Drainase - Sni
Drainase - Sni
Deskripsi: STANDAR
1 SNI 3418-2011 Cara uji Kandungan Udara dalam Metode ini bertujuan
No beton segar dengan metode tekan untuk memperoleh nilai
kandungan udara pada
beton segar dalam
persentase (%) volume.
2 SNI 0004-2008 Tata cara commissioning Tata cara ini meliputi istilah dan
instalasi pengolahan air definisi, persyaratan yang berlaku
untuk semua kapasitas Instalasi
Pengolahan Air (IPA) dan cara
pengerjaan. Commissioning IPA
merupakan uji coba terhadap
kinerja masing-masing unit dan
terhadap keseluruhan proses IPA
dari mulai air baku sampai
menjadi air minum yang
dilaksanakan oleh tim yang
ditetapkan.
3 SNI 02-2406-1991 Tata Cara Perencanaan Tata cara ini digunakan untuk
Umum Drainase Perkotaan memperoleh hasil perencanaan
drainase perkotaan yang dapat
dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan teknik
perencanaan
6 SNI 03-1724-1989 Tata Cara Perencanaann Tata cara ini digunakan dalam
Hidrologi dan Hidraulik mendesain Bangunan disungai
untuk Bangunan di Sungai. (bangunan pemanfaatan,
Judul direvisi menjadi konservasi dan silang) agar
No :Tata cara perhitungan memenuhi persyaratan
debit andalan air sungai persyaratan hidrologi dan
dengan analisis lengkung hidraulik, dan bertujuan untuk
kekerapan melestarikan dan meningkatkan
keandalan bangunan di sungai
dan sungainya sendiri.
7 SNI 03-1726-2002 Tata Cara Perencanaan Tata cara ini digunakan untuk
Ketahanan Gempa Untuk mengarahkan terciptanya
Rumah dan Gedung. pekerjaan perencanaan dan
pelaksanaan baja yang memenuhi
ketentuan minimum serta
mendapatkan hasil pekerjaan
struktur yang aman, nyaman dan
ekonomi.
8 SNI 03-1727-1989 Tata Cara Perencanaan Tata cara ini digunakan untuk
Pembebanan Untuk memberikan beban yang diijinkan
Rumah dan Gedung untuk rumah dan gedung,
termasuk beban-beban hidup
untuk atap miring, gedung parkir
bertingkat dan landasan
helikopter pada atap gedung
tinggi dimana parameter-
parameter pesawat helikopter
yang dimuat praktis sudah
mencakup semua jenis pesawat
yang biasa dioperasikan.
Termasuk juga reduksi beban
hidup untuk perencanaan balok
induk dan portal serta peninjauan
gempa, yang pemakaiannya
optional, bukan keharusan,
terlebih bila reduksi tersebut
membahayakan konstruksi atau
unsur konstruksi yang ditinjau
No SNI Judul Ruang Lingkup File SNI
9 SNI 03-1728-1989 Tata Cara Pelaksanaan Tata cara ini digunakan untuk
Mendirikan Bangunan memberikan landasan dalam
Gedung membuat peraturan-peraturan
mendirikan bangunan di masing-
No masing daerah, dengan tujuan
menyeragamkan bentuk dan isi
dari peraturan-peraturan
bangunan yang akan
dipergunakan di seluruh kota-kota
di Indonesia
10 SNI 03-1729-2002 Tata Cara Perencanaan Tata cara ini digunakan untuk
Bangunan Baja Untuk mengarahkan terciptanya
Gedung pekerjaan perencanaan dan
pelaksanaan baja yang memenuhi
ketentuan minimum serta
mendapatkan hasil pekerjaan
struktur yang aman, nyaman dan
ekonomi
11 SNI 03-1730-2002 Tata Cara Perencanaan Tata cara ini mencakup : "
Gedung Sekolah perencanaan arsitektur, struktur /
Menengah Umum konstruksi dan utilitas gedung; "
Sistem pendidikan sekolah
menengah umum; " Perubahan
sistem pendidikan sekolah
menengah umum; " Pembakuan
gedung sekolah menengah
umum.
12 SNI 03-1731-1989 Tata Cara Keamanan Tata cara ini digunakan dalam
Bendungan. melaksanakan kegiatan desain,
konstruksi, operasi dan
pemeliharaan, serta penghapusan
bendungan dengan tujuan untuk
menjamin keamanan bendungan
dan lingkungannya.
13 SNI 03-1732-1989 Tata Cara Perencanaan Tata Cara ini merupakan dasar
Tebal Perkerasan Lentur dalam menentukan tebal
Jalan Raya dengan Analisa perkerasan lentur yang
No SNI Judul Ruang Lingkup File SNI
No Metode Komponen dibutuhkan untuk suatu jalan
raya.
