Anda di halaman 1dari 88

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN

PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

Panduan Perencanaan Partisipatif

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)


UNTUK PENANGANAN PRIORITAS KUMUH TAHUN 2015

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF


PROGRAM 100 0 100 (PENANGANAN KUMUH)
TAHUN 2015

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA) 1



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

DAFTAR ISI

A. PENGERTIAN | 1
B. TUJUAN | 1
C. OUTPUT | 1
D. PRINSIP-PRINSIP | 1
a. Prinsip mengutamakan yang terabaikan (keberpihakan) | 1
b. Prinsip pemberdayaan (penguatan) masyarakat | 2
c. Prinsip saling belajar dan menghargai perbedaan | 2
d. Prinsip Triangulasi | 2
e. Prinsip Optimalisasi hasil | 2
f. Prinsip orientasi praktis dan tepat waktu | 2
g. Prinsip keberlanjutan dan selang waktu | 3

E. LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN PARTISIPATIF | 3


1. Tahap Persiapan | 3
2. Tahap Pemetaan Swadaya | 3
3. Tahap Penyusunan Rencana Program/Kegiatan | 3
4. Tahap Proses Perencanaan Partisipatif | 3

A. Persiapan | 5
A.1 Koordinasi dan Penggalian Data Sekunder Di Tingkat Kota/Kab. | 5
A.2 Koordinasi dan Penggalian Data Sekunder Di Tingkat Kelurahan | 7
A.3 Penyiapan Peta dasar dan Peta Tematik | 8
A.4 Pembekalan TPP (Tim Perencanaan Partisipatif) | 12
A.5 Tinjauan Dokumen Prerencanaan Pebangunan yang Ada | 13

B. Pemetaan Swadaya | 14
B.1 FGD Penggalian Data Awal Persoalan Kumuh | 14
B.2 Observasi Lapangan (Transek) | 15
B.3 Penyebaran Kuisioner | 15
B.4. Konsolidasi data tingkat kelurahan | 16
B.5. Pelaksanaan FGD Tematik di Tingkat Basis | 18

C. Tahap Penyusunan Rencana Program | 20


C.1 Perumusan Indikasi Program | 20
C.2 Konsultasi dengan Pemda dan Stakeholder | 26
C.3 Penyepakatan Kegiatan dengan Pokja PKP | 27

LAMPIRAN-LAMPIRAN | 29
LAMPIRAN 1 | Langkah-langkah Penyusunan Peta Tematik 7 indikator Kumuh | 30
LAMPIRAN 2 | FGD Penggalian Gagasan Pencegahan dan Penanganan Kumuh | 36
LAMPIRAN 3 | Observasi Lapangan (Transek) | 51
LAMPIRAN 4 | Panduan Wawancara Terstruktur (Kuisioner) | 61
LAMPIRAN 5 | Panduan Singkat Safeguard Lahan Program Peningkatan Kualitas
Permukiman Di Perkotaan(P2KP-Kota) Untuk Penanganan Prioritas
Kumuh Tahun 2015 dan Prioritas 100-0-100 | 73

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA) 3



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA) 5



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

A. PENGERTIAN
Perencanaan Partisipatif adalah suatu proses untuk menghasilkan rencana yang
dilakukan oleh semua pihak yang terkait dengan bidang yang direncanakan secara
bersama sama (partisipatif) dan terbuka yang dimulai dari penjajagan kebutuhan /
permasalahan dan potensi sampai dengan penentuan program/ kegiatan.
Dalam Program Peningkatan Kualitas Permukiman di Perkotaan (P2KP) khususnya
untuk penanganan Kumuh Prioritas Tahun 2015, kegiatan Perencanaan Partisipatif
merupakan kegiatan yang harus dilakukan. Agar Pelaksanaan kegiatan penanganan
kumuh dapat terlaksana dengan cepat dan tepat sesuai kebutuhan masyarakat
bekerjasama dengan pihak terkait (Pemda dan Kontraktor).
Mengingat bahwa pelaksanaan kegiatan fisik penanganan Kumuh Prioritas tahun 2015
harus dilaksanakan secepatnya, maka metodologi Perencanaan Partisipatif dilakukan
juga dengan cara cepat, akan tetapi tidak meninggalkan kaidah partisipatif (keterlibatan
banyak pihak), di dalam prosesnya.

B. TUJUAN
Tujuan dilaksanakannya perencanaan partisipatif ini adalah:
- Melakukan Identifikasi Kebutuhan Masyarakat berdasarkan Profil Desa/Kelurahan
kumuh yang sudah ditetapkan oleh SK Bupati/Walikota
- Menyusun Rencana Tahunan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (Renta PIP)
sebagai bahan untuk pelaksanaan prioritas Kumuh tahun 2015
- Menyusun Prioritas Rencana Kegiatan Pembangunan Infrastruktur yang akan
dilaksanakan oleh masyarakat pada Tahun 2015 dengan dana Channeling 1 M yang
disedikan dari Direktorat Pengembangan Permukiman Ditjen Cipta Karya

C. KELUARAN
Output yang diharapkan dari Kegiatan Perencanaan Partisipatif ini adalah:
- Rumusan Permasalahan sesuai dengan 7 indikator Kumuh yang telah ditetapkan
Oleh Direktorat Pengembangan Permukiman
- Tersusunnya Rencana Tahunan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (Renta PIP)
di kawasan kumuh
- Tersusunnya Prioritas Rencana Kegiatan Pembangunan Infrastruktur yang akan
dilaksanakan oleh masyarakat dengan dana Channeling Direktorat Bangkim sebesar
1 Milyar rupiah

D. PRINSIP-PRINSIP
Walaupun kegiatan Perencanaan Partisipatif ini harus dilakukan secara cepat dan tepat,
tidak boleh menghilangkan prinsip-prinsip perencanaan partisipatif itu sendiri, yang
menjamin keterlibatan masyarakat dalam perumusan masalah dan juga kegiatan. Oleh
karena itu Beberapa hal prinsip yang harus dipegang dalam pelaksanaan Perencanaan
Partisipatif ini adalah sebagai berikut:
a. Prinsip Mengutamakan Yang Terabaikan (Keberpihakan)
Pada umumnya, sebagian besar lapisan masyarakat tetap berada di pinggir arus
pembangunan yang berjalan cepat. Karena itu, prinsip pertama Pemetaan
Masyarakat (CSS) ialah mengutamakan masyarakat yang terabaikan tersebut agar
memperoleh kesempatan untuk memiliki peran dan mendapat manfaat dalam
kegiatan program pembangunan. Fasilitator diharapkan mampu mendorong
keterlibatan aktif masyarakat kumuh dan terkumuh serta perempuan dalam

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA) 1


T

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

pelaksanaan Perencanaan Partisipatif, tanpa harus mengurangi kesempatan belajar


masyarakat.
Keberpihakan Fasilitator tersebut bukan berarti bahwa golongan masyarakat lainnya
(elite) perlu mendapatkan giliran untuk diabaikan. Tetapi keberpihakan ini lebih pada
upaya untuk mencapai keseimbangan perlakuan terhadap berbagai golongan yang
terdapat di suatu masyarakat, dengan mengutamakan golongan paling lemah/kumuh
agar kehidupannya meningkat.

b. Prinsip Pemberdayaan (Penguatan) Masyarakat


Pendekatan Perencanaan Partisipatif bermuatan peningkatan kemampuan
masyarakat. Masyarakat memiliki akses (peluang) dan kontrol (kemampuan
memberikan keputusan dan memilih) terhadap berbagai keadaan yang terjadi
diseputar kehidupannya yang pada gilirannya mereka akan mampu menjadi
programmer bagi dirinya sendiri. Dengan demikian, ketergantungan bantuan orang
luar dapat dikurangi terutama bila bantuan bersifat merugikan (melemahkan posisi
masyarakat).

c. Prinsip Saling Belajar Dan Menghargai Perbedaan


Salah satu prinsip dasar P2KP adalah pengakuan akan pengalaman, pengetahuan,
dan nilai-nilai tradisional masyarakat. Sebagian pihak menilai bahwa pengalaman,
pengetahuan dan nilai tradisional masyarakat tidak mampu mengejar perubahan
yang terjadi dan tidak dapat memecahkan masalah-masalah yang berkembang.
Namun sebaliknya telah terbukti pula bahwa pengetahuan modern yang
diperkenalkan oleh orang luar tidak juga memecahkan masalah masyarakat karena
seringkali tidak cocok. Karenanya harus dilihat bahwa pengalaman dan pengetahuan
masyarakat dan pengetahuan orang luar saling melengkapi dan sama bernilainya.

d. Prinsip Triangulasi
Salah satu kegiatan survai adalah usaha mengumpulkan dan menganalisis data
secara sistematis bersama masyarakat. Untuk mendapatkan informasi yang
kedalaman dan ke-akuratan-nya bisa diandalkan, kita dapat menggunakan
triangulasi yang biasa digunakan dalam PRA yaitu merupakan bentuk pemeriksaan
dan pemeriksaan ulang (check and recheck) informasi. Triangulasi dilakukan antara
lain melalui penganekaragaman sumber informasi (latar belakang, golongan
masyarakat, keragaman tempat dan jenis kelamin) dan keragaman teknik yang
dipakai.

e. Prinsip Optimalisasi Hasil


Dalam upaya mengumpulkan informasi seringkali dilakukan pengumpulan informasi
sebanyak-banyaknya dan ternyata banyak dari informasi tersebut yang tidak
diperlukan atau tidak dipergunakan. Oleh karena itu, Tim pemandu pada saat
persiapan perlu merumuskan secara jelas jenis dan tingkat kedalaman informasi
yang dibutuhkan. Hanya jangan lupa bahwa kebutuhan informasi tersebut mesti
menyerap juga pendapat masyarakat tentang informasi-informasi yang menurut
masyarakat lebih penting.

f. Prinsip Orientasi Praktis dan Tepat Waktu


Perencanaan Partisipatif berorientasi praktis yakni untuk Renta PIP dan Rencana
Kegiatan Prioritas Kumuh Channeling dengan Bangkim. Karena itu, Pemetaan
Masyarakat bukanlah kegiatan yang dilakukan demi memenuhi prosedur proyek

2 PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

P2KP, melainkan sebagai alat atau metoda yang dimanfaatkan untuk


mengoptimalkan kemanfaatan P2KP bagi masyarakat setempat, khususnya dalam
perbaikan kesejahteraan masyarakat kumuh. Penerapan Pemetaan Masyarakat juga
tidak hanya sekedar untuk menggali informasi, tetapi yang terpenting adalah
menumbuhkan kesadaran kritis masyarakat dan mendorong masyarakat untuk
menindaklanjuti hasil Pemetaan Masyarakat sebagai acuan bersama dalam upaya-
upaya mereka untuk menanggulangi Kawasan Kumuh, secara sistematis, terarah,
mandiri dan berkelanjutan.

g. Prinsip Keberlanjutan dan Selang Waktu


Perencanaan Partisipatif bukanlah suatu usaha yang sekali dilakukan kemudian
selesai, namun merupakan kegiatan berlanjut, dia merupakan metoda yang harus
dijiwai dan dihayati oleh organisasi masyarakat dan masyarakat itu sendiri, agar
program-program yang mereka kembangkan secara terus menerus berlandaskan
pada prinsip prinsip dasar yang kontektual dan yang mencoba menggerakkan
potensi masyarakat. Prinsip Keberlanjutan ini juga akan terus disempurnakan melalui
penyusunan RPI2JM Masyarakat.

E. LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN PARTISIPATIF


Langkah-langkah Perencanaan Partisipatif dibagi dalam 3 (tiga) tahapan besar yaitu:
Tahap Persiapan: Yang dilakukan di dalam tahap persiapan terutama menyangkut
penyiapan data dan informasi yang dibutuhkan (baik di level kota/kabupaten,
kecamatan maupun tingkat desa/kelurahan) yang akan dipergunakan dalam proses
pemetaan bersama masyarakat. Dalam tahapan ini juga dilakukan pembekalan
kepada TPP (tim Perencanaan Partisipatif) agar memiliki kemampuan dan
keterampilan untuk memfasilitasi proses perencanaan partisipatif bersama
masyarakat.
Tahap Pemetaan Swadaya; Yaitu identifikasi kebutuhan masyarakat dengan melihat
masalah dan potensi terkait dengan 7 indikator kumuh, dilakukan dengan cara FGD
dengan masyaraka, transek (observasi lapangan), dan cara lain dengan prinsip-
prinsip partisipatif dan juga triangulasi. Rumusan hasil pemetaan ini akan menjadi
bahan dalam merumuskan Rencana Tahunan Pembangunan Infrastruktur
Permukiman (PIP).
Tahap Penyusunan Rencana Program/Kegiatan; Bahan-bahan hasil Pemetaan
Swadaya kemudian di analisis dan digunakan sebagai bahan untuk merumuskan
Renta PIP dan disepakati dengan Pokja PKP di tingkat kota/Kabupaten. Renta PIP
akan dijadikan dasar untuk menentukan kegiatan yang akan channeling/dibiayai oleh
Direktorat Pengembangan Permukiman.
Tahapan proses perencanaan partisipatif sebagaimana di deskripsikan melalui alur
sebagai berikut:

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA) 3


T

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

Gambar 1: Diagram Alir Proses Perencanaan Partisipatif

KEGIATAN HASIL

Koordinasi & Dokumen Data


1 Penggalian data tkt sekunder tkt kota
kota Peta kota dan peta kel

Koordinasi & Data Sekunder tkt kel


Peta dasar Kelurahan
2 Penggalian data tkt skala 1:5000 dan
kel
A. PERSIAPAN

1:1000 (kawasan)

Penyiapan Peta Peta Dasar Kondisi


3 Dasar & Pemetaan Eksisting skala 1:1000
Kondisi eksisting 7 peta tematik

Kesiapan TPP
4 Pembekalan TPP Jadwal Kegiatan

Tinjauan Dok Peta Rencana


Pembangunan kota/desa
5 Perencanaan Daftar program
Pembangunan yg ada pembangunan

FGD & Pemetaan


Peta Masalah kel
1 Masalah awal Tabel Masalah kel
Kelurahan
Peta 7 Tematik
Masalah
Observasi
2 Rekap kuisioner
Lapangan
B. PELAKSANAAN PS

masalah
lingkungan

Penyebaran Rekapitulasi hasil


3
Kuisioner Kuisioner RT

Konsolidasi Data Matrik permasalahan


4
Tkt Kelurahan Peta masalah tkt kel

Peta analisis
Pelaksanaan FGD masalah setiap
5 Tematik di Tingkat RT
Basis Matrik analisis
masalah

Draft Indikasi Program


C. PENYUSUNAN RENCANA

Draft Prioritas keg


Perumusan Indikasi
1 2015
Program Draft Peta Rencana
Kegiatan
PROGRAM

Konsultasi dengan Indikasi Program


Prioritas keg 2015
2 Pemda dan Peta Rencana
Stakeholder Kegiatan

Penyepakatan Berita Acara


3 Kegiatan dgn POKJA Penetapan Kegiatan
PKP 2015

4 PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

Berikut adalah uraian secara lengkap proses perencanaan partisipatif:

A PERSIAPAN
A.1 Koordinasi dan Penggalian Data Sekunder tingkat Kota/Kabupaten

Uraian : Proses koordinasi dengan pihak pemkot/pemkab terkait


pendataan kawasan kumuh yang menjadi sasaran
penanganan
Proses penggalian data sekunder yang dibutuhkan di
tingkat kota/kabupaten
Membahas Kondisi kekumuhan (Kondisi infrastruktur
permukiman yang buruk), rencana pembangunan kota,
legalitas lahan, land used dan lain-lain
Pelaksana : Tim Korkot

Peserta : Walikota/Bupati, BAPPEDA (Dinas Tata Ruang), BPN,


Dinas PU, Camat, Lurah

Output : 1. Diperolehnya data-data sekunder seperti dalam table 1


2. Diperolehnya peta dasar kota, peta rencana
pembangunan kota, peta penggunaan lahan/zonasi
3. Data dan Peta kepemilikan dan status lahan
4. Deliniasi awal peta kawasan kumuh/sasaran (bila ada)
Alat & Bahan : -

Media Bantu List Kebutuhan Data


Langkah-langkah Melakukan pertemuan untuk koordinasi dengan pihak
Pemkot/Pemda dan dinas terkait
Perkenalan Tim dan penjelasan maksud dan tujuan
kedatangan Tim
Pemaparan kebutuhan data
Pengumpulan data-data sekunder yang dibutuhkan
termasuk peta-peta yang terukur dan memiliki skala
yang jelas (peta kelurahan skala 1:5000)
Diskusi, untuk mendapatkan penyepakatan lokasi
kawasan kumuh sasaran/prioritas
Rekomendasi Apabila diperoleh informasi bahwa status lahan di
calon lokasi berstatus illegal/squatter perlu
didiskusikan dengan pemda rencana tindak lanjut
penanganannya dan dibuat kesepakatan. Jika akan
dilanjutkan, maka terkait dengan lahan perlu ada
prasyarat yang ketat (lihat lampiran Panduan Safeguard
lahan).

