Anda di halaman 1dari 5

Momentum, Vol. 7, No.

1, April 2011 : 36-40

ANALISA QUENCHING PADA BAJA


KARBON RENDAH DENGAN MEDIA
SOLAR
Quenching merupakan salah satu proses Heat treatment dimana baja di
panaskan pada suhu di atas daerah kritis dan dicelupkan pada media
pendingin untuk meningkatkan kekeraskan dan ketahanan terhadap aus.
H. Purwanto Penelitian ini menggunakan low carbon steel baja ST 37 dengan kandungan
helmy_uwh@yahoo.co.id kadar karbon 0,20 % C. dibuat spesimen impact sesuai standart ASTM E23
dan spesimen kekerasan, spesimen dipanaskan pada temperatur 700C,
800C, 900C dan ditahan selama 1 jam, setelah mencapai temperatur yang
penelitian kemudian spesimen di celupkan pada media solar dengan harapan
Laboratorium Proses Produksi
Laboratorium Materiat Teknik
mampu membentk selaput karbon terhadap baja karbon rendah yang kurang
Jurusan Teknik Kimia atau tidak terpengaruh terhadap perlakuan panas, hasil perlakuan dilakukan
Fakultas Teknik pengujian impact dan kekerasan.
Universitas Wahid Hasyim Hasil uji ketangguhan didapat harga impact rata-rata raw material adalah
Semarang 3.146861 J/mm dan pada spesimen yang di quenching adalah 0.386832
Jl Menoreh Tengah X/22 J/mm (turun 83 %)dari raw material, 0.404233 J/mm (turun 84 %) dari
Semarang raw material, 0.331952 J/mm (turun 83 %) dari raw material. Untuk
pengujian kekerasan baja ST 37 raw material adalah 63, 60,6 HRC dan dan
pada spesimen yang di quenching adalah 64, 61.5 HRC, 64.6, 62.7 HRC,
68.5, 63.6 HRC. Rata-rata harga HRC mengalami peningkatan pada tiap-
tiap suhu pemanasan, dari nilai tersebut menunjukkan bahwa nilai kekerasan
mengalami peningkatan yang kurang signifikan seiring dengan peningkatan
suhu pemanasan benda kerja, dan kandungan karbon yang terdapat pada
solar tidak mempengaruhi hasil peningkatan kekerasan pada proses
quenching.

Kata kunci : Heat treatment, Holding time, Quenching dengan solar


I. PENDAHULUAN Salah satu proses perlakuan panas pada
Logam mempunyai sifat mekanis kuat, liat, baja adalah pengerasan (hardening), yaitu proses
keras, mampu menghantar listrik dan panas serta pemanasan baja sampai suhu di daerah atau di
mempunyai titik cair tinggi. Bahan logam terbagi atas daerah kritis disusul dengan pendinginan
menjadi dua yaitu bahan logam ferrous (logam yang cepat, proses ini dinamakan quench
yang mengandung unsur Fe) dan baham logam (Djafrie, 1995). Baja dapat dikeraskan sehingga
non ferrous (logam bukan besi atau logam yang tahan aus dan kemampuan memotong meningkat.
tidak mengandung unsur Fe). Jenis logam ferro Mengingat banyaknya jenis baja dan media
antara lain besi tuang, baja karbon dan baja pendingin maka dalam penelitian ini akan
paduan, sedangkan logam non ferro antara lain dibatasi pada baja karbon rendah, yaitu baja ST
adalah logam mulia. 37 yang mempunyai kadar karbon antara 0.05
Baja memegang peranan penting dalam 0.30% dan media pendingin solar, penggunaan
dunia industri, hal ini terbukti dengan banyaknya solar sebagai media pendingin diharapkan timbul
baja yang dipergunakan sebagai komponen- selaput karbon dan jarang dipergunakan sebagai
komponen mesin, bahan kerja, kontruksi media quenching, atas dasar tujuan itu dan untuk
bangunan, dalam bentuk pelat, lembaran, pipa, mengeraskan baja karbon rendah yang kurang
batang profil dan sebagainya (Amanto, 1999). dapat berubah terhadap perlakuan panas.
Baja merupakan paduan yang terdiri dari unsur
besi (Fe), karbon (C), dan unsur lainnya. Dalam Perumusan Masalah dan tujuan
aplikasi pemakaiannya, semua struktur logam Baja karbon rendah yang kurang atau tidak
akan terkena pengaruh gaya luar berupa gesekan dapat terpengaruh terhadap perlakuan panas
atau tekanan sehingga menimbulkan deformasi dengan proses celup menggunakan media solar
atau perubahan bentuk. Salah satu usaha menjaga dilakukan untuk mengetahui pengaruh perlakuan
agar logam lebih tahan gesekan atau tekanan panas pada suhu 700C, 800C, 900C , lama
adalah dengan cara perlakuan panas pada baja. pemanasan tiap suhu pemanasan adalah satu jam

