Pendahuluan
Rekomendasi untuk screening HIV pada wanita hamil dan terapi pada wanita hamil
dengan infeksi HIV telah menyebabkan penurunan drastic dari laju transmisi HIV melalui
Ibu-anak menjadi <2% di Amerika Serikat. Pedoman AS terbaru merekomendasikan
kombinasi antiretrovirus (ARV) sebagai terapi (cART) pelayanan standar untuk setiap
individu yang terinfeksi HIV, dan terapi ini menjadi hal yang kritis bagi wanita hamil.
Dengan perkembangan dan meluasnya penggunaan cART, wanita dengan infeksi HIV dapat
hidup lebih lama, dan menjalani hidup lebih sehat. Dari tahun 2000 hingga 2006,
diperkirakan laju dari wanita dengan infeksi HIV yang memiliki anak terus meningkat dan
terlebih pada wanita yang menginginkan kehamilan.
Disamping keuntungan dari cART untuk pengobatan dan pencegahan dari HIV,
terdapat perhatian tentang kemungkinan efek samping terhadap wanita hamil, janin dan
neonatus. Obat ARV telah dikaitkan dengan hiperglikemia, diabetes mellitus, asidosis laktat,
steatosis hepar, dan toksisitas hepar dan ginjal, meskipun penelitian tentang efek tersebut
dalam kehamilan telah menimbulkan hasil yang menjadi perdebatan. Beberapa penelitian
memperlihatkan peningkatan risiko preeclampsia pada wanita hamil dengan infeksi HIV yang
mendapatkan obat ARV dibandingkan wanita tanpa infeksi HIV, namun temuan ini masih
belum konsisten. Sebagai tambahan, juga terdapat hasil yang bertentangan terhadap obat
ARV dan risiko kelahiran prematur. Banyak dari penelitian tentang hasil kehamilan pada
wanita dengan infeksi HIV terbatas yang disebabkan jumlah sampel yang sedikit, desain
penelitian retrospektif, dan tidak terdapat penyesuaian terhadap faktor perancu.
Pada analisis kecenderungan nasional dari wanita hamil dengan infeksi HIV yang
dirawat inap mulai dari tahun 1994 hingga 2003, kami mendeskripsikan tingkat morbiditas
dan efek obstetrik yang merugikan yang lebih tinggi pada wanita hamil yang terinfeksi HIV
dibandingkan dengan yang tidak terinfeksi HIV. Sebagai catatan, pada waktu itu, tidak
terdapat peningkatan laju kelahiran prematur, prematuritas, persalinan atau preeclampsia/
hipertensi (HTN) pada wanita hamil dengan infeksi HIV di Amerika Serikat. Sejak analisis
ini dipublikasikan, ARV tambahan telah tersedia dan rekomendasi utama dari regimen cART
pada kehamilan telah berubah, dan sebagian wanita yang terinfeksi HIV yang mengetahui
kondisinya sendiri saat ini telah mendapatkan cART prenatal and pada saat kehamilan serta
persalinan. Karena perubahan tersebut, tujuan dari analisis kami adalah untuk menggunakan
data terbaru dari proyek biaya kesehatan dan perkembangan (HCUP), yang diperoleh pada
masa penyebaran cART untuk memeriksakecenderungan efek samping yang mungkin
berkaitan dengan infeksi HIV ataupun terapi pada wanita hamil di Amerika Serikat.
Memantau kecenderungan ini menjadi esensial, sesuai dengan rekomendasi untuk populasi
khusus ini untuk terus berevolusi sejalan dengan pengobatan dan pencegahan HIV.
Hasil
Jumlah rawat inap dan persalinan pada wanita hamil yang terinfeksi HIV tidak
mengalami peningkatan dalam periode penelitian ( tes kecenderungan nilai p: .569). Terdapat
perkiraan 7107 wanita hamil yang terinfeksi HIV dirawat inap pada tahun 2004, 6837 pada
2007 dan 4751 pada 2011. Perkiraan tahun 2011 lebih rendah 33% dibandingkan tahun 2004;
sebagai perbandingan perkiraan wanita yang tidak terinfeksi HIV 11% lebih rendah pada
tahun 2011 dibandingkan 2004. Dipekirakan terdapat 5339 persalinan yang dirawat inap dari
wanita hamil yang terinfeksi HIV pada 2004, 5397 pada tahun 2007 dan 3855 pada tahun
2011. Perkiraan tahun 2011 28% lebih rendah daripada tahun 2004; estimasi yang berkaitan
dengan wanita yang tidak terinfeksi HIV lebih rendah 9% pada tahun 2011 dibandingkan
tahun 2004.
