Panduan Perencanaan Partisipatif 100 0 100 2015 09042015 - Final Revisi PDF
Panduan Perencanaan Partisipatif 100 0 100 2015 09042015 - Final Revisi PDF
PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DAFTAR ISI
A. PENGERTIAN | 1
B. TUJUAN | 1
C. OUTPUT | 1
D. PRINSIP-PRINSIP | 1
a. Prinsip mengutamakan yang terabaikan (keberpihakan) | 1
b. Prinsip pemberdayaan (penguatan) masyarakat | 2
c. Prinsip saling belajar dan menghargai perbedaan | 2
d. Prinsip Triangulasi | 2
e. Prinsip Optimalisasi hasil | 2
f. Prinsip orientasi praktis dan tepat waktu | 2
g. Prinsip keberlanjutan dan selang waktu | 3
A. Persiapan | 5
A.1 Koordinasi dan Penggalian Data Sekunder Di Tingkat Kota/Kab. | 5
A.2 Koordinasi dan Penggalian Data Sekunder Di Tingkat Kelurahan | 7
A.3 Penyiapan Peta dasar dan Peta Tematik | 8
A.4 Pembekalan TPP (Tim Perencanaan Partisipatif) | 12
A.5 Tinjauan Dokumen Prerencanaan Pebangunan yang Ada | 13
B. Pemetaan Swadaya | 14
B.1 FGD Penggalian Data Awal Persoalan Kumuh | 14
B.2 Observasi Lapangan (Transek) | 15
B.3 Penyebaran Kuisioner | 15
B.4. Konsolidasi data tingkat kelurahan | 16
B.5. Pelaksanaan FGD Tematik di Tingkat Basis | 18
LAMPIRAN-LAMPIRAN | 29
LAMPIRAN 1 | Langkah-langkah Penyusunan Peta Tematik 7 indikator Kumuh | 30
LAMPIRAN 2 | FGD Penggalian Gagasan Pencegahan dan Penanganan Kumuh | 36
LAMPIRAN 3 | Observasi Lapangan (Transek) | 51
LAMPIRAN 4 | Panduan Wawancara Terstruktur (Kuisioner) | 61
LAMPIRAN 5 | Panduan Singkat Safeguard Lahan Program Peningkatan Kualitas
Permukiman Di Perkotaan(P2KP-Kota) Untuk Penanganan Prioritas
Kumuh Tahun 2015 dan Prioritas 100-0-100 | 73
A. PENGERTIAN
Perencanaan Partisipatif adalah suatu proses untuk menghasilkan rencana yang
dilakukan oleh semua pihak yang terkait dengan bidang yang direncanakan secara
bersama sama (partisipatif) dan terbuka yang dimulai dari penjajagan kebutuhan /
permasalahan dan potensi sampai dengan penentuan program/ kegiatan.
Dalam Program Peningkatan Kualitas Permukiman di Perkotaan (P2KP) khususnya
untuk penanganan Kumuh Prioritas Tahun 2015, kegiatan Perencanaan Partisipatif
merupakan kegiatan yang harus dilakukan. Agar Pelaksanaan kegiatan penanganan
kumuh dapat terlaksana dengan cepat dan tepat sesuai kebutuhan masyarakat
bekerjasama dengan pihak terkait (Pemda dan Kontraktor).
Mengingat bahwa pelaksanaan kegiatan fisik penanganan Kumuh Prioritas tahun 2015
harus dilaksanakan secepatnya, maka metodologi Perencanaan Partisipatif dilakukan
juga dengan cara cepat, akan tetapi tidak meninggalkan kaidah partisipatif (keterlibatan
banyak pihak), di dalam prosesnya.
B. TUJUAN
Tujuan dilaksanakannya perencanaan partisipatif ini adalah:
- Melakukan Identifikasi Kebutuhan Masyarakat berdasarkan Profil Desa/Kelurahan
kumuh yang sudah ditetapkan oleh SK Bupati/Walikota
- Menyusun Rencana Tahunan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (Renta PIP)
sebagai bahan untuk pelaksanaan prioritas Kumuh tahun 2015
- Menyusun Prioritas Rencana Kegiatan Pembangunan Infrastruktur yang akan
dilaksanakan oleh masyarakat pada Tahun 2015 dengan dana Channeling 1 M yang
disedikan dari Direktorat Pengembangan Permukiman Ditjen Cipta Karya
C. KELUARAN
Output yang diharapkan dari Kegiatan Perencanaan Partisipatif ini adalah:
- Rumusan Permasalahan sesuai dengan 7 indikator Kumuh yang telah ditetapkan
Oleh Direktorat Pengembangan Permukiman
- Tersusunnya Rencana Tahunan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (Renta PIP)
di kawasan kumuh
- Tersusunnya Prioritas Rencana Kegiatan Pembangunan Infrastruktur yang akan
dilaksanakan oleh masyarakat dengan dana Channeling Direktorat Bangkim sebesar
1 Milyar rupiah
D. PRINSIP-PRINSIP
Walaupun kegiatan Perencanaan Partisipatif ini harus dilakukan secara cepat dan tepat,
tidak boleh menghilangkan prinsip-prinsip perencanaan partisipatif itu sendiri, yang
menjamin keterlibatan masyarakat dalam perumusan masalah dan juga kegiatan. Oleh
karena itu Beberapa hal prinsip yang harus dipegang dalam pelaksanaan Perencanaan
Partisipatif ini adalah sebagai berikut:
a. Prinsip Mengutamakan Yang Terabaikan (Keberpihakan)
Pada umumnya, sebagian besar lapisan masyarakat tetap berada di pinggir arus
pembangunan yang berjalan cepat. Karena itu, prinsip pertama Pemetaan
Masyarakat (CSS) ialah mengutamakan masyarakat yang terabaikan tersebut agar
memperoleh kesempatan untuk memiliki peran dan mendapat manfaat dalam
kegiatan program pembangunan. Fasilitator diharapkan mampu mendorong
keterlibatan aktif masyarakat kumuh dan terkumuh serta perempuan dalam
d. Prinsip Triangulasi
Salah satu kegiatan survai adalah usaha mengumpulkan dan menganalisis data
secara sistematis bersama masyarakat. Untuk mendapatkan informasi yang
kedalaman dan ke-akuratan-nya bisa diandalkan, kita dapat menggunakan
triangulasi yang biasa digunakan dalam PRA yaitu merupakan bentuk pemeriksaan
dan pemeriksaan ulang (check and recheck) informasi. Triangulasi dilakukan antara
lain melalui penganekaragaman sumber informasi (latar belakang, golongan
masyarakat, keragaman tempat dan jenis kelamin) dan keragaman teknik yang
dipakai.
KEGIATAN HASIL
1:1000 (kawasan)
Kesiapan
TPP
4 Pembekalan
TPP
Jadwal
Kegiatan
masalah
lingkungan
Peta
analisis
Pelaksanaan
FGD
masalah
setiap
5 Tematik
di
Tingkat
RT
Basis
Matrik
analisis
masalah
A PERSIAPAN
A.1 Koordinasi dan Penggalian Data Sekunder tingkat Kota/Kabupaten
3 Peta-peta
SUMBER
No DATA INSTANSI TARGET KET
DATA
1 IX. Peta Kondisi Kantor Kecamatan/ i. Hard copy
eksisting dan soft
Kelurahan
terakhir
Kantor Kelurahan copy
2 X. Data monografiXIV. Podes
desa 2014 ii. Peta Dasar
XI. Data profil ada di
masyarakat kecamatan
rumah tangga atau
tentang
kelurahan
pelayanan air
minum iii. (Berikan
XII. Data profil contoh
masyarakat peta
rumah tangga dimaksud
tentang kumuh
pada saat
XIII. Data profil
masyarakat coaching)
rumah tangga
tentang sanitasi
Gambar 2.