36
Analisa Quenching pada Baja Karbon Rendah ...... (H. Purwanto))

terhadap sifat mekanis yang meliputi kekerasan


dan ketangguhan dengan pengujian charpy.

II. PUSTAKA
Heat Treatment adalah salah satu proses
untuk mengubah struktur logam dengan jalan
memanaskan specimen pada tungku pemanas
dengan temperatur rekristalisasi selama periode
waktu tertentu kemudian didinginkan pada media
pendingin seperti udara, air, air garam, oli dan
solar yang masing-masing mempunyai kerapatan
pendinginan yang berbeda-beda. Sifat-sifat logam
yang terutama sifat mekanik yang sangat Gambar 1. Continuos Cooling Transformation
dipengaruhi oleh struktur mikrologam disamping Diagram (Lawrence, 2004)
posisi kimianya, contohnya suatu logam atau
paduan akan mempunyai sifat mekanis yang Solar memiliki rentang rantai karbon
berbeda-beda struktur mikronya diubah, dengan antara C10 C20 (Wikipedia). Dalam kimia,
adanya pemanasan atau pendinginan dengan hidrokarbon adalah sekelompok senyawa kimia
kecepatan tertentu maka bahan-bahan logam dan yang hanya terdiri dari karbon (C) dan hidrogen
paduan memperlihatkan perubahan strukturnya. (H). Setane sering digunakan sebagai tangan
Kekerasan yang dapat dicapai tergantung pendek untuk nomor setana, ukuran dari bahan
pada kadar karbon dalam baja dan kekerasan bakar solar mudah terbakar. Heksadeka, juga
yang terjadi akan tergantung pada temperatur disebut setana, adalah alkana hidrokarbon.
pemanasan (temperatur autenitising), holding Dengan rumus kimia CH3 (CH2) 14 CH3.
time dan laju pendinginan yang dilakukan serta Heksadekana terdiri dari rantai 16 atom karbon,
seberapa tebal bagian penampang yang menjadi dengan tiga atom hidrogen terikat pada dua atom
keras banyak tergantung pada hardenability. karbon akhir, dan dua hidrogen terikat pada
Untuk memperoleh kekerasan yang baik masing-masing dari 14 atom karbon lain. Solar
(martensit yang keras) maka pada saat mempunyai sifat untuk menyebar pada
pemanasan harus dapat dicapai struktur austenit, permukaan-permukaan yang bergeser, sehingga
karena hanya austenit yang dapat membuat pengausan dan kenaikan suhu kecil
bertransformasi menjadi martensit. Bila pada sekali. Viskositas solar dan bahan dasar solar
saat pemanasan masih terdapat struktur lain maka membawa pengaruh dalam mendinginkan
setelah di quench akan diperoleh struktur yang spesimen. Penggunaan solar sebagai media
tidak seluruhnya terdiri dari martensit. Bila pendingin akan menyebabkan timbulnya selaput
struktur lain itu bersifat lunak, misalnya ferit karbon pada spesimen tergantung dari besarnya
maka tentunya kekerasan yang tercapai juga tidak viskositas pelumas. Atas dasar tujuan untuk
akan maksimum. memperbaiki sifat baja tersebut, maka peneliti
Dalam proses pendinginan pada memilih perlakuan panas dengan quenching
pembuatan material baja dilakukan secara media solar dengan acuan bahwa solar termasuk
menerus mulai dari suhu yang lebih tinggi sampai dalam fluida jenis minyak.
dengan suhu rendah. Pengaruh kecepatan
pendinginan menerus terhadap struktur mikro III. METODOLOGI PENELITIAN
yang terbentuk ditunjukkan pada Gambar 1. Material dan Dimensi Spesimen
Continuos Cooling Transformation Diagram Bahan yang dipilih dalam penelitian ini
adalah baja karbon rendah, baja ST 37 dengan
kadar karbon 0.20% C. Baja karbon ini dibentuk
menjadi spesimen uji ketangguhan dan uji
kekerasan.

