Anda di halaman 1dari 11

LBM 5 MP

Informasi Terkini untuk Menangani Pasien

STEP 1
EBM :

- cara untuk mencari data informasi dalam bidang kesehatan sehingga dokter hanya
memperoleh informasi yg sahih untuk mengobati pasiennya
- Didasari 3 hal : best research evidence, clinical expertise, patient value

Critical appraisal

- Kemampuan untuk mengkaji scr kritis utk mengetahui apakah bukti penelitian bersifat valid
atau relevan, sebelum menggunakan bukti tsb utk menentukan keputusan

STEP 2
1. Apa tujuan dan manfaat EBM?
2. Bagaimana langkah-langkah EBM?
3. Bagaimana siklus EBM?
4. Apa saja kendala EBM?
5. Apa saja hal-hal yg perlu diperhatikan dalam EBM?
6. Mengapa dilakukan EBM?
7. Apakah semua kasus membutuhkan EBM?
8. Apa saja macam-macam EBM?
9. Apa tujuan critical apraisal?
10. Apa saja langkah-langkah critical appraisal?
11. Apa dampak positif dan negatif critical appraisal?
12. Kemampuan apa yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan critical appraisal?
13. Apa hubungan critical appraisal dengan EBM?

STEP 3
1. Apa tujuan dan manfaat EBM?
Tujuan :
Mengembangkan kemampuan berpikir kritis
Menghasilkan pemikiran yg akurat
Pemeriksaan scr teliti agar diagnosis tepat untuk menyembuhkan penyakit
Mendapatkan hasil yg optimal dalam perubahan kualitas

Membantu proses penanganan klinis untuk membantu pencegahan, penanganan


Manfaat :
Pembelajaran klinik agar dokter memiliki penatalaksanaan dalam mengobati pasien
Memudahlkan akses dalam menemukan dan menilai bukti
Untuk memecahkan masalah dalam penanganan pasien
Meningkatkan kualitas dalam penanganan klinis
Mengurangi resiko kesalahan terapi

2. Bagaimana langkah-langkah EBM?


o identifikasi dan formulasi masalah dalam bentuk pertanyaan. Bagaimana
caranya?
o Mencari dan penelusuran bukti, pakai jurnal. Sumber bukti yg seperti apa yg
bisa digunakan?
o Kajian kritis bukti dari makalah ilmiah dibutuhkan metodologi dan biostatistik
yg baik dan pengetahuan ttg tata cara kajian kritis. Apa yg dikritisi dan dikaji ?
o Menerapkan kajian kritis pd pasien
o Evaluasi

a.Clinical problem identifikasi dan merumuskan masalah


-Masalah harus disusun dalam bentuk pertanyaan
-Harus ada focus question
-Relevansi question
-Searchable questionb.
b.Searching articels mencari dan menelusuri buktic.
c.Critical appraisal kajian kritis bukti dari makalah ilmiahd.
d.Menerapkan hasil kajian kritis pada pasiene.

Evaluasi
a. Identifikasi dan formulasi masalah (PICO)Memformulasikan
pertanyaan dengan tepat, pertanyaan dapat disusundengan
menggunakan PICO, yaitu :

P : Patient / problem / populationPertanyaan klinik harus mengidentifikasikan


mengenai pasien ataukelompok pasien dan berbagai informasi yang relevan
dengantreatment atau diagnosis penyakit pasien.ii.

I : InterventionIntervensi atau pengobatan yang akan dilakukan terhadap


pasien.iii.

C : ComparrisonIntervensi alternative yang akan dibandingkan dengan


intervensiyang akan anda lakukan.iv.
O : OutcomeHasil yang diharapkan dari penerapan intervensi tersebut.

