Anda di halaman 1dari 3

Bab III

Kesimpulan

Batuk merupakan refleks fisiologis kompleks yang melindungi paru dari


trauma mekanik, kimia dan suhu dengan cara ekspirasi yang keras. Batuk juga
merupakan mekanisme pertahanan paru yang alamiah untuk menjaga agar jalan
nafas tetap bersih dan terbuka dengan cara mencegah masuknya benda asing ke
saluran nafas dan mengeluarkan benda asing atau sekret yang abnormal dari
dalam saluran nafas.
Batuk dapat menyebabkan perasaan tidak nyaman, gangguan tidur,
mempengaruhi aktivitas sehari-hari dan menurunkan kualitas hidup. Terutama
batuk yang disertai darah merupakan salah satu gejala yang penting pada penyakit
paru. Oleh karena batuk darah mempunyai potensi untuk terjadi kegawatan akibat
perdarahan yang terjadi, bila tidak segera ditangani secara tepat dan intensif, batuk
darah yang masif akan menyebabkan angka kematian yang tinggi.
Batuk darah ini harus segera ditangani dan dicari penyakit yang
mendasarinya dengan cepat dan tepat. Penegakan diagnosis dapat dilakukan
dengan anamnesis yang cermat, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang.
Pengobatan simptomatik diberikan apabila penyebab batuk tidak dapat
ditentukan dengan tepat, bila batuk tidak berfungsi dengan baik atau sangat
mengganggu serta dikhawatirkan akan menimbulkan komplikasi.

3
Daftar Pustaka

1. Chung K F, Pavord ID (April 2008). Prevalence, pathogenesis, and causes of


chronic cough. Lancet 371 (9621): 136474.
2. Fauci AS, Braundwald E, Kasper DL, Hauser SL, Longo DL, Jameson JL,
Loscalzo J, et al. Harrisons Principles of Internal Medicine, 17th ed. New
York: McGraw-Hill Medical;2008
3. Goldman L, Schafer AI, eds. Cecil Medicine. 24th ed. Philadelphia, Pa:
Saunders Elsevier; 2011
4. Guyton AC, Hall JE. 2008 Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 11th ed.
Jakarta:ECG.
5. Afief, Nirwan. 2009 Kegawatdaruratan Paru. Jakarta: Departemen
Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FK UI.
6. Pitoyo CW. 2011. Hemoptisis. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I,
Simadibrata M, Setiati S, penyunting. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid II,
edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitas Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
7. Tabrani, Rab. 2010. Ilmu Penyakit Paru. Jakarta:TIM.
8. Moxham. Symptoms And Sign in Respiratory Disease. Medicine Internat. Par
East Ed. 1991. 4(14) : 3644 3649
9. Yusuf I. Manifestasi Klinis Penyakit Paru. Dalam Ilmu Penyakit Dalam.
Soeparman. Waspadji, editor. BP-FKUI Jakarta. 1987. p. 688
10. Alsagaff,Hood dkk. Buku Ajar Ilmu penyakit Paru . GRAMIK FK UNAIR.
2004 : 59-73
11. Aditama T Y. Patofisiologi Batuk. Bagian Pulmonologi FK UI, Unit Paru RS
Persahabatan, Jakarta. 1993; h: 5 7.
12. McCool F D. Global Physiology and Pathophysiology of Cough. CHEST
January 2006 vol. 129 no. 1 suppl 48S-53S
13. Culotta R, Taylor D. Diseases of the pleura. In: Ali J, Summer WR, Levitzky
MG, eds Pulmonary Pathophysiology 2nd ed. Newyork: Lange Medical
Books/McGrawhill; 2005; 194-212.

4
14. Crofton SJ. Douglas A.Respiratory Diseasses. 3rded. Balckwell Scientific
Publications. Oxford. 1983. P.770 771
15. Ward JPT, Ward J, Leach RM, Wiener CM. Tuberkulosis Paru, Sistem
Pernapasan at a Glance. Jakarta:Erlangga;2008 hal 80-1.
16. Snell, SS. Thoraks dalam Buku Anatomi Klinik. Jakarta: EGC;2009 hal94-5
17. Amirana, et al. An Aggressive Surgical approach to Significant hemoptysis in
Patients with Pulmonary Tuberculosis Am Rev Respir Dis. 1968. (97) : 187
192
18. Soeroso HL. Susilo H. Parhussip RS. Sumari. Usman.Hemoptisis Masif.
Cermin Dunia Kedokteran. 1992. (80) : 90 94
19. American Thoracic society. The Management of hemoptysis. A Statement by
the committee on Therapy, Am rev Respir Dis. 1996. (93) : 471 474
20. Yunus F, Penatalaksanaan Batuk Dalam Praktek Sehari-hari, dalam Cermin
Dunia Kedokteran no 84, Jakarta. 1993; h: 13-18.
21. Woodley M. Whelan A. Pedoman Pengobatan. (Manual of Medical
Therapeutics). Andi offset. Yogyakarta. 1995. p. 326 327
22. Rab T. Prinsip Gawat Paru. ed.2. EGC. Jakarta. 1996. p. 185 201
23. Purwandianto A. Sampurna B. Kedaruratan Medik. ed. 3. Bina Rupa Aksara.
Jakarta. p.19 20
24. Woodley M. Whelan A.Pedoman Pengobatan. (Manual of Medical
Therapeutics). Andi offset. Yogyakarta. 1995. p. 326 327
25. Hariadi,Slamet dkk. Dasar-dasar Diagnostik Fisik Paru. Departemen Ilmu
Penyakit Paru Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. 2008 : 7-8
26. Bidwell, Jacob. Hemoptysis : diagnosis and treatment . Available at :
http://www.aafp.org/afp/2005/1001/p1253.html
27. Kritek PA, Fanta CH. Cough and Hemoptysis. In: Harrisons Principles of
Internal Medicine, 18Ed. Fauci, AS, Braunwald E, Kasper DL, Hauser SL,
Longo J, Jameson L, Loscalzo J. McGraw-Hill; 2012 hal 282-6
28. Sluiter HJ, Leerboek Long Ziekten. Van Gorkom, Assen/Maastricht. 1985

Anda mungkin juga menyukai