Anda di halaman 1dari 47

A.

PENDAHULUAN

Permasalahan daya dukung tanah dalam hal ini keruntuhan tanah akibat

geser menjadi hal yang penting untuk di tinjau agar stabilitas bangunan akibat

keruntuhan geser tanah dapat dihindarkan. Salah satu alat pengujian lapangan yang

sering digunakan untuk mengestimasi daya dukung tanah yakni dengan alat Dutch

Cone Penetratin Test (Sondir test), dimana nilai hambatan konus (qc, kg/cm2) dari

pengujian ini dapat dikorelasikan dengan daya dukung tanah dengan beberapa

formula empiris hasil penelitian yang sering digunakan oleh praktisi di lapangan

dalam memperkirankan nilai daya dukung tanah.

Pengujian dilaksanakan berdasarkan kerjasama antara PUSAT

UNGGULAN ILMU TEKNIK SIPIL TERAPAN (PULITSER) dengan

Laboratorium Uji Tanah dan Bahan Program Pendidikan Vokasi Universitas

Halu Oleo Kendari, dilakukan pengujian tanah lapangan dengan alat sondir di

lokasi proyek sebanyak 2 (dua) titik dan pengujian Test Pit sebanyak 1 (satu) titik

pengujian. Dimana pengujian dilaksanakan selama 1 (satu) hari yakni pada tanggal

18 Januari 2023.

Adapun laporan ini menyajikan gambaran kondisi geoteknis lokasi

Pekerjaan Upgrading Sarana Penyaluran Truckloading & Pembangunan Gedung

Laboratorium dan Gedung Arsip Fuel Terminal Kendari berdasarkan interpretasi

pengujian tanah di lapangan dengan alat sondir.

Pekerjaan Upgrading Sarana Penyaluran Truckloading & Pembangunan Gedung Laboratorium dan Gedung
Arsip Fuel Terminal Kendari

1
B. MAKSUD DAN TUJUAN

Kegiatan penyelidikan ini dilaksanakan untuk mendapatkan gambaran

kondisi geoteknis tanah di lokasi pekerjaan Pekerjaan Upgrading Sarana

Penyaluran Truckloading & Pembangunan Gedung Laboratorium dan Gedung

Arsip Fuel Terminal Kendari di Kec. Kendari, Kota Kendari. Selanjutnya data hasil

penyelidikan ini disampaikan sebagai dasar dan bahan pertimbangan serta

acuan dalam tahapan perencanaan lebih lanjut.

Tujuan penyelidikan tanah di lapangan dengan Sondir yakni memperoleh

informasi geoteknis dalam hal ini kekuatan struktur lapisan tanah berdasarkan

interpretasi nilai hambatan konus (qc, kg/cm2), sedangkan pengujian tanah dengan

test pit terkait pekerjaan ini yakni untuk memperoleh gambaran yang jelas

mengenai material properties, jenis dan tebal lapisannya dan informasi lainnya

seperti air tanah.

Untuk pengujian tanah di Laboratorium terhadap UDS dan DS dari hasil

Test Pit, bertujuan untuk mengetahusi index properties dan engineering properties

struktur lapisan tanah di lokasi pengujian.

C. LINGKUP PEKERJAAN

Berdasarkan permintaan Pertamina Patra Niaga Region VII Sulawesi,

lingkup pekerjaan penyelidikan tanah dengan sondir yakni sebagai berikut:

1. Pengujian tanah dengan sondir.

- Pengujian sondir di lokasi rencana yakni sebanyak 2 (dua) titik pengujian,

Pekerjaan Upgrading Sarana Penyaluran Truckloading & Pembangunan Gedung Laboratorium dan Gedung
Arsip Fuel Terminal Kendari

2
- output data pengujian sondir dalam hal ini nilai hambatan konus dan

friction,

- evaluasi hasil pengujian sondir dalam bentuk tabel dan grafik,

- dokumentasi pelaksanaan pengujian.

2. Pembuatan lubang test pit

- Pembuatan lubang 1 (satu) titik test pit dengan ukuran 1 m x 1 m dan

kedalaman 1,5m

- pengambilan contoh tanah (DS atau UDS).

- deskripsi kondisi geoteknis.

Sedangkan lingkup pengujian index properties dan engineering properties

tanah di laboratorium terhadap DS dan UDS yakni sebagai berikut :

1. Berat jenis,

2. pengujian distribusi ukuran butiran tanah,

3. pengujian batas-batas konsistensi tanah,

4. pengujian kuat geser langsung,

5. pengujian kuat tekan bebas.

D. PROSEDUR PELAKSANAAN PENGUJIAN

Seperti dalam penjelasan sebelumnya, pelaksanaan pengujian tanah dengan

Sondir paket pekerjaan Pekerjaan Upgrading Sarana Penyaluran Truckloading &

Pembangunan Gedung Laboratorium dan Gedung Arsip Fuel Terminal Kendari di

Pekerjaan Upgrading Sarana Penyaluran Truckloading & Pembangunan Gedung Laboratorium dan Gedung
Arsip Fuel Terminal Kendari

3
Kec. Kendari, Kota Kendari, dilakukan selama 1 (satu) hari. Adapun denah titik

pengujian disajikan pada Gambar 1. Penjelasan secara terkait pelaksanaan

pengujian tanah, akan dijelaskan secara spesifik pada sub bab berikut.