Contoh Profil Kawasan Kumuh Bangkim
Gambar 3.
Contoh Peta Dasar Kawasan Kumuh
Peta Kota:
Citra Satelit
Peta Kelurahan
1. Uraian : Setelah seluruh data sekunder dan peta yang ada sudah
dipastikan tersedia, maka tahap berikutnya adalah
melakukan Pembekalan kepada TPP agar siap
melaksanakan proses perencanaan partisipatif. TPP yang
dilatih bisa dari TPP yang sudah ada, bilamana belum
ada, maka perlu dibentuk terlebih dahulu. Harus
dipastikan seluruh data sekunder (sesuai list kebutuhan
data sebelumnya) telah siap terutama peta dasar
kelurahan.
2. Pelaksana : Tim Korkot & Faskel
3. Peserta : Tim Perencanaan Partisipatif
4. Alat & Bahan : Peta Dasar
Spidol Plester
Kertas Plano
Dll
5. Media Bantu : Media audio visual Proses Perencanaan Partisipatif dan
peta.
Modul Pelatihan/Pembekalan TPP :
Konsep Penanganan Kumuh
Memahami Profil Kumuh Bangkim (jika ada)
Memahami peta dan data Panduan Perencanaan
Partisipatif
RKTL
6. Output : Anggota TPP memahami dan siap melaksanakan
kegiatan perencanaan partisipatif
Rencana kegiatan pelaksanaan perencanaan
partisipatif (Pemetaan swadaya dan penyusunan
RPI2JM CK / Perencanaan Jangka Menengah
Infrastruktur Lingkungan Permukiman)
TPP dan Tim Fasilitator mendapatkan gambaran
tentang kriteria / indikator kumuh, parameter/hasil
pendataan kumuh, dan koordinat peta yang terdapat
pada profil
Contoh Profil Kawasan Kumuh yang harus dipelajari
dapat dilihat pada Profil Kawasan Kumuh Kota
Peta Kondisi eksisting Kawasan yang memuat batas
administrasi, blok plan, jaringan jalan, dll.
Peta Kondisi eksisting kawasan 7 tematik
7. Langkah- : Pelatihan perencanaan partisipatif yang terdiri dari
langkah Konsep dan Mekanisme pelaksanaan pemetaan
swadaya dan Penyusunan RPI2JM CK
Pembagian peserta menjadi pokja-pokja, pokja
tersebut sekurang-kurangnya terdiri dari:
B. PEMETAAN SWADAYA
B.1 FGD Penggalian Data Awal Persoalan Kumuh
Spidol warna
Dll
e. Media Bantu Panduan FGD
Peta dasar dan Peta Tematik
f. Output : Rumusan Persoalan Kumuh (Matrik persoalan kumuh) 7
indikator kumuh
Harapan masyarakat untuk menyelesaikan persoalan
Peta Awal Persoalan Kumuh (7 Peta tematik)
Rencana Transek (Observasi Lapangan)
g. Langkah- : Lebih lengkap dilihat di panduan FGD di lampiran 2
langkah
! !
T
PANDUAN'PERENCANAAN'PARTISIPATIF'
! !
Tabel 5 Contoh
Matrik Hasil FGD Tematik Di Tingkat Basic
RT ... RW .... Desa/Kelurahan ...................
membuat
pengelolaan
sampah
membangun
jalan dipinggir
sungai
2 Kepadatan 100 unit / RT 01
Bangunan Ha
! !
PANDUAN'PERENCANAAN'PARTISIPATIF'
! !
Desa/Kelurahan :
Kecamatan :
Kota/Kabupaten :
24
24
25
25
26
26
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN PETA TEMATIK 7 INDIKATOR KUMUH
Contoh
Contoh PetaPeta Tematik
Tematik JaringanDrainase
Jaringan Drainase
Contoh Peta Tematik Jaringan Drainase
32
32
LAMPIRAN 2
I. Pengantar
Dalam penggalian gagasan Pencegahan dan Penanganan permukiman kumuh,
banyak metoda yang bisa digunakan diantaranya, Wawancara Semi Terstruktur,
Observasi lapangan, dll, namun dalam KAK ini difokuskan pada metoda Fokus Grup
Diskusi. Fokus Grup Diskusi ini untuk melihat kenyataan yang sebenarnya terkait 7
indikator kumuh yang hanya bisa dilakukan dengan suatu proses analisis sosial yang
kritis.
Membuat analisa sosial kritis, artinya mencari secara kritis hubungan sebab akibat,
sampai halhal yang paling dalam sehingga dapat ditemukan akar permasalahan
yang sebenarnya..
Untuk membuat analisa sosial kepadatan,kekumuhan dan kemiskinan setiap kondisi,
baik itu eksternal maupun internal, harus ditelusuri dan kemudian dicari hubungan
sebab akibatnya dalam suatu kerangka yang logis sehingga dapat ditemukan
masalahmasalah pokok dalam masyarakat tersebut.
Dalam melakukan proses analisa kritis bersama masyarakat, seperti layaknya
seorang dokter dalam mendiagnosa pasiennya, Tim FGD Penggalian Gagasan
Pencegahan dan Penanganan Kumuh harus mempunyai panduanpanduan
pertanyaan kritis yang dapat menggerakan diskusi sehingga masalah yang muncul
bukan hanya gejala masalahnya saja tetapi lebih dalam dari kondisi yang bisa kasat
mata dilihat oleh kita.
II. Pemahaman penggalian gagasan Pencegahan dan Penanganankumuh
FGD Penggalian Gagasan Pencegahan dan PenangananKumuh adalah suatu bentuk
pendalaman mengenai suatu topic dengan melibatkan mental, rasa dan karsa secara
terstruktur untuk membangun kesadaran kritis peserta (masyarakat) mengenai 7
indikator kumuh serta kaitannya dengan pola prilaku dan pola pikir sehari-hari
masyarakat setempat.
Penggalian Gagasan Pencegahan dan PenangananKumuh dilakukan untuk
menumbuhkan kesadaran kritis masyarakat terhadap akar penyebab masalah 7
Indikator kumuh. Kesadaran kritis ini menjadi penting, karena selama ini seringkali
dalam berbagai program yang menempatkan masyarakat sebagai objek seringkali
masyarakat diajak untuk melakukan berbagai upaya pemecahan masalah tanpa
mengetahui dan menyadari masalah yang sebenarnya (masalah dirumuskan oleh
Orang Luar). Kondisi tersebut menyebabkan dalam pemecahan masalah
masyarakat hanya sekedar melaksanakan kehendak Orang Luar atau karena tergiur
dengan iming iming bantuan uang, bukan melaksanakan kegiatan karena benar
benar menyadari bahwa kegiatan tersebut memang bermanfaat bagi pemecahan
masalah mereka.
Kesadaran ini penting sebelum akhirnya masyarakat menyepakati bagaimana
sebaiknya Pencegahan dan Penanganankumuh dilaksanakan, serta menyepakati
2. Perlengkapan
a) Peta eksisting dan peta dasar (7 Peta Tematik)
b) Pertanyaan-pertanyaan kunci terkait isu yang digali
c) Tabel atau matrik untuk mempermudah klasifikasi hasil diskusi
d) Berita acara pelaksanaan
e) Alat tulis
3. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan kegiatan FGD adalah saat pelaksanaan pemetaan masyarakat.