Spesimen Uji Ketangguhan


Bahan dengan ukuran penampang 10 X 10
mm dibuat spesimen uji impact sesuai dengan

37
Momentum, Vol. 7, No. 1, April 2011 : 36-40

standart ASTM No. E23 seperti pada gambar 2, dibaca langsung pada skala (dial) penunjuk yang
spesimen dibuat 12 buah dengan rincian 3 telah dikalibrasi yang terdapat pada mesin
spesimen tanpa perlakuan panas (spesimen penguji. Harga impact (HI) suatu bahan yang
kontrol), 3 spesimen dipanaskan pada suhu 700 diuji dengan metode Charpy diberikan oleh :
C, 3 spesimen dipanaskan pada suhu 800 C dan HI = E /A
3 spesimen dipanaskan pada suhu 900 C dengan dimana E adalah energi yang diserap
masing masing penahanan 1 jam.. dalam satuan Joule dan A luas penampang di
bawah takik dalam satuan mm.

Uji Kekerasan Rockwell


Proses pengujian kekerasan dapat diartikan
sebagai kemampuan suatu bahan terhadap
pembebanan dalam perubahan yang tetap, artinya
Gambar 2. Spesimen impact ASTM No. E 23. ketika gaya tertentu diberikan pada suatu benda
Ukuran : mm uji dan karena pengaruh pembebanan benda uji
akan mengalami deformasi. Harga kekerasan
Spesimen Uji Kekerasan bahan tersebut dapat dianalisis dari besarnya
Spesimen uji kekerasan diambil dari sisa beban yang diberikan terhadap luasan bidang
pengujian impact, spesimen dipotong dengan yang menerima pembebanan. Pengujian
panjang 17.1 mm, kemudian di haluskan pada kekerasan logam ini secara garis besar ada tiga
permukaanya. Spesimen berjumlah 4 buah metode yaitu penekanan, goresan, dan dinamik (
dengan rincian 1 spesimen tanpa perlakuan panas Koswara, 1991 : 15 ). Dengan kata lain kekerasan
(untuk kontrol), 1 spesimen dipanaskan pada bisa didefinisikan sebagai ketahanan sebuah
suhu 700 C, 1 spesimen dipanaskan pada suhu benda (benda kerja) terhadap penetrasi / daya
800 C dan 1 spesimen dipanaskan pada suhu 900 tembus dari bahan lain yang kebih keras
C, specimen uji kekerasan ditunjukkan pada (penetrator). Kekerasan suatu bahan (baja) dapat
gambar 3. diketahui dengan pengujian kekerasan memakai
mesin uji kekerasan (hardness tester)
10 menggunakan tiga cara/ metode yang telah
banyak / umum dilakukan yaitu metode Brinell,
Rockwell dan Vickers.
17
Gambar 3. Spesimen Uji Kekerasan Pada penelitian ini menggunakan
Ukuran : mm pengujian kekerasan Rockwell. Prinsip pengujian
pada metode Rockwell adalah dengan
Dasar pengujian impact adalah penyerapan menekankan penetrator ke dalam benda kerja
energi potensial dari pendulum beban yang dengan pembebanan dan kedalaman indentasi
berayun dari suatu ketinggian tertentu dan memberikan harga kekerasan yaitu perbedaan
menumbuk benda uji sehingga benda uji kedalaman indentasi yang didapatkan dari beban
mengalami deformasi mayor dan minor. Makin keras bahan yang akan
Pada pengujian impact banyaknya energi diuji, makin dangkal masuknya penekanan
yang diserap oleh bahan untuk terjadinya tersebut. Sebaliknya, makin dalam masuknya
perpatahan merupakan ukuran ketahanan impact penekanan pada bahan uji maka bahan uji
atau ketangguhan bahan tersebut. Setelah benda tersebut makin lunak.
uji patah akibat deformasi, bandul pendulum
melanjutkan ayunannya hingga posisi h. Bila
bahan tersebut tangguh yaitu makin mampu
menyerap energi lebih besar maka makin rendah
posisi h. Suatu material dikatakan tangguh bila
memiliki kemampuan menyerap beban kejut
yang besar tanpa terjadinya retak atau
terdeformasi dengan mudah. Pada pengujian
impact, energi yang diserap oleh benda uji
biasanya dinyatakan dalam satuan Joule dan