14 SNI 03-1733-2004 Tata cara perencanaan Tata cara ini bertujuan untuk
lingkungan perumahan di menghasilkan suatu lingkungan
perkotaan perumahan yang fungsional
sekurangkurangnya bagi
masyarakat penghuni. (Tata Cara
Perencanaan Kawasan
Perumahan Kota).
15 SNI 03-1734-1989 Tata Cara Perencanaan Tata cara ini digunakan untuk
Beton Bertulang dan mempersingkat waktu
Struktur Dinding Bertulang perencanaan berbagai bentuk
Untuk Rumah dan Gedung struktur yang umum dan
menjamin syarat-syarat
perencanaan tahan gempa untuk
rumah dan gedung yang berlaku
16 SNI 03-1735-2000 Tata Cara Perencanaan Tata cara ini digunakan dalam
Akses Bangunan dan merencanakan bangunan dan
Akses Lingkungan Untuk lingkungannya khususnya dalam
Pencegahan Bahaya hal pencegahan terhadap bahaya
Kebakaran Pada Bangunan kebakaran meliputi pengamanan
Rumah dan Gedung. dan penyelamatan terhadap jiwa,
harta benda dan kelangsungan
fungsi bangunan
20 SNI 03-1745-2000 Tata Cara Pemasangan Tata cara ini digunakan sebagai
Sistem Hidran untuk panduan dalam pemasangan
Pencegahan Bahaya sistem hidran untuk memberikan
Kebakaran pada Bangunan persyaratan minimum pada
Rumah dan Gedung. pemasangan sistem hidran dalam
upaya pencegahan bahaya
kebakaran pada bangunan rumah
dan gedung
24 SNI 03-1758-1990 Cara uji sifat kekal agregat Menetapkan cara uji sifat kekal
untuk aduk dan beton agregat yang meliputi peralatan,
terhadap pengaruh larutan penguji, contoh yang diuji
larutan jenuh natrium dan dan persiapan contoh uji,
magnesium sulfat pelaksanaan uji, dan laporan hasil
No SNI Judul Ruang Lingkup File SNI
No uji. Contoh perhitungan untuk
agregat halus dan kasar diberikan
25 SNI 03-1962-1990 Tata Cara Perencanaan Tata cara ini digunakan untuk
Penanggulangan penanganan longsoran setempat
Longsoran pada khususnya dan meliputi
daerah yang luas pada umumnya.
26 SNI 03-1963-1990 Tata Cara Dasar Koordinasi Tata cara ini digunakan sebagai
Modular untuk pegangan dasar dalam merencana
Perancangan Bangunan rumah dan gedung menggunakan
Rumah dan Gedung koordinasi modular. Tujuannya
untuk mewujudkan rencana
teknis bangunan rumah dan
gedung yang optimal
35 SNI 03-2393-1991 Tata Cara Pelaksanaan Tata cara ini digunakan dalam
No SNI Judul Ruang Lingkup File SNI
36 SNI 03-2394-1991 Tata Cara Perencanaan Tata cara ini digunakan untuk
dan Perancangan merencanakan dan merancang
Bangunan Kedokteran bangunan radiasi khususnya
Nuklir di Rumah Sakit untuk bangunan kedokteran
nuklir
37 SNI 03-2395-1991 Tata Cara Perencanaan Tata cara ini digunakan dalam
dan Perancangan perencanaan dan perancangan
Bangunan Radiologi di untuk bangunan radiologi di
Rumah Sakit rumah sakit
39 SNI 03-2397-1991 Tata Cara Perencanaan Tata cara ini digunakan sebagai
Rumah Sederhana Tahan dasar perancangan rumah
Angin. sederhana yang tidak ber-tingkat
secara praktis untuk memberi
No SNI Judul Ruang Lingkup File SNI
40 SNI 03-2398-2002 Tata Cara Perencanaan Tata cara ini memuat istilah dan
Tangki Septik Dengan definisi, persyaratan tangki septik
Sistem Resapan dan sistem resapan yang berlaku
bagi pembuangan air limbah
rumah tangga untuk daerah air
tanah rendah dan jumlah pemakai
maksimal 10 Kepala keluarga (1
Kepala Keluarga sama dengan 5
jiwa)
41 SNI 03-2399-2002 Tata Cara Perencanaan Tata cara ini meliputi istilah dan
Bangunan MCK Umum definisih, persyaratan yang
berlaku untuk sarana ruangan
MCK yang terletak di lokasi
permukiman padat, dengan
beban pemakai maksimum 200
orang. MCK umum dapat
merupakan satu kesatuan bang
unan atau terpisah-pisah untuk
mandi, cuci dan kakus.