Pekerjaan Upgrading Sarana Penyaluran Truckloading & Pembangunan Gedung Laboratorium dan Gedung
Arsip Fuel Terminal Kendari

4
Gambar 1. Denah titik pengujian

Pekerjaan Upgrading Sarana Penyaluran Truckloading & Pembangunan Gedung Laboratorium dan Gedung Arsip Fuel Terminal Kendari

5
1. Prosedur Pelaksanaan Pengujian Tanah di Lapangan

Adapun prosedur pelaksanaan pengujian tanah dilapangan akan dijelaskan

secara spesifik sebagai berikut.

a. Dutch Cone Penetration Test (DCPT) / Sondir

Metode pengujian yang digunakan dalam penyelidikan ini didasarkan pada

standarisasi pengujian alat Dutch Cone Penetration Test (DCPT) / Sondir yakni

mengikuti ketentuan SNI 2827-2008. Alat yang digunakan dalam penyelidikan ini

yakni buatan PT. Mektan Babakan Tujuh Utama (MBT) Bandung dengan

kapasitas 2.5 ton yang dilengkapi dengan “Adhesion Jacket Cone“. Spesifikasi

alat penetrasi DCPT yang digunakan takni sebagai berikut :

- Luas konus = 10 cm2

- Sudut puncak kerucut konus = 60 derajat

- Luas mantel (selimut konus) = 150 cm2

- Luas piston penekan = 10 cm

Pekerjaan Upgrading Sarana Penyaluran Truckloading & Pembangunan Gedung Laboratorium dan Gedung
Arsip Fuel Terminal Kendari

6
Dalam pelaksanaannya, alat sondir kapasitas 2,5 ton nilai bacaan hambatan

konus (cone resistance) maksimal yakni 250 kg/cm2. Dimana penyondiran akan

dilakukan hingga mencapai kedalaman permukaan tanah keras qc > 150 kg/cm2 (di

dasarkan usulan Terzaghi dan Peck, 1948 dimana untuk lempung/lanau qc > 120

kg/cm2), atau jika kedalaman sondir telah mencapai 20 meter dan lapisan tanah keras

belum ditemukan, maka pekerjaan sondir dihentikan. Selanjutnya pembacaan local

friction (fs) dilakukan pada setiap interval kedalam 0,2 m, begitu juga dengan

hambatan konus (qc). Adapun alat sondir yang digunakan disajikan pada

Gambar 2.

Gambar 2. Alat Dutch Cone Penetration Test /Sondir

Pekerjaan Upgrading Sarana Penyaluran Truckloading & Pembangunan Gedung Laboratorium dan Gedung
Arsip Fuel Terminal Kendari

7
b. Test Pit

Test Pit dilaksanakan utuhan untuk mengetahui kondisi lapisan tanah dalam

yang ada, jumlah titik pengujian yakni 1 (satu) titik. Adapun prosedur pengujian ini

didasarkan pada metode SNI 03-6376-2000 sebagai berikut :

- Test pit atau sumur uji akan dibuat pada lokasi sumber bahan timbunan (borrow

area) dengan maksud untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai

material properties, jenis dan tebalnya lapisan, hingga dapat untuk menghitung

volume bahan yang tersedia.

- Galian test pit (sumur uji) akan dilaksanakan untuk menentukan pembagian

lapisan tanah dan mengambil contoh tanah untuk pengujian laboratorium.

- Beri tanda dipermukaan tanah ukuran lubang yang akan digali.

- Lakukan penggalian pada tanah sesuai dengan tanda yang telah dibuat.

- Peralatan utama yang akan digunakan adalah peralatan untuk penggalian seperti

cangkul, sekop, ganco dan linggis; pita ukur dan peralatan geologi seperti

kompas dan palu geologi; serta peralatan untuk pengambilan contoh tanah.

- Penggalian sumuran uji akan dibuat dengan ukuran 1 m x 1 m dan dengan

kedalaman 1,5 m.

- Bahan yang dikeluarkan dari galian akan dikumpulkan disekitar sumuran uji

untuk mengetahui jenis bahan pada kedalaman tertentu.

- Agar pengambilan contoh dan klasifikasi tanah dapat dilakukan dengan baik,

maka dasar dari sumuran uji akan dibuat horisontal.

- Bila dinding galian mudah runtuh hingga menyulitkan dalam pekerjaan

penggalian, maka akan dipasang dinding penahan dari papan.

Pekerjaan Upgrading Sarana Penyaluran Truckloading & Pembangunan Gedung Laboratorium dan Gedung
Arsip Fuel Terminal Kendari

8
- Jika kedalaman spesifikasi tidak tercapai, maka penggalian akan dihentikan bila

telah dijumpai lapisan keras dan diperkirakan benar-benar keras disekeliling

lokasi tersebut, atau bila dijumpai rembesan air tanah yang cukup besar yang

sulit diatasi dengan peralatan pompa sederhana di lapangan.

- Setelah penggalian sumuran selesai, pengambilan sampel dari lapisan tanah

yang ada dan pengambilan foto akan dilaksanakan.

2. Prosedur Pelaksanaan Pengujian Tanah di Laboratorium

Pelaksanaan pengujian tanah di Laboratorium terhadap sampel tanah

Undisturb dan Disturb dilaksanakan selama 3 (tiga) hari, mulai Tanggal 24 Januari

sampai dengan 28 Januari 2023. Adapun pelaksanaan pengujian tanah di

Laboratorium disajikan secara spesifik pada sub bab berikut.

a. Prosedur Pelaksanaan Pengujian Berat Jenis Tanah

Pengujian berat jenis tanah (Spesific Gravity) merupakan perbandingan

antara massa butir-butir dengan massa air destilasi di udara dengan volume yang

sama dan temperatur tertentu. Biasanya diambil pada temperatur 27,50 C, dimana

metode pengujian berdasarkan ASTM D 854-02. Adapun prosedur pelaksanan

pengujian sebagai berikut :

- Piknometer dibersihkan luar-dalam dan dikeringkan, kemudian ditimbang

(=M1).