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA) 5


T

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

Tabel 1. Kebutuhan Data Sekunder tingkat Kota/Kabupaten

No DATA SUMBER DATA INSTANSI TARGET KET


1 DOKUMEN (Data
Sekunder) RDTR/RBWK BAPPEDA/ Dinas
Data peruntukan Tata Ruang
Lahan
Data Kependudukan
Data Jaringan jalan
dan sanitasi
Data kepemilikan
lahan
Data ekonomi
masyarakat

2 Data Kependudukan dll PODES 2014 BPS

3 Peta-peta

I. Peta Dasar Kelurahan III. RTRW BAPPEDA/


berskala 1:5000 IV. RDTRK /RBWK Dinas Tata Ruang
II. Peta Dasar Kawasan Rencana Bagian
skala 1:1000 wilayah Kota
buku fakta dan
analisa
V. (Rencana Detail
Tata Ruang
Kota)

VI. Peta SPPIP 1. BukuPutih a. Bappeda


VII. Peta Jaringan (jalan 2. RISPAM b. Dinas tata Kota
dan sanitasi) (Rencana Induk Dinas gawasan
Sistem Perijinan
Penyediaan Air Bangunan
Minum) c. Pokja AMPL
3. Master Plan d. (air minum
Drainase penyehatan
lingkungan)
Tingkat kota

VIII. Peta Zonasi/ Landused Dinas Pemetaan


DKI/SuDin
Pertanahan dan
perpetaan

6 PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

A.2 Koordinasi dan Penggalian Data Sekunder Di Tingkat Kelurahan


Uraian : a. Proses koordinasi dan sosialisasi dengan pihak kelurahan
terkait pendataan kawasan kumuh/prioritas yang menjadi
sasaran penanganan
b. Proses penggalian data sekunder yang dibutuhkan mulai
dari level kelurahan
Pelaksana : Tim Fasilitator Kelurahan
Peserta : Camat, Lurah, Tokoh masyarakat

Output : a. Inisiasi lokasi kawasan prioritas/sasaran


b. Diperolehnya data-data sekunder tingkat kelurahan
c. Data dan Peta kepemilikan dan status lahan
Alat & : -
Bahan
Media : List Kebutuhan Data
Bantu
Langkah- : Melakukan pertemuan untuk koordinasi dengan pihak
langkah kelurahan
Perkenalan Tim dan penjelasan maksud dan tujuan
kedatangan Tim
Pemaparan kebutuhan data
Pengumpulan data-data sekunder dan peta-peta yang
dibutuhkan
Diskusi penggalian data dan informasi dilokasi sasaran
Survey Pendahuluan/Sosial Mapping/Orientasi Lapangan
Menemu kenali key persons untuk membantu kelancaran
survey
Memahami kondisi awal kawasan (sosial masyarakat,
kegiatan ekonomi dan lingkungan)
Kompilasi data dan informasi serta Penyiapan peta dasar
skala 1:5000 dan skala 1:1000

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA) 7


T

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

Tabel 2. Kebutuhan Peta dan data tingkat desa/kelurahan

SUMBER
No DATA INSTANSI TARGET KET
DATA
1 IX. Peta Kondisi Kantor Kecamatan/ i. Hard copy
eksisting dan soft
Kelurahan
terakhir
Kantor Kelurahan copy
2 X. Data monografiXIV. Podes
desa 2014 ii. Peta Dasar
XI. Data profil ada di
masyarakat kecamatan
rumah tangga atau
tentang
kelurahan
pelayanan air
minum iii. (Berikan
XII. Data profil contoh
masyarakat peta
rumah tangga dimaksud
tentang kumuh
pada saat
XIII. Data profil
masyarakat coaching)
rumah tangga
tentang sanitasi

A.3 Penyiapan Peta dasar dan Peta Tematik


Uraian : Pada tahap persiapan ini TPP didampingi oleh Tim
Fasilitator perlu memahami tentang profil kawasan kumuh
dari Bangkim (jika ada), mengacu kepada Kebijakan Pemda
tentang kawasan kumuh baik batasan wilayah kawasannya,
kriteria / indikator dan parameternya. Sehingga profil ini
merupakan basis data awal yang akan memudahkan untuk
melaksanakan tahap berikutnya
Pelaksana : Tim Faskel & TPP
Peserta : BKM, RT/RW, Tokoh Masyarakat,Tokoh Agama,
Wanita,Tua Muda, dll
Output : TPP dan Tim Fasilitator mendapatkan gambaran tentang
kriteria / indikator kumuh, parameter/hasil pendataan
kumuh, dan koordinat peta yang terdapat pada profil
Contoh Profil Kawasan Kumuh yang harus dipelajari
dapat dilihat pada Profil Kawasan Kumuh Kota
Peta Kondisi eksisting Kawasan
Peta Kondisi eksisting kawasan 7 tematik

Alat & Bahan : Spidol Warna


Plester
Kertas Plano
Dll
Media Bantu : Profil Kumuh Bangkim (Bila ada)

8 PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

Peta Skala 1:5000 dan 1:1000 sesuai kebutuhan


Peta Tematik (7 indikator kumuh)

Langkah-langkah : Pelajari terlebih dahulu profil kumuh Bangkim atau Profil


kumuh lainnya
Lihat titik koordinat area yang menjadi kawasan kumuh
yang ada dalam profil
Kemudian buatlah peta skala 1:1000 berdasarkan
delineasi koordinat dari profil kumuh
Bila tidak ada peta yang dimaksud dari penggalian
data sekunder, maka dapat dilakukan dengan cara
Digitasi peta Google Earth (jika peta yang tersedia
diterbitkan lebih dari satu tahun) atau menggunakan
peta dari RTPLP (jika di lokasi PLPBK) jika ada
Penyepakatan kode-kode/simbol-simbol legenda yang
akan digunakan dalam menandai peta survey (mengacu
pada ketentuan simbol/legenda standar PU)
Peta eksisting kawasan terbaru skala 1:1000 yang
diperbanyak minimal sebanyak 7 indikator
Berdasarkan data sekunder yang yang sudah diperoleh
sebelumnya, Selanjutnya buatlah peta Kondisi eksisting
di area kumuh (lihat langkah-langkah di Lampiran 1),
yang terdiri dari:
Peta Kondisi Bangunan
Peta Jaringan Jalan
Peta Jaringan Sanitasi
Peta jaringan drainase
Peta jaringan air minum
Peta Persampahan
Peta Rawan Kebakaran

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA) 9


T

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

Gambar 2.
Contoh Profil Kawasan Kumuh Bangkim

10 PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

Gambar 3.
Contoh Peta Dasar Kawasan Kumuh

Peta Kota:
Citra Satelit

Peta Kelurahan

Peta Kawasan, skala 1:1000

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA) 11


T

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

A.4 Pembekalan TPP (Tim Perencanaan Partisipatif)

1. Uraian : Setelah seluruh data sekunder dan peta yang ada sudah
dipastikan tersedia, maka tahap berikutnya adalah
melakukan Pembekalan kepada TPP agar siap
melaksanakan proses perencanaan partisipatif. TPP yang
dilatih bisa dari TPP yang sudah ada, bilamana belum
ada, maka perlu dibentuk terlebih dahulu. Harus
dipastikan seluruh data sekunder (sesuai list kebutuhan
data sebelumnya) telah siap terutama peta dasar
kelurahan.
2. Pelaksana : Tim Korkot & Faskel
3. Peserta : Tim Perencanaan Partisipatif
4. Alat & Bahan : Peta Dasar
Spidol Plester
Kertas Plano
Dll
5. Media Bantu : Media audio visual Proses Perencanaan Partisipatif dan
peta.
Modul Pelatihan/Pembekalan TPP :
Konsep Penanganan Kumuh
Memahami Profil Kumuh Bangkim (jika ada)
Memahami peta dan data Panduan Perencanaan
Partisipatif
RKTL
6. Output : Anggota TPP memahami dan siap melaksanakan
kegiatan perencanaan partisipatif
Rencana kegiatan pelaksanaan perencanaan
partisipatif (Pemetaan swadaya dan penyusunan
RPI2JM CK / Perencanaan Jangka Menengah
Infrastruktur Lingkungan Permukiman)
TPP dan Tim Fasilitator mendapatkan gambaran
tentang kriteria / indikator kumuh, parameter/hasil
pendataan kumuh, dan koordinat peta yang terdapat
pada profil
Contoh Profil Kawasan Kumuh yang harus dipelajari
dapat dilihat pada Profil Kawasan Kumuh Kota
Peta Kondisi eksisting Kawasan yang memuat batas
administrasi, blok plan, jaringan jalan, dll.
Peta Kondisi eksisting kawasan 7 tematik
7. Langkah- : Pelatihan perencanaan partisipatif yang terdiri dari
langkah Konsep dan Mekanisme pelaksanaan pemetaan
swadaya dan Penyusunan RPI2JM CK
Pembagian peserta menjadi pokja-pokja, pokja
tersebut sekurang-kurangnya terdiri dari:

12 PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

1. Pokja Penggalian data tingkat Rumah tangga (Air


minum, Sanitasi, kondisi dan keteraturan
bangunan) yang akan menggunakan panduan
kuisioner untuk penggaliannya
2. Pokja Penggalian data tingkat lingkungan
(Kepadatan bangunan, Sampah, Jalan, Drainase
dan kebakaran) yang terdiri dari tim:
FGD
Transek
3. Lainnya apabila diperlukan

Penyusunan rencana Kegiatan Pelaksanaan


perencanaan partisipatif (Pemetaan swadaya dan
penyusunan RPI2JM - CK)

A.5 Tinjauan Dokumen Perencanaan Pembangunan yang ada


a. Uraian : Pada tahap ini TPP dan Tim Fasilitator melakukan diskusi
untuk menelaah dokumen perencanaan yang sudah ada
(RPJM des/RKP kel/PJM Pronangkis/RTPLP/dll)
berdasarkan data profil kumuh Bangkim yang ada (cermati
prioritas kriteria / indikator, parameter / hasil yang ada)
dengan tujuan Mendapatkan informasi / data kegiatan yang
ada di dokumen perencanaan yang sesuai dan terkait
dengan indikator kumuh yang belum dilaksanakan
kawasan kumuh setempat.
b. Pelaksana : TPP, Tim Fasilitator
c. Peserta : Anggota BKM/LKM, Kelurahan/Desa, RW, RT
d. Alat & Bahan : a. Kertas Plano
b. Spidol
c. Catatan,dll
e. Media Bantu : a. Peta Tematik 7 indikator kumuh
b. PJM Ponangkis, RTPLP, RPJM, RTRW, RDTR, dll
f. Output : Daftar Program/Kegiatan yang sesuai dengan profil kumuh
bangkim serta indikator bangkim yang belum ada
kegiatannya.
g. Langkah-langkah : a. Tim Perencanaan Partisipatif (TPP) didampingi Tim
Fasilitatormenyiapkanhal-halberikut:
b. Profil kawasan kumuh dari Bangkim yang sudah
diklarifikasi KMW/Korkot
c. Peta dasar 1 : 1000, dan peta 7 (tujuh) tematik
d. Data perencanaan pembangunan kelurahan terkait (PJM
Pronangkis, RTPLP, RKP, RPJM des dll)
e. TPP didampingi Tim Fasilitator melakukan pertemuan
dengan BKM, Kelurahan / Desa untuk meninjau tentang
program / kegiatan yang ada di dalam PJM Pronangkis,

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA) 13


T

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

Renta, Renstra, RPJM yang terkait dengan 7 indikator


kumuh dan belum dilaksanakan
f. Sandingkan PJM Pronangkis (dan Dokumen
perencanaan lain) yang ada, dengan indikator kumuh
Bangkim, apakah ada kegiatan yang berkesesuaian
indikator tersebut, berikut kurang lebih prosesnya:
Identifikasi indikator kumuh bangkim yang ada
Identifikasi kegiatan infrastruktur yang belum
dilaksanakan dan sesuai dengan indikator kumuh
tersebut
Identifikasi pula indikator kumuh bangkim yang
belum direncanakan kegiatannya dalam Dokumen
perencanaan pembangunan desa/kelurahan
tersebut.
Tuangkan ke dalam Tabel 1 berikut
Dan kemudian tuangkan pula ke dalam peta dasar
skala 1:1000 dan peta tematik yang telah diperoleh
dalam kegiatan A3

Tabel 3. Contoh Daftar Kegiatan PJM Pronangkis dll


yang sesuai indikator Kumuh Bangkim (yang belum terlaksana)

Indikator Ceklist kegiatan


Daftar Sumber
No Kumuh Tidak Lokasi Ket
Ada Kegiatan dokumen
Bangkim Ada

B. PEMETAAN SWADAYA
B.1 FGD Penggalian Data Awal Persoalan Kumuh

a. Uraian : FGD Penggalian Gagasan Pencegahan dan Penanganan


Kumuh adalah suatu bentuk pendalaman mengenai suatu
topik dengan melibatkan mental, rasa dan karsa secara
terstruktur untuk membangun kesadaran kritis peserta
(masyarakat) mengenai 7 indikator kumuh serta kaitannya
dengan pola prilaku dan pola pikir sehari-hari masyarakat
setempat.
b. Pelaksana : TPP dan Faskel
c. Peserta : Masyarakat dan RT/RW di lokasi kawasan kumuh
d. Alat & Bahan Kertas Plano

14 PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

Spidol warna
Dll
e. Media Bantu Panduan FGD
Peta dasar dan Peta Tematik
f. Output : Rumusan Persoalan Kumuh (Matrik persoalan kumuh) 7
indikator kumuh
Harapan masyarakat untuk menyelesaikan persoalan
Peta Awal Persoalan Kumuh (7 Peta tematik)
Rencana Transek (Observasi Lapangan)
g. Langkah- : Lebih lengkap dilihat di panduan FGD di lampiran 2
langkah

B.2 Observasi Lapangan (Transek)

a. Uraian : Pada tahap ini TPP didampingi Tim Fasilitator melakukan


observasi lapangan / survey lapangan / transek
berdasarkan hasil FGD. Tujuannya untuk mendapatkan
informasi kondisi persoalan di kawasan kumuh setempat
dan potensi yang ada.
b. Pelaksana : TPP dan RT/RW Kawasan Kumuh
c. Peserta : Warga Masyarakat, RW, RT
d. Alat & Bahan : Kamera
Spidol Warna
Meteran/ laser measure / GPS
e. Media Bantu : Peta Tematik hasil FGD
Rumusan Persoalan Hasil FGD
Instrumen Penggalian data Aspek Lingkungan
f. Output : Data permasalahan kumuh dan rinciannya di lokasi
setempat.
Peta tematik permasalahan kumuh (minimal 7 peta
tematik) yang lebih lengkap
Data dan Rekap masalah kumuh terkait aspek
lingkungan
g. Langkah-langkah : Penjelasan lebih lengkap tentang Transek lihat di
Panduan Observasi lapangan (Transek) lampiran 3. Hasil
Transek juga direkap dalam fromat tersendiri.

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA) 15


T

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

B.3 Penyebaran Kuisioner

a. Uraian : Pendataan indikator 100 0 - 100 (kumuh) mempunyai


sasaran untuk menyediakan informasi yang lengkap
tentang indikator kumuh, memahami faktor-faktor
penentu kumuh dan memahami ketidak-leluasan rumah
tangga untuk meningkatkan standar kehidupan mereka.
Sensus indikator kumuh akan mengumpulkan data
tentang aspek legalitas hunian, keteraturan bangunan,
kondisi bangunan hunian, akses air minum, pengelolaan
sanitasi dan pengelolaan sampah rumah tangga.
b. Pelaksana : TPP
c. Sasaran : Rumah Tangga di lokasi kawasan kumuh
d. Alat & Bahan a. Lembar Kuisinoner Rumah Tangga untuk
pendataan Indikator Kumuh
b. Alat tulis
c. Meteran
d. Kamera
e. Media Bantu Panduan Pengisian Kuisioner Rumah Tangga
f. Output : Data dan Rekap Indikator Kumuh Rumah Tangga
g. Langkah- : Lebih lengkap dilihat di panduan Pengisian Kuisioner
langkah Rumah tangga di lampiran 4. Hasil Kuisioner kemudian
di rekap dalam format tersendiri.

B.4. Konsolidasi data tingkat kelurahan

a. Uraian : Setelah proses PS, (Pemetaan, FGD, transek, dll) seluruh


hasilnya dikonsolidasikan. Kegiatan ini dilakukan terutama
untuk mengolah hasil Pemetaan swadaya baik melalui
FGD, Pemetaan maupun transek ke dalam matrik.
b. Pelaksana : TPP dan Faskel
c. Peserta : TPP dan Faskel
d. Alat & Bahan Kertas Plano
Spidol
Dll
e. Media Bantu Hasil FGD
Hasil Pemetaan
Hasil transek
Rekap kuesioner
Dll
f. Output : Matrik permasalahan terkait 7 Indikator kumuh
Peta Analisis terkait 7 tematik

16 PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

g. Langkah- : Tim PP melakukan konsolidasi data dan informasi di


langkah tingkat Desa/Kelurahan untuk melihat hasil dari
kuisioner, FGD awal dan transek
Masing-masing Tim mempresentasikan hasil pemetaan
swadaya, yaitu:
Rekap hasil kuisioner RT
Rekap Hasil FGD Lingkungan
Hasil observasi lapang (transek) berupa peta masalah
Menuangkan ketiga hasil tersebut kedalam matrik
permasalahan.
Menyusun peta analisis
Menentukan masalah-masalah yang dominan di
lingkungan RT (Rukun tetangga) untuk menjadi topik
bahasan dalam FGD tematik
Menentukan lokasi-lokasi untuk pelaksanaan FGD
beserta permasalahan masing-masing wilayah
Menyusun rencana FGD untuk di tingkat basic

Tabel 4. Contoh Matrik Permasalahan

sumber Uraian Masalah


Dimensi Jml
No indikator informasi (kondisi saat ini) Lokasi
(Ukuran) KK
1 Keteraturan Hasil 60 % membelakangi RT 01
Bangunan Kuisioner sungai
40 % dikemiringan
diatas 15 %
2 Kepadatan 100 unit / Ha RT 01
Bangunan
3 Kondisi Fisik 60 % kondisi hunian RT 01
Bangunan semi permanen
4 Jalan Lingkungan
5 Drainase FGD tinggi genangan 50 cm
Lingkungan selama 4 jam
6 Pembuangan air
Limbah
Penyediaan Air
Bersih & Air
7 Minum
Pengelolaan
8 Persampahan

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA) 17


T

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

B.5. Pelaksanaan FGD Tematik di Tingkat Basis

a. Uraian : FGD tematik di tingkat Komunitas (Lingkungan/RT/RW)


dilaksanakan untuk mendapatkan informasi yang lebih
detil dan dalam mengenai penyebab, dampak, potensi
dan alternatif solusi yang akan dilaksanakan
b. Pelaksana : TPP dan Faskel
c. Peserta : masyarakat
d. Alat & Bahan Kertas Plano
Spidol
Dll
e. Media Bantu Hasil FGD
Hasil Pemetaan
Hasil transek
Hasil kuesioner
Dll
f. Output : Informasi mengenai penyebab, dampak dan potensi
dari permasalahan-permasalahan yang terjadi
informasi dari masyarakat mengenai alternatif solusi
dalam penyelesaiakan permasalahan yang ada.
harapan masyarakat dan komitmen kedepan dalam
penanganan dan pencegahan permukiman kumuh
g. Langkah-langkah : Tim PP melakukan koordinasi dengan Ketua RT
untuk mengundang masyarakat
Menyiapkan bahan dan media untuk pelaksanaan
FGD
Pelaksanaan FGD mengenai hal-hal sebagai berikut :
a. Faktor penyebab permasalahan terjadi
b. Akibat yang ditimbulkan
c. Potensi internal maupun eksternal yang bisa
didayakan gunakan untuk menyelesaikan
masalah
d. Alternatif solusi (upaya-upaya yang dilakukan)
dalam menyelesaikan masalah
e. Harapan harapan kedepan
f. Komitmen dan kontribusi masyarakat dalam
penanganan dan pencegahan permukiman
kumuh.

18 PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)



! !

T
PANDUAN'PERENCANAAN'PARTISIPATIF'
! !

Tabel 5 Contoh
Matrik Hasil FGD Tematik Di Tingkat Basic
RT ... RW .... Desa/Kelurahan ...................

