Anda di halaman 1dari 13

KECENDERUNGAN RAWAT INAP DARI PASIEN WANITA HAMIL

YANG TERINFEKSI HIV DI AMERIKA SERIKAT: 2004 HINGGA 2011

Latar Belakang: Dengan perkembangan dan perluasan penggunaan terapi kombinasi


antiretrovirus, wanita yang terinfeksi HIV dapat hidup lebih lama, dan menjalani hidup yang
lebih sehat. Penelitian sebelumnya telah memperlihatkan, sejak adopsi penggunaan terapi
kombinasi antiretrovirus di Amerika Serikat, tingkat morbiditas dan hasil obstetrik yang
merugikan tetap tinggi untuk wanita hamil yang terinfeksi HIV jika dibandingkan dengan
wanita hamil yang tidak terinfeksi HIV. Pemantauan kecenderungan pada hasil akhir dari
pengalaman mereka merupakan hal yang esensial, sesuai rekomendaasi untuk populasi
khusus ini terus berkembang seiring dengan perkembangan terapi dan pencegahan HIV.
Tujuan: Kami melakukan analisis dengan membandingkan tingkat rawat inap dan hasil
terkait pada wanita hamil yang terinfeksi HIV dan yang tidak terinfeksi HIV di Amerika
Serikat mulai dari 2004 hingga 2011.
Desain Penelitian: Kami menggunakan data potong lintang pemulangan dari rumah sakit
untuk wanita berusia 15-49 tahun dari sampel pasien rawat inap tahun 2004, 2007 dan 2011
sebagai sampel representatif dari pemulangan pasien rumah sakit di Amerika Serikat. Data
karakteristik demografi, hasil morbiditas, dan kecenderungan waktu dibandingkan
menggunakan tes X2 dan regresi logistik multivariate. Analisis diperkuat untuk mengestimasi
hasil nasional.
Hasil: Pada tahun 2011, diperkirakan 4751 kehamilan yang dirawat inap dan 3855 proses
persalinan yang dirawat inap untuk wanita hamil dengan infeksi HI; tidak meningkat sejak
2004. Apabila dibandingkan dengan wanita yang tidak terinfeksi HIV, pasien hamil dengan
infeksi HIV yang dirawat inap lebih membutuhkan waktu yang lama, terdapat di daerah
selatan dan timur laut, ditanggung oleh asuransi umum, dan membutuhkan biaya yang lebih
tinggi ( semuanya memiliki p<0.005). Rawat inap pada wanita hamil dengan infeksi HIV
juga menimbulkan berbagai hasil yang merugikan. Jika dibandingkan dengan 2004, wanita
hamil dengan infeksi HIV pada tahun 2011 memiliki kesempatan yang lebih tinggi
mengalami diabetes gestasional ( odd ratio 1.81; interval kepercayaan 95%, 1.16-2.84),
preeclampsia/ gangguan hipertensi dalam kehamilan (odd ratio, 1.58; interval kepercayaan 95%
1.12-2.24), infeksi virus/ jamur/ parasit (odd ratio 1.90; interval kepercayaan 95%, 1.53-4.20).
Infeksi bakteri tidak meningkat jika dibandingkan dengan wanita hamil tanpa infeksi HIV.
Kesimpulan: Jumlah pasien rawat inap selama kehamilan dan persalinan tidak meningkat
pada wanita hamil yang terinfeksi HIV sejak tahun 2004, berangkat dari kecenderungan yang
diperkirakan sebelumnya. Kehamilan yang dirawat inap pada wanita yang terinfeksi HIV
tetap menjadi permasalahan medis kompleks jika dibandingkan dengan wanita yang tidak
terinfeksi HIV. Peningkatan kecenderungan infeksi pada persalinan dari pasien rawat inap
yang terinfeksi HIV membutuhkan perhatian yang lebih lanjut.
Kata Kunci: Persalinan, HIV, Rawat Inap, Kehamilan, Amerika Serikat

