Anda di halaman 1dari 6

KI 3: Menganalisis tentang teori evolusi dan seleksei alam dengan pandangan

baru mengenai pembentukan spesies baru dibumi berdasarkan studi literatur.


Teori Seleksi Alam Darwin
Darwin telah menghabiskan waktu sekitar 20 tahun untuk mengumpulkan
data lapangan yang kemudian disusunnya dalam suatu deretan fakta yang sangat
banyak. Fakta tersebut menunjukkan dengan jelas bahwa sesungguhnya evolusi
terjadi di lingkungan makhluk hidup, dan atas dasar fakta tersebut Darwin
menrumuskan wawasannya tentang seleksi alam, dengan mengemukakan 2 makna
wawasan yaitu adanya evolusi organik dan evolusi organik terjadi karena
peristiwa seleksi alam.Ada enam fakta atau prinsip yang menjadi dasar teori
seleksi alam Darwin yakni:
a. Fertilitas makhluk hidup yang tinggi
Oleh karena tingkat kesuburan makhluk hidup yang tinggi, amka
apabila tidak hambatan atas perkembangbiakan suatu spesies dalam waktu
yang singkat seluruh dunia tidak akan mampu menampungnya. Akan
tertapi kenyataan yang terjadi tidaklah demikian, dan itulah merupakan
fakta yang kedua.
b. Jumlah individu secara keseluruhan yang hampir tidak berubah
Sekalipun tingkat kesuburan tinggi namun pada kenyataannya
jumlah individu tidak melonjak tanpa terkendali. Nampaknya ada faktor
lain yang membatasi dan mengatur pertambahan jumlah individu seuatu
spesies di satu tempat. Faktor-faktor pembatas dan yang mengatur jumlah
indovidu itulah yang menyebabkan individu-individu yang berhasil tetap
hidup tidak banyak jumlahnya sekalipun banyak individu turunan yang
dihasilkan tetapi banyak juga yang mati. Secara keseluruhan faktor-faktor
pembatas itulah yang menjadi fakta ketiga.
c. Perjuangan untuk hidup
Supaya dapat tetap hidup setiap makhluk hidup harus berjuang
baik secara aktif maupun pasif. Pada umumnya perjuangan untuk hidup
terjadi karena adanya Persaingan, baik antar individu sespesies atupun
yang berlainan spesies; Pemangsaan, termasuk juga
parasitisme; Perjuangan terhadap alam lingkungan yang tidak hidup
seperti iklim, dsb.
d. Keanekaragaman dan hereditas
Makhluk hidup baik tumbuhan maupun hewan sangat beraneka
ragam. Keanekaragaman tersebut antara lain berkenaan dengan struktur,
tingkah laku, maupun aktifitas. Keanekaragaman terlihat mulai dari tingkat
antarfilum/antar divisi, antarklas sampai dengan atar individu se spesies
bahkan anatr individu seketurunan. Tidak sedikit ciri yang menyebankan
keaneragaman tersebut diturunkan kepada generasi keturunannya, artinya
dari generasi ke generasi selalu terdapat keanekaragaman bahkan karena
berbagai sebab keanekaragaman tersebut bertambah luas.
Adanya keanekaragaman itulah yang menyebabkan keberhasilan
perjuangan untuk hidup tidak sama antar satu individu dengan individu
lainnya. Dalam hal ini ada individu yang tidak mustahil jauh lebih berhasil
dari yang lainnya. Itu pula alasannya sehingga banyak individu yang mati
lebih awal dan pada akhirnya individu pada generasi turunan tidak terlalu
melonjak jumlahnya sekalipun individu turunan yang dihasilkan
sebenarnya sangat banyak.
e. Seleksi alam
Kenyataan terdapatnya keberhasilan perjuangan untuk hidup
yang tidak sama antar individu disebabkan ada individu yang lebih sesuai
karena memiliki ciri-ciri yang lebih sesuai dari yang lainnya. Individu
yang lebih sesuai inilah yang lebih berhasil dalam perjuangan untuk
hidup. Individu yang lebih berhasil inilah yang mempunyai peluang lebih
besar untuk melanjutkan keturunan dan sekaligus mewariskan ciri-cirinya
pada generasi turunannya. Sebaliknya individu yang kurang berhasil lama
kelamaan akan tersisih dari generasi ke generasi.
f. Lingkungan yang terus berubah
Dalam situasi lingkungan yang terus mengalami perubahan,
makhluk hidup harus terus menerus mengadakan penyesuaian melalui
perjuangan untuk hidup yang tiada hentinya.Artinya peristiwa seleksi
alam berlangsung tiada hentinya dan sebagai akibatnya pada generasi
tertentu akan muncul individu yang memiliki ciri-ciri yang semakin
adaptif serta spesifik bagi situasi lingkungan yang melingkupi.
Pembentukan Spesies baru