Sumber informasi dari hasil kompilasi data


Sumber informasi dari hasil FGD
sebelumnya
Uraian Upaya-upaya yang
No indikator Masalah Potensi yang ada dapat dilakukan
Dimensi Jml Faktor Akibat yg
(kondisi Lokasi untuk mencapai untuk
(Ukuran) KK/KRT Penyebab Ditimbulkan
saat ini) upaya tersebut menyelesaikan
permasalahan
1 Keteraturan 60 % RT 01 300 unit 400 KK mengikuti sungai ada kemauan melakukan
Bangunan membelaka pembangunan menjadi masyarakat sosialisasi dan
ngi sungai rumah wabah ada lahan untuk penyadaran
40 % sebelumnya penyakit pembangunan mengenai
dikemiringa belum ada aliran sungai jalan pinggir aturan
n diatas 15 aturan tersumbat sungai bangunan dan
% pembangunan karena lingkungan
rumah penumpukan penataan
kondisi sungai sampah sungai untuk
tidak nyaman air sungai bau bebas sampah
dan aman menyepakati
aturan bersama
mengenai
pembangunan
rumah
PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

membuat

pengelolaan
sampah
membangun
jalan dipinggir
sungai
2 Kepadatan 100 unit / RT 01
Bangunan Ha

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)


19
20# PROGRAM'PENANGANAN'KUMUH#

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

C. TAHAP PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM

C.1 Perumusan Indikasi Program

a. Uraian : Perumusan indikasi program merupakan kegiatan untuk


merangkum hasil dari FGD ditingkat Basis, Konsolidasi
tingkat Pemerintah Daerah Kota / Kabupaten, tingkat
Kelurahan / Desa, dan Hasil Konsolidasi data terkait 7
tematik menjadi rencana dan indikasi program
b. Pelaksana : TPP dan Faskel
c. Peserta : TPP, BKM, Aparat Desa/Kelurahan, lembaga desa/Kel
d. Alat & Bahan Kertas Plano
Spidol
Dll
e. Media Bantu Hasil FGD Tematik :
Matrik Hasil FGD Ditingkat Komunitas
Peta Tematik
Komitmen dan aturan bersama
f. Output : Indikasi program/kegiatan penanganan permukiman
kumuh (RKP)
Prioritas kegiatan penanganan permukiman kumuh
Tahun 2015
Peta kegiatan proritas penanganan permukiman kumuh
Tahun 2015 (1:1000)
Aturan bersama
g. Langkah-langkah : Tim Fasilitator dan TPP melakukan kompilasi data dari
seluruh hasil FGD tingkat komunitas menjadi matrik
analisis tingkat kelurahan.
Melakukan koordinasi dengan Kepala Desa/Lurah dan
BKM untuk penyelenggaraan lokakarya
Mengundang TPP, BKM, Lembaga Desa/Kelurahan
untuk pelaksanaan lokakarya
Pelaksanaan lokakarya secara umum sebagai berikut :
a. Sosialisasi hasil pelaksanaan kegiatan pemetaan
swadaya di tingkat Komunitas oleh Ketua TPP
b. Penjelasan pelaksanaan perumusan masalah dan
analisa di setiap RT atau kawasan
c. Menjelaskan data rekap hasil FGD tematik diseluruh
lokasi basis
d. Melakukan diskusi kelompok berdasarkan tematik
untuk merumuskan skenario penanganan
permukiman kumuh sampai menghasilkan indikasi
program penanganan permukiman kumuh dan
penyepakatan aturan bersama sesuai matrik
rencana indikasi program. (alternatif solusi yang ada
dalam matrik hasil FGD Tematik, digunakan menjadi
masukan perumusan program)

20 PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

e. Diskusi pleno penyepakatan hasil diskusi kelompok


sampai menghasilkan indikasi program/kegiatan
penanganan permukiman kumuh di tingkat
Desa/Kelurahan
f. Melakukan musyawarah prioritas kegiatan
penanganan permukiman kumuh Tahun 2015.
g. Kemudian tuangkan Rencana-rencana tersebut ke
dalam peta rencana.

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA) 21


T
22

! !
PANDUAN'PERENCANAAN'PARTISIPATIF'
! !

Tabel 6 Contoh Matriks Rencana Indikasi Program

Desa/Kelurahan :
Kecamatan :
Kota/Kabupaten :

Uraian Penerima Manfaat Perkiraan


No Program Lokasi Volume Satuan
Kegiatan (Jumlah KK) biaya
PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)


24# PROGRAM'PENANGANAN'KUMUH#

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

Gambar 4 Contoh Peta Rencana Pembangunan Jalan Lingkungan


Gambar 4 Contoh Peta Rencana Pembangunan Jalan Lingkungan

Gambar 4 Contoh Peta Rencana Pembangunan Jalan Lingkungan

Gambar 5 Contoh Peta Rencana Pembangunan Drainase

Gambar 5 Contoh Peta Rencana Pembangunan Drainase

Gambar 5 Contoh Peta Rencana Pembangunan Drainase

24

24

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA) 23



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

Gambar 6 Contoh Peta Rencana Pengelolaan Sampah


Gambar 6 Contoh Peta Rencana Pengelolaan Sampah

Gambar 6 Contoh Peta Rencana Pengelolaan Sampah

Gambar 14 Contoh Peta Rencana Penyediaan Air Bersih

Gambar 7 Contoh Peta Rencana Penyediaan Air Bersih


Gambar 14 Contoh Peta Rencana Penyediaan Air Bersih

25

25

24 PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

Gambar 8 contoh Peta Rencana Perbaikan Bangunan


Gambar 7 contoh Peta Rencana Perbaikan Bangunan

Gambar 7 contoh Peta Rencana Perbaikan Bangunan

Gambar 8 Contoh Peta Rencana Pengamanan Kebakaran


Gambar 9 Contoh Peta Rencana Pengamanan Kebakaran
Gambar 8 Contoh Peta Rencana Pengamanan Kebakaran

26

26

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA) 25



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

C.2 Konsultasi dengan Pemda dan Stakeholder

a. Uraian : Konsultasi hasil perumusan indikasi program dengan


pemda dan stakeholder merupakan kegiatan untuk
mensikronkan hasil perencanaan partisipatif dengan
perencanaan dan kebijakan kota serta memperoleh
masukan dari berbagai pihak.
b. Pelaksana : Lurah/kades/BKM
c. Peserta : TPP/Anggota LKM, Kelurahan/Desa, RW, RT, utusan
warga
d. Alat & Bahan Plano
Format Renta PIP
Spidol
Infokus
laptop
Dll
e. Media Bantu Peta skenario rencana
Indikasi program/kegiatan penanganan permukiman
kumuh (RKP)
Prioritas kegiatan penanganan permukiman kumuh
Tahun 2015
Aturan bersama
f. Output : Dokumen perencanaan hasil konsultasi
Komitmen pemda dan stakeholder dalam pelaksanaan
penanganan dan pencegahan kumuh
g. Langkah- : Melakukan koordinasi dengan Lurah/Kades, BKM,
langkah pemda dan stakeholder untuk penyelenggaraan
Konsultasi
Menyiapkan media bantu hasil perumusan indikasi
kegiatan
Mengundang Tim PP, BKM, Lembaga Desa/Kelurahan
Pemda, stakeholder kota, untuk pelaksanaan konsultasi
Pelaksanaan konsultasi secara umum sebagai berikut :
a. Sosialisasi proses pelaksanaan Pemetaan Swadaya
hingga tahap perumusan indikasi kegiatan oleh
Ketua Tim PP
b. Penjelasan pelaksanaan Konsultasi
c. Menjelaskan hasil perumusan indikasi kegiatan
d. Pemda dan stakeholder lainya memberikan
masukan terhadap rencana indikasi kegiatan
e. Penyempurnaan rencana indikasi kegiatan
f. Membangun komitmen terhadap rencana
pelaksanaan penanganan kumuh

26 PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

C.3 Penyepakatan Kegiatan dengan Pokja PKP

a. Uraian : TPP, Konsultan dan Tim fasilitator difasilitasi oleh


koordinator kota/asisten korkot melakukan konsultasi
dengan Pokja PKP, Satker Bankim Provinsi/PPK Kumuh
Kab/Kota untuk mendiskusikan hasil perencanaan
masyarakat. Tujuannya Mendapatkan penjelasan dari Pokja
tentang hasil rencana masyarakat tersebut dapat
dilaksanakan oleh masyarakat dan kontraktor
b. Pelaksana : TPP, Tim Fasilitator
c. Peserta : Anggota BKM/LKM, Kelurahan/Desa, RW, RT
d. Alat & Bahan : Spidol warna
Pensil
Format Berita Acara
e. Media Bantu Peta Rencana Kegiatan
Renta PIP
f. Output : Berita acara kesepakatan pelaksanaan kegiatan antara
masyarakat, Satker Bangkim Prov/PPK Kab/Kota dan
konsultan DED
Aturan bersama
g. Langkah-langkah : Tim Perencanaan Partisipatif (TPP) didampingi Tim
Fasilitator, Korkot / Askot mandiri menyiapkan hal-hal
berikut:
a. Dipastikan membawa matrik RKP
b. Dipastikan Peta Rencana Tematik
TPP, Pokja, Konsultan mendiskusikan rencana kegiatan
penanganan kawasan kumuh yang diperkuat dengan
peta rencana per tematik
Apabila sudah ada kesepakatan, kemudian menyusun
berita acara kesepakatan

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA) 27



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

28 PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

LAMPIRAN-LAMPIRAN

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA) 29



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

LAMPIRAN 1
LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN PETA TEMATIK 7 INDIKATOR KUMUH

Langkah-langkah pembuatan peta tematik 7 indikator kumuh kurang lebih sebagai


berikut:
1. Langkah langkah Pembuatan Peta Keteraturan dan Kondisi Bangunan:
a) Terangkan maksud dan tujuan pemetaan, dan jelaskan juga bahwa
kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan dari pemetaan wilayah.
b) Awali kegiatan dengan mengingatkan kembali pada kriteria yang terdapat
pada 7 indikator kumuh yang sudah ada.
c) Tuliskan kriteria 7 indikator Kawasan Kumuh yang sudah ada, kemudian
diskusikan kembali
d) Buatlah peta keteraturan dan kondisi bangunan berdasarkan peta wilayah
yang sudah dibuat pada kegiatan sebelumnya.
e) Kemudian diskusikan bersama peserta lokasi lokasi rumah warga.
f) Dokumentasikan peta dan informasi informasi penting yang didapat.
g) Cantumkan pada sudut peta, peserta, pemandu, tempat dan tanggal
diskusi
h) Lanjutkan dengan kajian tentang keteraturan dan kondisi bangunan yang
ada.

2. Langkah langkah Pembuatan Peta Pelayanan Air Minum


a) Terangkan maksud dan tujuan pemetaan, dan jelaskan juga bahwa
kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan dari pemetaan wilayah.
b) Awali kegiatan dengan menjelaskan apa yang dimaksud dengan pelayanan
Air Minum tersebut,
c) Gambaran yang dipetakan adalah gambaran pelayanan Air Minum
terhadap penduduk
d) Buat legenda terlebih dahulu, sesuai dengan yang telah disepakati
sebelumnya, lalu kemudian lokasinya diplot ke dalam peta.
e) Lanjutkan kajian lebih mendalam dengan menggunakan matrik kajian
tentang pelayanan air minum

3. Langkah langkah Pembuatan Peta pengelolaan air limbah


a) Terangkan maksud dan tujuan pemetaan, dan jelaskan juga bahwa
kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan dari pemetaan wilayah.
b) Awali kegiatan dengan menjelaskan apa yang dimaksud dengan sistem
pengelolaan air limbah tersebut,
c) Gambaran yang dipetakan adalah gambaran tentang sistem pengelolaan
air limbah yang sudah berjalan selama ini.
d) Buat legenda terlebih dahulu, sesuai dengan yang telah disepakati
sebelumnya, lalu kemudian lokasinya diplot ke dalam peta.
e) Lanjutkan kajian lebih mendalam dengan menggunakan matrik kajian
tentang sistem pengelolaan air limbah.

30 PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

4. Langkah langkah Pembuatan Peta pengelolaan sampah


a) Terangkan maksud dan tujuan pemetaan, dan jelaskan juga bahwa
kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan dari pemetaan wilayah.
b) Awali kegiatan dengan menjelaskan apa yang dimaksud dengan sistem
pengelolaan sampah tersebut,
c) Gambaran yang dipetakan adalah gambaran tentang sistem pengelolaan
sampah yang sudah berjalan selama ini.
d) Buat legenda terlebih dahulu, sesuai dengan yang telah disepakati
sebelumnya, lalu kemudian lokasinya diplot ke dalam peta.
e) Lanjutkan kajian lebih mendalam dengan menggunakan matrik kajian
tentang sistem pengelolaan sampah.

5. Langkah langkah Pembuatan Peta Jaringan Jalan Lingkungan


a) Terangkan maksud dan tujuan pemetaan, dan jelaskan juga bahwa
kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan dari pemetaan wilayah.
b) Awali kegiatan dengan menjelaskan apa yang dimaksud dengan jaringan
jalan lingkungan tersebut,
c) Gambaran yang dipetakan adalah gambaran tentang jaringan jalan
lingkungan.
d) Buat legenda terlebih dahulu, sesuai dengan yang telah disepakati
sebelumnya, lalu kemudian lokasinya diplot ke dalam peta.
e) Lanjutkan kajian lebih mendalam dengan menggunakan matrik kajian
tentang jaringan jalan lingkungan.

6. Langkah langkah Pembuatan Peta Saluran Drainase dan Area Genangan


/ Banjir
a) Terangkan maksud dan tujuan pemetaan, dan jelaskan juga bahwa
kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan dari pemetaan wilayah.
b) Awali kegiatan dengan menjelaskan apa yang dimaksud dengan saluran
drainase dan area genangan / banjir tersebut,
c) Gambaran yang dipetakan adalah gambaran tentang jaringan saluran
drainase dan area genangan / banjir.
d) Buat legenda terlebih dahulu, sesuai dengan yang telah disepakati
sebelumnya, lalu kemudian lokasinya diplot ke dalam peta.
e) Lanjutkan kajian lebih mendalam dengan menggunakan matrik kajian
tentang saluran drainase dan area genangan / banjir.

7. Langkah langkah Pembuatan Peta Kawasan Rawan Bencana Kebakaran


a) Terangkan maksud dan tujuan pemetaan, dan jelaskan juga bahwa
kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan dari pemetaan wilayah.
b) Awali kegiatan dengan menjelaskan apa yang dimaksud dengan kawasan
rawan bencana kebakaran tersebut,
c) Gambaran yang dipetakan adalah gambaran tentang kawasan yang rawan
bencana kebakaran.
d) Buat legenda terlebih dahulu, sesuai dengan yang telah disepakati
sebelumnya, lalu kemudian lokasinya diplot ke dalam peta.

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA) 31



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

e) Lanjutkan kajian lebih mendalam dengan menggunakan matrik kajian


tentang bahaya kebakaran.

Contoh Peta Tematik Kondisi Eksisting Jaringan Jalan


Contoh Peta Tematik Kondisi Eksisting Jaringan Jalan

Contoh Peta Tematik Kondisi Eksisting Jaringan Jalan

Contoh
Contoh PetaPeta Tematik
Tematik JaringanDrainase
Jaringan Drainase
Contoh Peta Tematik Jaringan Drainase

Gambar 6 Contoh Peta Tematik Kondisi dan Kepadatan Bangunan


Gambar 6 Contoh Peta Tematik Kondisi dan Kepadatan Bangunan

32
32

32 PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

Gambar 6 Contoh Peta Tematik Kondisi dan Kepadatan Bangunan

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA) 33



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

Contoh Peta Tematik Kondisi Sanitasi

Contoh Peta Tematik Kondisi Pengelolaan Sampah

34 PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

Contoh Peta Tematik Kondisi Rawan Kebakaran

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA) 35



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

LAMPIRAN 2

Focus Group Discussion (FGD):


Penggalian Gagasan Pencegahan dan Penanganan Kumuh

I. Pengantar
Dalam penggalian gagasan Pencegahan dan Penanganan permukiman kumuh,
banyak metoda yang bisa digunakan diantaranya, Wawancara Semi Terstruktur,
Observasi lapangan, dll, namun dalam KAK ini difokuskan pada metoda Fokus Grup
Diskusi. Fokus Grup Diskusi ini untuk melihat kenyataan yang sebenarnya terkait 7
indikator kumuh yang hanya bisa dilakukan dengan suatu proses analisis sosial yang
kritis.
Membuat analisa sosial kritis, artinya mencari secara kritis hubungan sebab akibat,
sampai halhal yang paling dalam sehingga dapat ditemukan akar permasalahan
yang sebenarnya..
Untuk membuat analisa sosial kepadatan,kekumuhan dan kemiskinan setiap kondisi,
baik itu eksternal maupun internal, harus ditelusuri dan kemudian dicari hubungan
sebab akibatnya dalam suatu kerangka yang logis sehingga dapat ditemukan
masalahmasalah pokok dalam masyarakat tersebut.
Dalam melakukan proses analisa kritis bersama masyarakat, seperti layaknya
seorang dokter dalam mendiagnosa pasiennya, Tim FGD Penggalian Gagasan
Pencegahan dan Penanganan Kumuh harus mempunyai panduanpanduan
pertanyaan kritis yang dapat menggerakan diskusi sehingga masalah yang muncul
bukan hanya gejala masalahnya saja tetapi lebih dalam dari kondisi yang bisa kasat
mata dilihat oleh kita.
II. Pemahaman penggalian gagasan Pencegahan dan Penanganankumuh
FGD Penggalian Gagasan Pencegahan dan PenangananKumuh adalah suatu bentuk
pendalaman mengenai suatu topic dengan melibatkan mental, rasa dan karsa secara
terstruktur untuk membangun kesadaran kritis peserta (masyarakat) mengenai 7
indikator kumuh serta kaitannya dengan pola prilaku dan pola pikir sehari-hari
masyarakat setempat.
Penggalian Gagasan Pencegahan dan PenangananKumuh dilakukan untuk
menumbuhkan kesadaran kritis masyarakat terhadap akar penyebab masalah 7
Indikator kumuh. Kesadaran kritis ini menjadi penting, karena selama ini seringkali
dalam berbagai program yang menempatkan masyarakat sebagai objek seringkali
masyarakat diajak untuk melakukan berbagai upaya pemecahan masalah tanpa
mengetahui dan menyadari masalah yang sebenarnya (masalah dirumuskan oleh
Orang Luar). Kondisi tersebut menyebabkan dalam pemecahan masalah
masyarakat hanya sekedar melaksanakan kehendak Orang Luar atau karena tergiur
dengan iming iming bantuan uang, bukan melaksanakan kegiatan karena benar
benar menyadari bahwa kegiatan tersebut memang bermanfaat bagi pemecahan
masalah mereka.
Kesadaran ini penting sebelum akhirnya masyarakat menyepakati bagaimana
sebaiknya Pencegahan dan Penanganankumuh dilaksanakan, serta menyepakati

36 PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

bagaimana mendorong keterlibatan masyarakat sasaran bersama komponen


masyarakat lainnya dalam memanfaatkan akses peluang yang ada untuk mendukung
Pencegahan dan Penanganankumuh yang akan merekalakukan.
1. Substansi Pesan Penggalian Gagasan Pencegahan dan Penanganan
Kumuh
a) Masyarakat belajar mengetahui, memahami dan merumuskan masalah 7
indikator kumuh menurut versi mereka sendiri;
b) Masyarakat belajar memahami akar penyebab 7 indikator kumuh yang utama
adalah perilaku/sikap ;
c) Pembelajaran masyarakat bahwa memudarnya kepedulian dan kesatuan
sosial, serta berkembangnya paham individualisme dan kepentingan sepihak
merupakan salah satu diantara penyebab masalah 7 indikator kumuh di
wilayahnya;
d) Mendorong Masyarakat untuk saling percaya satu sama lain;

2. Tujuan Penggalian Gagasan Pencegahan dan Penanganan Kumuh


a) Memberikan pemahaman masyarakat tentang Pencegahan dan Penanganan
kumuh sebagai pembelajaran prinsip dan nilai pada pelaksanaan kegiatan
merumuskan bersama Penataan lingkungan di wilayahnya;
b) Membuka akses bagi masyarakat sasaran di kawasan target untuk
berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan Pencegahan dan Penanganan sejak
tahap awal;
c) Mewujudkan rasa memilik masyarakat sasaran dan kepedulian
masyarakat lainnya terhadap upaya-upaya Pencegahan dan Penanganan
kumuh;
d) Mengidentifikasi aspirasi masyarakat, khususnya masyarakat sasaran
mengenai bagaimana sebaiknya Pencegahan dan Penanganan kumuh di
laksanakan di kelurahannya;
e) Masyarakat memahami bahwa kepadatan, kekumuhan dan kemiskinan
bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau masyarakat kawasan saja,
melainkan tanggung jawab bersama;
f) Mendorong tumbuhnya kesadaran masyarakat bahwa upaya Pencegahan
dan Penanganan kekumuhan harus dimulai dari diri sendiri melalui
perubahan mental dan prilaku serta kerja keras

III. Operasional Kegiatan


1. Penanggung Jawab
Penanggung jawab kegiatan Penggalian Gagasan Pencegahan dan Penanganan
Kumuh adalah relawan yang tergabung dalam Tim Perencanaan Partisipatif, yang
difasilitasi oleh Tim Fasilitator.

