Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM TEKNOLOGI BIOPROSES

IDENTITAS PRAKTIKAN
Nama : Khorim Ahmed Nazer
NIM : 03031281419101
Shift/Kelompok : Senin Pagi/6

I. JUDUL PERCOBAAN : Pembuatan Cuka Apel

II. TUJUAN PERCOBAAN


1. Untuk mengetahui manfaat dari cuka apel.
2. Untuk mengetahui kondisi lingkungan fermentasi untuk pembuatan cuka apel.
3. Untuk mengetahui proses perubahan dari alkohol menjadi asam asetat dalam
pembuatan cuka apel.

III.DASAR TEORI

3.1. Apel
Apel adalah tanaman buah yang biasa tumbuh di iklim sub tropis, apel di
Indonesia dikembangkan di beberapa wilayah, terutama di wilayah Pasuruan,
khususnya di Kecamatan Tutur Nongkojajar . Pada pembuatan cuka apel, buah
apel yang dipakai dalam pembuatannya adalah jenis apel hijau malang (manalagi)
nama latinnya Malus sylvestris mill yang berasal dari Australia dan dan kini
sedang banyak dikembangkan melihat unsur keermanfaatan di Indonesia. Apel
untuk cuka biasanya terlalu masam dan sepat untuk dimakan segar tetapi
memberikan rasa yang memuaskan pada produk lain yaitu cuka apel.
Namun saat panen raya, produksi buah apel menjadi melimpah sehingga
banyak yang terbuang dan busuk. Harga apel pun menjadi anjlok, untuk
mengatasi masalah tersebut diperlukan adanya solusi pemanfaatan buah apel
menjadi produk olahan yang dapat memperpanjang masa simpan serta dapat
meningkatkan nilai ekonomis buah apel. Buah apel juag dapat dikonsumsi secara
langsung namun pada cuka apel ada penambahan nutrisi pada pembuatan cuka
apel ini dimana apel yang telah dilakukan proses fermentasi menjadi cuka apel

1
2

menjadi minuman penambah stamina.Salah satu alternatifnya adalah dengan


mengolah apel menjadi cuka apel atau apple cider vinegar.
Cuka apel merupakan minuman hasil fermentasi buah apel segar. Melalui
proses fermentasi, kandungan nutrisi buah apel menjadi bertambah kaya, terutama
enzim dan asam amino yang memberikan khasiat penyembuhan. Pada umumnya
apel dikonsumsi dalam keadaan segar, tetapi apel dapat juga diolah menjadi
produk bernilai tinggi yaitu contohnya: selai, dodol, cuka, keripik dan sebagainya.
Apel berperanan dalam mengatur konsistensi dari feses, dalam hal diare
maupun konstipasi atau sembelit. Para ahli menghubungkan kasiat ini dengan
kandungan apel yaitu pectin. Dalam perjalanannya dalam saluran cerna, pectin
memiliki peran dapat mengabsorbsi air yang terkandung didalam makanan yang
kita makan sehingga mampu membentuk gumpalan gelatin yang lebih kering dan
padat sehingga mempermudah sisa makan dikeluarkan sebagai feses.
Pectin banyak digunakan dalam sediaan obat diare. Dalma penelitian
selanjutnya juga terlihat bahwa pectin berpotensi menurunkan gula darah (pada
diabetes), menurunkan kadar kolesterol, dan berbagai fungsi yang lain. Apel juga
kaya akan vitamin C. Apel kota Malang memiliki 2 jenis, yaitu apel rome beauty
dan apel manalagi. Apel rome beauty memiliki karakteristik kulit yang berwarna
hijau dengan semburat merah, rasanya agak manis, dan warna dagingnya putih
kehijauan. Sedangkan apel manalagi memiliki karakteristik kulit yang berwarna
kuning kehijauan, rasa manis dan aroma kuat, serta warna daging putih
kekuningan yang memiliki perbedaan dari secara fisik dari apel jenis lain.
Apel malang dikenal banyak mengandung Vitamin A, B, C dan zat
mineral: belerang, klor, zat besi, fosfor, kalsium , magnesium, natrium, potassium
dan silikon. Vitamin A yang dikandung apel 50 % lebih banyak dibandingkan
jeruk. Buah apel berkhasiat untuk obat batuk, melancarkan pencernaan,
penghancur batu ginjal, mengobati peradangan didalam tubuh serta membersihkan
tubuh dari racun. Apel malang sangat cocok dikonsumsi sebagai buah segar,
juice , salad , pie maupun makanan olahan lain . Ada lebih dari 7.500 dikenal
kultivar apel, mengakibatkan berbagai karakteristik yang diinginkan. Kultivar
yang berbeda dibiakkan untuk berbagai selera dan kegunaan, termasuk dalam
3

