Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRATIKUM KIMIA ORGANIK

TRIMIRISTIN

I. TUJUAN PRAKTIKUM
a. Menunjukkan kemahiran dalam memisahkan senyawa bahan alam terutama trimiritin dari buah
pala.
II. DASAR TEORI
Salah satu tanaman rempah-rempah asli Indonesia adalah tanaman pala
(Myristicamalaccensis Hk.f). Pada penelitian ini dilakukan isolasi trimiristin dari biji buah
pala.Isolasi dilakukan dengan refluk menggunakan eter. Trimiristin adalah suatu gliserida,yakni
ester yang terbentuk dari gliserol dan asam miristat. Gliserida ini terdapat dalam kadar yang
tinggi dalam biji buah pala,
myristica fragrans, tetapi banyak tercampur dengan ester-ester lain yang sejenis.
Pemisahan trimiristin dari biji buah pala dapat dijadikan sebagai contoh sederhana dalam
pemisahan bahan alam, yang biasanya memakan waktu dan agak rumit. Oleh karena trimiristin
yang tinggi dalam buah pala,hasil pemisahan yang murni dapat dicapai dengan cara ekstraksi
sederahana dan penghabluran. Biji buah pala yang sudah digiling atau serbuk yang dijual di
dalam kaleng, diekstraksi dengan eter di dalam labu atau alat soxhlet. Dan sisanya dihablurkan
dengan aseton.
Biji pala mengandung 25%-40% lemak yang dapat diperoleh dengan hotpress, yaitu
pengepresan setelah pemanasan atau dengan ekstraksi menggunakan pelarut. Produk ini dikenal
sebagai mentega pala (oleum myristica expresum), mempunyai warna kuning dengan berbentuk
mentega pada suhu kamar, sebagian besar kandungannya adalah trimiristin.
Komposisi kimia biji pala sebagai berikut:
- Minyak atsiri kurang lebih 2%-16%, rata-rata10%.
- Protein kurang lebih 6%.
- Fixed oil(minyak kental) kurang lebih 25%-40%, terdiri dari beberapa jenis asam organik
misalnya, asam palmitat, stearic, myristic.
- Karbohidrat kurang lebih 30%.
- Protein kurang lebih 6%.
- Minyak pala mengandung kurang lebih 88%monoterpen hidrokarbon.
- Miristicin kurang lebih 4%-8% dan lain-lain, termasuk jenis alkohol misalnya eugenol dan
metileugenol.
- Biji pala mengandung zat-zat anti oksidan.
Tanaman pala di bidang obat-obatan mempunyai khasiat sebagai minyak gosok, balsam, obat
penenang, untuk reumatik, obat sariawan, memperlancar haid, dan muntah-muntah. Namun pada
daging buah pala ini dapat menimbulkan rasa kantuk jika dimakan,serta mengandung vitamin A,
B1, C, protein, lemak, dan karbohidrat. Kegunaan medis antara lain digunakan untuk diare,
mulut kering, dan insomia. Komponen utama pala trimiristin dapat ditransformasi menjadi ester,
metal miristat yang berfungsi sebagai bahan pelembab, pengemulsi, penstabil larutan standar
untuk kromatografi gas dan bumbu masakan. Pada trimiristin gugus asam atau asli adalah sama,
sehingga dapat dihidrolisis menjadi asam dan gliserol dan menghasilkan satu jenis asam yakni
asam miristat.
Pelarut yang digunakan adalah eter. Penggunaan pelarut ini karena eter dapat digunakan
untuk melarutkan trimiristin yang merupakan gliseraldehid bersifat non polar dan trimiristin ini
terkandung dalam serbuk pala.
1. Eter
Sifat fisik :
- Titik didih 356 C,
- titik beku 11,3 C,
- densitas 0,708 g/cm3
- cairan encer tidak berwarna, jernih, berbau, rasanya aneh.
mudah menguap dan mudah terbakar, mudah meletus.

