BAB 5 Spesifikasi Teknis Sda 2015
BAB 5 Spesifikasi Teknis Sda 2015
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
Bagian I. Umum
1. Lokasi Pekerjaan
Lokasi pekerjaan sesuai yang tercantum dalam dokumen lelang.
4. Gambar-gambar
4.1. Gambar-gambar Pekerjaan Tetap
(a) Gambar Kontrak / Gambar Tender
Semua gambar-gambar yang diterima oleh Penyedia Jasa pada awal
pekerjaan adalah gambar kontrak dan gambar tersebut harus telah ditanda-
tangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
(b) Gambar-gambar Pelaksanaan/Gambar Kerja (Construction Drawing)
Penyedia Jasa wajib menggunakan gambar-gambar kontrak sebagai dasar
untuk mempersiapkan gambar-gambar pelaksanaan. Gambar-gambar ini
dibuat lebih detail untuk pekerjaan tetap.
Dan untuk pekerjaan khusus seperti pekerjaan beton dapat memperlihatkan
penampang melintang dan memanjang beton. Pengaturan batang
pembesian termasuk rencana pembengkokan, pemotongan dan daftar besi
beton. Tipe bahan yang digunakan, mutu, tempat dan ukuran yang tepat.
Gambar pelaksanaan ini harus dimintakan persetujuan Pejabat Pembuat
Komitmen sebelum dilaksanakan.
(c) Penyedia jasa harus menyediakan 1 (satu) set gambar-gambar lengkap di
lapangan.
Pekerjaan yang dilaksanakan sebelum ada persetujuan Pejabat Pembuat
Komitmen adalah menjadi resiko Penyedia Jasa. Persetujuan Pejabat
Pembuat Komitmen terhadap gambar-gambar tersebut tidak akan
meringankan tanggung jawab Penyedia Jasa atas kebenaran gambar
tersebut.
Standar Bahan
Semua bahan dan mutu pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari
Standar Normalisasi Indonesia (SNI).
Bila ada pasal-pasal pekerjaan yang tidak ada Standar Indonesia, maka dapat dipakai
standar lain yang disetujui oleh Pengawas Lapangan dan sesuai dengan spesifikasi ini.
Semua bahan dan mutu pekerjaan yang sepenuhnya diperinci di sini atau tidak dicakup
oleh Standar Nasional haruslah bahan dan mutu pekerjaan kelas utama.
Pengawas Lapangan akan menetapkan apakah semua atau sebagian bahan yang
dipesan atau diantarkan untuk penggunaan dalam pekerjaan, sesuai untuk pekerjaan
tersebut dan keputusan Pengawas Lapangan dalam hal ini pasti dan menentukan.
6. Program Pelaksanaan dan Laporan
1. Program Pelaksanaan
Penyedia Jasa harus melaksanakan program pelaksanaan sesuai dengan syarat-
syarat kontrak dengan menggunakan CPM network. Program tersebut harus
dibuat dalam dua bentuk yaitu bar-chart dan daftar yang memperlihatkan setiap
kegiatan :
i). Mulai tanggal paling awal
ii). Mulai tanggal paling akhir
iii). Waktu yang diperlukan
iv). Waktu float
v). Sumber tenaga kerja, peralatan dan bahan yang diperlukan
Aktivitas yang terlihat pada program harus sudah termasuk pelaksanaan
sementara dan tetap kelonggaran waktu yang diperlukan untuk persiapan dan
persetujuan gambar-gambar pengiriman peralatan dan bahan ke lapangan dan
juga kelonggaran dengan adanya hari liburan umum atau keagamaan.
2. Perlengkapan Konstruksi
Penyedia Jasa harus segera menyediakan semua perlengkapan konstruksi yang
diperlukan dalam pelaksanaan dalam jumlah yang cukup. Apabila Pengawas
Lapangan memandang belum sesuai dengan Kontrak, maka Penyedia Jasa harus
segera memenuhi kekurangannya dalam penyediaan semua perlengkapan dan
peralatan, lengkap dengan spare parts yang cukup dan memeliharanya agar
pekerjaan dapat dikerjakan dengan sempurna.
3. Bahan Pengganti
Penyedia Jasa harus mendatangkan bahan yang ditentukan, bila bahan tersebut
tidak tersedia di pasaran maka dapat digunakan bahan pengganti dengan
mendapat ijin tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen. Harga satuan dalam
volume pekerjaan tidak akan disesuaikan dengan adanya pertambahan harga
antara bahan yang ditentukan dengan bahan pengganti dan kualitas bahan
pengganti sama dengan bahan yang diganti.
9. Pekerjaan Sementara
1. Umum
Penyedia Jasa akan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan, spesifikasi,
pelaksanaan dan berikut pemindahan semua pekerjaan sementara untuk
pelaksanaan pekerjaan sebaik-baiknya. Detail dari pekerjaan sementara dimana
Penyedia Jasa bermaksud untuk melaksanakan di lapangan, pertama-tama
diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk mendapatkan
persetujuan sesuai dengan prosedur dalam Spesifikasi Teknis.
Apabila Penyedia Jasa bermaksud mengajukan alternatif untuk pekerjaan
sementara di luar daerah lapangan seperti terlihat pada Gambar, semua biaya
yang dibutuhkan untuk melaksanakan termasuk pembebasan tanah, sewa tanah
dan sebagainya, ditanggung oleh Penyedia Jasa dan biayanya sudah termasuk
pada uraian pekerjaan pada daftar volume pekerjaan. Keterlambatan tidak akan
meringankan Penyedia Jasa terhadap tanggung jawab untuk memenuhi
ketentuan dalam Kontrak. Dalam hal tersebut tidak diberikan perpanjangan
waktu bila terjadi keterlambatan.
2. Lapangan Kerja
Lapangan kerja seperti terlihat pada gambar yang digunakan untuk pelaksanaan
pekerjaan, dijamin oleh Pejabat Pembuat Komitmen dan bebas biaya
pembebasan tanah. Penyedia Jasa sedapat mungkin melaksanakan pekerjaan
sementara pada lokasi seperti pada gambar atau seperti petunjuk Pengawas
Lapangan. Penyedia Jasa hendaknya membatasi kegiatan peralatan dan anak
buahnya pada tanah yang sudah dibebaskan, termasuk arah jalan masuk yang
disetujui Pengawas Lapangan sehingga mengurangi kerusakan supaya
diperbaiki. Sebelum diterimanya pekerjaan oleh Pejabat Pembuat Komitmen
tanah harus dikembalikan ke keadaan semula. Penyedia Jasa bertanggung
jawab langsung kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk semua kerusakan
misalnya kerusakan tanaman atau tanah hasil galian baik milik Pejabat
Pembuat Komitmen atau orang lain. Penyedia Jasa mengganti kerugian
terhadap semua kehilangan dan tuntutan karena kerusakan tersebut sesuai
dengan ketentuan dalam Kontrak.