Dari tahun 2004 hingga 2011, kasus wanita hamil dengan infeksi HIV yang dirawat inap
diperkirakan mewakili 0.11-0.15% dari seluruh kasus rawat inap wanita hamil di Amerika
Serikat. Jumlah rawat inap pada saat persalinan tetap lebih tinggi pada wanita dengan infeksi
HIV jika diandingkan wanita yang tidak terinfeksi HIV baik pada tahun 2004 dan tahun 2011
(1.33 vs 1.11 pada 2004 [p<0.001]; 1.23 vs 1.10 pada 2011 [p<0.001]) (Tabel 1). Kasus rawat
inap pada wanita hamil yang terinfeksi HIV dirawat lebih lama (rata-rata lama perawatan
3.64 vs 2.68 hari pada 2011, p<,001) dan membutuhkan biaya perawatan yang lebaih besar
(rata-rata $22.980 vs $14.,62, P<,001) dibandingkan dengan wanita hamil yang tidak
terinfeksi HIV baik pada tahun 2004 dan 2011 (tabel 1). Sebuah subanalisis berdasarkan tipe
rawat inap (antenatal / persalinan) menunjukkan rata-rata biaya perawatan lebih tinggi dan
lama perawatan lebih panjang untuk kedua jenis rawat inap dibandingkan dengan wanita
hamil yang tidak terinfeksi HIV. Infeksi HIV tidak memiliki efek perbedaan signifikan
terhadap lama perawatan atau biaya perawatan berdasarkan jenis rawat inap ( antenatal
dibandingkan dengan persalinan) ( data tidak diperlihatkan).
Tabel 1. Data demografi dan karakteristik Rumah Sakit dan luaran yang terpilih dari kasus
rawat inap wanita hamil berusia 15-49 tahun yang masuk ke Rumah Sakit AS pada tahun
2004 dan 2011, berdasarkan status HIV
2004 2011
Kasus rawat inap dari wanita hamil dengan infeksi HIV lebih banyak ditemukan daripada
wanita hamil yang tidak terinfeksi HIV pada kelompok usia tua (p=0.04 pada 2011),
ditanggung oleh asuransi public (contoh: Medicaid atau Medicare) (P<0.001), termasuk
dalam kode pos dengan pendapatan rata-rata rendah (P<0.001), terjadi pada rumah sakit
urban (P<0.001) dan di wilayah selatan dan timur laut (P<0.001). Frekuensi dari kematian
pada saat rawat inap tidak berbeda antara wanita hamil dengan infeksi HIV maupun tanpa
infeksi HIV pada tahun 2011 (P=0.182) Tidak dapat dilakukan perbandingan statistic pada
kasus rawat inap di tahun 2004 karena tidak ditemukan catatan kematian padawanita hamil
dengan infeksi HIV. Mengikuti kecenderungan umum yang ditemukan pada kelompok yang
tidak terinfeksi HIV, rata-rata biaya perawatan meningkat dalam periode penelitian pada
kelompok terinfeksi HIV, sementara lama perawatan tidak berubah dari tahun 2004 ke tahun
2011.
Tabel 2. Tingkat dari luaran yang tidak diharapkan diantara pasien wanita hamil yang dirawat
inap berusia 15-49 tahun di Amerika Serikat pada tahun 2004 dan 2011, berdasarkan status
HIV
Kondisi 2004 2011
Terinfeksi HIV Tidak terinfeksi Odds ratio Terinfeksi HIV Tidak terinfeksi Odds Ratio
n=7107 HIV n = disesuaikan n = 4751 HIV n = disesuaikan
4,675,615 4,180,200
n Nilai n Nilai n Nilai n Nilai
Persalinan 1295 24.3 560,187 13.3 1.34 (1.18- 795 20.6 447,048 11.7 1.40 (1.16-1.69)
prematur 1.53)
Kelahiran 1069 20.0 442,158 10.5 1.41 (1.22- 698 18.1 371,156 9.8 1.46 (1.19-1.79)
Prematur 1.63)
Diabetes 203 3.8 217,019 5.2 0.61 (0.44- 253 6.6 258,194 6..8 1.01 (0.74-1.38)
Gestasional 0.85)
Gangguan Hati 104 2.0 7106 0.17 1.10 (0.64- 94 2.5 13,810 0.36 1.42 (0.75-2.68)
1.88)
Preeklampsia/ 728 13.6 400,269 9.5 1,08 (0.86- 727 18.9 435,136 11.4 1.44 (1.16-1.80)
Hipertensi 1.35)
Pendarahan 124 2.3 102,355 2.4 0.54 (0.34- 139 3.6 85,634 2.3 1.35 (0.995-1.82)
Antepartum 0.85)
Infeksi mayor 174 3.3 30,907 0.74 1.24 (0.65- 105 2.7 25,260 0.66 0.95 (0.48-1.89)
