Anda di halaman 1dari 14

Divisi Ruang 14

Alur Pemeriksaan Laboratorium IRJ

- PASIEN POLI
- PASIEN TAMU

LOKET PENDAFTARAN
- SIAPKAN FORMULIR
PENDAFTARAN
- LEMBAR SKP MERAH

PROSES
PENGAMBILAN PEMERIKSAAN
SAMPEL SAMPEL

PENGMBILAN
HASIL DI LAB
PK IRJ
A. Persiapan Pasien
Persiapan pasien meliputi puasa, umur, nama, jenis kelamin, dll.
1. Pemeriksaan Kimia Klinik
Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk pemeriksaan Kimia Klinik :
a) 10-12 jam puasa, fosfolipid (TG, Kolesterol, LDL, HDL)
b) 8-10 jam puasa, gula darah
c) 2 jam puasa (Glukosa 2 JPP)
Pada pemeriksaan Kimia Klinik digunakan tabung Serum Separator Tube (SST) yang
berisikan gel yang berfungsi untuk memisahkandarah dengan serum juga terdapat
activator gel yang berada pada dinding tabung dan berfungsi untuk mempercepat
pembekuan sel darah.
Selain pengambilan darah, pemeriksaan Kimia Klinik juga meliputi pmeriksaan Urin
yaitu Urin sewaktu, urin pagi da urin 24 jam.

2. Pemeriksaan Imunologi
Profil Tiroid (TSH, T3, T4, FT4, TSH3VL), memerlukan puasa 6-8 jam. Untuk
pemeriksaan Imunologi juga digunakan tabung Serum Separate Tube (SST) yang
berisikan gel yang berfungsi untuk memisahkandarah dengan serum juga terdapat
activator gel yang berada pada dinding tabung dan berfungsi untuk mempercepat
pembekuan sel darah.

3. Pemeriksaan Hematologi
Untuk pemeriksaan Hematologi meliputi Faal Hemostatis, Darah Lengkap, Laju
Endap darah dan Evaluasi Hapusan Darah Tepi. Untuk pemeriksaan Faal Hemostatis
meliputi PTT (masa Protombin Plasma), APTT ( masa Tromboplastin Parsial
Teraktivasi), Fibrinogen (Fbg) dan parameter lainnya.
Pada pemeriksaan Hematologi khususnya pemeriksaan Faal Hemostatis digunakan
tabung tutup biru yang mengandung antikoagulan Natrium Sitrat 3,8 % atau 3,2 %.
Sedangkan untuk peemeriksaan Darah Lengkap digunakan tabung tutup ungu yang
mengandung antikoagulan EDTA ( Ethylene Diamine Tetraacetic Acid).
B. Persiapan Alat :
Alat alat yang digunakan untuk melakukan pengambilan darah baik pengambilan darah
vena maupun darah kapiler adalah sebagai berikut:
1. APD (handscoon, masker dan jas laboratorium)
2. Autoklik
3. Flashback needle
4. Holder
5. Kapas alkohol
6. Kapas kering
7. Lanset darah
8. Plester luka
9. Spuit (3 ml dan 5 ml)
10. Tabung vacuntainer (sesuai jenis pemeriksaan)
11. Tourniquet

C. SOP Cara Pengambilan Sampel Darah Vena (Vena Punctie) Dengan Vacutainer.
1. Pengertian
Suatu cara pengambilan darah vena yang diambil dari vena dalam fossa cubiti,
vena saphena magna / vena supervisial lain yang cukup besar untuk mendapatkan
sampel darah yang baik dan respresentative dengan menggunakan tabung vacutainer.
2. Tujuan
a. Untuk mendapatkan sampl darah vena yang baik dan memenuhi syarat untuk
dilakukan pemeriksaan.
b. Untuk menurunkan resiko kontaminasi dengan darah (infeksi, needle stick injury)
akibat vena punctie bagi petugas maupun penderita.
c. Untuk petunjuk bagi setiap petugas yang melakukan pengambilan darah
(Phlebotomy).