38
Analisa Quenching pada Baja Karbon Rendah ...... (H. Purwanto))

MULAI ratanya, bahkan pada temperatur 800 C terjadi


peningkatan ketangguhan sebesar 4 % terhadap
Material ST 37 pemanasan 700 C, sedangkan pada pemanasan
Permesinan
800 C terjadi penurunan lagi sebesar 18 %. Rata-
rata ketangguhan pada setiap pemanasan adalah
Spesimen 0.374339 J/mm atau dengan kata lain terjadi
penurunan ketangguhan sebesar 88%.
pemanasan pada temperatur penelitian penahanan 1 jam
Tanpa Dari pengujian ini secara umum
pemanasan 700OC 800OC 900OC
membuktikan u udah bahwa sifat bahan akan
berkurang ketangguhannya, hal ini membuktikan
Celup Solar 10 menit pada proses pemanasan baja karbon diatas suhu
Impact
700 C dengan pendinginan cepat (quenching)
maka struktur austenite yang bersifat lunak dan
Kekerasan ulet akan berubah menjadi struktur martensite
yang bersifat keras dan getas.
Hasil dan Analisa

SELESAI
Uji Kekerasan
Pada Gambar 6. untuk pengujian kekerasan
Gambar 4. Diagram alir penelitian baja ST 37 sebelum mengalami proses
pemanasan adalah 63, 60.6 HRC dan setelah
IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN mengalami proses pemanasan dengan variasi
Uji Impact suhu pemanasan 700 C , 800 C , 900 C dan
untuk tiap-tiap suhu ditahan selama 1 jam adalah
64, 61.5 HRC, 64.6, 62.7 HRC, 68.5, 63.6 HRC.

Gambar 5. Harga Impact terhadap temperatur


pemanasan

Dari Gambar 5 menunjukkan Harga impact Gambar 6. Harga kekerasan Rockwell terhadap
rata-rata benda uji tanpa perlakuan panas adalah temperatur pemanasan
3.146861 J/mm, dengan pemanasan pada suhu
700 C adalah 0.386832 J/mm (turun 83 %), Rata-rata harga HRC sedikit mengalami
dengan pemanasan pada suhu 800 C adalah peningkatan pada tiap-tiap suhu pemanasan, dari
0.404233 J/mm (turun 84 %), dengan nilai tersebut menunjukkan bahwa nilai
pemanasan pada suhu 900 C adalah 0.331952 kekerasan meningkat, meskipun mengalami
J/mm (turun 83 %). perubahan yang tidak terlalu signifikan, seiring
Dari pengujian ini maka dapat dilihat bahwa dengan peningkatan suhu pemanasan benda
dengan dilakukannya perlakuan panas dan kerja. Hal ini membuktikan bahwa pada proses
dilakukan pencelupan terhadap media solar maka pemanasan baja karbon ST 37 diatas suhu 700 C
harga impack akan akan turun siknifikan atau dengan pendinginan cepat maka struktur
mengalami penurunan hingga 83 %. Penambahan austenite yang bersifat lunak dan ulet akan
temperatur panas dari 700 C, 800 C hingga 900 berubah menjadi struktur martensite yang bersifat
C harga impact akan semakin turun tetapi tidak keras dan getas. Peningkatan kekerasan tidak
terlalu signifikan. Penambahan temperatur terjadi secara signifikan, hal ini juga
pemanasan pada tiap-tiap variasi dengan membuktikan bahwa baja karbon rendah tidak
perbedaan 100 C mengubah ketangguhan rata-

