Anda di halaman 1dari 27

Laboratorium Mekanika Tanah

Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik


Universitas Indonesia

Anggota Kelompok : 1. Annisa Firdaus (1506736770)


2. Dira Alifa (1506733283)
3. Muhammad Noval I (1506673933)
Kelompok : L9
Hari/Tanggal Praktikum : Minggu, 25 September 2016
Judul Praktikum : Triaxial UU (Unconsolidated-Undrained) Test
Nama Asisten : Briman Sitorus
Nilai : Paraf :

10.1 Standar Acuan

ASTM D 2850 Standard Test Method for Unconsolidated-


Undrained Triaxial Compression Test on Cohesive Soils
SNI 03-4813-1998 Rev. 2004 Cara uji triaksial untuk tanah kohesif
dalam keadaan tidak terkonsolidasi dan tidak terdrainase (UU)

10.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

Untuk mengetahui parameter kuat geser tak terdrainasi suatu tanah


(undrained shear strength), yaitu berupa sudut geser tanah () dan
nilai kohesi (c).

10.3 Alat-alat dan Bahan

a. Alat

Unit mesin Triaxial Test

Alat untuk memasang membran karet pada tanah uji

Pompa penghisap

Membran karet untuk membungkus tanah uji

Cetakan contoh tanah uji

Jangka sorong dengan ketelitian 0,01 mm

1
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Extruder besar

Extruder kecil

Spatula

Timbangan dengan ketelitian 0,01 gr

Can

Oven

b. Bahan

Sampel tanah undisturbed (sampel tanah tak terganggu)

10.4 Teori dan Rumus yang Digunakan

Salah satu tujuan dari pengujian ini adalah untuk menentukan


parameter kuat geser tanah. Parameter ini didefinisikan dengan
persamaan umum Coulomb:

DDimana:

= kuat geser (kPa, ksf, psi, dll)

c = kohesi tanah atau adhesi antar partikel (kPa, ksf, dll)


n = tegangan normal (kPa, ksf, dll)
= sudut geser dalam ()

Persamaan 10.1 merupakan parameter kuat geser pada

2
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

kondisi tegangan total (total stress). Tanah yang diberikan


penambahan beban akan mengalami kenaikan tegangan air pori, u.
Apabila kenaikan tegangan air pori ini dihilangkan, maka didapatkan
persamaan kuat geser tanah pada kondisi tegangan efektif (effective
stress), seperti persamaan 10.2 berikut.

.
NNilai tegangan efektif merupakan parameter kuat geser tanah yang
sebenarnya.
Ada tiga macam Triaxial Test:
1. Uncosildated Undrined Test ( UU)
Pada percobaan ini air tidak diperbolehkan mengalir dari
sampel tanah. Tegangan air pori biasanya tidak diukur
padapercobaan semacam ini. Dengan demikian hanya
kekuatan geser UNDRAINED (Undrained Shear Strength)
yang dapat ditentukan.
2. Consolidated Undrained Test (CU)
Pada percobaan ini sampel tanah diberikan tegangan normal dan
air diperbolehkan mengalir dari sampel. Tegangan normal ini
bekerja sampai konsolidasi selesai, yaitu sampai tidak terjadi
lagi perubahan pada isi sampel tanah. Kemudian jalan air dari
sampel ditutup dan sampel diberikan tegangan geser secara
undrained (tertutup). Tegangan normal masih tetap bekerja,
biasanya tegangan air pori diukur selama tegangan geser
diberikan.
3. Drained Test (DC)
Pada percobaan ini sampel tanah diberi tegangan normal dan air
diperbolehkan mengalir sampai konsolidasi selesai. Kemudian
tegangan geser diberikan dengan kata lain pergeseran dilakukan
secara drained (terbuka). Untuk menjaga tekanan air pori tetap

3
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

nol, maka kecepatan percobaan harus lambat (dalam hal ini juga
tergantung koefisien permeabilitas).