memasak, di makan segar dan produksi sari. Apel dalam negeri umumnya
diperbanyak dengan mencangkok, meskipun apel mudah tumbuh liar dari biji.
Pohon apel rentan terhadap sejumlah jamur, bakteri dan masalah hama,
yang dapat dikontrol oleh sejumlah sarana organik dan non-organik. Sekitar 69
juta ton apel ditanam di seluruh dunia pada tahun 2010 hingga sekarang, di China
memproduksi hampir setengah dari total ini. Amerika Serikat adalah produsen
utama kedua, dengan lebih dari 6% dari produksi dunia. Turki adalah negara
ketiga, yang diikuti oleh negara Italia, India serta negara Polandia.

3.2. Kandungan Apel


3.2.1. Flavonoid
Flavonoid pada buah apel paling banyak dibandingkan dengan buah-
buahan lain. Flavonoid tersebut, mampu menurunkan resiko terkena penyakit
kanker paru-paru sampai 50%, selain itu juga quarcetin, sejenis flavonoid yang
terkandung dalam apel, dapat membantu mencegah petumbuhan dari sel kanker
porostat sehingga dengan kandungan ini apel sangat di rekomendasikan untuk di
konsumsi oleh orang-orang yang mengidap penyakit kanker.
3.2. 2. Fitokimia
Fitokimia di dalam apel juga akan berfungsi sebagai anti oksidan yang
melawan kolesterol jahat yang di sebut LDL (low density lipoprotein), yang
memiliki potensial menyumbat didalam pembuluh daah dan juga antioksidan akan
mencegah kerusakan sel-sel atau jaringan pembuuh darah. Pada saat yang
bersamaan, antioksidan akan meningkatkan kolesterol baik HDL (high density
lipoprotein), yang memiliki manfaat untuk mencegah penyakit jantung dan
pembuluh daah yang dapat mengancam kesehatan yang jarang konsumsi buah.
3.2.3. Pectin dan Tanin
Kandungan pectin (serat larut yang di kandung buah-buahan dan
sayuran), telah di teliti dan terbukti menurunkan kadar kolesterol di dalam darah.
Secara spesifik di dalam sebuah penelitian awal, terbukti bahwa apel di temukan
asam D-glucaric yang beranfaat mengatur kadar kolsterol, jenis asam ini mampu
mnguangi kolesterol sampai 35 %. Apel sebesar 5 gram berukuran sedang
4

mempunyai serat yang tinggi dan serat ini bermanfaat untuk melancarkan
pencernaan dan dapat menurunkan dari berat badan sehingga baik di konsumsi.
Apel mengandung tanin yang berkonsentasi tinggi. Tanin ini mengandung zat
yang dapat mencegah kerusakan gigi dan penyakit gusi yang di sebabkan oleh
tumpukan plak. Tidak hanya itu, tanin juga befungsi mencegah infeksi saluran
kencing dan menurunkan resiko penyakit jantung.

3.3. Cuka Apel


Cuka Apel merupakan salah satu minuman kesehatan keluarga, satu-
satunya yang mengandung mother & probiotik aktif. Apel (Malus sylvetris. Mill)
adalah tanaman tahunan dari daerah subtropis. Berbagai macam manfaat apel
banyak dilakukan atau di buat skala rumahan untuk memenuhi asupan nutrisi
karena cuka apel banyak mengandung manfaat. Apel ada yang berkulit kuning,
hijau, kemerahan atau merah dan juga berdaging putih kekuningan, segar serta
mengandung air cukup tinggi. Cara memilih/membeli cuka apel: cuka apel (CA)
yang ada dipasaran tidak semuanya dapat dikonsumsi dengan rekomendasi
kesehatan, karena ada yang diproduksi hanya dari kulitnya saja atau dari limbah
pabrik coctail yang diolah menjadi CA. Biasanya bening dan diperuntukan untuk
memasak. Menurut Dr. D.C. Jarvis, CA direkomendasikan untuk kesehatan
adalah:
1. Terbuat dari seluruh bagian apel (kulit & daging buah).
2. Berbau tajam khas CA, hal ini baik untuk merangsang enzim-enzim
pencernaan.
3. Unfiltered dan Uhpasteurized (mengandung mother & probiotik aktif).
4. Alami dan tanpa zat additive seperti garam atau pengawet lainnya.
Rasa asam dari cuka apel membuatnya memiliki sifat membersihkan dan
dapat digunakan sebagai antiseptik. Cuka apel mengandung asam asetat yang
membantu menyingkirkan bakteri berbahaya dan jamur pada saluran pencernaan.
Hal ini membantu kerja pencernaan dan penyerapan nutrisi dari makanan oleh
usus. Meminum segelas air dicampur cuka apel dan sedikit madu setiap hari dapat
membantu menghancurkan dan melepaskan deposit lemak yang menumpuk
5