2. Perlengkapan
a) Peta eksisting dan peta dasar (7 Peta Tematik)
b) Pertanyaan-pertanyaan kunci terkait isu yang digali
c) Tabel atau matrik untuk mempermudah klasifikasi hasil diskusi
d) Berita acara pelaksanaan

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA) 37



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

e) Alat tulis

3. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan kegiatan FGD adalah saat pelaksanaan pemetaan masyarakat.

4. Keluaran
a) Persepsi mengenai Penggalian Gagasan Pencegahan dan Penanganan Kumuh
menurut versi masyarakat
b) Akar Penggalian Gagasan Pencegahan dan Penanganan Kumuh sesuai dengan
tipologi yang dirumuskan;
c) Hasil-hasil diskusi masyarakat berdasar Penggalian Gagasan Pencegahan dan
Penanganan Kumuh bahan diskusi untuk Pencegahan dan Penanganan kumuh;
Matrik dan peta tematik
d) Rumusan kebutuhan tenaga Ahli pendukung
e) Catatan hasil FGD tingkat kelompok/komunitas/kawasan dan berita acara hasil
FGD tingkat Kelurahan.

IV. Tahapan Kegiatan

No Tahapan Kegiatan Sasaran


1 Rembug Warga Sosialisasi Terbentuknya Tim Pemandu FGD (TPP) yang
Pembelajaran Penggalian terdiri dari para relawan
Gagasan Pencegahan dan
Penanganan Kumuh &
Pembentukan tim Pemandu
FGD
2 Bimbingan Praktek FGD Tim Pemandu FGD memahami konsep
Penggalian Gagasan dasar tentang Penggalian Gagasan
Penangan Kumuh Kepada Pencegahan dan Penanganan Kumuh
Tim FGD Tim Pemandu FGD menguasai teknik-
teknik fasilitasi dan langkah-langkah dalam
diskusi kelompok terarah
3. Penyelenggaraan FGD Seluruh relawan P2KP, lembaga2 RT dan
penggalian gagasan RW/Lingkungan, Aparat dan Lembaga2
penanganan dan dilevel kelurahan, perwakilan perempuan
pencegahan kumuh tingkat dan warga kawasan miskin kumuh. mau
kelurahan (penggalian berperan aktif melibatkan diri baik sebagai
informasi dan data awal) Tim fasilitasi maupun sebagai narasumber.
Informasi dan data awal gagasan
penanganan dan pencegahan kumuh
(matrik/tabel dan peta tematik)
Terbangun Komitmen dan ada rencana
tindak lanjut FGD dan survay dilokasi yang
menjadi target ((RT/RW/Blok/Gang)

4 Penyelenggaraan Masyarakat sasaran mau berperan aktif
Serangkaian FGD dikawasan dalam kegiatan FGD Adanya kesepakatan
prioritas (RT/RW/Blok/Gang) bersama bagaimana Pencegahan dan
tindak lanjut FGD tingkat Penanganan kumuh akan dilaksanakan
kelurahan. Informasi dan data lengkap mengenai
gagasan penanganan /pencegahan kumuh

38 PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

(matrik/tabel dan peta tematik)


Terbangun Komitmen dan ada rencana
tindak lanjut pencegahan dan penangan
5 Sosialisasi hasil Penggalian Semua warga mengetahui hasil dan Tindak
Gagasan Pencegahan dan lanjut kegiatan berikutnya
Penanganan Kumuh

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA) 39


40

Panduan Pelaksanaan Perencanaan Partisipatif

Hasil Awal FGD Penggalian gagasan Pencegahan dan


Penanganan kumuh Tingkat Kelurahan

Desa/kelurahan : ________________________
Kecamatan : ________________________
Kota/Kabupaten : ________________________

Berikut ini adalah hasil FGD Penggalian Gagasan Pencegahan dan Penanganan Kumuh yang diselenggarakan oleh masyarakat serta
perangkat kelurahan pada hari ____________ tanggal ___________ jam____s/d___
bertempat di_____________ yang dihadiri oleh _____peserta (terlampir)

Aspirasi dan Harapan Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Pencegahan dan Penanganan


Uraian profil
Kawasan kumuh di Kelurahannya
Permukiman kumuh
Permukiman Serangkaian upaya/
setempat menurut Serangkaian Pelibatan Peran
Kumuh (Ciri tindakan pencegahan
masyarakat upaya/tindakan serta masyarakat Harapan Warga
Umum) kumuh
(penyebab, ciri, dll) penanganan kumuh
7 indikator yang ada
sesui karakteristik lokal
PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

1. Hasil FGD Kelompok Keteraturan Bangunan



2. Hasil FGD Kelompok Jaringan/Kondisi Jalan/Gank

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)


3. Hasil FGD Kelompok Jaringan/Kondisi Sungai & Drainase
4. Hasil FGD Kelompok Sanitasi
5. Hasil FGD Kelompok Persampahan
6. Hasil FGD Kelompok Bahaya Kebakaran
7. Hasil FGD Kelompok Air Bersih

41

! !
PANDUAN'PERENCANAAN'PARTISIPATIF'
! !

Dengan hasil FGD Penggalian gagasan Pencegahan dan Penanganan kumuh ini dibuat untuk dijadikan dasar pertimbangan dan landasan
utama dalam pelaksanaan Pencegahan dan Penanganan kumuh di wilayah kami.

Tim Pemandu FGD

Nama / wakil dari Tanda Tangan

1..............(..)

2..............(..)

3..............(..)

4..............(..)

5..............(..)

Mengetahui,
PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

Kelurahan/Desa Koordinator BKM



( ... ) ( ... )

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)


41
42# PROGRAM'PENANGANAN'KUMUH#
42

Panduan Pelaksanaan Perencanaan Partisipatif

Lampiran; Catatan Proses Hasil FGD Tingkat


Kelurahan

Desa/kelurahan : ________________________
Kecamatan : ________________________
Kota/Kabupaten : ________________________

Berikut ini adalah Catatan Proses hasil FGD Penggalian gagasan Pencegahan dan PenangananKumuh yang diselenggarakan oleh Tim
Pemandu FGD beserta perangkat RT/RW/kelurahan/desa pada hari ____________ tanggal ___________ jam____s/d___
bertempat di_____________ yang dihadiri oleh _____peserta (terlampir)

REFLEKSI KUMUH
IDENTIFIKASI MASALAH , KLASIFIKASI MASALAH & HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT PERMUKIMAN KUMUH
Kriteria kawasan Permukiman KUMUH Apakah yang menyebabkan kondisi di atas
Adakah lokasi kawasan Permukiman KUMUH? Sebutkan penyebab akibat kawasan Permukiman kumuh
Sepakati kriterianya! Gunakan instrumen pertanyaan kunci 7 indikator kumuh
Apakah kriteria diatas cocok dengan lokasi kawasan
kumuh yang akan ditangani saat ini
Pandu diskusi arahkan ke pembahasan pertanyaan kunci 7
indikator kumuh (keteraturan bangunan, Air minum,
PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

jaringan jalan, sanitasi, persampahan, Drainase,



penanganan bahaya kebakaran)

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)


Yang menjadi akar masalah permukiman kumuh adalah : Harapan dari warga kawasan terhadap Pencegahan dan
buatkan pohon/akar masalah penyebab kawasan permukiman Penanganankumuh :
kumuh Apakah bapak/ibu mau ikut terlibat dalam Pencegahan dan
Penanganan?
Bagaimana seharusnya bapak/ibu terlibat dalam Penanganan?
Bagaimana bentuk keterlibatan yang diharapkan bapak/ibu ?
Bentuk dan jenis manfaat apa yang diharapkan ?
Bagaimana agar manfaat yang diharapkan itu dapat berdampak pada
peningkatan kualitas hidup ?

43

! !
PANDUAN'PERENCANAAN'PARTISIPATIF'
! !

Topik : Kondisi Jaringan Jalan


IDENTIFIKASI MASALAH , KLASIFIKASI MASALAH & HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT JARINGAN/KONDISI JALAN/GANG YANG
MENGAKIBATKAN PERMUKIMAN KUMUH
Kriteria Jalan dikawasan Permukiman KUMUH Apakah yang menyebabkan kondisi di atas
Gunakan peta tematik jaringan jalan/gang eksisting Sebutkan penyebab akibat Jalan/gank yang menjadikan
Adakah Jalan/gang yang menyebabkan lokasi kawasan menjadi kawasan Permukiman kumuh
Permukiman KUMUH?
Ciri-ciri jalan/gank yang mengakibatkan kumuh! (bandingkan
dengan standar jalan/gank seharusnya)
-jangkauan pelayanan jaringan jalan (terlayani akses)
-Perkerasan jalan (conblock,aspalt,beton dll)
-Drainase, Pedestrian, rambu-rambu,lansekap
-kondisi fisik jaringan jalan permukaan yang rusak (meter)
Sepakati ciri-ciri tadi ada dilokasi mana saja (tandai di Peta
tematik)
Yang menjadi akar masalah jalan/gank dijadikan alasan Harapan dari warga kawasan terhadap Pencegahan dan
penyebab permukiman menjadi kumuh adalah : buatkan Penanganan kumuh sesui topik :
pohon/akar masalah penyebab jalan/gank dijadikan alasan
penyebab permukiman menjadi kumuh! Apakah bapak/ibu mau ikut terlibat dalam Pencegahan dan
Penanganan?
Bagaimana seharusnya bapak/ibu terlibat dalam Penanganan?
Bagaimana bentuk keterlibatan yang diharapkan bapak/ibu ?
PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

Bentuk dan jenis manfaat apa yang diharapkan ?



Bagaimana agar manfaat yang diharapkan itu dapat berdampak


pada peningkatan kualitas hidup ?
Sepakati rencana tindak lanjut terkait pemastian melalui survey dll!
Topik : Kondisi Jaringan Sungai/Drainase
IDENTIFIKASI MASALAH , KLASIFIKASI MASALAH & HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT JARINGAN/KONDISI SUNGAI/DRAINASE YANG
MENGAKIBATKAN PERMUKIMAN KUMUH

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)


Kriteria Sungai/Drainase dikawasan Permukiman KUMUH Apakah yang menyebabkan kondisi di atas
Gunakan peta tematik jaringan sungai/drainase eksisting Sebutkan penyebab akibat sungai/drainase menjadikan

43
Adakah sungai/drainase yang menyebabkan lokasi kawasan kawasan Permukiman kumuh
menjadi Permukiman KUMUH?

44# PROGRAM'PENANGANAN'KUMUH#
44
Panduan Pelaksanaan Perencanaan Partisipatif

Ciri-ciri sungai/drainase yang mengakibatkan kumuh!


(bandingkan dengan standar sungai/drainase seharusnya)
-Genangan; tinggi genangan >30cm lebih dari 2 jam dan
lebih
dari 2 kali pertahun
-Sumber genangan; air laut, sungai/rawa/danau, hujan
-Jaringan drainase; terbuka/tertutup, bak kontrol 10m,
mengalir
-kondisi fisik drainase yang rusak (meter)
-Terhubung drainase sekunder kota
Sepakati ciri-ciri tadi ada dilokasi mana saja (tandai di Peta
tematik)

Yang menjadi akar masalah sungai/drainase dijadikan alasan Harapan dari warga kawasan terhadap Pencegahan dan
penyebab permukiman menjadi kumuh adalah : buatkan Penanganan kumuh sesui topik :
pohon/akar masalah penyebab sungai/drainase dijadikan alasan
penyebab permukiman menjadi kumuh! Apakah bapak/ibu mau ikut terlibat dalam Pencegahan dan
Penanganan?
Bagaimana seharusnya bapak/ibu terlibat dalam Penanganan?
Bagaimana bentuk keterlibatan yang diharapkan bapak/ibu ?
Bentuk dan jenis manfaat apa yang diharapkan ?
Bagaimana agar manfaat yang diharapkan itu dapat berdampak
pada peningkatan kualitas hidup ?
Sepakati rencana tindak lanjut terkait pemastian melalui survey dll!
Topik : Kondisi Keteraturan Bangunan
IDENTIFIKASI MASALAH , KLASIFIKASI MASALAH & HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT KETERATURAN BANGUNAN YANG
MENGAKIBATKAN PERMUKIMAN KUMUH
PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

Kriteria keteraturan bangunan dikawasan Permukiman KUMUH Apakah yang menyebabkan kondisi di atas

Gunakan peta tematik keteraturan bangunan eksisting Sebutkan penyebab akibat keteraturan bangunan menjadikan

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)


Adakah keteraturan bangunan yang menyebabkan lokasi kawasan Permukiman kumuh
kawasan menjadi Permukiman KUMUH?
Ciri-ciri keteraturan bangunan yang mengakibatkan kumuh!
(bandingkan dengan standar keteraturan bangunan
seharusnya)
-bangunan tidak menghadap jalan
-bangunan tidak membelakangi sungai/badan air
-bangunan tidak punya akses langsung kejalan

45

! !
PANDUAN'PERENCANAAN'PARTISIPATIF'
! !

-lokasi bangunan ; a.kemiringan lahan>15 (rawan longsor),


b.berada diatas lahan sempadan (rawa/sungai/pantai/
gambut/danau)
-luas bangunan hunian lantai <7,2 m2 per orang
-Tidak memiliki IMB
- kepadatan maksimal 100 rumah per hektar
Sepakati ciri-ciri tadi ada dilokasi mana saja (tandai di Peta
tematik)
Yang menjadi akar masalah keteraturan bangunan dijadikan Harapan dari warga kawasan terhadap Pencegahan dan
alasan penyebab permukiman menjadi kumuh adalah : buatkan Penanganankumuh sesui topik :
pohon/akar masalah penyebab keteraturan bangunan dijadikan Apakah bapak/ibu mau ikut terlibat dalam Pencegahan dan
alasan penyebab permukiman menjadi kumuh! Penanganan?
- Bagaimana seharusnya bapak/ibu terlibat dalam Penanganan?
Bagaimana bentuk keterlibatan yang diharapkan bapak/ibu ?
Bentuk dan jenis manfaat apa yang diharapkan ?
Bagaimana agar manfaat yang diharapkan itu dapat berdampak
pada peningkatan kualitas hidup ?
Sepakati rencana tindak lanjut terkait pemastian melalui survey dll!
Topik : Kondisi Sanitasi
IDENTIFIKASI MASALAH , KLASIFIKASI MASALAH & HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT SANITASI YANG MENGAKIBATKAN
PERMUKIMAN KUMUH
Kriteria Sanitasi dikawasan Permukiman KUMUH Apakah yang menyebabkan kondisi di atas
Gunakan peta tematik Sanitasi eksisting Sebutkan penyebab akibat Sanitasi menjadikan kawasan
Adakah Sanitasi yang menyebabkan lokasi kawasan Permukiman kumuh
PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

menjadi Permukiman KUMUH?



Ciri-ciri Sanitasi yang mengakibatkan kumuh! (bandingkan


dengan standar Sanitasi seharusnya)
-Closet leher angsa, cubluk lainya.
-MCK+septictank individu/komunal
-Pembuangan air limbah ke sungai/danau/laut
Sepakati ciri-ciri tadi ada dilokasi mana saja (tandai di Peta
tematik)

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)


Yang menjadi akar masalah Sanitasi dijadikan alasan penyebab Harapan dari warga kawasan terhadap Pencegahan dan
permukiman menjadi kumuh adalah : buatkan pohon/akar Penanganan kumuh sesui topik :

45
46# PROGRAM'PENANGANAN'KUMUH#
46

Panduan Pelaksanaan Perencanaan Partisipatif

masalah penyebab Sanitasi dijadikan alasan penyebab permukiman Apakah bapak/ibu mau ikut terlibat dalam Pencegahan dan
menjadi kumuh! Penanganan?
Bagaimana seharusnya bapak/ibu terlibat dalam Penanganan?
Bagaimana bentuk keterlibatan yang diharapkan bapak/ibu ?
Bentuk dan jenis manfaat apa yang diharapkan ?
Bagaimana agar manfaat yang diharapkan itu dapat berdampak
pada peningkatan kualitas hidup ?
Sepakati rencana tindak lanjut terkait pemastian melalui survey dll!
Topik : Kondisi Persampahan
IDENTIFIKASI MASALAH , KLASIFIKASI MASALAH & HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT PERSAMPAHAN YANG MENGAKIBATKAN
PERMUKIMAN KUMUH
Kriteria Persampahan dikawasan Permukiman KUMUH Apakah yang menyebabkan kondisi di atas
Gunakan peta tematik Persampahan eksisting Sebutkan penyebab akibat Persampahan menjadikan
Adakah Persampahan yang menyebabkan lokasi kawasan kawasan Permukiman kumuh
menjadi Permukiman KUMUH?
Ciri-ciri Persampahan yang mengakibatkan kumuh!
(bandingkan dengan standar Sanitasi seharusnya)
-Tempat Pembuangan Sementara (TPS)
-Pengankut sampah; grobak/angkutan lain
-Pelayanan pengangkutan sampah domestik dari rumah ke
TPS 2x
seminggu.
-Dari TPS ke TPA 2x seminggu
Sepakati ciri-ciri tadi ada dilokasi mana saja (tandai di Peta
tematik)
Yang menjadi akar masalah Persampahan dijadikan alasan Harapan dari warga kawasan terhadap Pencegahan dan
PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

penyebab permukiman menjadi kumuh adalah : buatkan Penanganan kumuh sesui topik :

pohon/akar masalah penyebab Persampahan dijadikan alasan Apakah bapak/ibu mau ikut terlibat dalam Pencegahan dan

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)


penyebab permukiman menjadi kumuh! Penanganan?
Bagaimana seharusnya bapak/ibu terlibat dalam Penanganan?
Bagaimana bentuk keterlibatan yang diharapkan bapak/ibu ?
Bentuk dan jenis manfaat apa yang diharapkan ?
Bagaimana agar manfaat yang diharapkan itu dapat berdampak
pada peningkatan kualitas hidup ?
Sepakati rencana tindak lanjut terkait pemastian melalui survey dll!
Topik : Kondisi Bahaya Kebakaran

47
! !