4. Keluaran
a) Persepsi mengenai Penggalian Gagasan Pencegahan dan Penanganan Kumuh
menurut versi masyarakat
b) Akar Penggalian Gagasan Pencegahan dan Penanganan Kumuh sesuai dengan
tipologi yang dirumuskan;
c) Hasil-hasil diskusi masyarakat berdasar Penggalian Gagasan Pencegahan dan
Penanganan Kumuh bahan diskusi untuk Pencegahan dan Penanganan kumuh;
Matrik dan peta tematik
d) Rumusan kebutuhan tenaga Ahli pendukung
e) Catatan hasil FGD tingkat kelompok/komunitas/kawasan dan berita acara hasil
FGD tingkat Kelurahan.
Desa/kelurahan : ________________________
Kecamatan : ________________________
Kota/Kabupaten : ________________________
Berikut ini adalah hasil FGD Penggalian Gagasan Pencegahan dan Penanganan Kumuh yang diselenggarakan oleh masyarakat serta
perangkat kelurahan pada hari ____________ tanggal ___________ jam____s/d___
bertempat di_____________ yang dihadiri oleh _____peserta (terlampir)
41
! !
PANDUAN'PERENCANAAN'PARTISIPATIF'
! !
Dengan hasil FGD Penggalian gagasan Pencegahan dan Penanganan kumuh ini dibuat untuk dijadikan dasar pertimbangan dan landasan
utama dalam pelaksanaan Pencegahan dan Penanganan kumuh di wilayah kami.
1..............(..)
2..............(..)
3..............(..)
4..............(..)
5..............(..)
Mengetahui,
PANDUAN
PERENCANAAN
PARTISIPATIF
( ... ) ( ... )
Desa/kelurahan : ________________________
Kecamatan : ________________________
Kota/Kabupaten : ________________________
Berikut ini adalah Catatan Proses hasil FGD Penggalian gagasan Pencegahan dan PenangananKumuh yang diselenggarakan oleh Tim
Pemandu FGD beserta perangkat RT/RW/kelurahan/desa pada hari ____________ tanggal ___________ jam____s/d___
bertempat di_____________ yang dihadiri oleh _____peserta (terlampir)
REFLEKSI KUMUH
IDENTIFIKASI MASALAH , KLASIFIKASI MASALAH & HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT PERMUKIMAN KUMUH
Kriteria kawasan Permukiman KUMUH Apakah yang menyebabkan kondisi di atas
Adakah lokasi kawasan Permukiman KUMUH? Sebutkan penyebab akibat kawasan Permukiman kumuh
Sepakati kriterianya! Gunakan instrumen pertanyaan kunci 7 indikator kumuh
Apakah kriteria diatas cocok dengan lokasi kawasan
kumuh yang akan ditangani saat ini
Pandu diskusi arahkan ke pembahasan pertanyaan kunci 7
indikator kumuh (keteraturan bangunan, Air minum,
PANDUAN
PERENCANAAN
PARTISIPATIF
43
! !
PANDUAN'PERENCANAAN'PARTISIPATIF'
! !
43
Adakah sungai/drainase yang menyebabkan lokasi kawasan kawasan Permukiman kumuh
menjadi Permukiman KUMUH?
44# PROGRAM'PENANGANAN'KUMUH#
44
Panduan Pelaksanaan Perencanaan Partisipatif
Yang menjadi akar masalah sungai/drainase dijadikan alasan Harapan dari warga kawasan terhadap Pencegahan dan
penyebab permukiman menjadi kumuh adalah : buatkan Penanganan kumuh sesui topik :
pohon/akar masalah penyebab sungai/drainase dijadikan alasan
penyebab permukiman menjadi kumuh! Apakah bapak/ibu mau ikut terlibat dalam Pencegahan dan
Penanganan?
Bagaimana seharusnya bapak/ibu terlibat dalam Penanganan?
Bagaimana bentuk keterlibatan yang diharapkan bapak/ibu ?
Bentuk dan jenis manfaat apa yang diharapkan ?
Bagaimana agar manfaat yang diharapkan itu dapat berdampak
pada peningkatan kualitas hidup ?
Sepakati rencana tindak lanjut terkait pemastian melalui survey dll!
Topik : Kondisi Keteraturan Bangunan
IDENTIFIKASI MASALAH , KLASIFIKASI MASALAH & HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT KETERATURAN BANGUNAN YANG
MENGAKIBATKAN PERMUKIMAN KUMUH
PANDUAN
PERENCANAAN
PARTISIPATIF
Kriteria keteraturan bangunan dikawasan Permukiman KUMUH Apakah yang menyebabkan kondisi di atas
Gunakan peta tematik keteraturan bangunan eksisting Sebutkan penyebab akibat keteraturan bangunan menjadikan
45
! !
PANDUAN'PERENCANAAN'PARTISIPATIF'
! !
45
46# PROGRAM'PENANGANAN'KUMUH#
46
masalah penyebab Sanitasi dijadikan alasan penyebab permukiman Apakah bapak/ibu mau ikut terlibat dalam Pencegahan dan
menjadi kumuh! Penanganan?
Bagaimana seharusnya bapak/ibu terlibat dalam Penanganan?
Bagaimana bentuk keterlibatan yang diharapkan bapak/ibu ?
Bentuk dan jenis manfaat apa yang diharapkan ?
Bagaimana agar manfaat yang diharapkan itu dapat berdampak
pada peningkatan kualitas hidup ?
Sepakati rencana tindak lanjut terkait pemastian melalui survey dll!
Topik : Kondisi Persampahan
IDENTIFIKASI MASALAH , KLASIFIKASI MASALAH & HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT PERSAMPAHAN YANG MENGAKIBATKAN
PERMUKIMAN KUMUH
Kriteria Persampahan dikawasan Permukiman KUMUH Apakah yang menyebabkan kondisi di atas
Gunakan peta tematik Persampahan eksisting Sebutkan penyebab akibat Persampahan menjadikan
Adakah Persampahan yang menyebabkan lokasi kawasan kawasan Permukiman kumuh
menjadi Permukiman KUMUH?
Ciri-ciri Persampahan yang mengakibatkan kumuh!
(bandingkan dengan standar Sanitasi seharusnya)
-Tempat Pembuangan Sementara (TPS)
-Pengankut sampah; grobak/angkutan lain
-Pelayanan pengangkutan sampah domestik dari rumah ke
TPS 2x
seminggu.
-Dari TPS ke TPA 2x seminggu
Sepakati ciri-ciri tadi ada dilokasi mana saja (tandai di Peta
tematik)
Yang menjadi akar masalah Persampahan dijadikan alasan Harapan dari warga kawasan terhadap Pencegahan dan
PANDUAN
PERENCANAAN
PARTISIPATIF
penyebab permukiman menjadi kumuh adalah : buatkan Penanganan kumuh sesui topik :
pohon/akar masalah penyebab Persampahan dijadikan alasan Apakah bapak/ibu mau ikut terlibat dalam Pencegahan dan
47
! !
PANDUAN'PERENCANAAN'PARTISIPATIF'
! !
IDENTIFIKASI MASALAH , KLASIFIKASI MASALAH & HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT BAHAYA KEBAKARAN YANG DIAKIBATKAN
PERMUKIMAN KUMUH
Kriteria bahaya kebakaran dikawasan Permukiman KUMUH Apakah yang menyebabkan kondisi di atas
Gunakan peta tematik bahaya kebakaran eksisting Sebutkan penyebab akibat bahaya kebakaran dilingkungan
Adakah bahaya kebakaran yang disebabkan oleh karena Permukiman kumuh
Permukiman KUMUH?