3. Peraturan Kesehatan
Penyedia Jasa harus mengusahakan lapangan kerja dalam keadaan bersih dan
keadaan sehat serta memperlengkapi/memelihara kemudahan untuk
penggunaan tenaga yang dikerjakan pada suatu tempat yang telah disetujui oleh
Pengawas Lapangan dan oleh Penguasa setempat.
Penyedia Jasa hendaknya juga membuat pengumuman dan mengambil
langkah-langkah pencegahan yang perlu untuk menjaga agar lapangan kerja
tetap bersih.
4. Pencegahan Kebakaran
Penyedia Jasa harus melakukan setiap pencegahan dan melindungi api yang
terjadi pada atau sekitar lapangan kerja dan harus menyediakan segala yang
diperlukan/ peralatan pencegahan kebakaran yang cukup, untuk siap digunakan
pada semua bangunan air dan bangunan gedung atau pekerjaan yang sedang
dalam pelaksanaan, termasuk perkampungan tempat tinggal, pemondokan
buruh dan bangunan gedung lainnya.
12. Foto-foto
Penyedia Jasa harus menyerahkan foto untuk laporan progress pekerjaan pada
lokasi yang ditentukan oleh Pengawas Lapangan.
Minimum tiga gambar harus diambil pada tiap lokasi yang memperlihatkan
keadaan sebelum mulai pekerjaan, keadaan dalam tahap konstruksi dan keadaan
dalam penyelesaian. Foto-foto pada tiap lokasi harus diambil dengan arah yang
tertentu dan tetap dalam ketiga-tiganya keadaan tersebut di atas dengan latar
belakang yang mudah dipakai sebagai tanda dari lokasi tersebut.
Ketiga gambar untuk tahapan itu harus diletakkan dalam album disertai dengan
tanggal pengambilan, foto negative yang bersangkutan harus diserahkan dalam
album terpisah yang mudah dihubungkan satu sama lain.
2 ( dua ) set album-album harus diserahkan kepada Pengawas Lapangan pada
penyelesaian pekerjaan serta menyerahkan foto ukuran R12 dibingkai sebanyak
1 ( satu ) buah.
2.8.Luasnya Penggalian
Luasnya penggalian tanah harus diusahakan sekecil mungkin sesuai
gambar bestek. Penggalian dimulai pada muka tanah dengan keharusan
mengambil kelebaran yang sesuai menurut petunjuk pada gambar atau
sesuai yang ditentukan oleh Pengawas Lapangan, dan harus turun ke
bawah dan akhirnya baru menambah luasnya.
Cara dan metode galian tidak boleh membahayakan bangunan/lahan
pekerjaan.
Pembangunan saluran terbuka dan pipa selalu harus dibatasi pada panjang
yang telah mendapat persetujuan Pengawas Lapangan lebih dahulu secara
tertulis. Pekerjaan pada setiap panjang yang sudah disetujui, diselesaikan
sampai disetujui Pengawas Lapangan sebelum pekerjaan selanjutnya
dimulai.
Selama proses penggalian tanah agar secara langsung dipisahkan dan
ditumpuk pada suatu tempat yang disetujui Pengawas lapangan, material
yang layak/bisa dipakai untuk timbunan dan material yang tidak layak.
Material yang layak selanjutnya akan dipakai untuk timbunan tanah biasa
dan timbunan kembali, sedangkan material yang tidak layak selanjutnya
akan dibuang keluar atau kesuatu tempat yang tidak akan mengganggu
areal pekerjaan dan dirapihkan.
IV. BETON
Bagian I. Bahan
4.1. S e m e n
Semen yang dipakai dalam pekerjaan pada umumnya jenis semen Portland
dari perusahaan Dalam negeri dan memenuhi Standar Nasional Indonesia NI-
B dan Pasal 3.2. NI-2.
Tipe semen yang lain dapat digunakan untuk keperluan khusus jika
diperintahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
Penyedia Jasa harus menyediakan contoh semen yang berada di gudang
lapangan atau dari pabrik dan Pengawas Lapangan bisa memerintahkan untuk
diadakan test / pengujian material, bila dari hasil test ditemukan semen yang
tidak memenuhi syarat maka ditolak dan penyedia jasa harus memindahkan
keluar daerah pekerjaan.
Apabila kelas dari beton menghendaki perlawanan abrasi yang baik, maka
bahan batuan harus diambil dari lokasi setempat yang menurut penilai
Pengawas Lapangan adalah yang terbaik.
Penyedia Jasa harus mengirim contoh material apabila dibutuhkan oleh
Pengawas Lapangan. Contoh dapat diambil atas perintah Pengawas Lapangan.
Penyedia Jasa harus membuat percobaan dari contoh material sesuai dengan
permintaan Pengawas Lapangan secara rutin dan dengan frekuensi yang
disetujui Pengawas Lapangan serta mengirimkan kepada Pengawas Lapangan
setiap copy laporan test.
Apabila tes abrasi dibutuhkan oleh Pengawas Lapangan maka Penyedia Jasa
harus melakukan tes sesuai dengan persyaratan untuk membandingkan dengan
data-data hasil tes dari beberapa lokasi.
4.3. A i r
Air yang dipakai untuk membuat, merawat beton dan adukan beton harus dari
sumber yang disetujui oleh Pengawas Lapangan dan memenuhi Standar
Nasional Indonesia PUBI. Serta pada waktu pemakaian, air harus terhindar
dari bahan bahan yang bisa mengotorkan air diantaranya:
1. Mempengaruhi waktu permulaan pengikatan dari semen yang melebihi
dari 30 menit, atau mengurangi kekuatan dari percobaan kubus lebih dari
20 persen, apabila dites sesuai Standar yang diminta oleh Pengawas
Lapangan.
2. Mencegah tercapainya kekuatan kubus percobaan yang ditentukan dalam
28 hari untuk beton klas tertentu.
3. Menghasilkan perubahan warna atau kembang garam di atas permukaan
semen yang sedang mengeras.
