Bab I Arrds
Bab I Arrds
PENDAHULUAN
1
50% 70%. Perbedaan sindrom klinis tentang berbagai etiologi tampak sebagai
manifestasi patogenesis umum tanpa menghiraukan factor penyebab.
1.3 Manfaat
1. Mengetahui definisi dari ARDS
2. Mengetahui etiologi dari ARDS
3. Mengetahui manifestasi dari ARDS
4. Mengetahui komplikasi dari ARDS
5. Mengetahui penatalakasanaan dari ARDS
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
saraf spinal ke reseptor pada otot-otot pernafasan. Penyakit pada saraf seperti
gangguan medulla spinalis, otot-otot pernapasan atau pertemuan neuromuslular
yang terjadi pada pernapasan akan sangatmempengaruhiventilasi.
3. Efusi pleura, hemotoraks dan pneumothoraks
Merupakan kondisi yang mengganggu ventilasi melalui penghambatan
ekspansi paru.Kondisi ini biasanya diakibatkan penyakti paru yang mendasari,
penyakit pleura atau trauma dan cedera dan dapat menyebabkan gagal nafas.
4. Trauma
Disebabkan oleh kendaraan bermotor dapat menjadi penyebab gagal
nafas.Kecelakaan yang mengakibatkan cidera kepala, ketidaksadaran dan
perdarahan dari hidung dan mulut dapat mnegarah pada obstruksi jalan nafas atas
dan depresi pernapasan.Hemothoraks, pnemothoraks dan fraktur tulang iga dapat
terjadi dan mungkin meyebabkan gagal nafas. Flail chest dapat terjadi dan dapat
mengarah pada gagal nafas. Pengobatannya adalah untuk memperbaiki patologi
yang mendasar.
5. Penyakit akut paru
Pnemonia disebabkan oleh bakteri dan virus. Pneomonia kimiawi atau
pnemonia diakibatkan oleh mengaspirasi uap yang mengritasi dan materi lambung
yang bersifat asam. Asma bronkial, atelektasis, embolisme paru dan edema paru
adalah beberapa kondisi lain yang menyababkan gagal nafas.
4
10. Auskultasi paru : ronkhi basah, krekels, stridor, wheezing
11. Auskultasi jantung : BJ normal tanpa murmur atau gallop
2.4 Komplikasi ARDS
Komplikasi yang dapat terjadi pada ARDS menurut Hudak dan Gallo (1997) :
1. Abnomarmalitas Obstruktif Terbatas ( Keterbatasan Aliran Udara)
2. Defek Difusi Sedang
3. Hipoksemia
4. Toksisitas Oksigen
5. Sepsis
2.5 Penatalaksanaan ARDS
Tujuan utama pengobatan adalah untuk memperbaiki masalah ancama
kehidupan dengan segera, antara lain :
1. Terapi Oksigen
Oksigen adalah obat dengan sifat terapeutik yang penting dan secara potensial
mempunyai efek samping toksik.Pasien tanpa riwayat penyakit paru-paru tampak
toleran dengan oksigen 100% selama 24-72 jam tanpa abnormalitas fisiologi yang
signifikan.
2. Ventilasi Mekanik
Aspek penting perawatan ARDS adalah ventilasi mekanis.Terapi modalitas ini
bertujuan untuk memmberikan dukungan ventilasi sampai integritas membrane
alveolakapiler kembali membaik. Dua tujuan tambahan adalah :
a. Memelihara ventilasi adekuat dan oksigenisasi selama periode kritis
hipoksemia berat.
b. Mengatasi factor etiologi yang mengawali penyebab distress pernapasan.
3. Positif End Expiratory Breathing (PEEB)
Ventilasi dan oksigen adekuat diberikan melaui volume ventilator dengan
tekanan dan kemmampuan aliran yang tinggi, di mana PEEB dapat
ditambahkan.PEEB di pertahankan dalam alveoli melalui siklus pernapasan untuk
mencegah alveoli kolaps pada akhir ekspirasi.
5
Dukungan nutrisi yang adekuat sangatlah penting dalam mengobati pasien
ARDS, sebab pasien dengan ARDS membutuhkan 35 sampai 45 kkal/kg sehari
untuk memmenuhi kebutuhan normal.
5. Terapi Farmakologi
Penggunaan kortikosteroid dalam pengobatan ARDS adalah controversial,
pada kenyataanya banyak yang percaya bahwa penggunaan kortikosteroid dapat
memperberat penyimpangan dalam fungsi paru dan terjadinya
superinfeksi.Akhirnya kotrikosteroid tidak lagi di gunakan.