Pada percobaan ini, percobaan yang akan dilakukan adalah


Uncosildated Undrined Test ( UU). Rumus-rumus yang digunakan
adalah sebagai berikut:

dimana: `
1 = Tegangan vertikal yang diberikan
3 = Tegangan horizontal
k = Kalibrasi dari proving ring
A0 = Luas sampel tanah awal
L = Perubahan panjang sampel awal
L0 = Panjang sampel tanah awal
M = Pembacaan proving ring maksimum

Dengan Diagram Mohr, hubungan sudut geser tanah, tegangan, dan


gaya geser dapat digambarkan:

4
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Gambar 1 Diagram mohr untuk mencari nilai kohesi (c) dan


sudut geser ().

Dari percobaan Triaxial ini diketahui tiga jenis keruntuhan dari tanah
uji, sbb:

1. General Shear Failure

Penambahan beban pada pondasi diikuti oleh penurunan pondasi


tersebut. Pada pembebanan mencapai qu maka terjadi keruntuhan
tiba-tiba yang diikuti oleh perluasan keruntuhan permukaan
sampai ke bawah permukaan.

5
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Gambar 2 Grafik hubungan q vs settlement, terlihat puncak yang


jelas
2. Local Shear Failure

Pada keadaan lain jika pondasi masih dapat memikul beban


setelah tercapai qu, walaupun terjadi penurunan permukaan tiba-
tiba. Pada grafik hubungan q vs settlement tidak terlihat puncak
yang jelas.

Gambar 3 Grafik hubungan q vs settlement, tidak terlihat puncak


yang jelas

3. Punching Shear Failure

6
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Pada pondasi yang didukung oleh tanah yang agak lepas setelah
tercapainya qu, maka grafik hubungan q vs settlement bisa
digambarkan mendekati linear.

Gambar 4 Grafik hubungan q vs settlement, mendekati linear


Saat nilai sudut geser tanah sudah didapatkan, maka jenis tanah tersebut
dapat ditentukan berdasarkan tabel berikut

Tabel 1 Nilai kohesi untuk beberapa tipe tanah

Tabel 2 Sudut geser untuk beberapa tipe tanah

7
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

8
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

10.5 Prosedur Praktikum

10.5.1 Persiapan

1. Mengeluarkan sampel tanah undisturbed dari tabung


2. Memasukkannya ke dalam cetakan silinder uji (dengan menggunakan
extruder besar) dan memotongnya dengan gergaji kawat.

3. Meratakan kedua ujung sampel tanah di dalam silinder uji


dengan menggunakan spatula.

4. Mengeluarkan sampel uji dari silinder uji dengan extruder kecil.

5. Timbang berat awal sampel tanah tersebut.

10.5.2 Jalannya Praktikum

1. Memasang membran karet pada sampel dengan menggunakan


alat penghisap
2. Memasukkan sampel tanah ke dalam sel Triaxial, dan menutupnya dengan
rapat
3. Memasang sel triaksial pada unit mesin Triaxial.

4. Memutar tuas mesin triaxial hingga dial LDR bergerak

5. Menarik tuas sampai tidak bisa berputar lagi.

6. Mengisi sel Triaxial dengan air bersamaan dengan membuka


katup udara sampai air penuh dengan memberi tegangan
minimum pada tabung tersebut.

7. Menutup katup udara saat air mulai keluar dari sel triaxial.

8. Menentukan tekanan minimum


9. Menyalakan mesin dan makukan pembacaan Load Dial
10. Setiap penurunan 25 pada DDR, LDR dibaca dan mencatat
nilainya

11. Menghentikan mesin saat nilai LDR tetap sama tiga kali berturut-
turut dan bahkan turun.

9
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

12. Melepaskan sample tanah dari sel triaxial dan mengamati


keruntuhan pada sample tanah tersebut
13. Setelah selesai, masukkan sampel uji ke oven untuk mencari kadar air.
14. Mengukur dimensi sampel tanah (L = 2-3 D )
15. Setelah kurang lebih 24jam, keluarkan sample dari oven dan ukur
beratnya.