4. Menunjukkan reaksi alkali pada bahan batuan. Air harus bebas dari
hidrokarbon dan larutan bubuk dari bahan organik. Larutan suspensi
bubuk dari bahan organik tidak boleh lebih dari 500 bagian untuk tiap
juta bagian suspensi dalam berat. Penyedia Jasa harus mengadakan
percobaan bagi air yang diusulkannya untuk dipakai dan harus
menyerahkan catatan-catatan mengenai percobaan tersebut pada
Pengawas Lapangan untuk persetujuannya sebelum meletakkan pekerjan
beton percobaan yang teratur dari beton dan adukan dalam suatu pola dan
frekuensi yang disetujui oleh Pengawas Lapangan dan harus memberi
kepada Pengawas Lapangan salinan catatan dari hasil percobaan.
4.5. Tulangan
1. Tulangan baja untuk beton harus seperti ditunjukkan dalam gambar-
gambar dan Standar Nasional Indonesia NI-2.
2. Untuk tiap-tiap pengiriman baja lunak yang diserahkan ke tempat
pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyediakan apabila ada permintaan
Pengawas Lapangan suatu hasil pemeriksaan dari laboratorim. Sesuai
dengan prosedur, hasil tersebut harus disetujui oleh Pengawas Lapangan.
3. Untuk tiap-tiap kiriman tulangan anyaman baja yang dikirm ke tempat
pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Pengawas Lapangan
satu kutipan sertifikat dari pabrik mengenai catatan-catatan pemeriksaan
dan pengujiannya yang berhubungan dengan pemuatan-pemuatan
darimana kiriman itu dibuat.
4. Penyedia Jasa harus menyediakan contoh tulangan dari gudang di
lapangan jika dibutuhkan oleh Pengawas Lapangan. Tulangan pada waktu
pengecoran beton harus bersih dan bebas dari kerusakan, sisik gilingan
yang lepas dan karat lepas. Batang-batang baja yang telah menjadi
bengkok, tidak boleh diluruskan, atau dibengkokkan lagi untuk dipakai
dipekerjakan tanpa persetujuan Pengawas Lapangan.
Bm Kategori
Bk Dari 1.26.1.1. Pengawasan Terhadap
S = 46
No. Mutu KG/
KG/ Bangunan Kwalitas Kekuatan
CM2
CM2 (Tujuan) Agregat Tekanan
Pemeriksaan dengan Tidak ada
I BO - - Non Strukturil
mata Pengujian
Pemeriksaan dengan Tidak ada
II B1 - - Strukturil
teliti Pengujian
4.10. M e n g a d u k
1. Bahan-bahan pembentukan beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin
pengaduk beton yaitu Batch Mixer atau Portable Continous Mixer
selama sedikitnya 1 menit sesudah semua bahan (kecuali untuk air
dalam jumlah yang penuh) ada dalam mixer. Waktu pengadukan
ditambah, bila mesin pengaduk berkapasitas lebih besar dari 1.5 m3.
Pengawas Lapangan berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika
pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil
adukan dengan susunan ketentuan dan warna yang merata/seragam.
Beton harus seragam dalam komposisi dari adukan ke adukan, kecuali
bila dimintakan adanya perubahan dalam komposisi. Dalam pekerjaan
mencampur adukan beton, air harus dituangkan lebih dahulu. Pengadukan
yang berlebih-lebihan (lamanya) yang membutuhkan penambahan air
untuk mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki tidak
diperkenankan.
2. Penyampuran dengan pencampuran tangan diperkenankan apabila pada
lokasi-lokasi tertentu sebuah Portable Mixer tak mungkin dipergunakan
menurut pandangan Pengawas Lapangan.
Untuk mempermudah pencampuran ini, Penyedia Jasa akan membuat
beton masif dengan ketebalan tidak kurang dari 5 cm, licin, rata dengan
luas 2 cm 2 , dibatasi dengan parapet setinggi 10 cm. Semua kondisi hand-
mixing adalah sama.
4.11. S u h u
Suhu beton sewaktu dicor/dituang tidak boleh lebih dari 32 derajat celcius
dan tidak kurang dari 43 derajat celcius.
Bila suhu dari beton yang ditaruh berada antara 27 C dan 32 C, beton harus
diaduk di tempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor. Bila beton
melebihi 32 C, sebagai yang ditetapkan oleh Pengawas Lapangan, Penyedia
jasa harus mengambil langkah-langkah yang efektif, umpamanya
mendinginkan agregat, mencampur air dan mengecor pada waktu malam hari
bila perlu, mempertahankan suhu beton, untuk dicor pada suhu di bawah
32 C.
4.12. Cetakan (Bekesting)
1. Cetakan haruslah dengan berbagai bentuk, bidang-bidang, batas-batas dan
ukuran dari beton yang diinginkan sebagaimana pada gambar-gambar atau
seperti ditetapkan Pengawas Lapangan.
2. Cetakan untuk mencetak beton dan membuatnya menurut model yang
dikehendaki harus digunakan bila perlu. Cetakan dapat dibuat dari logam,
lembaran plywood, papan kayu yang dipress atau dari papan yang dipress
halus, dalam keadaan baik sebagaimana dikehendaki untuk menghasilkan
permukaan yang sempurna seperti terperinci di sini.
3. Permukaan yang rata dari beton adalah yang dikehendaki pada bagian
jalan air. Cetakan untuk permukaan yang demikian dapat dibuat dari kayu
ataupun dari logam dan harus di dalam segala hal benar-benar berbentuk
dan berukuran yang tetap pada tempat dan bentuknya selama pembebanan
dan berlangsungnya pekerjaan vibrasi pemadatan beton.
Usaha yang sesuai dan efektif harus dilaksanakan pada pembuatan
cetakan untuk menguatkan pinggiran batas dan ujung lainnya dalam arah
yang tepat untuk menghindari terbentuknya pelengkungan-pelengkungan,
sisi pinggiran tersebut atau kerusakan-kerusakan permukaan beton yang
telah diselesaikan.
4. Semua cetakan yang dibangun harus teguh, alat-alat dan usaha-usaha
yang sesuai dan cocok untuk membuka cetakan-cetakan tanpa merusak
permukaann dari beton yang telah selesai harus tersedia. Sebelum beton
dicor, semua material untuk mempermudah melepaskan cetakan harus
dipakai hanya setelah disetujui oleh Pengawas Lapangan. Penggunaan
minyak cetakan harus berhati-hati agar tidak kontak dengan besi beton
yang mengakibatkan kurang daya lekat.