Selanjutnya susunlah PICO tersebut menjadi sebuah pertanyaan klinik


yang jelas.

b.Mencari atau menelusuri bukti dengan kajian kritis terhadap bukti


i.Menggunakan berbagai fasilitas search engine untuk mencari pustaka.
ii.Ketika mencari pustaka, keyword tidak perlu sama persis dengan yangada di
PICO, cukup tulis kata / frase terkait dengan P atau I nya saja.
iii.Agar dapat menemukan literature sebanyak-banyaknya maka cukupdengan
memperluas keywords dengan membuat sinonim terhadapkeywords yang telah
ditetapkan.

c.Penerapan pada pasieni.

i.Apakah pada pasien kita terdapat perbedaan bila dibanding denganyang


terdapat pada penelitian sehingga hasil penelitian tersebut tidakdapat
diterapkan pada pasien kita?
ii.Apakah terapi tersebut mungkin dapat diterapkan pada pasien kita(our
setting)?
iii.Apakah pasien kita mempunyai potensi yang menguntungkan ataumerugikan bila
terapi tersebut ditetapkan?
iv.Apakah nilai dan pengharapan pasien kita, bila hasil akhir kita cobauntuk
mengobati, kita tawarkan?

d.EvaluasiDilakukan evaluasi keberhasilan terapi yang digunakan

Buku Petunjuk Praktikum LBM 5 Modul Metodologi Penelitian, 2012

Kelemahan EBM

Kelemahan:
o dalam mencari bukti memerlukan waktu yang lama dan proses yang lama
o pengetahuan yang kurang sehingga hasil kurang bagus
o harus selalu direvisi
o dalam mencari sumber dan menilai kritis kadang menyebabkan segan dan
takut
o kesalahpahaman dalam informasi
Iwan Dwiprahasto, Clinical Epidemiology & Biostatistics Unit/Bagian Farmakologi FK -
UGM: 2008

3. Bagaimana siklus EBM?


o Setelah semua langkah-langkah, dilanjutkan ke hasilnya efktif atau tidak, jika
tidak dicari lagi penyebabnya, dst

4. Apa saja kendala EBM?


o Kurangnya informasi, fasilitas, teknologi
o Kurangnya rasa ingin tahu
o Kurangnya pengalaman dan prior knowledge
o Kurangnya kemampuan untuk melakukan kajian kritis terhadap suatu
masalah

5. Apa saja hal-hal yg perlu diperhatikan dalam EBM?


o Komponen EBM (keahlian klinis individu utk menelaah, bukti penelitian
terbaik, harapan penerapan ke pasien)

o Mendapatkan evidence secepatnya


o Membuat kebijakan berdasarkan evidence nya
o Menerapkan kebijakan tsb pd tempat dan waktu yg sesuai

6. Mengapa dilakukan EBM?


o Karna banyak penelitian yg tidak berdasarkan pd kejadian sebenarnya
o Agar peneliti bisa berfikir kritis
o Karena sering terjadi ketidaktepatan dalam hasil penelitian
o Mengimbangi iptek

7. Apakah semua kasus membutuhkan EBM?


o Iya, karena untuk kepentingan menentukan diagnosis yang tepat untuk
mendapatkan terapi yang tepat

8. Apa saja macam-macam EBM?


o Penelitian EBM untuk diagnosis dan screening
o EBM terhadap aspek prognosis
o EBM terhadap aspek terapi
o EBM terhadap aspek yg merugikan
o EBM terhadap Metaanalisis (analisa dari beberapa penelitian menjadi satu
rangkuman, biasanya membahas satu topik yg sama)
9. Apa tujuan critical apraisal?
o Untuk menganalisis sumber informasi
o Agar mampu memahami informasi yg diperoleh
o Agar mampu mengikuti perubahan informasi yg ada
o Agar Mampu memberi komentar dan evaluasi thd pemecahan masalah tsb
o Agar Mampu memilih kriteria yg tepat untuk dianalisa

Tujuhan:
Agar mampu mengevaluasi dan menganalisis sumber informasi yang diperoleh.
Agar mampu memahami informasi yang diperoleh.
Agar mampu mengikuti perubahan informasi yang ada.
Agar mampu memberi komentar dan mengevaluasi baik terhadap permasalahan
yang dihadapi maupun pemecahan masalah tersebut.
Agar mampu memilih kriteria informasi yang tepat untuk dianalisa
(www.criticalappraisal.com/gostudy/deepinformation.htm)

