Anda di halaman 1dari 53

SPESIFIKASI TEKNIS

I. PEKERJAAN PERSIAPAN

Bagian I. Umum
1. Lokasi Pekerjaan
Lokasi pekerjaan sesuai yang tercantum dalam dokumen lelang.

2. Ruang Lingkup Kontrak


Klasifikasi Pekerjaan konstruksi mengacu pada daftar kuantitas dan harga.

3. Jalan Masuk ke Daerah Kerja


Jalan masuk ke dan melalui daerah kerja dapat menggunakan jalan-jalan
setempat yang berhubungan dengan Jalan Raya yang berdekatan dengan
daerah.
Penyedia Jasa hendaknya berpegang pada semua peraturan dan ketentuan
hukum yang berhubungan dengan penggunaan arah angkutan umum dan
bertanggung jawab terhadap kerusakan akibat pembangunan jalan tersebut.
Penyedia Jasa harus memperbaiki dan memperlebar jalan yang ada,
memperbaiki dan memperkuat jembatan beton sehingga memenuhi
kebutuhan pengangkutan-nya, sejauh yang dibutuhkan untuk pekerjaannya.
Semua pekerjaan yang dimaksudkan Penyedia Jasa untuk dikerjakan dalam
hubungannya dengan jalan dan jembatan harus direncanakan sedemikian
rupa sehingga tidak mengganggu lalu lintas dan harus mendapat persetujuan
Pengawas Lapangan dan perlu pengaturan sebaik-baiknya dengan Badan
Pemerintah setempat dan Badan Swasta.
Penyedia Jasa dapat menggunakan tanah yang sudah dibebaskan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen untuk keperluan jalan masuk ke daerah kerja,
apabila Penyedia Jasa membutuhkan tambahan jalan masuk demi kemajuan
pekerjaan.
Dalam hal ini Penyedia Jasa diminta membuat permohonan tertulis kepada
Pengawas Lapangan jauh sebelumnya, sehingga tambahan pembebasan
tanah dapat dilakukan.
Pejabat Pembuat Komitmen tidak bertanggung jawab terhadap pemeliharaan
jalan masuk atau bangunan yang digunakan oleh Penyedia Jasa selama
pelaksanaan pekerjaan.
Apabila Penyedia Jasa membutuhkan jalan lain yang tidak ditentukan oleh Pengawas
Lapangan maka harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa atas bebannya sendiri, dan harga
untuk semua pekerjaan tersebut sudah termasuk dalam Harga Satuan Pekerjaan.

4. Gambar-gambar
4.1. Gambar-gambar Pekerjaan Tetap
(a) Gambar Kontrak / Gambar Tender
Semua gambar-gambar yang diterima oleh Penyedia Jasa pada awal
pekerjaan adalah gambar kontrak dan gambar tersebut harus telah ditanda-
tangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
(b) Gambar-gambar Pelaksanaan/Gambar Kerja (Construction Drawing)
Penyedia Jasa wajib menggunakan gambar-gambar kontrak sebagai dasar
untuk mempersiapkan gambar-gambar pelaksanaan. Gambar-gambar ini
dibuat lebih detail untuk pekerjaan tetap.
Dan untuk pekerjaan khusus seperti pekerjaan beton dapat memperlihatkan
penampang melintang dan memanjang beton. Pengaturan batang
pembesian termasuk rencana pembengkokan, pemotongan dan daftar besi
beton. Tipe bahan yang digunakan, mutu, tempat dan ukuran yang tepat.
Gambar pelaksanaan ini harus dimintakan persetujuan Pejabat Pembuat
Komitmen sebelum dilaksanakan.
(c) Penyedia jasa harus menyediakan 1 (satu) set gambar-gambar lengkap di
lapangan.
Pekerjaan yang dilaksanakan sebelum ada persetujuan Pejabat Pembuat
Komitmen adalah menjadi resiko Penyedia Jasa. Persetujuan Pejabat
Pembuat Komitmen terhadap gambar-gambar tersebut tidak akan
meringankan tanggung jawab Penyedia Jasa atas kebenaran gambar
tersebut.

4.2. Gambar-gambar Pekerjaan Sementara


(a) Umum
Semua gambar untuk pekerjaan sementara yang disiapkan oleh Penyedia
Jasa harus terinci dan disetujui Pejabat Pembuat Komitmen sebelum
tanggal program pelaksanaan atau dalam waktu yang telah ditentukan
dalam kontrak.
Gambar-gambar harus menunjukkan detail dari pekerjaan sementara
seperti kisdam, tanggul sementara, pengalihan aliran dan sebagainya.
Gambar perencanaan yang disusulkan Penyedia Jasa yang dipakai dalam
pelaksanaan konstruksi harus diserahkan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen sebanyak 3 (tiga) rangkap.
(b) Gambar-gambar untuk pekerjaan sementara yang ditinggalkan
Penyedia Jasa hendaknya mengusulkan pekerjaan sementara yang
berkaitan dengan pekerjaan tetap. Secara lebih mendetail dan diserahkan
kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk mendapat persetujuan, tujuh hari
sebelum tanggal dimulainya pelaksanaan.

5. Gambar-gambar yang sebenarnya terbangun/terpasang (as-built drawing)


Selama masa pelaksanaan Penyedia Jasa harus menyiapkan dan menyimpan satu set
gambar yang dilaksanakan paling akhir untuk tiap-tiap pekerjaan. Pada gambar yang
memperlihatkan perubahan yang sudah dikerjakan sesuai dengan kontrak, sejauh
gambar tersebut sudah dilaksanakan dengan benar kemudian dicap sudah
dilaksanakan.
Gambar-gambar yang dilaksanakan akan diperiksa tiap bulan di lapangan oleh
Pengawas Lapangan, apabila ditemukan hal-hal yang tidak memuas-kan dan tidak
dilaksanakan, diperbaiki kembali selambat-lambatnya 6 (enam) hari kerja.

Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai (penyerahan kedua), Penyedia Jasa harus


menyerahkan gambar pelaksanaan yang telah disetujui oleh Pejabat Pembuat
Komitmen dalam 3 set cetakan yang dijilid ukuran A3 berikut 2 set negatifnya ukuran
A1.

Standar Bahan
Semua bahan dan mutu pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari
Standar Normalisasi Indonesia (SNI).
Bila ada pasal-pasal pekerjaan yang tidak ada Standar Indonesia, maka dapat dipakai
standar lain yang disetujui oleh Pengawas Lapangan dan sesuai dengan spesifikasi ini.
Semua bahan dan mutu pekerjaan yang sepenuhnya diperinci di sini atau tidak dicakup
oleh Standar Nasional haruslah bahan dan mutu pekerjaan kelas utama.
Pengawas Lapangan akan menetapkan apakah semua atau sebagian bahan yang
dipesan atau diantarkan untuk penggunaan dalam pekerjaan, sesuai untuk pekerjaan
tersebut dan keputusan Pengawas Lapangan dalam hal ini pasti dan menentukan.
6. Program Pelaksanaan dan Laporan
1. Program Pelaksanaan
Penyedia Jasa harus melaksanakan program pelaksanaan sesuai dengan syarat-
syarat kontrak dengan menggunakan CPM network. Program tersebut harus
dibuat dalam dua bentuk yaitu bar-chart dan daftar yang memperlihatkan setiap
kegiatan :
i). Mulai tanggal paling awal
ii). Mulai tanggal paling akhir
iii). Waktu yang diperlukan
iv). Waktu float
v). Sumber tenaga kerja, peralatan dan bahan yang diperlukan
Aktivitas yang terlihat pada program harus sudah termasuk pelaksanaan
sementara dan tetap kelonggaran waktu yang diperlukan untuk persiapan dan
persetujuan gambar-gambar pengiriman peralatan dan bahan ke lapangan dan
juga kelonggaran dengan adanya hari liburan umum atau keagamaan.

2. Laporan Kemajuan Pelaksanaan


Sebelum tanggal 10 ( sepuluh ) setiap bulan atau pada suatu waktu yang
ditentukan Pengawas Lapangan, Penyedia Jasa harus menyerahkan 5 (lima)
salinan laporan kemajuan bulanan dalam bentuk yang bisa diterima, yang
menggambarkan secara detail kemajuan pekerjaan selama bulan terdahulu.
Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut :
(i) Prosentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang dicapai pada
bulan laporan maupun prosentase rencana yang diprogramkan pada bulan
berikutnya.
(ii) Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun
prosentase rencana yang diprogramkan harus sesuai dengan kemajuan
yang dicapai pada bulan laporan.
(iii) Rencana kegiatan dalam waktu dua bulan berturut-turut dengan ramalan
tanggal permulaan dan penyeselaian.
(iv) Daftar tenaga buruh setempat.
(v) Daftar perlengkapan kontruksi peralatan dan bahan di lapangan yang
digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk yang sudah datang dan
dipindahkan dari lapangan.
(vi) Jumlah volume pekerjaan yang merupakan bagian pekerjaan tetap harus
diuraikan sebagai berikut :
a) Jumlah volume untuk berbagai pekerjaan beton.
b) Jumlah volume dari berbagai pekerjaan galian dan timbunan.
c) Jumlah volume dari bahan perkerasan jalan yang digunakan.
d) Jumlah volume dari pekerjaan pasangan batu yang diselesaikan.
e) Jumlah banyaknya bangunan dan lain-lain.
(vii) Uraian pokok pekerjaan sementara yang dilaksanakan selama masa
laporan.
(viii) Daftar besarnya pembayaran terakhir yang diterima dan dibutuhkan
pembayaran yang diperlukan pada bulan berikutnya.
(ix) Hal-hal lain yang diminta sesuai dengan kontrak, dan masalah yang
timbul atau berhubungan dengan pelaksanaan selama bulan laporan.

3. Rencana Kerja Harian, Mingguan


Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap Rencana Kerja
Mingguan yang disetujui oleh Pengawas Lapangan setiap akhir
minggu dan untuk minggu-minggu berikutnya.
Rencana tersebut harus sudah termasuk pekerjaan tanah, pekerjaan
konstruksi lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan,
pengadaan tanah, pengangkutan bahan dan peralatan serta lain-lain
yang diminta Pengawas Lapangan.
Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap rencana kerja
harian secara tertulis untuk semua kemajuan yang sudah disetujui
oleh Pengawas Lapangan setiap hari maupun untuk hari-hari
berikutnya. Rencana kerja harus mencakup pekerjaan tanah,
pekerjaan beton dan kegiatan lain yang berhubungan dengan
pelaksanaan. Penyedia Jasa harus menyediakan Rencana Kerja
Bulanan dengan sistem bar-chart pada akhir bulan dan untuk bulan-
bulan berikutnya. Rencana Kerja ini harus memperlihatkan tenggang
waktu dari mulai sampai akhir kegiatan utama dengan volume
pekerjaannya. Rencana kerja ini harus diserahkan kepada Pengawas
Lapangan pada hari ketiga tiap bulan untuk perbaikan dan perubahan.

4. Rapat bersama untuk membicarakan kemajuan pekerjaan


Rapat tetap antara Pengawas Lapangan dan Penyedia Jasa diadakan seminggu
sekali pada tempat dan waktu yang telah disetujui. Maksud daripada rapat ini
membicarakan kemajuan pekerjaan yang sedang dilakukan, pekerjaan yang
diusulkan untuk seminggu selanjutnya dan membahas permasalahan yang
timbul agar dapat segera diselesaikan. Sedangkan rapat bulanan diadakan
sebulan sekali dipimpin oleh Pelaku Aktifitas dihadiri oleh Penyedia Jasa dan
Pengawas Lapangan.

7. Bahan dan Perlengkapan yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa


1. Umum
Bila Penyedia Jasa dalam mengusulkan penyediaan bahan dan perlengkapan
tidak sesuai dengan standar, Penyedia Jasa harus segera memberitahukan kepada
Pengawas Lapangan.

2. Perlengkapan Konstruksi
Penyedia Jasa harus segera menyediakan semua perlengkapan konstruksi yang
diperlukan dalam pelaksanaan dalam jumlah yang cukup. Apabila Pengawas
Lapangan memandang belum sesuai dengan Kontrak, maka Penyedia Jasa harus
segera memenuhi kekurangannya dalam penyediaan semua perlengkapan dan
peralatan, lengkap dengan spare parts yang cukup dan memeliharanya agar
pekerjaan dapat dikerjakan dengan sempurna.

3. Bahan Pengganti
Penyedia Jasa harus mendatangkan bahan yang ditentukan, bila bahan tersebut
tidak tersedia di pasaran maka dapat digunakan bahan pengganti dengan
mendapat ijin tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen. Harga satuan dalam
volume pekerjaan tidak akan disesuaikan dengan adanya pertambahan harga
antara bahan yang ditentukan dengan bahan pengganti dan kualitas bahan
pengganti sama dengan bahan yang diganti.

4. Pemeriksaan Bahan dan Perlengkapan


Perlengkapan dan bahan yang disediakan oleh Penyedia Jasa akan dilakukan
pemeriksaan sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak pada salah satu atau lebih
tempat yang ditentukan Pengawas Lapangan :
(a) Tempat produksi dan pembuatan
(b) Tempat penyimpanan
(c) Lapangan
Penyedia Jasa supaya menyerahkan penjelasan yang menyangkut perlengkapan
dan bahan kepada Pejabat Pembuat Komitmen sesuai yang dimintanya untuk
tujuan pemeriksaan, tetapi bagaimanapun juga tidak meringankan Penyedia Jasa
dari tanggung jawabnya untuk menyediakan perlengkapan dan bahan sesuai
dengan spesifikasi.

8. Survey dan Pengukuran Pekerjaan


1. Bench Marks ( Titik ikat )
Tanda dasar untuk Proyek merupakan Bench Mark yang terletak berdekatan
dengan Saluran Induk seperti terlihat pada Gambar. Ketinggian dari Bench Mark
ini adalah didasarkan pada titik tetap utama.
Bench Mark yang lain dan titik referensi yang terletak pada Gambar diberikan
kepada Penyedia Jasa sebagai referensi. Sebelum menggunakan suatu Bench
Mark dan titik referensi kecuali Bench Mark dasar untuk setting out pekerjaan.
Penyedia Jasa harus melakukan pengukuran/pemeriksaan atas ketelitiannya.
Pejabat Pembuat Komitmen tidak akan bertanggung jawab atas ketelitian Bench
Mark yang lain begitu juga dengan titik referensinya.
Penyedia Jasa perlu mendirikan Bench Mark tambahan sementara untuk
kemudahannya, tetapi setiap Bench Mark sementara yang didirikan, rencana dan
tempatnya harus disetujui oleh Pengawas Lapangan dan akan merupakan
ketelitian yang berhubungan dengan Bench Mark yang didirikan oleh Pengawas
Lapangan atau Pejabat lain yang ditunjuk oleh Pejabat Pembuat Komitmen.

2. Permukaan Tanah Asli untuk Tujuan Pengukuran


Muka tanah yang terlihat pada gambar dianggap betul sesuai dengan Kontrak.
Apabila terjadi keraguan dari Penyedia Jasa kebenaran dari muka tanah,
sekurang-kurangnya 14 (empat belas ) hari sebelum mulai bekerja, Penyedia
Jasa memberitahukan kepada Pengawas Lapangan secara tertulis untuk
menyesuaikan dan melaksanakan pengukuran kembali ketinggian muka tanah
tersebut.
Dalam segala hal sebelum memulai melaksanakan pekerjaan tanah Penyedia
Jasa akan mengukur dan mengambil lokasi ketinggian lokasi pekerjaan, dengan
menggunakan Bench Mark atau titik referensi yang disetujui Pengawas
Lapangan. Pengukuran volume yang dikerjakan dibuat berdasarkan ketinggian
yang disetujui.

3. Peralatan untuk Pengukuran


Penyedia Jasa harus menyediakan dan memelihara peralatan pengukuran untuk
dipakai sendiri dan Pengawas Lapangan. Alat dan perlengkapan itu harus baik
dan layak dipakai dan sebelumnya harus di check oleh Pengawas Lapangan dan
harus diganti jika hilang atau rusak. Semua alat-alat dan perlengkapan itu tetap
menjadi milik Penyedia Jasa.
Penjelasan secukupnya harus diserahkan bersama penawaran, untuk
memungkinkan Pengawas Lapangan menilai mutu daripada alat-alat dan
perlengkapan yang akan disediakan Penyedia Jasa. Alat-alat dan perlengkapan
itu tidak boleh ditukar dalam waktu pelaksanaan kontrak, kecuali dengan ijin
atau perintah Pengawas Lapangan.

9. Pekerjaan Sementara
1. Umum
Penyedia Jasa akan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan, spesifikasi,
pelaksanaan dan berikut pemindahan semua pekerjaan sementara untuk
pelaksanaan pekerjaan sebaik-baiknya. Detail dari pekerjaan sementara dimana
Penyedia Jasa bermaksud untuk melaksanakan di lapangan, pertama-tama
diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk mendapatkan
persetujuan sesuai dengan prosedur dalam Spesifikasi Teknis.
Apabila Penyedia Jasa bermaksud mengajukan alternatif untuk pekerjaan
sementara di luar daerah lapangan seperti terlihat pada Gambar, semua biaya
yang dibutuhkan untuk melaksanakan termasuk pembebasan tanah, sewa tanah
dan sebagainya, ditanggung oleh Penyedia Jasa dan biayanya sudah termasuk
pada uraian pekerjaan pada daftar volume pekerjaan. Keterlambatan tidak akan
meringankan Penyedia Jasa terhadap tanggung jawab untuk memenuhi
ketentuan dalam Kontrak. Dalam hal tersebut tidak diberikan perpanjangan
waktu bila terjadi keterlambatan.

2. Lapangan Kerja
Lapangan kerja seperti terlihat pada gambar yang digunakan untuk pelaksanaan
pekerjaan, dijamin oleh Pejabat Pembuat Komitmen dan bebas biaya
pembebasan tanah. Penyedia Jasa sedapat mungkin melaksanakan pekerjaan
sementara pada lokasi seperti pada gambar atau seperti petunjuk Pengawas
Lapangan. Penyedia Jasa hendaknya membatasi kegiatan peralatan dan anak
buahnya pada tanah yang sudah dibebaskan, termasuk arah jalan masuk yang
disetujui Pengawas Lapangan sehingga mengurangi kerusakan supaya
diperbaiki. Sebelum diterimanya pekerjaan oleh Pejabat Pembuat Komitmen
tanah harus dikembalikan ke keadaan semula. Penyedia Jasa bertanggung
jawab langsung kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk semua kerusakan
misalnya kerusakan tanaman atau tanah hasil galian baik milik Pejabat
Pembuat Komitmen atau orang lain. Penyedia Jasa mengganti kerugian
terhadap semua kehilangan dan tuntutan karena kerusakan tersebut sesuai
dengan ketentuan dalam Kontrak.

3. Brak kerja (tergantung kondisi dan keperluan proyek)


Penyedia Jasa menyediakan, memelihara dan memindahkan bangunan
sementara seperti gudang, bengkel, pemondokan buruh dan memindahkan
bangunan sementara lainnya setelah selesai pekerjaan.
Penyedia Jasa menyediakan sebuah brak kerja dilengkapi dengan peralatan
secukupnya.
Semua biaya untuk keperluan tersebut ditanggung Penyedia Jasa.

4. Pekerjaan Pengeringan selama Pelaksanaan ( Dewatering )


Gambar, metode pelaksanaan pekerjaan, pengeringan dibuat oleh Penyedia
Jasa dan dimintakan persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen. Pengeringan air
harus dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan saluran, drainase dan bangunan.
Penyedia Jasa harus memasang, memelihara semua pipa dan peralatan lain
yang diperlukan untuk pengeringan air agar lokasi pekerjaan bebas dari air
sehingga pekerjaan konstruksi dapat dilakukan sesuai dengan syarat-syarat.
Penyedia Jasa bertanggung jawab untuk memperbaiki kerusakan akibat banjir
atau kegagalan pengeringan air atau pekerjaan pengamanan.
Kisdam, semua tanggul atau pengeringan air sementara harus segera dibongkar
atau diratakan sehingga kelihatan baik dan tidak mengganggu kelancaran aliran
air setelah pekerjaan perbaikan bangunan dan saluran selesai.
Cara pengeringan air yang dilakukan oleh Penyedia Jasa harus mendapat
persetujuan Pengawas Lapangan, dan tidak boleh mengganggu jalannya air
yang dibutuhkan untuk pengairan pada jaringan pengairan yang ada.
Apabila pelaksanaan pekerjaan berada di bawah muka air tanah, air tersebut
supaya dipompa dahulu sebelum dilakukan penggalian.
Pengeringan air dilakukan sedemikian rupa, sehingga dapat dipelihara
kestabilan dari dasar dan sisi miring yang digali sehingga semua pelaksanaan
konstruksi dikerjakan pada keadaan kering.
5. Pengalihan Sementara dari Saluran Irigasi yang ada
Penyedia Jasa tidak diperbolehkan menganggu saluran irigasi yang ada selama
pelaksanaan pekerjaan. Bila pengalihan sementara dari saluran irigasi yang ada
merupakan satu-satunya penyelasaian masalah, maka Penyedia Jasa supaya
menyerahkan rencana pengalihan sementara untuk mendapatkan persetujuan
Pejabat Pembuat Komitmen. Setelah rencana itu disetujui oleh Pejabat
Pembuat Komitmen, pelaksanaan pekerjaan pengalihan sementara harus sesuai
dengan rencana yang telah disetujui.