42 SNI 03-2400-1991 Tata Cara Perencanaan Tata cara Ini digunakan untuk
Umum Krib di Sungai. menanggulangi kerusakan Sungai
(sedang di revisi) akibat arus dan dapat
melestarikan bangunan di sungai.
43 SNI 03-2401-1991 Tata Cara Perencanaan Tata cara ini digunakan untuk
Umum Bendung. mendapatkan desain bendung
yang memenuhi persyaratan
hidraulik dan struktur serta
persyaratan pelaksanaan secara
benar dan aman sesuai pola
pembangunan berwawasan
lingkungan.
44 SNI 03-2402-1991 Tata Cara Perencanaan Tata cara ini digunakan agar
Umum Irigasi Tambak pelaksanaan Irigasi Tambak Udang
Udang. dalam memasok air baku berhasil
No SNI Judul Ruang Lingkup File SNI
No dengan baik sesuai dengan
keperluan budidaya udang.
45 SNI 03-2403-1991 Tata Cara Pemasangan Tata cara ini bertujuan untuk
Blok Beton Terkunci untuk mendapatkan hasil lapis
Permukaan Jalan perkerasan blok beton terkunci
yang memenuhi syarat sebagai
lapis perkerasan.
46 SNI 03-2404-1991 Tata Cara Pencegahan Tata cara ini bertujuan untuk
Rayap Pada Pembuatan melindungi bangunan rumah dan
Bangunan Rumah dan gedung yang akan didirikan
Gedung terhadap serangan rayap, agar
keseragaman dan upaya
efektifitas dapat tercapai
47 SNI 03-2405-1991 Tata Cara Penanggulangan Tata cara ini digunakan sebagai
Rayap Pada Bangunan acuan dalam perlakuan
Rumah dan Gedung penanggulangan rayap, untuk
dengan Termitisida melindungi bangunan rumah dan
gedung
48 SNI 03-2408-1991 Tata Cara Pengecatan Tata cara ini merupakan petunjuk
Logam teknis cara pengecatan logam
yang baik dan benar serta cara
penanggulangannya bila terjadi
kegagalan dalam pengecatan
49 SNI 03-2410-1994 Tata Cara Pengecatan Tata cara ini dimaksudkan untuk
Dinding Tembok Dengan memberikan petunjuk teknis
Cat Emulsi dalam mengerjakan pengecatan
dinding tembok dengan cat
emuisi agar diperoleh hasil yang
baik, dan memuat tentang
persyaratan bahan dan alat,
pelaksanaan pengecatan, dan
cara penanggulangan bila terjadi
kegagalan dalam pengecatan..
Detail Standar
Copyright 2010
Panitia Teknik Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil
Jl. Pattimura No.20 Gedung B.1A (Lantai 3) Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12110,
Telp. (021) 7226302, Fax (021) 7395062
Email : infostan@pu.go.id, website: http://balitbang.pu.go.id/sni
Drainase
Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna memenuhi kebutuhan masyarakat
dan merupakan komponen penting dalam perencanaan kota (perencanaan infrastruktur khususnya). Secara umum,
drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan airyang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang
kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.
Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas, dimana
drainase merupakan suatu cara pembuangan kelebihan air yang tidak diinginkan pada suatu daerah, serta cara-cara
penangggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut.
Dari sudut pandang yang lain, drainase adalah salah satu unsur dari prasarana umum yang dibutuhkan masyarakat
kota dalam rangka menuju kehidupan kota yang aman, nyaman, bersih, dan sehat. Prasarana drainase disini
berfungsi untuk mengalirkan air permukaan ke badan air (sumber air permukaan dan bawah permkaantanah) dan
atau bangunan resapan. Selain itu juga berfungsi sebagai pengendali kebutuhan air permukaan dengan tindakan
untuk memperbaiki daerah becek, genangan air dan banjir.
Mengeringkan daerah becek dan genangan air sehingga tidak ada akumulasi air tanah.
Menurunkan permukaan air tanah pada tingkat yang ideal.
Mengendalikan erosi tanah, kerusakan jalan dan bangunan yang ada.
Mengendalikan air hujan yang berlebihan sehingga tidak terjadi bencana banjir.
Sebagai salah satu sistem dalam perencanaan perkotaan, maka sistem drainase yang ada dikenal dengan istilah
sistem drainase perkotaan. Drainase perkotaan didefinisikan sebagai ilmu drainase yang mengkhususkan pengkajian
pada kawasan perkotaan yang erat kaitannya dengan kondisi lingkungan sosial-budaya yang ada di kawasan kota.
