A. KONSEP DASAR
Pedoman diagnostik Gangguan Psikotik Akut lir Skizofrenia harus (1) memenuhi
kriteria onset harus akut yaitu dari suatu keadaan non psikotik sampai keadaan psikotik yang jelas
dalam kurun waktu 2 minggu atau kurang, harus ada beberapa jenis halusinasi atau waham, yang
berubah dalam jenis dan intensitasnya dari hari kehari atau dalam hari yang sama, harus ada
keadaan emosional yang sama beraneka ragamnya (2) disertai gejala yang memenuhi kriteria
untuk diagnosis Skizofrenia dan (3) apabila gejala-gejala skizofrenia menetaap untuk lebih dari 1
bulan maka diagnosis harus diubah menjadi Skizofrenia.
1.Pengertian
Skizofrenia adalah suatu diskripsi sindrom dengan variasi penyebab ( banyak
belum diketahui ) dan perjalanan penyakit ( tak selalu bersifat kronis atau deteriorating ) yang luas,
serta sejumlah akibat yang tergantung pada pertimbangan pengaruh genetik, fisik dan sosial
budaya ( Rusdi Maslim, 1997; 46 ).
2. Penyebab
a. Keturunan
Telah dibuktikan dengan penelitian bahwa angka kesakitan bagi saudara tiri 0,9-1,8 %, bagi
saudara kandung 7-15 %, bagi anak dengan salah satu orang tua yang menderita Skizofrenia
40-68 %, kembar 2 vtelur 2-15 % dan kembar satu telur 61-86 % ( Maramis, 1998; 215 ).
b. Endokrin
Teori ini dikemukakan berhubung dengan sering timbulnya Skizofrenia pada waktu
pubertas, waktu kehamilan atau puerperium dan waktu klimakterium., tetapi teori ini tidak
dapat dibuktikan.
c. Metabolisme
Teori ini didasarkan karena penderita Skizofrenia tampak pucat, tidak sehat, ujung
extremitas agak sianosis, nafsu makan berkurang dan berat badan menurun serta pada
penderita denga stupor katatonik konsumsi zat asam menurun. Hipotesa ini masih dalam
pembuktian dengan pemberian obat halusinogenik.
d. Susunan saraf pusat
Penyebab Skizofrenia diarahkan pada kelainan SSP yaitu pada diensefalon aatau kortek
otak, tetapi kelainan patologis yang ditemukan mungkin disebabkan oleh perubahan
postmortem atau merupakan artefakt pada waktu membuat sediaan.
e. Teori Adolf Meyer :
Skizofrenia tidak disebabkan oleh penyakit badaniah sebab hingga sekarang tidak dapat
ditemukan kelainan patologis anatomis atau fisiologis yang khas pada SSP tetapi Meyer
mengakui bahwa suatu suatu konstitusi yang inferior atau penyakit badaniah dapat
mempengaruhi timbulnya Skizofrenia. Menurut Meyer Skizofrenia merupakan suatu reaksi
yang salah, suatu maladaptasi, sehingga timbyl disorganisasi kepribadian dan lama kelamaan
orang tersebut menjauhkan diri dari kenyataan (otisme).
f. Teori Sigmund Freud
Skizofrenia terdapat (1) kelemahan ego, yang dapat timbul karena penyebab psikogenik
ataupun somatik (2) superego dikesampingkan sehingga tidak bertenaga lagi dan Id yamg
berkuasa serta terjadi suatu regresi ke fase narsisisme dan (3) kehilangaan kapasitas untuk
pemindahan ( transference ) sehingga terapoi psikoanalitik tidak mungkin.
g. Eugen Bleuler
Penggunaan istilah Skizofrenia menonjolkan gejala utama penyakit ini yaitu jiwa yang
terpecah belah, adanya keretakan atau disharmoni antara proses berfikir, perasaan dan
perbuatan. Bleuler membagi gejala Skizofrenia menjadi 2 kelompok yaitu gejala primer (
gaangguan proses pikiran, gangguan emosi, gangguan kemauan dan otisme ) gejala sekunder
( waham, halusinasi dan gejala katatonik atau gangguan psikomotorik yang lain ).
h. Teori lain
Skizofrenia sebagai suatu sindroma yang dapat disebabkan oleh bermacam-macaam sebab
antara lain keturunan, pendidikan yang salah, maladaptasi, tekanan jiwa, penyakit badaniah
seperti lues otak, arterosklerosis otak dan penyakit lain yang belum diketahui.
i. Ringkasan
Sampai sekarang belum diketahui dasar penyebab Skizofrenia. Dapat dikatakan bahwa
faktor keturunan mempunyai pengaruh. Faktor yang mempercepat, yang menjadikan
manifest atau faktor pencetus ( presipitating factors ) seperti penyakit badaniah atau stress
psikologis, biasanya tidak menyebabkan Skizofrenia, walaupun pengaruhnyaa terhadap
suatu penyakit Skizofrenia yang sudah ada tidak dapat disangkal.( Maramis, 1998;218 ).