10. Keamanan dan Pemeriksaan Kesehatan


1. Umum
Semua keamanan dan pemeriksaan kesehatan yang perlu selama pelaksanaan
pekerjaan, antara lain pengaturan kesehatan, pembersihan lapangan, bahan
peledak dan bensin, pemagaran sementara, keamanan dan pencegahan
kebakaran, dibuat dan dipelihara oleh Penyedia Jasa atas biaya Penyedia Jasa.
harus bertanggung jawab terhadap semua keamanan dan kesehatan. Tidak ada
pembayaran tambahan, dan dalam hal ini semua biaya sudah termasuk dalam
harga kontrak.

2. Sistem Pengawasan Keamanan


Penyedia Jasa supaya mengatur sistim Pengawasan keamanan dan
organisasinya dan diserahkan untuk mendapatkan persetujuan kepada Pejabat
Pembuat Komitmen. Sistim Pengawasan keamanan dengan kapasitas peralatan
dan tenaga yang cukup untuk menghindari kecelakaan dan kerusakan terhadap
manusia dan barang milik yang bersangkutan.
Sistim Pengawasan keamanan harus dilaksanakan sesuai dengan program yang
disetujui dan berpegang pada hukum/peraturan yang berlaku di Indonesia.

3. Peraturan Kesehatan
Penyedia Jasa harus mengusahakan lapangan kerja dalam keadaan bersih dan
keadaan sehat serta memperlengkapi/memelihara kemudahan untuk
penggunaan tenaga yang dikerjakan pada suatu tempat yang telah disetujui oleh
Pengawas Lapangan dan oleh Penguasa setempat.
Penyedia Jasa hendaknya juga membuat pengumuman dan mengambil
langkah-langkah pencegahan yang perlu untuk menjaga agar lapangan kerja
tetap bersih.

4. Pencegahan Kebakaran
Penyedia Jasa harus melakukan setiap pencegahan dan melindungi api yang
terjadi pada atau sekitar lapangan kerja dan harus menyediakan segala yang
diperlukan/ peralatan pencegahan kebakaran yang cukup, untuk siap digunakan
pada semua bangunan air dan bangunan gedung atau pekerjaan yang sedang
dalam pelaksanaan, termasuk perkampungan tempat tinggal, pemondokan
buruh dan bangunan gedung lainnya.

Penyedia Jasa akan memelihara peralatan dan perlengkapan pemadam


kebakaran yang dibutuhkan dalam keadaan baik sampai pekerjaan diterima
oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
Penyedia Jasa harus berusaha keras untuk memadamkan kebakaran yang
terjadi di lapangan kerja.
Dalam hal ini Penyedia Jasa menyediakan perlengkapan yang mutlak
diperlukan dan tenaga buruh yang dikerjakan di lapangan, termasuk peralatan
dan tenaga Sub Kontrak.
11. Penyelidikan Tanah Tambahan ( Bila diperlukan )
Penyedia Jasa atas perintah Pejabat Pembuat Komitmen akan melakukan
penggalian dan atau pengeboran yang berhubungan dengan penyelidikan tanah
pada bangunan-bangunan yang telah ada di lapangan atau di tempat-tempat lain.
Pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan akan mencakup contoh tanah undisturb atau
disturb dari material pondasi untuk pemeriksaan (analisa), pengetesan langsung
pada pondasi dengan disaksikan oleh Pengawas Lapangan dan menyerahkan
contoh-contoh (samples) untuk dilakukan pengetesan laboratorium.
Penyedia Jasa akan menyerahkan hasil dari penyelidikan tanah kepada Pejabat
Pembuat Komitmen dengan segera untuk mendapatkan persetujuan.

12. Foto-foto
Penyedia Jasa harus menyerahkan foto untuk laporan progress pekerjaan pada
lokasi yang ditentukan oleh Pengawas Lapangan.
Minimum tiga gambar harus diambil pada tiap lokasi yang memperlihatkan
keadaan sebelum mulai pekerjaan, keadaan dalam tahap konstruksi dan keadaan
dalam penyelesaian. Foto-foto pada tiap lokasi harus diambil dengan arah yang
tertentu dan tetap dalam ketiga-tiganya keadaan tersebut di atas dengan latar
belakang yang mudah dipakai sebagai tanda dari lokasi tersebut.
Ketiga gambar untuk tahapan itu harus diletakkan dalam album disertai dengan
tanggal pengambilan, foto negative yang bersangkutan harus diserahkan dalam
album terpisah yang mudah dihubungkan satu sama lain.
2 ( dua ) set album-album harus diserahkan kepada Pengawas Lapangan pada
penyelesaian pekerjaan serta menyerahkan foto ukuran R12 dibingkai sebanyak
1 ( satu ) buah.

13. Mutual Check


1. System Pekerjaan
1.1. System Pelaksanaan Pekerjaan ini adalah kontrak harga satuan.

2. Pelaksanaan Mutual Check


2.1. Pelaksanaan Mutual Check 0% diadakan berpedoman pada tender
Drawing.
2.2. Pelaksana untuk Pekerjaan Mutual Check adalah terdiri dari Penyedia
Jasa bersama-sama dengan PPHP, Pengawas , Konsultan yang diketahui
oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
2.3. Uraian Pekerjaan Mutual Check yang dilaksanakan Penyedia Jasa adalah
sebagai berikut :
- Pengukuran kembali semua kegiatan-kegiatan pekerjaan dengan
mencocokkan kembali pada titik tetap.
- Membuat gambar-gambar hasil pengukuran kembali (Uitzet) profil
memanjang dan melintang dengan mengikuti Standar Penggambaran
Tender Drawing.(shop Drawing )
- Membuat gambar-gambar bangunan dengan mengikuti Standar
Penggambaran Tender Drawing (termasuk gambar detail).
- Membuat perhitungan Bill of Quantity (BOQ) dan RAB perubahan
tambahan/ pengurangan.

2.4. Semua produk-produk hasil Uitzet (data pengukuran kembali, gambar-


gambar, Bill of Quantity, RAB tambahan biaya/pengurangan biaya)
disampaikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk selanjutnya
diteliti/diperiksa kebenarannya dan setelah mendapat persetujuan maka
Penyedia Jasa dapat melaksanakan pekerjaan tersebut.
2.5. Dari hasil pengukuran kembali/Uitzet akan didapat perbandingan volume
dengan Tender Drawing.
2.6. Gambar-gambar hasil Uitzet adalah sebagai dasar untuk Pelaksanaan
Konstruksi Lapangan.
2.7. Semua gambar gambar hasil mutual chek diperbanyak 3 kali.

3. Mutual Check 100%


3.1. Mutual Check II dilaksanakan Penyedia Jasa bersama sama dengan
Panitia Penerima Hasil Pekerjaan, Pengawas dan Konsultan yang
disetujui Pejabat Pembuat Komitmen untuk mendapatkan pekerjaan yang
sebenarnya dilaksanakan/gambar terpasang (Asbuilt Drawing).
3.2. Dari hasil Mutual Check II dengan gambar terpasang (Asbuilt Drawing)
sebagai dasar pembayaran volume pekerjaan yang telah selesai
dikerjakan.
3.3. Semua gambar-gambar terpasang (Asbuilt Drawing) dibuat rangkap 2.

4. Jangka Waktu Pelaksanaan Mutual Check


4.1. Jangka Waktu Pelaksanaan Mutual Check akan diatur/ditentukan Pejabat
Pembuat Komitmen.
4.2. Jika tidak ditentukan lain, pengajuan biaya tambahan/pengurangan biaya
paling lambat 14(empat belas ) hari sebelum jangka waktu pelaksanaan
berakhir sudah harus disampaikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen.
4.3. Segala ketentuan-ketentuan yang belum diatur dalam Mutual Check ini
akan ditentukan kemudian oleh Pejabat Pembuat Komitmen.

5. Penilaian dan Pembayaran


Semua pengeluaran yang timbul untuk semua kebutuhan Mutual Check
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

II. PEKERJAAN TANAH


2.1. Pembersihan
1. Semua daerah di sekitar jalur yang perlu dibersihkan seperti yang
ditentukan oleh Pengawas Lapangan, harus dibersihkan dari segala
pohon-pohon, semak-semak sampah dan bahan lain yang mengganggu
dan bahan-bahan itu harus dibuang, kecuali bila ada ketentuan lain
yang disetujui oleh Pengawas Lapangan. Umumnya hanya pohon-
pohon yang mengganggu bangunan yang dimaksudkan dalam
spesifikasi ini yang harus dibuang, dan ditumpuk di tempat-tempat
yang ditunjuk oleh Pengawas Lapangan di sepanjang tepi jalan atau
batas tanah. Pagar-pagar, dinding-dinding, bangunan-bangunan
reruntuhan dari tempat-tempat pekerjaan harus dibuang menurut
persetujuan Pengawas Lapangan.
2. Untuk semua pohon dan semak-semak yang tidak harus dibersihkan /
tidak harus ditebang dan tetap berada di tempatnya, maka Penyedia
Jasa harus melindunginya dari kerusakan.
3. Penyedia Jasa harus membongkar akar-akar, kemudian mengisi
lobang dan dipadatkan dan memindahkan dari tempat semua bahan-
bahan yang timbul akibat pembersihan lapangan.
4. Penyedia Jasa diminta untuk memulai pembersihan sebelum
pekerjaan pembangunan dimulai.
5. Pekerjaan dianggap disetujui sesudah semua bahan-bahan yang
berguna dan peralatan dikumpulkan.
6. Semua kerusakan terhadap pekerjaan-pekerjaan dan milik umum atau
Perorangan yang diakibatkan pekerjaan pembersihan yang
dilaksanakan oleh Penyedia Jasa harus diperbaiki atau diganti biaya
oleh Penyedia Jasa.
7. Semua pengeluaran yang timbul akibat dari pekerjaan tersebut
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

2.1.1. Stripping (Pengupasan) bila diperlukan


Sebelum Penggalian dari borrow pits dimulai, terlebih dahulu membersihkan dan
mengupas seperlunya daerah untuk timbunan.
Begitu juga pada tanggul, sebelum penimbungan dimulai terlebih dahulu tanggul
dibersihkan dan dikupas setebal 0.20 m atau pembuatan terasering dengan
ukuran 0.50 m x 0.50 m.
Bahan hasil kupasan harus ditumpuk. Tumpukan semua material/sampah hasil
kupasan harus mendapat persetujuan Pengawas Lapangan.

2.2. Pekerjaan Penggalian Tanah


2.2.1. Galian pada Pondasi Bangunan
1. Sebelum mengadakan kegiatan galian pondasi, Penyedia Jasa
diwajibkan memperhitungkan struktur tanah dan bangunan (bila ada)
lokasi yang akan digali. Metode galian penyedia jasa harus
dipertimbangkan terhadap struktur tanah sekitar lokasi dan alat gali
yang digunakan.
Dasar dan sisi galian, dimana akan didirikan bangunan harus selesai
dengan rapi menurut duga/tingkat dan dimensi yang tertuang pada
gambar bestek.
Jika waktu penggalian material yang digali melampaui garis dan
tingkat yang telah ditentukan, galian yang melampaui batas tadi harus
ditimbuni lagi seluruhnya dengan material yang terpilih kemudian
ditumbuk atau digilas lapis demi lapis yang tebalnya tidak lebih dari
15 cm dengan dan atas biaya Penyedia Jasa.
Jika tanah pondasi asli (natural foundation) terganggu atau longgar
karena pekerjaan-pekerjaan penggalian Penyedia Jasa, ia harus
dipadatkan dengan menumbuknya atau menggilasnya atau jika
Pengawas Lapangan menghendakinya ia harus dipindahkan atau
diganti dengan bahan yang terpilih yang seluruhnya harus dipadatkan.
2. Jika pada suatu tempat penggalian bangunan atau penggalian untuk
bangunan lainnya yang dikehendaki dipakai bahan yang tidak cocok,
untuk pondasi menurut ketentuan Pengawas Lapangan, maka akan
memerintahkan secara tertulis untuk memindahkan barang-barang yang
tidak cocok tersebut dan dipadatkan seluruhnya dengan menumbuknya
atau menggilasnya lapis demi lapis yang tebalnya tidak boleh lebih
dari 15 cm. Semua biaya yang diakibatkan adanya perintah Pengawas
Lapangan tersebut menjadi beban dan tanggung jawab Penyedia Jasa.
3. Penyedia Jasa harus menjaga agar galian bebas dari air selama masa
Pembangunan. Cara menjaga galian bebas dari air, pengeringan dan
pembuangan air harus dengan cara yang dapat disetujui oleh Pengawas
Lapangan.
4. Penyedia Jasa harus menjamin adanya perlatan yang stand by dan
cukup di lapangan setiap waktu guna menghindari terputusnya
kontinuitas pengeringan air.
5. Bila terjadi keruntuhan/kerusakan tanah dan bangunan disekitar lahan
galian akibat kecerobohan dan kekurang telitian metode pelaksanaan,
maka seluruh resiko menjadi tanggungan Penyedia Jasa.
6. Setiap permukaan galian harus dirapihkan dengan cara manual atau
alat lain yang disetujui oleh Pengawas lapangan, sehingga bidang
pondasi atau bagian lain dari bangunan atau timbunan yang
berhubungan lansung dengan tanah asli bisa berhubungan baik.
Apabila tanah dasar pondasi atau bagian lain yang dianggap peka oleh
Pengawas rusak akibat berlangsungnya pekerjaan maka Penyedia Jasa
wajib memperbaikinya sesuai dengan petunjuk Pengawas lapangan atas
biaya PenyediaJasa. Dasar galian yang akan menerima beton, pasangan
batu atau isian dipadatkan 0,15 m yang terakhir dari galian harus
dirapikan dengan tangan, atau dengan cara yang mungkin dibenarkan
atau diperintahkan oleh Pengawas lapangan. Hal ini dilakukan setelah
pembersihan semua lumpur pada waktu akan menempatkan konstruksi
diatasnya.

2.2.2. Tanah-tanah Longsor (Slide Material)


Tanah-tanah yang tidak dapat bertahan pada lereng-lereng seperti ditunjukkan di
gambar atau yang ditentukan oleh Pengawas Lapangan dan Material-material
yang mungkin longsor ke daerah galian di sepanjang garis galian, harus
dipindahkan oleh Penyedia Jasa menurut cara yang disetujui, dan lereng-lereng
harus diselesaikan kembali menurut garis dan tingkat yang ditetapkan oleh
Pengawas Lapangan. Penyedia Jasa mungkin diminta pula untuk menggali
daerah-daerah yang mungkin akan longsor di luar batas-batas penggalian yang
diperlukan untuk mencegah kerusakan pada pekerjaan atas biaya Penyedia Jasa.

2.3. Bahan Hasil Galian


1. Diharapkan bahwa semua bahan-bahan dari galian yang dimaksud akan
cocok untuk dipakai dalam pembangunan-pembangunan yang dikehendaki
menurut spesifikasi ini. Dimana dapat dikerjakan semua bahan-bahan
harus diletakkan dari penggalian ke tempat-tempat terakhir yang telah
direncanakan kecuali jika bahan tersebut menurut perintah Pengawas
Lapangan harus ditempatkan di tempat penampungan sementara dan
untuk kemudian harus ditempatkan di tempat yang telah direncanakan.
Sepanjang masih dapat dikerjakan sebagaimana ditempatkan oleh Pengawas
Lapangan, semua bahan-bahan yang telah direncakan untuk digunakan dalam
pemadatan harus diusahakan agar kadar air cukup dengan cara menyiramnya atau
cara-cara lain yang cocok sebelum dan selama penggalian.
2. Seluruh bahan timbunan di sekitar bangunan-bangunan yang berada pada
lereng-lereng, dan garis-garis batas yang telah ditentukan pembayarannya
untuk bangunan, dan berada di bawah permukaan tanah asli dinyatakan
sebagai timbunan kembali yang dipadatkan (compacted back fill) dan
semua timbunan atau timbunan kembali di sekitar bangunan dan di atas
permukaan tanah asli harus dikerjakan sebagai membuat tanggul atau
tanggul yang dipadatkan, kecuali ada ketentuan yang lain pada syarat-
syarat khusus.
3. Dimana tanah yang baik dari penggalian yang ditentukan tidak mencukupi
untuk pembuatan tanggul, penimbunan kembali dan pekerjaan tanah
lainnya yang diperlukan seperti tertera di dalam gambar atau petunjuk
Pengawas Lapangan maka tambahan tanah yang baik dapat diambil dari
daerah pengambilan yang direncanakan seperti yang telah disetujui oleh
Pengawas Lapangan.
4. Bahan hasil galian yang mengandung tonggak-tonggak, akar-akar dan
bahan-bahan lain yang mengganggu dan bahan galian yang tidak
diperlukan untuk penimbunan kembali, penanggulangan dan bangunan
lain yang diperlukan menurut spesifikasi ini harus ditempatkan di tempat
penimbunan (spoil bank) yang berbatasan dengan saluran irigasi dan
saluran-saluran drainage, jalan-jalan air, muara serta pembuangan yang
rembes yang terletak pada atau di luar jalan yang diperlukan untuk
ditimbuni, dan daerah-daerah pembuangan lainnya yang direncakan oleh
Pengawas Lapangan.

5. Tempat penimbunan (spoil bank) yang berbatasan dengan tanggul-tanggul


saluran harus bersambung kecuali untuk celah-celah (gaps) dengan
selang-selang yang pantas untuk drainage seperti yang ditunjukkan pada
gambar atau petunjuk Pengawas Lapangan.
Semua tempat penimbunan dan daerah pembuangan harus diratakan dan
dimiringkan untuk keperluan pembuangan dan dirapikan menurut garis-
garis teratur yang ditunjukkan pada gambar-gambar atau menurut
petunjuk-petunjuk dari Pengawas Lapangan.
6. Material sisa galian yang tidak bisa dipergunakan untuk timbunan akan
dibuang disuatu tempat didalam dan/atau diluar daerah irigasi yang
disetujui oleh pemilik sesuai yang ditunjukan dalam gambar atau
Pengawas. Penyedia Jasa harus merapihkan dan mengatur ketinggian serta
meratakannya dengan rapi dan tinggi maksimum 3.00 m.

2.4. Borrow Area (Daerah Asal Bahan)

1. Bila disebutkan atau diperintahkan oleh Pengawas Lapangan, bahan


timbunan yang diperlukan untuk pekerjaan harus diambilkan dari borrow
area yang disetujui, setelah diuji untuk mengetahui kecocokan bahan
(soil properties).
2. Sebelum penggalian pada tanah tersebut, permukaannya harus dikupas
dari tanaman-tanaman termasuk akar-akarnya.
Apabila diperintahkan Pengawas Lapangan permukaan tanah harus dikupaskan
sampai kedalaman 0.15 m, untuk sementara tanah kupasan ditimbun dan
ditempatkan di sekitar borrow area.
3. Setelah selesai penggalian, Penyedia Jasa harus meninggalkan daerah
tersebut dalam keadaan rapi sesuai petunjuk Pengawas Lapangan,
termasuk semua pekerjaan tanah yang diperlukan untuk mencegah
penggenangan air di daerah tersebut. Apabila borrow area terletak pada
sawah atau tanah tegalan, tanah yang dipakai untuk timbunan tidak boleh
melebih kedalaman 0.5 m dan setelah semua penggalian selesai, daerah
tersebut bisa dipakai kembali untuk pertanian, termasuk hal-hal yang
menyangkut pengairan dan drainase dari daerah tersebut.
4. Batas borrow area minimum 20 m di luar batas pekerjaan tetap.
5. Penyedia Jasa harus menggali, memuat, mengangkut, membuang,
membentuk dan memadatkan bahan-bahan timbunan tersebut sampai
dengan ukuran yang tercantum di dalam gambar.
6. Setelah penggalian selesai di borrow area, material kupasan (stripped)
(termasuk material humus dan material tidak dipergunakan yang mungkin
akan ditimbunkan kembali) harus dikembalikan ke borrow area di mana
pada saatnya akan ditutup seperti arahan Pengawas untuk memelihara
kesuburan lahan dan mencegah resiko terhadap ternak dan orang.