Ciri-ciri bahaya kebakaran yang diakibatkan karena
kekumuhan! (bandingkan dengan standar pengurangan
resiko bahaya kebakaran seharusnya)
-Kejadian kebakaran; frekwensi
-Penyebab kebakaran; Kompor;listrik;hutan;bakar sampah
dll
-Sarana pencegahan bergerak; mobil; gerobak; lainya
-sarana pencegahan tetap; pos/statsiun pemadam; hidran
air;lainya
Sepakati ciri-ciri tadi ada dilokasi mana saja (tandai di Peta
tematik)
Yang menjadi akar masalah penyebab bahaya kebakaran di Harapan dari warga kawasan terhadap Pencegahan dan
permukiman kumuh adalah : buatkan pohon/akar masalah Penanganan kebakaran di permukiman kumuh :
penyebab bahaya kebakaran di permukiman kumuh! Apakah bapak/ibu mau ikut terlibat dalam Penanganan dan
pencegahan kebakaran?
Bagaimana seharusnya bapak/ibu terlibat dalam Penanganan
pencegahan dan penanganan bahaya kebakaran?
Bagaimana bentuk keterlibatan yang diharapkan bapak/ibu ?
Bentuk dan jenis manfaat apa yang diharapkan ?
PANDUAN
PERENCANAAN
PARTISIPATIF
47
48# PROGRAM'PENANGANAN'KUMUH#
48
! !
PANDUAN'PERENCANAAN'PARTISIPATIF'
! !
RT/RW : ________________________
Jenis Klp. Komunitas : ________________________
Kelurahan : ________________________
Kecamatan : ________________________
Berikut ini adalah Catatan Proses hasil FGD Penggalian gagasan Penanganan Sampah yang diselenggarakan oleh Tim Pemandu FGD
beserta warga,perangkat RT/RW pada hari ____________ tanggal ___________ jam____s/d___
bertempat di_____________ yang dihadiri oleh _____peserta (terlampir)
REFLEKSI KUMUH
IDENTIFIKASI MASALAH , KLASIFIKASI MASALAH & HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT PERMUKIMAN KUMUH
Kriteria kawasan Permukiman KUMUH Apakah yang menyebabkan kondisi di atas
Yang menjadi akar masalah permukiman kumuh adalah : Harapan dari warga kawasan terhadap Pencegahan dan
Penanganankumuh :
Kriteria Persampahan dikawasan Permukiman KUMUH Apakah yang menyebabkan kondisi di atas
Yang menjadi akar masalah Persampahan dijadikan alasan Harapan dari warga kawasan terhadap Pencegahan dan
penyebab permukiman menjadi kumuh adalah : buatkan Penanganan kumuh sesui topik :
Dengan hasil FGD penggalian gagasan Pencegahan dan Penanganan kumuh ini dibuat untuk dijadikan dasar pertimbangan dalam
penyepakatan-penyepakatan Pencegahan dan Penanganan kumuh di tingkat kelurahan.
1....(..)
2....(..)
3....(..)
4.............................................(..............................)
5....(..)
Pemandu FGD
Fasilitator Mengetahui,
PANDUAN
PERENCANAAN
PARTISIPATIF
51
PANDUAN
PERENCANAAN
PARTISIPATIF
LAMPIRAN 3
OBSERVASI LAPANGAN (TRANSEK)
A. Penjelasan
Dari hasil FGD diperoleh data awal persoalan kumuh yang meliputi tabel dan
lokasi/kawasan yang mengalami persoalan kumuh. Berdasarkan informasi tersebut dan
mengacu pada peta dasar yang dimiliki maka dilakukan kegiatan observasi lapangan
melalui teknik pemetaan, untuk memperoleh gambaran keadaan masyarakat bersama
masalah-masalah kumuh dan potensi-potensi yang ada. Untuk mengamati secara
langsung keadaan lingkungan dan masalah tersebut, digunakan Teknik Penelusuran
Lokasi (Transek).
Tujuan Observasi Lapangan (Transek)
Mendapatkan data permasalahan kumuh dan rinciannya di lokasi setempat..
Mendapatkan Peta tematik permasalahan kumuh (minimal 7 peta tematik)
C. Setelah Perjalanan
Bisa selama berhenti dilokasi tertentu, gambar bagan transek dibuat untuk setiap bagian
lintasan yang sudah ditelusuri. Tetapi, yang sering terjadi adalah pembuatan bagan
setelah seluruh lintasan ditelusuri.langkah-langkah kegiatannya adalah sebagai berikut :
Jelaskan cara dan proses membuat bagan.
Sepakati lambang atau symbol-simbol yang dipergunakan untuk menggambar bagan
transek. Catat simbol-simbol tersebut beserta artinya disudut kertas. Pergunakan
spidol berwarna agar jelas dan menarik.
Mintalah masyarakat untuk menggambarkan bagan transek berdasarkan hasil
lintasan yang telah dilakukan. Buatlah dengan bahan atau cara yang mudah
diperbaiki atau dihapus karena akan banyak koreksi terjadi.
Selama penggambaran, tim PP mendampingi karena pembuatan irisan ini cukup sulit
terutama mengenai :
v Perkiraan ketinggian (topografi permukaan bumi)
v Perkiraan jarak antara satu lokasi dengan lokasi lain.
Pergunakan hasil gambar transek tersebut untuk mendiskusikan kebih lanjut
permasalahan, potensi, serta harapan-harapan masyarakat mengenai semua
informasi bahasan.
Tuangkan hasil gambar transek itu ke dalam peta tematik hasil FGD sebagai fungsi
klarifikasi untuk masing masing tema permasalahan kumuh (minimal 7 peta tematik).
Buatlah catatan-catatan hasil diskusi dan verifikasi hasil inputing kuisioner instrument
indikator kumuh aspek lingkungan (tugas anggota Tim PP yang menjadi pencatat ).
Cantumkan nama-nama atau jumlah peserta, pemandu, tanggal dan tempat
pelaksanaan diskusi.
Hujan akan merupakan hambatan yang cukup serius dalam kegiatan teknik penelusuran
lokasi ini, oleh karena itu cuaca harus benar-benar diperhatikan sebelum melaksanakan
kegiatan penelusuran lokasi ini.
Isilah
t itik-titik
dengan
nilai
yang
sesuai
dengan
hasil
wawancara/observasi
lapang
dan
t anda
" "
kotak-kotak
dengan
dengan
apabila
sesuai
dengan
pilihan
dibawah
ini.
A. KEPADATAN
BANGUNAN
HUNIAN
1. Berapa
Luas
wilayah
di
RT/RW)*
: ...
Ha
B. AKSESIBILITAS
L INGKUNGAN
1. Jangkauan
Pelayanan
Jaringan
Jalan
a. Berapa
panjang
j alan
yang
permukaannya
masih
tanah
a sli
a tau
belum
diperkeras : ...
Meter
b. Berapa panjang j alan yang tidak dilengkapi s aluran s amping j alan : ... Meter
c. Berapa
j umlah
Rumah
Tangga
dengan
a kses
j alan
yang
permukaannya
masih
tanah
asli/belum
diperkeras : ...
Unit
d. Berapa
Jumlah
Rumah
Tangga
yang
telah
mendapat
pelayanan
j aringan
j alan : ...
Unit
yang
s udah
diperkeras
d. Berapa j umlah Rumah Tangga dengan a kses j alan yang r usak : ... Unit
e. Berapa j umlah Rumah Tangga dengan a kses j alan yang berfungsi baik : ... Unit
Isilah
kotak-kotak
dengan
dengan
t anda
" "
apabila
sesuai
dengan
pilihan
dibawah
ini.
C. DRAINASE
L INGKUNGAN
1 Kejadian
Genangan
a. Tinggi
genangan
a Tinggi
genangan
0
-
15
c m
b Tinggi
genangan
15
-
30
c m
c Tinggi
genangan
>30
c m
b. Berapa panjang drainase dengan kondisi yang berfungsi baik : ... Meter
c >2 kali dalam 5 tahun d Tidak pernah terjadi kebakaran dalam 5 tahun
c Lainnya d tidak a da
(..............................................) (..................................................)
