Anda di halaman 1dari 19

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

HEADS TOGETHER (NHT) DALAM UPAYA MENINGKATKAN


AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA
KELAS VIII-1 SMP MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA

SKRIPSI

Oleh:
Rizal Aries Sandi
NPM. 06410354

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2010
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Observasi pada saat Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dan hasil

ulangan harian matematika di kelas VIII-1 SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta

B. Identifikasi Masalah

Guru masih mendominasi atau menjadi pusat kegiatan belajar mengajar

(teacher center). Siswa masih pasif dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa

masih sering melakukan aktivitas-aktivitas diluar kegiatan belajar mengajar.

C. Pembatasan Masalah

Hanya model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together

(NHT) pada pokok bhasan garis singgung lingkaran dengan subjek penelitian

siswa Kelas VIII-1 SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta.

D. Rumusan Masalah

Apakah implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Heads Together (NHT) dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar

matematika siswa kelas VIII-1 SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta?


E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan aktivitas

belajar matematika siswa kelas VIII-1 SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta

dengan implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads

Together (NHT)

2. Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan prestasi

belajar matematika siswa kelas VIII-1 SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta

dengan mplementasi model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads

Together (NHT)

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi siswa; dapat merasakan proses pembelajaran yang

lebih baik, serta meningkatkan aktivitas dan prestasi siswa terhadap

pembelajaran matematika.

2. Bagi guru; dapat merasakan dan memberi masukkan

tentang pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar

siswa.

3. Bagi peneliti; mendapatkan pengalaman langsung

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together

(NHT)

4. Bagi pembaca; dapat digunakan sebagai bahan referensi

dalam pelaksanaan penelitian yang relevan di masa mendatang.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Pembelajaran Matematika : Pembelajaran matematika adalah proses belajar

matematika oleh siswa dengan bantuan atau pendampingan guru

2. Aktivitas Belajar Matematika : Semua kegiatan yang mengarah pada proses

belajar mengajar matematika

3. Prestasi Belajar Matematika : Hasil dari proses pambelajaran matematika

siswa yang berupa nilai/angka

4. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) : Model pembelajaran

dengan Menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil

5. Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT)

Sintaks pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)

Fase Perilaku Guru


Fase-1 Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin
Menyampaikan tujuan dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi
dan memotivasi siswa. siswa belajar.
Fase-2 Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok,
Penomoran (Numbering) misalkan setiap kelompok terdiri dari 5 siswa dan
kepada setiap anggota kelompok diberi nomor
antara 1 sampai 5.
Fase-3 Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan
Menyajikan informasi jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
Fase-4 Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa untuk
Mengajukan pertanyaan/ dipecahkan bersama dalam kelompok. Pertanyaan
permasalahan. (Questioning) dapat bervariasi
Fase-5 Guru memberikan permasalahan/tugas untuk
Berpikir bersama dipecahkan oleh siswa.
(Heads Together)
Fase-6 Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian
Menjawab/ Evaluasi siswa yang nomornya sesuai mengacungkan
(answering) tangannya dan mencoba untuk menjawab
pertanyaan untuk seluruh kelas.
Fase-7 Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik
Memberikan penghargaan upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

6. Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) pada

Materi Garis Singgung Lingkaran.

Materi garis singgung lingkaran tercakup dalam standar kompetensi

pada kelas VIII SMP, seperti pada tabel dibawah ini :

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator


4. Mengenal garis 4.1 Mengenal garis Menentukan sifat
singgung lingkaran singgung sudut yang dibentuk
dan melukis garis lingkaran oleh garis yang
singgung melalui titik pusat.
persekutuan dua Melukis garis
lingkaran serta singgung lingkaran
menggunakan melalui satu titik di
dalam pemecahan pada lingkaran
masalah Melukis dua garis
singgung lingkaran
melalui satu titik di
luar lingkaran
Panjang garis
singgung lingkaran
yang ditarik dari
suatu titik di luar
lingkaran dan
layang-layang garis
singgung

Menemukan rumus
garis singgung
4.2 Garis singgung persekutuan dalam
persekutuan dua lingkaran
dua lingkaran Menentukan panjang
garis singgung
persekutuan dalam
dua lingkaran.
Menemukan rumus
garis singgung
persekutuan luar dua
lingkaran
Menentukan panjang
garis singgung
persekutuan luar dua
lingkaran