2.5.Penggalian Saluran dan Pembuangannya


Penggalian saluran harus sesuai dengan Dimensi yang ada pada gambar.
1. Tanah galian dari saluran primer, sekunder, saluran pembuang dan
saluran jalan harus ditempatkan di sepanjang tanggul saluran atau jika
terdapat kelebihan galian, dan jika tidak disebutkan, harus diletakkan di
tanggul lain yang memerlukan tambahan timbunan.
2. Kelebihan galian yang tidak dibutuhkan untuk pekerjaan tanah, baik
setempat atau di tempat lain dimana volume galian dan timbunan tidak
seimbang di sepanjang saluran, harus diletakkan pada tempat tanggul
buangan terpisah, di luar pekerjaan tanah permanen. Tanggul buangan ini
harus dibentuk menurut ukuran yang ditunjuk dalam gambar atau menurut
Pengawas Lapangan dan harus dibentuk sedemikian rupa sehingga rapi
dan stabil. Penyedia Jasa harus menyiapkan rencana pekerjaan tanah
tersebut bagi setiap bagian dari pekerjaan dengan detail lokasi dan
program penggalian dari saluran dan membuang tanahnya sebagai
timbunan tanggul.
3. Penyedia Jasa harus mengajukan usul rencana pelaksanaan pekerjaan
tanah tersebut ini selambat-lambat 7 (tujuh) hari sebelum tanggal yang
dimaksud sebagai pemberitahuan kepada Pengawas Lapangan.
4. Untuk penggalian tanah lunak dapat digunakan alat-alat seperti hydraulic
excavator, bulldozers dengan dihubungkan alat pembelas, scrapers tanpa
dihubungkan dengan alat khusus.
5. Sedang untuk galian batu atau tanah keras dapat digunakan alat pembelas
khusus yang dihubungkan bulldozer D8 atau peralatan yang sebanding,
atau yang diperlukan sesuai dengan pelaksanaan.

2.6. Longsoran di Talud


Penyedia Jasa harus mencoba untuk menjaga dengan sangat hati-hati dan
mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan, untuk mencegah
terjadinya longsoran bahan di samping galian dan tanggul.
Dalam hal terjadinya longsoran Penyedia Jasa harus memperbaiki semua
pekerjaan tanah dan kerusakan yang bersangkutan dan melaksanakan
perubahan yang diperlukan pada pekerjaan yang dapat disetujui Pengawas
Lapangan.

2.7.Kelebihan Penggalian dan atau timbunan


Jika selokan atau saluran digali, tanggul atau berm dibentuk di luar
ukuran yang disebutkan, harus membangun kembali sesuai Spesifikasi,
atau ditentukan lain menurut petunjuk Pengawas Lapangan.

2.8.Luasnya Penggalian
Luasnya penggalian tanah harus diusahakan sekecil mungkin sesuai
gambar bestek. Penggalian dimulai pada muka tanah dengan keharusan
mengambil kelebaran yang sesuai menurut petunjuk pada gambar atau
sesuai yang ditentukan oleh Pengawas Lapangan, dan harus turun ke
bawah dan akhirnya baru menambah luasnya.
Cara dan metode galian tidak boleh membahayakan bangunan/lahan
pekerjaan.
Pembangunan saluran terbuka dan pipa selalu harus dibatasi pada panjang
yang telah mendapat persetujuan Pengawas Lapangan lebih dahulu secara
tertulis. Pekerjaan pada setiap panjang yang sudah disetujui, diselesaikan
sampai disetujui Pengawas Lapangan sebelum pekerjaan selanjutnya
dimulai.
Selama proses penggalian tanah agar secara langsung dipisahkan dan
ditumpuk pada suatu tempat yang disetujui Pengawas lapangan, material
yang layak/bisa dipakai untuk timbunan dan material yang tidak layak.
Material yang layak selanjutnya akan dipakai untuk timbunan tanah biasa
dan timbunan kembali, sedangkan material yang tidak layak selanjutnya
akan dibuang keluar atau kesuatu tempat yang tidak akan mengganggu
areal pekerjaan dan dirapihkan.

III. Pekerjaan Tanggul


3.1. Tanggul
1. Tanggul-tanggul untuk saluran primer, sekunder, saluran pembuang,
sungai bisa dibentuk dengan galian tanah dari saluran dan saluran
pembuang bila tersedia dan memenuhi syarat teknis yang ditentukan.
Bila diperlukan tambahan tanah untuk timbunan maka tanah bahan
timbunan diperoleh dari borrow area.
2. Tanggul untuk saluran di atas tanah asli harus dibuat rapat air, dan tidak
boleh ada tanda-tanda rembesan sesudah diisi dengan debit maximum.
3. Tanggul tersebut di atas dan tanggul yang dipakai sebagai jalan inspeksi
atau jalan masuk harus dibentuk seperti yang telah diuraikan di atas atau
dibuat dengan cara lain yang disetujui Pengawas Lapangan.
4. Bahan timbunan dihampar horizontal dan ketebalan merata (sesudah
dipadatkan) secara berlapis-lapis dan tiap lapis tidak boleh mempunyai
ketebalan jadi lebih dari 0.20 m kecuali ditentukan lain didalam
spesifikasi teknik khusus.
5. Pemadatan harus dilaksanakan dengan mesin penggilas, mesin pemadat,
mesin penggetar atau cara lain yang disetujui sehingga hasil pemadatan
mencapai maksimum.
6. Timbunan di atas tanah asli di belakang bangunan-bangunan baru harus
dipadatkan seperti yang diuraikan di atas bagi tanggul-tanggul yang
dipakai untuk jalan inspeksi.
7. Penyedia Jasa harus memperhitungkan tambahan pengisian pemadatan
sendiri, dan penurunan dari tanggul, baik disebutkan atau tidak, maka
tinggi, lebar dan ukuran yang ditunjuk dalam gambar-gambar, harus
dilebihkan (freeboard), sehingga setelah penurunan selesai dan tanggul
dirapihkan maka akan tercapai dimensi/ukuran sesuai dengan gambar.
8. Pengujian kepadatan timbunan tanah dilakukan pada setiap lapis dengan
jarak antara titik satu dengan yang lain harus mendapat persetujuan dari
Pengawas Lapangan. Apabila dari hasil pengujian tidak memenuhi sesuai
yang disyaratkan maka penyedia jasa harus mengulangi lagi hingga
memenuhi syarat yang ditetapkan.
9. Penyedia Jasa harus merencanakan Operasi-operasi pembuatan
tanggulnya dengan mempertimbangkan mungkin perlunya penundaan
penimbunan, penyampuran dengan bahan-bahan kering atau prosedur-
prosedur lain atau kombinasi seperti yang diperlukan untuk
memungkinkan memenuhi pengarahan teknis yang ditentukan. Tata cara
tersebut harus mendapat persetujuan Pengawas Lapangan.
3.2. Penyiapan Tanah
1. Tanah hasil penggalian saluran atau saluran pembuang dapat dipakai
sebagai bahan timbunan bila memenuhi syarat teknis yang ditentukan dan
harus bersih dari segala kotoran tumbuh-tumbuhan termasuk akar-
akarnya
2. Sebelum mulai penghamparan lapisan timbunan maka permukaan tanah
yang akan ditimbun harus dikupas (stripping) sampai kedalaman yang
lebih besar dari retak-retak tanah yang ada dan paling tidak sampai
kedalaman 0.15 m dan kadar air dari tanah kupasan harus selalu dijaga
baik dengan cara pengeringan alam atau pembasahan dengan alat
semprot.
3. Bila oleh karena sesuatu sebab pelaksanaan penempatan dan pemadatan
terhenti, permukaan dari timbunan harus digaruk kembali dan kadar
airnya diperiksa kembali sebelum pelaksanaan pemadatan dilanjutkan.

3.3. Tambahan untuk Penurunan Tanah


Penyedia Jasa memperhitungkan tambahan fungsi timbunan tanggul,
pengisian guna mengatasi pemadatan sendiri (consolidation) dan penurunan
akibat pemadatan tanah timbunan (settlemen) dari tanggul sedemikian rupa
sehingga lebar dan ukuran permukaan yang telah selesai pada akhir masa
pemeliharaan harus sesuai dengan tinggi, dan ukuran yang ditunjukkan dalam
gambar atau atas perintah Pengawas Lapangan.
3.4. Percobaan Pendahuluan untuk Tanah Timbunan

1. Bahan-bahan yang diusulkan untuk timbunan harus diuji di laboratorium


pengujian yang telah disetujui Pengawas Lapangan untuk menentukan
karakteristik dan sifat-sifat bahannya.
2. Penyedia Jasa harus melaksanakan percobaan pendahuluan (trial
embankment) dengan terlebih dahulu ditentukan jenis dan type alat
pemadat yang dipakai dan telah disetujui oleh Pengawas Lapangan.
Seluruh biaya untuk pengujian dan trial embankment menjadi tanggung
jawab Penyedia Jasa.

3.5. Pemadatan pada Timbunan


1. Tanggul-tanggul dan timbunan-timbunan yang dipersyaratkan untuk
dipadatkan sesuai dengan gambar-gambar harus dilaksanakan lapis demi
lapis dan tebal lapisan jadi (setelah dipadatkan) setebal 15 cm. Operasi-
operasi Penyedia Jasa dalam penggalian material yang direncanakan
untuk digunakan pada tanggul-tanggul atau urugan-urugan yang
dipadatkan harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga material tersebut
berada dalam keadaan memenuhi syarat teknis yang ditentukan waktu
ditempatkan. Bagian dari tanggul saluran yang pada gambar direncanakan
untuk dipadatkan harus dibangun dari material yang baik dan paling
cocok untuk memberikan kekedapan (impermeabilitas) dan stabilitas
waktu dipadatkan.
2. Operasi-operasi penggalian dan penempatan harus dibuat sedemikian rupa
sehingga material yang dipadatkan akan cukup bercampur/berpadu
dengan baik untuk menjamin adanya tingkatan-tingkatan pemadatan yang
baik sehubungan dengan kepadatannya dan stabilitasnya.
3. Untuk bagian tanggul-tanggul yang berbatasan dengan bangunan,
termasuk pipa-pipa beton, dimana pemadatan tanggul-tanggul atau urugan
yang diperlukan tidak mungkin dilakukan dengan alat pemadat (roller
compaclor) untuk mendapatkan pemadatan yang cukup, maka tanggul
atau urugan harus dipadatkan dengan mesin penumbuk (hand stamper)
dengan mencapai kepadatan yang setingkat dengan tanggul atau urugan
yang dipadatkan didekatnya.
Dalam tebal lapisan-lapisan pemadatan tanah dan kelembaban bahan-
bahan tersebut yang akan ditimbun harus seperti Spesifikasi di atas dan
pemeliharaan khusus harus dijalankan untuk menjamin agar ada ikatan
yang cukup dan tanggul-tanggul yang akan dipadatkan didekatnya.
Penyedia Jasa harus bertanggung jawab atas kerusakan-kerusakan
bangunan yang disebabkan operasi-operasi pemadatan bahan tanggul atau
urugan yang berdampingan dengan bangunan-bangunan lain dan harus
diperbaiki atas biaya Penyedia Jasa.

4. Pemadatan dengan tenaga manusia.


a. Material yang akan dipadatkan harus dibuat dengan lapisan-lapisan
horizontal dengan tebal hamparan tidak lebih dari 15 cm dengan alat
penumbuk tangan (hand stamper/tamping ramer) beratnya tidak
kurang dari 15 kg serta jarak jatuh bebas (graving fall) untuk
melaksanakan pekerjaan harus 30 cm.
Material harus dipadatkan sampai kepadatan yang diinginkan
tercapai.
b. Penggunaan tenaga wanita dan anak-anak di bawah umur 16 tahun
tidak diijinkan.
5. Material pada tanggul yang dipadatkan dan urugan kembali yang
dipadatkan, harus dipadatkan sampai pada kepadatan yang kering (dry
density) tidak kurang 90% dari dry density maksimum di laboratorium
menurut Standar Proctor Compaction Test.
Penyedia Jasa diwajibkan mengadakan test kepadatan dan diuji di
laboratorium untuk membuktikan bahwa pemadatan telah memenuhi
syarat. Bukti test ini harus ditanda tangani Pengawas Lapangan.
Test kepadatan dilaksanakan pada volume timbunan 10 m 3 . Bila
diperoleh hasil test tidak sesuai atau nilai kepadatan lebih kecil daripada
persyaratan maka timbunan tersebut harus dibongkar dan diadakan ulang
sampai memenuhi syarat.
Seluruh biaya untuk pelaksanaan test dan pemadatan ulang menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa.

IV. BETON
Bagian I. Bahan
4.1. S e m e n
Semen yang dipakai dalam pekerjaan pada umumnya jenis semen Portland
dari perusahaan Dalam negeri dan memenuhi Standar Nasional Indonesia NI-
B dan Pasal 3.2. NI-2.
Tipe semen yang lain dapat digunakan untuk keperluan khusus jika
diperintahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
Penyedia Jasa harus menyediakan contoh semen yang berada di gudang
lapangan atau dari pabrik dan Pengawas Lapangan bisa memerintahkan untuk
diadakan test / pengujian material, bila dari hasil test ditemukan semen yang
tidak memenuhi syarat maka ditolak dan penyedia jasa harus memindahkan
keluar daerah pekerjaan.

4.2. Bahan Batuan dan Pasir


Bahan batuan untuk beton dan adukan harus memenuhi pasal 3.3. dan 3.4.
Standar Nasional Indonesia NI-2 serta Pasal 11 dan 12 dari PUBI.
1. Pasir harus diambil dari sungai atau tambang pasir.
Penambahan bahan lain seperti pasir dari batu pecah akan diijinkan,
apabila menurut Pengawas Lapangan, pasir yang ada tidak memenuhi
gradasinya.
2. Semua pasir yang akan dipakai untuk beton dengan spesifikasi ini
harus pasir alam dengan mempunyai modulus kehalusan butir antara 2
sampai 3.
3. Pasir dan kerikil harus bersih dan bebas dari gumpalan tanah bebas tanah
kosong bahan-bahan organik tanah dan lain-lain yang dapat merusak
beton.
4. Bahan batuan (kerikil) harus memenuhi persyaratan bergradasi dari
ukuran nominal yang dipersyaratkan kelas beton yang dikehendaki.

Apabila kelas dari beton menghendaki perlawanan abrasi yang baik, maka
bahan batuan harus diambil dari lokasi setempat yang menurut penilai
Pengawas Lapangan adalah yang terbaik.
Penyedia Jasa harus mengirim contoh material apabila dibutuhkan oleh
Pengawas Lapangan. Contoh dapat diambil atas perintah Pengawas Lapangan.
Penyedia Jasa harus membuat percobaan dari contoh material sesuai dengan
permintaan Pengawas Lapangan secara rutin dan dengan frekuensi yang
disetujui Pengawas Lapangan serta mengirimkan kepada Pengawas Lapangan
setiap copy laporan test.
Apabila tes abrasi dibutuhkan oleh Pengawas Lapangan maka Penyedia Jasa
harus melakukan tes sesuai dengan persyaratan untuk membandingkan dengan
data-data hasil tes dari beberapa lokasi.
4.3. A i r
Air yang dipakai untuk membuat, merawat beton dan adukan beton harus dari
sumber yang disetujui oleh Pengawas Lapangan dan memenuhi Standar
Nasional Indonesia PUBI. Serta pada waktu pemakaian, air harus terhindar
dari bahan bahan yang bisa mengotorkan air diantaranya:
1. Mempengaruhi waktu permulaan pengikatan dari semen yang melebihi
dari 30 menit, atau mengurangi kekuatan dari percobaan kubus lebih dari
20 persen, apabila dites sesuai Standar yang diminta oleh Pengawas
Lapangan.
2. Mencegah tercapainya kekuatan kubus percobaan yang ditentukan dalam
28 hari untuk beton klas tertentu.
3. Menghasilkan perubahan warna atau kembang garam di atas permukaan
semen yang sedang mengeras.
4. Menunjukkan reaksi alkali pada bahan batuan. Air harus bebas dari
hidrokarbon dan larutan bubuk dari bahan organik. Larutan suspensi
bubuk dari bahan organik tidak boleh lebih dari 500 bagian untuk tiap
juta bagian suspensi dalam berat. Penyedia Jasa harus mengadakan
percobaan bagi air yang diusulkannya untuk dipakai dan harus
menyerahkan catatan-catatan mengenai percobaan tersebut pada
Pengawas Lapangan untuk persetujuannya sebelum meletakkan pekerjan
beton percobaan yang teratur dari beton dan adukan dalam suatu pola dan
frekuensi yang disetujui oleh Pengawas Lapangan dan harus memberi
kepada Pengawas Lapangan salinan catatan dari hasil percobaan.

5. Apabila disekitar lokasi sulit/tidak terdapat sumber air yang memenuhi


syarat, atas inisiatip sendiri penyedia jasa harus mendatangkan air dari
luar dan meyiapkan sekurang-kurangnya 3 (tiga) tong untuk pengaduk
dan tandor air. Peletakan tong harus dilokasi pekerjaan harus dalam posisi
berdiri.

4.4. Zat Tambahan


1. Beton dan adukan harus dibuat dari semen, pasir, kerikil dan air
sebagaimana ditentukan. Tidak boleh ada campuran bahan-bahan lain
dengan beton adukan tanpa persetujuan Pengawas Lapangan, Penyedia
Jasa boleh memakai zat pelambat/percepatan untuk keperluan pekerjaan
dan cara pemakaiannya harus mendapat persetujuan Pengawas Lapangan.
2. Bahan tambah yang berupa bahan kimia ditambahkan dalam campuran
beton dalam jumlah tidak lebih dari 5% berat semen selama proses
pengadukan atau selama pelaksanaan pengadukan tambahan dalam
pengecoran beton. Bahan tambah yang digunakan harus sesuai dengan
standar spesifikasi yang ditentukan dalam SNI 03-2495-1991.
3. Bahan tambah yang berupa mineral atau bahan limbah seperti Fly Ash,
Pozzolan, silica fume yang ditambahkan ke dalam campuran beton. Bahan
tambah yang digunakan harus sesuai dengan standar spesifikasi yang
ditentukan dalam SNI 03-2460-1991.

4.5. Tulangan
1. Tulangan baja untuk beton harus seperti ditunjukkan dalam gambar-
gambar dan Standar Nasional Indonesia NI-2.
2. Untuk tiap-tiap pengiriman baja lunak yang diserahkan ke tempat
pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyediakan apabila ada permintaan
Pengawas Lapangan suatu hasil pemeriksaan dari laboratorim. Sesuai
dengan prosedur, hasil tersebut harus disetujui oleh Pengawas Lapangan.
3. Untuk tiap-tiap kiriman tulangan anyaman baja yang dikirm ke tempat
pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Pengawas Lapangan
satu kutipan sertifikat dari pabrik mengenai catatan-catatan pemeriksaan
dan pengujiannya yang berhubungan dengan pemuatan-pemuatan
darimana kiriman itu dibuat.
4. Penyedia Jasa harus menyediakan contoh tulangan dari gudang di
lapangan jika dibutuhkan oleh Pengawas Lapangan. Tulangan pada waktu
pengecoran beton harus bersih dan bebas dari kerusakan, sisik gilingan
yang lepas dan karat lepas. Batang-batang baja yang telah menjadi
bengkok, tidak boleh diluruskan, atau dibengkokkan lagi untuk dipakai
dipekerjakan tanpa persetujuan Pengawas Lapangan.

4.6. Penyimpanan Bahan Bangunan


1. Semua semen harus dikirim ke tempat pekerjaan dalam karung kertas
yang ditandai, utuh dan ditutup sepatutnya atau bungkusan lainnya yang
disetujui. Semua semen harus disimpan dalam gudang tidak terpengaruh
oleh cuaca.
2. Lantai dari gudang harus dibuat lebih tinggi di atas permukaann tanah
untuk mencegah pengisapan air. Penyimpanan di tempat terbuka dapat
diizinkan pada pekerjaan kecil dengan persetujuan tertulis dari Pengawas
Lapangan, dalam hal mana selalu harus ditempatkan di atas tempat yang
dilindungi dengan tutup yang tahan air.
Masing-masing kiriman semen harus disimpan terpisah sedemikian,
sehingga ada jalan masuk dengan mudah untuk pemeriksaan dan
pengujian.
3. Setelah disetujui Pengawas Lapangan penggunaan semen harus menurut
urutan pengiriman.
4. Tiap-tiap jenis bahan batuan, pasir dan kerikil maupun batu-batu harus
disimpan dalam petak yang terpisah atau di halaman yang tanahnya
ditutup dengan lembaran logam atau tutup lainnya yang keras dan bersih,
yang harus bisa kering sendiri dan dilindungi dari pencampuran dengan
tanah atau benda-benda lainnya yang merusak.
5. Tulangan baja harus disimpan jauh dari tanah dan diganjal untuk
mencegah perubahan bentuknya.