puerperium 2.36)
Infeksi Saluran 422 7.9 132,214 3.1 1.58 (1.18- 205 5.3 97,785 2.6 1.41 (0.97-2.05)
Kemih 2.13)
Infeksi Menular 268 5.0 43,963 1.1 2.58 (1.96- 203 5.3 37,856 0.99 3.81 (2.53-5.76)
Seksual, Penyakit 3.40)
radang panggul
Infeksi Bakteri 145 2.7 56,785 1.4 1.36 (0.94- 205 5.3 42,947 1.1 2.85 ( 1.84- 4.40)
1.97)
Infeksi Virus, 1060 19.9 95,422 2.3 5.40 (4.46- 1225 41.2 160,206 4.2 5.69 (4.20-7.70)
jamur, parasit 6.54)
Influenza 119 2.2 9440 0.22 4.72 (2.88- 102 2.6 11,854 0.31 4.87 (3.04- 7.80)
7.76)
Kondisi dimana terjadi peningkatan signifikan dari kemungkinan pada kasus rawat
inap pasien hamil dengan infeksi HIV pada tahun 2011, dibandingkan dengan 2004 (tabel 3)
antara lain GDM (aOR 1.81; IK 95% 1.16-2.84) Preeklampsia/ gangguan hipertensi dalam
kehamilan (aOR 1.58; IK 95%, 1.12-2.24) dan 2 kategori dari diagnosa infeksi: infeksi virus,
jamur, dan parasit (aOR 1.90; IK 95% 1.69-2.14) dan infeksi bakteri (aOR. 2,54; IK 95%,
1.53-4.20). Kategori terakhir ini merupakan satu-satunya yang mengalami peningkatan
terbesar dari 2004 hingga 2011 pada kasus rawat inap wanita dengan infeksi HIV
dibandingkan peningkatan pada kelompok wanita tanpa infeksi HIV ( nilai P<0.001).
Kemungkinan diagnosis prematuritas dan persalinan prematur tidak meningkat pada kasus
rawat inap wanita hamil dengan infeksi HIV selama periode penelitian. Kecenderungan
persalinan prematur pada kedua kelompok tidak berbeda secara signifikan ( Nilai P: 0.377).
Komentar
Dengan analisis dalam beberapa tahun dari data representasi nasional rawat inap di
AS, kami menemukan bahwa perkiraan jumlah kasus rawat inap dan persalinan untuk wanita
hamil dengan infeksi HIV tidak mengalami peningkatan dari tahun 2004 sampai tahun 2011.
Nilai dari kemungkinan yang telah disesuaikan untuk beberapa kondisi morbiditas dan hasil
kehamilan yang tidak diharapkan tetap lebih tinggi secara signifikan pada kasus rawat inap
wanita dengan infeksi HIV dibandingkan wanita tanpa infeksi HIV, hal ini konsisten dengan
analisis yang telah dipublikasikan sebelumnya dalam jangka waktu 1994 hingga 2003.
Sebatas pengetahuan kami, jumlah perkiraan persalinan pada wanita dengan infeksi
HIV di Amerika Serikat belum pernah dilaporkan sejak 2006, dan perkiraan kami merupakan
representasi dari kecenderungan yang dilaporkan sebelumnya, dimana diindikasikan terdapat
peningkatan dari tahun 2000 hingga 2006. Tingginya jumlah persalinan pada wanita dengan
infeksi HIV, meskipun dengan tersedianya pengobatan baru dan efektivitas dari pencegahan
infeksi HIV perinatal. Penelitian menunjukkan sebagian besar wanita hamil dengan infeksi
HIV tidak direncanakan; lebih lanjut, penelitian terhadap penggunaan kontrasepsi kerja
panjang pada wanita dengan infeksi HIV dari tahun 1998 hingga 2010 tidak menunjukkan
peningkatan yang signifikan. Temuan kami mengindikasikan usaha untuk mencegah
kehamilan yang tidak diinginkan juga memiliki peran pada populasi ini. Wanita hamil dengan
infeksi HIV yang dirawat inap cenderung berkumpul dalam suatu wilayah geografis tertentu,
terkhusus pada daerah Selatan dan Timur Laut. Durasi rawat inap pada wanita hamil dengan
infeksi HIV lebih lama dan membutuhkan biaya yang lebih besar dibandingkan wanita hamil
yang tidak terinfeksi HIV. Pembayaran rawat inap pada wanita hamil dengan infeksi HIV
kebanyakan berasal dari Medicaid, konsisten dengan studi pada periode sebelumnya.