PANDUAN'PERENCANAAN'PARTISIPATIF'
! !

IDENTIFIKASI MASALAH , KLASIFIKASI MASALAH & HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT BAHAYA KEBAKARAN YANG DIAKIBATKAN
PERMUKIMAN KUMUH
Kriteria bahaya kebakaran dikawasan Permukiman KUMUH Apakah yang menyebabkan kondisi di atas
Gunakan peta tematik bahaya kebakaran eksisting Sebutkan penyebab akibat bahaya kebakaran dilingkungan
Adakah bahaya kebakaran yang disebabkan oleh karena Permukiman kumuh
Permukiman KUMUH?
Ciri-ciri bahaya kebakaran yang diakibatkan karena
kekumuhan! (bandingkan dengan standar pengurangan
resiko bahaya kebakaran seharusnya)
-Kejadian kebakaran; frekwensi
-Penyebab kebakaran; Kompor;listrik;hutan;bakar sampah
dll
-Sarana pencegahan bergerak; mobil; gerobak; lainya
-sarana pencegahan tetap; pos/statsiun pemadam; hidran
air;lainya
Sepakati ciri-ciri tadi ada dilokasi mana saja (tandai di Peta
tematik)
Yang menjadi akar masalah penyebab bahaya kebakaran di Harapan dari warga kawasan terhadap Pencegahan dan
permukiman kumuh adalah : buatkan pohon/akar masalah Penanganan kebakaran di permukiman kumuh :
penyebab bahaya kebakaran di permukiman kumuh! Apakah bapak/ibu mau ikut terlibat dalam Penanganan dan
pencegahan kebakaran?
Bagaimana seharusnya bapak/ibu terlibat dalam Penanganan
pencegahan dan penanganan bahaya kebakaran?
Bagaimana bentuk keterlibatan yang diharapkan bapak/ibu ?
Bentuk dan jenis manfaat apa yang diharapkan ?
PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

Bagaimana agar manfaat yang diharapkan itu dapat berdampak



pada peningkatan kualitas hidup ?


Sepakati rencana tindak lanjut terkait pemastian melalui survey dll!
Topik : Kondisi Air Bersih
IDENTIFIKASI MASALAH , KLASIFIKASI MASALAH & HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT KONDISI AIR BERSIH DI PERMUKIMAN KUMUH
Kriteria kondisi air bersih dikawasan Permukiman KUMUH Apakah yang menyebabkan kondisi di atas
Gunakan peta tematik kondisi air bersih eksisting Sebutkan penyebab akibat tidak terpenuhinya air bersih
Adakah ketersediaan air minum diPermukiman KUMUH? dilingkungan Permukiman kumuh

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)


Ciri-ciri kondisi air minum di permukiman kumuh!

47
48# PROGRAM'PENANGANAN'KUMUH#
48

Panduan Pelaksanaan Perencanaan Partisipatif

(bandingkan dengan standar air minum seharusnya)


-sumber air minum;ledeng meteran;ledeng eceran;sumur
bor/pompa;mata air;air hujan;air kemasan merk;air isi
ulang;air sungai;lainya.
-Jarak ke penampungan air kotor/tinja >10 m
-Kualitas air; tidak keruh;tidak berwarna;tidak berbau;tidak
berasa.
-kecukupan pelayanan;memenuhi kebutuhan air sehari2
tercukupi; tercukupi sepanjang tahun.
Sepakati ciri-ciri tadi ada dilokasi mana saja (tandai di Peta
tematik)
Yang menjadi akar masalah penyebab tidak terpenuhinya air Harapan dari warga kawasan terhadap pemenuhan air minum di
minum di permukiman kumuh adalah : buatkan pohon/akar permukiman kumuh :
masalah penyebab tidak terpenuhinya air bersih di permukiman Apakah bapak/ibu mau ikut terlibat dalam penanganan air minum?
kumuh! Bagaimana seharusnya bapak/ibu terlibat dalam Penanganan air
minum?
Bagaimana bentuk keterlibatan yang diharapkan bapak/ibu ?
Bentuk dan jenis manfaat apa yang diharapkan ?
Bagaimana agar manfaat yang diharapkan itu dapat berdampak
pada peningkatan kualitas hidup ?
PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

Sepakati rencana tindak lanjut terkait pemastian melalui survey dll!



PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)



! !
PANDUAN'PERENCANAAN'PARTISIPATIF'
! !

Catatan Proses Hasil FGD Kondisi Persampahan Tingkat Klp.Komunitas, RT/RW/Blok/Gang

RT/RW : ________________________
Jenis Klp. Komunitas : ________________________
Kelurahan : ________________________
Kecamatan : ________________________

Berikut ini adalah Catatan Proses hasil FGD Penggalian gagasan Penanganan Sampah yang diselenggarakan oleh Tim Pemandu FGD
beserta warga,perangkat RT/RW pada hari ____________ tanggal ___________ jam____s/d___
bertempat di_____________ yang dihadiri oleh _____peserta (terlampir)

I. Diskusi mengenai masalah 7 Indikator kumuh

REFLEKSI KUMUH
IDENTIFIKASI MASALAH , KLASIFIKASI MASALAH & HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT PERMUKIMAN KUMUH
Kriteria kawasan Permukiman KUMUH Apakah yang menyebabkan kondisi di atas

Yang menjadi akar masalah permukiman kumuh adalah : Harapan dari warga kawasan terhadap Pencegahan dan
Penanganankumuh :

Topik : Kondisi Persampahan


IDENTIFIKASI MASALAH , KLASIFIKASI MASALAH & HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT PERSAMPAHAN YANG MENGAKIBATKAN
PERMUKIMAN KUMUH
PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

Kriteria Persampahan dikawasan Permukiman KUMUH Apakah yang menyebabkan kondisi di atas

Yang menjadi akar masalah Persampahan dijadikan alasan Harapan dari warga kawasan terhadap Pencegahan dan
penyebab permukiman menjadi kumuh adalah : buatkan Penanganan kumuh sesui topik :

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)


49
50# PROGRAM'PENANGANAN'KUMUH#
50

Panduan Pelaksanaan Perencanaan Partisipatif

Dengan hasil FGD penggalian gagasan Pencegahan dan Penanganan kumuh ini dibuat untuk dijadikan dasar pertimbangan dalam
penyepakatan-penyepakatan Pencegahan dan Penanganan kumuh di tingkat kelurahan.

Wakil Peserta FGD,

Nama Tanda Tangan

1....(..)

2....(..)

3....(..)

4.............................................(..............................)

5....(..)

Pemandu FGD

Fasilitator Mengetahui,
PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)


( ... ) ( ... )

51

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

LAMPIRAN 3
OBSERVASI LAPANGAN (TRANSEK)
A. Penjelasan
Dari hasil FGD diperoleh data awal persoalan kumuh yang meliputi tabel dan
lokasi/kawasan yang mengalami persoalan kumuh. Berdasarkan informasi tersebut dan
mengacu pada peta dasar yang dimiliki maka dilakukan kegiatan observasi lapangan
melalui teknik pemetaan, untuk memperoleh gambaran keadaan masyarakat bersama
masalah-masalah kumuh dan potensi-potensi yang ada. Untuk mengamati secara
langsung keadaan lingkungan dan masalah tersebut, digunakan Teknik Penelusuran
Lokasi (Transek).
Tujuan Observasi Lapangan (Transek)
Mendapatkan data permasalahan kumuh dan rinciannya di lokasi setempat..
Mendapatkan Peta tematik permasalahan kumuh (minimal 7 peta tematik)

B. Langkah Langkah Penerapan


Persiapan
Tim Perencanaan Partisipatif (TPP) didampingi Tim Fasilitator menyiapkan hal-hal
berikut:
Rumusan Persoalan Kumuh hasil FGD
Peta Awal Persoalan Kumuh hasil FGD (Peta tematik)
Persiapan pelaksanaan kegiatan transek yang sebaiknya secara khusus diperhatikan
adalah mempersiapkan tim dan masyarakat yang akan ikut, termasuk menetukan kapan
dan dimana akan berkumpul. Juga dipersiapkan alat-alat tulis, kertas lebar (plano),
karton warna-warni, kertas berwarna, lem, spidol warna-warni. Juga akan
menyenangkan apabila membawa perbekalan (makanan ).
Peserta terdiri dari tim PP dan masyarakat, biasanya terdapat anggota masyarakat yang
menjadi penunjuk jalan. Tim PP sebaiknya memiliki anggota atau narasumber yang
memahami hal-hal yang sudah diperkirakan akan dikaji dalam kegiatan transek ini,
terutama masalah-masalah teknis permukiman.
Pelaksanaan
Sebelum berangkat, bahas kemabali maksud dan tujuan kegiatan penelusuran lokasi
serta proses kegiatan yang akan dilakukan.
Sepakati bersama peserta, lokasi-lokasi penting yang akan dikunjungi serta topik-
topik kajian yang akan dilakukan. Setelah itu, sepakati lintasan penelusuran.
Sepakati titik awal perjalanan (lokasi pertama), biasanya diambil dari titik terdekat
dengan kita berada pada saat itu.
Lakukan perjalanan dan amati keadaan disepanjang perjalanan. Biarkan responden
(masyarakat) menunjukkan hal-hal yang dianggap penting untuk diperlihatkan dan
dibahas keadaannya. Didiskusikan permasalahan tersebut dan amati dengan
seksama.

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA) 51



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

Buatlah catatan-catatan hasil diskusi dengan mengisi kuisioner instrument indikator


kumuh aspek lingkungan (tugas anggota tim PP yang menjadi pencatat )

C. Setelah Perjalanan
Bisa selama berhenti dilokasi tertentu, gambar bagan transek dibuat untuk setiap bagian
lintasan yang sudah ditelusuri. Tetapi, yang sering terjadi adalah pembuatan bagan
setelah seluruh lintasan ditelusuri.langkah-langkah kegiatannya adalah sebagai berikut :
Jelaskan cara dan proses membuat bagan.
Sepakati lambang atau symbol-simbol yang dipergunakan untuk menggambar bagan
transek. Catat simbol-simbol tersebut beserta artinya disudut kertas. Pergunakan
spidol berwarna agar jelas dan menarik.
Mintalah masyarakat untuk menggambarkan bagan transek berdasarkan hasil
lintasan yang telah dilakukan. Buatlah dengan bahan atau cara yang mudah
diperbaiki atau dihapus karena akan banyak koreksi terjadi.
Selama penggambaran, tim PP mendampingi karena pembuatan irisan ini cukup sulit
terutama mengenai :
v Perkiraan ketinggian (topografi permukaan bumi)
v Perkiraan jarak antara satu lokasi dengan lokasi lain.
Pergunakan hasil gambar transek tersebut untuk mendiskusikan kebih lanjut
permasalahan, potensi, serta harapan-harapan masyarakat mengenai semua
informasi bahasan.
Tuangkan hasil gambar transek itu ke dalam peta tematik hasil FGD sebagai fungsi
klarifikasi untuk masing masing tema permasalahan kumuh (minimal 7 peta tematik).
Buatlah catatan-catatan hasil diskusi dan verifikasi hasil inputing kuisioner instrument
indikator kumuh aspek lingkungan (tugas anggota Tim PP yang menjadi pencatat ).
Cantumkan nama-nama atau jumlah peserta, pemandu, tanggal dan tempat
pelaksanaan diskusi.

52 PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

Contoh Hasil Transek Kondisi Jalan

Contoh Hasil Transek Kondisi Drainase

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA) 53



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

Contoh Hasil Transek Kondisi Persampahan

Contoh Hasil Transek Air Bersih

54 PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

Contoh Hasil Transek Kondisi Kondisi dan kepadatan Bangunan

D. Catatan Dan Anjuran


WAKTU. Kegiatan ini biasanya dilakukan pagi atau sore hari supaya cuaca adem karena
itu sebaiknya sebelumnya dibuat kesepakatan dengan masyarakat. Kegiatan ini
memerlukan waktu 2-3 jam perjalanan, tergantung panjang lintasan yang ditelusuri,
ditambah 2-3 jam pembuatan bagan dan diskusi lanjutan. Karena waktu kegiatan yang
cukup panjang, persiapan dan persetujuan dengan masyrakat perlu dilakukan. Bisa juga
diskusi dilakukan pada pertemuan berikutnya (tidak langsung) asalkan disepakati oleh
masyarakat yang menjadi peserta.

Hujan akan merupakan hambatan yang cukup serius dalam kegiatan teknik penelusuran
lokasi ini, oleh karena itu cuaca harus benar-benar diperhatikan sebelum melaksanakan
kegiatan penelusuran lokasi ini.

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA) 55



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

E. Instrumen Penggalian Data Aspek Lingkungan


Instrumen ini dapat dipergunakan pada saat FGD lingkungan maupun transek
KUISIONER PENDATAAN 100-0-100 BERBASIS WILAYAH
Provinsi :...................................................... Deliniasi Koordinat Peta : ...................................................................
Kab/Kota :...................................................... Blok Wilayah (RT/RW) : ...................................................................
Kecamatan :...................................................... Tanggal Pendataan : ...................................................................
Kelurahan/Desa :......................................................

Isilah t itik-titik dengan nilai yang sesuai dengan hasil wawancara/observasi lapang
dan t anda " " kotak-kotak dengan dengan apabila sesuai dengan pilihan dibawah ini.
A. KEPADATAN BANGUNAN HUNIAN
1. Berapa Luas wilayah di RT/RW)* : ... Ha

2. Berapa j umlah bangunan hunian diwilayah RT/RW)* : ... Unit

3. Berapa Kepadatan bangunan diwilayah RT/RW*) : ... Unit/Ha

B. AKSESIBILITAS L INGKUNGAN
1. Jangkauan Pelayanan Jaringan Jalan
a. Berapa panjang j alan yang permukaannya masih tanah a sli a tau belum diperkeras : ... Meter

b. Berapa panjang j alan yang tidak dilengkapi s aluran s amping j alan : ... Meter

c. Berapa j umlah Rumah Tangga dengan a kses j alan yang permukaannya masih tanah
asli/belum diperkeras : ... Unit

d. Berapa Jumlah Rumah Tangga yang telah mendapat pelayanan j aringan j alan : ... Unit
yang s udah diperkeras

2. Kondisi Fisik/Kualitas Jaringan Jalan


a. Berapa panjang permukaan j alan yang r usak : ... Meter

b. Berapa panjang permukaan j alan yang berfungsi baik : ... Meter

c. Berapa panjang total j aringan j alan yang telah a da : ... Meter

d. Berapa j umlah Rumah Tangga dengan a kses j alan yang r usak : ... Unit

e. Berapa j umlah Rumah Tangga dengan a kses j alan yang berfungsi baik : ... Unit

Isilah kotak-kotak dengan dengan t anda " " apabila sesuai dengan pilihan dibawah ini.
C. DRAINASE L INGKUNGAN
1 Kejadian Genangan
a. Tinggi genangan a Tinggi genangan 0 - 15 c m b Tinggi genangan 15 - 30 c m c Tinggi genangan >30 c m

b. Durasi Genangan a Lama genangan 0 - 1 j am b Lama genangan 1 - 2 j am c Lama genangan >2 j am

c. Frekuensi Genangan a Terjadi 1 kali/tahun b Terjadi 1 -2 kali/tahun c Terjadi >2 kali/tahun

d. Sumber Genangan a Rob/Pasang a ir l aut b Air s ungai/danau/rawa c Limpasan a ir hujan

e. Luas Area Genangan : ................................... Ha

2 Jaringan Drainase a Ada j aringan drainase

b Tidak a da j aringan drainase

c Drainase tidak mengalir dengan baik

d Jaringan Drainase terhubung dengan j aringan drainase s ekunder kota

e Jaringan Drainase tidak terhubung dengan j aringan drainase s ekunder kota

3 Kondisi Fisik Drainase


a. Berapa panjang drainase dengan kondisi yang r usak : ... Meter

b. Berapa panjang drainase dengan kondisi yang berfungsi baik : ... Meter

D PENGAMANAN BAHAYA KEBAKARAN


1 Kejadian kebakaran : a 1 kali dalam 5 tahun b 2 kali dalam 5 tahun

c >2 kali dalam 5 tahun d Tidak pernah terjadi kebakaran dalam 5 tahun

2 Penyebab Kejadian Bencana Kebakaran a Tungku/kompor masak b Konsleting Listrik

c Kebakaran hutan/ilalang d Pembakaran s ampah e Lainnya

3 Sarana Pencegahan Bahaya Kebakaran

a Sarana Pencegahan Mobile/bergerak a Mobil Pemadam b Motor Gerobak Pemadam


Kebakaran Kebakaran

c Sarana Pemadam d Tidak a da s arana pencegahan


Kebakaran l ainnya kebakaran

b Sarana Pencegahan Tetap a Pos/Stasiun Pemadam b Hidran a ir


Kebakaran

c Lainnya d tidak a da

*) c oret yng tidak perlu


Nama Surveyor :............................................................... Mengetahui,
Koordinator Tim Responden

(..............................................) (..................................................)

56 PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

Petunjuk umum tata cara pengisian kuesioner Instrument Indikator kumuh aspek
lingkungan;
1. Tiap pertanyaan ditanyakan persis seperti kalimat yang tertera dalam kuisioner.
2. Jika responden kurang jelas atau tidak mengerti akan maksud pertanyaan yang
disampaikan, enumerator diharapkan dapat menjelaskan maksud dari pertanyaan
tersebut kepada responden sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Penjelasan
tambahan tidak boleh mengarahkan jawaban responden.
3. Tiap kumpulan kata yang memakai garis miring (/), dipilih salah satu kata yang tepat
sesuai dengan hubungan keadaan yang dihadapi enumerator.
4. Catatan untuk enumerator dan kalimat lain yang ditulis dalam huruf besar (kapital)
tidak perlu dibacakan untuk responden.
5. Selalu mematuhi "pola loncat" (pola skip) yang ada atau disediakan.
6. Jika tidak ada perintah loncat, artinya dilanjutkan pada pertanyaan (baris) berikutnya
atau seksi selanjutnya.
7. Mengisi jawaban pada garis tidak terputus pada tempat yang tersedia dengan huruf
cetak.
8. Melingkari kode jawaban yang sesuai.
9. Bila responden menjawab jawaban lainnya, selalu ditulis dengan menuliskan jawaban
yang disebutkan responden pada tempat jawaban yang disediakan.
KODE/RENTANG
NO VARIABEL DESKRIPSI VARIABEL
VARIABEL
1. Provinsi Isilah nama Provinsi tempat
observasi dilakukan dalam huruf
kapital/besar
2. Kab/Kota Isilah nama Kab/Kota tempat
Observasi dilakukan dalam
huruf kapital/besar
3. Kecamatan Isilah nama Kecamatan tempat
observasi dilakukan dalam huruf
kapital/besar
4. Kelurahan/Desa Isilah nama kelurahan/ desa
tempat observasi dilakukan
5. Deliniasi Koordinat Peta Isi dengan satuan koordinat Garis imaginer yang dibuat
Lintang derajat dan bujur untuk membuat batasan wilayah
derajat. kajian/sasaran dalam peta.
6. Blok Wilayah (RT/RW) Isilah secara lengkap alamat
observasi dilakukan. Contoh RT
03/RW 4, kampung Bagelen
7. Tanggal Pendataan Isikan tanggal Observasi
dilakukan. Tuliskan: TG/BL/TH,
masing-masing 2 digit.
Misalnya tanggal 17 Maret 2015
ditulis 17/03/15.