didalam tubuh. Sehingga, cuka apel sangat efektif untuk konsumen yang sedang
melakukan diet untuk memberikan bentk tubuh yang ideal.

Pembuatan cuka apel merupakan usaha sampingat pada industri


pengepakan apel dengan memanfaatkan apel-apel sisa sortiran. Cuka buah atau
cuka organic dapat dgunakan sebagai cuka meja atau sebagai baha untuk membuat
acar, saos tomat, saos cabai dan saos yang digunakan dalam pengalengan ikan.
Cuka dapat dibuat dari bahan makanan yang mengandung gula atau pati dengan
cara fermentasi alcohol, diikuti dengan fermentasi asam cuka. Setiap buah yang
mengandung gula lebih dari 9 % dapat dikonversi menjadi cuka yang
mengandung lebih dari 4 gram asam cuka per 100 ml larutan.
Minuman khas AS ini cocok diminum panas ataupun dingin. Dibuat
dengan memfermentasikan cairan dari jenis buah apel dalam dua tahap. Pertama,
gula dari cairan apel ini dirubah oleh ragi yang biasa dipakai untuk membuat
sampanye, menjadi minuman beralkohol dengan kadar kira-kira 5 %. Mula-mula
rasanya manis, lalu sedikit getir, kemudian aroma buahnya muncul sempurna.
Kadar cider ini dipakai sebagai ganti minuman anggur dalam berbagai resep.
Kalau tetap ingin menjadi cider, pasteurisasikan minuman ini secara
cepat pada suhu 77oC dan simpan dalam kulkas. Tapi kalau ingin menjadikan
cuka, biarkan saja cider ini pada suhu 21 oC selama 5 minggu. Bakteri Acetobacter
akan merubah minuman ini menjadi cuka. Cuka apel ini produk serbaguna, biasa
dipakai untuk pengawetan makanan, atau dipakai dalam resep dressing sampai
dessert ini membuat cuka apel banyak di produksi dengan kegunaan beragam.

3.4. Manfaat dan Resiko dalam Mengkonsumsi Cuka Apel


3.4.1. Manfaat cuka apel adalah:
a) Menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes.
b) Menurunkan kadar kolesterol.
c) Menurunkan tekanan darah tinggi.
d) Mencegah dan menghambat kanker
e) Menurunkan berat badan.
3.4.2. Resiko dalam mengkonsumsi cuka apel
6

Cuka apel memiliki citarasa yang nikmat serta kaya akan zat yang
bermanfaat bagi kesehatan. Jika anda menggunakan cuka apel untuk menambah
cita rasa makanan atau sebagai suplemen dengan jumlah tertentu tentu saja boleh
dan anda akan mendapatkan manfaatnya. Namun jika anda akan mengkonsumsi
cuka apel sebagai obat terhadap penyakit yang anda derita, anda harus
mendapatkan rekomendasi dari dokter yang menangani penyakit anda.
Secara umum resiko mengkonsumsi cuka apel tidak selalu terjadi,
beberapa sendok cuka apel sepertinya tidak banyak.Namun jika cuka apel
dikonsumsi untuk jangka panjang atau dalam jumlah besar, mungkin dapat
menimbulkan resiko kesehatan. Berikut beberapa hal yang dapat anda
pertimbangkan, cuka apel adalah asam kuat, sebaiknya tidak mengkonsumsi cuka
apel yang terlalu asam. Gunakan yang agak encer atau larutkan dengan air
sebelum diminum untuk mengurangi konsentrasi dari cuka apel.
Penggunaan cuka apel dapat menyebabkan kadar kalium rendah dan
mengurangi kepadatan tulang. Jika anda mengalami kadar kalium rendah atau
mengalami osteoporosis, jangan menggunakan cuka apel sebelum berkonsultasi
dengan dokter. Cuka apel yang mengandung banyak asam kuat mungkin dapat
bereaksi dengan obat-obatan seperti diuretic dan laxative yang dikonsumsi secara
rutin. Jika anda mengalami diabetes, berkonsultasilah dengan dokter anda sebelum
menggunakannya secara rutin. Cuka mengandung kromium yang dapat
mempengaruhi kadar insulin yang ada di dalam tubuh.