5. Semua cetakan harus betul-betul teliti dan aman pada kedudukannya
sehingga dicegah pengembangan atau lain gerakan selama penuangan
beton. Mereka dapat dicegah selama pengecoran beton pada pilar-pilar
beton (Concrete Piers), kaki-kaki logam (Metal Pedestral) atau dengan
cara-cara lain yang disetujui. Penyangga cetakan (Perancah) harus
bersandar pada fondasi yang baik sehingga tidak akan ada kemungkinan
penurunan cetakan selama pelaksanaan.
4.13. Pengecoran
1. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, baja tulangan
beton, pemasangan instalasi yang harus ditanam, penyekangan dan
pengikatan dan penyiapan-penyiapan permukaan yang berhubungan
dengan pengecoran yang telah disetujui oleh Pengawas Lapangan.
2. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan cetakan pada tempat
pengecoran beton, lantai kerja harus bersih dari air yang menggenang,
reruntuhan atau bahan lepas. Permukaan-permukaan dengan bahan-bahan
yang menyerap dengan rata hingga kelembaban (air) dari beton yang baru
dicor tidak akan diserap.
3. Permukaan-permukaan beton yang lebih dahulu dicor pada mana beton
baru akan dicor, permukaan lama telah begitu mengeras sehingga beton
baru tidak akan berpadu dengan sempurna, ditentukan di sini sebagai
Construction Joints (hubungan konstruksi/ pelaksana). Permukaan
Construction Joints harus bersih dan lembab ketika ditutup dengan beton
baru atau adukan.
Pembersihan harus berupa pembuangan semua kotoran, beton-beton yang
mengelupas atau rusak, bahan-bahan asing yang menutupinya.
Permukaan-permukaan Construction Joints harus dibersihkan dengan
cara-cara yang disetujui dan kemudian dicuci seluruhnya dengan
penyemprotan air dengan tekanan udara segera sebelum pengecoran beton
baru. Pembersihan dan pencucian harus dilaksanakan pada kesempatan
terakhir dari pengecoran beton. Semua genangan-genangan air harus
dibuang dari permukaan Construction Joints sebelum beton baru dicor.
4. Semua Construction Joints atau expansion joints seperti ditunjukkan pada
gambar harus dibersihkan seluruhnya dari kelebihan-kelebihan beton atau
material dengan menggaruk atau cara lain yang disetujui Pengawas
Lapangan.
5. Alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus sedemikian
sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat
dibawa ke tempat pekerjaan tanpa adanya pemisahan dan kehilangan
bahan yang menyebabkan perubahan nilai slump.
6. Beton dicor dilaksanakan pada waktu Pengawas Lapangan serta Pelaksana
Penyedia Jasa yang setaraf ada di tempat kerja.
Setelah permukaan disiapkan baik-baik, permukaan-permukaan
Construction Joints dimana beton baru akan dicorkan harus dilapisi
dengan penutup yang terbuat dari adukan semen (air semen) atau ditutup
dengan lapisan spesi/mortel harus mempunyai perbandingan semen dan
pasir seperti campuran beton yang bersangkutan kecuali ditentukan lain,
demikian juga konsistensinya.
Adukan harus dihamparkan merata dan harus rata juga pada permukaan
yang tidak beraturan. Beton harus segera dicor saat adukan yang masih
baru (fresh). Dalam pengecoran beton pada Construction Joints yang telah
dibentuk, penjagaan khusus harus dijalankan untuk menjamin agar beton
yang baru menjadi rapat betul dengan permukaan joints (sambungan)
dengan pembobokan memakai alat-alat yang cocok.
7. Pencampuran/penumbukan kembali beton tidak diperkenankan. Beton
yang sudah mengeras dalam hal mana pengecoran yang tepat untuk
dituang/dicor harus diusahakan agar pengangkutannya ke tempat posisi
terakhir sependek mungkin. Sehingga pada waktu pengecoran tidak
mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan spesinya.
8. Kecuali ada penyetopan/pemotongan oleh hubungan (joints), semua
penuangan beton harus selalu kira-kira berlapis-lapis horizontal dan
umumnya tebalnya tidak lebih dari 50 cm.
Pengawas / Pengawas Daerah mempunyai hak untuk mengurangi tebal
tersebut apabila pengecoran dengan tebal lapisan-lapisan 50 cm tidak
dapat memenui spesifikasi-spesifikasi ini.
Semua pertemuan/sambungan dan hubungan konstruksi dengan
permukaan beton, harus dibuat menerus dan rata atau tegak jika tidak
ditentukan di dalam kontrak, jumlah dan lokasi dari hubungan konstruksi
harus dimintakan persetujuan Pengawas Lapangan.
9. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau lama
sedemikian sehingga spesi/mortel terpisah dari agregat kasar.
10. Ember-ember beton yang dipakai harus sanggup menuang dengan tepat
pada slump yang rendah dan memenuhi syarat-syarat campuran pada
mana mekanisme pembuangan harus dibuat dengan kapasitas sedikitnya
0,035 m 3 sekali tuang. Ember beton harus mudah untuk
diangkat/diletakkan dengan alat-alat lainnya dimana diperlukan, terutama
bagi lokasi-lokasi yang terbatas.
11. Keadaan construction joints harus mendekati horizontal jika tidak ada
ketentuan lain dari yang ditunjukkan pada gambar atau diperintahkan oleh
Pengawas Lapangan.
12. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai kepadatan tertentu,
sehingga ia bebas dari kantong-kantong kerikil, dan menutup rapat-rapat
semua permukaan-permukaan dari cetakan dan material yang diletakkan.
Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala, alat penggetar
(vibrator) harus mengenai bagian atas dari lapisan yang terletak di bawah.
Semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar type immersion
teroperasi dengan kecepatan paling sedikit 7000 putaran permenit.
4.24. Pemasangan
Penyedia Jasa harus menempatkan dan memasang tulangan baja dengan tepat
pada tempat kedudukan yang ditunjukkan dalam gambar-gambar dan harus
ada jaminan bahwa tulangan itu akan tetap pada kedudukan itu pada waktu
pengecoran beton.
n 2
( f ci - f cm )
i
S = ------------------------------
n-1
dimana,
fc = Kuat tekan beton karakteristik
fci = Kuat tekan beton yang diuji
fcm = Kuat tekan beton rata-rata
9. Nilai hasil uji tekan satupun tidak boleh mempunyai nilai di bawah 0,85
fc.