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA) 57



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

KODE/RENTANG
NO VARIABEL DESKRIPSI VARIABEL
VARIABEL
A. KEPADATAN BANGUNAN HUNIAN
1. Berapa Luas wilayah di ... Ha Tuliskan luas wilayah
RT/RW)* Observasi (RT atau RW)
2. Berapa jumlah ... Unit Tanyakan kepada responden
bangunan hunian dan amati jumlah bangunan
diwilayah RT/RW)* hunian diwilayah observasi
(RT/RW)
3. Berapa Kepadatan ... Unit/Ha Hitung luas wilayah dan bagi
bangunan diwilayah dengan jumlah bangunan di
RT/RW*) lokasi observasi (RT/RW).
B. AKSESIBILITAS LINGKUNGAN
1. Jangkauan Pelayanan
Jaringan jalan
a. Berapa panjang jalan ... Meter Ukur dan tuliskan panjang
yang permukaannya jalan yang belum diperkeras
masih tanah asli atau (gunakan meteran, laser atau
belum diperkeras GPS)
b.Berapa panjang jalan ... Meter Ukur dan tuliskan panjang
yang tidak dilengkapi jalan yang belum dilengkapi
saluran samping jalan saluran air disamping jalan
(gunakan meteran, laser atau
GPS)
c.Berapa jumlah Rumah ... Unit Hitung dan amati jumlah
Tangga dengan akses rumah yang belum
jalan yang mendapatkan akses jalan
permukaannya masih yang memadai (belum
tanah asli/belum diperkeras)
diperkeras
d.Berapa Jumlah ... Unit Hitung dan amati jumlah
Rumah Tangga yang rumah yang mendapatkan
telah mendapat akses jalan yang memadai
pelayanan jaringan (sudah diperkeras)
jalan yang sdh
diperkeras
2. Kondisi Fisik/Kualitas
Jaringan Jalan
a.Berapa panjang ... Meter Ukur dan tuliskan panjang
permukaan jalan yang jalan yang rusak (gunakan
rusak meteran, laser atau GPS)
b.Berapa panjang ... Meter Ukur dan tuliskan panjang
permukaan jalan yang jalan yang berfungsi baik
berfungsi baik (gunakan meteran, laser atau
GPS)
c.Berapa panjang total ... Meter Jumlahkan total panjang jalan
jaringan jalan yang baik yang masih berfungsi
telah ada maupun yang rusak.
d.Berapa jumlah Rumah ... Unit Hitung dan amati jumlah
Tangga dengan akses rumah yang mendapatkan
jalan yang rusak akses jalan yang rusak

58 PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

KODE/RENTANG
NO VARIABEL DESKRIPSI VARIABEL
VARIABEL
e.Berapa jumlah Rumah ... Unit Hitung dan amati jumlah
Tangga dengan akses rumah yang mendapatkan
jalan yang berfungsi akses jalan yang berfungsi
baik baik.
C. DRAINASE LINGKUNGAN
1. Kejadian Genangan
a.Tinggi genangan a = Tinggi genangan 0- 5 cm Tanyakan kepada responden
b = Tinggi genangan 15-30 jika ada kejadian genangan,
cm berapa tinggi rata-rata
c = Tinggi genangan >30 cm genangan di lokasi observasi.
b.Durasi Genangan a = Lama genangan 0- jam Jika ada kejadiang genangan,
b = Lama genangan 1 - 2 tanyakan kepada responden
jam lama genangan yang terjadi
c = Lama genangan >2 jam diwilayah observasi.
c.Frekuensi Genangan a = Terjadi 1 kali/tahun Tanyakan kepada responden
b = Terjadi 1 -2 kali/tahun berapa sering ada kejadian
c = Terjadi >2 kali/tahun genangan diwilayah observasi.
d.Sumber Genangan a = Rob/Pasang air laut Tanyakan kepada responden
b = Air sungai/danau/rawa sumber genangan yang
c = Limpasan air hujan menyebakan diwilayah
observasi.
e.Luasan Genangan ............ Ha Tangakan kepada responden
berapa luasan genangan yang
terjadi di lokasi observasi.
2. Jaringan Drainase a = Ada jaringan drainase Amati jaringan drainase yang
ada di lokasi observasi.
b = Tidak ada jaringan
drainase
c = Drainase tidak mengalir
dengan baik
d = Jaringan Drainase
terhubung dengan
jaringan drainase
sekunder kota
e = Jaringan Drainase tidak
terhubung dengan
jaringan drainase
sekunder kota
3. Kondisi Fisik Drainase
a.Berapa panjang ... Meter Ukur dan tuliskan panjang
drainase dengan drainase yang rusak (gunakan
kondisi yang rusak meteran, laser atau GPS)
b.Berapa panjang ... Meter Ukur dan tuliskan panjang
drainase dengan drainase yang berfungsi
kondisi yang berfungsi baik/airnya mengalir (gunakan
baik meteran, laser atau GPS)
D. PENGAMANAN BAHAYA KEBAKARAN
1. Kejadian kebakaran : a = 1 kali dalam 5 tahun Tanyakan pada responden
apakah di lokasi observasi ada

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA) 59



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

KODE/RENTANG
NO VARIABEL DESKRIPSI VARIABEL
VARIABEL
b = 2 kali dalam 5 tahun kejadian kebakaran dalam
jangka waktu 5 tahun terakhir.
c = >2 kali dalam 5 tahun
d = Tidak pernah terjadi
kebakaran dalam 5 tahun
2. Penyebab Kejadian a = Tungku/kompor masak Jika ada kejadian dalam 5
Bencana Kebakaran tahun terakhir, tanyakan pada
b = Konsleting Listrik
responden apakah penyebab
c = Kebakaran hutan/ilalang kebakaran yang terjadi (boleh
lebih dari 1 jawaban).
d = Pembakaran sampah
e = lainnya
3. Sarana Pencegahan
Bahaya Kebakaran
a.Sarana Pencegahan a = Mobil Pemadam Tanyakan dan amati apakah di
Mobile/bergerak kebakaran lokasi observasi ada
kendaraan sebagai sarana
b = Motor Gerobak
pemadam/pencegahan
Pemadam kebakaran
kebakaran.
c = Sarana Pemadam
kebakaran lainnya
d = Tidak ada sarana
pencegahan kebakaran
b.Sarana Pencegahan a = Pos/Stasiun Pemadam Tanyakan dan amati apakah di
Tetap lokasi observasi ada sarana
b = Hidran air
pemadam/ pencegahan
c = lainnya kebakaran.
d = tidak ada

1. Tanggal Pendataan Isikan tanggal wawancara ke


KK ini. Tuliskan: TG/BL/TH,
masing-masing 2 digit.
Misalnya tanggal 17 Maret
2015 ditulis 17/03/15.
2. Nama, Isilah nama lengkap
Tandatangan Enumerator dengan huruf
Enumerator cetak. dan bubuhkan
tandatangan setelah
dipastikan kuesioner terisi
lengkap.
3. Tandatangan Isilah nama lengkap
Responden responden dengan huruf
cetak. Contoh: SUSILAWATI
dan bubuhkan tandatangan
4. Tandatangan Isilah nama lengkap
Koordinator Tim Koordinator Tim dengan huruf
cetak. dan bubuhkan
tandatangan setelah kuesioner
diverifikasi.

60 PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

LAMPIRAN 4
Panduan Wawancara Terstruktur (Kuisioner)

I. PENDAHULUAN
Panduan ini dipersiapkan sebagai pedoman dasar bagi enumerator dalam sensus
pendataan indikator kumuh aspek Rumah Tangga. Panduan ini berisi tatacara
menyeluruh tentang bagaimana melakukan pendataan indikator kumuh untuk aspek
rumah tangga, yang meliputi :
1) Cakupan pendataan indikator kumuh
2) Uraian tugas;
3) Petunjuk umum tata cara pengisian kuesioner;
4) Definisi kata kunci dan konsep
5) Kuesioner Rumah tangga

II. PELAKSANAAN LAPANGAN


2.1. Cakupan Pendataan Indikator Kumuh
1) Tujuan dan Sasaran
Panduan pengisian kuisioner bertujuan untuk memberikan petunjuk pengisian kuisioner
dan wawancara agar diperoleh pemahaman yang sama terhadap
pengertian/definisi/konsep yang digunakan.
Pendataan indikator kumuh mempunyai sasaran untuk menyediakan informasi yang
lengkap tentang indikator kumuh, memahami faktor-faktor penentu kumuh dan
memahami ketidak-leluasan rumah tangga untuk meningkatkan standar kehidupan
mereka. Sensus indikator kumuh akan mengumpulkan data tentang aspek legalitas
hunian, keteraturan bangunan, kondisi bangunan hunian, akses air minum, pengelolaan
sanitasi dan pengelolaan sampah rumah tangga. Pemahaman terhadap interaksi atau
hubungan antara perbedaan aspek-aspek indikator kumuh akan memungkinkan
pemerintah untuk membuat kebijakan pembangunan dan program-program
pembangunan khususnya dalam rangka penanganan serta pencegahan kumuh yang
lebih efektif.
2) Metodologi Pendataan
Pendataan indikator kumuh dilakukan melalui metode sensus yaitu semua rumah tangga
mendapatkan kesempatan yang sama untuk dikunjungi oleh tim survey.
Setiap tim terdiri dari seorang koordinator dan tiga orang enumerator. Setiap tim akan
menangani area setingkat RW/Dukuh/Dusun/Lingkungan. Semua tim lapangan akan
meneliti semua rumah tangga selama periode 2 minggu.
Pada saat inputing data oleh Koordinator, jika ada kekeliruan atau kehilangan data
wawancara, dan akan diperiksa apakah informasi dari satu bagian wawancara
bercampur dengan wawancara lain. Ketika kesalahan ditemukan enumerator akan
kembali ke rumah tangga untuk mengoreksi informasi itu. Proses pemasukan,

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA) 61



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

pemeriksaan dan pengoreksian wawancara di lapangan tersebut akan membantu untuk


memastikan bahwa data itu akurat dan berkualitas.
3) Organisasi Pendataan
Tim Inti : BKM/LKM bertanggungjawab untuk melaksanakan survey di wilayahnya.
BKM/LKM membentuk Tim Perencanaan Partisipatif yang terdiri dari seorang
koordinator TPP, koordinator data dan koordinator lapangan. Tugas-tugas dari setiap
anggota Tim adalah sebagai berikut :
Koordinator TPP akan mengamati, mengkoordinasi, memonitor pekerjaan dari
koordinator data dan koordinator lapangan serta melakukan koordinasi dengan
BKM/LKM.
Koordinator data bertanggung jawab terhadap pengaturan pengumpulan data selama
survey. Ia memeriksa kualitas data yang dikumpulkan di lapangan, dan memasikan
bahwa para koordinator Tim mengikuti petunjuk dalam pengumpulan data.
Koordinator Lapangan Bertanggung jawab atas operasi-operasi lapangan. Ia
mengkoordinasikan kerja tim-tim dan memastikan bahwa survey berjalan dengan
lancar di lapangan.
Tim Lapangan: Di lapangan, setiap tim terdiri dari satu orang koordinator Tim dan 3
orang enumerator untuk menangani area setingkat RW:
Koordinator Tim akan mengamati, mengkoordinasi, memonitor, mengoreksi pekerjaan
enumerator jika diperlukan. Koordinator juga bertanggung jawab terhadap pemasukan
data dari seluruh wawancara dan memeriksanya secara konsisten.
Enumerator akan bertanggung jawab terhadap penggumpulan data dari responden
rumah tangga.

2.2. Uraian Tugas;


Enumerator adalah ujung tombak dari semua tugas pendataan kumuh, kegunaan data
dan kesuksesan survey tergantung pada ketelitian enumerator dalam mengumpulkan
data dan mencatat informasi. Tugas enumerator adalah untuk medapatkan informasi
yang lengkap dan akurat dari semua rumah tangga yang di kunjungi. Informasi yang
diperoleh menjadi bagian dari sumber data yang dipergunakan oleh pemerintah dalam
perencanaan pelaksanaan proyek penanganan dan pencegahan kumuh. Jika data yang
dikumpulkan tidak lengkap atau tidak akurat, mungkin akan berakibat pada pengambilan
keputusan yang salah. Untuk alasan ini, enumerator harus bekerja dengan sangat hati-
hati dan sistematis untuk mendapatkan informasi yang paling lengkap dan akurat.
Adalah sangat penting untuk memperhatikan dengan baik pada saat melakukan setiap
wawancara, mendengarkan dengan baik, memecahkan semua masalah yang mungkin
timbul, dan mendiskusikannya dengan koordinator Tim.
1) Koordinator Tim
Koordinator Tim mempunyai lima tugas utama menyempurnakan pekerjaan enumerator
di lapangan:

62 PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

a. Koordinator Tim akan mendata rumah tangga yang akan diwawancarai dan
menugaskan enumerator untuk mewawancarai, melengkapi enumerator dengan
blanko wawancara dan bahan-bahan yang lain.
b. Koordinator Tim akan menguji semua semua kuesioner yang enumerator lengkapi,
dan akan mengesahkan setiap wawancara yang sudah di lakukan dan kuesioner
yang lengkap.
c. Koordinator Tim akan mengamati satu atau lebih wawancara yang di lakukan untuk
mengevaluasi pekerjaan enumerator.
d. Koordinator Tim akan terus mengevaluasi secara berkala kualitas wawancara.
e. Koordinator Tim akan membantu memecahkan masalah yang dihadapi enumerator.

2) Wawancara Rumah Tangga


Tiga peraturan pokok yang harus diingat pada saat melakukan wawancara adalah
sebagai berikut:
a. Bacalah pertanyaan dalam kuesioner dengan teliti. Jangan mempersingkat atau
mengubah kata-kata dalam pertanyaan. Jangan mengartikan sendiri pertanyaan
untuk responden kecuali dia tidak dapat mengerti pertanyaan yang disampaikan.
b. Informasi pribadi mengenai sesuatu yang pribadi harus ditanyakan secara pribadi.
c. Memastikan kerahasiaan informasi. Semua informasi yang dikumpulkan adalah
rahasia, dan tidak akan disebarkan. Jika responden mengetahui hal ini, mereka akan
memberikan jawaban-jawaban yang benar. Cobalah mewawancari responden anda
secara pribadi.

2.3. Petunjuk umum tata cara pengisian kuesioner;


1) Tiap pertanyaan ditanyakan persis seperti kalimat yang tertera dalam kuisioner.
2) Jika responden kurang jelas atau tidak mengerti akan maksud pertanyaan yang
disampaikan, enumerator diharapkan dapat menjelaskan maksud dari pertanyaan
tersebut kepada responden sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Penjelasan
tambahan tidak boleh mengarahkan jawaban responden.
3) Tiap kumpulan kata yang memakai garis miring (/), dipilih salah satu kata yang tepat
sesuai dengan hubungan keadaan yang dihadapi enumerator.
4) Catatan untuk enumerator dan kalimat lain yang ditulis dalam huruf besar (kapital)
tidak perlu dibacakan untuk responden.
5) Selalu mematuhi "pola loncat" (pola skip) yang ada atau disediakan.
6) Jika tidak ada perintah loncat, artinya dilanjutkan pada pertanyaan (baris) berikutnya
atau seksi selanjutnya.
7) Mengisi jawaban pada garis tidak terputus pada tempat yang tersedia dengan huruf
cetak.
8) Memberikan tanda '" kode jawaban yang sesuai.
9) Bila responden menjawab jawaban lainnya, selalu ditulis dengan menuliskan
jawaban yang disebutkan responden pada tempat jawaban yang disediakan.

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA) 63



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

2.4. Definisi kata kunci dan konsep


Kuesioner pendataan menggunakan kata-kata dan konsep yang menjelaskan tentang
indikator kumuh. Mungkin juga berbeda dari cara anda menggunakan kata-kata ini
dalam percakapan sehari-hari. Semua enumerator harus memahami dan menggunakan
kata-kata dan konsep ini dalam pengertiannya di sini pada saat melakukan wawancara.
Jika anda tidak begitu memahami arti kata tertentu atau mengalami masalah-masalah
dengan kata yang anda gunakan dalam wawancara, diskusikanlah hal ini dengan
koordinator anda.
1) Rumah Tangga
Rumah Tangga adalah satu kelompok orang-orang yang makan dan minum di rumah
yang sama. Orang yang dianggap sebagai anggota rumah tangga jika;
Mereka makan dan tidur bersama di rumah untuk jangka waktu paling sedikit 3 bulan
selama setahun terakhir. ( tidak perlu harus sampai 3 bulan berturut, hanya perlu 3
bulan dalam jumlah total); atau
Mereka telah bergabung di dalam Rumah Tangga kurang dari 3 bulan dalam setahun
terakhir ini, tapi mereka adalah:
- Kepala rumah tangga
- Penyedia utama ekonomi rumah tangga
- Pelajar yang dulunya ditunjang oleh rumah tangga ini dan yang saat ini tinggal di
tempat lain untuk bersekolah.
- Bayi yang berusia kurang dari 3 bulan
- Pengantian baru yang baru bergabung dengan rumah tangga ini kurang dari 3
bulan.
- Pembantu yang tidur dan makan dalam rumah yang sama
- Orang yang baru bergabung dalam rumah tangga ini untuk tinggal bersama
secara permanen (yaitu berkeinginan untuk tinggal bersama selamanya).
2) Normal dan Tipikal
Beberapa pertanyaan yang ditanyakan untuk kondisi yang normal atau khusus atau
berdasarkan pengalaman. Kata normal dan khusus yang berarti biasa, ciri khas,
umum, kebiasaan, apa yang sering terjadi. Kedua-duanya menjelaskan keadaan
sehari-hari, bukan yang terjadi pada keadaan darurat atau keadaan yang tidak biasa.
Tidak juga kata yang mengacu pada waktu tertentu.