3. Pembagian Skizofrenia
Kraepelin membagi Skizofrenia dalam beberapa jenis berdasarkan gejala utama antara lain :
a. Skizofrenia Simplek
Sering timbul pertama kali pada usia pubertas, gejala utama berupa kedangkalan emosi dan
kemunduran kemauan. Gangguan proses berfikir sukar ditemukan, waham dan halusinasi
jarang didapat, jenis ini timbulnya perlahan-lahan.
b. Skizofrenia Hebefrenia
Permulaannya perlahan-lahan atau subakut dan sering timbul pada masa remaja atau antaraa
15-25 tahun. Gejala yang menyolok ialah gangguan proses berfikir, gangguan kemauaan dan
adaanya depersenalisasi atau double personality. Gangguan psikomotor seperti mannerism,
neologisme atau perilaku kekanak-kanakan sering terdapat, waham dan halusinaasi banyaak
sekali.
c. Skizofrenia Katatonia
Timbulnya pertama kali umur 15-30 tahun dan biasanya akut serta sering didahului oleh
stress emosional. Mungkin terjadi gaduh gelisah katatonik atau stupor kaatatonik.
d. Skizofrenia Paranoid
Gejala yang menyolok ialah waham primer, disertai dengan waham-waham sekunder dan
halusinasi. Dengan pemeriksaan yang teliti ternyata adanya gangguan proses berfikir,
gangguan afek emosi dan kemauan.
e. Episode Skizofrenia akut
Gejala Skizofrenia timbul mendadak sekali dan pasien seperti dalam keadaan mimpi.
Kesadarannya mungkin berkabut. Dalam keadaan ini timbul perasaan seakan-akan dunia
luar maupun dirinya sendiri berubah, semuanya seakan-akan mempunyai suatu arti yang
khusus baginya.
f. Skizofrenia Residual
Keadaan Skizofrenia dengan gejala primernya Bleuler, tetapi tidak jelas adanya gejala-gejala
sekunder. Keadaan ini timbul sesudah beberapa kali serangan Skizofrenia.
g. Skizofrenia Skizo Afektif
Disamping gejala Skizofrenia terdapat menonjol secara bersamaaan juga gejala-gejal depresi
(skizo depresif ) atau gejala mania (psiko-manik). Jenis ini cenderung untuk menjadi
sembuh tanpa defek, tetapi mungkin juga timbul serangan lagi.
Perencanaan :
(1) Sasaran / Tujuan
Jangka Panjang :
Pasien dapat secara sukarela meluangkan waktu bersama paaaasien lain dan
perawat daaalam aktivitas kelompok di unit rawat inap.
Jangka pendek :
Pasien siap masuk dalam terapi aktifitas ditemani oleh seorang perawat yang
dipercayanya dalamn satu minggu.
(2) Intervensi dan rasional :
(a) Perlihatkan sikap menerima dengan cara melakukan kontak yang
sering tapi singkat.
Rasional :
Sikap menerima dari orang lain akan meningkatkan harga diri
pasien dan memfasilitasi rasa percaya kepaada oraang lain.
(b) Perlihatkan penguatan positif kepada pasien
Rasional :
Membuat pasien merasa menjadi seseorang yang akan berguna
(c) Temani pasien untuk memperlihatkan dukungan selama aktivitas
kelompok yang mungkin merupakan hal yang menakutkan atau
sukar untuk pasien
Rasional :
Kehadiran seseorang yang dipercayai akan memberikan rasa aman
kepada pasien
(d) Jujur dan menepati semua janji
Rasional
Kejujuran dan rasa membutuhkan menimbulkan suatu hubungan
saling percaya.
(e) Orientasikan pasien pada waktu, orang, tempat, sesuai kebutuhan.