Bagian II. Kelas dan Mutu


4.7. Kelas dan Mutu Beton
1. Kelas dan mutu dari bahan beton harus sesuai dengan Standar Beton
Indonesia NI-2-P.B.I 1971, menurut tabel di bawah ini :

Bm Kategori
Bk Dari 1.26.1.1. Pengawasan Terhadap
S = 46
No. Mutu KG/
KG/ Bangunan Kwalitas Kekuatan
CM2
CM2 (Tujuan) Agregat Tekanan
Pemeriksaan dengan Tidak ada
I BO - - Non Strukturil
mata Pengujian
Pemeriksaan dengan Tidak ada
II B1 - - Strukturil
teliti Pengujian

4.8. Komposisi / Campuran Beton


1. Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir kerikil/batu pecah air
seperti yang ditentukan sebelumnya, semuanya dicampur dalam
perbandingan yang serasi dan diolah sebaik-baiknya sampai pada
ketentuan yang baik/tepat, dalam hal ini dilakukan dengan membuat
rencana campuran beton (Design Mix)
2. Untuk beton mutu BO campuran yang biasa untuk pekerjaan non
strukturil dipakai perbandingan dari semen portland, terhadap pasir dan
agregat kasar tidak boleh kurang dari 1:3:5. Banyaknya semen untuk tiap
m3 sedikitnya harus 225 kg.
3. Untuk beton mutu B.1 dan K 125, campuran nominal dari semen portland,
pasir dan kerikil/batu pecahan harus digunakan dengan perbandingan
volume 1:2:3 atau 1 : 1 : 2 . Banyaknya semen untuk tiap m3 beton
harus tidak kurang dari 275 kg.

4.9. Perlengkapan Mengaduk


Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang
mempunyai ketelitian yang cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah
dari masing-masing bahan pembentukan beton. Perlengkapan-perlengkapan
tersebut dan cara pengerjaannya selalu harus mendapatkan persetujuan
Pengawas Lapangan.

4.10. M e n g a d u k
1. Bahan-bahan pembentukan beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin
pengaduk beton yaitu Batch Mixer atau Portable Continous Mixer
selama sedikitnya 1 menit sesudah semua bahan (kecuali untuk air
dalam jumlah yang penuh) ada dalam mixer. Waktu pengadukan
ditambah, bila mesin pengaduk berkapasitas lebih besar dari 1.5 m3.
Pengawas Lapangan berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika
pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil
adukan dengan susunan ketentuan dan warna yang merata/seragam.
Beton harus seragam dalam komposisi dari adukan ke adukan, kecuali
bila dimintakan adanya perubahan dalam komposisi. Dalam pekerjaan
mencampur adukan beton, air harus dituangkan lebih dahulu. Pengadukan
yang berlebih-lebihan (lamanya) yang membutuhkan penambahan air
untuk mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki tidak
diperkenankan.
2. Penyampuran dengan pencampuran tangan diperkenankan apabila pada
lokasi-lokasi tertentu sebuah Portable Mixer tak mungkin dipergunakan
menurut pandangan Pengawas Lapangan.
Untuk mempermudah pencampuran ini, Penyedia Jasa akan membuat
beton masif dengan ketebalan tidak kurang dari 5 cm, licin, rata dengan
luas 2 cm 2 , dibatasi dengan parapet setinggi 10 cm. Semua kondisi hand-
mixing adalah sama.

4.11. S u h u
Suhu beton sewaktu dicor/dituang tidak boleh lebih dari 32 derajat celcius
dan tidak kurang dari 43 derajat celcius.
Bila suhu dari beton yang ditaruh berada antara 27 C dan 32 C, beton harus
diaduk di tempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor. Bila beton
melebihi 32 C, sebagai yang ditetapkan oleh Pengawas Lapangan, Penyedia
jasa harus mengambil langkah-langkah yang efektif, umpamanya
mendinginkan agregat, mencampur air dan mengecor pada waktu malam hari
bila perlu, mempertahankan suhu beton, untuk dicor pada suhu di bawah
32 C.
4.12. Cetakan (Bekesting)
1. Cetakan haruslah dengan berbagai bentuk, bidang-bidang, batas-batas dan
ukuran dari beton yang diinginkan sebagaimana pada gambar-gambar atau
seperti ditetapkan Pengawas Lapangan.
2. Cetakan untuk mencetak beton dan membuatnya menurut model yang
dikehendaki harus digunakan bila perlu. Cetakan dapat dibuat dari logam,
lembaran plywood, papan kayu yang dipress atau dari papan yang dipress
halus, dalam keadaan baik sebagaimana dikehendaki untuk menghasilkan
permukaan yang sempurna seperti terperinci di sini.
3. Permukaan yang rata dari beton adalah yang dikehendaki pada bagian
jalan air. Cetakan untuk permukaan yang demikian dapat dibuat dari kayu
ataupun dari logam dan harus di dalam segala hal benar-benar berbentuk
dan berukuran yang tetap pada tempat dan bentuknya selama pembebanan
dan berlangsungnya pekerjaan vibrasi pemadatan beton.
Usaha yang sesuai dan efektif harus dilaksanakan pada pembuatan
cetakan untuk menguatkan pinggiran batas dan ujung lainnya dalam arah
yang tepat untuk menghindari terbentuknya pelengkungan-pelengkungan,
sisi pinggiran tersebut atau kerusakan-kerusakan permukaan beton yang
telah diselesaikan.
4. Semua cetakan yang dibangun harus teguh, alat-alat dan usaha-usaha
yang sesuai dan cocok untuk membuka cetakan-cetakan tanpa merusak
permukaann dari beton yang telah selesai harus tersedia. Sebelum beton
dicor, semua material untuk mempermudah melepaskan cetakan harus
dipakai hanya setelah disetujui oleh Pengawas Lapangan. Penggunaan
minyak cetakan harus berhati-hati agar tidak kontak dengan besi beton
yang mengakibatkan kurang daya lekat.
5. Semua cetakan harus betul-betul teliti dan aman pada kedudukannya
sehingga dicegah pengembangan atau lain gerakan selama penuangan
beton. Mereka dapat dicegah selama pengecoran beton pada pilar-pilar
beton (Concrete Piers), kaki-kaki logam (Metal Pedestral) atau dengan
cara-cara lain yang disetujui. Penyangga cetakan (Perancah) harus
bersandar pada fondasi yang baik sehingga tidak akan ada kemungkinan
penurunan cetakan selama pelaksanaan.

4.13. Pengecoran
1. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, baja tulangan
beton, pemasangan instalasi yang harus ditanam, penyekangan dan
pengikatan dan penyiapan-penyiapan permukaan yang berhubungan
dengan pengecoran yang telah disetujui oleh Pengawas Lapangan.
2. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan cetakan pada tempat
pengecoran beton, lantai kerja harus bersih dari air yang menggenang,
reruntuhan atau bahan lepas. Permukaan-permukaan dengan bahan-bahan
yang menyerap dengan rata hingga kelembaban (air) dari beton yang baru
dicor tidak akan diserap.
3. Permukaan-permukaan beton yang lebih dahulu dicor pada mana beton
baru akan dicor, permukaan lama telah begitu mengeras sehingga beton
baru tidak akan berpadu dengan sempurna, ditentukan di sini sebagai
Construction Joints (hubungan konstruksi/ pelaksana). Permukaan
Construction Joints harus bersih dan lembab ketika ditutup dengan beton
baru atau adukan.
Pembersihan harus berupa pembuangan semua kotoran, beton-beton yang
mengelupas atau rusak, bahan-bahan asing yang menutupinya.
Permukaan-permukaan Construction Joints harus dibersihkan dengan
cara-cara yang disetujui dan kemudian dicuci seluruhnya dengan
penyemprotan air dengan tekanan udara segera sebelum pengecoran beton
baru. Pembersihan dan pencucian harus dilaksanakan pada kesempatan
terakhir dari pengecoran beton. Semua genangan-genangan air harus
dibuang dari permukaan Construction Joints sebelum beton baru dicor.
4. Semua Construction Joints atau expansion joints seperti ditunjukkan pada
gambar harus dibersihkan seluruhnya dari kelebihan-kelebihan beton atau
material dengan menggaruk atau cara lain yang disetujui Pengawas
Lapangan.
5. Alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus sedemikian
sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat
dibawa ke tempat pekerjaan tanpa adanya pemisahan dan kehilangan
bahan yang menyebabkan perubahan nilai slump.
6. Beton dicor dilaksanakan pada waktu Pengawas Lapangan serta Pelaksana
Penyedia Jasa yang setaraf ada di tempat kerja.
Setelah permukaan disiapkan baik-baik, permukaan-permukaan
Construction Joints dimana beton baru akan dicorkan harus dilapisi
dengan penutup yang terbuat dari adukan semen (air semen) atau ditutup
dengan lapisan spesi/mortel harus mempunyai perbandingan semen dan
pasir seperti campuran beton yang bersangkutan kecuali ditentukan lain,
demikian juga konsistensinya.
Adukan harus dihamparkan merata dan harus rata juga pada permukaan
yang tidak beraturan. Beton harus segera dicor saat adukan yang masih
baru (fresh). Dalam pengecoran beton pada Construction Joints yang telah
dibentuk, penjagaan khusus harus dijalankan untuk menjamin agar beton
yang baru menjadi rapat betul dengan permukaan joints (sambungan)
dengan pembobokan memakai alat-alat yang cocok.
7. Pencampuran/penumbukan kembali beton tidak diperkenankan. Beton
yang sudah mengeras dalam hal mana pengecoran yang tepat untuk
dituang/dicor harus diusahakan agar pengangkutannya ke tempat posisi
terakhir sependek mungkin. Sehingga pada waktu pengecoran tidak
mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan spesinya.
8. Kecuali ada penyetopan/pemotongan oleh hubungan (joints), semua
penuangan beton harus selalu kira-kira berlapis-lapis horizontal dan
umumnya tebalnya tidak lebih dari 50 cm.
Pengawas / Pengawas Daerah mempunyai hak untuk mengurangi tebal
tersebut apabila pengecoran dengan tebal lapisan-lapisan 50 cm tidak
dapat memenui spesifikasi-spesifikasi ini.
Semua pertemuan/sambungan dan hubungan konstruksi dengan
permukaan beton, harus dibuat menerus dan rata atau tegak jika tidak
ditentukan di dalam kontrak, jumlah dan lokasi dari hubungan konstruksi
harus dimintakan persetujuan Pengawas Lapangan.
9. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau lama
sedemikian sehingga spesi/mortel terpisah dari agregat kasar.
10. Ember-ember beton yang dipakai harus sanggup menuang dengan tepat
pada slump yang rendah dan memenuhi syarat-syarat campuran pada
mana mekanisme pembuangan harus dibuat dengan kapasitas sedikitnya
0,035 m 3 sekali tuang. Ember beton harus mudah untuk
diangkat/diletakkan dengan alat-alat lainnya dimana diperlukan, terutama
bagi lokasi-lokasi yang terbatas.
11. Keadaan construction joints harus mendekati horizontal jika tidak ada
ketentuan lain dari yang ditunjukkan pada gambar atau diperintahkan oleh
Pengawas Lapangan.
12. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai kepadatan tertentu,
sehingga ia bebas dari kantong-kantong kerikil, dan menutup rapat-rapat
semua permukaan-permukaan dari cetakan dan material yang diletakkan.
Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala, alat penggetar
(vibrator) harus mengenai bagian atas dari lapisan yang terletak di bawah.
Semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar type immersion
teroperasi dengan kecepatan paling sedikit 7000 putaran permenit.

4.14. Waktu dan Cara-cara Pembukaan Cetakan


1. Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan harus dikerjakan
dengan hati-hati untuk menghindarkan kerusakan pada beton.
Segera sesudah cetakan-cetakan dibuang, permukaan beton harus
diperiksa dengan hati-hati. Permukaan-permukaan yang tidak beraturan
harus segera diperbaiki sampai disetujui Pengawas Lapangan.
2. Umumnya diperlukan waktu minimum dua hari sebelum cetakan dibuka
untuk dinding- dinding yang tidak bermuatan dan cetakan-cetakan
samping lainnya; tujuh hari untuk dinding-dinding pemikul dan saluran
serta 14 hari untuk dek-dek jembatan.

4.15. Perawatan (Curing)


1. Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti ditentukan disini.
Pengawas Lapangan berhak menentukan cara perawatan bagaimana yang
harus digunakan pada bagian-bagian pekerjaan.
2. Beton harus tetap basah paling sedikit 14 hari terus menerus (segera
sesudah beton cukup keras untuk mencegah kerusakan) dengan cara
menutupnya dengan bahan yang dibasahi air atau dengan pipa-pipa
berlubang-lubang, penyiram mekanis atau cara-cara yang disetujui yang
akan menjaga agar permukaan selalu basah. Air yang digunakan dalam
perawatan (curing) harus memenuhi maksud-maksud spesifikasi-
spesifikasi air untuk campuran beton.

4.16. Perlindungan (Protection)


Penyedia Jasa harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan
sebelum penerimaan terakhir oleh Pengawas Lapangan.
Permukaan beton yang terbuka kecuali permukaan-permukaan yang tertutup
oleh white pigmentod sealing compound, harus dilindungi terhadap sinar-
sinar matahari yang langsung paling sedikit 3 hari sesudah pengecoran.
Perlindungan semacam itu harus dibuat effective dan dapat dilaksanakan
sesudah pengecoran beton tanpa cetakan atau sesudah pembukaan cetakan-
cetakan.

4.17. Penyelesaian-penyelesaian dan Penyempurnaan


1. Penyempurnaan-penyempurnaan beton harus dilaksanakan oleh tukang
yang ahli dan disaksikan oleh Pengawas Lapangan. Permukaan-
permukaan beton akan diuji/dites oleh Pengawas Lapangan dimana perlu
untuk menentukan apakah ketidak teraturan permukaan berada dalam
batas-batas yang ditentukan di sini. Ketidak teraturan digolongkan
sebagai sekonyong-konyong (abrupt) atau lambat laun (gradual).
Offiset yang disebabkan oleh pemindahan atau penempatan cetakan yang
salah yang membentuk garis-garis, yang disebabkan mata kayu lepas pada
cetakan atau kerusakan lain dari kayu, akan dianggap sebagai ketidak
teraturan yang sekonyong-konyong (abrupt) dan akan diuji dengan
menggunakan pengukuran langsung.
Semua ketidak teraturan lainnya dapat dianggap sebagai ketidak teraturan
yang gradual dan akan diperiksa dengan mempergunakan template, terdiri
dari alat dengan pinggiran yang lurus atau melengkung untuk permukaan
yang melengkung.
Panjang template tersebut harus 1,5 m untuk pengujian permukaan hasil
cetakan dan 3 m untuk permukaan yang tidak pakai cetakan. Sebelum
menerima pekerjaannya, Penyedia Jasa harus membersihkan semua
permukaan yang terbuka dari kerak-kerak dan karat yang tidak nampak
kecuali bila ditentukan secara lain.
2. Permukaan dalam yang tidak bercetakan harus dibuat miring untuk
drainase seperti ditunjukkan pada gambar-gambar atau sebagaimana
diperintahkan oleh Pengawas Lapangan.
Bila tidak ditentukan secara lain tingkat-tingkat penyelesaian untuk
permukaan yang tidak bercetakan adalah sebagai berikut :
a. Permukaan yang tidak bercetakan yang akan ditutup dengan urugan
(backfill) atau dengan beton harus diselesaikan dengan meratakannya
secara memuaskan dan penambalan untuk menghasilkan permukaan
yang sama.
b. Penyelesaian dengan sendok baja yang keras (hard steel trowel) harus
dipakai terhadap permukaan yang tidak bercetakan yang terbuka atau
mudah terkena air yang mengalir, kecuali permukaan dek jembatan
yang akan menjadi jalan lalu lintas orang-orang berjalan kaki atau
kendaraan harus diselesaikan dengan memakai tangan atau
perlengkapan yang digerakkan dengan mesin.
Peralatan dan troweling harus dimulai segera sesudah permukaan
yang diratakan telah cukup keras menghasilkan permukaan yang
bebas dari bekas-bekas plesteran dan harus sama dalam susunannya.
Ketidak rataan pada permukaan, diukur menurut pasal 3.17.1 tidak
diperkenankan lebih dari 6 mm untuk ketidak rataan yang gradul dan
bekas-bekas pahatan atau ketidak rataan yang sekonyong-konyong.

4.18. Perbaikan Permukaan Beton


1. Bila sesudah pembukaan cetakan ada beton yang tidak menurut gambar
atau ternyata ada permukaan yang rusak atau keluar dari garis sesuai
dengan spesifikasi ini, harus dibuang dan diganti oleh Penyedia Jasa atas
bebannya sendiri kecuali bila Pengawas Lapangan memberikan izinnya
untuk menambal tempat yang rusak, dalam hal mana penambalan harus
dikerjakan seperti yang telah tercantum dalam pasal-pasal berikut.
2. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang
terdiri dari sarang kerikil, kerusakan karena cetakan, lubang-lubang
karena keropos, lubang-lubang baut, ketidak rataan oleh pengaruh
sambungan-sambungan cetakan dan bergeraknya cetakan.
Ketidak rataan dan bengkok harus dibuang dengan pemahat atau dengan
alat lain dan seterusnya digosok dengan batu gurinda. Semua lubang
harus terus menerus dibasahi selama 24 jam sebelum di cor , dan
seterusnya disempurnakan.
3. Jika menurut pendapat Pengawas Lapangan hal-hal yang tidak sempurna
pada bagian bangunan-bangunan yang akan terlihat sedemikian, sehingga
dengan penambahan saja tidak akan menghasilkan sebuah dinding yang
tidak memuaskan kelihatannya, Penyedia Jasa diwajibkan untuk menutupi
saluran dinding (dengan spesi plester) demikian juga dinding yang
berbatasan (yang bersambungan), sesuai dengan instruksi dari Pengawas
Lapangan.
4. Cacat lubang-lubang baut angker dan tempat cukilan dari sarang kerikil
yang akan diperbaiki, harus diisi dengan spesi/mortel tambalan yang
kering yang disusun dari satu bagian semen portland dengan dua bagian
pasir beton bersama dengan bahan pengisi yang susut, yang disetujui oleh
Pengawas Lapangan, dalam jumlah yang diperinci oleh pabrik dan dengan
air yang cukup sehingga sesudah bahan-bahan spesi dicampur akan
melekat satu sama lain dan apabila diremas-remas menjadi bola dan
ditekan dengan tangan tidak akan mengeluarkan air. Spesi penambal
harus dikerjakan dengan lapisan-lapisan yang tipis dan selalu dipadatkan
dengan alat yang cocok.
Ketelitian diharapkan pada pengisian baut-baut angker dan lubang-lubang
pipa hingga seluruhnya dapat diisi penuh dengan spesi yang padat.

4.20. Mengawasi dan Mencampur Bahan


1. Penyedia Jasa harus membuat secara akurat perbandingan dari beton
berdasar ukuran volume.
2. Air harus ditambah pada bahan batuan, pasir dan semen di dalam mesin
pengaduk mekanis, banyaknya harus menurut jumlah paling kecil yang
diperlukan untuk memperoleh pemadatan penuh.
Alat pengukur air harus dapat menunjukkan secara akurat volume yang
diminta dan harus didesign sedemikian rupa sehingga supply air akan
secara otomatis berhenti kalau jumlah air yang dikehendaki sudah
disalurkan ke dalam alat pencampur beton. Dan kemudian bahan-bahan
beton harus benar-benar tercampur.
3. Beton pencampur hanya boleh digunakan dengan mendapat persetujuan
Pengawas Lapangan lebih dahulu. Apabila pencampuran beton diijinkan
dilakukan dengan tangan, maka semen, bahan batuan dan pasir harus
dicampur di atas lantai kayu yang rapat.
4. Bahan-bahan harus dibalikkan paling sedikit dua kali dalam keadaan yang
kering, dan paling sedikit tiga kali sesudah air telah dicampurkan, sampai
campuran beton mencapai warna dan kekentalan yang sama.
Penyedia Jasa harus merencanakan tempat dari alat pencampur dan
tempat bahan-bahan untuk memberi ruang kerja yang cukup.
Rencana ini harus diserahkan untuk mendapat persetujuan Pengawas
Lapangan, sebelum alat pencampur dan bahan-bahan diletakkan.