Pendahuluan
Rekomendasi untuk screening HIV pada wanita hamil dan terapi pada wanita hamil
dengan infeksi HIV telah menyebabkan penurunan drastic dari laju transmisi HIV melalui
Ibu-anak menjadi <2% di Amerika Serikat. Pedoman AS terbaru merekomendasikan
kombinasi antiretrovirus (ARV) sebagai terapi (cART) pelayanan standar untuk setiap
individu yang terinfeksi HIV, dan terapi ini menjadi hal yang kritis bagi wanita hamil.
Dengan perkembangan dan meluasnya penggunaan cART, wanita dengan infeksi HIV dapat
hidup lebih lama, dan menjalani hidup lebih sehat. Dari tahun 2000 hingga 2006,
diperkirakan laju dari wanita dengan infeksi HIV yang memiliki anak terus meningkat dan
terlebih pada wanita yang menginginkan kehamilan.
Disamping keuntungan dari cART untuk pengobatan dan pencegahan dari HIV,
terdapat perhatian tentang kemungkinan efek samping terhadap wanita hamil, janin dan
neonatus. Obat ARV telah dikaitkan dengan hiperglikemia, diabetes mellitus, asidosis laktat,
steatosis hepar, dan toksisitas hepar dan ginjal, meskipun penelitian tentang efek tersebut
dalam kehamilan telah menimbulkan hasil yang menjadi perdebatan. Beberapa penelitian
memperlihatkan peningkatan risiko preeclampsia pada wanita hamil dengan infeksi HIV yang
mendapatkan obat ARV dibandingkan wanita tanpa infeksi HIV, namun temuan ini masih
belum konsisten. Sebagai tambahan, juga terdapat hasil yang bertentangan terhadap obat
ARV dan risiko kelahiran prematur. Banyak dari penelitian tentang hasil kehamilan pada
wanita dengan infeksi HIV terbatas yang disebabkan jumlah sampel yang sedikit, desain
penelitian retrospektif, dan tidak terdapat penyesuaian terhadap faktor perancu.
Pada analisis kecenderungan nasional dari wanita hamil dengan infeksi HIV yang
dirawat inap mulai dari tahun 1994 hingga 2003, kami mendeskripsikan tingkat morbiditas
dan efek obstetrik yang merugikan yang lebih tinggi pada wanita hamil yang terinfeksi HIV
dibandingkan dengan yang tidak terinfeksi HIV. Sebagai catatan, pada waktu itu, tidak
terdapat peningkatan laju kelahiran prematur, prematuritas, persalinan atau preeclampsia/
hipertensi (HTN) pada wanita hamil dengan infeksi HIV di Amerika Serikat. Sejak analisis
ini dipublikasikan, ARV tambahan telah tersedia dan rekomendasi utama dari regimen cART
pada kehamilan telah berubah, dan sebagian wanita yang terinfeksi HIV yang mengetahui
kondisinya sendiri saat ini telah mendapatkan cART prenatal and pada saat kehamilan serta
persalinan. Karena perubahan tersebut, tujuan dari analisis kami adalah untuk menggunakan
data terbaru dari proyek biaya kesehatan dan perkembangan (HCUP), yang diperoleh pada
masa penyebaran cART untuk memeriksakecenderungan efek samping yang mungkin
berkaitan dengan infeksi HIV ataupun terapi pada wanita hamil di Amerika Serikat.
Memantau kecenderungan ini menjadi esensial, sesuai dengan rekomendasi untuk populasi
khusus ini untuk terus berevolusi sejalan dengan pengobatan dan pencegahan HIV.