10.6 Pengolahan Data

10.6.1 Data Praktikum

d1 = 3,695 cm
3,695+3,545+ 3,530
d2 =3,545 cm Diameter mould = 3 = 3,59 cm

d3 = 3,530 cm
t1 = 7,26 cm
t 2 = 7,18 cm 7,26+ 7,18+7,015
Diameter mould = 3 = 7,15 cm

t 3 = 7,015 cm

LRC = 0.148 kg/cm2


Berat tanah basah
Sample 1 = 125.93 gram
Sample 2 = 124.63 gram
Sample 3 = 123.15 gram
Berat tanah kering + can
Sample 1 = 111.98 gram
Sample 2 = 95.59 gram
Sample 3 = 91.98 gram
Berat can
Sample 1 = 21.66 gram

10
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Sample 2 = 8.17 gram


Sample 3 = 9.89 gram

Tabel 3 Data Pengamatan

= 0.6 = 0.8 =1
DDR kg/cm2 kg/cm2 kg/cm2
LDR LDR LDR
25 20 24 20
50 34 50 40
75 46 74 59
100 57 98 77
125 67 115 93
150 78 127 103
175 88 133 122
200 94 138 130
225 100 141 137
250 102 142 147
275 105 143 152
300 106 144 156
325 107 145 159
350 108 146 161
375 109 146 163
400 110 146 164
425 110.5 146 166
450 111 147 167
475 111.5 146 165
500 112 146 166
525 112.5 146 165
550 112 146 165
575 111.5 146 164
600 - 145 -

11
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

10.6.2 Perhitungan

A = 1/4 D2 = x 3.14 x (3.54)2


= 9.83 cm2
V = A L0 = 9.83 cm2 x 7.645 cm = 75.15 cm3
Kadar air
W wetW dry
w= x 100
W dry
125.93(111.9821.66)
= (111.9821.66) x 100%

= 39.42%

Tabel 4 Perbandingan Kadar Air Sample

Sample 1 Sample 2 Sample 3


W 39.42% 42.56% 50.02%

Massa jenis dan berat jenis


Wwet
= V (gram/cm3) = .g (N/m3) ; g = 9.8 m/s2

125.93 gram
= 75.15 cm 3 = 1.675 x 9.8

= 1.675 gram/cm3 = 16.415 mN/cm3

Tabel 5 Perbandingan Berat Jenis Sample

Sample 1 Sample 2 Sample 3

1.675 1.658 1.638

16.415 16.248 16.052

1.675+1.658+ 1.638
rata-rata = 3 = 1.657 gram/cm3
16.415+16.248+16.052
rata-rata = 3 = 16.238 mN/cm3

12
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Tegangan normal
L = DDR/1000 = LRC x (LDR/A)
= L/Lo 1 = + 3
A = Ao/1

Sample 1 (3 = 0.6 kg/cm2)


Tabel 6 Pengolahan Data Sample 1

L 1 A0 A' 1

0.025 0.0033 0.99673 9.83 9.862251 0.3001 0.900134


0.05 0.0065 0.99346 9.83 9.894714 0.5086 1.108554
0.075 0.0098 0.99019 9.83 9.927391 0.6858 1.285779
0.1 0.0131 0.98692 9.83 9.960285 0.847 1.446964
0.125 0.0164 0.983649 9.83 9.993398 0.9923 1.592255
0.15 0.0196 0.980379 9.83 10.02673 1.1513 1.751322
0.175 0.0229 0.977109 9.83 10.06029 1.2946 1.894595
0.2 0.0262 0.973839 9.83 10.09407 1.3782 1.978235
0.225 0.0294 0.970569 9.83 10.12808 1.4613 2.061284
0.25 0.0327 0.967299 9.83 10.16232 1.4855 2.085488
0.275 0.036 0.964029 9.83 10.19679 1.524 2.124009
0.3 0.0392 0.960759 9.83 10.2315 1.5333 2.133304
0.325 0.0425 0.957489 9.83 10.26644 1.5425 2.142501
0.35 0.0458 0.954218 9.83 10.30162 1.5516 2.1516
0.375 0.0491 0.950948 9.83 10.33705 1.5606 2.1606
0.4 0.0523 0.947678 9.83 10.37272 1.5695 2.169502
0.425 0.0556 0.944408 9.83 10.40864 1.5712 2.171195
0.45 0.0589 0.941138 9.83 10.4448 1.5728 2.17284
0.475 0.0621 0.937868 9.83 10.48122 1.5744 2.174435
0.5 0.0654 0.934598 9.83 10.51789 1.576 2.175981
0.525 0.0687 0.931328 9.83 10.55482 1.5775 2.177478
0.55 0.0719 0.928058 9.83 10.59202 1.565 2.164952
0.575 0.0752 0.924787 9.83 10.62947 1.5525 2.152476
13
0.6 0.0785 0.921517 9.83 10.66719 - -
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Sample 2 (3 = 0.8 kg/cm2)