- Contoh tanah dihancurkan pada cawan porselen dengan menggunakan

pastel, kemudian dikeringkan dalam oven.

Pekerjaan Upgrading Sarana Penyaluran Truckloading & Pembangunan Gedung Laboratorium dan Gedung
Arsip Fuel Terminal Kendari

9
- Ambil tanah kering dalam oven dan langsung diinginkan dalam desikator.

Setelah dingin, dari desikator segera/langsung dimasukkan dalam

piknometer sebanyak kira-kira 10 gram.

- Piknometer dengan tutupnya berisi tanah ditimbang (=M2).

- Isi air destilasi kurang lebih 10 cc ke dalam piknometer, sehingga tanah

terendam seluruhnya lalu biarkan 2 – 10 jam.

- Tambahkan air destilasi sampai kira-kira setengah/dua pertiga penuh.

Udara yang terperangkap diantara butir-butir tanah harus

dikeluarkan/hilangkan yang dapat dilakukan dengan salah satu cara di

bawah ini :

• Piknometer bersama air dan tanah dimasukkan dalam bejana

tertutup, selanjutnya divaccum (tidak melebihi 100 mg Hg),

sehingga gelembung-gelembung udara keluar air menjadi

jernih.

• Piknometer direbus dengan hati-hati sekitar 10 menit sekali-kali

piknometer dimiringkan untuk membantu keluarnya udara,

kemudian dibiarkan dingin.

- Piknometer ditambah air destilasi sampai penuh dan tutup. Bagian luar

piknometer dikeringkan dengan kain kering. Setelah piknometer berisi

tanah dan air ditimbang (=M3). Air dalam piknometer diukur suhunya

dengan termometer (=t0 C).

Pekerjaan Upgrading Sarana Penyaluran Truckloading & Pembangunan Gedung Laboratorium dan Gedung
Arsip Fuel Terminal Kendari

10
- Piknometer dikosongkan dan dibersihkan, kemidian diisi penuh dengan air

destilasi beba udara,ditutup,bagian luar piknometer dikeringkan dengan

kain kering. Piknometer penuh air ditimbang (=M3).

b. Prosedur Pelaksanaan Pengujian Distribusi Ukuran Butiran Tanah

Prosedur pengujian distribusi ukuran butiran (Sieve Analysis) didasarkan

pada metode ASTM D 1140-00 dan ASTM D 422-63. Adapun prosedur pelaksanan

pengujian sebagai berikut :

- Untuk tanah yang tidak mengandung butir lebih dari 2 mm, tanah lembab

yang diperoleh dari lapangan dapat langsung digunakan sebagai benda uji

tanpa dikeringakan,

• Ambil contoh ± 10 – 15 gram dan periksa seperti percobaan

No.1 catat hasilnya (=M).

• Apabila belum ada datanya,lakukan juga percobaan penetuan

gravitasi khusus tanah (=G).

• Sediakan contoh tanah yang duperiksa. Timbang dan catat

massanya (=Bo gram). Jumlah ini sekurang-kurangnya sekitar

50 – 60 gram untuk tanah lanau (lempung tanah berpasir dan

sekitar 100 – 200 gram tanah berpasir).

- Taruh contoh tanah dalam tabung gelas (beaker kapasitas 250 cc) tuangkan

sebanyak ± 125 cc larutan air + reagent yang telah disiapkan . campur dan

aduk sampai seluruh tanah tercampur dengan air. Biarkan tanah terendam

selama sekurang-kurangnya 16 jam.

Pekerjaan Upgrading Sarana Penyaluran Truckloading & Pembangunan Gedung Laboratorium dan Gedung
Arsip Fuel Terminal Kendari

11
- Tuangkan campuran tersebut dalam alat pengaduk (strring apparatus).

Jangan ada butir tanah yang teertinggal atau hilang dengan membilas

dengan air (air destilasi) dan tuangkan air bilasan ke alat. Bila perlu

tambahkan air, sehingga volumenya sekitar lebih dari separuh penuh.

Putarkan alat pengaduk selama lebih dari 1 menit.

- Segera pindahkan suspensi ke gekas silinder pengendap. Jangan ada tanah

teertinggal dengan membilas dan menuangkan air bilasan ke silinder.

Tambahkan air destilasi sehingga volumenya mencapai 1000 cm2.

- Selain silinder isi suspensi tersebut, sediakan gelas silinder kedua yang

diisi hanya dengan air destilasi ditambah reagent sehingga berupa larutan

yang kedua sama sepreti yang dipakai silinder pertama. Apungkan

hidrometer dalam silinder kedua ini selama pelaksanaan.

- Tutup gelas isi suspensi dengan tutup karet (atau dengan telapak tangan).

Kocok suspensi dengan membolak-balik vertikal ke atas dan ke bawah

selama 1 menit, sehingga butir-butir tanah melayang merata dalam air.