Petunjuk umum tata cara pengisian kuesioner Instrument Indikator kumuh aspek
lingkungan;
1. Tiap pertanyaan ditanyakan persis seperti kalimat yang tertera dalam kuisioner.
2. Jika responden kurang jelas atau tidak mengerti akan maksud pertanyaan yang
disampaikan, enumerator diharapkan dapat menjelaskan maksud dari pertanyaan
tersebut kepada responden sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Penjelasan
tambahan tidak boleh mengarahkan jawaban responden.
3. Tiap kumpulan kata yang memakai garis miring (/), dipilih salah satu kata yang tepat
sesuai dengan hubungan keadaan yang dihadapi enumerator.
4. Catatan untuk enumerator dan kalimat lain yang ditulis dalam huruf besar (kapital)
tidak perlu dibacakan untuk responden.
5. Selalu mematuhi "pola loncat" (pola skip) yang ada atau disediakan.
6. Jika tidak ada perintah loncat, artinya dilanjutkan pada pertanyaan (baris) berikutnya
atau seksi selanjutnya.
7. Mengisi jawaban pada garis tidak terputus pada tempat yang tersedia dengan huruf
cetak.
8. Melingkari kode jawaban yang sesuai.
9. Bila responden menjawab jawaban lainnya, selalu ditulis dengan menuliskan jawaban
yang disebutkan responden pada tempat jawaban yang disediakan.
KODE/RENTANG
NO VARIABEL DESKRIPSI VARIABEL
VARIABEL
1. Provinsi Isilah nama Provinsi tempat
observasi dilakukan dalam huruf
kapital/besar
2. Kab/Kota Isilah nama Kab/Kota tempat
Observasi dilakukan dalam
huruf kapital/besar
3. Kecamatan Isilah nama Kecamatan tempat
observasi dilakukan dalam huruf
kapital/besar
4. Kelurahan/Desa Isilah nama kelurahan/ desa
tempat observasi dilakukan
5. Deliniasi Koordinat Peta Isi dengan satuan koordinat Garis imaginer yang dibuat
Lintang derajat dan bujur untuk membuat batasan wilayah
derajat. kajian/sasaran dalam peta.
6. Blok Wilayah (RT/RW) Isilah secara lengkap alamat
observasi dilakukan. Contoh RT
03/RW 4, kampung Bagelen
7. Tanggal Pendataan Isikan tanggal Observasi
dilakukan. Tuliskan: TG/BL/TH,
masing-masing 2 digit.
Misalnya tanggal 17 Maret 2015
ditulis 17/03/15.
KODE/RENTANG
NO VARIABEL DESKRIPSI VARIABEL
VARIABEL
A. KEPADATAN BANGUNAN HUNIAN
1. Berapa Luas wilayah di ... Ha Tuliskan luas wilayah
RT/RW)* Observasi (RT atau RW)
2. Berapa jumlah ... Unit Tanyakan kepada responden
bangunan hunian dan amati jumlah bangunan
diwilayah RT/RW)* hunian diwilayah observasi
(RT/RW)
3. Berapa Kepadatan ... Unit/Ha Hitung luas wilayah dan bagi
bangunan diwilayah dengan jumlah bangunan di
RT/RW*) lokasi observasi (RT/RW).
B. AKSESIBILITAS LINGKUNGAN
1. Jangkauan Pelayanan
Jaringan jalan
a. Berapa panjang jalan ... Meter Ukur dan tuliskan panjang
yang permukaannya jalan yang belum diperkeras
masih tanah asli atau (gunakan meteran, laser atau
belum diperkeras GPS)
b.Berapa panjang jalan ... Meter Ukur dan tuliskan panjang
yang tidak dilengkapi jalan yang belum dilengkapi
saluran samping jalan saluran air disamping jalan
(gunakan meteran, laser atau
GPS)
c.Berapa jumlah Rumah ... Unit Hitung dan amati jumlah
Tangga dengan akses rumah yang belum
jalan yang mendapatkan akses jalan
permukaannya masih yang memadai (belum
tanah asli/belum diperkeras)
diperkeras
d.Berapa Jumlah ... Unit Hitung dan amati jumlah
Rumah Tangga yang rumah yang mendapatkan
telah mendapat akses jalan yang memadai
pelayanan jaringan (sudah diperkeras)
jalan yang sdh
diperkeras
2. Kondisi Fisik/Kualitas
Jaringan Jalan
a.Berapa panjang ... Meter Ukur dan tuliskan panjang
permukaan jalan yang jalan yang rusak (gunakan
rusak meteran, laser atau GPS)
b.Berapa panjang ... Meter Ukur dan tuliskan panjang
permukaan jalan yang jalan yang berfungsi baik
berfungsi baik (gunakan meteran, laser atau
GPS)
c.Berapa panjang total ... Meter Jumlahkan total panjang jalan
jaringan jalan yang baik yang masih berfungsi
telah ada maupun yang rusak.
d.Berapa jumlah Rumah ... Unit Hitung dan amati jumlah
Tangga dengan akses rumah yang mendapatkan
jalan yang rusak akses jalan yang rusak
KODE/RENTANG
NO VARIABEL DESKRIPSI VARIABEL
VARIABEL
e.Berapa jumlah Rumah ... Unit Hitung dan amati jumlah
Tangga dengan akses rumah yang mendapatkan
jalan yang berfungsi akses jalan yang berfungsi
baik baik.
C. DRAINASE LINGKUNGAN
1. Kejadian Genangan
a.Tinggi genangan a = Tinggi genangan 0- 5 cm Tanyakan kepada responden
b = Tinggi genangan 15-30 jika ada kejadian genangan,
cm berapa tinggi rata-rata
c = Tinggi genangan >30 cm genangan di lokasi observasi.
b.Durasi Genangan a = Lama genangan 0- jam Jika ada kejadiang genangan,
b = Lama genangan 1 - 2 tanyakan kepada responden
jam lama genangan yang terjadi
c = Lama genangan >2 jam diwilayah observasi.
c.Frekuensi Genangan a = Terjadi 1 kali/tahun Tanyakan kepada responden
b = Terjadi 1 -2 kali/tahun berapa sering ada kejadian
c = Terjadi >2 kali/tahun genangan diwilayah observasi.
d.Sumber Genangan a = Rob/Pasang air laut Tanyakan kepada responden
b = Air sungai/danau/rawa sumber genangan yang
c = Limpasan air hujan menyebakan diwilayah
observasi.
e.Luasan Genangan ............ Ha Tangakan kepada responden
berapa luasan genangan yang
terjadi di lokasi observasi.