Bahan dan Metode


Kami mendapatkan data pemulangan rumah sakit di Amerika Serikat dari Sampel
Pasien rawat inap HCUP tingkat nasional (NIS). HCUP merupakan bagian database
perawatan kesehatan dan alat perangkat lunak terkait yang disponsori oleh badan penelitian
kesehatan dan kualitas dan bekerjasama dengan organisasi pengumumpul data tingkat Negara
bagian. NIS merupakan 20% sampel probabilitas bertingkat dari komunitas rumah sakit yang
didefinisikan oleh Asosiasi Rumah sakit Amerika sebagai rumah sakit umum dan spesialistik
nonfederal, jangka pendek (rata-rata perawatan <30 hari) dengan fasilitas yang terbuka untuk
publik. Rumah sakit dijadikan sampel berdasarkan 5 strata: lokasi rural/ urban, jumlah tempat
tidur, wilayah, status pengajaran, dan kepemilikan. Dalam setiap tahunnya mulai dari 2004
hingga 2011, NIS memasukkan data rawat inap dari sekitar 1000 rumah sakit dengan 7-8 juta
catatan pemulangan per tahunnya yang diperbesar untuk memungkinkan produksi dari
perkiraan nasional. NIS merupakan satu dari kumpulan data rawat inap terbesar dan
memasukkan juga tarif Rumah sakit dan lama tinggal. Data pemulangan termasuk diagnosis
International Classifications of Diseases, Revisi kesembilan, modifikasi Klinis (ICD-9-CM)
dan kode prosedur juga kelompok terkait diagnosis dan kode diagnosis perangkat lunak
klasifikasi klinis (CCS) untuk ICD-9-CM, suatu diagnosis terstandarisasi dan skema
kategorisasi prosedur yang seragam.
Kami menganalisis data NIS dari tahun 2004 hingga 2011, suatu periode dimana
jumlah Negara bagian yang masuk kedalam NIS meningkat dari 37 menjadi 46. Analisis
kami terbatas pada rawat inap antenatal dan persalinan. Wanita yang dirujuk dalam penelitian
ini termasuk wanita berusia 15-49 tahun. Kami mengidentifikasi pasien rawat inap pada
wanita hamil (ICD-9-CM kode 640-677, V22-V24, V27-V28, 792.3), dan kemudian
mengenali mereka yang dalam persalinan (ICD-9-CM kode 650, V27; ICD-9-CM kode
prosedur 72.0-72.9, 73.22, 73.59,73.6, 74.0-74.2, 74.4, 74.99; dan kode terkait diagnosis 370-
375). Kami mengeluarkan kehamilan ektopik/ mola ataupun aborsi spontan ( ICD-9-CM kode
630, 631, 633, 632, 634-639; kode prosedur 69.01, 69.51, 74.91, 75.0).
Kode ICD-9-CM digunakan pada analisis ini untuk mengidentifikasi perawatan di
rumah sakit yang mengalami komplikasi dengan kelahiran premature ataupun rupture
membrane, persalinan premature, Diabetes Melitus Gestasional (DMG), preeclampsia/
kelainan Hipertensi dalam kehamilan, perdarahan antepartum, infeksi masa puerperal, dan
HIV yang telah dijelaskan sebelumnya. Definisi dari kondisi morbiditas tertentu dan hasil
luaran yang digunakan pada analisis sebelumnya dimodifikasi sebagai berikut: (1) gangguan
hati pada kehamilan, termasuk steatosis hepar, asidosis laktat, dan peningkatan fungsi hati
(276.2, 571.8, 646.7, 790.4, 573.3 573.9); (2) infeksi menular seksual dan penyakit radang
panggul (647.0-647.2, 090.0-090.9, 054.5, 054.7, 079.88, 614.0-614.5, 614.7-614.9, 615,
616); (3) infeksi Bakteri (CCS kode 2,3); (4) infeksi virus, mikosis, parasit dan lainnya (CCS
kode 4, 6, 7, 8, 77, 78, 126); (5) influenza dan komplikasi paru-paru (480-488) dan (6) infeksi
saluran kemih (646,6, 590, 595, 597, 599.0). Terakhir, kami memasukkan kondisi berikut
sebagai penyesuaian variabel: Anemia (648.2, 280-285), Hepatitis B dan C (070.2-070.3,
070.41, 070.42, 070.44, 070.51, 070.52, 070.54, 070.7), penggunaan obat (304, 305.2-305.9),
peminum alkohol (303.0, 303.9, 305.0, 291.0, 291.4, 291.81) dan perokok (305.1, 649.0).
Kami menggunakan Student t test dan tes X2 wald dengan level signifikansi .05 untuk
membandingkan karakteristik demografik dan rumah sakit serta luaran, dan juga lama waktu
di rawat inap dan biaya rumah sakit pada pasien ibu hamil yang dirawat dengan infeksi HIV
dibandingkan dengan yang tidak terinfeksi HIV. Kami membandingkan karakteristik pasien /
rumah sakit: distribusi usia, pembayar utama, kuartil median pendapatan rumah berdasarkan
kode pos pasien, rumah sakit daerah/ kota, wilayah geografis dari rumah sakit, jumlah lama
tinggal total dan rata-rata, dan tingkat mortalitas pasien rawat inap. Semua data pemulangan
pasien disesuaikan dengan inflasi dan berupa dana 2011 dollar.
Selama 2004 hingga 2011, kami membandingkan kesempatan munculnya efek
merugikan pada pasien rawat inap yang terinfeksi HIV dengan wanita yang tidak terinfeksi
HIV menggunakan regresi logistic bertingkat, menyesuaikan dengan data variabel demografi
dan komorbiditas yang relavan. Untuk menilai kecenderungan jumlah absolut dari wanita
yang terinfeksi HIV per tahun dalam masa latihan, kami menggunakan regresi kuadrat yang
didesain secara spesifik untuk penggunaan data survey. Untuk menliai hasil akhir, kami
membandingkan data dari 2007 hingga 2011 yang menyerupai 2004 (tahun rujukan),
disesuaikandengan usia maternal, pembayaran, dan status persalinan baik dalam model
regresi linear maupun logistik, tergantung jenis hasilnya. Model dengan bentuk interaksi
dijalankan untuk menilai seberapa besar perubahan oleh waktu yang disebabkan karena
status HIV. Subanalisis kemudian dilakukan untuk memeriksa hubungan antara HIV dan
hasil akhirnya- termasuk biaya rumah sakit, lama perawatan, dan infeksi bakteri- yang
dimodifikasi oleh jenis rawat inap (persalinan ataupun antenatal). Semua analisis statistik
dilakukan dengan prosedur survey menggunakan perangkat lunak (SAS, versi 9.3;. institute
SAS, Cary, NC). Analisis sekunder dari rangkaian data yang diidentifikasi ulang, penelitian
ini mendapatkan persetujuan dari idewan peninjau institusional.