Gerakkan membolak-balik gelas ini harus sekitar 60 kali. Langsung

letakkan silinder diatas meja dan bersamaan dengan berdirinya

silinder,jalankan stop wacth dan meerupakan waktu permulaan

pengendapan T = 0

- Lakukan pembacaan hidrometer pada T = 2 ; 5; 15 ; 30 ; 60 ; 250 dan 1440

menit (setelah T = 0) sebagai berikut,kira-kira 20 atau 25 detik sebelum

setiap saat pelaksanaan pembacaan ambil hidrometer dengan silinder

kedua celupkan secara hati-hati dan pelan-pelan dalam suspensi sampai

Pekerjaan Upgrading Sarana Penyaluran Truckloading & Pembangunan Gedung Laboratorium dan Gedung
Arsip Fuel Terminal Kendari

12
mencapai kedelaman sekitar taksiran skala yamg baca, kemudian lepaskan

(jangan sampai timbul goncangan). Kemudian pada saatnya bacalah skala

yang di tunjuk oleh puncak miniskus muka air = R1 ( pembacaan dalam

koreksi)

- Setelah di baca segera ambil hidrometer pelan-pelan, pindakan ke dalam

silinder kedua. Dalam air silinder kedua bacalah skala hidrometer = R2

( koreksi pembacaan)

- setelah pembacaan hidrometer amati dan catat temperatur suspensi dengan

mencelupkan thermometer.

- Setelah pembacaan hidrometer terakhir selesai di laksanakan ( T=1440

menit), tuangkan suspensi ke atas saringan No.200 seluruhnya , jangan

sampai ada butir yang tertinggal cucilah dengan air (air bersih) sampai air

mengalir air ke bawah saringan menjadi jeernih dan tidak lagi butir halus

yang tertinggal.

- Pindahan butir-butir tanah yang tertinggal pada suatu tempat , kemudian

keringkan dalam oven (dalam temperatur 105o – 110o C).

- Dinginkan dan timbang serta catat massa tanah kering yang diperoleh =

B1 gram.

- Saring tanah dengan menggunakan sejumlah saringan yang tersebut pada

bagian alat dan bahan no.2

- Timbang dan catat massa bagian tanah yang tertinggal di atas tiap

saringan. periksalah bahwa seharusnya jumlah massa dari masing-masing

bagian sama atau dekat dengan massa sebelum disaring.

Pekerjaan Upgrading Sarana Penyaluran Truckloading & Pembangunan Gedung Laboratorium dan Gedung
Arsip Fuel Terminal Kendari

13
c. Prosedur Pelaksanaan Pengujian Batas-batas Atterberg

Pengujian batas-batas atterberg terdiri dari pengujian batas cair (liquid

limit), batas plastis (plastic limit) dan indeks plastisitas (plasticity index). Adapun

penjelasan lebih sepesifik terkait pelaksanaan pengujian sebagai berikut.

Batas cair (Liquid limit)

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan batas cair tanah. Batas cair

suatu tanah adalah tanah tersebut pada keadaan batas peralihan antara cair dan

keadaan plastis. Alat uji batas cair adalah Cassagrande. Prosedur pengujian batas

cair (Liquid limit) didasarkan pada metode ASTM D 4318-00 sebagai berikut :

- Taruhlah contoh tanah (sebanyak ± 200 gram) dalam mangkok porselen,

campur rata dengan air destilasi sebanyak kira-kira 15 – 20 cc. aduk, tekan-

tekan dan tusuk-tusuk dengan spatel. Bila perlu tambahkan air secara

bertahap, tambah sekitar 1 cc – 3 cc, aduk, tekan dan tusuk-tusuk, tambah

air lagi dan seterusnya, sehingga dipeoleh adukan yang benar-benar

merata.

- Apabila adukan tanah ini telah merata, dan kebasahannya telah

menghasilkan 25 – 35 pukulan pada percobaan, contoh tanah diperam

paling tidak selama 16 jam.

- Setelah diperam, contoh ini diaduk-aduk lagi kemudian diuji dengan

memasukkan sebagian tanah tersebut dalam mangkok Cassagrande.

Gunakan spatel, sebar dan tekan dengan baik, sehingga tidak terperangkap

gelembung udara dalam tanah.

Pekerjaan Upgrading Sarana Penyaluran Truckloading & Pembangunan Gedung Laboratorium dan Gedung
Arsip Fuel Terminal Kendari

14
- Ratakan permukaan tanah dan buat mendatar dengan ujung terdepan tepat

pada ujung terbawah mangkok. Dengan demikian tebal tanah pada bagian

terdalam akan terdapat 1 cm. jika ada kelebihan, kembalikan kelebihan

tersebut ke mangkok porselen.

- Digunakan alat pembarut, untuk membuat alur lurus pada garis tengah

mangkok searah sumbu alat, sehingga tanah terpisah menjadi dua bagian

secara simetris. Bentuk alur harus baik dan tajam dengan ukuran harus

sesuai dengan alat pembarut.

- Segera gerakan memutar, sehingga mangkok terangkat dan jatuh pada

alasnya dengan kecepatan 2 putaran per detik, sampai kedua bagian tanah

bertemu kira-kira 13 mm (1/2 inch). Catatlah jumlah pukulan yang

diperlukan tersebut.

- Pada percobaan pertama tersebut, jumlah pukulan yang diperlukan harus

antara 25 – 35 kali. Bila ternyata lebih dari 35 kali berarti tanah yang

kurang basah dan kembalikan tanah dari mangkok Cassagrande ke cawan

poselen, tambahkan sedikit demi sedikit air dan aduk sampai merata.

- Cuci mangkok Cassagrande dengan air, kemudian keringkan dengan kain

kering. Kemudian ulangi pekerjaan pada poin c sampai poin e.

- Ambillah segera dari mangkok sebagian tanah dengan menggunakan

spatel secara melintang tegak lurus alur termasuk bagian tanah yang

bertemu. Periksalah tanah tersebut (lihat pemeriksaan ).

Pekerjaan Upgrading Sarana Penyaluran Truckloading & Pembangunan Gedung Laboratorium dan Gedung
Arsip Fuel Terminal Kendari

15
- Ambilah sisa tanah yang masih ada dalam mangkok dan kembalikan ke

cawan porselen, tambah lagi dengan air secara merata, cuci dan keringkan

mangkok.