Tabel 7 Pengolahan Data Sample 2

L 1- A0 A' 1

0.025 0.0033 0.99673 9.83 9.862251 0.360161 1.160161


0.05 0.0065 0.99346 9.83 9.894714 0.747874 1.547874
0.075 0.0098 0.99019 9.83 9.927391 1.10321 1.90321
0.1 0.0131 0.98692 9.83 9.960285 1.456183 2.256183
0.125 0.0164 0.983649 9.83 9.993398 1.703124 2.503124
0.15 0.0196 0.980379 9.83 10.02673 1.874589 2.674589
0.175 0.0229 0.977109 9.83 10.06029 1.956604 2.756604
0.2 0.0262 0.973839 9.83 10.09407 2.023366 2.823366
0.225 0.0294 0.970569 9.83 10.12808 2.06041 2.86041
0.25 0.0327 0.967299 9.83 10.16232 2.068032 2.868032
0.275 0.036 0.964029 9.83 10.19679 2.075555 2.875555
0.3 0.0392 0.960759 9.83 10.2315 2.08298 2.88298
0.325 0.0425 0.957489 9.83 10.26644 2.090306 2.890306
0.35 0.0458 0.954218 9.83 10.30162 2.097533 2.897533
0.375 0.0491 0.950948 9.83 10.33705 2.090345 2.890345
0.4 0.0523 0.947678 9.83 10.37272 2.083157 2.883157
0.425 0.0556 0.944408 9.83 10.40864 2.075969 2.875969
0.45 0.0589 0.941138 9.83 10.4448 2.08295 2.88295
0.475 0.0621 0.937868 9.83 10.48122 2.061592 2.861592
0.5 0.0654 0.934598 9.83 10.51789 2.054404 2.854404
0.525 0.0687 0.931328 9.83 10.55482 2.047215 2.847215
0.55 0.0719 0.928058 9.83 10.59202 2.040027 2.840027
0.575 0.0752 0.924787 9.83 10.62947 2.032839 2.832839
0.6 0.0785 0.921517 9.83 10.66719 2.011776 2.811776

14
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

15
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Sample 3 (3 = 1 kg/cm2)
Tabel 8 Pengolahan Data Sample 3

L 1- A0 A' 1

0.025 0.0033 0.99673 9.83 9.862251 0.300134 1.300134


0.05 0.0065 0.99346 9.83 9.894714 0.598299 1.598299
0.075 0.0098 0.99019 9.83 9.927391 0.879587 1.879587
0.1 0.0131 0.98692 9.83 9.960285 1.144144 2.144144
0.125 0.0164 0.983649 9.83 9.993398 1.377309 2.377309
0.15 0.0196 0.980379 9.83 10.02673 1.520336 2.520336
0.175 0.0229 0.977109 9.83 10.06029 1.79478 2.79478
0.2 0.0262 0.973839 9.83 10.09407 1.90607 2.90607
0.225 0.0294 0.970569 9.83 10.12808 2.001959 3.001959
0.25 0.0327 0.967299 9.83 10.16232 2.14085 3.14085
0.275 0.036 0.964029 9.83 10.19679 2.206184 3.206184
0.3 0.0392 0.960759 9.83 10.2315 2.256561 3.256561
0.325 0.0425 0.957489 9.83 10.26644 2.292128 3.292128
0.35 0.0458 0.954218 9.83 10.30162 2.313033 3.313033
0.375 0.0491 0.950948 9.83 10.33705 2.333741 3.333741
0.4 0.0523 0.947678 9.83 10.37272 2.339984 3.339984
0.425 0.0556 0.944408 9.83 10.40864 2.360348 3.360348
0.45 0.0589 0.941138 9.83 10.4448 2.366345 3.366345
0.475 0.0621 0.937868 9.83 10.48122 2.329881 3.329881
0.5 0.0654 0.934598 9.83 10.51789 2.335829 3.335829
0.525 0.0687 0.931328 9.83 10.55482 2.313634 3.313634
0.55 0.0719 0.928058 9.83 10.59202 2.30551 3.30551
0.575 0.0752 0.924787 9.83 10.62947 2.283463 3.283463
0.6 0.0785 0.921517 9.83 10.66719 - -