10.Jika salah satu dari kedua syarat tersebut di atas tidak dipenuhi, maka
harus diambil langkah untuk meningkatkan rata-rata dari hasil uji kuat
tekan berikutnya, dan langkah-langkah lain untuk memastikan bahwa
kapasitas daya dukung dari bangunan tidak membahayakan.
11. Jika dari hasil perhitungan dengan kuat tekan menunjukkan bahwa
kapasitas daya dukung bangunan berkurang, maka diperlukan suatu uji
bor (core drilling) pada daerah yang diragukan berdasarkan aturan
pengujian yang berlaku. Dalam hal ini harus diambil paling tidak 3 (tiga)
buah benda uji bor inti pada daerah yang tidak membahayakan bangunan
untuk setiap hasil uji tekan yang meragukan atau terindikasi bermutu
rendah seperti disebutkan di atas.
12. Beton di dalam daerah yang diwakili oleh hasil uji bor inti bisa dianggap
secara bangunan antara lain cukup baik bila rata-rata kuat tekan dari
ketiga benda uji bor inti tersebut tidak kurang dari 0,85 fc, dan tidak
satupun dari benda uji bor inti yang mempunyai kekuatan kurang dari
0,75 fc. Dalam hal ini, perbedaan umur beton saat pengujian kuat tekan
benda uji bor inti terhadap umur beton yang disyaratkan untuk penetapan
kuat tekan beton (yaitu 28 hari, atau lebih bila disyaratkan), perlu
diperhitungkan dan dilakukan koreksi dalam menetapkan kuat tekan beton
yang dihasilkan.
Dilaksanakan untuk pekerjaan beton dengan volume diatas 10
m3 /pada bangunan yang berstruktur
Bagian I. Bahan-bahan
5.1. Batu Belah
Batu yang dipakai pada pekerjaan yang ditunjukkan dalam gambar-gambar
seperti pasangan batu belah haruslah batu kali/batu gunung yang bersih dan
keras, tahan lama , bersih dari campuran besi, noda-noda, lubang pasir, cacat
atau ketidak sempurnaan lainnya dan mendapat persetujuan Pengawas
Lapangan. Batu tersebut harus diambil dari sumber yang disetujui oleh
Pengawas Lapangan.
Bila diperintahkan, dinding dan lantai baik lama maupun baru terbuat dari
pasangan bata/ batu kali diplester dengan adukan PC : pasir 1:3. Campuran
untuk pekerjaan plesteran harus memenuhi persyaratan untuk bahan dan
campuran. Pekerjaan plesteran dikerjakan 1 lapis sampai jumlah ketebalan 1-
3 cm dan dihaluskan dengan air semen. Apabila tidak diperintahkan lain,
pasangan harus diplester pada bagian atas dari dinding, bagian tepi pasangan
pada sorongan/pipa saluran, dan selebar 0.10 m di bawah tepi atas dinding
dan pasangan sorongan/pipa saluran.
VII. PEKERJAAN SIARAN
Sebelum pekerjaan siaran dimulai, semua bidang sambungan diantara batu
muka harus dikorek sebelum ditutup dengan adukan. Permukaan harus
dibersihkan dengan memakai kawat dibasahi.
Adukan untuk siaran harus campuran 1 PC : 2 pasir (1:2) kecuali ditentukan
lain.
Pekerjaan Siaran dapat dibagi atas :
a. Siaran Tenggelam (masuk ke dalam 1 cm)
b. Siaran Rata (rata dengan muka batu)
c. Siaran Timbul (timbul tebal 1 cm lebar 2 cm, kecuali ditentukan lain sama
pekerjaan siaran harus siaran timbul)
b. Bronjong Pabrikasi
b.1. Mutu
Kawat bronjong harus terbuat dari bahan baja karbon rendah
berlapis galvanize, untuk tebal minimal kawat anyaman harus 0,27
kg/m2, untuk kawat tulangan tepi harus 0,30 kg/m2, untuk kawat
pengikat 0,25kg/m2.
c. Anyaman
Anyaman harus merata berbentuk segi enam yang teranyam dengan tiga
lilitan dengan bukaan lubang kira kira 80 mm x 120 mm dengan
kekuatan tarik anyaman sebesar 42 50 kN/m. Keliling tepi dari
anyaman kawat harus diikat pada kerangka bronjong sehingga
sambungan yang diikatkan pada kerangka harus sama kuatnya seperti
pada badan anyaman.
d. Keranjang
Keranjang harus merupakan unit tunggal dengan dimensi yang
disyaratkan dalam gambar dan dibuat sedemikian sehingga dapat dikirim
ke lapangan dengan mudah .
e. Sekat Diafragma
Tiap bronjong kawat pabrikasi harus dberi diafragma/sekat setiap jarak
1 meter. Sekat ini harus disatukan dengan cara dlilit dengan kawat
pengikat pada bagian dasar bronjong.
2. Jangkar Trench
Parit jangkar harus digali untuk garis, ketinggian, dan lebar sesuai desain
proyek konstruksi dan gambar, sebelum instalasi. Waktu penggalian
prosedur harus dipertimbangkan untuk mencegah keruntuhan. Sudut agak
bulat diperlukan dalam parit untuk menghindari tikungan tajam
geomembran tersebut. Mengisi ulang harus berhati-hati untuk
menghindari geomembrane rusak.
3. Menghampar Geomembrane
Semua mesin atau peralatan yang digunakan dalam menhampar harus
dalam cara yang tepat untuk mencegah dari kemungkinan geomembrane
tertarik memanjang atau keriput. Gunakan kantung pasir (sandbags) agar
mencegah terangkat oleh angin. Merokok atau sepatu yang dapat merusak
geomembrane yang tidak diizinkan. Sedapat mungkin dikurangi berjalan
diatas permukaan geomembrane. Tutup pelindung tambahan atas
geomembran yang dianjurkan. Penempatan Geomembrane menyesuailan
bentuk permukaan tanah. Geomembran yang keriput harus dihindari.
Penghamparan dimulai dari atas dan mengikuti arah angin. Material yang
cukup harus diberikan untuk memungkinkan ekspansi dan kontraksi
termal dari geomembran. Welding harus dilakukan sesegera mungkin
setelah geomembran ditempatkan.
