Anda di halaman 1dari 7

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Lengkap Praktikum Perkembangan Hewan dengan judul


Perkembangan Embrio pada Lele disusun oleh :
nama : Syamsuddin B

NIM :1514141004

kelas : Biologi sains

kelompok : I (satu)

Telah diperiksa dan dikonsultasikan kepada Asisten/ Koordinator Asisten,


maka dinyatakan diterima.

Makassar, Desember 2016

Koordinator Asisten Asisten

Ferry Irawan, S.Pd Ferry Irawan, S.Pd

Mengetahui

Dosen Penanggung Jawab

Dr. H. Adnan, M.S


NIP. 1965 02201 1988 03 1 003
1. Judul
Perkembangan Embrio pada Lele
2. Tujuan
1. Mempelajari perkembangan embrio lele mulai zigot sampai bentuk larva
2. Mempelajari tipe dan pola pembelahan embrio lele
3. Mempelajari pembentukan bakal organ lele yang berasal dari setiap
lapisan embrional
3. Alat dan Bahan
a) Alat
1. Mikroskop
2. Objeck dan deck glass
3. Pipet tetes
4. Jarum
b) Bahan
1. Embrio atau telur lele (hasil pemijahan)
4. Prosedur Kerja

Menyiapkan alat dan bahan

yang akan digunakan.

Meletakkan telur lele dengan

menggunakan pipet tetes


Mengamati telur ikan lele di

bawah mikroskop

Memecahkan telur ikan lele

dengan menggunakan jarum

Mengamati kembali telur ikan

lele di bawah mikroskop


5. Hasil dan Pembahasan
A. Hasil
No. Gambar pengamatan Hasil Pengamatan Keterangan
1. 1. Chorion
2. Yolk (kuning
telur)
1
3. Matrix
2

Pembesaran :
2. 1. Epiblast
2. Archenteron
1
3. Gray matter
2

Pembesaran :
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan, pada gambar pertama terlihat adanya
chorion, yolk, dan matrix, sedangkan pada gambar kedua (setelah telur lele
dipecahkan) terlihat adanya epiblast, archenteron, dan gray matter.

Dalam proses pembuahan, spermatozoa masuk ke dalam telur melalui


lubang microphyle yang terdapat pada chorion. Tetapi spermatozoa mempunyai
kesempatan yang sama untuk membuahi satu telur. Telur dan sperma yang baru di
keluarkandari tubuh induk, mengeluarkan zat kimia yang berguna dalam proses
pembuahan (Effendie, 1997).

Setelah pembuahan kemudian mengalami Perkembangan embrio


merupakan suatu kelanjutan hasil fertilisasi dari hasil sel telur dan sel sperma
yang kemudian setelah dibuahi akan mengalami proses pembentukan pola-pola
pembelahan telur yang disebut cleavage. Sel telur membelah secara berturut-turut
hingga mencapai fase diferensiasi menjadi bentuk dewasa pada tahap
organogenesis. Pertumbuhan menjadi sistem organ yang kompleks dan saling
tergantung merupakan suatu hal yang terinci dalam sistem biologis yang
semuanya akan termodifikasi secara sempurna (Harvey, 1979).

Perkembangan embrio pada Ikan Mas betina dimulai setelah telur dibuahi
oleh inti spermatozoon yang semua haploid, menjadi inti zigot yang diploid. Zigot
inilah yang mempunyai kemampuan untuk melakukan pembelahan segmentasi
melalui proses mitosis yang cepat. Zigot yang tersegmen-segmen menjadi bagian
yang kecil (cleavage), bermula dari satu sel kemudian membelah menjadi 2 sel, 4
sel, 8 sel, 16 sel, hingga 32 sel yang disebut fase morula (Djuhanda,1981). Sama
halnya dengan telur ikan lele

Selain oksigen, untuk keperluan perkembangan, diperlukan energi yang


berasal dari kunirg telur (yolk sac) dan kemudian butir minyak (oil globule). Oleh
karena itu, kuning telur terus rnenyusut sejalan dengan perkembangan embrio.
Energi yang terdapat dalam kuning telur berpindah ke organ tubuh embrio.
Sementara itu, embrio terus berkembang dan membesar sehingga menjadi rongga
telur menjadi penuh dan tidak sanggup untuk mewadahinya, maka dengan
kekuatan pukulan dari dalam oleh sirip pangkal ekor, cangkang telur pecah dan
embrio lepas dari kungkungan menjadi larva pada saat itulah telur menetas
menjadi larva (Effendie, 2004).

6. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa, Pengamatan telur ikan lele yang dilakukan menggunakan mikroskop dapat
terlihat beberapa bagian yaitu, dorsal dan ventral lip yang merupakan sel-sel
daerah terjadinya invaginasi, archenteron yang merupakan bakal saluran
pencernaan, epiblas merupakan bakal ektoderm, dan bagian-bagian grey matter
yang seluruhnya dibungkus oleh lapisan khusus di luar sel telur ikan lele tersebut.
Daftar Pustaka

Effendi, I. 2004.Pengantar Akuakultur. Penebar Swadaya: Jakarta.

Djuhanda, T. 1981. Embriologi Perbandingan. Armico, Bandung.

Effendie, M.I.. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama.

Harvey, B. J. 1979. The Theory and Passino. Ichtiology. John Willy and Sons.
New York

Anda mungkin juga menyukai