4.21. Mengangkat, Menempatkan dan Memadatkan Beton


1. Beton harus dibawa sedemikian rupa sehingga sampai di tempat
penuangan, ia masih masih mempunyai mutu yang ditentukan dan
kekentalan yang dibenarkan, tak ada terjadi penambahan atau
pengurangan apapun sejak ia meninggalkan tempat adukan.
2. Penyedia Jasa harus mendapat persetujuan Pengawas Lapangan atas
pengaturan yang diusulkannya, sebelum pekerjaan pembetonan dimulai.
3. Beton tidak diijinkan untuk dijatuhkan atau digelincirkan secara tak
terkendalikan dari ketinggian lebih dari 1,5 m tanpa harus diaduk lagi.
Pengecoran harus dilaksanakan terus menerus sampai ke tempat
sambungan cor yang disediakan sebelum permulaan pembetonan.
4. Penyedia Jasa harus memperhatikan pemadatan dari beton sebagai
pekerjaan yang besar yang penting dengan tujuan untuk menghasilkan
beton rapat air dengan kepadatan terbesar. Pemadatan harus dibantu
dengan mengakibatkan bergeraknya tulangan dan acuan. Jumlah dan jenis
alat getar yang tersedia untuk dipakai pada setiap masa pembetonan,
harus dengan persetujuan Pengawas Lapangan.

4.22. Sambungan Mencor Beton


1. Penjelasan dan kedudukan dari tempat sambungan-sambungan cor harus
diserahkan kepada Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuan
pekerjaan berlangsung.
2. Tempat sambungan harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga
pengaruh dari penyusutan dan suhu sangat dapat diperkecil. Dimana
pekerjaan beton memanjang atau meluas dan jika menurut pendapat
Pengawas Lapangan mungkin dilaksanakan, maka Penyedia Jasa harus
mengatur rencana pelaksanaan sedemikian rupa, sehingga beton sudah
mempunyai umur 4 minggu sebelum beton baru diletakkan terhadapnya.
3. Sambungan cor harus rapat air, dan harus dibentuk dalam garis-garis
lurus dengan acuran yang kaku tegak lurus pada garis tegangan pokok dan
sejauh mungkin dapat dilaksanakan pada tempat gaya lintang yang
terkecil. Itu harus disetujui oleh Pengawas Lapangan. Sebelum beton
yang baru dicor disamping beton sudah mengeras, beton yang lama harus
dibersihkan dari batuan-batuan di atas seluruh penampangnya dan
meninggalkan permukaan kasar tak teratur serta bebas dari buih semen.
4. Ukuran vertikal dari beton yang dituangkan pada saat hari Pelaksanaan
harus tidak lebih dari 1,5 m dan ukuran mendatang harus tidak lebih dari
7 m tanpa mendapat persetujuan lebih dahulu dari Pengawas Lapangan.

Bagian III. Tulangan Baja


4.23. Daftar Bengkokan
1. Penyedia Jasa harus menentukan sendiri dari penjelasan yang diberikan
dalam gambar-gambar dan spesifikasi, kebutuhan-kebutuhan akan
tulangan baja yang tepat untuk dipakai dalam pekerjaan.
Daftar bengkokan yang mungkin diberikan oleh Pengawas Lapangan
kepada Penyedia Jasa ketelitiannya harus dicek sendiri oleh Penyedia
Jasa.
2. Tulangan baja harus dipotong dari batang-batang yang lurus, yang bebas
dari belitan dan bengkokan atau kerusakan lainnya dan dibengkokkan
dalam keadaan dingin oleh tukang yang berpengalaman.
Batang-batang dengan garis tengah 20 mm atau lebih harus dibengkokkan
di mesin pembengkokan yang direncanakan untuk itu dan disetujui oleh
Pengawas Lapangan. Ukuran pembengkokan harus sesuai dengan Standar
Nasional Indonesia NI-2 kecuali jika ditentukan atau diperintahkan lain
oleh Pengawas Lapangan.
Bentuk-bentuk tulangan baja harus dipotong sesuai dengan gambar, tidak
boleh menyambung tulangan tanpa persetujuan Pengawas Lapangan.

4.24. Pemasangan
Penyedia Jasa harus menempatkan dan memasang tulangan baja dengan tepat
pada tempat kedudukan yang ditunjukkan dalam gambar-gambar dan harus
ada jaminan bahwa tulangan itu akan tetap pada kedudukan itu pada waktu
pengecoran beton.

Pengelasan tempel harus ada persetujuan Pengawas Lapangan lebih dahulu


untuk diijinkan memasang dengan tepat. Pada pengelasan lainnya, pengokoh,
ganjal dan tali pengikat harus atas persetujuan Pengawas Lapangan. Ganjal
harus dibuat dari beton yang dicor. Ganjal dari besi, jepit dan kawat pengikat
harus berkwalitas sama dengan bahan tulangan beton dan tebal selimut harus
dibuat sesuai dengan spesifikasi.

Bagian IV Pengujian Campuran

4.25. Pengujian Untuk Kelecakan (Workability)


Satu pengujian "slump", atau lebih sebagaimana yang diperintahkan oleh
Pengawas lapangan, harus dilaksanakan pada setiap pencampuran beton yang
dihasilkan, dan pengujian harus dianggap belum dikerjakan kecuali
disaksikan oleh Pengawas Pekerjaan atau wakilnya. Nilai slump pada setiap
campuran tidak boleh berada diluar rentang nilai slump ( 2 cm) yang
disyaratkan . Dilaksanakan untuk pekerjaan beton dengan volume diatas
10 m3 /pada bangunan yang berstruktur .

4.26. Pengujian Kuat Tekan


1. Penyedia Jasa harus membuat sejumlah set benda uji (3 buah benda uji per
set) untuk pengujian kuat tekan berdasarkan jumlah beton yang dicorkan
untuk setiap kuat tekan beton dan untuk setiap jenis komponen bangunan
yang dicor terpisah pada tiap hari pengecoran.
2. Untuk keperluan pengujian kuat tekan beton, Penyedia Jasa harus
menyediakan benda uji beton berupa silinder dengan diameter 150 mm dan
tinggi 300 mm, dan harus dirawat sesuai dengan SNI 03-4810-1998. Benda
uji tersebut harus dicetak bersamaan dan diambil dari contoh yang sama
dengan benda uji silinder yang akan dirawat di laboratorium.
3. Jumlah set benda uji yang dibuat berdasarkan jumlah kuantitas pengecoran
atau komponen bangunan yang dicor secara terpisah dan diambil jumlah
terbanyak diantara keduanya.
4. Pengambilan benda uji untuk pengecoran yang didapat dari pencampuran
secara manual, setiap 10 meter kubik beton harus dibuat 1 set benda uji
dan untuk setiap komponen bangunan yang dicor terpisah minimal diambil
3 set benda uji.
5. Jumlah benda uji yang harus dibuat untuk pengecoran hasil produksi ready
mix, diambil pada setiap pengiriman (1 set untuk setiap truk). 1set = 3
buah benda uji.
6. Setiap set pengujian minimum tersebut harus diuji untuk kuat tekan beton
umur 28 hari.
7. Apabila dalam pengujian kuat tekan benda uji tersebut terdapat perbedaan
nilai kuat tekan yang > 5% antara dua buah benda uji dalam set tersebut,
maka benda uji ketiga dalam set tersebut harus diuji kuat tekannya. Hasil
kuat tekan yang digunakan dalam perhitungan statistik adalah hasil dari 2
buah benda uji yang berdekatan nilainya.
8. Kekuatan beton diterima dengan memuaskan bila fc karakteristik dari
benda uji lebih besar atau sama dengan fc rencana. fc karakteristik
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
fc= fcm k.S , di mana S menyatakan nilai deviasi standar dari hasil uji
tekan, dan k adalah konstanta yang tergantung pada jumlah hasil kuat
tekan dari benda uji (k=1,64 untuk jumlah hasil kuat tekan benda uji lebih
besar atau sama dengan dari 30)

n 2
( f ci - f cm )
i
S = ------------------------------
n-1
dimana,
fc = Kuat tekan beton karakteristik
fci = Kuat tekan beton yang diuji
fcm = Kuat tekan beton rata-rata
9. Nilai hasil uji tekan satupun tidak boleh mempunyai nilai di bawah 0,85
fc.
10.Jika salah satu dari kedua syarat tersebut di atas tidak dipenuhi, maka
harus diambil langkah untuk meningkatkan rata-rata dari hasil uji kuat
tekan berikutnya, dan langkah-langkah lain untuk memastikan bahwa
kapasitas daya dukung dari bangunan tidak membahayakan.
11. Jika dari hasil perhitungan dengan kuat tekan menunjukkan bahwa
kapasitas daya dukung bangunan berkurang, maka diperlukan suatu uji
bor (core drilling) pada daerah yang diragukan berdasarkan aturan
pengujian yang berlaku. Dalam hal ini harus diambil paling tidak 3 (tiga)
buah benda uji bor inti pada daerah yang tidak membahayakan bangunan
untuk setiap hasil uji tekan yang meragukan atau terindikasi bermutu
rendah seperti disebutkan di atas.
12. Beton di dalam daerah yang diwakili oleh hasil uji bor inti bisa dianggap
secara bangunan antara lain cukup baik bila rata-rata kuat tekan dari
ketiga benda uji bor inti tersebut tidak kurang dari 0,85 fc, dan tidak
satupun dari benda uji bor inti yang mempunyai kekuatan kurang dari
0,75 fc. Dalam hal ini, perbedaan umur beton saat pengujian kuat tekan
benda uji bor inti terhadap umur beton yang disyaratkan untuk penetapan
kuat tekan beton (yaitu 28 hari, atau lebih bila disyaratkan), perlu
diperhitungkan dan dilakukan koreksi dalam menetapkan kuat tekan beton
yang dihasilkan.
Dilaksanakan untuk pekerjaan beton dengan volume diatas 10
m3 /pada bangunan yang berstruktur

4.27. Pengujian Tambahan ( apabila diperlukan )


Penyedia Jasa harus melaksanakan pengujian tambahan yang diperlukan
untuk menentukan mutu bahan atau campuran atau pekerjaan beton akhir,
sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan. Pengujian
tambahan tersebut meliputi :
1. Pengujian yang tidak merusak menggunakan alat seperti Impact Echo,
Ultrasonic Penetration Velocity atau perangkat penguji lainnya (hasil
pengujian tidak boleh digunakan sebagai dasar penerimaan);
2. Pengujian pembebanan bangunan atau bagian bangunan yang
dipertanyakan;
3. Pengambilan dan pengujian benda uji inti (core) beton;
4. Pengujian lainnya sebagaimana ditentukan oleh Pengawas Lapangan.

4.28. Perbaikan Atas Pekerjaan Beton Yang Tidak Memenuhi Ketentuan

1. Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi kriteria toleransi


yang disyaratkan,atau yang tidak memiliki permukaan akhir yang
memenuhi ketentuan,atau yang tidak memenuhi sifat-sifat campuran yang
disyaratkan, harus mengikuti petunjuk yang diperintahkan oleh Pengawas
Lapangan antara lain;
a) Perubahan proporsi campuran beton untuk sisa pekerjaan yang belum
dikerjakan;
b) Penanganan pada bagian bangunan yang hasil pengujiannya gagal;
c) Perkuatan, pembongkaran atau penggantian sebagian atau menyeluruh
pada bagian pekerjaan yang memerlukan penanganan khusus.
d) Jika terjadi perbedaan pendapat dalam hal mutu pekerjaan beton atau
adanya keraguan dari data pengujian yang ada, Pengawas Pekerjaan
dapat meminta Penyedia Jasa melakukan pengujian tambahan yang
diperlukan untuk menjamin bahwa mutu pekerjaan yang telah
dilaksanakan dapat dinilai dengan adil dengan meminta pihak ketiga
untuk melaksanakannya.
2. Perbaikan atas pekerjaan beton yang retak atau bergeser sesuai dengan
ketentuan dari Spesifikasi ini. Penyedia Jasa harus mengajukan detail
rencana perbaikan untuk mendapatkan persetujuan Pengawas lapangan
sebelum memulai pekerjaan.
V. PASANGAN BATU BELAH

Bagian I. Bahan-bahan
5.1. Batu Belah
Batu yang dipakai pada pekerjaan yang ditunjukkan dalam gambar-gambar
seperti pasangan batu belah haruslah batu kali/batu gunung yang bersih dan
keras, tahan lama , bersih dari campuran besi, noda-noda, lubang pasir, cacat
atau ketidak sempurnaan lainnya dan mendapat persetujuan Pengawas
Lapangan. Batu tersebut harus diambil dari sumber yang disetujui oleh
Pengawas Lapangan.

5.2. Adukan (Campuran)


1. Adukan untuk pasangan batu belah terdiri dari PC dan pasir dengan
perbandingan 1:4 seperti disebutkan dalam Spesifikasi atau gambar untuk
masing-masing pekerjaan ( diperuntukan untuk pekerjaan Bangunan
bendung/bangunan yang berada melintang sungai).
2. Adukan untuk pasangan batu belah terdiri dari PC dan pasir dengan
perbandingan 1:5 seperti disebutkan dalam Spesifikasi atau gambar untuk
masing-masing pekerjaan ( diperuntukan untuk pekerjaan saluran).
3. Jika tidak ditentukan lain, adukan yang dipakai untuk pasir bata menurut
perbandingan isi harus terdiri semen PC : pasir 1:4 untuk pekerjaan biasa,
dan semen PC : pasir 1:3 untuk pasangan kedap air atau lainnya yang
diperintahkan oleh Pengawas Lapangan.
4. Pasir harus sama dengan yang disyaratkan untuk pekerjaan beton pada
Pasal 3.2. Pasir haruslah mempunyai gradasi yang baik dan kekasaran
yang memungkinkan untuk menghasilkan adukan yang baik.
5. Semen merah haruslah memenuhi persyaratan dari standar Indonesia NI-
20. Ini semua harus langsung dipasang dengan baik untuk persetujuan
Pengawas Lapangan.
6. Air yang dipakai untuk membuat adukan haruslah memenuhi Pasal 3.3.
Hanya air yang baik yang dapat dipakai untuk menghasilkan seperti apa
yang ditentukan.
7. Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah sedemikian rupa
sehingga jumlah dari setiap bahan adukan bisa ditentukan secara tepat
dan disetujui oleh Pengawas Lapangan.
8. Adukan harus dicampur sebanyak yang diperlukan untuk dipakai dan
adukan tidak dipakai selama 30 menit harus dibuang. Pemakaian kembali
dari adukan tidak diperkenankan.

5.3. Kerikil Landasan (Gravel Backing)


Kerikil landasan harus terdiri dari kerikil sungai yang bersih, keras dan tahan
lama atau pecahan batu dengan gradasi baik, dari 50 mm sampai 100 mm,
kesemuanya menurut persetujuan Pengawas Lapangan.
5.4. Saringan Kerikil
1. Saringan kerikil dengan pembagian butir tertentu harus terdiri dari bahan
yang mengandung silikat, bersih keras dan tahan lama serta bebas dari
lapisan yang melekat, seperti tanah liat.
Bahan tersebut tidak boleh mengandung besi belerang, batu bara, mika,
batu lempung atau bahan-bahan lainnya yang berpori atau rapuh.
2. Kerikil harus terdiri dari butiran bulat dan harus mempunyai pembagian
butir sedemikian sehingga memenuhi syarat-syarat seperti di bawah ini :
(i) 50% berukuran antara 5 sampai 8 kali dari bahan yang ia lindungi.
(ii) Keragamannya harus dengan bahan yang ia lindungi.
Keseragaman ialah perbandingan antara yang berukuran 60%
dengan yang berukuran 10% (ukuranX persen dari suatu bahan
seperti ditentukan dalam pasal ini adalah ukuran lubang ayakan
yang dapat meloloskan X % dari contoh bahanyang diayak).
Penyedia Jasa harus mengadakan pengujian terhadap butir jika
Pengawas Lapangan membutuhkannya, untuk meyakinkan syarat-
syarat Spesifikasi tetap diikuti.

5.5. Saringan Pasir


Pasir untuk saringan pada umumnya harus sesuai dengan ketentuan Standar Nasional
Indonesia untuk bahan batuan halus, tetapi harus merupakan pasir kasar dan mudah
dilalui air menurut persetujuan Pengawas Lapangan.

5.6. Penyimpanan Bahan-bahan


Semen dan pasir untuk adukan harus disimpan seperti yang disyaratkan pada
Pasal 3.8.
Kapur dan semen merah harus disimpan di dalam kotak, di atas beton atau
lembaran logam atau lantai kayu untuk mencegah tergenang dari air, dan juga
harus dilindungi dengan atap atau penutup yang tahan air lainnya.

5.7. Penyelesaian Sambungan


Kecuali jika ditentukan lain, sambungan yang kelihatan harus disiar rata dan
halus dengan adukan semen PC : Pasir 1:3, pada waktu pekerjaan sedang
berlangsung, dengan menjaga supaya dijamin adanya keseragaman warna.
Selanjutnya sambungan yang tidak kelihatan harus diisi rata dengan adukan.

Bagian II. Pasangan batu belah


5.8. Ukuran Batu
1. Pasangan batu harus dari batu yang dipecahkan dengan palu besar yang
berukuran sembarangan, sehingga kalau dipasang bisa saling menutup.
2. Setiap batu harus berukuran antara 10/15 cm dan 15/20 cm akan tetapi
batu yang lebih kecil dapat dipakai atas persetujuan Pengawas Lapangan,
ukuran maksimum harus memperhatikan tebal dinding, harus pula
memperhatikan batasan seperti tercantum di atas.

5.9. Alas dan Sambungan


1. Tiap batu untuk pasangan harus seluruhnya dibasahi lebih dahulu sebelum
dipakai dan harus diletakkan dengan alasnya tegak lurus kepada arah
tegangan pokok.
Setiap batu harus diberi alas adukan, semua sambungan diisi padat
dengan adukan pada waktu pekerjaan berlangsung. Tebal adukan tidak
lebih dari 50 mm lebarnya, serta tidak boleh ada batu yang berimpit satu
sama lain.
2. Pasak tidak boleh disisipkan sesudah semua batu baru selesai dipasang.

5.10. Pasangan Batu pada Permukaan


1. Pasangan batu pada permukaan yang kelihatan harus menyatukan batu
belah yang dipasang dengan paling sedikit satu batu pengikat untuk tiap-
tiap meter persegi.
Pekerjaan ini harus naik secara bersama-sama dengan pasangan bagian
dalam agar supaya batu pengikat dapat dipasang dengan sebaik-baiknya.
2. Batu-batu permukaan harus dipilih dengan bentuk segienam tidak
beraturan dengan ukuran 15/20 cm dan diletakkan dengan hati-hati
sehingga tebalnya adukan tidak kurang dari pada rata-rata 20 - 30 mm.
Semua pekerjaan batu pada permukaan yang kelihatan harus disiar.

5.11. Pipa Peresapan


Tembok-tembok penahan, pasangan miring dan tembok-tembok kepala harus
dilengkapi dengan suling-suling. Suling-suling apabila saluran terletak dalam
galian (untuk saluran dalam timbunan suling suling tak perlu dipasang).
Suling - suling harus dibuat dari pipa PVC dengan diameter 50 mm dan
paling tidak satu buah untuk setiap 1 m 2 permukaan.( sesuai kebutuhan
lapangan ).
Setiap ujung pemasukan dari suling-suling harus dilengkapi dengan saringan.
Saringan ini bisa terbuat dari kerikil dan pasir serta pada bagian terluar
ditutup dengan ijuk. Biaya pemasangan Pipa peresapan sudah termasuk dalam
harga satuan pekerjaan pasangan batu belah.

5.12. Sambungan Gerak Sederhana


Apabila diperintahkan atau tertera dalam gambar sambungan gerak sederhana
harus dibuat/ dipasang pada bagian pasangan batu yang tidak direncanakan
untuk tahan air. Umumnya sambungan gerak sederhana dibutuhkan bilamana
terdapat suatu penyambungan dengan bangunan lama yang akan mempunyai
tingkat penurunan (settlement) yang berbeda.
Sambungan gerak sederhana harus dibentuk dengan memasang susunan batu
yang terdiri dari batu bergradasi sebagai filter di belakang pasangan batu
pada bagian sambungan, setinggi sambungan tadi.
Filter ini harus terdiri dari batu dan kerikil terpilih, dan baik untuk menahan
hilangnya/ hanyutnya bahan filter dan harus di bagian luas diberi lapisan
penutup ijuk setebal 30 mm atau geotextil membrane yang diijinkan.