16
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

17
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Diagram Mohr

Gambar 5. Diagram Mohr untuk menentukan sudut


geser () dan nilai kohesi tanah sample

Dari Diagram Mohr tersebut didapat nilai sudut geser ( ) sebesar


22 dan nilai kohesi sebesar 0.038. Sehingga tegangaan efektif dapat dicari
dengan

= 45 + 2
22
Sample 1 = 45 + 2 2 = 45 + 11 = 56
Sample
1+ 3 1 3 1+ 3 1 3
n = 2 + 2 cos 2 n = 2 + 2 cos 2

2.1775+ 0.6 2.8975+ 0.8


= 2 + = 2 +

2.1775 0.6 2.8975 0.8


2 cos 2.56 2 cos 2.56

Sample 3
1+ 3 1 3
n = 2 + 2 cos 2

3.3663+1 3.36631
= 2 + 2 cos

2.56

18
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Sample 1 Sample 2 Sample 3


1 3 1 3 1 3
n = 2 sin 2 n = 2 sin 2 n = 2 sin

2
2.1775 0.6 2.8975 0.8
= 2 sin = 2 sin 3.36631
= 2
2.56 2.56
sin 2.56
= 0.788 x 0.93 = 1.04875 x 0.93

Grafik Perbandingan Antara Regangan dengan Deviator Stress


2.5
2
1.5
1
0.5
0 Sample 1

Sample 2
Sample 3

19
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

10.7 Analisa

10.7.1 Analisa Percobaan

Percobaan Triaxial UU ( Uncosolidated-Undrained Test ini


bertujuan untuk menentukan nilai kohesi serta sudut geser suatu sample
tanah. Tanah yang digunakan adalah sample tanah tidak terganggu
(undisturbed). Pengambilan sampel tanah tidak terganggu dapat dilakukan
dengan menggunakan tabung baja tipis (ASTM D 1587). Terdapat tiga
buah sample tanah yang diuji pada percobaan ini. Ketiganya dibedakan
berdasarkan besar tegangan minimum yang diberikan. Tegangan minimum
yang diberikan sebesar 0.6 kg/cm2, 0.8 kg/cm2, dan 1.0 kg/cm2.

Sebelum melakukan pengujian menggunakan mesin triaxial,


sample tanah harus dipersiapkan terlebih dahulu. Pertama adalah
mengeluarkan tanah yang ada dalam tabung panjang ke mould yang lebih
kecil menggunakan extruder besar. Caranya adalah dengan memasang
cetakan silinder untuk pengambilan sample diatas tabung besar yang berisi
sample tanah yang telah terpasang pada extruder besar kemudian
menginjak pedal pada extruder besar sampai tanah masuk ke cetakan
silinder sampai jumlah sample yang masuk melebihi cetakan silinder. Hal
ini dilakukan untuk berjaga-jaga karena apabila diambil dengan jumlah
yang pas, saat dilakukan perataan sample maka jumlah sample akan kurang.
Kemudian sisa kelebihan tanah tersebut dipotong menggunakan kawat
gergaji. Penggunaan kawat gergaji ini dilakukan karena struktur tanah tidak
begitu keras dan mempercepat proses pemotongan daripada menggunakan
pisau. Setelah itu kedua ujung tanah dihaluskan menggunakan bantuan
spatula dan vaselin. Saat sample tanah sudah terlihat rata, maka sample
tanah tersebut dikeluarkan dari mould tadi menggunakan extruder yang
lebih kecil dengan cara memasang cetakan silinder pada extruder kecil dan
memutar tuas sampai sample tanah keluar. Setelah itu praktikan menimbang
berat dari sample tanah tersebut