Hasil
Jumlah rawat inap dan persalinan pada wanita hamil yang terinfeksi HIV tidak
mengalami peningkatan dalam periode penelitian ( tes kecenderungan nilai p: .569). Terdapat
perkiraan 7107 wanita hamil yang terinfeksi HIV dirawat inap pada tahun 2004, 6837 pada
2007 dan 4751 pada 2011. Perkiraan tahun 2011 lebih rendah 33% dibandingkan tahun 2004;
sebagai perbandingan perkiraan wanita yang tidak terinfeksi HIV 11% lebih rendah pada
tahun 2011 dibandingkan 2004. Dipekirakan terdapat 5339 persalinan yang dirawat inap dari
wanita hamil yang terinfeksi HIV pada 2004, 5397 pada tahun 2007 dan 3855 pada tahun
2011. Perkiraan tahun 2011 28% lebih rendah daripada tahun 2004; estimasi yang berkaitan
dengan wanita yang tidak terinfeksi HIV lebih rendah 9% pada tahun 2011 dibandingkan
tahun 2004.
Dari tahun 2004 hingga 2011, kasus wanita hamil dengan infeksi HIV yang dirawat inap
diperkirakan mewakili 0.11-0.15% dari seluruh kasus rawat inap wanita hamil di Amerika
Serikat. Jumlah rawat inap pada saat persalinan tetap lebih tinggi pada wanita dengan infeksi
HIV jika diandingkan wanita yang tidak terinfeksi HIV baik pada tahun 2004 dan tahun 2011
(1.33 vs 1.11 pada 2004 [p<0.001]; 1.23 vs 1.10 pada 2011 [p<0.001]) (Tabel 1). Kasus rawat
inap pada wanita hamil yang terinfeksi HIV dirawat lebih lama (rata-rata lama perawatan
3.64 vs 2.68 hari pada 2011, p<,001) dan membutuhkan biaya perawatan yang lebaih besar
(rata-rata $22.980 vs $14.,62, P<,001) dibandingkan dengan wanita hamil yang tidak
terinfeksi HIV baik pada tahun 2004 dan 2011 (tabel 1). Sebuah subanalisis berdasarkan tipe
rawat inap (antenatal / persalinan) menunjukkan rata-rata biaya perawatan lebih tinggi dan
lama perawatan lebih panjang untuk kedua jenis rawat inap dibandingkan dengan wanita
hamil yang tidak terinfeksi HIV. Infeksi HIV tidak memiliki efek perbedaan signifikan
terhadap lama perawatan atau biaya perawatan berdasarkan jenis rawat inap ( antenatal
dibandingkan dengan persalinan) ( data tidak diperlihatkan).

Tabel 1. Data demografi dan karakteristik Rumah Sakit dan luaran yang terpilih dari kasus
rawat inap wanita hamil berusia 15-49 tahun yang masuk ke Rumah Sakit AS pada tahun
2004 dan 2011, berdasarkan status HIV

2004 2011

Karakteristik pasien / Terinfeksi Tidak terinfeksi Terinfeksi Tidak terinfeksi


P p
rumah sakit HIV n =7107 HIV n=4.675.615 HIV n =4751 HIV n=4.180.200

Usia, tahun N (%) N (%) N(%) N (%) 0.004


15-19 456 (6.4) 488,041 (10.4) 0.007 245 (5.2) 359,049 (8.6)
20-34 5822 (79.1) 3,497,064 (78.8) 3631 (76.4) 3,210,178 (76.8)
35-49 1030 (14.5) 690,509 (14.8) 875 (18.4) 610,973 (14.6)
Pembayar tagihan utama
Publik 5,155 (73.7) 1,886,156 (40.4) <0.001 3,500 (73.8) 1,865,653 (44.7) <0.001
Privat 1,345 (19.2) 2,514,553 (53.9) 916 (19.3) 2,080,438 (49.9)
Lain-lain 496 (7.1) 266,189 (5.7) 326 (6.9) 226,869 (5.4)
Pendapatan rumah tangga
kuartil berdasarkan kode
pos pasien
1- Pendapatan terendah 4,052 (58.3) 1,300,572 (28.3) <0.001 1,905 (49.0) 1,122,647 (27.3) <0.001
2 1,455 (20.9) 1,120,376 (24.4) 910 (23.4) 1,003,369 (24.4)
3 920 (13.2) 1,015,807 (22.1) 699 (18.0) 1,097,657 (26.7)
4 Pendapatan
526 (7.6) 1,160,767 (25.2) 374 (9.6) 894,705 (21.7)
tertinggi
Lokasi Rumah Sakit
Rural 320 (4.5) 525,432 (11.2) <0.001 168 (3.6) 474,446 (11.5) <0.001
Urban 6788 (95.5) 4,150,183 (88.8) 4491 (96.4) 3,640,248 (88.5)
Wilayah
Timur laut 1,640 (23.1) 822,720 (17.6) <0.001 1,422 (29.9) 690,264 (16.5) <0.001
Barat 609 (8.6) 952,302 (20.4) 712 (15.0) 858,384 (20.5)
Selatan 4,580 (64.4) 1,703,296 (36.4) 2,457 (51.7) 1,580,577 (37.8)
Barat 278 (3.9) 1,197,296 (25.6) 159 (3.4) 1,050,974 (25.1)
Meninggal selama
0 (0) 565 (0.01) - - 494 (0.01) 0.182
perawatan
Rata-rata lama perawatan 3.63 2.68 <0.001 3.64 2.68 <0.001
Rata-rata biaya perawatan $14,877 $10,758 <0.001 $ 22,980 $14,362 <0.001
Rasio Rawat inap/
1.33 1.11 <0.001 1.23 1.10 <0.001
persalinan