3. Prosedur
No. Prosedur Rasional
1. Lakukan penjelasan kepada penderita Mengurangi rasa cemas dan
tentang apa yang dilakukan terhadap menignkatkan kerjasama. Mencegah
pasien, kerjasama pasien, sensasi hiperventilasi ansietas, yang
yang dirasakan pasien, dsb). menimbulkan perubahan sementara
pada gas darah.
2. Cari vena yang akan ditusuk Meningkatkan kemudahan insersi
(superficial, cukup besar, lurus, tidak jarum.
ada peradangan, tidak diinfus). Memungkinkan perawat menempatkan
jarum menjadi parallel dengan
vena,sehingga saat vena dipungsi,
resiko menusuk vena sampai tembus
keluar berkurang.
Vena yang diinfus harus dihindari
karena meningktakan risiko
bercampurnya cairan infuse dengan
sampel darah yang akan diambil yang
dapat mengakibatkan hasil test tidak
valid
3 Letakan tangan lurus serta
ekstensikan dengan bantuan tangan
kiri operator atau diganjal dengan
telapak menghadap ke atas sambil
mengepal
4. lhgvcdfv
D. Persyaratan Spesimen
Spesimen yang akan diperiksa laboratorium haruslah memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
1. Jenisnya sesuai dengan jenis pemeriksaan.
2. Volume mencukupi.
3. Kondisi baik : tidak lisis, segar / tidak kadaluarsa, tidak berubah warna, tidak berubah
bentuk, steril (untuk kultur kuman).
4. Pemakaian antikoagulan atau pengawet yang tepat.
5. Ditampung dalam wadah yang memenuhi syarat.
6. Identitas benar sesuai dengan data pasien.
7. Sebelum pemeriksan spesimen, periksa form permintan laboratorium atau joblist.
Identitas pasien harus ditulis dengan benar dan sesuai (nama, umur, jenis kelamin,
nomor rekamedis, dsb) disertai diagnosis atau keterangan klinis. Periksa apakah
identitas telah ditulis dengan benar sesuai dengan pasien yang akan diambil spesimen
atau sampelnya.
Tanyakan pada pasien persiapam yang telah dilakukan misalnya puasa. Tanyakan
juga mengenai obat- obatan yangdikonsumsi,minum alkohol, merokok, dsb. Catat apabila
pasien telah mengkonsumsi obat obatan tertentu, monim alkohol, merokok, pasca
transfusi, dsb. Catatan ii harus disertakan pada lembar hasil laboratorium.

E. Peralatan
Peralatan yang digunakan harus emenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Bersih, kering.
2. Tidak mengandung deterjen atau bahan kimia.
3. Terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat zat dalam spesimen .
4. Sekali pakai (disposable).
5. Steril
6. Tidak retak, atau pecah, mudah dibuka dan ditutp rapat, ukuran sesuai dengan volume
spesimen.

F. Antikoagulan
Antikoagulan adalah bahan kimia yang diguakan untuk mencegah pembekuan
darah. Jenis antikoagulan yang dipergunakan harus disesuaikan dengan jenis pemeriksaan
yang diminta. Volume darah yang ditambahkan juga harus tepat.

G. Pemilihan Lokasi Pengambilan Spesimen.


Tentukan lokasi pengambilan spesimen sesuai dengan jenis spesimen yang
diperlukan, seperti :
1. Darah vena umumnya diambil dari vena lengan (median cubiti, vena cephalic, atau
vena basilica). Tempat pengambilan tidak boleh pada jalur infus atau transfusi, bekas
luka, hematoma, oedema, canula, fistula.
2. Darah arteri umumnya diambil dari arteri radialis (pergelangan tangan), arteri
bachialis (lengan), atau arteri femoralis (lipat paha).
3. Darah kapiler umumnya diambil dari ujung jari tengah atau jari manis tangan bagian
tepi atau pada daerah tumit 1/3 bagian tepi telapak kaki pada bayi. Tempat yang
dipilih ntuk pengambilan tidak boleh memperlihatkan gangguan peredaran darah
seperti sianosis atau pucat.

H. Idntifikasi Spesimen
Pemberian identitas pasien atau spesimen adalah tahapan yang harus dilakukan
karena merupakan hal yang sangat penting. Pemberian identitas melputi pengesian
formulir permintaan pemeriksaan laboratorium dan pemberian label pada wadah
spesimen. Keduanya harus cocok dan sama. Pemberian identitas ini setidaknya memuat
nama pasien, nomor ID atau nomor rekam medis, serta tanggal pengambilan. Kesalahan
pemberian identitas sangat merugikan.
Untuk spesimen beresiko tinggi (HIV dan Hepatitis) sebaiknya disertai tanda
khusus pada label dan formulir permintaan laboratorium, misalnya sampel pasien HIV
diberi tanda A.

I.
LABORATORIUM RUANG 14
PENGAMBILAN DARAH
PROSEDUR

TETAP
Tujuan Mendapatkan bahan atau sampel yang layak untuk diperiksa.