20
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Setelah tanah sudah melalui tahap persiapan, maka tanah akan


memasuki tahap pengujian menggunakan mesin triaxial. Awalnya,
praktikan memasukkan sample tanah ke dalam sebuah membran karet
menggunakan alat penghisap. Sample dimasukkan ke dalam membran karet
agar sample tanah terbungkus dan tidak terjadi kebocoran. untuk
memasukkan sample digunakan alat penghisap. Alat penghisap yang
digunakan manual sehingga praktikan harus menghisap melalui sebuah pipa
kecil yang dihubungkan dengan membran karet tersebut. Setelah tanah
masuk ke dalam membran karet, tanah dapat dimasukkan ke dalam mesin
triaxial dan diberi pembebanan berupa silinder kaca kemudian ditutup
rapat. Setelah rapat, tuas pada mesin triaxial diputar untuk melihat
pergerakan dial LDR. Setelah itu tuas harus ditarik agar saat pengujian,
mesin triaxial dalam keadaan terkunci. Kemudian praktikan mengisi sel
triaxial dengan air dengan kondisi diberikan tekanan minimum dan katup
atas dalam keadaan terbuka agar udara bisa keluar dan isi sel triaxial
digantikan oleh air. Saat air sudah penuh, praktikan harus menutup katup
yang terbuka tadi agar air yang di dalamnya tidak menyembur keluar.
Kemudian praktikan dapat menyalakan mesin triaxial dan memberikan
tegangan minumum yang bervariasi pada satu per satu sample tanah.

Sebelum memulai pengukuran, praktikan melakukan kalibrasi


terhadap dial LDR dan DDR. kemudian pembacaan mulai dilakukan.
Metodenya adalah setiap dial DDR bergerak skala 25, dial LDR dibaca satu
kali. Praktikan membaca dial LDR sampai batas maksimum, yaitu nilai
LDR tetap selama tiga kali pengukuran berturut-turut kemudian nilainya
turun. Apabila terjadi keadaan seperti hal tersebut, praktikan menghentikan
pengukuran dan mengembalikan tegangan pada nilai awal. Setelah itu
mesin dimatikan dan praktikan mengeluarkan sample tanah dari sel triaxial
serta mengamati keruntuhan yang terjadi. Setelah diamati, praktikan
meletakkan sample tanah pada can dan memasukkannya pada oven. Setelah
kurang lebih selama 24 jam, sample tanah bisa dikeluarkan dan dihitung
kadar airnya.

21
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

10.7.2 Analisa Hasil dan Grafik

Dari hasil pengujian ini didapatkan nilai sudut geser dan serta nilai
kohesi. Dari nilai-nilai tersebut tegangan efektif setiap sample dapat dicari
dan tipe keruntuhan tanah tersebut bisa ditentukan. Untuk menentukan nilai
kohesi dan sudut geser, praktikan menggunakan metode Diagram Mohr.
Diagram Mohr digambarkan dalam bidang x-y dimana sumbu x adalah nilai
tegangan dan sumbu y adalah nilai kohesi. Pengerjaan Diagram Mohr
dilakukan dengan menggambar busur dari titik tegangan maksimum dan
minimum. Dari tiga busur yang didapat dari tiga sample, ditarik sebuah
garis singgung antara minimal dua busur yang dibuat. Hasilnya
perpanjangan garis akan memotong sumbu y dan membentuk sudut .
Sudut tersebut adalah sudut geser tanah dan jarak titik potong titik asal ke
perpotongan garis dengan sumbu y adalah nilai kohesinya. Nilai sudut
geser tersebut berhubungan dengan plastisitas tanah. Semakin kecil
sudutnya, maka semakin tinggi nilai indeks plastisitas tanah tersebut. Dari
diagram mohr didapatkan nilai sudut geser dan serta nilai kohesi dari
sample tanah berturut-turut sebesar 0.38 dan 22. Dari analisa tabel sudut
geser dan nilai kohesi di bawah ini didapatkan bahwa jenis tanah sample ini
adalah tanah lempung dengan plastisitas sedang (sudut geser berada
diantara tanah lempung berplastisitas tinggi dan rendah)

Tabel 9 Sudut Geser Beberapa Tipe Tanah

Tabel 10 Nilai Kohesi Beberapa Tipe Tanah

22
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Selain mendapatkan nilai sudut geser dan kohesi. Praktikan juga mendapat
nilai massa jenis tanah tersebut sebesar 1.657 gram/cm 3 dan berat jenisnya
sebesar 16.238 mN/cm3. Untuk kadar airnya , bisa dilihat pada gambar
berikut

Sample 1 Sample 2 Sample 3


W 39.42% 42.56% 50.02%

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa semakin besar tegangan yang
diberikan maka semakin besar pula kadar air dari sample tersebut. Hal
tersebut terjadi karena semakin besar tegangan yang diberikan, maka tanah
tersebut akan semakin kuat menjaga kadar air di dalamnya. Hal ini juga
dipengaruhi olehh gaya-gaya adhesi dan kohesi serta gravitasi.