Kasus rawat inap dari wanita hamil dengan infeksi HIV lebih banyak ditemukan daripada
wanita hamil yang tidak terinfeksi HIV pada kelompok usia tua (p=0.04 pada 2011),
ditanggung oleh asuransi public (contoh: Medicaid atau Medicare) (P<0.001), termasuk
dalam kode pos dengan pendapatan rata-rata rendah (P<0.001), terjadi pada rumah sakit
urban (P<0.001) dan di wilayah selatan dan timur laut (P<0.001). Frekuensi dari kematian
pada saat rawat inap tidak berbeda antara wanita hamil dengan infeksi HIV maupun tanpa
infeksi HIV pada tahun 2011 (P=0.182) Tidak dapat dilakukan perbandingan statistic pada
kasus rawat inap di tahun 2004 karena tidak ditemukan catatan kematian padawanita hamil
dengan infeksi HIV. Mengikuti kecenderungan umum yang ditemukan pada kelompok yang
tidak terinfeksi HIV, rata-rata biaya perawatan meningkat dalam periode penelitian pada
kelompok terinfeksi HIV, sementara lama perawatan tidak berubah dari tahun 2004 ke tahun
2011.

Dampak Buruk pada Wanita Hamil dengan Infeksi HIV


Kemungkinan diagnosis dari beberapa hasil yang tidak diinginkan tetap lebih tinggi
secara signifikan pada pasien hamil dengan infeksi HIV yang dirawat inap jika dibandingkan
dengan pasien hamil yang tidak terinfeksi HIV pada tahun 2004 hingga 2011 (tabel 2). Pada
tahun 2011, hasil yang tidak diinginkan ini termasuk prematuritas dan kelahiran premature,
preeclampsia dan gangguan Hipertensi dalam kehamilan, infeksi menular seksual dan
penyakit radang panggul, infeksi bakteri, infeksi nonbakteri (termasuk infeksi virus, jamur
dan parasit) serta influenza. Subanalisis yang dilakukan menunjukkan efek dari status infeksi
HIV terhadap kemungkinan infeksi bakteri dimodifikasi oleh jenis rawat inap (persalinan/
antenatal) (P<0.001). Pada kasus rawat inap antenatal, kemungkinan infeksi bakteri tidak
terdapat perbedaan pada status HIV. Namun demikian, pada kasus rawat inap persalinan,
kemungkinan infeksi bakteri secara signifikan lebih tingi pada yang terinfeksi HIV jika
dibandingkan dengan wanita hamil yang tidak terinfeksi HIV ( odds ratio yang disesuaikan
[aOR], 2.36; interval kepercayaan 95% [IK] 1.71-3.25). Pada tahun 2004, kemungkinan dari
GDM secara signifikan lebih rendah pada wanita hamil dengan HIV yang dirawat inap jika
dibandingkan dengan wanita hamil yang tidak terinfeksi HIV. Meskipun begitu, angka GDM
pada kasus rawat inap pasien hamil dengan HIV meningkat secara signifikan pada 2011,
sehingga tidak terdapat perbedaan kemungkinan GDM dengan status HIV pada tahun 2011.
Kemungkinan perdarahan antepartum pada kasus rawat inap wanita hamil dengan infeksi
HIV, dibandingkan dengan kasus rawat inap pasien hamil tanpa infeksi HIV, secara
signifikan lebih rendah pada tahun 2004 namun sedikit lebih tinggi pada tahun 2011. Tidak
terdapat perbedaan kemungkinan gangguan hati berdasarkan status HIV pada kedua tahun
yang diteliti.

Tabel 2. Tingkat dari luaran yang tidak diharapkan diantara pasien wanita hamil yang dirawat
inap berusia 15-49 tahun di Amerika Serikat pada tahun 2004 dan 2011, berdasarkan status
HIV
Kondisi 2004 2011

Terinfeksi HIV Tidak terinfeksi Odds ratio Terinfeksi HIV Tidak terinfeksi Odds Ratio
n=7107 HIV n = disesuaikan n = 4751 HIV n = disesuaikan
4,675,615 4,180,200
n Nilai n Nilai n Nilai n Nilai