Sifat kimia :
- bereaksi dengan HI
- bereaksi dengan PCl5 pada pemanasan
- tidak bereaksi dengan logam Na
Selain eter, aseton juga digunakan karena titik didh aseton lebih rendah dibandibgkan
titik leleh zat yang terkandung dalam biji pala yaitu titik leleh aseton berdasarkan literatur adalah
56,2oC sedangkan titik leleh trimiristin adalah 56o 57oC.
1. Aseton (CH3COCH3)
Sifat fisik :
- Berat molekul : 58,08
- Densitas : 0,792 g/cm3
- Titik lebur : -94,60C
- Titik didih : 56,50C
Sifat kimia :
- Senyawa organik yang mudah menguap, mudah terbakar, berbau khas, dan agak manis.
- Merupakan gugus fungsi keton, larut dalam air, alkohol, eter, kloroform, dan minyak.
- Biasa digunakan sebagai pelarut lemak, minyak, plastik, dan lilin.

III. PROSEDUR KERJA


1. ALAT
a. Labu alas datar
b. Ekstaktor
c. Kondensor
d. Erlenmeyer
e. Pipet Volume
f. Pipet Ukur
g. Pipet tetes
h. Corong Buchner
i. Ball filler
j. Vacum pump
k. Kertas Saring
l. Elenmeyer Buchner
m. Klem dan Statif
n. Gelas arloji
o. Waterbath
p. Oven
2. BAHAN
a. Biji buah pala yang sudah halus
b. Eter
c. Aseton

3. RANGKAIAN ALAT

(a) (b) (c) (d) (e)

(f) (g) (h) (i) (j)


(k) (l) (m) (n) (o)

(p)
Gambar 1.1 Alat-alat praktikum Trimiristin

4. SKEMA KERJA
Gambar 1.2
Skema kerja
Soxhletasi
Trimiristin
IV. HASIL
DAN
PEMBAHASAN
1. HASIL
Dari proses ekstraksi biji pala dengan alat soxhlet diperoleh hasil :
Tabel 1.1 Tabel Hasil dari percobaan trimiristin
Variable yang diamati Hasil pengamatan
Siklus pertama Terjadi 10 menit dari mulai proses
Siklus kedua Terjadi 9 menit setelah siklus
pertama
Siklus ketiga Terjadi 9 menit setelah siklus ke
dua
Recovery pertama Terjadi 13 menit
Recovery kedua Terjadi 21 menit setelah recovery
pertama
Recovery ketiga Terjadi 16 menit setelah recovery
ke dua
Penambahan aseton Larutan tetap
Pendinginan dalam suhu kamar Larutan tetap
selama 30 menit
Pendinginan dalam air es selama Terbentuk endapan berwarna putih
30 menit kekuningan
Oven pada suhu 50oC selama 30 Didapat berat sebesar 1,73 gram
menit
Oven pada suhu 50oC selama 10 Didapat berat sekitar 1,73 gram
menit
Oven pada suhu 50oC selama 10 Didapat berat sekitar 1,73 gram
menit

Presentase Hasil trimiristin


Diketahui :
berat trimiristin = 1,73 - berat kertas saring
= 1,73-0,58
= 1,15 gram
berat serbuk biji pala = 15 gram
Ditanya : %trimiristin dalam pala ?
Jawab
%trimiristin dalam pala = berat trimiristin x 100%
berat serbuk biji pala
= 1,15 gram x 100%
15 gram
= 7,67%