5.13. Perlindungan Perawatan


Dalam membangun pekerjaan batu dalam cuaca yang tidak menguntungkan
dan dalam melindungi dan merawat pekerjaan yang telah selesai.
Penyedia Jasa harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang sama seperti
yang ditentukan untuk beton.
Pekerjaan pasangan jangan dilaksanakan pada hujan deras atau hujan yang
cukup lama sehingga mengakibatkan adukan larut. Adukan yang dipasang
akan larut karena hujan harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan
pasangan selanjutnya diteruskan. Pekerja tidak dibolehkan berdiri di atas
pasangan batu atau pasangan batu kosong yang belum mantap.
5.14. Urugan Kembali dan Urugan di Belakang Pasangan Batu
Sebelum mengurug kembali pada bagian muka pasangan yang tidak kelihatan,
pasangan batunya harus dilapisi kasar dengan adukan, semen : pasir 1:4
setebal 20 mm.( sesuai kebutuhan lapangan ). Biaya tersebut termasuk dalam
harga satuan pekerjaan pasangan batu belah.
Urugan tidak boleh dilakukan sebelum mendapat persetujuan dari Pengawas
Lapangan dan bahan urugan harus pasir yang kasar dan mudah dilalui air.

VI. PEKERJAAN PLESTERAN

Bila diperintahkan, dinding dan lantai baik lama maupun baru terbuat dari
pasangan bata/ batu kali diplester dengan adukan PC : pasir 1:3. Campuran
untuk pekerjaan plesteran harus memenuhi persyaratan untuk bahan dan
campuran. Pekerjaan plesteran dikerjakan 1 lapis sampai jumlah ketebalan 1-
3 cm dan dihaluskan dengan air semen. Apabila tidak diperintahkan lain,
pasangan harus diplester pada bagian atas dari dinding, bagian tepi pasangan
pada sorongan/pipa saluran, dan selebar 0.10 m di bawah tepi atas dinding
dan pasangan sorongan/pipa saluran.
VII. PEKERJAAN SIARAN
Sebelum pekerjaan siaran dimulai, semua bidang sambungan diantara batu
muka harus dikorek sebelum ditutup dengan adukan. Permukaan harus
dibersihkan dengan memakai kawat dibasahi.
Adukan untuk siaran harus campuran 1 PC : 2 pasir (1:2) kecuali ditentukan
lain.
Pekerjaan Siaran dapat dibagi atas :
a. Siaran Tenggelam (masuk ke dalam 1 cm)
b. Siaran Rata (rata dengan muka batu)
c. Siaran Timbul (timbul tebal 1 cm lebar 2 cm, kecuali ditentukan lain sama
pekerjaan siaran harus siaran timbul)

VIII. Bronjong / Matras


a. Bonjong Manual
Dimana ditunjukkan dalam gambar-gambar, Penyedia Jasa harus
membuat bronjong kawat dan menempatkannya dalam keadaan seperti
diuraikan di bawah ini, termasuk penyiapan permukaan tanahnya.
Batu-batu untuk bronjong harus seperti yang ditentukan dengan ukuran
tidak kurang dari 15 cm dan tidak lebih dari 25 cm.
Bronjong kotak harus mempunyai batas pemisah bagian dalam dengan
bahan kawat dan bentuk anyaman yang sama. Batas pemisah
ditempatkan sedemikian membentuk matras berukuran 2m x 1m x 0.50
m. Hubungan antara bronjong atau matras harus terikat erat dengan
kawat pada ujung-ujungnya sehingga menjadi satu kesatuan. Bronjong
untuk penahan tanah harus ditempatkan bagian yang bersinggungan
dengan tanah diberi lapisan filter kerikil. Pengerjaan bronjong harus
sesuai dengan Standar Nasional Indonesia PBUI-1982. Apabila bronjong
ditempatkan pada lapisan saringan maka harus dikerjakan dengan hati-
hati untuk mencegah kerusakan kawatnya. Bronjong harus diikat kawat
dengan erat-erat pada bronjong berdampingan sepanjang tepinya.
Ukuran dari bronjong seperti ditunjukkan di dalam gambar atau
diperintahkan oleh Pengawas Lapangan, dengan anyaman bentuk segi
enam beraturan yang jarak sisi-sisinya 13-15 cm, serta sisi anyaman
yang dililit harus terdiri dari tiga lilitan. Kecuali ditentukan lain oleh
Pengawas Lapangan, maka ukuran kawat yang digunakan adalah
berdiameter 3 s/d 5 mm.

b. Bronjong Pabrikasi
b.1. Mutu
Kawat bronjong harus terbuat dari bahan baja karbon rendah
berlapis galvanize, untuk tebal minimal kawat anyaman harus 0,27
kg/m2, untuk kawat tulangan tepi harus 0,30 kg/m2, untuk kawat
pengikat 0,25kg/m2.

b.2. Karakteristik bahan


Karakteristik bronjong kawat pabrikasi adalah :
- Heavy galvanized
- Kawat tulangan tepi diameter : 3 4,5 mm
- Kawat anyaman diameter : 2,7 3,7 mm
- Kuat tarik kawat : 41 51 kg/mm2
- Perpanjangan diameter : 12% ( maksimum)

c. Anyaman
Anyaman harus merata berbentuk segi enam yang teranyam dengan tiga
lilitan dengan bukaan lubang kira kira 80 mm x 120 mm dengan
kekuatan tarik anyaman sebesar 42 50 kN/m. Keliling tepi dari
anyaman kawat harus diikat pada kerangka bronjong sehingga
sambungan yang diikatkan pada kerangka harus sama kuatnya seperti
pada badan anyaman.

d. Keranjang
Keranjang harus merupakan unit tunggal dengan dimensi yang
disyaratkan dalam gambar dan dibuat sedemikian sehingga dapat dikirim
ke lapangan dengan mudah .

e. Sekat Diafragma
Tiap bronjong kawat pabrikasi harus dberi diafragma/sekat setiap jarak
1 meter. Sekat ini harus disatukan dengan cara dlilit dengan kawat
pengikat pada bagian dasar bronjong.

f. Tabel Ukuran standar kawat bronjong pabrikasi

Untuk ukuran dimensi ( 2 x 1 x 0.5 )


Kawat
Kawat sisi Lubang
Tipe Dimensi ( m ) anyaman
(mm) Mesh ( cm )
(mm)
A 2 x 1 x 0.5 3,40 2,70 18 x 20
B 2 x 1 x 0.5 3,40 2,70 15 x 17
C 2 x 1 x 0.5 3,40 2,70 8 x 10
D 2 x 1 x 0.5 3,40 3,0 8 x 10

Untuk pekerjaan bronjong dengan volume minimal 300 m3 harus


menggunakan produk bronjong pabrikasi.

IX. SPESIFIKASI KHUSUS


9.1. Geomembran
Geomembran berbentuk lembaran yang terbuat dari bahan HDPE (High
Density Polyetylene) yang mempunyai tingkat impermeabilitas yang sangat
tinggi dan sangat homogen berfungsi sebagai lapis kedap air (impermeable
liner), selain mempunyai impermeabilitas yang tinggi kelebihan lain material
ini sangat tahan terhadap ultraviolet dan bahan kimia yang berbahaya,
membuat lapisan impermeable yang baik guna menghindari tercemarnya air
tanah dari limbah yang ditampung kolam, yang kadang kala tidak cuma air
kotor, tetapi juga mengandung limbah berbahaya. Geomembran HDPE yang
digunakan dengan ketebalan 0,75 mm
9.1.1. Persiapan Instalasi Geomembran
Sebelum memulai pekerjaan instalasi geomembrane, ada beberapa hal yang
harus diperhatikan:
1. Pekerjaan tanah (Earthwork)
Tempat kerja harus dipersiapkan dengan baik sebelum instalasi
geomembrane. Tanah harus dipadatkan sesuai dengan spesifikasi proyek.
Daerah yang lembek atau kompresibel (tidak padat) harus dipadatkan dan
diganti dengan mengisi tanah dengan benar lalu dipadatkan. Semua
permukaan yang akan dilapisi harus mulus, bebas dari semua bahan asing
dan organik, benda tajam, atau puing-puing apapun. Benda-benda tajam
harus dibuang jauh-jauh serta air atau kelembaban yang berlebihan tidak
diperbolehkan. Sebelum instalasi, installer atau inspektur harus meninjau
dan memeriksa tempat kerja agar sesuai dengan spesifikasi proyek yang
dibutuhkan.

2. Jangkar Trench
Parit jangkar harus digali untuk garis, ketinggian, dan lebar sesuai desain
proyek konstruksi dan gambar, sebelum instalasi. Waktu penggalian
prosedur harus dipertimbangkan untuk mencegah keruntuhan. Sudut agak
bulat diperlukan dalam parit untuk menghindari tikungan tajam
geomembran tersebut. Mengisi ulang harus berhati-hati untuk
menghindari geomembrane rusak.

3. Menghampar Geomembrane
Semua mesin atau peralatan yang digunakan dalam menhampar harus
dalam cara yang tepat untuk mencegah dari kemungkinan geomembrane
tertarik memanjang atau keriput. Gunakan kantung pasir (sandbags) agar
mencegah terangkat oleh angin. Merokok atau sepatu yang dapat merusak
geomembrane yang tidak diizinkan. Sedapat mungkin dikurangi berjalan
diatas permukaan geomembrane. Tutup pelindung tambahan atas
geomembran yang dianjurkan. Penempatan Geomembrane menyesuailan
bentuk permukaan tanah. Geomembran yang keriput harus dihindari.
Penghamparan dimulai dari atas dan mengikuti arah angin. Material yang
cukup harus diberikan untuk memungkinkan ekspansi dan kontraksi
termal dari geomembran. Welding harus dilakukan sesegera mungkin
setelah geomembran ditempatkan.

9.1.2. Pelapisan (SEAMING)


Proses pelapisan harus memperhatikan beberapa faktor berikut:
a. Material
1. Moisture atau kotoran harus dihilangkan dari permukaan
geomembrane. Jangan menggunakan pelarut atau perekat untuk
membersihkan atau tujuan lainnya. Setidaknya 100mm (4 inci)
rentang diperlukan untuk tumpang tindih yang akan seamed.
2. Tumpang tindih seaming harus halus dan bebas dari kerut atau
kebocoran. Keriput dan kebocoran akan dipotong dan daerah
pengganti akan tumpang tindih dengan berbagai minimal 75mm
(3 ).
3. On-site lapisan kemiringan harus paralel dengan arah lereng,
bukan di lereng. Pengelasan yang tidak perlu di sudut atau tanah
yang tidak rata harus dihindari.
b. Kondisi Cuaca
1. Penempatan Geomembrane harus memperhatikan temperatur, bila
suhu di bawah 0C, penempatan tidak akan preformed kecuali
telah diverifikasi bahwa kualitas seaming memenuhi persyaratan
spesifikasi.
2. Penempatan Geomembrane harus dihentikan selama setiap
kondisi kelembaban yang berlebihan, misalnya kabut, hujan,
embun, salju, atau dalam kondisi angin ekstrim.
3. Jika penempatan geomembrane adalah preformed di suhu rendah
atau kondisi cuaca buruk, installer akan melihat dan mencatat
suhu itu, suhu lingkungan, pengaturan mesin las suhu, dan suhu
mesin las yang sebenarnya, dan kecepatan pengelasan.
4. Sebelum penempatan geomembrane, installer harus mengevaluasi
temperatur, kelembaban, curah hujan, dan kecepatan angin.
c. Persiapan seaming
1. Menyetujui mesin seaming, kondisi, metode, dan kualitas benar-
benar dapat memenuhi kebutuhan saat instalasi, pengujian
seaming harus dilakukan dalam lingkungan kerja yang sama dan
kondisi instalasi seperti di lapangan sebenarnya.
2. Frekuensi tes seaming harus disepakati oleh kedua belah pihak
dari pemilik dan installer.
3. Seam sampel untuk uji kuat geser dan kupas tes kekuatan harus
diambil di site sebenarnya.
d. Peralatan dan Aksesoris
1. Wedge welder machine dan extrusion machine harus memiliki
alat ukur untuk pengukuran suhu dan pengendalian. Peralatan
tersebut harus dipelihara dalam kondisi yang memadai untuk
menghindari pekerjaan yang keliru.
2. Power supply generator listrik hanya menggunakan yang baik dan
listriknya stabil (konstan)
e. Percobaan hasil Las dan Pengujian
1.Percobaan harus dilakukan pada sampel geomembrane untuk
memverifikasi bahwa mesin seaming dan kondisi operasi yang
memadai.
2.Hasil Las yang didapat adalah langsung di site dan lasan uji coba
juga akan dilakukan dalam kontak dengan tanah.
3.Setidaknya dua lasan diuji coba harus dilakukan per hari untuk
setiap mesin las. Salah satunya adalah dibuat pada awal
pekerjaan, yang lain selesai di pertengahan pekerjaan.
4.Spesimen pengujian seaming (1 x 6) disiapkan untuk pengujian
kekuatan geser (tarik)

9.2. Pekerjaan Pancang


(a) Untuk pekerjaan pancang yang terdiri dari besi siku, pipa galvanis dan dolken /
bambu harus dikerjakan oleh penyedia jasa secara baik serta memperhitungkan
keperluan yang ada di lapangan.
(b) Jarak pemasangan pancang antara satu dengan yang lain harus seperti gambar
yang ada / menurut petunjuk Pengawas.
(c) Pancang yang ada harus dikaitkan dengan bidang matras/ menurut petunjuk
Pengawas.

X. KONSTRUKSI JEMBATAN PIPA

10.1.1 Umum

Penyedia jasa harus menyediakan tenaga, bahan, perkakas, peralatan,


lainnya yang diperlukan diluar yang disediakan atau dipinjamkan oleh
Pemilik untuk pekerjaan konstruksi jembatan pipa sebagaimana yang
diperilihatkan dalam gambar dan / atau ditentukan disini.

Batas konstruksi setiap jembatan pipa adalah pada kedua ujung sambungan
"flexible' dan / atau 'fitting" yang digunakan untuk hubungan "flexible"
sebagaimana diperlihatkan dalam gambar.
Dikarenakan perbedaan dalam ketinggian dan alinyemen jembatan dan jalur
pipa, diperlukan berrtang transisi guna merrghubungkannya sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar dan harus dilaksanakan sesuai dengan perintah
Direksi sesuai dengan kondisi lapangan.
Penyambungan jalur pipa pada jembatan dengan jalur pipa biasa harus
dilakukan setelah penyelesaian pekerjaan jembatan pipa dan setelah
persetujuan Direksi.

Penyedia jasa harus melaksanakan pekerjaan konstruksi jembatan pipa


dengan banar sesuai dengan ketentuan butir-butir yang dapat diterapkan
dalam spesifikasi teknik ini.

Penyedia jasa atas biayanya sendiri memeriksa semua ukuran jembatan pipa
yang diperlihatkan dalam gambar dengan melakukan survai sendiri dilokasi
pekerjaan.

Penyedia jasa harus melakukan, mengkoordinasikan dengan Instansi terkait


dan membantu Pemilik mendapatkan ijin dan Instansi Pemerintah yang
terkait dalam pelaksanaan pekerjaan perlintasan ini.

10.1.2 Gambar Kerja Dan Jadwal Pelaksanaan

Penyedia jasa berdasarkan pemeriksaan lapangan dan data geo!ogi tersebut,


harus menyusun jadwal pelaksanasn dan gambar kerja jembatan pipa yang
memperlihatkan semua ukuran rincian pipa, bangunan bawah (abutment),
pilar, pancang, pekerjaan sementara termasuk penurapan, perancah dan lain-
lain, perbaikan kembali atau membuat lapis lindung (revetment pada sungai
atau saluran dimana diperiukan, termasuk perhitungan yang diperiukan serta
menyerahkannya kepada Direksi untuk persetujuannya - sebelum memulai
pekerja-pembangunannya.

10.1.3 Perancah

Penyedia jasa harus menyediakan perancah yang memadai melintas sungai


atau saluran dengan lebar yang cukup agar dapat meletakkan, menyambung,
mengelas dan mengecat pipa dan membuat pilar dengan aman dan effisien.

Tindakan khusus harus dilakukan dalarn merencanakan dan membangun


perancah dilokasi jembatan dimana pendirian pilar termasuk kedalam
pekerjaan, sehingga dapat menopang dengan baik atau mendukung berat
peralatan pancang dan tekanan atau kejutan dari pelaksanaan pancang.

10.1.4 Konstruksi Bangunan Bawah

Penyedia jasa harus menyediakan turap / atau perlengkapan kedap air untuk
pembuatan bangunan bawah, sehingga dapat dilaksanakan dalarn kondisi
kering dan aman.

10.1.4.1 Pondasi

Penyedia jasa harus membuat pondasi sesuai dengan kebutuhan yang


ditentukan atau yang diperlihatkan dalam gambar.

(a) Pondasi langsung

Penyedia jasa harus melakukan pengujian kapasitas daya dukung tanah


dilapangan sebagaimana diminta oleh Direksi, sesuai dengan standar
yang disetujui, bilamana penggalian dilakukan hingga gradien yang
direncanakan sebagaimana terlihat dalam gambar.
Pembuatan lantai ker}a dengan beton K 100 tidak boleh dilakukan
sebelum diperoleh persetujuan dan Direksi.

Tanah yang tidak sesuai untuk pondasi harus disingkirkan dan diganti
dengan pasir atau batu pecah sampai kedalaman tertentu dan
ditempatkan sebagaimana diperiihatkan dalam gambar atau sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi.

Setiap lapisan bahan tersebut harus disebar dengan ketebalan maksimum


15 cm dan dipadatkan dengan alat pemadat tangan, minimum empat kali
sebagaimana disetujui oleh direksi.

Pengujian lapangan harus dilakukan setelah pengisian mencapai


ketinggian yang direncanakan sebagaimana dijelaskan diatas untuk
memenuhi kapasitas daya dukung.

Ketebalan akhir 10 cm tanah asli, harus disingkirkan dengan tangan


sehingga akan diperoleh tanah dasar rata tak terganggu.

Jika tanah pada gradien galian yang direncanakan dan yang


diperintahkan Direksi tidak sesuai untuk pondasi, Penyedia jasa harus
menggali lebih dalam lagi dibawah gradien tersebut sampal kedalaman
tertentu sebagaimana diperintahkan Direksi.

(b) Pondasi Pancang

Semua pancang harus disediakan dan dipasang pada lokasi yang tepat
yang diperlihatkan dalam gambar dan sebagaimana ditentukan dalam
bab selanjutnya.

Pancang tidak boleh dipancang sebelum diperiksa dan disetujui oleh


Direksi.

Kepala pancang direncanakan sebagai sendi dan harus disisipkan


kedalam bangunan bawah sedalam 10 cm.

10.1.4.2 Pekerjaan Beton

Setelah mengecor lantai kerja, dan setelah diperiksa dan disetujui Direksi,
Penyedia jasa harus menyelesaikan pekerjaan sebagaimana diperlihatkan
dalam gambar dan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam bab
selanjutrrya, yaitu "Pekerjaan Beton".'
Harus digunakan beton dengan kuat tekan karakteristik minimum 175
ka/cm2.
Pipa yang ditanam dalam bangunan bawah harus dimantapkan ke besi
tulangan dengan cara yang disetujui guna menghindari pergeseran dari
lokasi semula selama pengecoran beton.

10.1.5 Konstruksi Pilar

Pilar terdiri dari sepasang pancang dan dihubungkan dengan bantalan beton.
Berkaitan dengan pancang yang dipancang disungai atau saluran, Penyedia
jasa harus memilih secara teliti cara dan peralatan yang sesuai agar tetap
pada jalur dan ketinggian yang benar sebagaimana diperlihatkan dalam
gambar.
Puncak pancang harus digabungkan ke dalam bantalan beton dengan
kedalaman yang cukup sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Setelah
penyelesaian pekerjaan, semua bahan yang digunakan bagi pekerjaan
konstruksi, seperti perancah, peralatan kerja sementara dan lain-lain, harus
disingkirkan semuanya agar tidak mengganggu aliran sungai atau saluran.

10.1.6 Konstruksi Bangunan Atas

Penyedia jasa harus menyediakan bekisting yang kualitasnya untuk beton


expose dan peralatan water stop untuk penyambungan antar dinding.

10.1.7 Pemasangan Pipa

Penyedia jasa harus memasang dan menyambung semua pipa, 'fitting" dan
"coupling" sesuai dengan jalur dan ketinggian yang dipertihatkan dalam
gambar.