- Ulangi pekerjaan pada poin c, d, e, f, g, sehingga diperoleh tiga atau empat

data hubungan antar dan jumlah pukulan diantara 15 – 35 pukulan dengan

masing-masing selisihnya hampir sama. Pemeriksaan ini harus

dilaksanakan dari keadaan tanah yang kurang cair kemudian makin cair.

Batas plastis (Plastic limit) dan indeks plastisitas (Plasticity index)

Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan batas plastis suatu tanah.

Batas plastis tanah adalah minimum (dinyatakan dalam %) bagi tanah yang masih

dalam keadaan plastis. Sedangkan Indeks plastisitas suatu tanah adalah suatu

rentang dimana tanah berperilaku plastis secara numeris, indeks plastisistas

merupakan selisih antara batas cair dan batas plastisnya. Adapun prosedur

pengujian ini didasarkan pada metode ASTM D 4318-00 sebagai berikut :

- Taruhlah tanah dalam cawan poselen, campur air sedikit demi sedikit aduk

sampai merata benar. tanah yang diberikan adalah sampai tanah bersifat

cukup plastis dan dapat dengan mudah dibentuk menjadi bola dan tidak

melekat pada jari, bila ditekan dengan jari. Contoh tanah untuk batas

plastis ini bisa juga diambil dari contoh tanah yang akan digunakan

pengujian batas batas cair (setelah diperam selama 16 jam).

- Remas dan bentuklah menjadi bentuk bola atau ellipsoida dari contoh

tanah sekitar 8 gram (dengan diameter kurang lebih 13 mm). gilinglah

Pekerjaan Upgrading Sarana Penyaluran Truckloading & Pembangunan Gedung Laboratorium dan Gedung
Arsip Fuel Terminal Kendari

16
benda uji ini pada plat kaca yang terletak pada bidang mendatar di bawah

jari-jari tangan dengan tekanan secukupnya sehingga akan terbentuk

batang-batang yang diameternya rata. Pada gerakan menggiling tanah,

gunakan kecepatan kira-kira tiap 2 detik tiga kali gerakan maju mundur.

- Bila pada penggilingan diameter batang telah menjadi sekitar 3.2 mm

(bandingkan dengan kawat pembanding). Apabila batang masih licin,

ambil dan potong-potong menjadi enam atau 8 bagian, kemudian remas

seluruhnya antara ibu jari dan jari-jari lain dari kedua tangan sampai

homogen, selanjutnya giling lagi seperti tadi. Jika setelah digiling menjadi

batang berdiamter 3.2 mm, ternyata batang masih licin, ulangi lagi dengan

meremas menjadi bentuk bola lagi dan giling lagi begitu seterusnya,

sampai bantang tanah tampak retak-retak dan tidak dapat digiling menjadi

batang yang lebih kecil (meskipun belum mencapau diameter 3.2 mm).

- Kumpulkan tanah yang retak-retak atau terputus-putus tersebut dan segera

kerjakan pemeriksaan kadar air.

d. Prosedur Pelaksanaan Pengujian Kuat Geser Langsung

Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan besarnya parameter kuat

geser tanah yaitu nilai φ dan c dengan alat uji geser langsung pada kondisi

consolidated drained. Adapun prosedur pengujian ini didasarkan pada metode

ASTM D 3080-98 sebagai berikut :

- Siapkan benda uji untuk 3 kali percobaan. Untuk tiap percobaan benda uji

harus mempunyai kepadatan yang sama.

Pekerjaan Upgrading Sarana Penyaluran Truckloading & Pembangunan Gedung Laboratorium dan Gedung
Arsip Fuel Terminal Kendari

17
• Satukan kedua bagian kotak geser dengan sekrup pengunci yang

ada.

• Pasang dan atur kotak geser dengan urutan dari bawah berupa

batu pori jenuh air.

• Pasang diatasnya dengan plat bergigi yang berlubang untuk

kondisi “consolidated drained” dengan gigi menghadap ke atas

dan arah gigi tegak lurus terhadap arah penggeseran.

• Kemudian masukkan benda uji dengan mendorong keluar dari

cincin cetak.

• Pasang diatasnya dengan plat bergigi yang berlubang dengan

gigi menghadap ke bawah dan arah gigi tegak lurus terhadap

arah penggeseran.

• Pasang batu pori yang kedua.

• Paling atas pasang penerus beban secara sentris.

- Atur semua perlengkapan pembebanan termasuk arloji pembaca beban

dan arloji penurunan dinolkan.

- Berikan beban sehingga jumlah beban terpasangakan memberikan tekanan

normal pada benda uji 0,25 kg/cm2 dimana σn = N/A (kg/cm2), N adalah

beban yang diberikan dan A adalah luas benda uji.

- Kotak geser segera diisi dengan air.

- Konsolidasikan benda uji tersebut dengan beban normal yang terpasang.

Pekerjaan Upgrading Sarana Penyaluran Truckloading & Pembangunan Gedung Laboratorium dan Gedung
Arsip Fuel Terminal Kendari

18
- Setelah tanah terkonsolidasikan bukalah kedua sekrup pengunci dan

regangkan dengan memutar sekrup peregang dengan jalan memutar secara

bersama-sama dan lepaskan kedua sekrup peregang tersebut.

- Penggeseran dilakukan dengan kecepatan 0,06 mm per menit.

- Selama penggeseran baca dan catat arloji ukur cincin beban, arloji

penurunan dan arloji penggeseran.