10.1.1 Umum
Batas konstruksi setiap jembatan pipa adalah pada kedua ujung sambungan
"flexible' dan / atau 'fitting" yang digunakan untuk hubungan "flexible"
sebagaimana diperlihatkan dalam gambar.
Dikarenakan perbedaan dalam ketinggian dan alinyemen jembatan dan jalur
pipa, diperlukan berrtang transisi guna merrghubungkannya sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar dan harus dilaksanakan sesuai dengan perintah
Direksi sesuai dengan kondisi lapangan.
Penyambungan jalur pipa pada jembatan dengan jalur pipa biasa harus
dilakukan setelah penyelesaian pekerjaan jembatan pipa dan setelah
persetujuan Direksi.
Penyedia jasa atas biayanya sendiri memeriksa semua ukuran jembatan pipa
yang diperlihatkan dalam gambar dengan melakukan survai sendiri dilokasi
pekerjaan.
10.1.3 Perancah
Penyedia jasa harus menyediakan turap / atau perlengkapan kedap air untuk
pembuatan bangunan bawah, sehingga dapat dilaksanakan dalarn kondisi
kering dan aman.
10.1.4.1 Pondasi
Tanah yang tidak sesuai untuk pondasi harus disingkirkan dan diganti
dengan pasir atau batu pecah sampai kedalaman tertentu dan
ditempatkan sebagaimana diperiihatkan dalam gambar atau sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi.
Semua pancang harus disediakan dan dipasang pada lokasi yang tepat
yang diperlihatkan dalam gambar dan sebagaimana ditentukan dalam
bab selanjutnya.
Setelah mengecor lantai kerja, dan setelah diperiksa dan disetujui Direksi,
Penyedia jasa harus menyelesaikan pekerjaan sebagaimana diperlihatkan
dalam gambar dan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam bab
selanjutrrya, yaitu "Pekerjaan Beton".'
Harus digunakan beton dengan kuat tekan karakteristik minimum 175
ka/cm2.
Pipa yang ditanam dalam bangunan bawah harus dimantapkan ke besi
tulangan dengan cara yang disetujui guna menghindari pergeseran dari
lokasi semula selama pengecoran beton.
Pilar terdiri dari sepasang pancang dan dihubungkan dengan bantalan beton.
Berkaitan dengan pancang yang dipancang disungai atau saluran, Penyedia
jasa harus memilih secara teliti cara dan peralatan yang sesuai agar tetap
pada jalur dan ketinggian yang benar sebagaimana diperlihatkan dalam
gambar.
Puncak pancang harus digabungkan ke dalam bantalan beton dengan
kedalaman yang cukup sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Setelah
penyelesaian pekerjaan, semua bahan yang digunakan bagi pekerjaan
konstruksi, seperti perancah, peralatan kerja sementara dan lain-lain, harus
disingkirkan semuanya agar tidak mengganggu aliran sungai atau saluran.
Penyedia jasa harus memasang dan menyambung semua pipa, 'fitting" dan
"coupling" sesuai dengan jalur dan ketinggian yang dipertihatkan dalam
gambar.
Pada setiap bentang jembatan pipa, pipa harus dipasang dalam bentuk
bekisting lengkung. Besarnya anti lendutan ini harus 1/250 persatuan
panjang bentang dibagian garis tengah bentang sebagaimana diperlihatkan
dalam gambar.
Fixed Type Ring Support" yang ditunjukkan dalam gambar harus dianggap
pendukung berbentuk cincin yang dipasang dibantalan pilar.
Demikian pula dengan baut, angker dan sekrup harus terbuat dari baja yang
memenuhi standard yang sesuai seperti tersebut di atas..
(a)Umum
Semua sambungan yang dilas pada jembatan pipa harus diuji secara
radiografi sebagaimana dinyatakan dibawah ini.
Setalah disetujui oleh Direksi, semua permukaan bagian dalam
(interior), sambungan las, dan permukaan bagian luar (exterior) harus
dicat.
Jika hasil pengujian memperlihatkan kelas dan tingkat lain dari pada
yang disebutkan diatas, Penyedia jasa harus mengelas dan menguji
ulang atas beban biayanya sendiri sampai hasil yang diperoleh diterima
oleh Direksi.
11.2 BAHAN-BAHAN
11.2.1 U m u m
Semua bahan harus baru, tidak cacat dan harus sesuai dengan spesifikasi standard
yang ditetapkan dalam spesifikasi ini.
Semua material yang rusak atau cacat akan ditolak oleh Direksi, dan harus diganti
dengan material yang disetujui atas biaya kontraktor.
Keterlambatan yang mungkin timbul akibat penggantian material tersebut tidak
dapat diiadikan alasan untuk mendapatkan perpanjangan waktu.
Sertifikat pengujian dari pabrik pembuat untuk semua profil baja struktural, pelat,
batang, pipa, profll ringan (cold formed steel), baut dan sabagainya harus
diserahkan kepada Direksi sebelum dilaksanakannya pabrikasi atau pengiriman
bahan ke lapangan.
Bilamana sertifikat pengujian dari pabrik pembuat tidak bisa didapat atau bila
oleh Direksi maka kontraktor harus menyelenggarakan pengujian di laboratorium
Pengujian Bahan yang disetujui oleh Direksi.
Informasi yang didapat dari hasil pengujian harus cukup untuik menyatakan
bahwa barang yang diuji tersebut sesuai dengan spesifikasi standard yang
ditetapkan.
Kontraktor harus memasukkan didalam penawarannya biaya untuk pengujian-
pengujian tersebut.
11.3 PABRIKASI
11.3.1 Bentuk dan Dimensi Profil
Bilamana kontraktor tidak bisa mendapatkan profil-profil baja sebagaimana
ditetapkan dalam gambar-gambar rencana, maka pada saat mengajukan penawaran
kontraktor harus menyerahkan daftar yang berisi besaran-besaran geometris dari
profil-profil pengganti.
Sebelum pabrikasi dilaksanakan, semua pekerjaan baja harus diperiksa ukurannya,
kelurusannya, dan bila dijumpai adanya bengkokan atau distorsi pada materiall
terrsebut, maka cacat-cacat tersebut harus dikoreksi terlebih dahulu dengan cara
sedernikian rupa sehingga tidak merusak baja atau mengurangi kekuatannya.
Hanya ketidak sempurnaan yang kecil boleh diperbaiki dengan cara pemanasan yang
terbebas, selain itu semua perbaikan harus dilaksanakan dengan peralatan mekanis.