10.1.7.1 Anti Lendutan (Cambering)

Pada setiap bentang jembatan pipa, pipa harus dipasang dalam bentuk
bekisting lengkung. Besarnya anti lendutan ini harus 1/250 persatuan
panjang bentang dibagian garis tengah bentang sebagaimana diperlihatkan
dalam gambar.

Penyedia jasa harus menyiapkan gambar kerja yang memperlihatkan


susunan rinci bahan pipa dan juga garis pemotongan dan sudut masing-
masing pipa untuk anti lendutan dan harus menyerahkannya ke Direksi
untuk persetujuarmya setelah pekerjaan pemasangan pipa.

10.1.7.2 Pendukung Berbentuk Cincin (Ring Support)

Fixed Type Ring Support" yang ditunjukkan dalam gambar harus dianggap
pendukung berbentuk cincin yang dipasang dibantalan pilar.

"Sliding Type Ring Support" harus dianggap sebagai pendukung berbentuk


cincin yang dapat digeser secara horizontal dibanta!an pilar ke sumbu jalur
pipa.

Pendukung harus terbuat dari baja yang memenuhi strandard yang


ditentukan Direksi atau yang dianggap setara, dan dibuat sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar.

Demikian pula dengan baut, angker dan sekrup harus terbuat dari baja yang
memenuhi standard yang sesuai seperti tersebut di atas..

Pendukung berberntuk cincin harus dilas merata melingkari pipa baja.

10.1.7.3 Pengujian dan Pengecatan

(a)Umum

Semua sambungan yang dilas pada jembatan pipa harus diuji secara
radiografi sebagaimana dinyatakan dibawah ini.
Setalah disetujui oleh Direksi, semua permukaan bagian dalam
(interior), sambungan las, dan permukaan bagian luar (exterior) harus
dicat.

(b)Pengujian Radiografi untuk Hasil Pengelasan

Penyedia jasa harus menyediakan tenaga kerja, peralatan dan bahan


untuk pengujian radiografi hasil pengelasan.

Pengujian radiografi harus dilakukan o!eh penguji yang mampu,


memiliki pengalaman dan kualifikasi yang cukup untuk pekerjaan
pengujian.

Penyedia jasa harus menyerahkan pengalaman dan kualifikasi yang


dimilikinya untuk persetujuan Direksi. Semua pelaksanaan pengujian
harus dikerjakan dengan dihadiri oleh Direksi atau Wakilnya.

Pengujian hasil pengelasan harus dilakukan sesuai dengan JIS Z 3104


`Method of Radiografic Test and Classification of (Radiographs)" cara
pengujian radiografi dan klasifikasi radiograf untuk pengelasan baja,
atau standar lain yang dapat diterima oleh Direksi.

Jika hasil pengujian memperlihatkan kelas dan tingkat lain dari pada
yang disebutkan diatas, Penyedia jasa harus mengelas dan menguji
ulang atas beban biayanya sendiri sampai hasil yang diperoleh diterima
oleh Direksi.

XI. PEKERJAAN BAJA


11.1 STANDAR-STANDAR PELAKSANAAN
Semua bahan dan peralatan, detail-detail konstruksi dan perhitungan struktur harus
sesuai dengan dan didasarkan pada "Spesifikasi for the Design, Fabrication and
Erection of Structural Steel for Buildings' dari American Institute of Steel
Construction, kecuali ditetapkan lain dalam gambar-gambar atau ditetapkan secara
khusus.
British Standard atau standard lain yang setara dapat dipakai. Semua baja
structural harus sesuai dengan baja A36 menurut ASTM kecuali ditetapkan lain
dalam gambar.
Sebagai tambahan, semua peraturan-peraturan lokal harus diperhatikan dan
dipatuhi dalam pelaksanaan.
Dalam hal terjadi perbedaan, maka peraturan-peraturan setempat umumnya lebih
menentukan, tetapi keputusan akhir berada pada Direksi.

11.2 BAHAN-BAHAN
11.2.1 U m u m
Semua bahan harus baru, tidak cacat dan harus sesuai dengan spesifikasi standard
yang ditetapkan dalam spesifikasi ini.
Semua material yang rusak atau cacat akan ditolak oleh Direksi, dan harus diganti
dengan material yang disetujui atas biaya kontraktor.
Keterlambatan yang mungkin timbul akibat penggantian material tersebut tidak
dapat diiadikan alasan untuk mendapatkan perpanjangan waktu.
Sertifikat pengujian dari pabrik pembuat untuk semua profil baja struktural, pelat,
batang, pipa, profll ringan (cold formed steel), baut dan sabagainya harus
diserahkan kepada Direksi sebelum dilaksanakannya pabrikasi atau pengiriman
bahan ke lapangan.
Bilamana sertifikat pengujian dari pabrik pembuat tidak bisa didapat atau bila
oleh Direksi maka kontraktor harus menyelenggarakan pengujian di laboratorium
Pengujian Bahan yang disetujui oleh Direksi.
Informasi yang didapat dari hasil pengujian harus cukup untuik menyatakan
bahwa barang yang diuji tersebut sesuai dengan spesifikasi standard yang
ditetapkan.
Kontraktor harus memasukkan didalam penawarannya biaya untuk pengujian-
pengujian tersebut.

11.2.2 Profil-profil Baja, Pelat dan Pelat Strip


Semua komponen tersebut diatas harus sesuai dengan ASTM A36 "Standard
Spesific-ation of Structural Steel", atau yang setara.
Tegangan leleh minimum adalah 250 MPa (2500 kg/cm 2 ) dan tegangan tarik
minimum adalah 425 MPa (4250 kg/cm 2 ).
Pelat bordes haruslah pelat dengan sirip anti selip pada seluruh permukaan
bagian atas saja.
Yang dimaksud dengan tebalnya dalam hal ini adalah tebal netto dari pelat,
dan tinggi minimum dari sirip-sirip adalah 1,5 mm.

11.2.3.Profil-profil Baja Ringan (Coldformed Steel Sections)


Semua jenis profil baja ringan harus terbuat dari lembaran baja dengan
kadar karbon rendah dan kadar mangan sedang.
Tegangan leleh minimurn sebelutn dibentuk menjadi profil adalah 260
MPa (2000 kg/cm 2 ).
Profil-profil tersebut harus memenuhi persyaratan-persyaratan dari AISI :
Specrflcation for the design of light gauge cold forrried steel structural
members".

11.2.4 Elektroda Untuk Pengelasan


Semua elektroda untuk pengelasan harus sesuai dengan spesifikasi dari
American Welding Society dan harus kelas E70 xx atau alternatif lain yang
setara dan telah disetujui Direksi. Batang-batang elektroda harus disimpan
dalam lemari yang kering.

11.2.5.Baut-baut dan Mur


(a) Umum
Bahan untuk mur dan baut harus memenuhi persyaratan-persyaratan dari
standard yang berlaku.
baut-baut penyambung harus terdiri dari baut yang digalvanis.
Penggunaan pelat pertemuan harus dijaga seminim mungkin.
Bilamana pertemuan adalah sedemikian rupa sehingga pelat pertemuan
akan menambah eksentrisitas sambungan diluar batas yang wajar maka
penggunaannya tidak diperkenankan.
Bila memungkinkan, dalam hal pelat pertemuan digunakan, batang-
batang tegak dan diagonal harus disambung ke batang-batang utama
dengan menggunakan paling sedikit dua buah baut.
Bilamana pengisi dibutuhkan pada dua atau lebih lubang-lubang yang
bersebelahan, maka harus digunakan pelat pengisi tunggal.
Struktur harus dirancang secara rinci sehingga semua bagian dapat diinspeksii
dan dibersihkan.
Kantung-kantung atau cekungan-cekungan yang dapat menahan air harus diberi
lubang drain.
(b) Baut Mutu Tinggi (High Tension Bolts)
Baut, mur dan ring harus sesuai dengan persyaratan-persyaratan dan komposisi
kimia sebagaimana yang dinyatakan dalam standard-standard untuk Baut Mutu
Tinggi (ASTM A325).
(c) Baut-baut Angker
Baut, mur dan ring harus sesuai dengan persyaratan dari spesifikasi ASTM A307
edisi terakhir.
Semua baut-baut, mur dan ring yang diperlukan untuk pemasangan harus
disediakan bersama-sama dengan baja konstruksi dan termasuk didalam harga
penawaran.
Baut angker harus mempunyai tegangan leleh minimum sebesar 2500 kg/cm2 dan
harus sesuai dengan ASTM A3Z.
(d) Grout
Grout untuk mengisi ruang-ruang/celah-celah dibawah pelat landas dan
disekeliiingi baut-baut angker harus dapatdituangkan, tidak susut, dapat diaduk
diluar (premixed) dan dari jenis epoxy.
Penggunaan suatu produk grout harus mendapat persetujuan Direksi terlebih
dahulu.
Kuat tekan minimum dan' bahan grout pada umur 28 hari adalah 30 MPa (300
kg/cm2).

11.3 PABRIKASI
11.3.1 Bentuk dan Dimensi Profil
Bilamana kontraktor tidak bisa mendapatkan profil-profil baja sebagaimana
ditetapkan dalam gambar-gambar rencana, maka pada saat mengajukan penawaran
kontraktor harus menyerahkan daftar yang berisi besaran-besaran geometris dari
profil-profil pengganti.
Sebelum pabrikasi dilaksanakan, semua pekerjaan baja harus diperiksa ukurannya,
kelurusannya, dan bila dijumpai adanya bengkokan atau distorsi pada materiall
terrsebut, maka cacat-cacat tersebut harus dikoreksi terlebih dahulu dengan cara
sedernikian rupa sehingga tidak merusak baja atau mengurangi kekuatannya.
Hanya ketidak sempurnaan yang kecil boleh diperbaiki dengan cara pemanasan yang
terbebas, selain itu semua perbaikan harus dilaksanakan dengan peralatan mekanis.
11.3.2 Identifikasi Komponen-komponen Konstruksi
Semua batang/komponen konstruksi yang telah selesai dipabrikasi harus
diberi tanda dengan jelas oleh Pabrikator sesuai dengan rencana penandaan
dan sebagairana yang diperlukan untuk memudahkan pemasangan.

11.3.3 Pemotongan
Semua baja lunak dapat dipotong dengan cara menggunting, menggergaji
atau dengan nyala api.
Profil-profll ringan (coldformed section) tidak boleh dipotong dengan alat
potong yang menggunakan nyala api.
Tepi pemotongan harus bebas dari cacat-cacat yang dapat mengganggu
fungsi dari bagian tersebut.

11.3.4 Lubang-lubang Baut


Lubang-lubang baut harus dibor, dipons atau dibor,/dipons sarnpai ukuran
lubang mendekati 3 mm lebih kecil dari ukuran akhimya, kemudian lubang
dibesarkan. Lubang tidak boleh dibuat dengan alat potong dengan nyala api.
Lubang-lubang harus diratakan tanpa tersobek atau bergerigi.
Diameter dari lubang yang sudah salesai tidak boleh lebih dari 2 mm lebih
besar dari diameter nominal dari baut.
Semua lubang-lubang baut dari komponen-komponen yang membentuk
pertemuan harus cocok satu sama lain sehingga baut dengan ukuran 2 mm
lebih kecil dari lubang tersebut dapat masuk dengan bebas pada sudut yang
tegak lurus, pemeriksaan ini harus dilakukan dibengkel kerja Kontraktor.

11.3.5 Pengelasan
(a) Standard Pelaksanaan
Kecuali ditetapkan lain, semua las, pengelasan dari pekerjaan-
pekerjaan yang berkaitan dengan pengelasan harus sesuai dengan
persyaratan-persyaratan dari "AISC Specification for the Design,
Fabrication and Erection of Structural Steel for Buildings" terrmasuk
supple ment-nya den "Code for Welding in Building Construction",
AWS D1.0-69 yang dikeluarkan oleh American Welding Society.
Semua prosedur pengelasan dari tukang lasnya harus diuji oleh suatu
latxoratoijum pengujian yang bebas sesuai dengan "AWS Standard
Qualification Procedures" edisi terakhir.
Semua kualifikasi prosedur dari tukang las harus mendapatkan
persetuiuan Direksi. Semua catatan tentang kualifikasi tersebut harus
disimpan oleh kontraktor den harus selalu siap bila diminta oleh
Direksi.
Semua sambungan las yang berada di luar ruangan atau yang ada
kemungkinan tercelup air harus diberi las yang menerus sepanjang
tepi-tepinya yang berhubungan dengan udara luar.
Las-las yang tidak diberi ukuran dalam gambar-gambar rencana harus
diberi ukuran untuk mendapatkan kekuatan-kekuatan penuh dari
komponen terlemah yang disambung.
(b) Persiapan Permukaan Yang Akan di Las
Semua permukaan yang akan dilas harus dipersiapkan menurut
spesifikasi standard dan harus bebas dari kerak, debu, cat, oli, karat
dan lapisan-lapisan lair, pada jarak paling sedikit 10 mm dari
permukaan tersebut.
(c) Kualitas Dari Las
Semua las harus bebas dari kerak, porositas, keropos dan cacat-cacat
lainnya.
Bila terdapat las yang memperiihatkan tanda-tanda di atas maka harus
dipotong dan dilas kembali.
Semua pekerjaan las harus cukup mendapat pegangan selama
pengelasan, dan distorsi harus dijaga seminimum mungkin.
Las-las yang ditolak harus diperbaiki atas biaya kontraktor.
Kecuali ditetapkan lain didalam gambar, semua las tumpul harus
merupakar, las tumpul penetrasi penuh dengan menggunakan
pekerjaan pendahuluan.
Urutan dari pengelasan harus sedemikian rupa untuk memperkecil
distorsi.
(d) Kondisi Untuk Pengelasan
Pengelasan tidak boleh diiaksanakan pada keadaan cuaca yang dapat
mempengaruhi operasi pengelasan. Dengan persetujuan Direksi,
pemanasan pendahuluan boleh dilaksanakan. Semua pengeiasan diatas
tanah harus dilaksanakan dengan menggunakan scaffolding atau
panggung yang cukup kuat. Tangga tidak boleh digunakan sebagai
sarana untuk mencapai tempat pengelasan.
(e) Panjang Las
Las yang berakhir disudut harus diselesaikan dengan
memperpanjangnya di sekitar sudut tersebut dengan jarak nominal 10
mm.

11.3.6 Pertemuan Yang Menggunakan Baut Mutu Tinggi


Bidang-bidang kontak dari pertemuan-pertemuan yang memakai baut mutu
tinggi (high strength friction grip bolts) harus sejajar satu sama lain dan
harus mempunyai bidang kontak yang penuh pada saat baut dikencangkan.
Dalam hal beberapa batang yang berpenampang sama dihubungkan dengan
menggunakan pelat-pelat sayap (flange plates), maka batang-batang tersebut
harus diberi tanda dan dipotong dari batang yang sama.

11.3.7 Gambar-gambar kerja


Detail-detail kerja yang lengkap dari semua pekerjaan baja struktural harus
dibuat menurut standard penggambaran yang umum diterima.
Dua copy gambar tersebut harus diserahkan kepada Direksi untuk
pemeriksaan.
Direksi akan memeriksa hal-hal yang penting dari gambar tersebut (bukan
pemeriksaan detail) dan mengembalikan satu copy yang telah dikoreksi
kepada kontraktor.
Dua copy dari gambar kerja yang telah diperbaiki harus diserahkan
kepada Direksi.

11.4 TOLERANSI
11.4.1 Kelurusan
Suatu batang strukural sebelum dipasang tidak boleh menyimpang dari
kelurusan atau konfigurasi lain yang ditetapkan melebihi dari nilai-nilai
sebagai berikut :
Kolom atau batang tekan lainnya L/1000
Pipa L/600
Pelat B/200
Batang-batang lainnya L/S00
Dimana L adalah panjang akhir batang dan B adalah lebar dari pelat.

11.4.2 Panjang
Panjang dari suatu batang tidak boleh berselisih dari panjang yang telah
ditetapkan dengan melebihi :
a) Kolom dan batang tekan dengan bidang kontak penuh 1 mm.
b) Batang-batang lain dengan panjang maksimum 9 meter 2 mm.
c) Batang-batzng dengan panjang lebih dad 9 meter 3 mm.

11.4.3Elevasi dan Garis Sumbu Balok, Kap, Gording dan Kaso


Pada posisi terpasang. penyimpangan maksimum dari posisi yang tepat
adalah 5 mm.

6.4.4 Posisi dan Ke-tegaklurus-an Kolom


Pada posisi terpasang dasar kolom harus berada dalam batas 5 mm dari
posisi sebenarnya tidak boleh melebihi melebihi 25 mm.
11.5 PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
Direksi atau wakilnya setiap saat harus dapat melihat tempat/ bengkel untuk
pabrikasi pekerjaan baja. Kontraktor harus menyediakan semua fasilitas
yang memungkinkan Direksi atau wakilnya untuk melaksanakan
pemeriksaan dan pengujian yang diminta.
Frekwensi dari pemeriksaan, jenis dan frekwensi pengujian akan
ditetapkan oleh Direksi.
Direksi dapat meminta suatu bagian las untuk dipotong dan ditest sesuai
ketentuanketentuan AISC.
Kontraktor harus menyediakan, bila diminta oleh Direksi, benda-benda uji
sesuai dengan spesifikasi dari AISC.
Pengujian non-destrutif akan dilakukan atas 5 % dari sambungan/pertemuan
dan 1 % atas penampang yang dilas.
Sambungan/pertemuan dan penampang-penampang yang akan diuji akan
ditentukan oleh Direksi. Pengujian dapat beerupa pengujian ultra-sonic atau
Radiographic (X-Ray).
Seluruh biaya pengujian termasuk untuk menetapkan kualifikasi tukang las
harus disediakan oleh kontraktor dan harus dimasukkan dalam
penawarannya:

11.6 PENYIAPAN PERMUKAAN


11.6.1 Umum
Semua permukaan baja termasuk las dan simpul harus dibersihkan dengan
baik untuk menghilangkan kotoran, oli dan sebagainya. Semua karat dan
kerak yang lepas harus dibuang dengan pembersihan secara mekanis,
penyemprotan dengan pasir, membersihkan dengan sekat kawat dan lain-lain
cara yang disetujui. Lapisan, cat atau bitumen dan sebagainya harus
dilaksanakan segera setelah pekerjaan persiapan selesai.

11.6.2 Pembersihan Secara Mekanis


Pembersihan secara mekanis harus dikerjakan dengan alat-alat yang
digerakkan dengan tenaga listrik seperti carborundum grinding discs dan
chipping hammer, diikuti dengan penyikatan dengan sikat kawat untuk
menghilangkan semua material lepas.
yang berlebihan pada baja akibat penggunaan sikat kawat yang terlalu lama
harus dihindari.

11.6.3 Pemberslhan Dengan Penyemprotan


Dengan cara penyemprotan harus dikerjakan menurut B.S.4232 atau Swedist
Standard SA Z 1/2 atau yang setara.
Penggosok non-metallic yang digunakan harus bebas dari kontaminasi yang
merugikan dari penggunaan kembali material bekas harus mendapat ijin dari
Direksi. .
yang disemprot harus disikat atau di vakum dan tidak boleh disentuh
dengan atau terkontaminasi dengan cara lain.

11.7 PERLINDUNGAN TERHADAP KARAT


11.7.1 U m u m
pekerjaan baja struktural termasuk las sambungan-sambungan harus
dilindungi karat dengan cara yang ditetapkan dalam peraturan-peraturan
yang berkaitan.
11.7.2 Pengecatan
Penggunaan Meni dan Cat :
a) Semua cat yang digunakan dalam pekerjaan harus mendapat
persetujuan Direksi teriebih dulu.
b) Untuk bidang-bidang permukaan dari pekerjaan logam, kecuali
diientukan lain maka harus diberikan pengecatan sebagai berikut :
permukaan dipersiapkan, diberikan satu lapis meni besi, kemudian
satu lapis cat dasar dan terakhir dua lapis cat akhir dari jenis
synthetic enamel paint.
c) Untuk permukaan-permukaan baja terbuka yang digalvanis termasuk
pipa-pipa dan jaringan kawat yang dilas, setelah dipersiapkan
diberikan satu lapis larutan mordant, satu lapis zinc chronate metal
primer, satu lapis cat dasar dan dua lapis cat akhir dari jenis synthetic
enamel paint.
d) Untuk pipa-pipa dari besi tuang dan besi siku, setelah dipersiapkan,
diberikan satu lapis meni, satu lapis cat dasar dan dua lapis cat akhir
jenis synthetic enamel paint.