B. Penelitian yang Relevan

Masruhan Mufid (2007) judul: Meningkatkan Hasil Belajar Matematika

Pada Pokok Bahasan Operasi Hitung Bentuk Aljabar Melalui Model

Pembelajaran Kooperatif TipeNumbered Heads Together (NHT) Pada Siswa

Kelas VII-A MTS Islamiyah Sumpiuh-Banyumas Tahun Pelajaran 2006/2007

Aan Caturini (2005) judul: Upaya Meningkatan Minat dan Prestasi

Belajar Matematika dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Numbered Heads Together (NHT) dalam Pokok Bahasan Perkalian dan Pembagin

Pecahan Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Ngargoretno Salam Magelang

C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran matematika di kelasVIII-I SMP Muh 3 Yk masih berpusat

pada guru (teacher center), siswa sering melakukan aktivitas-aktivitas yang tidak

kearah kegiatan pembelajaran.

Diperlukanya model pembelajaran Model pembelajaran yang dapat

mengurangi paradigma pembelajaran yang hanya berpusat pada guru (teacher

center), yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.


Model pembelajaran yang dapat mengurangi paradigma pembelajaran

yang hanya berpusat pada guru (teacher center), yang dapat meningkatkan

aktivitas belajar siswa adalah dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Heads Together (NHT).

D. Pengajuan Hipotesis

1. Implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together

(NHT) dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa kelas VIII-1

SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta

2. Implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together

(NHT) dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas VIII-1

SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian : Penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Jenis

penelitian kelas yang dilakukan adalah partisipatif dan kolaboratif.

B. Tempat dan Waktu Penelitian : Dilaksanakan di kelas VIII-1 SMP

Muhammadiyah 3 dan dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2010

C. Subyek dan Obyek Penelitian : Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas

VIII-1 SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta yang terdiri dari 38 siswa. Obyek

penelitian adalah pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)

pada pokok bahasan garis singgung lingkaran.

D. Instrumen Penelitian:

1. Peneliti : karena peneliti sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data,

penganailisis, dan telah mengetahui model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Heads Together (NHT) .


2. Lembar Observasi : lembar observasi aktivitas guru mengajar dan lembar

observasi aktivitas belajar siswa selama model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Head Together (NHT) berlangsung.

3. Pedoman Wawancara : untuk mempermudah peneliti dalam melakukan tanya

jawab mengenai bagaimana respon guru maupun siswa terhadap kegiatan

pembelajaran yang dilaksanakan.

4. Lembar Angket : lembar angket dipergunakan untuk mengumpulkan data

mengenai aktivitas belajar siswa terhadap pembelajaran yang telah

dilaksanakan.

5. Catatan Lapangan : berisi catatan bebas yang menggambarkan bagaimana

kegiatan pembelajaran seperti aktivitas siswa, aktivitas guru, dan kendala-

kendala yang dihadapi siswa serta guru.

6. Lembar Kerja Siswa: lembar yang memfasilitasi siswa dalam melakukan

kegiatan pembelajaran.

7. Tes : berupa soal-soal tes prestasi belajar siswa digunakan untuk mengetahui

sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari.

8. Dokumentasi : berupa foto dan video yang digunakan untuk menggambarkan

secara visual kondisi pembelajaran saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi: untuk mengamati aktivitas siswa selama KBM berlangsung .

2. Wawancara: untuk mengetahui tanggapan terhadap proses pembelajaran NHT

3. Angket : untuk memperoleh data mengenai aktivitas belajar siswa


4. LKS : untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar matematika.

5. Tes prestasi siswa: untuk mengetahui kemampuan siswa.

6. Catatan lapangan: untuk memcatat kejadian yang ada.

7. Dokumentasi: untuk menggambarkan suasana kelas

F. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah model Spiral milik Hopkins (1993)

yang dikembangkan oleh Suharsimi Arikunto dkk. (2006: 105).

