief penuh, meskipun jejak mungkin terlihat jelas pada
belahan permukaan. Namun monotonnya kehadiran dari jenis fosil jejak dalam suatu keadaan
memberikan nilai kecil pada klasifikasi stratinomik.
Pada lingkungan non-marin, kumpulan serupa dari fosil jejak dari Cruziana
ichnofacies telah dilaporkan dalam fluvial dan shallow lacustrine, lumpur, lanau, dan pasir
halus pada softground. ichnofacies ini didominasi oleh repichnia (Cruziana ispp) dan semua
jejak arthropod berjalan seperti Diplichnites dan Multipodichnus) dan cubichnia (Rusophycus
ispp).
Bromley, Richard G. 1996. Trace Fossils: biology, taphonomy and applications 2nd edition. Chapman and
Hall. London
Ekdale, AA., Bromley, Richard G., Pemberton, SG. 1984. Ichnology : the use of trace fossils in sedimentary
and stratigraphy. Society of Economic Paleontologists and Mineralogists Tusla, Oklahama