11.7.3 Baja Struktural Yang Tertanam Didalam Beton


Kecuali ditetapkan lain, permukaan-permukaan baja yang akan ditanam
dalam beton harus dibiarkan tanpa cat serta harus dibersihkan sehingga
bebas dari karat lepas dan kerak pada saat pengecoran.

11.7.4 Pencegahan Karat Lainnya


Cara-cara lain untuk periindungan terhadap karat antara lain adalah rnetailic
, pengecatan, pelapisan bitumen, cathodic protection, dll.
Kontraktor harus mempersiapkan alat untuk mengukur ketebalan dari
coating diperintahkan oleh Direksi.
Biaya untuk pengadaan/ sewa peralatan semacam itu dianggap sudah
termasuk jumlah kontrak.

11.7.5 Pelapisan Permukaan Dengan Galvanis


Semua pekerjaan logam yang ditentukan dalam spesifikasi ini atau
ditunjukkan didalam gambar untuk digalvanisir, harus dikerjakan dengan
cara "hot dip galvanized" sesuai dengan standard ASTM atau yang setara.
Material yang akan digalvanisir harus dipersiapkan'lebih dulu dengan cara
membersihkan dengan baik, mencuci dan mengeringkannya material yang
sudah kering tersebut harus segera digalvanisir sebelum timbul karat.
Tebal minimum lapisan gatvanis adalah 0,008 mm (8 micron).

11.8 PENGANGKUTAN DAN PENYIMPANAN


Semua pekerjaan baja harus diangkut dan ditangani sedemikian rupa
sehingga semua kerusakan dapat dihindari.
Kontraktor harus memperlihatkan cara pengangkatan yang benar termasuk
penempatan sling secara hati-hati dan penggunaan balok pembagi tekanan
sesuai keperluan.
Dalam segala hal pekerjaan baja tidak boleh dilemparkan, ditumpuk secara
atau dipertakukan secara tidak tepat.
Batang yang terkikuk, bengkok atau mendapat kerusakan. lain harus diganti
atau dengan cara yang disetujui Direksi.
Semua macam sistem lapisan pelindung sebagaimana yang diuraikan pada
pasal-pasal di atas harus mendapat kesempatan untuk mengeras secukupnya
sebelum pekerjaan baja tersebut ditangani.
Pekerjaan baja harus ditumpuk dengan baik dan diberi jarak dari tanah
dengan menumpuknya di atas susunan balok kayu dan semua batang harus
dipisahkan secara vertikal oleh balok-balok kayu.
Tempat penyimpanan di lapangan harus rata dan diberi atap agar didapat
ruang yang bersih dan tahan cuaca.
Tempat penyimpanan terrsebut harus dikembalikan seperti semula setelah
pekerjaan selesai.
Semua batang-batang/penampang-penampang harus diberi tanda dengan
jelas untuk memudahkan pemasangan ; dan cara panumpukan harus diatur
sedemikian rupa agar sesuai dengan jadual pemasangan dan menghindari
pengangkutan yang terulang.
Pada saat penawaran kontraktor harus menaksir besarnya area yang akan
dipakai untuk penyimpanan.

11.9 PENGIRIMAN
Direksi harus mendapat cukup waktu untuk pemeriksaan akhir sebelum
pekerjaan baja yang telah selesai dikirim ke lapangan.
Waktu pengiriman ke lapangan harus diatur agar sesuai dengan jadual
pemasangan.

11.10 PEMASANGAN
11.10.1 Umum
Kontraktor harus menyusun rencana pemasangan di lapangan dalam waktu
yang cukup. Kontraktor harus menyediakan tenaga yang terlatih untuk
melaksanakan dan mengatur berbagai fase pekerjaan dan menjamin
keseluruhan operasi pemasangan berada dibawah kontrol dari tenaga ahli
yang cukup berpengalaman.
Pada saat tenaga ahli tersebut tidak berada di lapangan maka ia harus
diwakili oleh staff pengawas yang dalam pelaksanaan pekerjaan pemasangan
dan mengkoordinasikan pekerjaan.
Sebelum pengiriman pekerjaan baja ke lapangan, Kontraktor harus
merryerahkan suatu rencana kerja yang lengkap kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan.
Rencana kerja tersebut hanya memuat :
a) Rincian dari tenaga-tenaga untuk pemasangan
b) Cara pelaksanaan (method of operation)
c) Peralatan yang akan digunakan
d) Program untuk pemasangan alat-alat pengaman/ pelindung seperti
penopang-penopang sementara untuk pengamanan semua tegangan-
tegangan yang timbul sewaktu pemasangan, termasuk yang disebabkan
oleh penggunaan jenis-jenis peralatan tertentu dan pengoperasiannya.
Persetujuan dari Direksi tidak membebaskan kontraktor dari tanggung
jawabnya untuk rancangan-rancangan pekerjaan sementara yang
dibuatnya ataupun dari kewajibannya untuk menjamin bahwa cara
pelaksanaan yang digunakan harus menghasilKan konstruksi yang
eflsien, aman, stabil dan memuaskan.
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk keamanan dan ketepatan
arah dan posisi dari struktur selama pemasangan.
Bilamana suatu peralatan untuk pemasangan harus ditumpu pada suatu
kerangka baja, maka detail-detail yang lengkap dari pembebanannya
harus pula disertakan dalam rencana kerja di atas.

11.10.2Koreksi dari kesalahan-kesalahan


menyarankan untuk tidak melakukan pengelasan-pengelasan di lapangan ;
semua pertemuan batang di lapangan hanya direncanakan dengan memakai
baut.
Namun koreksi-koreksi dari kesalahan-kesalahan kecil atau ketidak telitian
dalam dapat diijinkan, tetapi dalam segala hal diperlukan persetujuan Iebih
dulu dari Direksi sebelum melaksanakan perbaikan-perbaikan tersebut.
Kesalahan-kesalahan atau ketidak telitian yang besar dalam pabrikasi akan
menyebabkan penolakan material yang kurang sempurna tersebut.
Bilamana batang-batang yang diperbaiki tersebut dilapisi dengan cat atau
digalvanis untuk perlindungan permukaan, maka daerah yang rusak tersebut
harus diperbaiki sesuai dengan pasal-pasal di atas untuk hal tersebut.

11.10.3 Pengelasan
Pengelasan di lapangan yang telah mendapatkan ijin dari Direksi hanya
boleh dilaksanakan oleh tukang las yang memiliki sertifikat dan telah
mendapat persetujuan serta memenuhi persyaratan-persyaratan untuk itu.
Untuk setiap pekerjaan pengelasan hanya boleh dipakai batang-batang las
yang sesuai baik las busur maupun gas.
Kekuatan tariknya harus sesuai dengan bahan yang akan dilas seperti
ditetapkan spesifikasi AWS untuk batang-batang las dan baja lunak untuk
las busur.
untuk las busur harus diklasiflkasikan berdasarkan sifat-sifat mekanikal
dari bahan las terdeposit, jenis pelapisan, posisi pengelasan dari elektroda-
elektroda dan dari jenis arus.

11.10.4 Pemasangan Baut


(a) Um u m
Semua baut, mur dan ring harus disimpan dengan cara sedemikian rupa
selama pengiriman dan setetah di lapangan sehingga tidak rusak oleh
karat atau terkena bahan-bahan atau gas yang merugikan.
Baut-baut mutu tinggi seperti baut jepit mutu tinggi (High Strength
Friction Grip Bott), berikut mur dan ringnya harus dikirim dengan
masih dilapisi lapisan pelindung atau "malam" (wax) yang dalam
segala hal tidak boleh dihilangkan/ dihapus.
(b) Baja Lunak dan Baut Mutu Tinggi
Bidang-bidang kontak pada pertemuan yang dibuat dengan baut-baut
inii harus terlebih dulu dibersihkan dari material-material yang
mungkin akan menghalangi kontak antara bidang-bidang tersebut
secara penuh.
Baut-baut penyetel harus dipasang dan harus tetap ditempatnya hingga
baut-baut yang bersebelahan dikencangkan dengan urutan dari bagian
tengah pertemuan hingga ke bagian tepi atau dari bagian terjepit
menuju ke arah tepi-tepi yang bebas:
(c) Baut Jepit Mutu Tinggi (High Strength Friction Grip Bofts)
Semua kotoran, oli, kerak, karat lepas, cat dan lain-lain lapisan pada
bidang-bidang kontak yang akan menghalangi kontak secara penuh
dari bidang inii harus dibuang.
Lubang-lubang baut harus diperhalus dengan baut stel (drift).
Baut-baut dipasang dengan ring yang sesuai dan dikencangkan dengan
tenaga orang terlebih dulu.
Setelah semua baut dikencangkan dengan cara demikian maka
pengencangan baut tahap II dikerjakan.
Bilamana bidang-bidang yang dipertemukan tidak sepenuhnya
kontak,maka pertemuan tersebut harus dibongkar kembali dan ketidak
cocokan tersebut harus dikoreksi.
Bila bidang-bidang kontak telah benar-benar sempurna maka baut-baut
harus dikencangkan lagi sampai sesuai dengan rekomendasi pabrik
pembuatnya.
Urutan pengencangan baut haruslah dari bagian tengah dari pertemuan
menuju ke arah luar.
Baut-baut yang pemah dikencangkan secara penuh tidak boleh dipakai
ulang.
Baut harus dipasang sesuai dengan standard ASI.
Pengencangan harus menggunakan metoda "Part tum' dan kontraktor
bertanggung jawab untuk memberi tanda pada baut tersebut setelah
dikencangkan dengan tenaga orang.
Pengencangan harus dibawah pengawaszn Direksi dan pengencangan
akhir harus disetujui oleh Direksi.
(d) Baut-baut Angker
Kontraktor harus menempatkan tenaga yang ahli dan berpengalaman
untuk memeriksa ketepatan posisi dari baut-baut angker, dan bila perlu
Direksi dapat meminta kontraktor untuk menyediakan tenaga ahli lain
yang telah mendapatkan persetujuan Direksi untuk mengadakan
pemeriksaan ulang atas ketelitian pemasangan dan penempatan baut
angker tersebut.

(e) Paku Keling (Rivet)


Paku keling harus sesuai dengan persyaratan kekerasan dari standard
yang bersangkutan yaitu ASTM A 502 atau lain-lain standard yang
telah disetujuii Direksi.

11.11 BATANG-BATANG PENGAKU


Batang-batang pengaku harus dipasang sesuai gambar-gambar detail.
Setelah pemasangan semua pengaku-pengaku harus lurus dan dalam keadaan
tertarik.
11.12 GROUTING DIBAWAH PELAT LANDAS
Semua pelat landas yang berada dibawah kolom, penyangga peralatan dan
sebagainya yang berhubungan dengan pondasi beton haruslah digrouting
secara penuh setelah pekerjaan baja selesai dipasang dengan tepat pada
posisi akhimya.
Bahan grouting haruslah yang dapat dicampurkan dan jenis epoxy yang
tidak menyusut sebagaimana ditetapkan di atas dalam spesifikasi ini serta
digunakan sesuai dengan instruksi pabrik pembuatnya dan atas pengarahan
Direksi.

XII. PENGADAAN PIPA DAN PERLENGKAPANNYA

12.1.1. Umum

Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan dan menyertakan semua pipa


dan fitting, valve, coupling, meter, mur, baut, gasket, material penyambung
dan bahan pelengkap sebagaimana dirinci dalam Daftar Kualitas dan Bahan
atau dalam gambar / drawing.
Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan perpipaan dari semua
material sebagaimana dirinci disini dan ditunjukkan dalam daftar kuantitas
bahan. Semua pipa, fitting, valve dan perlengkapan lainnya harus sesuai
dengan untuk pemakaian di daerah tropis, beriklim lembab dan bersuhu
udara 32 C. Tekanan kerja normal dan uji tekanan di lapangan disesuaikan
dengan jenis pipa dan standarisasi pipa/material yang terkait.
Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan suatu affidavit (Sertifikat
Jaminan Barang) dari pabrik pembuat yang menyatakan bahwa barang
tersebut sesuai dengan kebutuhan yang dirinci dalam spesifikasi teknis.
Penyedia Jasa Pengadaan juga harus menyampaikan tentang laporan hasil
uji kimiawi dan fisik yang telah dilakukan di pabrik dan berlaku untuk
semua jenis barang.

Referensi Standart

Referensi pada standard dalam dokumen lelang ini dimaksudkan untuk


memberikan gambaran mengenai jenis dan kualitas material yang diminta.
Semua material yang ditawarkan harus dengan Standar Nasional Indonesia
(SNI) dan atau sertifikat ISO untuk pipa air minum. Bila ternyata belum
ada SNI untuk produk tertentu atau belum dibuat di dalam negeri, maka
yang ditawarkan dapat menggunakan standard ISO, dengan syarat bahwa
kualitas keseluruhan sekurang-kurangnya sama dengan apa yang ditetapkan
dalam dokumen lelang ini.
Semua material yang dikirim harus seratus persen baru (bukan material
bekas), dalam keadaan baik dan memenuhi syarat spesifikasi teknis yang
ditentukan.
Bilamana jenis barang atau peralatan tersebut belum diatur dalam Standar
Nasional Indonesia, maka barang atau peralatan tersebut harus memiliki
standar-standar sebagai berikut:

ISO - International for Standardization Organization


JIS - Japanesse Industrial Standard
BS - British Standard
DIN - Deutsche Industrie Norm
AWWA - American Water Works Association
ASTM - American Society for Testing and Materials
ANSI - American National Standard Institute.
Bahan Pipa dan Fitting

Untuk pipa dan fitting yang telah dapat dibuat maka Penyedia Jasa
Pengadaan harus melampirkan surat dari pabrik untuk izin penggunaan Sll
/ SNI dan atau ISO Bahan pipa yang ditawarkan dapat berlainan dengan
bahan pipa yang tercantum dalam dokumen lelang ini, dengan syarat
bahwa pipa yang ditawarkan mempunyai kualitas keseluruhan yang
sekurang-kurangnya sama dengan apa yang tercantum dalam dokumen
lelang ini.
Dalam hal bahan pipa yang ditawarkan berbeda dengan apa yang tercantum
dalam dokumen lelang ini, peserta pelelangan harus menyertakan gambar-
gambar detail junction (gambar detail penyambungan pipa) disertai dengan
jumlah dan spesifikasi dari tiap material yang ditawarkan.
Seluruh pipa dan fitting yang ditawarkan harus dapat digunakan di daerah
tropis dengan temperatur air yang mengalir antara 15-35 derajat Celcius
dan pH antara 6 sampai dengan 8.
Seluruh pipa dan fitting pipa akan ditanam didalam tanah kecuali untuk
hal-hal khusus yang membutuhkan lain.

Tekanan Kerja/Working Pressure

Tekanan kerja dari pipa minimal 100 m kolom air atau 10 kg/cm2 (SNI 06-
0084-1987 dan SNI 03-6419-2000) dan tekanan pengujian minimal 2 (dua)
kali tekanan kerja pipa. Penyedia Jasa Pengadaan harus menyertakan tanda
bukti hasil pemeriksaan tekanan kerja dari pipa/fitting pipa yang
ditawarkan.
Bila dianggap perlu, atas permintaan Direksi Pengawas Penyedia Jasa
Pengadaan harus dilakukan pengujian kekuatan tekanan kerja pipa/fitting
pipa di lapangan pada pipa/fitting pipa yang dikirim ke lapangan atas biaya
Rekanan. Jumlah pipa/fitting pipa yang akan diuji di lapangan akan
ditentukan kemudian oleh Direksi Pengawas.
Bila ternyata hasil pengujian tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi ini,
maka Penyedia Jasa Pengadaan harus menggantinya dengan yang baru
sampai memenuhi persyaratan spesifikasi yang ditentukan

12.1.2. PENGADAAN PIPA BESERTA PERLENGKAPANNYA

12.1.2.1. Umum

Semua pipa dan alat penyambung harus didisain untuk menerima tekanan
kerja minimum sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg/cm2) kecuali ditentukan lain.

12.1.2.2. Spesifikasi Teknis PE dan GRP

1. Panjang Pipa

Panjang pipa dibuat 4 meter atau kecuali ditentukan lain dalam bentuk
batangan lurus tidak boleh kurang dari persetujuan antara pemasok dan
pengguna barang dengan toleransi 0,05 m.

12.1.2.3. Sifat Mekanik

1. Ketahanan Hidrostatik
Pipa harus memenuhi persyaratan uji hidrostatik yang diberikan
sebagaimana table dibawah ini:

KETAHANAN HIDROSTATIK PIPA

Tekanan nominal PN Syarat kekuatan minimum bahan


untuk s 10 MPa

PN 10 75 Kgf/cm

12.1.2.4. Sifat Fisik

Nilai Perubahan Arah Panjang

Nitai perubahan arah panjang maksimum 3 %

12.1.2.5. Dimensi Pipa

1.Ketebalan Pipa

Ketebalan diameter luar pipa harus mengacu kepada SNI 06-4829-2005


tentang pipa Polietilena dan ISO 161-1 pipa GRP untuk air minum

2.Bahan Baku Pipa

Bahan baku yang digunakan untuk membuat pipa harus merupakan bahan
baku yang menyatakan layak digunakan untuk air minum yang
dikeluarkan oleh pemasok bahan baku, bebas dari bahan-bahan yang
beracun (termasuk acid and alkali resistance) hal tersebut dibuktikan
dengan Certificate Badan Independen

12.1.3. SYARAT MUTU MATERIAL

Pipa dan sambungan terbuat dari jenis material untuk saluran air minum
harus mempunyai anti oksidan, stabilisasi UV dan pigmen.

Bahan yang dikerjakan ulang

Bahan bersih yang dikerjakan ulang yang berasal dari pembuatan pipa di
pabrik itu sendiri sesuai dengan spesifikasi ini dapat digunakan jika bahan
tersebut berasal dari bahan yang sama sebagaimana yang digunakan untuk
produksi terkait, bila dilakukan uji sesuai kriteria

12.1.3.1 JENIS DAN KLASIFIKASI BAHAN

Coefficient of Flow ( C )

PIpa harus mempunyai permukaan dalam yang halus dengan nilai koefisien
flow yang baik agar pipa sanggup mengangkut lebih banyak volume air
,dengan nilai tidak kurang dari standart nilai Hanzen-Williams Coefficient
(C )=150,Manning Roughness Coeffisient (n)=0.010 , juga tidak terjadi
pengikisan (Abrasion) yang berarti dalam pemakaian jangka waktu yang
lama (pada pusaran 100.000 Cycle
kurang dari 0,28 mm)

12.1.4. SYARAT MUTU PIPA

12.1.4.1. Dimensi Pipa


1 Diameter luar nominal tekanan nominal dan tebal dinding nominal pipa
Pipa Polietilena atau pipa GRP dengan tegangan desain (s )6 MPa

Tabel Ketebalan pipa menurut diameter


Diameter Pipa Tebal (mm)
Inch ND Dia Luar OD
(mm)

3 90 5,4
4 110 6,6
5 125 7,4
6 160 - 166 8 9,5
7 180 10,7
8 200 - 216 8 - 11,9
9 225 13,4
10 250 - 266 8 - 14,8
12 315 - 317 8,5 - 18,7
14 355 - 368 9 - 21,1
16 400 - 418 9 - 23,7
18 450 - 469 9,5 - 26,7
20 500 - 520 10 - 29,6
24 624 - 630 12 - 37,2
28 710 - 728 14 - 42,1
32 800 - 832 16 - 47,4
36 900 - 936 18 - 53,5
40 1000 - 1040 20 - 59,3

12.1.4.2. Sambungan

Penyambungan pipa dapat dilakukan dengan cara pemanasan yaitu dengan


menggunakan Butt Fusion , sambungan Elektrofusion, atau dengan
Mechanical Joint.
Sambungan dapat berbentuk socket and spigot (double socket
joint),locked socket and spigot joint, connected or wrapped joint, dan
bolted flange joint.
Penyambungan dengan menggunakan Butt Fusion dilakukan untuk pipa
dengan diameter mulai dari 63 mm dengan ketebalan minimum 4,7 mm
dengan SDR 13,6.
Penyambungan dengan elektrofusion dan Mechanical Joint
direkomendasikan untuk digunakan untuk semua ukuran pipa.
12.1.4.3. Pengujian Pipa

Acuan normatif untuk pengujian khusus pipa polietilena adalah SNI 06-
2552-1991 dan ISO 8639-2000 untu pipa GRP tentang metode pengujian
dimensi pipa untuk air minum.

12.1.4.4. Penandaan Pipa

Penandaan pada batang pipa, sekurang-kurangnya mencantumkan :


Nama pabrik pernbuat atau merek dagang
Dimensi luar pipa
Tekanan kerja nominal
Jenis material yang digunakan
Seri pipa
Tanggal produksi

Anda mungkin juga menyukai