(f) Berhati-hatilah dengan sentuhan. Biarkan pasien mendapat ruangan
extra dan kesempatan untuk keluar ruangan jika pasien menjadi
begitu ansietas.
Rasional :
Pasien yang curiga dapat saja menerima sentuhan sebagai suatu
bahasa tubuh yang mengisyaratkan ancaman.
(g) Berikan obat-obat penenang sesuai program pengobatan pasien.
Pantau keefektifan dan efek samping obat.
Rasional :
Obat-obatan anti psikosis menolong untuk menurunkan gejala-
gejala psikosis pada seseorang, dengan demikian memudahkan
interaaksi dengan orang lain.
(h) Diskusikan dengan pasien tanda-tanda peningkatan ansietas dan
tehnik untuk memutus respon ( misalnya latihan relaksasi, berhenti
berfikir ).
Rasional :
Perilajku maladaptif seperti menarik diri dan curiga
dimanifestasikan selama terjadi peningkatan ansietas.
(i) Berikan pengakuan dan penghargaan tanpa disuruh pasien dapat
berinteraksi dengan orang lain.
Rasional :
Penguatan akan meningkatkan harga diri pasien dan mendoirong
terjadinya pengulangan perilaku tersebut.
Perencanaan
(1) Tujuan
Jangka panjang
Pasien dapat mendemonstrasikan lebih banyak penggunaan ketrampilan koping adaptif,
yang dibuktikan oleh adanya kesesuaian antara interaksi dan keinginan untuk
berpartisipasi dalam masyarakat.
Jangka Pendek :
Pasien akan mengembangkan rasa percaya kepada satu orang perawat dalam satu
minggu.
Perencanaan :
(1) Tujuan
Jangka Panjang :
Pasien dapat mendefinisikan dan memeriksa realitas, mengurangi terjadinya halusinasi.
Jangka Pendek :
Pasien dapat mendiskusikan isi halusinasinya dengan perawat dalaam waaktu 1 minggu.
Rasional :
Jika pasien dapat belajar untuk menghentikan peningkatan ansietas, halusinasi dapat
dicegah.
Rasional
Batasan Karakteristik :
(1) Waham (ide-ide yang salah)
(2) Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi
(3) Kewaspadaan yang berlebihan
(4) Kelainan rentang perhatian-distrakbilitas
(5) Ketidaktepatan interpretasi lingkungan
(6) Kelainan kemampuan mengambil / membuat keputusan , menyelesaikan masalah ,
alasan , pemikiran abstrak atau konseputulisasi , berhitung
(7) Perilaku sosial yang tidak sesuai ( merefleksikan ketidaktepatan pemikiran ).
Perencanaan
(1) Tujuan
Jangka panjang
Tergantung pada proses kekronisan penyakit , pilih tujuan jangka panjang yang paling realitis
untuk pasien :
(1) Pasien dapat menyatakan berkurangnya pikiran-pikiran waham
(2) Pasien mampu membedakan antara pikiran waham dengan realita SKIZOFRENIK ,
DELUSI , DAN KELAINAN-KELAINAN PSIKOSIS
Jangka pendek
Pasien dapat mengakui dan mengatakan bahwa idi-ide yang salah itu terjadi khususnya pada
saat ansietas meningkat dalam 2 minggu.
Batasan karakteristik :
(1) tidak adanya asosiasi antara ide yang saatu dengaan yang lainnya
(2) menggunakan kata-kata yang berarti simbolik untuk individu tersebut ( neologisme )
(3) menggunakan kata-kata yang tidak mempunyai arti, tidak berhubungaan ( baahasa gado-
gado)
(4) menggunakan kata-kata bersajak dengan bentuk kata yang tidak umum ( asosiasi gema )
(5) pengulangan kata yang didengar ( ekolalia )
(6) mengungkapkan refleksi pikiran kongkrit ( ketidakmampuan untuk berfikir abstrak ).
(7) Kontak mata kurang ( tidak ada kontak mata atau tidak mau menatap langsung kedalam
mata lawan bicara )
Perencanaan
(1) Tujuan
Jangka Panjang :
Pasien dapat menunjukkan kemampuan dalam melakukan komunikasi verbal dengan
perawat dan sesama pasien dalam suatu lingkungan sosial dengan cara yang sesuai/dapat
diterima.