Drainase perkotaan merupakan sistem pengeringan dan pengaliran air dari wilayah perkotaan yang meliputi :
a. Permukiman.
b. Kawasan industri dan perdagangan.
c. Kampus dan sekolah.
d. Rumah sakit dan fasilitas umum.
e. Lapangan olahraga.
f. Lapangan parkir.
g. Instalasi militer, listrik, telekomunikasi.
h. Pelabuhan udara.
Sistem drainase mayor yaitu sistem saluran/badan air yang menampung dan mengalirkan air dari suatu daerah
tangkapan air hujan (Catchment Area). Pada umumnya sistem drainase mayor ini disebut juga sebagai sistem
saluran pembuangan utama (major system) atau drainase primer. Sistem jaringan ini menampung aliran yang
berskala besar dan luas seperti saluran drainase primer, kanal-kanal atau sungai-sungai. Perencanaan drainase
makro ini umumnya dipakai dengan periode ulang antara 5 sampai 10 tahun dan pengukuran topografiyang detail
mutlak diperlukan dalam perencanaan sistem drainase ini.
Sistem drainase mekro yaitu sistem saluran dan bangunan pelengkap drainase yang menampung dan mengalirkan
air dari daerah tangkapan hujan. Secara keseluruhan yang termasuk dalam sistem drainase mikro adalah saluran di
sepanjang sisi jalan, saluran/selokan air hujan di sekitar bangunan, gorong-gorong, saluran drainasekota dan lain
sebagainya dimana debit air yang dapat ditampungnya tidak terlalu besar.
Pada umumnya drainase mikro ini direncanakan untuk hujan dengan masa ulang 2, 5 atau 10 tahun tergantung pada
tata guna lahan yang ada. Sistem drainase untuk lingkungan permukiman lebih cenderung sebagai sistem drainase
mikro.
Jenis-jenis Drainase
1. Menurut sejarah terbentuknya
a. Drainase alamiah (natural drainage), yaitu sistem drainase yang terbentuk secara alami dan tidak ada unsur
campur tangan manusia.
b. Drainase buatan , yaitu sistem drainase yang dibentuk berdasarkan analisis ilmu drainase, untuk menentukan
debit akibat hujan, dan dimensi saluran.
3. Menurut konstruksi
a. Saluran terbuka, yaitu sistem saluran yang biasanya direncanakan hanya untuk menampung dan mengalirkan air
hujan (sistem terpisah), namun kebanyakan sistem saluran ini berfungsi sebagai saluran campuran. Pada pinggiran
kota, saluran terbuka ini biasanya tidak diberi lining (lapisan pelindung). Akan tetapi saluran terbuka di dalam kota
harus diberi lining dengan beton, pasangan batu (masonry) ataupun dengan pasangan bata.
b. Saluran tertutup, yaitu saluran untuk air kotor yang mengganggu kesehatan lingkungan. Siste ini cukup bagus
digunakan di daerah perkotaan terutama dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi seperti kota Metropolitan
dan kota-kota besar lainnya.
4. Menurut fungsi
a. Single Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis air buangan saja.
b. Multy Purpose, yaitu saluran yang berfungsi engalirkan beberapa jenis buangan, baik secara bercampur maupun
bergantian.
Saluran (canal) : biasanya panjang dan merupakan selokan landai yang dibuat di tanah, dapat dilapisi
pasangan batu/tidak atau beton, semen, kayu maupu aspal.
Talang (flume) : merupakan selokan dari kayu, logam, beton/pasangan batu, biasanya disangga/terletak di
atas permukaan tanah, untuk mengalirkan air berdasarkan perbedaan tinggi tekan.
Got miring (chute) : selokan yang curam.
Terjunan (drop) : seperti got miring dimana perubahan tinggi air terjadi dalam jangka pendek.
Gorong-gorong (culvert) : saluran tertutup (pendek) yang mengalirkan air melewati jalan raya, jalan kereta
api, atau timbunan lainnya.
Terowongan Air Terbuka (open-flow tunnel) : selokan tertutup yang cukup panjang, dipakai untuk
mengalirkan air menembus bukit/gundukan tanah.
3. Saluran Air Kombinasi, dimana limpasan air terbuka dikumpulkan pada saluran drainase permukaan, sementara
limpasan dari daerah yang diperkeras dikumpulkan pada saluran drainase tertutup.
2. Paralel
Saluran utama terletak sejajar dengan saluran cabang. Apabila terjadi perkembangan kota, saluran-saluran akan
dapat menyesuaikan diri.
