Anda di halaman 1dari 6

PR

1. Diagnosis Banding nyeri dada


Angina pektoris
Lokasi di retrostrenum atau seluas dada anterior, kadang menjalar ke bahu,
lengan, leher, rahang bawah, atau abdomen atas.
Sifat nyerinya menekan, seperti diremas, sesak, berat, terkadang terasa seperti
terbakar.
Tingkat keparahan ringan sampai sedang, kadang terasa ketidaknyamanan
bukan nyeri.
Biasanya 1-3 menit namun dapat mencapai 10 menit; episode memanjang
sampai 20 menit.
Kadang disertai dipsnea, mual, bengkak

Infark miokardium
Lokasi sama seperti angina yaitu pada retrostrenum atau seluas dada anterior,
kadang menjalar ke bahu, lengan, leher, rahang bawah, atau abdomen atas.
Biasanya tidak selalu dirasakan sebagai nyeri hebat
Durasi nyeri bisa 20 menit sampai beberapa jam.
Gejala terkait berhubungan dengan mual, muntah, berkeringat, kelemahan.

Pleuritis
Umumnya pleuritis terjadi mendadak, tapi dapat pula timbul secara bertahap. Nyeri
timbul pada tempat peradangan dan biasanya tempat peradangan dapat diketahui
dengan tepat. Nyeri seperti teriris-iris dan tajam, diperberat dengan batuk, bersin dan
napas yang dalam, sehingga pasien sering bernapas cepat dan dangkal, serta
menghindar gerakan-gerakan yang tidak diperlukan. Nyeri dapat sedikit diredakan
dengan menekan daerah yang terkena peradangan tersebut. Penyebab utama nyeri
pleuritik ini adalah infeksi paru atau infark, meskipun keadaan seperti itu juga dapat
diderita tanpa timbulnya nyeri.

Perikarditis
Lokasi di prekardium, dapat menjalar sampai ke bagian ujung bahu dan leher.
Sifat nyerinya tajam, seperti ditusuk pisau
Biasanya sering dirasakan nyeri hebat
Waktun persisten
Gejala bergantung pada penyakit yang mendasarinya; berkurang dengan
membungkuk

Diseksi aneurisma aortik


Lokasi di dada anterior, menjalar sampai ke leher,punggung atau abdomen
Nyeri seperti dirobek dan digores
Nyeri dirasakan sangat hebat
Awitan tiba-tiba, puncak lebih dini, nyeri menetap selama beberapa jam atau
lebih
Gejala penyerta, sinkope, hemiplegia, paraplegia terkait

Trakeobronkitis
Strenum atas atau pada kedua sisi strenum
Nyeri seperti terbakar
Keparahan ringan sampai sedang
Waktu bervariasi
Batuk terkait

Nyeri pleura
Dinding dada menjadi tempat jadinya proses penyakit
Sifat nyeri tajam seperti tertusuk pisau
Sering hebat
Waktu persisten
Gejala bergantung pada penyakit yang mendasarinya

Refleks esofagitis
Lokasi retrosternum, dapat menjalar kepunggu
Ringan sampai berat
Waktu bervariasi
Terkait dengan regurgitasi, disfagia
Spasme esofagus difus
Lokasi retrosternum, dapat menyebar kepunggung, lengan, dan rahang
Biasanya seperti diremas-remas
Ringan sampai berat
Waktu bervariasi
Terkait dengan disfagia

Nyeri dinding dada


Lokasi sering dibawah payudara kiri atau sepanjang kartilago kostal; juga
ditempat lain
Nyeri seperti ditikam, ditusuk atau tumpul, sangat sakit
Keparahan bervariasi
Cepat hilang dalam beberapa jam atau beberapa hari
Sering kali disertai nyeri tekan lokal

2. Suhu
Suhu oral, rata-rata, biasanya 370C, sangat berfluktuasi dari dini hari sampai
petang atau malam hari.
Suhu rektal lebih tinggi diandingkan suhu oral sekitar 0,4 sampai 0,50C, tetapi
perbedaan ini juga bervariasi.
Suhu aksila, lebih rendah dibandingkan suhun oral yaitu sekitar 10C, tetapi
memerlukan waktu sekitar 5 sampai 10 menit untuk menunggu hasilnya dan
diyakini kurang akurat bila dibandingkan cara lain.
Suhu membran timpanik, metode pengukuran suhu inti tubuh ini menunjukkan
suhu tubuh yang lebih tinggi dibandingkan suhu oral normal, perbedaannya
sekitar 0,80C. Cara mengukurnya yaitu posisikan ujung termometer didalam
lubang telinga (kanalis auditorius eksternal), dan pastikan tidak ada serumen.
Tunggu 2-3 detik sampai tampak angka digital suhu.