Jangka Pendek :
Pasien dapat menunjukkan kemampuan untuk bertahan pada satu topik, menggunakaan
ketepatan kata, melakukan kontak mata intermittent selama 5 menit dengan perawat dalam
waktu 1 minggu.
(2) Intervensi dan rasional :
(a) Gunakan tehnik validaasi dan klarifikasi untuk mengerti pola komunikasi pasien.
Rasional
Tehnik ini menyatakan kepada pasoien bagaimana ia dimengerti oleh orang lain,
sedangkan tanggungjawab untuk mengerti ada pada perawat.
(b) Pertahankan konsistensi perawat yang bertugas.
Rasional
Mempermudah rasa percaya dan kemampuan untuk mengerti tindakan dan
komunikasi pasien
(c) Jelaskan kepada pasien dengan cara yang tidaaak mengancaaaam bagaimana perilaku
dan pembicaraannya diterima dan mungkin juga dihindari oleh orang lain.
(d) Jika pasien tidak mampu atau tidak ingin bnicara ( autisme ), gunakan tehnik
mengatakan secara tidak langsung
Rasional
Menolong untuk menyampaikan rasa empaty, mengembangkan rasa percaaaya dan
akhirnya mendorong pasien untuk mendiskusikan hal-hal yang menyakitkan dirinya
(e) Antisipasi dan penuhi kebutuhan pasien sampai pola komunikasi yang memuaskan
kembali.
Rasional
Kenyamanan dan keamanan pasien merupakan prioritas keperawatan
Perencanaan
(1) Tujuan :
Jangka Panjang
Pasien mampu melakukan kegiatan hidup sehari-hari secara mandiri dan
mendemonstrasikan suatu keinginan untuk melakukannya.
(2) Jangka Pendek
Pasien dapat mengatakan keinginan untuk melakukan kegiatan hidup sehari-hari dalam 1
minggu.
(a) Dukung pasien untuk melakukan kegiatan hidup sehari-hari sesuai tingkat
kemampuan pasien.
Rasional :
Keberhasilan menampilkan kemandirian dalam melakukan suatu aktivitas akan
meningkatkanharga diri.
(b) Dukung kemandirian pasien, tapi berikan bantuan saat pasien tidak mampu
melakukan beberapa kegiatan.
Rasional
Kenyamanan dan keamanan pasien merupakan prioritas dalam keperawatan
(c) Berikan pengakuan dan penghargaan positif untuk kemampuannya yang mandiri
Rasional
Penguatan positif akan meningkatkan harga diri daan mendukung terjadinya
pengulanganperilaku yang diharaapkan.
(d) Perlihatkan pasien secara kongkrit, bagaimana melakukan kegiatan yangf
menurut pasien sulit untuk dilakukannya.
Rasional
Dengan berlakunya pikiran kongkrit , penjelasan harus diberikan sesuai dengan
tingkat pengertian yang nyata
(e) Buat catatan secara terinci tentang masukan makanan dan cairan
Rasional
Informasi penting untuk mendapatkan suatu pengkajian nutrisi yang adekuat.
(f) Berikan makaanan kudapan dari cairan diantara waktu makan.
Rasional
Pasien mungkin tidak mampu mentoleransi makanan dalam jumlah yang besar
pada saat makan dan mungkin untuk itu membutuhkan penambahan makanan diluar
waktu makan.
(g) Jika pasien tidak makan karena curiga dan takut diracuni, berikan makanan
kaleng dan biarkan pasien sendiri yang membuka kalengnya, atau jika
memungkinkan sarankan untuk makanan tersebut dimakan secara bersama-
sama.
Rasional
Pasien akan melihat setiap orang makan dari hidangan yang sama sehingga
kecurigaan berkurang/hilang
(h) Jika pasien mengotori dirinya, tetapkan jadwal rutin untuk kebutuhan defekasi
dan berkemih. Bantu pasien kekamar mandi setiap satu atau 2 jam sesuai jadwal
yang telah ditetapkan sesuai kebutuhan, sampai pasien mampu memenuhi
kebutuhan tanpa bantuan.
(3) Kriteria hasil evaluasi :
(a) pasien makan sendiri tanpa bantuan
(b) pasien memilih pakaian yang sesuai, berpakaian merawat dirinya
taaanpa bantuan
(c) pasien mempertahankan kebersihan diri secara optimal dengan mandi
setiap hari dan melakukan prosedur defekasi dan berkemih tanpa
bantuan.