39
Momentum, Vol. 7, No. 1, April 2011 : 36-40

akan mengalami perubahan signifikan jika Fakultas Teknik Mesin Universitas Wahid
dilakukan proses perlakuan panas. Hasyim, Semarang.
Beumer, Bj. M, 1985, Ilmu Bahan Logam,
V. KESIMPULAN Bharata Aksara, Jakarta.
Dari hasil pengujian dan analisa maka dapat Bradbury. EJ, 1990, Dasar Metalurgi untuk
diambil kesimpulan : Rekayasawan, Gramedia Pustaka Utama,
1. Baja ST 37 sebelum mengalami proses Jakarta.
pemanasan dan setelah mengalami proses Chijiwa, Kenji, 1985, Teknik Pengecoran Logam,
pemanasan dengan variasi suhu pemanasan Pradnya Paramitha, Jakarta.
700 C, 800 C, 900 C dan untuk tiap-tiap Koswara, Engkos, 1999, Pengujian Bahan
suhu ditahan selama 1 jam maka harga impact Logam, Humaniora Utama Press, Bandung.
(HI) rata-rata mengalami penurunan yaitu Prayitno Adhy, 1999, Pengaruh perbedaan waktu
tanpa perlakuan panas 3.146860 J/mm; pada penahanan suhu stabil (holding time)
suhu 700 C 0.386832 J/mm; pada suhu 800 terhadap kekerasan logam, (FT- Univesitas
C 0.404233 J/mm dan pada suhu 900 C Riau), Riau
0.331953 J/mm. Purwanto Helmy, 2008, Diktat Ajar Material
2. Baja ST 37 sebelum mengalami proses Teknik, Fakultas Teknik Mesin Universitas
pemanasan dan setelah mengalami proses Wahid Hasyim, Semarang.
pemanasan dengan variasi suhu pemanasan Respati, S. M. B, 2009, Modul Praktikum
700 C, 800 C, 900 C dan untuk tiap-tiap Pengujian Bahan, Fakultas Teknik Mesin
suhu ditahan selama 1 jam maka harga Universitas Wahid Hasyim, Semarang.
kekerasan rata-rata Rockwell (HRC) akan Schonmentz, Gruber, 1985, Pengetahuan Bahan
mengalami peningkatan yang kurang Dalam Pengerjaan Logam, Aksara,
signifikan yaitu tanpa perlakuan panas 63, Bandung.
60.6 HRC pada suhu 700 C 64, 61.5 HRC; Soejdono, 1978, Pengetahuan Logam 1,
pada suhu 800 C 64.6, 62.7 HRC dan pada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
suhu 900 C 68.5, 63.6 HRC. Dari harga HRC Suherman, 1998, Prinsip-prinsip Perlakuan
tersebut menunjukkan bertambahnya nilai Panas, W High Grade Steels, ITS, Surabaya.
kekerasan baja ST 37 sedikit. Sujana, 1992, Metoda Statistik, Edisi ke-5
3. Baja ST 37 yang mengalami proses Tarsito, Bandung.
pemanasan dengan variasi suhu pemanasan Supardi, Edih, 1999, Pengujian Logam, Angkasa,
700 C, 800 C, 900 C di holding time selama Bandung.
1 jam kemudian di quenching menggunakan Surdia, T, 1983, Teknik Pengolahan Bahan,
media solar tidak mengalami perubahan Pradnya Paramitha, Jakarta.
kekerasan yang signifikan, dimana kandungan
karbon pada solar tidak bisa berpindah ke
spesimen sehingga tidak dapat meningkatkan
kekerasan.

DAFTAR PUSTAKA
Alexander. W.O, 1991, Dasar Metalurgy Untuk
Rekayasawan, Gramedia, Jakarta.
Amanto, Hari, I999, Ilmu Bahan, Bumi Aksara,
Jakarta.
American Society For Testing and Materials,
1999, E 23 Standard Test Methods For
Notched Bar Impact Testing Of Metallic
Materials , ASTM Standards Vol.03.01,
ASTM Society.
Ari, W, 2010, Analisis Quenching Baja ST 37
Yang Dipanaskan Pada Variasi Suhu
700C, 800C, 900C Dengan Pendingin
Air Terhadap Ketangguhan Dan Kekerasan,

40

Anda mungkin juga menyukai