Persalinan 1295 24.3 560,187 13.3 1.34 (1.18- 795 20.6 447,048 11.7 1.40 (1.16-1.69)
prematur 1.53)
Kelahiran 1069 20.0 442,158 10.5 1.41 (1.22- 698 18.1 371,156 9.8 1.46 (1.19-1.79)
Prematur 1.63)
Diabetes 203 3.8 217,019 5.2 0.61 (0.44- 253 6.6 258,194 6..8 1.01 (0.74-1.38)
Gestasional 0.85)
Gangguan Hati 104 2.0 7106 0.17 1.10 (0.64- 94 2.5 13,810 0.36 1.42 (0.75-2.68)
1.88)
Preeklampsia/ 728 13.6 400,269 9.5 1,08 (0.86- 727 18.9 435,136 11.4 1.44 (1.16-1.80)
Hipertensi 1.35)
Pendarahan 124 2.3 102,355 2.4 0.54 (0.34- 139 3.6 85,634 2.3 1.35 (0.995-1.82)
Antepartum 0.85)
Infeksi mayor 174 3.3 30,907 0.74 1.24 (0.65- 105 2.7 25,260 0.66 0.95 (0.48-1.89)
puerperium 2.36)
Infeksi Saluran 422 7.9 132,214 3.1 1.58 (1.18- 205 5.3 97,785 2.6 1.41 (0.97-2.05)
Kemih 2.13)
Infeksi Menular 268 5.0 43,963 1.1 2.58 (1.96- 203 5.3 37,856 0.99 3.81 (2.53-5.76)
Seksual, Penyakit 3.40)
radang panggul
Infeksi Bakteri 145 2.7 56,785 1.4 1.36 (0.94- 205 5.3 42,947 1.1 2.85 ( 1.84- 4.40)
1.97)
Infeksi Virus, 1060 19.9 95,422 2.3 5.40 (4.46- 1225 41.2 160,206 4.2 5.69 (4.20-7.70)
jamur, parasit 6.54)
Influenza 119 2.2 9440 0.22 4.72 (2.88- 102 2.6 11,854 0.31 4.87 (3.04- 7.80)
7.76)
Kondisi dimana terjadi peningkatan signifikan dari kemungkinan pada kasus rawat
inap pasien hamil dengan infeksi HIV pada tahun 2011, dibandingkan dengan 2004 (tabel 3)
antara lain GDM (aOR 1.81; IK 95% 1.16-2.84) Preeklampsia/ gangguan hipertensi dalam
kehamilan (aOR 1.58; IK 95%, 1.12-2.24) dan 2 kategori dari diagnosa infeksi: infeksi virus,
jamur, dan parasit (aOR 1.90; IK 95% 1.69-2.14) dan infeksi bakteri (aOR. 2,54; IK 95%,
1.53-4.20). Kategori terakhir ini merupakan satu-satunya yang mengalami peningkatan
terbesar dari 2004 hingga 2011 pada kasus rawat inap wanita dengan infeksi HIV
dibandingkan peningkatan pada kelompok wanita tanpa infeksi HIV ( nilai P<0.001).
Kemungkinan diagnosis prematuritas dan persalinan prematur tidak meningkat pada kasus
rawat inap wanita hamil dengan infeksi HIV selama periode penelitian. Kecenderungan
persalinan prematur pada kedua kelompok tidak berbeda secara signifikan ( Nilai P: 0.377).