Sementara itu, skema sampling oleh NIS tidak menjamin pemulangan pasien merupakan
perwakilan sempurna dari data nasional untuk kondisi tertentu, namun tetap menjamin bahwa
Rumah sakit dimana keluarnya data merupakan representasi nasional sesuai dengan variabel
stratifikasi. Hubungan dari beberapa variabel dalam kasus rawat inap pada kehamilan dengan
infeksi HIV dibandingkan dengan tidak terinfeksi HIV terlihat pada tabel 1.
Kemungkinan adanya hasil yang tidak diinginkan termasuk persalinan dan kelahiran
prematur, dan banyak kategori infeksi untuk rawat inap dari wanita hamil dengan infeksi
HIV tetap meningkat, dibandingkan dengan wanita hamil yang tidak terinfeksi HIV, hal ini
konsisten dengan periode sebelumnya. Dari Kasus rawat inap wanita hamil dengan infeksi
HIV, tidak terdapat kondisi buruk yang memperlihatkan penurunan signifikan secara statistik
terhadap kemungkinan munculnya dari tahun 2004 hingga 2011. Salah satu hasil yang
menggembirakan adalah kurangnya laju peningkatan rawat inap dengan gangguan hati pada
wanita hamil dengan infeksi HIV, meskipun adanya kekhawatiran akan toksisitas ARV. Dari
2004 hingga 2011, kasus rawat inap dengan diagnosis GDM dan dengan preeclampsia/
gangguan hipertensi telah meningkat pada wanita hamil dengan infeksi HIV, mengikuti besar
peningkatan kasus rawat inap pada wanita hamil tanpa infeksi HIV. Peningkatan ini dalam
hal GDM merupakan kelanjutan tren yang diamati dari 1994 hingga 2003. Faktor seperti
peningkatan obesitas, ataupun semakin tuanya usia kehamilan, juga semakin sensitifnya
skrining dan diagnosis dapat mempengaruhi perubahan ini. Tingkat rawat inap dengan
dengan diagnosis GDM hampir serupa pada 2011 antara wanita dengan infeksi HIV dan
tanpa infeksi HIV. Kemungkinan infeksi saluran kemih pada wanita hamil yang dirawat inap
dengan infeksi HIV lebih tinggi dibandingkan wanita hamil tanpa infeksi HIV pada tahun
2004 dan tidak berbeda signifikan pada tahun 2011; Kondisi ini tidak memperlihatkan
perubahan signifikan seiring waktu dalam kelompok yang terinfeksi HIV.
Periode penelitian yang lebih baru memperlihatkan adanya agen ARV baru dan
perubahan dari rekomendasi dengan memasukkan semua wanita hamil dengan HIV positif
sebagai kandidat dari cART. Meski dengan perubahan ini, wanita hamil dengan infeksi HIV
masih menunjukkan peningkatan dari 2004 hingga 2011 pada rawat inap dengan 2 kategori
infeksi, termasuk infeksi bakteri dan virus/jamur/ parasit. Hal ini berbeda dengan periode
1994 hingga 2003, dimana tingkat infeksi bakteri tidak meningkat pada kasus rawat inap
wanita hamil dengan infeksi HIV. Sedangkan peningkatan penyakit virus/ jamur/ parasit
konsisten dengan peningkatan pada kelompok wanita hamil tanpa infeksi HIV dan dapat
dikaitkan dengan skrining dan diagnosis yang lebih baik maupun penerapan kode,
peningkatan infeksi bakteri spesifik untuk wanita hamil dengan infeksi HIV. Masih terdapat
kemungkinan dalam tahun terakhir, perlu lebih hati-hati ketika mengkode infeksi pada wanita
dengan infeksi HIV. Namun temuan ini tak terduga dan perlu diperhatikan. Data populasi
dari Negara maju terhadap tren tersebut dalam kehamilan masih terbatas, namun beberapa
bukti menunjukkan infeksi berat selama kehamilan dapat meningkat. Karena hubungan antara
status HIV dan infeksi bakteri terutama terlihat pada kasus rawat inap pada persalinan, hal ini
juga dapat merupakan implikasi dari penanganan intrapartum dari wanita dengan infeksi HIV
(contoh: penggunaan antibiotik profilaksis intrapartum pada kelompok tertentu).
Batasan dari penelitian kami termasuk batasan yang umum dalam penelitian
menggunakan data administratif. Pada HCUP NIS dalam berbagai tahun, terdapat
pengamatan multipel untuk pasien yang sama, karena unit dari penelitian adalah pasien yang
masuk rumah sakit. Meski demikian hal ini tidak mempengaruhi estimassi setiap tahunnya.