Spesiasi merupakan proses pembentukan spesies baru. Ada beberapa


pendapat mengenai proses spesiasi. Ada pendapat menyatakan bahwa proses
spesiasi hanya terjadi pada masa lampau dan tidak terjadi lagi pada masa kini,
sedangkan pendapat lain menyatakan bahwa spesiasi masih berlangsung hingga
kini. Untuk memahami proses spesiasi, perlu diingat bahwa keadaan muka bumi
pada masa lampau tidak sama dengan saat ini. Permukaan bumi yang semula
panas menjadi dingin, daratan mulai terbentuk, dengan demikian terdapatlah
habitat baru. Terbentuknya tumbuh-tumbuhan, hutan, padang rumput secara tidak
simultan, dan terjadi di sejumlah tempat sehingga meyebabkan timbulnya habitat
baru yang sebelumnya tidak ada. Kondisi iklim pada masa lalu juga berubah-
ubah. Peristiwa glasiasi, letusan gunung berapi, terbentuknya daratan
menyebabkan muka bumi mengalami evolusi yang besar (Waluyo, 2005). Evolusi
molekuler meliputi: evolusi makromolekul dan 2) rekonstruksi sejarah evolusi gen
dan organisme. Pada organisme tingkat tinggi, kajian asal-usul organisme sangat
diuntungkan oleh keberadaan mitokondria dan kloroplas karenad alam kedua
organela seluler tersebut diketahui adanya DNA yang berbeda dengan DNA
kromosom. Selain itu telah terbukti bahwa DNA mitokondria hanya berasal dari
ibu. Untuk inilah telah asal-usul manusia, hewan dan tumbuhan tingkat tinggi
banyak dilakukan dengan melakukan analisis DNA mitokondria dengan
pendekatan secara molekuler.
Spesiasi membahas tentang transisi mikroevolusi ke makroevolusi. Proses
mikroevolusi yang terjadi pada populasi, yaitu seleksi alam, perubahan frekuensi
gen, pemeliharaan variasi genetik, ekspresi khusus dari variasi gen, evolusi dari
kelamin, sejarah hidup dan alokasi seksual, seleksi seksual, dan konflik genetik.
Jembatan antara mikro dan makroevolusi adalah spesiasi, yang bertanggung jawab
terhadap keanekaragaman kehidupan (Stearns and Hoekstra, 2003). Spesiasi
merupakan proses pembentukan spesies baru dan berbeda dari spesies sebelumnya
melalui proses perkembangbiakan natural dalam kerangka evolusi.

KI 4 : Mengevaluasi pemahaman diri tentang berbagai pandangan mengenai


evolusi makhluk hidup dan menciptakan gagasan baru tentang kemungkinan-
kemungkinan teori evolusi berdasarkan yang dimilikinya.