2. PEMBAHASAN
Untuk mendapatkan Trimiristin dari biji buah pala yang perlu kita lakukan adalah
mengekstraksi, kita dapat menggunakan alat soxhlet agar lebih efisien, yang kita lakukan
pertama-tama adalah menyiapkan biji buah pala yang sudah harus sekitar 15gr, bungkus serbuk
biji buah pala dengan menggunakan kertas saring kemudian ikat dengan tali kasur, siapkan alat
soxhlet untuk memulai proses, masukkan bungkusan biji buah pala itu kedalam soxhlet, sebelum
itu siapkan eter sekitar 100mL kedalam labu alas datar, rangkai secepatya agar eter tidak
menguap, lakukan proses ekstraksi dengan alat soxhlet dalam waterbath denga suhu sekitar 45oC,
tunggu hingga mencapai siklus.
Siklus pertama terjadi sekitar 10 menit dari awal mulai proses, siklus kedua terjadi
sekitar 9 menit setelah siklus pertama dan siklus ketiga terjadi 9 menit setelah siklus kedua.
Setelah siklus ketiga bungkusan yang ada dalam soxhlet diambil, dengan membongkar
rangkaian alat soxhlet, lakukan recovery dengan larutan yang ada dalam soxhlet yaitu eter
dipindahkan ke tempat khusus lakukan sebanyak tiga kali. Proses recovery pertama terjadi
sekitar 13 menit dari mulai recovery, recovery kedua terjadi 21 menit setelah recovery pertama,
dan recovery ketiga terjadi sekitar 16 menit setelah recovery kedua, setelah recovery selesai
dilakukan, hasil recovery yang ada di dalam labu alas datar dipindahkan ke erlenmeyer dengan
ditambahkan aseton sebanyak 15mL, penambahan aseton ini bertujuan untuk memisahkan zat
pengotor dari zat murni biji buah pala, diamkan dalam suhu kamar sekitar 30 menit, dalam
pendinginan tersebut tidak terjadi endapan. Pendinginan selanjutnya dilakukan di air es selama
30 menit dan hasilnya terbentuk endapa yang cukup banyak berwarna putih kekuningan.
Proses terakhir yaitu pengeringan dengan oven pada suhu sekitar 50oC, dalam proses
terakhir ini harus dilakukan pencatatan berat trimiristin yang didapat sekitar 10 menit sekali
ditimbang hingga berat trimiristin kontstan hasilnya yaitu 1,15 gram trimiristin dalam 15 gram
serbuk biji buah pala. Lalu hitung presentase berat trimiristin didapat 7,67%.
Hasil rendeman trimiristin yang diperoleh termasuk kecil, yaitu 7,67%, jika di
bandingkan dengan beberapa percobaan dari referensi, kemungkinan hasil trimiristin yang dapat
diperoleh berdasarkan literatur sekitar 20-25% dari berat kering biji pala (Wilcox,1995). Hal ini
mungkin disebabkan bentuk serbuk biji pala yang digunakan masih kurang halus karena besar
kecilnya ukuran partikel mempengaruhi koefisien ekstraksi, semakin halus serbuk sampel maka
semakin efisein karena semakin halus serbuk biji buah pala maka semakin halus serbuk maka
semakin banyak kontak dengan pelarut sehingga semakin efisien ekstraknya dan hasilnya lebih
optimal. Jadi, pengaruh presentasi trimiristin disebabkan oleh luas permukaan , maka semakin
kasar serbuk biji pala yang digunakan sehingga hasil yang didapat pun juga tidak banyak.

V. SIMPULAN DAN SARAN


SIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat di simpulkan :
1. Pada ekstraksi biji pala 15 gram menghasilkan trimiristin sebanyak 1,15 gr.
2. Presentasi berat trimiristin yang diperoleh sebanyak 7,76%.
3. Penambahan aseton bertujuan untuk memisahkan zat pengotor dari zat murni biji buah pala.
SARAN

1. Penggunaan pelarut eter harus hati-hati karena mudah menguap.


2. Pengecekkan alat dan bahan sebelum praktikum dimulai.
3. Teliti dan serius saat melakukan percobaan.
VI. DAFTAR PUSTAKA

Tim dosen praktikum kimia analisa. 2013. Buku Petunjuk Praktikum Kimia Analisa. Teknik
Kimia. FT UNNES Semarang
Wilcox, C.F. 1995. Experimental Organic Chemistry, 2nd edition. Prentice Hall : New Jersey.
http://staff.uny.ac.id/sites/.../prakt.%20kimia%20organik%20life%20skill.doc. di akses
pada 26 september 2013.
http://novadwiprasetiyo.blogspot.com/2012/04/hidrolisis-trigliserida-hasil-dari.html di
akses pada 26 september 2013.
alchemist08.files.wordpress.com/2012/05/percobaan-2-pala.docx, di akses pada 26
september 2013
http://golden21.files.wordpress.com/2010/06/laporan-trimistin-klp-41.doc , di akses pada
27 september 2013.

Anda mungkin juga menyukai