11.3.2 Identifikasi Komponen-komponen Konstruksi
Semua batang/komponen konstruksi yang telah selesai dipabrikasi harus
diberi tanda dengan jelas oleh Pabrikator sesuai dengan rencana penandaan
dan sebagairana yang diperlukan untuk memudahkan pemasangan.
11.3.3 Pemotongan
Semua baja lunak dapat dipotong dengan cara menggunting, menggergaji
atau dengan nyala api.
Profil-profll ringan (coldformed section) tidak boleh dipotong dengan alat
potong yang menggunakan nyala api.
Tepi pemotongan harus bebas dari cacat-cacat yang dapat mengganggu
fungsi dari bagian tersebut.
11.3.5 Pengelasan
(a) Standard Pelaksanaan
Kecuali ditetapkan lain, semua las, pengelasan dari pekerjaan-
pekerjaan yang berkaitan dengan pengelasan harus sesuai dengan
persyaratan-persyaratan dari "AISC Specification for the Design,
Fabrication and Erection of Structural Steel for Buildings" terrmasuk
supple ment-nya den "Code for Welding in Building Construction",
AWS D1.0-69 yang dikeluarkan oleh American Welding Society.
Semua prosedur pengelasan dari tukang lasnya harus diuji oleh suatu
latxoratoijum pengujian yang bebas sesuai dengan "AWS Standard
Qualification Procedures" edisi terakhir.
Semua kualifikasi prosedur dari tukang las harus mendapatkan
persetuiuan Direksi. Semua catatan tentang kualifikasi tersebut harus
disimpan oleh kontraktor den harus selalu siap bila diminta oleh
Direksi.
Semua sambungan las yang berada di luar ruangan atau yang ada
kemungkinan tercelup air harus diberi las yang menerus sepanjang
tepi-tepinya yang berhubungan dengan udara luar.
Las-las yang tidak diberi ukuran dalam gambar-gambar rencana harus
diberi ukuran untuk mendapatkan kekuatan-kekuatan penuh dari
komponen terlemah yang disambung.
(b) Persiapan Permukaan Yang Akan di Las
Semua permukaan yang akan dilas harus dipersiapkan menurut
spesifikasi standard dan harus bebas dari kerak, debu, cat, oli, karat
dan lapisan-lapisan lair, pada jarak paling sedikit 10 mm dari
permukaan tersebut.
(c) Kualitas Dari Las
Semua las harus bebas dari kerak, porositas, keropos dan cacat-cacat
lainnya.
Bila terdapat las yang memperiihatkan tanda-tanda di atas maka harus
dipotong dan dilas kembali.
Semua pekerjaan las harus cukup mendapat pegangan selama
pengelasan, dan distorsi harus dijaga seminimum mungkin.
Las-las yang ditolak harus diperbaiki atas biaya kontraktor.
Kecuali ditetapkan lain didalam gambar, semua las tumpul harus
merupakar, las tumpul penetrasi penuh dengan menggunakan
pekerjaan pendahuluan.
Urutan dari pengelasan harus sedemikian rupa untuk memperkecil
distorsi.
(d) Kondisi Untuk Pengelasan
Pengelasan tidak boleh diiaksanakan pada keadaan cuaca yang dapat
mempengaruhi operasi pengelasan. Dengan persetujuan Direksi,
pemanasan pendahuluan boleh dilaksanakan. Semua pengeiasan diatas
tanah harus dilaksanakan dengan menggunakan scaffolding atau
panggung yang cukup kuat. Tangga tidak boleh digunakan sebagai
sarana untuk mencapai tempat pengelasan.
(e) Panjang Las
Las yang berakhir disudut harus diselesaikan dengan
memperpanjangnya di sekitar sudut tersebut dengan jarak nominal 10
mm.
11.4 TOLERANSI
11.4.1 Kelurusan
Suatu batang strukural sebelum dipasang tidak boleh menyimpang dari
kelurusan atau konfigurasi lain yang ditetapkan melebihi dari nilai-nilai
sebagai berikut :
Kolom atau batang tekan lainnya L/1000
Pipa L/600
Pelat B/200
Batang-batang lainnya L/S00
Dimana L adalah panjang akhir batang dan B adalah lebar dari pelat.
11.4.2 Panjang
Panjang dari suatu batang tidak boleh berselisih dari panjang yang telah
ditetapkan dengan melebihi :
a) Kolom dan batang tekan dengan bidang kontak penuh 1 mm.
b) Batang-batang lain dengan panjang maksimum 9 meter 2 mm.
c) Batang-batzng dengan panjang lebih dad 9 meter 3 mm.
11.9 PENGIRIMAN
Direksi harus mendapat cukup waktu untuk pemeriksaan akhir sebelum
pekerjaan baja yang telah selesai dikirim ke lapangan.
Waktu pengiriman ke lapangan harus diatur agar sesuai dengan jadual
pemasangan.
11.10 PEMASANGAN
11.10.1 Umum
Kontraktor harus menyusun rencana pemasangan di lapangan dalam waktu
yang cukup. Kontraktor harus menyediakan tenaga yang terlatih untuk
melaksanakan dan mengatur berbagai fase pekerjaan dan menjamin
keseluruhan operasi pemasangan berada dibawah kontrol dari tenaga ahli
yang cukup berpengalaman.
Pada saat tenaga ahli tersebut tidak berada di lapangan maka ia harus
diwakili oleh staff pengawas yang dalam pelaksanaan pekerjaan pemasangan
dan mengkoordinasikan pekerjaan.
Sebelum pengiriman pekerjaan baja ke lapangan, Kontraktor harus
merryerahkan suatu rencana kerja yang lengkap kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan.
Rencana kerja tersebut hanya memuat :
a) Rincian dari tenaga-tenaga untuk pemasangan
b) Cara pelaksanaan (method of operation)
c) Peralatan yang akan digunakan
d) Program untuk pemasangan alat-alat pengaman/ pelindung seperti
penopang-penopang sementara untuk pengamanan semua tegangan-
tegangan yang timbul sewaktu pemasangan, termasuk yang disebabkan
oleh penggunaan jenis-jenis peralatan tertentu dan pengoperasiannya.
Persetujuan dari Direksi tidak membebaskan kontraktor dari tanggung
jawabnya untuk rancangan-rancangan pekerjaan sementara yang
dibuatnya ataupun dari kewajibannya untuk menjamin bahwa cara
pelaksanaan yang digunakan harus menghasilKan konstruksi yang
eflsien, aman, stabil dan memuaskan.