Grafik yang didapatkan adalah grafik perbandingan antara besar


regangan dengan deviator stress. Hasil kurva menunjukan nilai regangan
perlahan-lahan naik kemudian hampir membentuk sebuah garis lurus
mendatar sehingga nilai puncak regangan tidak terlihat dengan jelas.
Keadaan tersebut menunnjukan bahwa jenis keruntuhan dari tanah ini
adalah tipe Local Shea Failure. Keruntuhan tipe ini menandakan tanah
masih dapat menerima beban setelah tercapainya titik regangan maksimum
walaupun terjadi penurunan permukaan secara tiba-tiba.

23
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

10.7.3 Analisa Kesalahan

Kesalahan kesalahan yang terjadi dalam praktikum ini antara lain

1. Kurangnya ketelitian praktikan dalam pembacaan dial LDR


2. Saat pembuatan diagram mohr tidak didapatkan titik yang
sangat presesi, sehingga nilai kohesi yang didapat
seharusnya tidak bulat 0.38
3. Pengkalibrasian alat yang kurang benar sehingga
memungkinkan kesalahan terhadap nilai yang di dapatkan.
4. Kemungkinan terjadi aliran air yang keluar ataupun masuk
pada membran karet sehingga mengganggu cara kerja alat
dan jalannya praktikum

10.8 Kesimpulan

1. Semakin besar tegangan yang diberikan maka semakin besar pula kadar
air dari sample tersebut.
2. Setiap tanah memiliki kekuatan maksimum untuk menahan beban dan
nilanya merupakan perbandingan antara tegangan dan regangan.
3. Besar sudut geser suatu tanah mempengaruhi tingkat keruntuhan tanah
tersebut.
4. Jenis keruntuhan tanah ini adalah tipe Local Shear Failure.
5. Nilai kohesi dari tanah ini sebesar 0.38 dan sudut gesernya adalah 22
6. Jenis tanah dalam pengukuran ini adalah tanah lempung dengan
plastisitas sedang.

10.9 Aplikasi

Kekuatan geser diperlukan untuk mengamati stabilitas massa tanah.


Apabila suatu titik memiliki pada massa tanah memiliki kekuatan geser dan
tegangan geser yang sama maka tanah tersebut akan mengalami keruntuhan.
Parameter-parameter yang digunakan untuk menentukan kekuatan geser suatu
tanah antara lain kohesi dan sudut geser. Jadi, sudut geser dan kohesi digunakan
untuk mengukur berapa kekuatan maksimal tanah mendapat beban agar tanah
tersebut tidak runtuh.

24
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

10.10 Referensi

Laboratorium Mekanika Tanah. (2015). Buku Panduan Praktikum


Mekanika Tanah. Depok: Departemen Teknik Sipil Universitas
Indonesia.

Craig, R. (1989). Mekanika Tanah. Erlangga.

Data dan Analisa Tanah. Diakses online di http://eprints.undip.ac.id/


Tanggal 30 September 2016 23.00 WIB
Appendix. Diakses online di
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34318/1/Appendix.p
df Tanggal 30 September 23.15 WIB

25
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Lampiran

Gambar 7. Memasukkan sample


Gambar 6. Mengukur massa ke dalam membran karet
sample

Gambar 8. Mengisi mesin


triaxial dengan air Gambar 9. Mengatur tegangan
minimum yang akan diberikan

26
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Gambar 11. Menurunkan tekanan


Gambar 10. Melakukan pembacaan dan mematikan mesin triaxial
dial LDR

Gambar 12. Melakukan pengamatan


keruntuhan sample tanah

27

Anda mungkin juga menyukai