3. Pemeriksaan JVP
Identifikasi pulsasi vena jugularis dan titik tertingginya dileher.
Kepala tempat tidur harus mulai ditinggikan dengan sudut 300C; sesuaikan
sudut tempat tidur dengan kebutuhan
Ukur tekanan vena jugularis, jarak vertikal antara titik tertinggi dan sudut
sternum, normalnya < 3-4 cm. Tekanan vena yang diukur melebihi 3 cm atau
mungkin 4 cm diatas angulus sterni atau yang melebihi jarak total 8 cm atau 9
cm diatas atrium kanan, dianggap sebagai kenaikan diatas nilai yang normal.
Peningkatan JVP pada gagal jantung sisi kanan; penurunan JVP pada
hipovolemia akibat dehidrasi atau perdarahan gastrointestinal.

4. Kriteria RVH dan LVH


Kriteria RVH
Amplitudo gelombang P meningkat, gelombang P yang beramplitudo melebihi
2,5 mm disadapan inferior (gelombang P tertinggi tidak lagi terlihat di sadapan
II tetapi di aVF atau III)
Tidak ada durasi perubahan gelombang P
Kemungkinan deviasi aksis gelombang P ke kanan
Kriteria LVH
Gelombang R di V5 dan V6 dijumlahkan dengan gelombang S di V1 atau V2
melebihi 35 mm
Gelombang R di aVL melebihi 13 mm
Deviasi aksis kiri melebihi -150
Kelainan repolarisasi sekunder meliputi depresi segmen ST tang melandai ke
bawah dan inversi gelombang T yang asimetris

5. Lokasi auskultasi jantung


Daerah katup aorta : pada ruang sela iga ke 2 kanan didekat tulang sternum
Daerah katup pulmonal : pada ruang sela iga ke 2 kiri ditepi kiri sternum
Daerah katup trikuspid : pada ruang sela iga ke 4 atau ke 5 kiri ditepi kiri
sternum
Daerah katup mitral : pada daerah apeks kordis

6. Clubbing finger
Pada clubbing finger (jari tabuh), falang distal setiap jari tangan terlihat bulat dan
membesar seperti gada. Lempeng kuku menjadi lebih cembung, dan sudut antara
lempeng tersebut dan lipatan kuku proksimal meningkat hingga 1800 atau lebih.
Ketika dipalpasi, lipatan kuku proksimal terasa seperti busa atau mengambang.
Penyebab jari tabuh bermacam-macam dan meliputi hipoksia kronis karena penyakit
jantung atau kanker paru serta sirosis hepatis.

7. Gelombang P pulmonal dan P mitral pada EKG


Gelombang P pulmonale, merupakan gambaran klasik pembesaran atrium
kanan yang diperlihatkan di sadapan II dan V1, dan disebut P pulmonale
karena sering disebabkan oleh penyakit paru berat.
Gelombang P mitral, gambaran pembesaran atrium kiri di EKG karena
penyakit katup mitral merupakan penyebab umum pembesaran atrium kiri.

8. Pemeriksaan diff count apa saja dan intepretasinya


a. Pemeriksaan basofil, eosinofil, netrofil batang, netrofil segmen, limfosit, monosit
- Basofil : 0-1 %
- Eosinofil :13%
- Neutrofil batang :26%
- Neutrofil segmen : 50 70 %
- Limfosit : 20 40 %
- Monosit :28%

b. Intepretasi
Shift to left atau peningkatan bands (sel belum dewasa) terjadi ketika neurofil l
muda dilepaskan kedalam sirkulasi. Hal ini disebabkan oleh infeksi, obat
kemoterapi, gangguan produksi sel (leukemia) atau perdarahan.
Shift of the right atau peningkatan segment (sel dewasa) terjadi pada penyakit
hati, anemia megalobastik karena kekurangan B12 dan asam folat, hemolisis,
kerusakan jaringan, operasi, obat (kortikosteroid)

9. Pemeriksaan darah rutin: Hemoglobin, leukosit, trombosit, diff count


10. Sediaan obat Clopidogrel
Clopidogrel tablet sediaan 75 mg, 100 mg

11. Faktor resiko kardivaskuler


Riwayat keluarga penyakit jantung koroner prematur (pada usia <55 tahun
bagi keluarga pria garis keturunan pertama dan <65 tahun bagi keluarga
wanita keturunan pertama)
Kebiasaan merokok, meningkatkan resiko penyakit jantung koroner dua
hingga empat kali lipat
Penyakit hipertensi, jika tekanan darahnya lebih dari 140/90nmmHg
Dislipidemia
Usia, yaitu pria berusia 45 tahun atau lebih dan wanita berusia 55 tahun atau
lebih
Obesitas, atau IMT lebih dari 30
Inaktivitas fisik

Anda mungkin juga menyukai