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk keamanan dan ketepatan
arah dan posisi dari struktur selama pemasangan.
Bilamana suatu peralatan untuk pemasangan harus ditumpu pada suatu
kerangka baja, maka detail-detail yang lengkap dari pembebanannya
harus pula disertakan dalam rencana kerja di atas.
11.10.3 Pengelasan
Pengelasan di lapangan yang telah mendapatkan ijin dari Direksi hanya
boleh dilaksanakan oleh tukang las yang memiliki sertifikat dan telah
mendapat persetujuan serta memenuhi persyaratan-persyaratan untuk itu.
Untuk setiap pekerjaan pengelasan hanya boleh dipakai batang-batang las
yang sesuai baik las busur maupun gas.
Kekuatan tariknya harus sesuai dengan bahan yang akan dilas seperti
ditetapkan spesifikasi AWS untuk batang-batang las dan baja lunak untuk
las busur.
untuk las busur harus diklasiflkasikan berdasarkan sifat-sifat mekanikal
dari bahan las terdeposit, jenis pelapisan, posisi pengelasan dari elektroda-
elektroda dan dari jenis arus.
12.1.1. Umum
Referensi Standart
Untuk pipa dan fitting yang telah dapat dibuat maka Penyedia Jasa
Pengadaan harus melampirkan surat dari pabrik untuk izin penggunaan Sll
/ SNI dan atau ISO Bahan pipa yang ditawarkan dapat berlainan dengan
bahan pipa yang tercantum dalam dokumen lelang ini, dengan syarat
bahwa pipa yang ditawarkan mempunyai kualitas keseluruhan yang
sekurang-kurangnya sama dengan apa yang tercantum dalam dokumen
lelang ini.
Dalam hal bahan pipa yang ditawarkan berbeda dengan apa yang tercantum
dalam dokumen lelang ini, peserta pelelangan harus menyertakan gambar-
gambar detail junction (gambar detail penyambungan pipa) disertai dengan
jumlah dan spesifikasi dari tiap material yang ditawarkan.
Seluruh pipa dan fitting yang ditawarkan harus dapat digunakan di daerah
tropis dengan temperatur air yang mengalir antara 15-35 derajat Celcius
dan pH antara 6 sampai dengan 8.
Seluruh pipa dan fitting pipa akan ditanam didalam tanah kecuali untuk
hal-hal khusus yang membutuhkan lain.
Tekanan kerja dari pipa minimal 100 m kolom air atau 10 kg/cm2 (SNI 06-
0084-1987 dan SNI 03-6419-2000) dan tekanan pengujian minimal 2 (dua)
kali tekanan kerja pipa. Penyedia Jasa Pengadaan harus menyertakan tanda
bukti hasil pemeriksaan tekanan kerja dari pipa/fitting pipa yang
ditawarkan.
Bila dianggap perlu, atas permintaan Direksi Pengawas Penyedia Jasa
Pengadaan harus dilakukan pengujian kekuatan tekanan kerja pipa/fitting
pipa di lapangan pada pipa/fitting pipa yang dikirim ke lapangan atas biaya
Rekanan. Jumlah pipa/fitting pipa yang akan diuji di lapangan akan
ditentukan kemudian oleh Direksi Pengawas.
Bila ternyata hasil pengujian tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi ini,
maka Penyedia Jasa Pengadaan harus menggantinya dengan yang baru
sampai memenuhi persyaratan spesifikasi yang ditentukan
12.1.2.1. Umum
Semua pipa dan alat penyambung harus didisain untuk menerima tekanan
kerja minimum sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg/cm2) kecuali ditentukan lain.
1. Panjang Pipa
Panjang pipa dibuat 4 meter atau kecuali ditentukan lain dalam bentuk
batangan lurus tidak boleh kurang dari persetujuan antara pemasok dan
pengguna barang dengan toleransi 0,05 m.
1. Ketahanan Hidrostatik
Pipa harus memenuhi persyaratan uji hidrostatik yang diberikan
sebagaimana table dibawah ini:
PN 10 75 Kgf/cm
1.Ketebalan Pipa
Bahan baku yang digunakan untuk membuat pipa harus merupakan bahan
baku yang menyatakan layak digunakan untuk air minum yang
dikeluarkan oleh pemasok bahan baku, bebas dari bahan-bahan yang
beracun (termasuk acid and alkali resistance) hal tersebut dibuktikan
dengan Certificate Badan Independen
Pipa dan sambungan terbuat dari jenis material untuk saluran air minum
harus mempunyai anti oksidan, stabilisasi UV dan pigmen.
Bahan bersih yang dikerjakan ulang yang berasal dari pembuatan pipa di
pabrik itu sendiri sesuai dengan spesifikasi ini dapat digunakan jika bahan
tersebut berasal dari bahan yang sama sebagaimana yang digunakan untuk
produksi terkait, bila dilakukan uji sesuai kriteria
Coefficient of Flow ( C )
PIpa harus mempunyai permukaan dalam yang halus dengan nilai koefisien
flow yang baik agar pipa sanggup mengangkut lebih banyak volume air
,dengan nilai tidak kurang dari standart nilai Hanzen-Williams Coefficient
(C )=150,Manning Roughness Coeffisient (n)=0.010 , juga tidak terjadi
pengikisan (Abrasion) yang berarti dalam pemakaian jangka waktu yang
lama (pada pusaran 100.000 Cycle
kurang dari 0,28 mm)
3 90 5,4
4 110 6,6
5 125 7,4
6 160 - 166 8 9,5
7 180 10,7
8 200 - 216 8 - 11,9
9 225 13,4
10 250 - 266 8 - 14,8
12 315 - 317 8,5 - 18,7
14 355 - 368 9 - 21,1
16 400 - 418 9 - 23,7
18 450 - 469 9,5 - 26,7
20 500 - 520 10 - 29,6
24 624 - 630 12 - 37,2
28 710 - 728 14 - 42,1
32 800 - 832 16 - 47,4
36 900 - 936 18 - 53,5
40 1000 - 1040 20 - 59,3
12.1.4.2. Sambungan
Acuan normatif untuk pengujian khusus pipa polietilena adalah SNI 06-
2552-1991 dan ISO 8639-2000 untu pipa GRP tentang metode pengujian
dimensi pipa untuk air minum.