2. Jaringan Drainase a = Ada jaringan drainase Amati jaringan drainase yang
ada di lokasi observasi.
b = Tidak ada jaringan
drainase
c = Drainase tidak mengalir
dengan baik
d = Jaringan Drainase
terhubung dengan
jaringan drainase
sekunder kota
e = Jaringan Drainase tidak
terhubung dengan
jaringan drainase
sekunder kota
3. Kondisi Fisik Drainase
a.Berapa panjang ... Meter Ukur dan tuliskan panjang
drainase dengan drainase yang rusak (gunakan
kondisi yang rusak meteran, laser atau GPS)
b.Berapa panjang ... Meter Ukur dan tuliskan panjang
drainase dengan drainase yang berfungsi
kondisi yang berfungsi baik/airnya mengalir (gunakan
baik meteran, laser atau GPS)
D. PENGAMANAN BAHAYA KEBAKARAN
1. Kejadian kebakaran : a = 1 kali dalam 5 tahun Tanyakan pada responden
apakah di lokasi observasi ada
KODE/RENTANG
NO VARIABEL DESKRIPSI VARIABEL
VARIABEL
b = 2 kali dalam 5 tahun kejadian kebakaran dalam
jangka waktu 5 tahun terakhir.
c = >2 kali dalam 5 tahun
d = Tidak pernah terjadi
kebakaran dalam 5 tahun
2. Penyebab Kejadian a = Tungku/kompor masak Jika ada kejadian dalam 5
Bencana Kebakaran tahun terakhir, tanyakan pada
b = Konsleting Listrik
responden apakah penyebab
c = Kebakaran hutan/ilalang kebakaran yang terjadi (boleh
lebih dari 1 jawaban).
d = Pembakaran sampah
e = lainnya
3. Sarana Pencegahan
Bahaya Kebakaran
a.Sarana Pencegahan a = Mobil Pemadam Tanyakan dan amati apakah di
Mobile/bergerak kebakaran lokasi observasi ada
kendaraan sebagai sarana
b = Motor Gerobak
pemadam/pencegahan
Pemadam kebakaran
kebakaran.
c = Sarana Pemadam
kebakaran lainnya
d = Tidak ada sarana
pencegahan kebakaran
b.Sarana Pencegahan a = Pos/Stasiun Pemadam Tanyakan dan amati apakah di
Tetap lokasi observasi ada sarana
b = Hidran air
pemadam/ pencegahan
c = lainnya kebakaran.
d = tidak ada
LAMPIRAN 4
Panduan Wawancara Terstruktur (Kuisioner)
I. PENDAHULUAN
Panduan ini dipersiapkan sebagai pedoman dasar bagi enumerator dalam sensus
pendataan indikator kumuh aspek Rumah Tangga. Panduan ini berisi tatacara
menyeluruh tentang bagaimana melakukan pendataan indikator kumuh untuk aspek
rumah tangga, yang meliputi :
1) Cakupan pendataan indikator kumuh
2) Uraian tugas;
3) Petunjuk umum tata cara pengisian kuesioner;
4) Definisi kata kunci dan konsep
5) Kuesioner Rumah tangga
a. Koordinator Tim akan mendata rumah tangga yang akan diwawancarai dan
menugaskan enumerator untuk mewawancarai, melengkapi enumerator dengan
blanko wawancara dan bahan-bahan yang lain.
b. Koordinator Tim akan menguji semua semua kuesioner yang enumerator lengkapi,
dan akan mengesahkan setiap wawancara yang sudah di lakukan dan kuesioner
yang lengkap.
c. Koordinator Tim akan mengamati satu atau lebih wawancara yang di lakukan untuk
mengevaluasi pekerjaan enumerator.
d. Koordinator Tim akan terus mengevaluasi secara berkala kualitas wawancara.
e. Koordinator Tim akan membantu memecahkan masalah yang dihadapi enumerator.
Isilah
seluruh
pertanyaan
dibawah
ini
dengan
t anda
" "
apabila
sesuai
dengan
pilihan
dibawah
ini.
A KETERATURAN
BANGUNAN
HUNIAN
1. Posisi
bangunan/rumah
thd
j alan a Menghadap
Jalan b Membelakangi
j alan
Luas l antai bangunan hunian (a/b) : (a/b) .. M2/Jiwa a < 7 ,2 m2 per j iwa b 7 ,2 m2 per j iwa
b. Jenis Material Dinding a Permanen b Tidak permanen (bambu, kardus, plastik dan s ejenisnya)
2 Bila
j awabannya
(sumur
bor,
s umur
terlindung
a tau
mata
a ir
terlindung),
maka
j arak
ke
penampungan
tinja/kotoran
terdekat
:
a <
1 0
m b
1 0
m
D PENGELOLAAN
SANITASI
1 Dimana
biasanya
a nggota
keluarga
dewasa a Jamban
Milik
Sendiri b MCK/Jamban
bersama/
c MCK/Jamban
Umum
bila
i ngin
BAB? kelompok
2 Jenis kloset yang digunakan a Closet l eher a ngsa b Cubluk dengan ventilasi c Cubluk dengan s lab
4 Kemana pembuangan l imbah r umah tangga ? a Septictank/Resapan b Saluran l imbah RT/SPAL c Lainnya.............................
1 Pembuangan s ampah r umah tangga a Tempat s ampah pribadi b Tempat s ampah umum c Lainnya.............................
F Aspek L egalitas
(..............................................) (..................................................)
KODE/RENTANG
NO VARIABEL DESKRIPSI VARIABEL
VARIABEL
- Pengantian baru yang baru
bergabung dengan rumah
tangga ini kurang dari 3 bulan.
- Pembantu yang tidur dan makan
dalam rumah yang sama
- Orang yang baru bergabung
dalam rumah tangga ini untuk
tinggal bersama secara
permanen (yaitu berkeinginan
untuk tinggal bersama
selamanya).
7. Alamat, RT/RW Isilah secara lengkap alamat
responden. Contoh RT 03/RW 4 /
No. 05, Gang Melati, kampung
Bagelen
8. Status Rumah Isilah sebagai rumah tangga
Tangga Masyarakat Berpenghasilan
rendah ( MBR) atau bukan, jika di
lokasi PNPM/P2KP dikenal
sebagai warga PS-2
A. KETERATURAN BANGUNAN HUNIAN
1. Posisi a = menghadap Amati apakah posisi bangunan
bangunan/rumah thd jalan rumah
jalan responden terhadap jalan
b = membelakangi
utama/jalan lingkungan.
jalan
2. Posisi a = menghadap Jika posisi rumah terletak
bangunan/rumah thd sungai dibantaran sungai, amati posisi
sungai bangunan rumah responden
b = membelakangi
terhadap sungai.
sungai
3. Bangunan/rumah a = mempunyai Amati akses jalan bangunan rumah
akses langsung ke Responden untuk aktivitas sehari-
jalan hari.
b = tidak memiliki
akses langsung ke
jalan ( terhalang
oleh bangunan
lain)
4. Lokasi a = Berada pada Amati lokasi bangunan rumah
bangunan/rumah kemiringan responden terhadap
lahan/rawan topografi/kemiringan lahan, garis
KODE/RENTANG
NO VARIABEL DESKRIPSI VARIABEL
VARIABEL
longsor (topografi sempadan, jalur listrik tegangan
>15%) tinggi dan kawasan lindung.
b = Berada di atas
lahan sempadan
rawa/sungai/pantai/
gambut/danau
c = Berada
dibawah jalur listrik
tegangan tinggi
(sutet)
d = Berada di
kawasan
lindung/fungsi
ekologis
B. KONDISI BANGUNAN HUNIAN
1. Kondisi bangunan a = Permanen Amati apakah bangunan rumah
rumah responden bersifat permanen, semi
b = Semi
permanen atau tidak permanen.
permanen
a. Permanen (tembok semua);
c = Tidak b.Semi Permanen (separuh
permanen tembok); c. Tidak Permanen
(bukan tembok)
2. Luas lantai bangunan ..... m2 Tuliskan luas bangunan (panjang x
hunian (a) lebar) dalam dua digit tidak
termasuk halaman pekarangan.
Contoh panjang 8 m dan lebar 9,
maka ditulis 08 x 09
Jumlah penghuni (b) ..... Orang Tanyakan kepada responden
jumlah penghuni yang tinggal di
dalamnya.
Luas lantai bangunan ...... m2 /Orang Hitung luas bangunan dan bagi
hunian (a/b) dengan jumlah penghuni. apakah
a = jika luasan <
lebih atau kurang dari 7,2 m per
7,2 m per orang
orang
b = jika luasan
7,2 m per orang
3. Jenis Material
Bangunan hunian
a. Kondisi/material Atap a = Tidak Mudah Amati kondisi dan jenis Material
Bocor atap bangunan rumah responden
apakah mudah bocor (misalnya
KODE/RENTANG
NO VARIABEL DESKRIPSI VARIABEL
VARIABEL
b = Mudah bocor daun rumbia)
b. Jenis Material Dinding a = Permanen Amati Jenis Material untuk dinding
b =Tidak permanen bangunan rumah responden.