Perencanaan

Refleksi

Tindakan/
observasi Perbaikan
Rencana

Refleksi

Tindakan/
observasi
Perbaikan
Rencana

Refleksi

Tindakan/
observasi
Dan seterusnya

Gambar 8. Siklus Spiral penelitian tindakan kelas (Hopkins,


1993) Dikembangkan oleh Suharsimi Arikunto dkk., 2006: 105

G. Teknik Analisis Data

1. Reduksi data : pengelolaan data ke dalam pola yang lebih terarah


2. Penyajian data : mengorganisasi data hasil reduksi data mulai dari perencanaan,

pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi

3. Triangulasi : pemeriksaan keabsahan data dengan mengecek data kepada sumber

yang sama dengan teknik yang berbeda

4. Penarikan kesimpulan : berupa keseluruhan hasil penelitian yangdilakukan.

H. Indikator Keberhasilan

Meningkat aktivitas belajar siswa, jika 75% siswa sudah beraktivitas

kearah pembelajaran. Meningkatnya prestasi belajar siswa, jika 75% dari siswa

sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal (pada semester genap tahun ajaran

2009/2010 kriteria ketuntasan minimal sekolah adalah 68) dan rata-rata nilai

kelas sudah 70,00 maka penelitian ini dikatakan berhasil.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kondisi Sekolah

1. Kondisi Umum SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta

SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta merupakan salah satu SMP swasta

terakreditasi A yang ada di kota Yogyakarta. Sekolah ini berdiri tanggal 14

Juli 1951 dengan NSS 202046008023.

2. Kondisi kelas VIII-1 SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta

Ruang kelas VIII-1 terletak berdekatan dengan kelas VIII-2. Siswa

kelas VIII-1 sebanyak 38 siswa, yang terdiri dari 20 laki-laki dan 18

perempuan. Setiap siswa di kelas ini memiliki latar belakang keluarga,

ekonomi, dan sosial yang berbeda-beda.

B. Tahap Pra Penelitian

Tahap ini dilaksanakan pada tanggal 16 Februari 2009. Tes ini bertujuan

untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki siswa sebelum diadakan

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).


C. Deskripsi Hasil Penelitian

Siklus I

Siklus I dilaksanakan pada tanggal 20 Februari sampai 04 Maret 2010,

dalam penelitian tindakan kelas siklus I ini ada beberapa tahapan pelaksanaan,

yaitu:

1. Perencanaan (planning)

2. Pelaksanaan tindakan (Acting)

3. Pengamatan (Observing)

4. Refleksi (Reflecting)

Siklus II

Siklus II dilaksanakan pada tanggal 06 - 09 Maret 2009. Sebagai

perbaikan siklus I yang didasarkan pada refleksi.

D. Pembahasan

Dengan membandingkan data-data yang telah diperoleh selama penelitian

yang berlangsung selama 2 siklus dan dapat dikatakan bahwa proses

pembelajaran telah mencapai tujuan yang diinginkan


Pada siklus I kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) terdapat siswa yang tidak mau

berdiskusi dengan temannya, ribut sendiri, dan tidak memperhatikan instruksi

guru, siswa masih melakukan aktivitas-aktivitas diluar pembelajaran. Hal itu

dikarenakan siswa belum siap menerima pembelajaran yang tidak seperti

biasanya. Guru masih berperan sepenuhnya dalam pembelajaran.

Pada siklus II kegiatan pembelajaran dengan kooperatif tipe Numbered

Heads Together (NHT) sudah mengalami perbaikan dan mendapatkan hasil yang

diharapkan karena siswa sudah terbiasa, bahkan sangat antusias dan senang

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together

(NHT), hal itu terlihat siswa sudah aktif dalam diskusi kelompok, siswa sudah

bekerjasama dengan anggota kelompoknya. Siswa yang pintar sudah mulai

membagi ilmunya kepada temanya, sudah aktif bertanya baik dengan teman satu

kelompok, guru, peneliti, maupun observer, sangat antusias ketika nomornya

terpanggil, mereka tanpa ragu-ragu menjawab pertanyaan dari guru. Siswa berani

untuk menuliskan jawabannya di papan tulis. Dalam hal ini siswa sudah

melakukan aktivitas-aktvitas kearah pembelajaran.

Pengisian lembar angket aktivitas belajar siswa untuk mengukur

peningkatan aktivitas belajar siswa. Pada pra siklus aktivitas belajar siswa

sebesar 49,94%, pada siklus I aktivitas belajar siswa meningkat menjadi 70,14%,

dan pada siklus II aktivitas belajar siswa meningkat menjadi 75,12%, sehingga

aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 25,18%. Hal ini didukung

dengan hasil observasi aktivitas belajar siswa dengan rata-rata aktivitas belajar
siswa siklus I sebesar 69,81% dan meningkat pada siklus II dengan rata-rata

aktivitas belajar siswa sebesar 90,54%.