Manfaat:
Meningkatkan daya analisis kritis

Menentukan alternatif yang lebih baik

Memunculkan banyak pertanyaan yang baru

Informasi yang diproleh lebih detail dan lebih paham

Memperoleh kebenaran dari suatu informasi

liliana sugiharto, bagian anatomi FK unika atma jaya

10. Apa saja langkah-langkah critical appraisal?


o Menyiapkan sesi analisa
o Membaca artikel tanpa mencatat untuk mengetahui gagasan dr penulis
o Menggarisbawahi gagasan utama dan membuat catatan lengkap
o Dilakukan koreksi tujuan utama, metode yg digunakan, hasil penelitian,
kesimpulan dari hasil analisis
o Koreksi penyusunan langkah-langkah critical appraisal
o Identifikasi proses yg perlu diperbaiki

Yg dikaji : metode baru yg dilihat hasilnya, tingkat keberhasilannya


Hasil penelitian tidak tentu bisa diterapkan pada pasien.

Hal-hal apa yg harus dipertimbangkan dalam penerapan bukti ilmiah pada


pasien?
Keadaan fisik pasien
Biaya

Validitas
Important
Dilihat JDD/NNT
Applicable

apakah terdapat perbedaan subjek penelitian dg pasien kita (kriteria


inklusi eksklusi)?

Apakah terdapat efek yg merugikan / menguntungkan?


Apakah terapinya tersedia di tempat?
Apakah biayanya sesuai ?

Bagaimana cara menilai VIA dalam artikel?

Tiga hal pokok dalam pedoman kajian kritis

Valid

Validitas makalah tidak dapat dinilai hanya dengan membaca abstrak atau

ringkasan saja. Di dalam abstrak atau ringkasan pengambilan sampel tidak

dijelaskan.padahal pengambilan sampel secara acak sangat menentukan

validitas. Makalah-makalah yang sampelnya tidak diambil secara acak

berarti tidak valid.

Penting
Setelah mengkaji pada bagian metode untuk menentukan validitasnya, kita

kemudian menilai apakah makalah tersebut penting. Dari aspek terapi,

pentingnya suatu makalah dilihat dari besarnya nilai JDD, sedangkan

pada aspek diagnosis diambil dari selisih antara nilai PrTP dan nilai PoTP.

Kita dapat menghitung nilai JDD,PrTP,dan PoTP pada bab hasil

penelitian dalam naskah tersebut.

Keterangan:

JDD jumlah yang dibutuhkan untuk diobati atau number needed to

treat (NNT) untuk penelitian tentang aspek terapi.

PrTP pre tes probabilitas

PoTPpost tes probabilitas

Dapat diterapkan pada pasien kita

Untuk menilai makalah agar dapat diterapkan pada pasien sangat

tergantung dari tingkat penguasaan substansi makalah tersebut. Menilai

apakah makalah dapat diterapkan pada pasien kita,tidak sesederhana

dengan hanya memakai kriteria inklusi dan eksklusi,tetapi juga perbedaan

secara kuantitatif dan kualitatif termasuk juga adanya biologic sense.

Setelah penelitian dinilai valid dan penting baru kemudian ditentukan

besarnya nilai JDD dan kemudian kemungkinan apakah dapat diterapkan

pada pasien kita (applicable).