64 PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

2.5 Instrumen Kuisioner


KUESIONER RUMAH TANGGA UNTUK PENDATAAN INDIKATOR KUMUH
Provinsi :...................................................... Nama Kepala Rumah Tangga : ...................................................................
Kab/Kota :...................................................... Jumlah Kepala Keluarga : ...................................................................
Kecamatan :...................................................... Alamat, RT/RW : ...................................................................
Kelurahan/Desa :...................................................... Status RT : MBR/Non MBR*)

Isilah seluruh pertanyaan dibawah ini dengan t anda " " apabila sesuai dengan pilihan dibawah ini.
A KETERATURAN BANGUNAN HUNIAN
1. Posisi bangunan/rumah thd j alan a Menghadap Jalan b Membelakangi j alan

2. Posisi bangunan/rumah thd s ungai a Menghadap s ungai b Membelakangi s ungai/badan a ir

3. Bangunan/rumah dg a kses j alan a Mempunyai a kses l angsung ke j alan

b Tidak mempunyai a kses l angsung ke j alan (terhalang oleh bangunan l ain)

4. Lokasi Bangunan a Berada pada kemiringan l ahan/rawan l ongsor (topografi >15%)

b Berada di a tas l ahan s empadan r awa/sungai/pantai/gambut/danau

c Berada dibawah j alur l istrik tegangan tinggi (sutet)

d Berada di kawasan l indung/fungsi ekologis

B KONDISI BANGUNAN HUNIAN


1. Kondisi bangunan r umah a Permanen b semi permanen c Bukan permanen

2. Luas l antai bangunan hunian : (a) ... m2

Jumlah penghuni : : (b) ... Jiwa

Luas l antai bangunan hunian (a/b) : (a/b) .. M2/Jiwa a < 7 ,2 m2 per j iwa b 7 ,2 m2 per j iwa

3. Jenis Material Bangunan


a. Kondisi/material Atap a Tidak Mudah Bocor b Mudah bocor

b. Jenis Material Dinding a Permanen b Tidak permanen (bambu, kardus, plastik dan s ejenisnya)

c. Kondisi Dinding a Baik b Rusak Sedang/Ringan c Rusak Berat

d. Jenis Lantai Rumah a Keramik/Granit/Teraso b Plester c Tanah

e. Kondisi Lantai Rumah a Baik b Rusak Sedang/Ringan c Rusak Berat

C AKSES AIR MINUM


1 Darimana s umber a ir minum didapat? a Ledeng Meteran/SR b Ledeng Eceran c Sumur Bor/Pompa

d Sumur Terlindung e Mata Air Terlindung f Air Hujan

g MA tak Terlindung h Air Kemasan Ber merk i Air I si Ulang

j Air Sungai k Lainnya....................................(sebutkan)

2 Bila j awabannya (sumur bor, s umur terlindung a tau mata a ir terlindung), maka j arak ke penampungan tinja/kotoran terdekat :
a < 1 0 m b 1 0 m

3 Bagaimana Kualitas Air yang dipakai? a Keruh/Berwarna b Bau c Berasa

4 Apakah kebutuhan a ir baku s ehari-hari


terpenuhi s epanjang tahun? a Tercukupi/Terpenuhi b Tidak tercukupi/tidak terpenuhi

D PENGELOLAAN SANITASI
1 Dimana biasanya a nggota keluarga dewasa a Jamban Milik Sendiri b MCK/Jamban bersama/ c MCK/Jamban Umum
bila i ngin BAB? kelompok

d Sungai/pantai/laut/kebun e Lainnya (sebutkan).

2 Jenis kloset yang digunakan a Closet l eher a ngsa b Cubluk dengan ventilasi c Cubluk dengan s lab

d Cubluk tanpa s lab e WC Gantung f Lainnya.............................

3 Pembuangan l imbah tinja kemana? a Septictank Pribadi b Septictank Komunal c Sungai/Kali/Laut/Danau

d Sewer Perpipaan e Lainnya.............................

4 Kemana pembuangan l imbah r umah tangga ? a Septictank/Resapan b Saluran l imbah RT/SPAL c Lainnya.............................

E Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

1 Pembuangan s ampah r umah tangga a Tempat s ampah pribadi b Tempat s ampah umum c Lainnya.............................

2 Tersedia Tempat Pembuangan Sementara a Tersedia b Tidak Tersedia

3 Pengangkutan s ampah ke TPS/ TPA a < 2 x s eminggu b (1-2) x s eminggu c 2 x s eminggu

4 Alat pengangkut s ampah a Gerobak dorong b Gerobak motor c Truk/mobil s ampah

5 Sistem pembuangan s ampah r umah tangga a Terpilah (basah/kering) b Tidak Terpilah/Disatukan

F Aspek L egalitas

1. Status kepemilikan r umah a Milik s endiri b Sewa/Kontrak c Numpang/milik s audara

2. Status Legalitas Bangunan a Memiliki I MB b Tidak/belum memiliki I MB

3. Status kepemilikan Lahan a Milik s endiri b Tanah Negara/adat c Lainnya ..

4. Legalitas Tanah Hunian a Memiliki SHM/HGB b Tidak memiliki SHM/HGB c Lainnya ..

*) c oret yng tidak p erlu


Nama Surveyor :............................................................... Mengetahui,
Koordinator Tim Responden
Tanggal Pendataan :...............................................................

(..............................................) (..................................................)

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA) 65



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

2.6. Petunjuk Pengisian Kuisioner Rumah Tangga


Panduan ini menunjukkan tujuan dari setiap bagian dan informasi yang akan
dikumpulkan, mengidentifikasi anggota rumah tangga yang menjadi responden, serta
memberikan petunjuk yang jelas untuk setiap pertanyaan.
KODE/RENTANG
NO VARIABEL DESKRIPSI VARIABEL
VARIABEL
1. Provinsi Isilah nama Provinsi tempat
responden tinggal dalam huruf
kapital/besar
2. Kab/Kota Isilah nama Kab/Kota tempat
responden tinggal dalam huruf
kapital/besar
3. Kecamatan Isilah nama Kecamatan tempat
responden tinggal dalam huruf
kapital/besar
4. Kelurahan/Desa Isilah nama kelurahan/ desa
tempat responden tinggal
5. Nama Kepala Rumah Isilah nama lengkap responden
Tangga dengan huruf cetak. Contoh
SUGIYANTO
6. Jumlah anggota Isilah dengan Mereka makan dan tidur
Rumah Tangga jumlah anggota bersama di rumah untuk jangka
keluarga waktu paling sedikit 3 bulan selama
setahun terakhir. ( tidak perlu harus
sampai 3 bulan berturut, hanya
perlu 3 bulan dalam jumlah total);
atau
Mereka telah bergabung di dalam
Rumah Tangga kurang dari 3 bulan
dalam setahun terakhir ini, tapi
mereka adalah:
- Kepala rumah tangga
- Penyedia utama ekonomi
rumah tangga
- Pelajar yang dulunya
ditunjang oleh rumah tangga ini
dan yang saat ini tinggal di tempat
lain untuk bersekolah.
- Bayi yang berusia kurang dari 3
bulan

66 PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

KODE/RENTANG
NO VARIABEL DESKRIPSI VARIABEL
VARIABEL
- Pengantian baru yang baru
bergabung dengan rumah
tangga ini kurang dari 3 bulan.
- Pembantu yang tidur dan makan
dalam rumah yang sama
- Orang yang baru bergabung
dalam rumah tangga ini untuk
tinggal bersama secara
permanen (yaitu berkeinginan
untuk tinggal bersama
selamanya).
7. Alamat, RT/RW Isilah secara lengkap alamat
responden. Contoh RT 03/RW 4 /
No. 05, Gang Melati, kampung
Bagelen
8. Status Rumah Isilah sebagai rumah tangga
Tangga Masyarakat Berpenghasilan
rendah ( MBR) atau bukan, jika di
lokasi PNPM/P2KP dikenal
sebagai warga PS-2
A. KETERATURAN BANGUNAN HUNIAN
1. Posisi a = menghadap Amati apakah posisi bangunan
bangunan/rumah thd jalan rumah
jalan responden terhadap jalan
b = membelakangi
utama/jalan lingkungan.
jalan
2. Posisi a = menghadap Jika posisi rumah terletak
bangunan/rumah thd sungai dibantaran sungai, amati posisi
sungai bangunan rumah responden
b = membelakangi
terhadap sungai.
sungai
3. Bangunan/rumah a = mempunyai Amati akses jalan bangunan rumah
akses langsung ke Responden untuk aktivitas sehari-
jalan hari.
b = tidak memiliki
akses langsung ke
jalan ( terhalang
oleh bangunan
lain)
4. Lokasi a = Berada pada Amati lokasi bangunan rumah
bangunan/rumah kemiringan responden terhadap
lahan/rawan topografi/kemiringan lahan, garis

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA) 67



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

KODE/RENTANG
NO VARIABEL DESKRIPSI VARIABEL
VARIABEL
longsor (topografi sempadan, jalur listrik tegangan
>15%) tinggi dan kawasan lindung.
b = Berada di atas
lahan sempadan
rawa/sungai/pantai/
gambut/danau
c = Berada
dibawah jalur listrik
tegangan tinggi
(sutet)
d = Berada di
kawasan
lindung/fungsi
ekologis
B. KONDISI BANGUNAN HUNIAN
1. Kondisi bangunan a = Permanen Amati apakah bangunan rumah
rumah responden bersifat permanen, semi
b = Semi
permanen atau tidak permanen.
permanen
a. Permanen (tembok semua);
c = Tidak b.Semi Permanen (separuh
permanen tembok); c. Tidak Permanen
(bukan tembok)
2. Luas lantai bangunan ..... m2 Tuliskan luas bangunan (panjang x
hunian (a) lebar) dalam dua digit tidak
termasuk halaman pekarangan.
Contoh panjang 8 m dan lebar 9,
maka ditulis 08 x 09
Jumlah penghuni (b) ..... Orang Tanyakan kepada responden
jumlah penghuni yang tinggal di
dalamnya.
Luas lantai bangunan ...... m2 /Orang Hitung luas bangunan dan bagi
hunian (a/b) dengan jumlah penghuni. apakah
a = jika luasan <
lebih atau kurang dari 7,2 m per
7,2 m per orang
orang
b = jika luasan
7,2 m per orang
3. Jenis Material
Bangunan hunian
a. Kondisi/material Atap a = Tidak Mudah Amati kondisi dan jenis Material
Bocor atap bangunan rumah responden
apakah mudah bocor (misalnya

68 PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

KODE/RENTANG
NO VARIABEL DESKRIPSI VARIABEL
VARIABEL
b = Mudah bocor daun rumbia)
b. Jenis Material Dinding a = Permanen Amati Jenis Material untuk dinding
b =Tidak permanen bangunan rumah responden.
(bambu, kardus,
plastik dan
sejenisnya)
c. Kondisi Dinding a = Baik Amati kondisi dinding bangunan
b = Rusak rumah responden.
sedang/ringan
c = Rusak berat
d. Jenis Lantai Rumah a= Amati jenis material yang
Keramik/Granit/Ter digunakan untuk lantai bangunan
aso rumah responden.
b = Plesteran
c = Tanah
e. Kondisi Lantai Rumah a = Baik Amati kondisi lantai bangunan
b = Rusak rumah responden.
sedang/ringan
c = Rusak berat
C. AKSES AIR MINUM
1. Darimana sumber air a = Ledeng Tanyakan dan amati sumber air
minum didapat? Meteran/SR minum rumah yang digunakan
b = Ledeng Eceran responden.
c = Sumur
Bor/Pompa
d = Sumur
Terlindung
e = Mata Air
Terlindung
f = Air Hujan
g = Mata Air tak
Terlindung
h = Air Kemasan
Ber merk
i = Air Isi Ulang
j = Air Sungai
k = Lainnya
2. Bila jawabannya a = jarak < 10 m Tanyakan dan amati jarak
(sumur bor, sumur penampungan kotoran/tinja dari
b = jarak 10 m
terlindung atau mata sumur bor/pompa, Sumur/mata air
air terlindung), maka terlindungi
jarak ke
penampungan
tinja/kotoran terdekat

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA) 69



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

KODE/RENTANG
NO VARIABEL DESKRIPSI VARIABEL
VARIABEL
3. Kualitas air minum a = keruh/berwarna Tanyakan dan amati kualitas air
b = berbau minum yang dipakai sehari-hari
c = memiliki rasa oleh responden.
4. Apakah kebutuhan air a = Tercukupi/ Tanyakan kepada responden
baku sehari-hari tidak terpenuhi apakah terpenuhi kebutuhan air
terpenuhi/tidak baku per orang > 60 lt/orang/hari
b = tidak
tercukupi sepanjang
tercukupi/tidak
tahun?
terpenuhi
D. PENGELOLAAN SANITASI
1. Dimana biasanya a = Jamban Milik Tanyakan dan amati pada
anggota keluarga Sendiri responden apakah di rumahnya
dewasa bila ingin b = MCK/Jamban memiliki jamban/tempat BAB,
BAB? bersama/kelompok tersedia MCK kelompok, atau MCK
c = MCK/Jamban umum.
Umum
d=
Sungai/pantai/laut/
kebun
e = lainnya
2. Jenis kloset yang a = Closet leher Tanyakan dan amati closet yang
digunakan angsa digunakan responden jika closet
yang digunakan buatan pabrik atau
b = Cubluk dengan
ada air tergenang pada closet
ventilasi
maka dipastikan closet leher
c = Cubluk dengan angsa.
slab
Cubluk : Closet jongkok tanpa
d = Cubluk tanpa leher angsa.
slab
Slab : Cor beton
e = WC Gantung
WC gantung : diatas permukaan air
f = lainnya (sungai/ kolam/tepi
laut/selokan/empang).
3. Pembuangan limbah a = Septictank Tanyakan dan amati apakah
tinja kemana? Pribadi Pembungan akhir limbah tinja
disalurkan/dihubungkan ke
b = Septictank
septictank pribadi/ komunal, cubluk
Komunal
atau sewer perpipaan atau
c= Pembungan akhir limbah tinja tidak
Sungai/Kali/Laut/D disalurkan/dihubungkan ke
anau septictank pribadi/komunal, cubluk
d = Sewer atau sewer perpipaan.
Perpipaan

70 PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

KODE/RENTANG
NO VARIABEL DESKRIPSI VARIABEL
VARIABEL
e = lainnya
4. Kemana pembuangan a= Tanyakan dan amati apakah
limbah rumah tangga Septictank/Resapa pembungan air limbah bekas cuci,
? n dapur & kamar mandi (grey water)
disalurkan /dibuang ke septictank/
b = Saluran limbah
resapan, SPAL/drainase atau
RT/SPAL
dibuang langsung ke
c = lainnya Sungai/Laut/Halaman
E PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA
1. Pembuangan sampah a = Tempat Tanyakan dan amati apakah rumah
rumah tangga sampah pribadi reponden memiliki tempat sampah.
b = Tempat
sampah umum
c = lainnya
2. Tersedia Tempat a = Tersedia Tanyakan dan amati apakah
Pembuangan tersedia tempat pembuangan
b = Tidak Tersedia
Sementara sementara (TPS) di lingkungan
tempat tinggal responden..
3. Pengangkutan a = < 2x seminggu Tanyakan kepada responden
sampah ke TPS/TPA bagaimana frekuensi
b = (1-2) x
pengangkutan sampah
seminggu
domestik/komunal ke TPS
c = 2x seminggu dan/atau TPA dilakukan setiap
minggunya.
4. Alat pengangkut a = Gerobak Tanyakan kepada responden alat
sampah dorong pengangkut sampah (gerobak
dorong/motor) yang dimiliki oleh
b = Gerobak motor
lingkungan hunian
c = Truk/mobil
sampah
5. Sistem pembuangan a = Terpilah Tanyakan kepada responden
sampah rumah (basah/kering) apakah sudah dilakukan pemilahan
tangga sampah rumah tangga. Pemisahan
b = Tidak
antara sampah organik (basah)
Terpilah/Disatukan
dan sampah anorganik (kering).
F. ASPEK LEGALITAS
1. Status kepemilikan a = Milik sendiri Tanyakan kepada responden
rumah b = Sewa/Kontrak mengenai status tempat tinggal
c = Numpang/milik yang ditempati.
saudara

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA) 71



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

KODE/RENTANG
NO VARIABEL DESKRIPSI VARIABEL
VARIABEL
2. Status Legalitas a = Memiliki IMB Tanyakan kepada responden
Bangunan mengenai status legalitas
b = Tidak/belum
bangunan ditempati terkait dengan
memiliki IMB
Ijin Mendirikan Bangunan (IMB).
3. Status kepemilikan a = Milik sendiri Tanyakan kepada responden
Lahan b = Tanah mengenai status kepemilikan lahan
Negara/adat yang ditempati.
c = lainnya
4. Legalitas Tanah a = Memiliki Tanyakan kepada responden
Hunian SHM/HGB mengenai status legalitas lahan
yang ditempati.
b = Tidak memiliki
SHM/HGB

1. Tanggal Pendataan Isikan tanggal wawancara ke KK


ini. Tuliskan: TG/BL/TH, masing-
masing 2 digit.
Misalnya tanggal 17 Maret 2015
ditulis 17/03/15.
2. Nama, Tandatangan Isilah nama lengkap Enumerator
Enumerator dengan huruf cetak. dan bubuhkan
tandatangan setelah dipastikan
kuesioner terisi lengkap.
3. Tandatangan Isilah nama lengkap responden
Responden dengan huruf cetak. Contoh
SUSILAWATI dan bubuhkan
tandatangan
4. Tandatangan Isilah nama lengkap Koordinator
Koordinator Tim Tim dengan huruf cetak. dan
bubuhkan tandatangan setelah
kuesioner diverifikasi.

72 PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

LAMPIRAN 5

PANDUAN SINGKAT SAFEGUARD LAHAN PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS


PERMUKIMAN DI PERKOTAAN(P2KP-KOTA) UNTUK PENANGANAN PRIORITAS
KUMUH TAHUN 2015 DAN PRIORITAS 100-0-100

I. Latar Belakang:
Melonjaknya urbanisasi menyebabkan semakin bertambahkanya pernduduk perkotaan
dan otomatis juga menyebabkan bertambahnya kebutuhan akan lahan untuk
perumahan, namaun terkadang ketersediaan lahan yang semakin kerkurang dan
mahalnya harga di perkotaan menyebabkab banyaknya penduduk yang mencari
alternatif lahan seperti di bantaran sungai, tanah di pinggir rel milik PT.KAI. Permukiman
dan tanah daerah milik jalan(Damija), permukiman yang terletak Garis Sepandan
Sungai(GSS), karena ketidaktegasan dari aparat lokasi kumuh yang bertambah setiap
tahunnya dan sangat sulit untuk dicegah. Munculnya permukiman kumuh ini rata-rata
ilegaldan juga karena melanggar ketertiban umum. Semakain padatnya permukiman di
bantaran sungai menyebabkan berbagai bencana yang juga berdampak pada penduduk
yang tinggal di bantaran sungai itu sendiri seperti banjir, penumpukan sampah,
terganggunya kesehatan dll. Hal ini harus segera ditindak, dicarikan solusi program
strategis dengan cepat sebelum persebaran permukiman ini semakin meluas
kecendrungan menjadi kumuh.