(bambu, kardus,
plastik dan
sejenisnya)
c. Kondisi Dinding a = Baik Amati kondisi dinding bangunan
b = Rusak rumah responden.
sedang/ringan
c = Rusak berat
d. Jenis Lantai Rumah a= Amati jenis material yang
Keramik/Granit/Ter digunakan untuk lantai bangunan
aso rumah responden.
b = Plesteran
c = Tanah
e. Kondisi Lantai Rumah a = Baik Amati kondisi lantai bangunan
b = Rusak rumah responden.
sedang/ringan
c = Rusak berat
C. AKSES AIR MINUM
1. Darimana sumber air a = Ledeng Tanyakan dan amati sumber air
minum didapat? Meteran/SR minum rumah yang digunakan
b = Ledeng Eceran responden.
c = Sumur
Bor/Pompa
d = Sumur
Terlindung
e = Mata Air
Terlindung
f = Air Hujan
g = Mata Air tak
Terlindung
h = Air Kemasan
Ber merk
i = Air Isi Ulang
j = Air Sungai
k = Lainnya
2. Bila jawabannya a = jarak < 10 m Tanyakan dan amati jarak
(sumur bor, sumur penampungan kotoran/tinja dari
b = jarak 10 m
terlindung atau mata sumur bor/pompa, Sumur/mata air
air terlindung), maka terlindungi
jarak ke
penampungan
tinja/kotoran terdekat
KODE/RENTANG
NO VARIABEL DESKRIPSI VARIABEL
VARIABEL
3. Kualitas air minum a = keruh/berwarna Tanyakan dan amati kualitas air
b = berbau minum yang dipakai sehari-hari
c = memiliki rasa oleh responden.
4. Apakah kebutuhan air a = Tercukupi/ Tanyakan kepada responden
baku sehari-hari tidak terpenuhi apakah terpenuhi kebutuhan air
terpenuhi/tidak baku per orang > 60 lt/orang/hari
b = tidak
tercukupi sepanjang
tercukupi/tidak
tahun?
terpenuhi
D. PENGELOLAAN SANITASI
1. Dimana biasanya a = Jamban Milik Tanyakan dan amati pada
anggota keluarga Sendiri responden apakah di rumahnya
dewasa bila ingin b = MCK/Jamban memiliki jamban/tempat BAB,
BAB? bersama/kelompok tersedia MCK kelompok, atau MCK
c = MCK/Jamban umum.
Umum
d=
Sungai/pantai/laut/
kebun
e = lainnya
2. Jenis kloset yang a = Closet leher Tanyakan dan amati closet yang
digunakan angsa digunakan responden jika closet
yang digunakan buatan pabrik atau
b = Cubluk dengan
ada air tergenang pada closet
ventilasi
maka dipastikan closet leher
c = Cubluk dengan angsa.
slab
Cubluk : Closet jongkok tanpa
d = Cubluk tanpa leher angsa.
slab
Slab : Cor beton
e = WC Gantung
WC gantung : diatas permukaan air
f = lainnya (sungai/ kolam/tepi
laut/selokan/empang).
3. Pembuangan limbah a = Septictank Tanyakan dan amati apakah
tinja kemana? Pribadi Pembungan akhir limbah tinja
disalurkan/dihubungkan ke
b = Septictank
septictank pribadi/ komunal, cubluk
Komunal
atau sewer perpipaan atau
c= Pembungan akhir limbah tinja tidak
Sungai/Kali/Laut/D disalurkan/dihubungkan ke
anau septictank pribadi/komunal, cubluk
d = Sewer atau sewer perpipaan.
Perpipaan
KODE/RENTANG
NO VARIABEL DESKRIPSI VARIABEL
VARIABEL
e = lainnya
4. Kemana pembuangan a= Tanyakan dan amati apakah
limbah rumah tangga Septictank/Resapa pembungan air limbah bekas cuci,
? n dapur & kamar mandi (grey water)
disalurkan /dibuang ke septictank/
b = Saluran limbah
resapan, SPAL/drainase atau
RT/SPAL
dibuang langsung ke
c = lainnya Sungai/Laut/Halaman
E PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA
1. Pembuangan sampah a = Tempat Tanyakan dan amati apakah rumah
rumah tangga sampah pribadi reponden memiliki tempat sampah.
b = Tempat
sampah umum
c = lainnya
2. Tersedia Tempat a = Tersedia Tanyakan dan amati apakah
Pembuangan tersedia tempat pembuangan
b = Tidak Tersedia
Sementara sementara (TPS) di lingkungan
tempat tinggal responden..
3. Pengangkutan a = < 2x seminggu Tanyakan kepada responden
sampah ke TPS/TPA bagaimana frekuensi
b = (1-2) x
pengangkutan sampah
seminggu
domestik/komunal ke TPS
c = 2x seminggu dan/atau TPA dilakukan setiap
minggunya.
4. Alat pengangkut a = Gerobak Tanyakan kepada responden alat
sampah dorong pengangkut sampah (gerobak
dorong/motor) yang dimiliki oleh
b = Gerobak motor
lingkungan hunian
c = Truk/mobil
sampah
5. Sistem pembuangan a = Terpilah Tanyakan kepada responden
sampah rumah (basah/kering) apakah sudah dilakukan pemilahan
tangga sampah rumah tangga. Pemisahan
b = Tidak
antara sampah organik (basah)
Terpilah/Disatukan
dan sampah anorganik (kering).
F. ASPEK LEGALITAS
1. Status kepemilikan a = Milik sendiri Tanyakan kepada responden
rumah b = Sewa/Kontrak mengenai status tempat tinggal
c = Numpang/milik yang ditempati.
saudara
KODE/RENTANG
NO VARIABEL DESKRIPSI VARIABEL
VARIABEL
2. Status Legalitas a = Memiliki IMB Tanyakan kepada responden
Bangunan mengenai status legalitas
b = Tidak/belum
bangunan ditempati terkait dengan
memiliki IMB
Ijin Mendirikan Bangunan (IMB).
3. Status kepemilikan a = Milik sendiri Tanyakan kepada responden
Lahan b = Tanah mengenai status kepemilikan lahan
Negara/adat yang ditempati.
c = lainnya
4. Legalitas Tanah a = Memiliki Tanyakan kepada responden
Hunian SHM/HGB mengenai status legalitas lahan
yang ditempati.
b = Tidak memiliki
SHM/HGB
LAMPIRAN 5
I. Latar Belakang:
Melonjaknya urbanisasi menyebabkan semakin bertambahkanya pernduduk perkotaan
dan otomatis juga menyebabkan bertambahnya kebutuhan akan lahan untuk
perumahan, namaun terkadang ketersediaan lahan yang semakin kerkurang dan
mahalnya harga di perkotaan menyebabkab banyaknya penduduk yang mencari
alternatif lahan seperti di bantaran sungai, tanah di pinggir rel milik PT.KAI. Permukiman
dan tanah daerah milik jalan(Damija), permukiman yang terletak Garis Sepandan
Sungai(GSS), karena ketidaktegasan dari aparat lokasi kumuh yang bertambah setiap
tahunnya dan sangat sulit untuk dicegah. Munculnya permukiman kumuh ini rata-rata
ilegaldan juga karena melanggar ketertiban umum. Semakain padatnya permukiman di
bantaran sungai menyebabkan berbagai bencana yang juga berdampak pada penduduk
yang tinggal di bantaran sungai itu sendiri seperti banjir, penumpukan sampah,
terganggunya kesehatan dll. Hal ini harus segera ditindak, dicarikan solusi program
strategis dengan cepat sebelum persebaran permukiman ini semakin meluas
kecendrungan menjadi kumuh.