3.5 Asam Asetat


Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam
organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan.
Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam
bentuk CH3-COOH, CH3 COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat murni (disebut
asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik
beku 16.7C. Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling
sederhana, setelah asam format. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah
asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+dan CH3 COO-.
7

Fermentasi asam asetat adalah fermentasi aerobik atau respirasi


oksidatif, yaitu respirasi dengan oksidasi berlangsung tidak sempurna dan
menghasilkan produk-produk akhir berupa senyawa organik seperti asam asetat.
Proses ini dilakukan oleh bakteri dari genus Acetobacter dan Gluconobacter.
Kondisi respirasi oksidatif ini dapat dilakukan dengan kultur murni, tetapi
kondisinya tidak selalu aseptis oleh karena pH yang rendah serta adanya alkohol
dalam media merupakan faktor penghambat bagi mikroorganisme lain selain
Acetobacter acetii. Mekanisme fermentasi asam asetat ada 2 yaitu fermentasi
alkohol dan fermentasi asam asetat tahapan dalam menghasilkan asam asetat.
Pada fermentasi alkohol mula-mula gula yang terdapat pada bahan
baku akan dibongkar oleh khamir menjadi alkohol dan gas CO2 yang berlangsung
secara anaerobik. Setelah alkohol dihasilkan maka dilakukan fermentasi asam
asetat, dimana bakteri asam asetat akan mengubah alkohol menjadi asam asetat .
Setelah terbentuk asam asetat fermentasi harus segera dihentikan supaya tidak
terjadi fermentasi lebih lanjut oleh bakteri pembusuk yang dapat
menimbullkan kerusakan pada hasil produk fermentasi yang diinginkan.
Berbagai produk hasil pertanian yang mengandung gula yang tinggi
dapat digunakan sebagai salah satu bahan baku untuk memproduksi cuka,
misalnya, buah-buahan, kentang, biji-bijian, bahan yang mengandung cukup
banyak gula, atau alkohol. Gula terlibat dalam pengawetan dan pembuatan aneka
ragam produk-produk makanan. Beberapa diantaranya yang biasa dijumpai
termasuk selai, jeli, marmalade, sari buah pekat, sirup buah-buahan, buah-buahan
beku dalam sirup, acar manis, chutney, susu kental manis, madu.
Kadar gula yang tinggi bersama dengan kadar asam yang tinggi (pH
rendah), perlakuan dengan pasteurisasi secara pemanasan, penyimpanan pada
suhu rendah, dehidrasi dan bahan-bahan pengawet kimia (seperti belerang
dioksida, asam benzoat) merupakan teknik-teknik pengaweta pangan yang
penting. Apabila gula ditambahkan ke dalam bahan pangan dalam konsentrasi
yang tinggi (paling sedikit 40 % padatan terlarut) maka akan mengakibatkan
sebagian dari air yang ada menjadi tidak tersedia untuk pertumbuhan dan
8

perkembangan mikroorganisme dan aktivitas air (aw) dari bahan pangan yang
berkurang.
Produk-produk panga berkadar gula yang tinggi cederung rusak oleh
khamir dan kapang, yaitu kelompok mikroorganisme yang relatif mudah dirusak
oleh panas (seperti dalam pasteurisasi) aatau dihambat oleh hal-hal lain. Pada
dasarnya cuka apel adalah suatu zat dibuat dari senyawa-senyawa yang berada
dalam buah apel yang kemudian difermentasi oleh mikroba, dan beberapa jeis dari
mikroba yang bisa merubah sari buah apel menjadi cuka apel adalah
Saccharomyces cerevisiae dan Zymomonas mobilis.