II. Ketentuan Umum Tata Kelola Lahan


Panduan teknis ini akan mengupas permasalahan pengadaan tanah, yang notabene
dengan keterbatasan tanah menjadi faktor penyebab kekumuhan selama ini. Dalam
pengadaan tanah ini peran Koordinator Kota bersama Pemerintah Daerah dan
Kelompok Peduli untuk mengadvokasi, memfasilatasi masyarakat dalam proses tahapan
pengadaan tanah. Sebelum kita membahas tentang pengadaan tanah perlu kita ketahui
peruntukan sesuai Tata kelola lahan/Tanah yaitu Kawasan Lindung dan Kawasan
Budidaya, adapun pembahasan adalah sbb:

a. Kawasan Lindung/ konservasi (Definisi Kawasan Lindung : Adalah kawasan yang


ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang
mencakup sumber daya alam dan sumberdaya buatan)
Perkembangan dan kondisi kawasan lindung hampir diseluruh wilayah mengalami
kerusakan yang cukup mengkhawatirkan bahkan telah membawa korban baik jiwa
maupun harta serta rusaknya prasarana dan sarana infrastruktur yang telah dibangun
oleh pemerintah. Maka dari itu dalam kebijakan Pengembangan dan pengelolaan
kawasan lindung/konservasi, Rencana Tata Ruang Wilayah akan mengatur tentang
bagaimana cara pengelolaan kawasan lindung diseluruh wilayah
Di wilayah kawasan lindung yang menjadi perhatian utama pada Rencana Tata Ruang
Wilayah pemanfaatan wilayah aliran Sungai. Secara umum wilayah ini adalah erosi,
polusi dan penggunaan untuk permukiman yang ada disekitarnya.
Selain hal diatas yang perlu dapat perhatihan adalah perlindungan cagar budaya yang
sesuai dengan Undang-undang nomor 11 tahun 2010 tentang cagar budaya.
Kebudayaan indonesia yang memiliki nilai-nilai luhur harus dilestarikan guna

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA) 73



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

meningkatkan kualitas hidup memeperkuat kepribadian bangsa, persatuan bangsa dan


meningkatkan kesejahteraan masyarakat sebagai arah kehidupan bangsa. Pelestarian
cagar budaya berorientasi pada pengelolaan kawasan, peran serta masyarakat,
desentralisai pemerintah, perkembangan, serat tuntutan kebutuhan hukum dalam
masyarakat.
Kawasan peninggalan bersejarah juga menjadi perhatihan , yang biasanya merupakan
kawasan kota lama merupakan suatu kawasan yang menjadi lapisan pembentuk kota
pada suatu masa saat awal terbentuknya kota tersebut. Kawasan kota lama biasanya
merupakan kawasan bersejarah atau heritage district. Kawasan bersejarah tersebut
adalah area dalam kota yang di dalamnya banyak terdapat bangunan-bangunan yang
signifikan sebagai bangunan bersejarah. Biasanya lokasi ini terdapat pada bagian kecil
area dalam kota. Dengan berbagai keunikannya, kawasan kota lama menjadi sesuatu
yang unik dan menarik dari kota yang bersangkutan. Kesan ini dapat dirasakan bagi
hampir seluruh penduduk kota yang bersangkutan. Apabila perhatian penguasa kota
untuk tetap memperhatikan peninggalan budaya baik dalam bentuk fisik maupun
aktivitas pada bagian kota lama ini, maka wujud kota lama sebagai lapisan pembentuk
kota akan tetap lestari.

b. Kawasan Budidaya (Definisi Kawasan Budidaya : adalah kawasan yang ditetapkan


dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya
alam, sumber daya manusia dan sumberdaya buatan).
Pengembangan kawasan budidaya tidak terlepas dari masalah penggunaaan lahan
yang potensial sesuai dengan peruntukannya. Oleh karena kegiatan budidayanya
bertumpu pada penggunaan lahan maka, setiap pengembangan kawasan budidaya
harus memperhatikan berbagai pertimbangan baik teknis maupun non teknis. Berikut ini
disampaikan tentang arahan-arahan dan pengelolaan kawasan budidaya di wilayah
antara lain:
Kawasan Perumahan
Kawasan pertanian tanaman pangan, Tegalan, perkebunan (tanaman tahunan)
Kawasan Industri
Kawasan Pertambangan
Kawasan Wisata
Kawasan pengembangan ekonomi
Kawasan Perkantoran
Dll

III. Ketentuan Pengadaan Lahan


Didalam pengadaan tanah pada Kawasan Budidaya perlu mengetahui peruntukan data
tanah pertanian dan tanah non pertanian. Kondisi tanah pertanian dan non pertanian
yang telah dilekati hak atas tanah, terdapat tanah yang masih dikuasai dengan Dasar
Penguasaan Atas Tanah (DPAT). Dalam surat keputusan DPAT tersebut tercantum juga
kewajiban pemegang DPAT yang harus dipenuhi. Fakta di lapangan menunjukkan
bahwa dalam pengusahaan dan penggunaan tanah, masih terdapat kecenderungan
tidak sesuai dengan peruntukannya, tidak sesuai dengan batasan-batasan pengusahaan
yang telah diatur, bahkan terdapat tanah yang tidak diusahakan.

74 PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

Dalam upaya pengendalian pengusahaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah,


pengendalian alih fungsi lahan pertanian dan perlindungan terhadap lahan pertanian
produktif, perlu dilakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pemenuhan kewajiban
para pemegang HAT/DPAT baik untuk tanah pertanian dan non pertanian yang berasal
dari masyarakat, baik perorangan maupun badan hukum terhadap pengusahaan atas
tanah yang diperolehnya. Perlu dipantau secara periodik untuk mencegah adanya tanah-
tanah yang tidak digunakan sesuai dengan peruntukannya dan berubah fungsinya.
Tanah pertanian dan non pertanian yang menjadi obyek inventarisasi adalah tanah yang
telah dilekati hak atas tanah terhitung sejak diterbitkannya sertipikat HAT dan untuk
Surat Keputusan DPAT terhitung sejak berakhirnya. Data yang perlu diketahui berupa
data inventarisasi yang meliputi:
a Data tanah HAT/DPAT (subyek dan obyek HAT/DPAT) untuk tanah pertanian dan
non pertanian per kabupaten/kota; dan
b. Rencana Tata Ruang Wilayah.
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui atas pengusahaan, penggunaan, dan
pemanfaatan tanahnya. Apabila diketahui terdapat ketidaksesuaian antara penggunaan
dan peruntukannya serta perubahan peruntukan menjadi misalnya perumahan maka
perlu disiapkan rekomendasi untuk dilakukan penertiban sampai pada pembatalan
HAT/DPAT.

Sesuai Tata kelola lahan/tanah peruntukan yaitu Kawasan Budidaya perlu mengetahui
peruntukan data tanah pertanian dan tanah non pertanian. Kondisi tanah pertanian dan
non pertanian yang telah dilekati hak atas tanah, terdapat tanah yang masih dikuasai
dengan Dasar Penguasaan Atas Tanah (DPAT). Jadi intinya tidak diperkenankan
melakukan alih fungsi tanah pertanian yang mengakibatkan terancamya produksi
pangan.

Jenis Pengadaan Tanah, di dalam pengadaan tanah yang perlu dipahami mengenai
status tanah, yaitu: Status hak atas tanah dan status penguasaan atas tanah, dan
Penyerahan/ijin penggunaan tanah yang diberikan oleh pemegang hak atas tanah
kepada masyarakat atau kelompok pemanfaat. Berbagai jenis pengadaan tanah adalah
sebagai berikut:
a. Tanah masyarakat, terdiri dari:
Hak milik yang belum bersertifikat, misalnya: Petok D/Girik, Buku C desa,
gogolan, hak ulayat,dsb
Hak milik yang sudah didaftarkan/bersertifikat
Hak milik secara adat
b. Tanah yang dikuasai Pemerintah terdiri dari:
Tanah BUMN, BUMD, tanah militer, tanah milik desa, kas desa, bengkok, jalan
desa, prasarana umum, dsb.
Kawasan hutan lindung, kawasan sempadan sungai/pantai, taman nasional, dsb.
Tanah yang dibeli oleh pemerintah dalam konteks pelaksanaan program
c. Tanah lain-lain, diantaranya adalah tanah milik swasta, LSM atau tanah yang status
haknya belum termasuk kedalam kedua kategori di atas.

IV. Ketentuan Umum Pengadaan Tanah


Pengadaan tanah harus mentaati ketentuan berikut ini:

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA) 75



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

a. Keterbukaan informasi dalam pengadaan tanah, pemilik tanah wajib


memperoleh seluruh informasi yang terkait dengan berbagai pihak/ijin yang tersedia
yang dapat diberikan untuk kegiatan program.
b. Partisipatif: Warga yang berpotensi terkena dampak/dipindahkan harus terlibat
dalam seluruh tahap perencanaan proyek/kegiatan seperti penentuan lokasi proyek,
jumlah dan bentuk kompensasi/ganti rugi, serta lokasi tempat permukiman kembali,
Dalam pengadaan tanah dilarang melakukan pemaksaan terhadap pemilik tanah,
oleh pihak siapapun.
c. Setiap usulan kegiatan yang diajukan kelompok wajib diidentifikasi lebih dahulu
lokasi pengadaan tanahnya. Hal ini untuk mengantisipasi kemungkinan adanya
penolakan dari beberapa orang pemilik tanah dan atau untuk memastikan tidak akan
terjadinya penggusuran secara paksa.
d. Tidak diperkenankan melakukan alih fungsi tanah pertanian yang mengakibatkan
terancamya produksi pangan.
e. Adil Pengadaan tanah tidak boleh memperburuk kondisi kehidupan
dampak/dipindahkan. Warga memiliki hak untuk mendapatkan ganti rugi yang
memadai, yang setara dengan kondisi kehidupan sebelum tergusur, baik dari aspek
sosial maupun ekonomi.

V. Ketentuan Identifikasi Legalitas Lahan


Identifikasi legalitas lahan merupakan tahap identifikasi untuk menentukan
permasalahan legalitas lahan pada obyek kajian setiap perumahan kumuh dan
permukiman kumuh difokuskan pada status lahan, keseuaian dengan rencana Tata
Ruang dan persyaratan administrasi.
1. Aspek Status Lahan,dengan beberapa kretiria sbb:
Keseluruhan Lokasi memiliki kejelasan status tanah, baik dalam hal
kepemilikan maupun izin pemanfaatan tanah dari pemilik tanah( Status tanah
legal)
Sebagian atau keseluruhan lokasi tidak memiliki kejelasan status tanah, baik
merupakan milik orang lain, milik negara dan milik masyarakat adat tanpa ijin
pemanfaatan tanah dari pemilik tanah maupun tanah sengketa( status tanah ilegal
atau squatters)
2. Aspek Kesuaian Rencana Tata Ruang, dengan beberapa kreteria al:
Keseluruhan lokasi berada pada zona perumahan dan permukiman sesuai
RTR(sesuai)
Sebagian atau keseluruhan lokasi berada tidak pada zona perumahan dan
permukiman sesuai RTR(tidak sesuai)
3. Aspek Persyaratan Administrasi Banguanan. dengan beberapa kreteria sebagai
berikut:
Keseluruhan bangunan pafda lokasi telah memiliki izin mendirikan bangunan(IMB)
Sebagian atau keseluruhan bangunan pada lokasi tidak memiliki izin nedirikan
bangunan(IMB)

Didalam pendataaan berdasarkan analisis data lahan dimungkinkan adanya suatu harus
Relokasi karena tidak seauai dengan peruntukan perumahan dan menyangkut
pengadaan tanah yang cukup luas, salah satunya dimungkinkan penggunaan tanah
negara, tanah kawasan lindung, tanah swasta, tanah perorangan dengan pembebasan

76 PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

tanah. Sesuai Pedoman Teknis Program Peningkatan Kualitas Permukiman di


Perkotaan(P2KP-KOTA Jenis kegiatan pemanfaatan BLM untuk pembebasan tanah
masuk Negatif List . Jadi kegiatan Relokasi dan Konsolidasi tanah menjadi tanggung-
jawab sepenuhnya Pemerintah Daerah. Dalam hal ini peran Koordinator Kota bersama
Tim, kelompok peduli untuk mengadvokasi, memfasilitasi proses tahapan tsb.
Bilamana berdasarkan identifikasi lahan terjadi beberapa atau sebagian besar rumah
warga berada pada tanah yang ilegal (squatters), bahkan tidak sesuai dengan
peruntukan perumahan berdasarkan Rencana Tata Ruang , maka ada beberapa
tindakan yang harus dilakuan al:
1. Bilamana kondisi hanya sebagian kecil rumah warga berada di tanah ilegal, yaitu
tanah negara, berdasarkan ketentuan umum pengadaan tanah diatas, sesuai proses
rembug dan kesepakatan warga dan Pemerintah Daerah, maka yang harus
dilakukan Relokasi.
2. Bilamana kondisi sebagian besar rumah warga tidak sesuai dengan peruntukan
perumahan, dan tidak sesuai pengelolaan kawasan budidaya wilayah/RTR. Misalnya
pada lokasi bantaran sungai melanggar Garis Sepandan Sungai (GSS)dikoornasikan
dengan Badan Pengawasa Sungai (BWS) setempat , pada lokasi Daerah Milik Jalan
(Damija) dikoordinasikan dengan dinas Binamarga/PU Setempat,Tanah dekat rel milik
PT.KAI, tanah Konservasi dengan Perhutani dst. Kegiatan koordinasi/konsultasi
tersebut dilakukan dalam rangka proses menerbitkan surat ijin pakai tanh negara
sesuai aturan yang berlaku di masing-masing dinas. Bilamana ada yang behubungan
langsung Rencana tata Ruang Kota, harus diterbitkan Surat Keputusan
Walikota/Bupati berupa surat Ijin Perubahan Penggunaan Tanah (IPPT), dan atau
dinas terkait dan Badan Pertanahan Nasional (BPN) setempat berwenang
mengeluarkan pertimbangan teknis pertanahan dalam rangka penerbitan IPPT.

Kondisi yang berlaku di tiap daerah berbeda-beda, ada IPPT dikeluarkan oleh
Bupati/Walikota sebagaimana diatur dalam Perda, namun ada pula IPPT yang
dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan yang berupa risalah pertimbangan teknis
pertanahan sesuai/berdasarkan Pasal 1 Ayat (3) PerKaBPN RI No. 2 Tahun 2011,
diatur bahwa Pertimbangan Teknis Pertanahan dalam Penerbitan Izin Perubahan
PenggunaanTanah adalah pertimbangan yang memuat ketentuan dan syarat
penggunaan dan pemanfaatan tanah, sebagai dasar pemberian izin kepada pemohon
untukmelakukan perubahan penggunaan dan pemanfaatan tanahnya.

3. Bilamana kondisi tanah adat harus ada Ijin Alih Hak Atas Tanah Adat, Ambil
contoh status Tanah milik Keraton Yogyakarta, berdasarkan UU Nomor 3 Tahun 1950
sebagaimana diubah dengan UU No. 19 Tahun 1950 dan UU No. 9 Tahun 1955
tentang Pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta, DIY mengalami perubahan dari
sebuah daerah swapraja menjadi sebuah daerah yang bersifat istimewa di dalam
teritorial NKRI. Bentuk keistimewaan yang menonjol yang diberikan kepada kepada
DIY adalah pada hukum pertanahan. Aturan di DIY itu terlepas dari aturan pertanahan
yang ada seperti UUPA dan sebagainya. Alaasanya Adalah di DIY sudah ada dasar
hukum yang mapan, yaitu nenggunakan hukum adat.

Sebagai daerah yang terkenal dengan kerajaannya. DIY hinggga sekarang masih
mempunyai tanah bekas swapraja yang tersebar diberbagai wilayah di Yogyakarta.
Tanah-tanah tersebut terbagi di bawah dua kekuasaa, yaitu Kasultan Yogyakarta dan

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA) 77



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

Puro Pakualaman. Terkenal dengan sistem khusus pengeloalan tanah, sesuai dengan
undang-undang no. 5 Tahun 1990(UUPA) seakan tidak kuasa menembus sistem
pengelolaan mandiri terhadap keraton tersebut. Tanah keraton terhampar luas di daerah
Istimewa Yogyakarta diperkirakan 60% tanah milik keraton. penduduk setempat yang
menempati tanah tidak memiliki sertifikat. Mereka hanya berbekal "Serat Kekancingan"
atau surat ketetapan yang dikeluarkan oleh Panitikismo. Panitikismo adalah lembaga
agraria keraton yang memiliki otoritas mengelola pemanfatan dan penggunaan tanah
keraton untuk berbagai kepentingan dan kesejahteraan rakyat.

Dari hal tersebut muncul akibat yang tidak sederhana terkait pertanahan.
Masalah tanah merupakan ini jurisdiksi Badan Pertanahan Nasional( BPN) digantikan
oleh lembaga adat( Panitikismo). Tidak hanya itu hukum positif yang ada seolah-olah
dikesampingkan oleh hukum dan kebiasaan adat setempat. Hal ini tentu perlu
penjelasan lebih lanjut tentang bagaimana hukum dan kebiasaan adat setempat. Hal ini
tentu perlu penjelasan lebih lanjut tentang bagaimana hukum dan kebiasaan adat
setempat menggantikan hukum positif terkait hak pinjam tanah

Pada awalmya adalah tanah yang ditujukan khusus untuk para abdi dalem,
sebagai tanda jasa atas pengabdiannya terhadap keraton. namun pada
perkembangnangan masyarakat bisa memanfaatkan dengan alasan hak pinjam pakai
atas tanah, masyarakat boleh memanfaatkan tanah dengan kesadaran penuh bahwa
status tanah tersebutr adalah milik keraton Yogyakarta. Dengan pengajukan hak pinjam
tanah tersebut sesuai dengan undang-undang no. 5 Tahun 1990(UUPA) akan diterbitkan
"Serat Kekancingan" atau surat ketetapan yang dikeluarkan oleh Panitikismo dengan
jangka waktu 20tahun dan bisa diperpanjang.

Hukum adat adalah sistem hukum yang dikenal dalam lingkungan kehidupan sosial di
Indonesia. Hukum adat adalah hukum asli bangsa Indonesia. Sumbernya adalah peraturan-
peraturan hukum tidak tertulis yang tumbuh dan berkembang dan dipertahankan dengan
kesadaran hukum masyarakatnya. Karena peraturan-peraturan ini tidak tertulis dan tumbuh
kembang, maka hukum adat memiliki kemampuan menyesuaikan diri dan elastis. Selain itu
dikenal pula masyarakat hukum adat yaitu sekelompok orang yang terikat oleh tatanan
hukum adatnya sebagai warga bersama suatu persekutuan hukum karena kesamaan tempat
tinggal ataupun atas dasar keturunan

Tanah Adat, adalah hak pemilikan dan penguasaan sebidang tanah yang hidup dalam
masyarakat adat pada masa lampau dan masa kini, ada yang tidak mempunyai bukti-bukti
kepemilikan secara autentik atau tertulis, yaitu hanya didasarkan atas pengakuan serta ada
pula yang mempunyai bukti autentik.

Jadi bilamana kegiatan infrstruktur di wilayah lain yang penggunakan tanah adat wajib
menyesuaikan menggunakan hukum adat setempat yang berlaku, ulasan diatas hanya
sebagai contoh.

78 PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

78 PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
Jl. Pattimura 20, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan - 12110 | www.pu.go.id

Anda mungkin juga menyukai