3. Grid iron
Digunakan untuk daerah dengan sungai yang terletak di pinggir kota, sehingga saluran-saluran cabang dikumpulkan
dahulu pada saluran pengumpul.
4. Alamiah
Sama seperti pola siku, hanya beban sungai pada pola alamiah lebih besar.
5. Radial
Digunakan untuk daerah berbukit, sehingga pola saluan memencar ke segala arah.
6. Jaring-jaring
Mepunyai saluran-saluran pembuangan yang mengikuti arah jalan raya dan cocok untuk daerah dengan topografi
datar.
1. Pola perpendicular
Adalah pola jaringan penyaluran air buangan yang dapat digunakan untuk sistem terpisah dan tercampur sehingga
banyak diperlukan banyak bangunan pengolahan.
4. Pola radial
Adalah pola jaringan yang pengalirannya menuju ke segala arah dimulai dari tengah kota sehingga ada kemungkinan
diperlukan banyak bangunan pengolahan.
Bangunan Struktur
Bangunan struktur adalah bangunan pasangan disertai dengan perhitungan-perhitungan kekuatan tertentu. Contoh
bangunan struktur adalah :
- bangunan rumah pompa
- bangunan tembok penahan tanah
- bangunan terjunan yang cukup tinggi
- jembatan
Catch Basin/Watershed
Bangunan dimana air masuk ke dalam sistem saluran tertutup dan air mengalir bebas di atas permukaan tanah
menuju match basin. Catch basin dibuat pada tiap persimpangan jalan, pada tepat-tempat yang rendah, tempat
parkir.
Inlet
Apabila terdapat saluran terbuka dimana pembuangannya akan dimasukkan ke dalam saluran tertutup yang lebih
besar, maka dibuat suatu konstruksi khusus inlet. Inlet harus diberi saringan agar sampah tidak asuk ke dalam
saluran tertutup.
Headwall
Headwall adalah konstruksi khusus pada outlet saluran tertutup dan ujung gorong-gorong yang dimaksudkan untuk
melindungi dari longsor dan erosi
Shipon
Shipon dibuat bilamana ada persilangan dengan sungai. Shipon dibangun bawah dari penampang sungai, karena
tertanam di dalam tanah maka pada waktu pembuangannya harus dibuat secara kuat sehingga tidak terjadi
keretakan ataupun kerusakan konstruksi. Sebaiknya dalam merencanakan drainase dihindarkan perencanaan dengan
menggunakan shipon, dan sebaiknya saluran yang debitnya lebih tinggi tetap untuk dibuat shipon dan saluran
drainasenya yang dibuat saluran terbuka atau gorong-gorong.
Manhole
Untuk keperluan pemeliharaan sistem saluran drainase tertutup di setiap saluran diberi manhole pertemuan,
perubaan dimensi, perubahan bentuk selokan pada setiap jarak 10-25 m. Lubang manhole dibuat sekecil mungkin
supaya ekonomis, cukup, asal dapat dimasuki oleh orang dewasa. Biasanya lubang manhole berdiameter 60cm
dengan tutup dari besi tulang.
Gorong-gorong
Bangunan terjun
Bangunan got miring
Bentuk Saluran
Trapesium
Berfungsi untuk menampung dan menyalurkan limpasan air hujan dengan debit yang besar.
Sifat alirannya terus menerus dengan fluktuas kecil.
Bentuk saluran ini dapat digunakan pada daerah yang masih cukup tersedia lahan .
Berfungsi untuk menampung dan menyalurkan limpasan air hujan dengan debit yang besar dan kecil.
Sifat alirannya berfluktuasi besar dan terus menerus tapi debit minimumnya measih cukup besar.
Fungsinya sama dengan bentuk (2), sifat alirannya terus menerus dan berfluktuasi besar dengan debit minimum keil.
Fungsi bentuk setengah lingkaran ini adalah untuk menampung dan mengalirkan debit minimum tersebut.
Segi empat
Berfungsi untuk menampung dan menyalurkan limpasan air hujan dengan debit yang besar. Sifat alirannya terus
menerus dengan fluktuasi kecil.
Bentuk saluran segi empat ini digunakan pada lokasi jalur saluran yang tidak mempunyai lahan yang cukup/terbatas.
Fungsinya sama dengan bentuk (2&3)
Setengah lingkaran
Berfungsi untuk menyalurkan limbah air hujan untuk debit yang kecil. Bentuk saluran ini umum digunakan untuk
saluran-saluran ruah penduduk dan pada sisi jalan perumahan padat