3.6. Fermentasi
Fermentasi adalah proses pemecahan senyawa yang kompleks menjadi
senyawa yang lebih sederhana secara anaerob. Bahan makanan yang difermentasi
biasanya menghasilkan suatu produk baru yang lebih mudah dicerna, aroma yang
baik serta rasa yang lebih sedap. Dalam proses mikrobiologi fermentasi ini
dilakukan oleh mikroba tertentu yang menghasilkan atau mempunyai enzim yang
sesuai dengan proses sehingga untuk proses berbeda menggunakan mikroba yang
berdeda pula serta hasil dari proses fermentasi yang di lakukan juga berbeda.
Proses fermentasi ada dua, fermentasi non-alkoholis yaitu fermentasi
yang tidak menghasilkan kandungan alkohol sebagai produk akhir selain bahan
lainnya seta piruvat tidak di oksidasi menjadi asetildehid tetapi langsung di
reduksi oleh NADH menjadi asam laktat, sehingga piruvat senyawa oganik
sebagai penerima hidrogen terakhir di fementasi non alkoholis (fementasi asam
laktat) asam laktat mengalami ionisasi. Misal: antibiotik, SCP, tempe, dll.
Fermentasi alkoholis yaitu fermentasi yang menghasilkan alcohol
sebagai produk akhir disamping produk lainnya serta piruvat hasil glikolisis
mengalami dekarboksilasi (melepas CO2) membentuk asetaldehid, kemudian pada
fermemtasi ini NADH yang di peroleh di gunakan untuk meeduksi asetaldehid
tersebut menjadi etanol, jadi asetaldehid meupakan senyawa organik terakhir
penerima hidrogen di fermentasi alkohol. Misal: pembuatan wine, cider, tape, dll.

3.7. Pembuatan Asam Asetat secara Fermentasi


9

3.7.1. Satu tahap dan dua tahap


Air kelapa ditambahkan larutan induk yang telah dibiarkan selama 24 jam.
Campuran yang diperoleh diaduk sampai homogen dan dituangkan dalam
wadah.yang tertutup rapat. Diamkan untuk beberapa hari, hasil pembentukan
asam-asam selama pemeraman ditentukan dengan cara titrasi memakai NaOH
0,1N. Tahap pertama yaitu fermentasi gula menjadi alkohol. Pada tahap ini gula
diubah menjadi alkohol oleh khamir yang berlangsung secraa anaerob
menggunakan biakan murni Saccharomyces cerevisiae. Setelah alkohol dihasilkan
maka dilakukan fermentasi alkohol menjadi asam asetat secara aerob
menggunakan biakan murni Acetobacter aceti .
3.7.2. Fermentasi secata anaerob
Fermentasi secara anaerob menggunakan bakteri Acetobacter acetii
yang mampu mengubah gula menjadi asam asetat. Temperatur proses yang
digunakan dalam fermentasi ini sekitar 45-65 oC dan pH 2-5, juga memerlukan
nutrisi yang mengandung karbon, nitrogen dan senyawa anorganik. Kelebihan
proses fermentasi secara anaerob adalah :
a) Dapat mengubah gula menjadi asam asetat dengan satu langkah.
b) Bakteri dapat tumbuh baik pada temperatur 60 C
c) Kontaminasi terhadap organisme yang membutuhkan oksigen dapat
diminimalisasi karena bekerja pada kondisi anaerob.
d) Organisme yang hidup pada kondisi mendekati netral akan mati karena
fermentasi dilakukan pada kondisi asam pH 4,5.
3.7.3. Pengendalian fermentasi
Dalam proses pembuatan cuka, ada beberapa langkah pengendalian
fermentasi yang perlu dilakukan sehingga hasil fermentasi yang berupa vinegar
sesuai yang diinginkan. Pada saat fermentasi alkohol, nutrisi yang dibutuhkan
oleh alkohol untuk melakukan fermentasi harus dipenuhi, contohnya: Gula.
Sesudah fermentasi asetat berjalan sempurna, cuka tidak boleh kontak dengan
udara, sebab cuka dapat teroksidasi lebih lanjut menjadi karbondioksida dan air,
sehingga kadar asam yang ada pada proses fermentasi akan terjadi penurun agak
lebih cepat sampai pada suatu kondisi yang tidak diinginkan.
10