Pada akhir tiap siklus diadakan tes prestasi, pada pra siklus rata-rata tes

prestasi belajar sebesar 59,42, pada siklus I rata-rata tes prestasi belajar

meningkat menjadi 78,03, pada siklus II rata-rata tes prestasi belajar meningkat

menjadi 87,89 sehingga rata-rata prestasi belajar siswa mengalami peningkatan

sebesar 28,47 dan ketuntasan kelas awal sebesar 52,63%, pada siklus I ketuntasan

kelas meningkat menjadi 63,15%, pada siklus II ketuntasan kelas meningkat

menjadi 94,74%, sehingga ketuntasan kelas mengalami peningkatan sebesar

42,11

Peningkatan penghargaan kelompok dapat dilihat pada siklus I yang

mendapatkan penghargaan dengan rata-rata nilai peningkatan kelompok tertinggi

hanya 1 kelompok, sedangkan pada siklus II terdapat 2 kelompok. Terlihat

peningkatan atas kelompok terbaik disetiap siklusnya, sehingga dengan

dilaksanakannnya pembelajaran di kelas dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat

meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa.

E. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini masih mengalami berbagai keterbatasan diantaranya :

1. Pengamatan yang dilakukan terhadap aktivitas belajar siswa belum optimal

karena peneliti hanya dibantu oleh seorang pengamat sedangkan banyaknya

siswa terdiri dari 38 siswa yang terbagi menjadi 7 kelompok. Oleh karena itu
kemungkinan ada data yang terlewatkan karena pelaksanaan belajar

kelompok setiap kelompok tidak dapat diamati secara maksimal.

2. Pada saat belajar kelompok setiap siswa menuntut banyak perhatian sehingga

dengan banyaknya siswa yang bertanya pada pengamat atau guru selama

pelaksanaan pembelajaran kelompok menjadikan pelaksanaan kegiatan

observasi jadi sedikit terganggu.

3. Pelaksanaan tindakan hanya dilakukan pada satu pokok bahasan, sehingga

peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa belum optimal.

4. Waktu pembelajaran dilakukan dalam penelitian terbatas karena pelaksanaan

penelitian mendekati jadwal ujian akhir semester sedangkan terdapat materi

yang belum dituntaskan.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa implementasi

model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat

meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar matematika siswa kelas VIII-1 SMP

Muhammadiyah 3 Yogyakarta.

Peningkatan aktivitas dan prestasi belajar matematika siswa dengan

implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together

(NHT) adalah sebagai berikut :

1. Aktivitas belajar siswa meningkat dengan persentase aktivitas awal siswa

sebelum tindakan sebesar 49,94%, menjadi persentase aktivitas belajar siswa

sebesar 70,14% pada siklus I, dan persentase aktivitas belajar siswa sebesar

75,12% pada siklus II, sehingga aktivitas belajar siswa mengalami

peningkatan sebesar 25,18 %.

2. Prestasi belajar siswa meningkat dari nilai rata-rata kelas awal sebelum

tindakan sebesar 59,42 dengan ketuntasan awal sebesar 52,63% menjadi

nilai rata-rata kelas sebesar 78,03 dengan ketuntasan kelas sebesar 63,15%

pada siklus I, nilai rata-rata kelas sebesar 87,89 dengan ketuntasan kelas
sebesar 94,74% pada siklus II, sehingga dapat disimpulkan rata-rata prestasi

belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 28,47 dan ketuntasan belajar

mengalami peningkatan sebesar 42,12%.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, ada beberapa saran yang perlu

diperhatikan, antara lain:

1. Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)

dapat dijadikan salah satu alternatif model pembelajaran matematika yang

diterapkan di SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta.

2. Dalam implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Heads Together (NHT) guru harus memperhatikan kesiapan siswa dan

mencari materi yang sesuai dengan metode tersebut.

3. Dalam proses pembelajaran matematika dengan model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT), peran guru sangat perlu

diperhatikan terutama peran sebagai motivator dan fasilitator.

4. Peran reward terhadap siswa yang berpartisipasi aktif dalam proses

pembelajaran sangat diperlukan karena mampu memotivasi siswa untuk

meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai