36
Analisa Quenching pada Baja Karbon Rendah ...... (H. Purwanto))
II. PUSTAKA
Heat Treatment adalah salah satu proses
untuk mengubah struktur logam dengan jalan
memanaskan specimen pada tungku pemanas
dengan temperatur rekristalisasi selama periode
waktu tertentu kemudian didinginkan pada media
pendingin seperti udara, air, air garam, oli dan
solar yang masing-masing mempunyai kerapatan
pendinginan yang berbeda-beda. Sifat-sifat logam
yang terutama sifat mekanik yang sangat Gambar 1. Continuos Cooling Transformation
dipengaruhi oleh struktur mikrologam disamping Diagram (Lawrence, 2004)
posisi kimianya, contohnya suatu logam atau
paduan akan mempunyai sifat mekanis yang Solar memiliki rentang rantai karbon
berbeda-beda struktur mikronya diubah, dengan antara C10 C20 (Wikipedia). Dalam kimia,
adanya pemanasan atau pendinginan dengan hidrokarbon adalah sekelompok senyawa kimia
kecepatan tertentu maka bahan-bahan logam dan yang hanya terdiri dari karbon (C) dan hidrogen
paduan memperlihatkan perubahan strukturnya. (H). Setane sering digunakan sebagai tangan
Kekerasan yang dapat dicapai tergantung pendek untuk nomor setana, ukuran dari bahan
pada kadar karbon dalam baja dan kekerasan bakar solar mudah terbakar. Heksadeka, juga
yang terjadi akan tergantung pada temperatur disebut setana, adalah alkana hidrokarbon.
pemanasan (temperatur autenitising), holding Dengan rumus kimia CH3 (CH2) 14 CH3.
time dan laju pendinginan yang dilakukan serta Heksadekana terdiri dari rantai 16 atom karbon,
seberapa tebal bagian penampang yang menjadi dengan tiga atom hidrogen terikat pada dua atom
keras banyak tergantung pada hardenability. karbon akhir, dan dua hidrogen terikat pada
Untuk memperoleh kekerasan yang baik masing-masing dari 14 atom karbon lain. Solar
(martensit yang keras) maka pada saat mempunyai sifat untuk menyebar pada
pemanasan harus dapat dicapai struktur austenit, permukaan-permukaan yang bergeser, sehingga
karena hanya austenit yang dapat membuat pengausan dan kenaikan suhu kecil
bertransformasi menjadi martensit. Bila pada sekali. Viskositas solar dan bahan dasar solar
saat pemanasan masih terdapat struktur lain maka membawa pengaruh dalam mendinginkan
setelah di quench akan diperoleh struktur yang spesimen. Penggunaan solar sebagai media
tidak seluruhnya terdiri dari martensit. Bila pendingin akan menyebabkan timbulnya selaput
struktur lain itu bersifat lunak, misalnya ferit karbon pada spesimen tergantung dari besarnya
maka tentunya kekerasan yang tercapai juga tidak viskositas pelumas. Atas dasar tujuan untuk
akan maksimum. memperbaiki sifat baja tersebut, maka peneliti
Dalam proses pendinginan pada memilih perlakuan panas dengan quenching
pembuatan material baja dilakukan secara media solar dengan acuan bahwa solar termasuk
menerus mulai dari suhu yang lebih tinggi sampai dalam fluida jenis minyak.
dengan suhu rendah. Pengaruh kecepatan
pendinginan menerus terhadap struktur mikro III. METODOLOGI PENELITIAN
yang terbentuk ditunjukkan pada Gambar 1. Material dan Dimensi Spesimen
Continuos Cooling Transformation Diagram Bahan yang dipilih dalam penelitian ini
adalah baja karbon rendah, baja ST 37 dengan
kadar karbon 0.20% C. Baja karbon ini dibentuk
menjadi spesimen uji ketangguhan dan uji
kekerasan.
37
Momentum, Vol. 7, No. 1, April 2011 : 36-40
standart ASTM No. E23 seperti pada gambar 2, dibaca langsung pada skala (dial) penunjuk yang
spesimen dibuat 12 buah dengan rincian 3 telah dikalibrasi yang terdapat pada mesin
spesimen tanpa perlakuan panas (spesimen penguji. Harga impact (HI) suatu bahan yang
kontrol), 3 spesimen dipanaskan pada suhu 700 diuji dengan metode Charpy diberikan oleh :
C, 3 spesimen dipanaskan pada suhu 800 C dan HI = E /A
3 spesimen dipanaskan pada suhu 900 C dengan dimana E adalah energi yang diserap
masing masing penahanan 1 jam.. dalam satuan Joule dan A luas penampang di
bawah takik dalam satuan mm.
38
Analisa Quenching pada Baja Karbon Rendah ...... (H. Purwanto))
SELESAI
Uji Kekerasan
Pada Gambar 6. untuk pengujian kekerasan
Gambar 4. Diagram alir penelitian baja ST 37 sebelum mengalami proses
pemanasan adalah 63, 60.6 HRC dan setelah
IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN mengalami proses pemanasan dengan variasi
Uji Impact suhu pemanasan 700 C , 800 C , 900 C dan
untuk tiap-tiap suhu ditahan selama 1 jam adalah
64, 61.5 HRC, 64.6, 62.7 HRC, 68.5, 63.6 HRC.
Dari Gambar 5 menunjukkan Harga impact Gambar 6. Harga kekerasan Rockwell terhadap
rata-rata benda uji tanpa perlakuan panas adalah temperatur pemanasan
3.146861 J/mm, dengan pemanasan pada suhu
700 C adalah 0.386832 J/mm (turun 83 %), Rata-rata harga HRC sedikit mengalami
dengan pemanasan pada suhu 800 C adalah peningkatan pada tiap-tiap suhu pemanasan, dari
0.404233 J/mm (turun 84 %), dengan nilai tersebut menunjukkan bahwa nilai
pemanasan pada suhu 900 C adalah 0.331952 kekerasan meningkat, meskipun mengalami
J/mm (turun 83 %). perubahan yang tidak terlalu signifikan, seiring
Dari pengujian ini maka dapat dilihat bahwa dengan peningkatan suhu pemanasan benda
dengan dilakukannya perlakuan panas dan kerja. Hal ini membuktikan bahwa pada proses
dilakukan pencelupan terhadap media solar maka pemanasan baja karbon ST 37 diatas suhu 700 C
harga impack akan akan turun siknifikan atau dengan pendinginan cepat maka struktur
mengalami penurunan hingga 83 %. Penambahan austenite yang bersifat lunak dan ulet akan
temperatur panas dari 700 C, 800 C hingga 900 berubah menjadi struktur martensite yang bersifat
C harga impact akan semakin turun tetapi tidak keras dan getas. Peningkatan kekerasan tidak
terlalu signifikan. Penambahan temperatur terjadi secara signifikan, hal ini juga
pemanasan pada tiap-tiap variasi dengan membuktikan bahwa baja karbon rendah tidak
perbedaan 100 C mengubah ketangguhan rata-
39
Momentum, Vol. 7, No. 1, April 2011 : 36-40
akan mengalami perubahan signifikan jika Fakultas Teknik Mesin Universitas Wahid
dilakukan proses perlakuan panas. Hasyim, Semarang.
Beumer, Bj. M, 1985, Ilmu Bahan Logam,
V. KESIMPULAN Bharata Aksara, Jakarta.
Dari hasil pengujian dan analisa maka dapat Bradbury. EJ, 1990, Dasar Metalurgi untuk
diambil kesimpulan : Rekayasawan, Gramedia Pustaka Utama,
1. Baja ST 37 sebelum mengalami proses Jakarta.
pemanasan dan setelah mengalami proses Chijiwa, Kenji, 1985, Teknik Pengecoran Logam,
pemanasan dengan variasi suhu pemanasan Pradnya Paramitha, Jakarta.
700 C, 800 C, 900 C dan untuk tiap-tiap Koswara, Engkos, 1999, Pengujian Bahan
suhu ditahan selama 1 jam maka harga impact Logam, Humaniora Utama Press, Bandung.
(HI) rata-rata mengalami penurunan yaitu Prayitno Adhy, 1999, Pengaruh perbedaan waktu
tanpa perlakuan panas 3.146860 J/mm; pada penahanan suhu stabil (holding time)
suhu 700 C 0.386832 J/mm; pada suhu 800 terhadap kekerasan logam, (FT- Univesitas
C 0.404233 J/mm dan pada suhu 900 C Riau), Riau
0.331953 J/mm. Purwanto Helmy, 2008, Diktat Ajar Material
2. Baja ST 37 sebelum mengalami proses Teknik, Fakultas Teknik Mesin Universitas
pemanasan dan setelah mengalami proses Wahid Hasyim, Semarang.
pemanasan dengan variasi suhu pemanasan Respati, S. M. B, 2009, Modul Praktikum
700 C, 800 C, 900 C dan untuk tiap-tiap Pengujian Bahan, Fakultas Teknik Mesin
suhu ditahan selama 1 jam maka harga Universitas Wahid Hasyim, Semarang.
kekerasan rata-rata Rockwell (HRC) akan Schonmentz, Gruber, 1985, Pengetahuan Bahan
mengalami peningkatan yang kurang Dalam Pengerjaan Logam, Aksara,
signifikan yaitu tanpa perlakuan panas 63, Bandung.
60.6 HRC pada suhu 700 C 64, 61.5 HRC; Soejdono, 1978, Pengetahuan Logam 1,
pada suhu 800 C 64.6, 62.7 HRC dan pada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
suhu 900 C 68.5, 63.6 HRC. Dari harga HRC Suherman, 1998, Prinsip-prinsip Perlakuan
tersebut menunjukkan bertambahnya nilai Panas, W High Grade Steels, ITS, Surabaya.
kekerasan baja ST 37 sedikit. Sujana, 1992, Metoda Statistik, Edisi ke-5
3. Baja ST 37 yang mengalami proses Tarsito, Bandung.
pemanasan dengan variasi suhu pemanasan Supardi, Edih, 1999, Pengujian Logam, Angkasa,
700 C, 800 C, 900 C di holding time selama Bandung.
1 jam kemudian di quenching menggunakan Surdia, T, 1983, Teknik Pengolahan Bahan,
media solar tidak mengalami perubahan Pradnya Paramitha, Jakarta.
kekerasan yang signifikan, dimana kandungan
karbon pada solar tidak bisa berpindah ke
spesimen sehingga tidak dapat meningkatkan
kekerasan.
DAFTAR PUSTAKA
Alexander. W.O, 1991, Dasar Metalurgy Untuk
Rekayasawan, Gramedia, Jakarta.
Amanto, Hari, I999, Ilmu Bahan, Bumi Aksara,
Jakarta.
American Society For Testing and Materials,
1999, E 23 Standard Test Methods For
Notched Bar Impact Testing Of Metallic
Materials , ASTM Standards Vol.03.01,
ASTM Society.
Ari, W, 2010, Analisis Quenching Baja ST 37
Yang Dipanaskan Pada Variasi Suhu
700C, 800C, 900C Dengan Pendingin
Air Terhadap Ketangguhan Dan Kekerasan,
40