Komentar
Dengan analisis dalam beberapa tahun dari data representasi nasional rawat inap di
AS, kami menemukan bahwa perkiraan jumlah kasus rawat inap dan persalinan untuk wanita
hamil dengan infeksi HIV tidak mengalami peningkatan dari tahun 2004 sampai tahun 2011.
Nilai dari kemungkinan yang telah disesuaikan untuk beberapa kondisi morbiditas dan hasil
kehamilan yang tidak diharapkan tetap lebih tinggi secara signifikan pada kasus rawat inap
wanita dengan infeksi HIV dibandingkan wanita tanpa infeksi HIV, hal ini konsisten dengan
analisis yang telah dipublikasikan sebelumnya dalam jangka waktu 1994 hingga 2003.
Sebatas pengetahuan kami, jumlah perkiraan persalinan pada wanita dengan infeksi
HIV di Amerika Serikat belum pernah dilaporkan sejak 2006, dan perkiraan kami merupakan
representasi dari kecenderungan yang dilaporkan sebelumnya, dimana diindikasikan terdapat
peningkatan dari tahun 2000 hingga 2006. Tingginya jumlah persalinan pada wanita dengan
infeksi HIV, meskipun dengan tersedianya pengobatan baru dan efektivitas dari pencegahan
infeksi HIV perinatal. Penelitian menunjukkan sebagian besar wanita hamil dengan infeksi
HIV tidak direncanakan; lebih lanjut, penelitian terhadap penggunaan kontrasepsi kerja
panjang pada wanita dengan infeksi HIV dari tahun 1998 hingga 2010 tidak menunjukkan
peningkatan yang signifikan. Temuan kami mengindikasikan usaha untuk mencegah
kehamilan yang tidak diinginkan juga memiliki peran pada populasi ini. Wanita hamil dengan
infeksi HIV yang dirawat inap cenderung berkumpul dalam suatu wilayah geografis tertentu,
terkhusus pada daerah Selatan dan Timur Laut. Durasi rawat inap pada wanita hamil dengan
infeksi HIV lebih lama dan membutuhkan biaya yang lebih besar dibandingkan wanita hamil
yang tidak terinfeksi HIV. Pembayaran rawat inap pada wanita hamil dengan infeksi HIV
kebanyakan berasal dari Medicaid, konsisten dengan studi pada periode sebelumnya.
Sementara itu, skema sampling oleh NIS tidak menjamin pemulangan pasien merupakan
perwakilan sempurna dari data nasional untuk kondisi tertentu, namun tetap menjamin bahwa
Rumah sakit dimana keluarnya data merupakan representasi nasional sesuai dengan variabel
stratifikasi. Hubungan dari beberapa variabel dalam kasus rawat inap pada kehamilan dengan
infeksi HIV dibandingkan dengan tidak terinfeksi HIV terlihat pada tabel 1.
Kemungkinan adanya hasil yang tidak diinginkan termasuk persalinan dan kelahiran
prematur, dan banyak kategori infeksi untuk rawat inap dari wanita hamil dengan infeksi
HIV tetap meningkat, dibandingkan dengan wanita hamil yang tidak terinfeksi HIV, hal ini
konsisten dengan periode sebelumnya. Dari Kasus rawat inap wanita hamil dengan infeksi
HIV, tidak terdapat kondisi buruk yang memperlihatkan penurunan signifikan secara statistik
terhadap kemungkinan munculnya dari tahun 2004 hingga 2011. Salah satu hasil yang
menggembirakan adalah kurangnya laju peningkatan rawat inap dengan gangguan hati pada
wanita hamil dengan infeksi HIV, meskipun adanya kekhawatiran akan toksisitas ARV. Dari
2004 hingga 2011, kasus rawat inap dengan diagnosis GDM dan dengan preeclampsia/
gangguan hipertensi telah meningkat pada wanita hamil dengan infeksi HIV, mengikuti besar
peningkatan kasus rawat inap pada wanita hamil tanpa infeksi HIV. Peningkatan ini dalam
hal GDM merupakan kelanjutan tren yang diamati dari 1994 hingga 2003. Faktor seperti
peningkatan obesitas, ataupun semakin tuanya usia kehamilan, juga semakin sensitifnya
skrining dan diagnosis dapat mempengaruhi perubahan ini. Tingkat rawat inap dengan
dengan diagnosis GDM hampir serupa pada 2011 antara wanita dengan infeksi HIV dan
tanpa infeksi HIV. Kemungkinan infeksi saluran kemih pada wanita hamil yang dirawat inap
dengan infeksi HIV lebih tinggi dibandingkan wanita hamil tanpa infeksi HIV pada tahun
2004 dan tidak berbeda signifikan pada tahun 2011; Kondisi ini tidak memperlihatkan
perubahan signifikan seiring waktu dalam kelompok yang terinfeksi HIV.
Periode penelitian yang lebih baru memperlihatkan adanya agen ARV baru dan
perubahan dari rekomendasi dengan memasukkan semua wanita hamil dengan HIV positif
sebagai kandidat dari cART. Meski dengan perubahan ini, wanita hamil dengan infeksi HIV
masih menunjukkan peningkatan dari 2004 hingga 2011 pada rawat inap dengan 2 kategori
infeksi, termasuk infeksi bakteri dan virus/jamur/ parasit. Hal ini berbeda dengan periode
1994 hingga 2003, dimana tingkat infeksi bakteri tidak meningkat pada kasus rawat inap
wanita hamil dengan infeksi HIV. Sedangkan peningkatan penyakit virus/ jamur/ parasit
konsisten dengan peningkatan pada kelompok wanita hamil tanpa infeksi HIV dan dapat
dikaitkan dengan skrining dan diagnosis yang lebih baik maupun penerapan kode,
peningkatan infeksi bakteri spesifik untuk wanita hamil dengan infeksi HIV. Masih terdapat
kemungkinan dalam tahun terakhir, perlu lebih hati-hati ketika mengkode infeksi pada wanita
dengan infeksi HIV. Namun temuan ini tak terduga dan perlu diperhatikan. Data populasi
dari Negara maju terhadap tren tersebut dalam kehamilan masih terbatas, namun beberapa
bukti menunjukkan infeksi berat selama kehamilan dapat meningkat. Karena hubungan antara
status HIV dan infeksi bakteri terutama terlihat pada kasus rawat inap pada persalinan, hal ini
juga dapat merupakan implikasi dari penanganan intrapartum dari wanita dengan infeksi HIV
(contoh: penggunaan antibiotik profilaksis intrapartum pada kelompok tertentu).
Batasan dari penelitian kami termasuk batasan yang umum dalam penelitian
menggunakan data administratif. Pada HCUP NIS dalam berbagai tahun, terdapat
pengamatan multipel untuk pasien yang sama, karena unit dari penelitian adalah pasien yang
masuk rumah sakit. Meski demikian hal ini tidak mempengaruhi estimassi setiap tahunnya.
Praktek medis dan koding berubah seiring waktu, mempengaruhi perkiraan tren. Informasi
seperti ras, riwayat obstetrik sebelumnya, penggunaan ARV dan obesitas yang dapat
mempengaruhi luaran dari kehamilan tidak tersedia. Ras dan etnis kemungkinan dpat
mempengaruhi hasil ini, karena wanita dari ras Afrika Amerika, dan dalam hubungan yang
lebih lemah Hispanik dan Latin cenderung hidup dengan HIV dibandingkan wanita non-
hispanik. Sementara bukti terhadap ras dan perbedaan etnis bercampur, jelas bahwa wanita
Afrika Amerika memiliki tingkat luaran yang tidak diinginkan yang lebih tinggi seperti
kelahiran prematur, dan morbiditas dan mortalitas maternal yang lebih tinggi dibandingkan
wanita non hispanik.
Kekuatan dari analsisi ini termasuk besarnya jumlah sampel dan kemampuan untuk
menghasilkan perkiraan nasional, juga adanya data biaya dan lama tinggal dalam rumah sakit
untuk mendeskripsikan beban pada populasi target. Variabel pendapatan berdasarkan kode
pos memberikan informasi tambahan tentang status sosioekonomi yang sebelumnya tidak
tersedia. Kekuatan tambahan lainnya dari penelitian ini adalah stabilitas relative pada
rekomendasi penanganan untuk wanita hamil dengan infeksi HIV dalam suatu periode waktu
yang sedang diteliti, dengan perbandingan artikel sebelumnya, dimana terjadi pada masa
sebelum terapi aktif ARV dan pada saat terapi Aktif ARV.
Tabel 3. Luaran pada wanita hamil yang dirawat inap baik dengan infeksi HIV dan tanpa infeksi HIV
berusia 15- 49 tahun pada tahun 2007 dan 2001 dibandingkan terhadap tahun 2004 ( Penyesuaian
untuk kelompok umur, pembayar primer, dan status persalinan)