Wiryo, Hananto. Kajian Kritis Makalah Ilmiah Kedokteran Klinik Menurut

Kedokteran Berbasis Bukti (KBB). Sagung Seto; Jakarta

a. Untuk menilai makalah agar dapat diterapkan pada pasien kita tergantung dari
tingkat penguasaan substansi makalah tersebut. Menilai apakah makalah
dapat diterapkan pada pasien, tidak sesederhana dengan hanya memakai
kriteria inklusi dan eksklusi, tetapi juga perbedaan secara kuantitatif dan
kualitatif termasuk juga adanya biologic sense. Seseorang yang sudah
mendalami substansi, akan dengan segera mengetahui bahwa kondisi yang
tertulis di dalam makalah tersebut sama atau berbeda dan kita dapat
memprediksikan besaran perbedaan tersebut. Sehingga apabila kita
mengandaikan suatu besaran dengan nilai f, dimana nilai f (dalam prosentase)
menunjukkan perbedaan kondisi pasien kita dengan pasien yang tertulis di
dalam makalah. Jadi besarnya nilai JDD pasien kita ( untuk makalah aspek
terapi) adalah : JDD (makalah)/nilai f, sehingga kita melihat bahwa selain
diperlukan pengetahuan tentang ketentuan-ketentuan EBM, juga sangat
diperlukan penguasaan substansi dalam mengkaji setiap makalah ilmiah.
Sumber : Kajian Kritis.

11. Apa dampak positif dan negatif critical appraisal?


o Positif :
Dapat memperoleh kebenaran dalam suatu informasi
Meningkatkan daya analisis kritis
Memunculkan banyak pertanyaan baru
Informasi yg diperoleh lebih detail dan faham

o Negatif :
Butuh waktu lama
Tidak bisa berkembang bila pertanyaan2 hasil analisis yg dihasilkan
terlalu mudah

Kelebihan dan kelemahan CA :

a. Keuntungan :
b. Dapat mengembangkan pemikiran menurut akses informasi yang valid,relevan dan
berguna sesuai dengan hasil publikasi riset pengetahuan
c. Keterampilan CA tidak sulit untuk dikembangkan
d. CA melakukan pendekatan dengan peralatan yang nyaman dan memadai
e. Bersama dengan kemampuan menunjukkan dalam menemukan bukti penelitin dan
perubahan pelatihan sebagai hasil penelitian,CA adalah jalan penutup dari
gabungan antara peneliti dan pelatihan sebagai kontribusi yang penting untuk
meningkatkan kualitas kesehatan

f. Kerugian :
CA tidak dapat berkembang bila pertanyaan hasil analisis yang dihasilkan terlalu
mudah dengan fakta intervensi tidak efektif sesuai dengan bukti
CA ditekankan jika kekurangan bukti informasi yang baik,yang dapat membuat hasil
riset terbatas pada infornasi yang tidak jelas
CA tidak selalu memberikan pembaca dengan kemudahan menjawab atau menjawab
suatu kemungkinan yang diharapkan itu mungkin ditekankan bahwa intervensi penulis
tidak efektif
g. liliana sugiharto, bagian anatomi FK unika atma jaya

kendala CA

o memakan banyak waktu


o Critikal Apprasial tidak selalu memberikan jawaban yang mudah
o Critical apprasial dapat membuat keputusasaan jika CA menonjolkan
kekurangan dari bukti2 yang baik
o (Sumber : Alison Hill, Claire Spitlehouse, Institute Of Heal Sciences Oxford)

Kurangnya pengetahuan tentang program penelitian


Terkadang membosankan bagi yang melakukan
Perlu biaya yang tidk sedikit
o (Sumber : www.FKUNAIR.ac.id)

12. Kemampuan apa yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan critical appraisal?
o Kemampuan berfikir kritis : analitik, skeptis, berfikir ilmiah
o Tahu ttg metode2 penelitian
o Pengetahuan tentang IT
o Pengetahuan tentang statistika

13. Apa hubungan critical appraisal dengan EBM?


o CA merupakan langkah ke 3 dalam EBM
14. Bagaimana menilai kekuatan sebagai bukti ilmiah?

Klasifikasi artikel publikasi berdasarkan EBM ?

Level of evidence : Diagnosis (Cross sectional) , prognosis, terapi, penyebab (RCT,


Cohort)

15. Bagaimana filosofi dan sejarah digunakannya EBM?


MAPPING
PASIEN

MASALAH

PENATALAKSANAAN MUTAKHIR

EBM

- Pertanyaan

- Mencari sumber

- Telaah

- Penerapan

- Evaluasi

Validitas metode

Important
JDD/NNT
STEP 4 Applicable
SUBJEK, TEMPAT, BIAYA

STEP 5

STEP 6

STEP 7

Anda mungkin juga menyukai