Pengertian Pengambilan darah adalah suatu cara pengambilan darah vena yang
diambil dari pembuluh darah vena umtuk mendapatkan sampel
darah yng baik dengan menggunakan metode vacum.
Ruang Lingkup RSUD Dr. Soetomo, Surabaya. Laboratorium Ruang 14
Acuan 1. Mengacu pada SOP yang berlaku
Prosedur a. Pra Analitik.
1. Mencuci tangan dan menggunakan APD (Alat Pelindung
Diri) yang lengkap.
2. Disiapkan alat seperti jarum, kapas alkohol, torniquet,
holder, plester, dan tabung (tabung vacum berwarna biru,
kuning, ungu).
3. Persiapan pasien dan mencocokkan identitas pasien yang
sesuai dengan joblist dan barcode.
4. Kemudian barcode ditempel pada joblist, buku
administrasi dan tabung sesuai jenis pemeriksaan yang
tertera pada joblist.
5. Menjelaskan prosedur pada pasien.
6. Meletakkan tangan pasien secara lurus diatas meja
sampling serta ekstensikan dengan telapak menghadap
keatas sambil tangan pasien dikepal.
7. Tentukan vena yang akan diambil darahnya (superfisial,
cukup besar, tidak ada peradangan dan tidak dalam keadaan
diinfus).
8. Lakukan pembendungan pada daerah proksimal kira
kira 3 -4 jari dari tempat penusukan agar vena tampak lebih
jelas.
9. Lokasi penusukan didesinfeksi dengan kapas alkohol 70%
dengan cara berputar dari dalam keluar.
10. Pasang jarum flashback pada holder, pastikan
sudah terkancing rapat.
11. Lakukan penusukan pada vena dengan jarum
menghadap keatas dengan sudut 30 450 terhadap kulit.
12. Ambil tabung vacum yang sesuai dengan jenis
pemeriksaan secara berurutan (tidak dilakukan penusukan
lebih dari satu kali), homogenkan tabug yang perlu
dihomogenkan.
13. Lepaskan torniquit dan minta pasien membuka
kepalan tangannya.
14. Cabut tabung terakhir dari jarum, lalu letakkan
kapas kering diatas tempat tusukkan dan tarik jarum dari
tempat tusukkan.
15. Kapas ditekan beberapa saat lalu diplester pada
daerah punusukkan tersebut.
16. Sampel dikirim melalui Aerocom ke ruangan
Patologi Klinik.
LABORATORIUM RUANG 14
POCT
PROSEDUR

TETAP
Tujuan Untuk mempermudah pengambilan sampel (karena hanya
membutuhkan sampel yang sedikit) dan memperoleh hasil pada
periode waktu yang sangat cepat atau dekat dengan lokasi sehingga
perencanaan pengobatan dapat dilakukan sesuai kebutuhan sebelum
pasien meninggalkan ruangan.
Pengertian Point Of Care Testing (POCT) atau disebut juga Bedside test
didefenisikan sebagai pemeriksaan sederhana dengan menggunakan
sampel dalam jumlah sedikit dan dapat dilakukan langsung maupun
tidak langsung.
Ruang Lingkup RSUD Dr. Soetomo, Surabaya. Laboratorium Ruang 14
Acuan Mengacu pada SOP yang berlaku

Prosedur a. Pra Analitik


1. Mencuci tangan dan menggunakan APD (Alat
Pelindung Diri) yang lengkap.
2. Disiapkan alat seperti blood lancet, autoklik, kapas
alkohol, strip glukosa dan alat POCT (alat dicas sebelum
pemeriksaan dan di running selama 30 menit sebelum
pemeriksaan).
3. Persiapan pasien dan mencocokkan identitas
pasien yang sesuai dengan joblist dan barcode.
4. Kemudian barcode ditempel pada joblist dan buku
administrasi.
5. Menjelaskan prosedur pada pasien.

b. Analitik
1. Tentukkan jenis pemeriksaan pada alat POCT
kemudian tekan OK.
2. Barcode discan menggunakan alat lalu tekan ok
hingga muncul perintah untuk memasang strip,
3. Desinfeksi ujung jari pasien menggunakan kapas
alkohol. Sambil dipijit jari tersebut.
4. Strip dipasang pada alat POCT.
5. Jari tersebut ditekan lalu Ujung jari yang sudah
didesinfeksi ditusuk menggunakan autoklik.
6. Buang tetesan pertama, lalu tetesan berikutnya
ditetesi pada strip dengan segera.
7. Lalu tunggu 6 detik maka hasil akan muncul pada
monitor.
c. Pasca Analitik
Pelaporan hasil ditulis pada joblisr dan buku registrasi. Alat
tersebut sudah di setting, dan secara otomatis ada pada
komputer penanggunjawab.

Anda mungkin juga menyukai