Praktek medis dan koding berubah seiring waktu, mempengaruhi perkiraan tren. Informasi
seperti ras, riwayat obstetrik sebelumnya, penggunaan ARV dan obesitas yang dapat
mempengaruhi luaran dari kehamilan tidak tersedia. Ras dan etnis kemungkinan dpat
mempengaruhi hasil ini, karena wanita dari ras Afrika Amerika, dan dalam hubungan yang
lebih lemah Hispanik dan Latin cenderung hidup dengan HIV dibandingkan wanita non-
hispanik. Sementara bukti terhadap ras dan perbedaan etnis bercampur, jelas bahwa wanita
Afrika Amerika memiliki tingkat luaran yang tidak diinginkan yang lebih tinggi seperti
kelahiran prematur, dan morbiditas dan mortalitas maternal yang lebih tinggi dibandingkan
wanita non hispanik.
Kekuatan dari analsisi ini termasuk besarnya jumlah sampel dan kemampuan untuk
menghasilkan perkiraan nasional, juga adanya data biaya dan lama tinggal dalam rumah sakit
untuk mendeskripsikan beban pada populasi target. Variabel pendapatan berdasarkan kode
pos memberikan informasi tambahan tentang status sosioekonomi yang sebelumnya tidak
tersedia. Kekuatan tambahan lainnya dari penelitian ini adalah stabilitas relative pada
rekomendasi penanganan untuk wanita hamil dengan infeksi HIV dalam suatu periode waktu
yang sedang diteliti, dengan perbandingan artikel sebelumnya, dimana terjadi pada masa
sebelum terapi aktif ARV dan pada saat terapi Aktif ARV.
Tabel 3. Luaran pada wanita hamil yang dirawat inap baik dengan infeksi HIV dan tanpa infeksi HIV
berusia 15- 49 tahun pada tahun 2007 dan 2001 dibandingkan terhadap tahun 2004 ( Penyesuaian
untuk kelompok umur, pembayar primer, dan status persalinan)
a. Model regresi logistik pada kelahiran premature disesuaikan berdasarkan usia dan pembayar utama. b. Nilai P untuk tes
interaksi apakah perubahan dari tahun 2004 ke 2011 berberda berdasarkan status HIV adalah <0.001. c. Analisis regresi linear disesuaikan
dengan kelompok usia, pembayar utama, dan status persalinan. d. Nilai P untuk analsis tes variat untuk rata-rata perubahan dalam periode
penelitian adalah .002 pada wanita dengan infeksi HIV; e. rasiojumlah rawat inap terhadap jumlah persalinan; f. nilai P untuk perbandingan
rasio rawat inap dengan persalinan dari 2004 hingga 2011 adalah 0.04 pada wanita dengan HIV; g. Nilai P untuk analisis tes varians dari
variasi rata-rata biaya selama periode penelitian adalah 0.001 pada pasien yang tidak terinfeksi HIV; h. Nilai P untuk perbandingan rasio
rawat inap dengan persalinan dari tahun 2004 hingga 2011 adalah 0.003 pada wanita yang tidak terinfeksi HIV
Sebagai kesimpulan, hasil penelitian kami menunjukkan wanita hamil dengan infeksi
HIV di Amerika Serikat terus berada dalam risiko tinggi terhadap berbagai hasil yang tidak
diinginkan dibandingkan dengan wanita yang tidak terinfeksi HIV. Tidak ditemukan
penurunan pada satupun kondisi morbiditas sejak akhir periode penelitian sebelumnya pada
tahun 2003; Kontrasnya, terdapat peningkatan kecenderungan luaran yang tidak diinginkan,
seperti GDM, gangguan hipertensi dalam kehamilan dan infeksi. Hal ini meskipun adanya
ketersediaan dari ARV yang efektif, menunjukkan ketersediaan dari ARV yang efektif masih
belum cukup untuk ditargetkan pada masalah kesehatan dalam populasi ini. Sebagai
tambahan dari infeksi kronis, Wanita dengan infeksi HIV di AS menghadapi masalah
sosioekonomi, yang mungkin terlibat dalam berbagai masalah kesehatan. Perhatian dan usaha
kreatif dibutuhkan untuk meningkatkan luaran dari kehamilan dan kesehatan dari wanita
hamil dengan infeksi HIV. Penyedia perlu sadar bahwa populasi ini tetap berisiko terhadap
berbagai morbiditas selama kehamilan, dan perawatan harus disesuaikan dengan kondisi
pasien.