Fermentasi alkohol harus dilakukan dalam kemasan, sehingga sari buah


tidak terkena udara secara berlebihan. Suatu tong diletakkan secara horizontal
dengan lubang tong ditutup kapas atau perangkap udara . Untuk sejumlah kecil
dapat digunakan botol besar yang mulutnya disumbat dengan kapas .
Kemasan jangan ditutup rapat, sebab dapat meledak. Peristiwa ini terjadi
karena adanya tekanan dari gas yang terdapat didalam kemasan yang dihasilkan.
3.8 Bahan Dasar Pembuatan Cuka
Cuka tidak hanya memiliki rasa yang enak bila dicampur dengan salad
atau membuat perlengkapan dari gelas lebih mengkilap tetapi juga menyimpan
vitamin, mineral, asam amino, enzim dan memiliki khasiat pengobatan. Cuka
dalam salad diyakini dapat melindungi dari penyakit jantung dan kanker dan
bahkan membatu memperlambat resiko penyakit akibat faktor usia. Para peneliti
yang terdiri dari dokter dan ilmuwan bahkan menyebutnya sebagai makanan
functional yaitu makanan yang tidak hanya memiliki nutrisi tetapi dapat
mencegah dan melindungi terhadap penyakit dapaun bahan pembuatan cuka yaitu:
3.8.1. Sari buah apel
Cuka yang terbuat dari sari buah apel banyak tersedia di supermarket.
Cuka jenis ini merupakan cuka paling kuat dan sehat dibanding jenis cuka lain.
Cuka ini mengandung nutrisi yang sama seperti pada apel yaitu pectin,
betakarotin, potassium, termasuk enzim dan asam amino yang terbentuk selama
proses fermentasi. Kandungan potassium yang tinggi mendorong sel, jaringan dan
organisme tumbuh sementara enzim membantu meningkatkan reaksi kimia dalam
tubuh sehingga cuka jenis ini banyak di anjurkan untuk kesehatan.
Cuka sari buah apel juga mengandung kalsium yang menjaga kesehatan
tulang, membantu mengalirkan gerak syaraf dan mengatur kontraksi otot
sedangkan zat besi yang penting bagi kesehatan darah . Magnisium adalah
komponen lain yang banyak bermanfaat bagi tubuh terutama jantung. Tingkat
potassium yang rendah menyebabkan tubuh mudah lelah sementara makanan yang
kaya potassium membantu mencegah penyakit yang diakibatkan faktor usia. Sari
apel juga memungkinkan perut menghasilkan asam hydrochloric yang dapat
membantu dalam pencernaan dan dapat menurunkan berat badan.
11

3.8.2. Anggur merah


Cuka anggur merah telah digunakan berabad-abad sebagai bahan
pengobatan dan saat ini manfaatnya bagi kesehatan dijelaskan secara ilmiah .
Menurut ahli sejarah Latin Sparianus mencatat bahwa cuka anggur merah
dicampur dengan air merupakan minuman yang membantu prajurit bertahan di
medan perang termasuk akibat kondisi cuaca sehingga baik untuk prajurit.
IV. ALAT DAN BAHAN
4.1. Alat
1. Pisau
2. Hotplate
3. Panci
4. Kain Saring
5. Baskom

4.2. Bahan

1. Apel 1/2 kg
2. Gula 125 gr
3. Air 1,5 liter
4. Yeast (ragi)

V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Apel dicuci bersih kemudian diiris tipis-tipis.
2. Rebus irisan apel tersebut dengan air sampai mendidih.
3. Kecilkan api kompor kemudian tambahkan gula. Biarkan selama 30 menit agar
aroma buah apel keluar.
4. Pisahkan sari apel dari buahnya lalu setelah dingin sari apel masukkan kedalam
botol.
5. Masukkan ragi/yeast kedalam sari apel tersebut. Tutup dengan kain saring
fermentasi sari apel selama 1-2 minggu akan membentuk alkohol.

12
13

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, A.1983. Ringkasan Biologi SMA. Bandung: Ganesha Exact


Brian. 2014. Pembuatan Cuka Apel. (online) https://id.scribd.com/document/1356
91200/Brian-Pembuatan-Cuka-Apel (Diakses pada tanggal 3 Febuari 2016).
Chandra, B. 2014. Proses Pembuatan Cuka Apel Unimus. (online) http://digil
ib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl-chandraben-6197-2-babii.pdf
(Diakses pada 3 Februari 2017).
Desrosier, N.W. 1998. Teknologi Pengawetan Pangan. Jakata. Universitas
Indonesia.
Karim, N.M. 2011. Perbandingan Efektivitas Cuka Apel. (online) http://lib.ui.ac.
id/digital/20320319SNur%20Muhammad%20Karimrim.pdf (Diakses pada
tanggal 3 Februari 2017).

Anda mungkin juga menyukai