- Penggeseran dihentikan bila gaya geser nilai konstan.

- Keluarkan benda uji dari kotak geser, kemudian lakukan pemeriksaan .

- Prosedur diatas di ulang lagi dengan pembebanan yang mampu

memberikan tekanan normal σn pada benda uji 0,50 kg/cm2 dan 1 kg/cm2.

- Uji ini diulangi apabila hasil pembebanan kedua lebih kecil dari

pembebanan pertama, atau hasil pembebanan ketiga lebih kecil dari hasil

pembebanan ketiga lebih kecil dari hasil pembebanan kedua dan

seterusnya.

Pekerjaan Upgrading Sarana Penyaluran Truckloading & Pembangunan Gedung Laboratorium dan Gedung
Arsip Fuel Terminal Kendari

19
E. DATA PENGUJIAN

Dari prosedur pelaksanan di atas, dilakukan pengujian tanah baik di

Lapangan maupun di Laboratorium. Data dan analisis data hasil pengujian

selengkapnya disajikan secara spesifik pada sub bab berikut.

1. Data dan Analisis Data Pengujian Tanah di Lapangan

Data hasil pengujian Sondir dan Test Pit di lokasi pekerjaan Upgrading

Sarana Penyaluran Truckloading & Pembangunan Gedung Laboratorium dan

Gedung Arsip Fuel Terminal Kendari kemudian di analisis sebagai berikut.

a. Data dan analisis data Dutch Cone Penetration Test (DCPT) / Sondir

Dari 2 (dua) data pengujian Dutch Cone Penetration Test (DCPT) / Sondir

di lokasi yang dimaksud, kedalaman pengujian dimana nilai hambatan konus (qc)

mencapai >150 kg/cm2 untuk titik pengujian SO-01 yakni +0,80m, sedangkan

untuk titik pengujian SO-02 yakni +1,60m. Kedalaman titik pengujian masing-

masing lokasi, secara spesifik disajikan pada Tabel 1. Sedangkan data pengujian

dan dokumentasi pelaksanaan pengujian dapat dilihat pada Lampiran I.

Tabel 1. Kedalaman tanah keras dari interpretasi hasil pengujian Sondir


Kedalaman Kedalaman qc sampai pada

(qc > 150


No. Titik Pengujian Simbol Pengujian kedalaman pengujian
kg/cm2)
(m) (m) (kg/cm2)

Sondir 01 SO-01 0,80 0,80 160


Sondir 02 SO-02 1,60 1,80 160

Pekerjaan Upgrading Sarana Penyaluran Truckloading & Pembangunan Gedung Laboratorium dan Gedung
Arsip Fuel Terminal Kendari

20
Untuk memvisualisasikan kondisi profil tanah dari data hasil pengujian

Sondir dilakukan analisis data yang selanjutnya dibuat dalam bentuk grafik grafik

dengan indikasi pembacaan hambatan konus / cone resistance (qc) dan total

hambatan pelekat / comulative fricton (ft) dan friction ratio (fr) dan side friction

(fs). Adapun grafik selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran I.

b. Data dan Analisis Data Test Pit

Seperti pada penjelasan sebelumnya, pengujian tanah dengan test pit di

lokasi yang dimaksud, dilaksanakan pada Tanggal 18 Januari 2023 sebanyak 1

(satu) titik. Kondisi cuaca pada saat pelaksanaan pengujian yakni berawan,

sedangkan kedalaman pengujian pada yakni + 1,50m.

Deskripsi kondisi geoteknis pada titik pengujian TP-01 yakni untuk

kedalaman 0 – 1,5m yakni tanah lempung berlanau mengandung pasir halus –

sedang berwarna cokelat Adapun gambaran test pit log untuk TP-01 disajikan pada

Gambar 3 dibawah ini.

Pekerjaan Upgrading Sarana Penyaluran Truckloading & Pembangunan Gedung Laboratorium dan Gedung
Arsip Fuel Terminal Kendari

21
Gambar 3. Test Pit Log TP-01

2. Data dan Analisis Data Pengujian Tanah di Laboratorium

Selanjutnya dari 1 (satu) sampel Disturb (DS) hasil pengujian Test Pit

selanjutnya dilakukan pengujian di laboratorium, data Laboratorium berupa index

properties (berat jenis, distribusi ukuran butiran, batas-batas Atterberg) dan

engineering properties (kuat geser langsung). Adapun data dan analisis data yang

dimaksud akan dijelaskan secara spesifik pada sub bab berikut.

Pekerjaan Upgrading Sarana Penyaluran Truckloading & Pembangunan Gedung Laboratorium dan Gedung
Arsip Fuel Terminal Kendari

22
a. Data dan Analisis Data Pengujian Index Properties

Data pengujian index properties dalam hal ini , distribusi ukuran butiran dan

batas-batas Atterberg sampel dapat dilihat pada Lampiran III, sedangkan

rangkuman hasil analisis data pengujian index properties selengkapnya disajikan

pada Tabel 2.

Tabel 2. Rangkuman analisis data pengujian index properties


Lokasi Kota Kendari
Sampel TP-01
Kedalaman (m) 1 – 1,5
No
Uraian Symbl Unit
.
1 Berat jenis Gs - 2,68
2 Berat isi basah Ww gr/cm3 2,39
3 Berat isi kering Ws gr/cm3 1,75
4 Kadar air natural W % 36,93
5 Analisis uk. butiran
- Kerikil G % -
- T. berbutir Kasar S % 40,52
- T. berbutir halus M/C % 59,48
6 Batas2 Atterberg
- Batas cair LL % 28,81
- Batas plastis PL % 21,43
- Indeks plastisitas IP % 7,38

Dari hasil pengujian analisis ukuran butiran, jika tanah diklasifikasikan

menurut Unified Clasification System, maka jenis tanah sampel pengujian yakni

lempung tak organik (CL). Sedangkan sifat-sifat tanah berdasarkan Jumikis (1962,

dalam Hardiyatmo, 2010) dari nilai indeks plastisitas yakni plastisitas sedang.