6. Pemeliharaan Jalan Napas
Selan endotrakheal di sediakan tidak hanya sebagai jalan napas, tetapi juga
berarti melindungi jalan napas, memberikan dukungan ventilasi kontinu dan
memberikan kosentrasi oksigen terus-menerus. Pemeliharaan jalan napas meliputi
: mengetahui waktu penghisapan, tehnik penghisapan, dan pemonitoran konstan
terhadap jalan napas bagian atas.
7. Pencegahan Infeksi
Perhatian penting terhadap sekresi pada saluran pernapasan bagian atas dan
bawah serta pencegahan infeksi melalui tehnik penghisapan yang telah di lakukan
di rumah sakit.
8. Dukungan nutrisi
Malnutrisi relative merupakan masalah umum pada pasien dengan masaalah
kritis.Nutrisi parenteral total atau pemberian makanan melalui selang dapat
memperbaiki malnutrisi dan memmungkinkan pasien untuk menghindari gagal
napas sehubungan dengan nutrisi buruk pada otot inspirasi.
BAB III
6
ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATAN PADA PASIEN ARDS
Tn.x adalah pria berusia 45tahun dan sudah menikah,masuk ke unit gawat
darurat karena mengalami kecelakaan pada jam 11.30 WIB tabrakan dengan bus
mini. Beliau dibawa ke UGD dengan Tn.N membawa mobil dengan kesadaran
yang menurun. Tn.X mengalami kesulitan bernafas dan tampak pucat. Dari hasil
pemeriksaan Tn.X mengalami cidera yang mencakup rupture limpa dan laserasi
hepar yang mengakibatkan syok hipovolemik. Dari hasil pengkajian didapatkan
pemeriksaan TTV dengan TD : 80/50 mmHg, Nadi : 105x/menit, RR: 27x/menit,
Suhu: 35,7 C.
Ruang : UGD
I. IDENTITAS
a. Biodata Pasien
Nama :Tn.X
Agama :Islam
Suku/Bangsa :Indonesia
Pendidikan :SMA
Pekerjaan :Swasta
Alamat :Jombang
7
DATA SOSIAL
a. Pendidikan : SMP
c. Pola Komunikasi : -
d. Pola Interaksi : -
b. Penanggung Jawab
Nama : Tn.N
Agama :Islam
Suku/Bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jombang
8
c. Riwayat Penyakit Dahulu : Tn.X tidak mempunyai riwayat penyakit sesak
nafas.
Q : terus menerus
S : 8 (0-10)
9
VI. PENGKAJIAN SEKUNDER
3. Tanda-Tanda Vital :
a. TD : 80/50 mmHg
c. RR : 35x/menit
d. Suhu : 35,7 0C
4. Kepala : normal
b. Rambut : normal
d. Telinga : normal
5. Thorax :
10
6. Abdomen :
c. Perkusi :-
7. Ekstremitas :
11
IX. ANALISA DATA
NS.
DIAGNOSIS : Ketidakefektifan pola nafas ( 00032)
(NANDA-I)
STICS Dyspnea
Pernapasan cuping hidung
Pernapasan bibir
Takipnea
RELATED keletihan otot pernafasan
FACTORS:
1. sulit bernafas
2. Nafas cepat dan dangkal
3. Sianosis
4. Hipoksemia
ASSESSMENT
5. Takikardi
6. Membrane mukosa pucat
7. Kelemahan otot
12
Diagnostic Related to:
X. INTERVENSI KEPERAWATAN
XI. EVALUASI
1. Nafas pasien belum efektif segera dilakukan pemasangan ETT agar bunyi
nafas pasien jernih tidak ada suara napas tambahan.
2. Pemberian oksigen belum teratasi sehingga dilakukan pemasangan
ventilasi untuk :
a. Memelihara ventilasi adekuat dan oksigenisasi selama periode
kritis hipoksemia berat.
b. Mengatasi factor etiologi yang mengawali penyebab distress
pernapasan.
3. Evaluasi semua alarm dan tentukan penyebabnya fungsi alarm
menunjukkan adanya gangguan fungsi ventilator.
4. Monitor slang/cubing ventilator dari terlepas, terlipat, bocor atau
tersumbat fungsi mencegah berkurangnya aliran udara nafas
5. Observasi dan amankan slang ETT dengan fiksasi yang baik fungsi untuk
mencegah tercabutnya slang ETT
13
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
4.2 Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
15