Sesuai Tata kelola lahan/tanah peruntukan yaitu Kawasan Budidaya perlu mengetahui
peruntukan data tanah pertanian dan tanah non pertanian. Kondisi tanah pertanian dan
non pertanian yang telah dilekati hak atas tanah, terdapat tanah yang masih dikuasai
dengan Dasar Penguasaan Atas Tanah (DPAT). Jadi intinya tidak diperkenankan
melakukan alih fungsi tanah pertanian yang mengakibatkan terancamya produksi
pangan.
Jenis Pengadaan Tanah, di dalam pengadaan tanah yang perlu dipahami mengenai
status tanah, yaitu: Status hak atas tanah dan status penguasaan atas tanah, dan
Penyerahan/ijin penggunaan tanah yang diberikan oleh pemegang hak atas tanah
kepada masyarakat atau kelompok pemanfaat. Berbagai jenis pengadaan tanah adalah
sebagai berikut:
a. Tanah masyarakat, terdiri dari:
Hak milik yang belum bersertifikat, misalnya: Petok D/Girik, Buku C desa,
gogolan, hak ulayat,dsb
Hak milik yang sudah didaftarkan/bersertifikat
Hak milik secara adat
b. Tanah yang dikuasai Pemerintah terdiri dari:
Tanah BUMN, BUMD, tanah militer, tanah milik desa, kas desa, bengkok, jalan
desa, prasarana umum, dsb.
Kawasan hutan lindung, kawasan sempadan sungai/pantai, taman nasional, dsb.
Tanah yang dibeli oleh pemerintah dalam konteks pelaksanaan program
c. Tanah lain-lain, diantaranya adalah tanah milik swasta, LSM atau tanah yang status
haknya belum termasuk kedalam kedua kategori di atas.
Didalam pendataaan berdasarkan analisis data lahan dimungkinkan adanya suatu harus
Relokasi karena tidak seauai dengan peruntukan perumahan dan menyangkut
pengadaan tanah yang cukup luas, salah satunya dimungkinkan penggunaan tanah
negara, tanah kawasan lindung, tanah swasta, tanah perorangan dengan pembebasan
Kondisi yang berlaku di tiap daerah berbeda-beda, ada IPPT dikeluarkan oleh
Bupati/Walikota sebagaimana diatur dalam Perda, namun ada pula IPPT yang
dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan yang berupa risalah pertimbangan teknis
pertanahan sesuai/berdasarkan Pasal 1 Ayat (3) PerKaBPN RI No. 2 Tahun 2011,
diatur bahwa Pertimbangan Teknis Pertanahan dalam Penerbitan Izin Perubahan
PenggunaanTanah adalah pertimbangan yang memuat ketentuan dan syarat
penggunaan dan pemanfaatan tanah, sebagai dasar pemberian izin kepada pemohon
untukmelakukan perubahan penggunaan dan pemanfaatan tanahnya.
3. Bilamana kondisi tanah adat harus ada Ijin Alih Hak Atas Tanah Adat, Ambil
contoh status Tanah milik Keraton Yogyakarta, berdasarkan UU Nomor 3 Tahun 1950
sebagaimana diubah dengan UU No. 19 Tahun 1950 dan UU No. 9 Tahun 1955
tentang Pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta, DIY mengalami perubahan dari
sebuah daerah swapraja menjadi sebuah daerah yang bersifat istimewa di dalam
teritorial NKRI. Bentuk keistimewaan yang menonjol yang diberikan kepada kepada
DIY adalah pada hukum pertanahan. Aturan di DIY itu terlepas dari aturan pertanahan
yang ada seperti UUPA dan sebagainya. Alaasanya Adalah di DIY sudah ada dasar
hukum yang mapan, yaitu nenggunakan hukum adat.
Sebagai daerah yang terkenal dengan kerajaannya. DIY hinggga sekarang masih
mempunyai tanah bekas swapraja yang tersebar diberbagai wilayah di Yogyakarta.
Tanah-tanah tersebut terbagi di bawah dua kekuasaa, yaitu Kasultan Yogyakarta dan
Puro Pakualaman. Terkenal dengan sistem khusus pengeloalan tanah, sesuai dengan
undang-undang no. 5 Tahun 1990(UUPA) seakan tidak kuasa menembus sistem
pengelolaan mandiri terhadap keraton tersebut. Tanah keraton terhampar luas di daerah
Istimewa Yogyakarta diperkirakan 60% tanah milik keraton. penduduk setempat yang
menempati tanah tidak memiliki sertifikat. Mereka hanya berbekal "Serat Kekancingan"
atau surat ketetapan yang dikeluarkan oleh Panitikismo. Panitikismo adalah lembaga
agraria keraton yang memiliki otoritas mengelola pemanfatan dan penggunaan tanah
keraton untuk berbagai kepentingan dan kesejahteraan rakyat.
Dari hal tersebut muncul akibat yang tidak sederhana terkait pertanahan.
Masalah tanah merupakan ini jurisdiksi Badan Pertanahan Nasional( BPN) digantikan
oleh lembaga adat( Panitikismo). Tidak hanya itu hukum positif yang ada seolah-olah
dikesampingkan oleh hukum dan kebiasaan adat setempat. Hal ini tentu perlu
penjelasan lebih lanjut tentang bagaimana hukum dan kebiasaan adat setempat. Hal ini
tentu perlu penjelasan lebih lanjut tentang bagaimana hukum dan kebiasaan adat
setempat menggantikan hukum positif terkait hak pinjam tanah
Pada awalmya adalah tanah yang ditujukan khusus untuk para abdi dalem,
sebagai tanda jasa atas pengabdiannya terhadap keraton. namun pada
perkembangnangan masyarakat bisa memanfaatkan dengan alasan hak pinjam pakai
atas tanah, masyarakat boleh memanfaatkan tanah dengan kesadaran penuh bahwa
status tanah tersebutr adalah milik keraton Yogyakarta. Dengan pengajukan hak pinjam
tanah tersebut sesuai dengan undang-undang no. 5 Tahun 1990(UUPA) akan diterbitkan
"Serat Kekancingan" atau surat ketetapan yang dikeluarkan oleh Panitikismo dengan
jangka waktu 20tahun dan bisa diperpanjang.
Hukum adat adalah sistem hukum yang dikenal dalam lingkungan kehidupan sosial di
Indonesia. Hukum adat adalah hukum asli bangsa Indonesia. Sumbernya adalah peraturan-
peraturan hukum tidak tertulis yang tumbuh dan berkembang dan dipertahankan dengan
kesadaran hukum masyarakatnya. Karena peraturan-peraturan ini tidak tertulis dan tumbuh
kembang, maka hukum adat memiliki kemampuan menyesuaikan diri dan elastis. Selain itu
dikenal pula masyarakat hukum adat yaitu sekelompok orang yang terikat oleh tatanan
hukum adatnya sebagai warga bersama suatu persekutuan hukum karena kesamaan tempat
tinggal ataupun atas dasar keturunan
Tanah Adat, adalah hak pemilikan dan penguasaan sebidang tanah yang hidup dalam
masyarakat adat pada masa lampau dan masa kini, ada yang tidak mempunyai bukti-bukti
kepemilikan secara autentik atau tertulis, yaitu hanya didasarkan atas pengakuan serta ada
pula yang mempunyai bukti autentik.
Jadi bilamana kegiatan infrstruktur di wilayah lain yang penggunakan tanah adat wajib
menyesuaikan menggunakan hukum adat setempat yang berlaku, ulasan diatas hanya
sebagai contoh.