Pekerjaan Upgrading Sarana Penyaluran Truckloading & Pembangunan Gedung Laboratorium dan Gedung
Arsip Fuel Terminal Kendari

23
b. Data dan Analisis Data Engineering Properties

Data pengujian engineering properties dalam hal ini kuat geser langsung

dapat dilihat pada Lampiran III, sedangkan rangkuman hasil analisis data

pengujian engineering properties selengkapnya disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Rangkuman analisis data pengujian engineering properties


Lokasi Kota Kendari
Sampel TP-01
Kedalaman (m) 1 – 1,5
No. Uraian Symbl Unit
1. Kuat geser langsung
- Cohesi drained C gr/cm2 0,12
- Sdt gesek dalam Φ (...o) 3,33

F. ANALISIS DAYA DUKUNG FONDASI

Analisis daya dukung tanah yang dimaksud dalam hal ini adalah analisis

daya dukung terhadap keruntuhan geser tanah menggunakan data hasil pengujian

Sondir. Adapun metode analisis dan perhitungan daya dukung fondasi, akan

dibahas secara spesifik sebagai berikut.

Menurut L. Herminier (1953), besarnya kapasitas daya dukung ijin fondasi

dangkal dari pengujian DCPT/Sondir yakni sebagai berikut :

𝐶𝑅
𝑄𝑈𝑙𝑡. = ………………………………..…………………..... (1)
15

𝑄𝑈𝑙𝑡.
𝑄𝐼𝑗𝑖𝑛 = …………………………………………...……..... (2)
𝑆𝐹

dengan,

QUlt. : kapasitas dukung ultimate tanah (kg/cm2)

Pekerjaan Upgrading Sarana Penyaluran Truckloading & Pembangunan Gedung Laboratorium dan Gedung
Arsip Fuel Terminal Kendari

24
QIjn : kapasitas dukung ijin tanah (kg/cm2)

SF : faktor keamanan

CR : perlawanan konus (kg/cm2)

Pada perhitungan pondasi dangkal dari data pengujian DCPT/Sondir

menggunakan Persamaan 1 dan Persamaan 2, dimana dimana dimensi lebar dasar

fondasi (B) yang dianalisis yakni yakni 1m dan 1,5m serta kedalaman D yang

ditinjau yakni 1m dan 1,5m. Selanjutnya dibuat dalam bentuk tabel yang disajikan

pada Tabel 4.

Tabel 4. Perhitungan daya dukung fondasi dangkal


Lebar
Kedalaman Rata-rata qc Kap. Daya Dukung
Timbunan
Titik
Qijin
Sondir B D 0 - B Qult
SF=4

(m) (m) kg/cm2 kN/m2 kN/m2


1 2 3 5 6 7
1.0 164.167 1073.283 268
1.0
Sondir 01 1.5 165.000 1078.732 270
(SO-01) 1.0 162.857 1064.722 266
1.5
1.5 163.333 1067.835 267
1.0 135.000 882.599 221
1.0
Sondir 02 1.5 147.222 962.505 241
(SO-02) 1.0 160.000 1046.043 262
1.5
1.5 161.667 1056.939 264

Pekerjaan Upgrading Sarana Penyaluran Truckloading & Pembangunan Gedung Laboratorium dan Gedung
Arsip Fuel Terminal Kendari

25
G. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dari hasil pengujian tanah di lapangan menggunakan alat Sondir dan Test

Pit di lokasi Pekerjaan Upgrading Sarana Penyaluran Truckloading &

Pembangunan Gedung Laboratorium dan Gedung Arsip Fuel Terminal Kendari,

selanjutnya dibuat kesimpulan dan rekomendasi. Adapun kesimpulan dan

rekomendasi akan dibahas pada sub bab berikut.

1. Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil pengujian investigasi tanah di lapangan dengan

Sondir dan Test Pit yakni sebagai berikut :

a. Dari 2 (dua) titik pengujian sondir di lokasi yang dimaksud, kedalaman tanah

keras qc > 150 kg/cm2 berkisar antara 0,8 – 1,6m.

b. Jenis tanah berdasarkan klasifikasi Unified Clasification System untuk sampel

pengujian yakni lempung tak organik (CL).

c. Nilai indeks plastisitas tanah di lokasi pengujian menurut Jumkins (1962) untuk

sampel pengujian yakni plastisitas sedang.

d. Nilai engineering properties untuk sampel titik pengujian yakni pada

kedalaman 1,5 – 2m, nilai kuat geser tanah dari uji kuat geser langsung yakni c

= 0,12 kg/cm2 dan φ ≈ 3,33o.

e. Gambaran daya dukung ultimate tanah (Qijin) untuk masing-masing titik

pengujian sondir yakni sebagai berikut.

- Untuk titik pengujian SO-01, fondasi telapak B = 1m kedalaman 1m dan

1,5m berturut-turut yakni 268 kN/m2 dan 270 kN/m2, sedangkan untuk B =

Pekerjaan Upgrading Sarana Penyaluran Truckloading & Pembangunan Gedung Laboratorium dan Gedung
Arsip Fuel Terminal Kendari

26
1,5m dengan tinjauan kedalaman yang sama berturut-turut yakni 266 kN/m2

dan 267 kN/m2.