Teori evolusi itu sendiri adalah perpaduan antara ide (gagasan) dan fakta. Berikut
teori dari para ilmuan mengenai Evolusi makhluk hidup:
1) Jean Baptise Lamarck
Idenya mengenai evolusi, di tuangkan di dalam buku
berjudul "Philosophic zoologique". Dalam buku tersebut, Lamarck
mengungkapkan :
Alam sekitar/lingkungan mempunyai pengaruh pada ciri-ciri atau sifat
yang diwariskan Ciri-ciri/sifat tersebut akan diwariskan kepada keturunannya
organ yang sering digunakan akan berkembang, sedangkan apabila tidak
digunakan akan mengalami kemunduran bahkan hilang. Contoh : Lamacrk
berpendapat bahwa dahulu, jerapah memiliki leher yang pendek. Bagi keturunan
jerapah yang dapat beradaptasi baik dengan lingkungan (dapat mengambil
makanan di pohon yang tinggi), leher jerapah akan berkembang menjadi lebih
panjang. Jerapah yang telah beradaptasi menjadi leher panjang tersebut, akan
mewariskan sifat-sifat kepada keturunannya. Namun sebaliknya, bagi keturunan
jerapah yang tidak dapat beradaptasi baik dengan lingkungan, maka ia akan
mengalami kemunduran.
2) Charles Darwin
Charles Darwin juga menerbitkan buku mengenai asal mula spesies pada
tahun 1859, dengan judul "on the ofiginof species by means of natural selection"
atau "the preservation of favored races in the struggle for life". Mengenai Evolusi,
Darwin berpendapat :
Yang menjadi dasar evolusi organik bukan dari adaptasi lingkungan,
melainkan karena seleksi alam dan seksual. Seleksi alam berupa "pertarungan"
dalam kehidupan, yang kuat akan terus hidup. Setiap populasi berkecenderungan
untuk tumbuh banyak karena proses bereproduksi. Untuk berkembang biak,
diperlukan adanya makanan dan ruang yang cukup.Bertambahnya suatu populasi
tidak berjalan terus-menerus
3) Alfred Wallace
Memiliki pendapat yang sama dengan Charles Darwin, bahwa spesies
yang ada sekarang, berasal dari spesies masa silam yang mampu bertahan hidup.
4) Count De Buffen
Menyatakan bahwa variasi-variasi kecil yang terjadi karena pengaruh alam
sekitar yang diwariskan. Dengan demikian, kemampuan beradaptasi dengan
lingkungan akan menyebabkan terjadinya variasi yang mengarah pada
terbentuknya spesies baru.
5) Sir Charles Lyeel
Menyatakan bahwa batuan, pulau-pulau, dan benua mengalami perubahan.
6) Thomas Robert Malthus
Menyatakan bahwa pertambahan jumlah penduduk naik seperti deret ukur,
sedangkan bahan makanan yang tersedia, naik seperti nilai hitung.
7) Anaximender
Bumi pada awalnya merupakan lautan, lalu berkembang menjadi daratan.
Para makhluk hidup aquatik pun termodifikasi sehingga dapat hidup di darat. Pada
manusia, terdapat masa"part fish" dan "part human" yang disebut merman dan
mermaid. penampilan seperti ikan ini ada pada masa dalam kandungan bayi
selama proses perkembangan. Kemudian, penampilan tersebut akan hilang pada
manusia dewasa.
8) Aristoteles
Benda-benda hidup berkembang makin sempurna karena pengaruh
kekuatan tertentu, yaknientelecy, dan makhluk hidup di daratan berasal dari
makhluk hidup di lautan.
9) Epicurus
Epicurus sependapat dengan Aristoteles bahwa organisme berubah dan
berkembang makin kompleks dan makin maju. Namun bukan karena
faktor entelecy yang mempengaruhinya, melainkan karena faktor "natural law".
10) August Weismann
Ilmuan ini melengkapi teori evolusi Darwin dengan teori genetika modern.
Menurutnya, evolusi adalah masalah genetika, yakni soal keturunan bagaimana
mewariskan gen-gen melalui sel kelamin.

Pada pembelajaran ini dapat digunakan metode pembelajaran Problem


Based Introduction (PBI) dimana guru akan memberikan suatu masalah atau
contoh dari evolusi yang akan merangsang siswa untuk berpikir tentang evolusi
itu.

Anda mungkin juga menyukai