a. Model regresi logistik pada kelahiran premature disesuaikan berdasarkan usia dan pembayar utama. b. Nilai P untuk tes
interaksi apakah perubahan dari tahun 2004 ke 2011 berberda berdasarkan status HIV adalah <0.001. c. Analisis regresi linear disesuaikan
dengan kelompok usia, pembayar utama, dan status persalinan. d. Nilai P untuk analsis tes variat untuk rata-rata perubahan dalam periode
penelitian adalah .002 pada wanita dengan infeksi HIV; e. rasiojumlah rawat inap terhadap jumlah persalinan; f. nilai P untuk perbandingan
rasio rawat inap dengan persalinan dari 2004 hingga 2011 adalah 0.04 pada wanita dengan HIV; g. Nilai P untuk analisis tes varians dari
variasi rata-rata biaya selama periode penelitian adalah 0.001 pada pasien yang tidak terinfeksi HIV; h. Nilai P untuk perbandingan rasio
rawat inap dengan persalinan dari tahun 2004 hingga 2011 adalah 0.003 pada wanita yang tidak terinfeksi HIV

Sebagai kesimpulan, hasil penelitian kami menunjukkan wanita hamil dengan infeksi
HIV di Amerika Serikat terus berada dalam risiko tinggi terhadap berbagai hasil yang tidak
diinginkan dibandingkan dengan wanita yang tidak terinfeksi HIV. Tidak ditemukan
penurunan pada satupun kondisi morbiditas sejak akhir periode penelitian sebelumnya pada
tahun 2003; Kontrasnya, terdapat peningkatan kecenderungan luaran yang tidak diinginkan,
seperti GDM, gangguan hipertensi dalam kehamilan dan infeksi. Hal ini meskipun adanya
ketersediaan dari ARV yang efektif, menunjukkan ketersediaan dari ARV yang efektif masih
belum cukup untuk ditargetkan pada masalah kesehatan dalam populasi ini. Sebagai
tambahan dari infeksi kronis, Wanita dengan infeksi HIV di AS menghadapi masalah
sosioekonomi, yang mungkin terlibat dalam berbagai masalah kesehatan. Perhatian dan usaha
kreatif dibutuhkan untuk meningkatkan luaran dari kehamilan dan kesehatan dari wanita
hamil dengan infeksi HIV. Penyedia perlu sadar bahwa populasi ini tetap berisiko terhadap
berbagai morbiditas selama kehamilan, dan perawatan harus disesuaikan dengan kondisi
pasien.

Anda mungkin juga menyukai