- Untuk titik pengujian SO-02, fondasi telapak B = 1m kedalaman 1m dan

1,5m berturut-turut yakni 221 kN/m2 dan 241 kN/m2, sedangkan untuk B =

1,5m dengan tinjauan kedalaman yang sama berturut-turut yakni 262 kN/m2

dan 264 kN/m2.

2. Rekomendasi

Rekomendasi berdasarkan kesimpulan pada poin a sampai dengan poin e di

atas yakni sebagai berikut :

a. Dengan memperhatikan data pengujian dan kesimpulan pada poin a,

kedalaman tanah keras cukup dangkal, sehingga dalam perencanaan fondasi

sebaiknya mempertimbangkan tinggi bangunan terkait beban horisontal,

serta lokasi titik pengujian.

b. Hasil analisis daya dukung fondasi kesimpulan poin e diatas, yakni berupa

kapasitas daya dukung terhadap keruntuhan tanah akibat beban vertikal,

sehingga perlu dilakukan analisis terhadap beban horisontal seperti beban

gempa. Selain itu untuk keamanan struktur akibat differential settlement

dalam perencanaan perlu dilakukan analisis penurunan.

c. Nilai pengujian sondir tergantung pada kondisi kadar air saat pelaksanaan

pengujian, sehingga untuk mengetahui lebih detail terkait kondisi struktur

lapisan sebaiknya dilakukan pengujian tanah di lapangan dengan deep broing

Pekerjaan Upgrading Sarana Penyaluran Truckloading & Pembangunan Gedung Laboratorium dan Gedung
Arsip Fuel Terminal Kendari

27
dimana sampel pengujian dapat dilakukan pengujian detail terkait index

properties dan engineering properties di laboratorium.

Pekerjaan Upgrading Sarana Penyaluran Truckloading & Pembangunan Gedung Laboratorium dan Gedung
Arsip Fuel Terminal Kendari

28
DAFTAR PUSTAKA

Bowles, J.E.,1977, Foundation Analysis and Design, McGraw-Hill Kogakusha,

Ltd, Tokyo, Japan.

Hardiyatmo, H.C., 2007, Mekanika Tanah II, Gadjah Mada University Press,

Yogyakarta.

Hardiyatmo, H.C., 2010, Analisis dan Perancangan Fondasi, Bagian I, Gadjah

Mada University Press, Yogyakarta.

Hardiyatmo, H.C., 2010, Analisis dan Perancangan Fondasi, Bagian II, Gadjah

Mada University Press, Yogyakarta.

SNI 2827-2008, 2008, Cara Uji Penetrasi Lapangan dengan Sondir, Badan

Standarisasi Nasional, Balitbang Departemen PU, Jakarta.

Pekerjaan Upgrading Sarana Penyaluran Truckloading & Pembangunan Gedung Laboratorium dan Gedung
Arsip Fuel Terminal Kendari

29
A. LAMPIRAN DATA PENGUJIAN SONDIR
TABEL A1. Data Pengujian Sondir 01 (SO-01)

Lampiran I – 1
TABEL A2. Data Pengujian Sondir 02 (SO-02)

Lampiran I – 2
B. LAMPIRAN DOKUMENTASI PENGUJIAN SONDIR

GAMBAR B1. Dokumentasi Pengujian Sondir 01 (SO-01)

Lampiran I – 3
C. LAMPIRAN GRAFIK HASIL ANALISIS PENGUJIAN SONDIR

GAMBAR C1. Kurva Hasil Analisis Data Pengujian Sondir 01 (SO-01)

Lampiran I – 4
GAMBAR C2. Kurva Hasil Analisis Data Pengujian Sondir 02 (SO-02)

Lampiran I – 5
D. SERTIFIKAT KALIBRASI MANOMETER

GAMBAR D1. Sertifikat Kalibrasi Pressure Gauge Kapasitas 60 kg/cm2

Lampiran I – 6
GAMBAR D2. Sertifikat Kalibrasi Pressure Gauge Kapasitas 250 kg/cm2

Lampiran I – 7
E. DOKUMENTASI PENGUJIAN TEST PIT

GAMBAR E1. Dokumentasi Pengujian Test Pit

GAMBAR E2. Dokumentasi Pengujian Test Pit

Lampiran II - 1
F. DATA PENGUJIAN LABORATORIUM
1. Uji Berat Jenis

GAMBAR F1. Lampiran Data Pengujian Berat Jenis

Lampiran III – 1
2. Berat Isi dan Kadar Air Natural

GAMBAR F2. Lampiran Data Pengujian Berat Isi dan Kadar Air Natural

Lampiran III – 2
3. Uji Batas – Batas Atterberg

GAMBAR F3. Lampiran Data Pengujian Batas – Batas Atterberg

Lampiran III – 3
4. Analisis Saringan

GAMBAR F4. Lampiran Data Pengujian Saringan

Lampiran III – 4
5. Uji Geser Langsung

GAMBAR F5. Lampiran Data Pengujian Geser Langsung

Lampiran III – 5
G. DOKUMENTASI PENGUJIAN LABORATORIUM

GAMBAR G1. Dokumentasi Pelaksanaan Pengujian Kadar Air Natural

GAMBAR G2. Dokumentasi Pelaksanaan Pengujian Saringan

Lampiran III – 6
GAMBAR G3. Dokumentasi Pelaksanaan Pengujian Batas-Batas Atterberg

GAMBAR G4. Dokumentasi Pelaksanaan Pengujian Kuat Geser Langsung

Lampiran III – 7

Anda mungkin juga menyukai