A. KONSEP PENYAKIT
1. Definsi
Diare adalah Infeksi saluran pencernaan di sebabkan oleh berbagai
enteropatogen, termasuk bakteria, virus, dan parasit (Kliegman, 2012).
2. Etiologi
Etiologi dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu:
1. Faktor infeksi
a. Infeksi enteral, yaitu infeksi pada saluran pencernaan dan merupakan
penyebab utama diare pada anak, meliputi:
1) Infeksi Bakteri : E.Coli, Salmonella, Shigella SPP, Vibrio Cholera
2) Infeksi Virus : Enterovirus, Protozoa, Adenovirus
1
2
3. Manifestasi Klinik
Menurut Suriadi (2001), Manifestasi klinis diare yaitu:
1. Nyeri perut ( abdominal discomfort )
2. Rasa perih di ulu hati, Rasa panas di dada dan perut
3. Mual, kadang-kadang sampai muntah
4. Nafsu makan berkurang/anorexia
5. Rasa lekas kenyang
6. Perut kembung
7. Menurun atau tidak ada pengeluaran urin ( oliguria dan anuria)
8. Regurgitasi ( keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba )
9. Diare
10. Demam / suhu tubuh biasanya meningkat
11. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi: turgor kulit jelek (elastisitas kulit
menurun, ubun - ubun dan mata cekung, membran mukosa mulut dan
bibir kering)
12. Lemah, pucat, kehausan
13. Perubahan tanda tanda vital: nadi dan pernafas cepat
14. Anus dan daerah sekitarnya lecet karena sering diare
Adapun tanda dan gejala dehidrasi yang lebih spesifik dibagi menjadi 3
bagian Yaitu :
1. Dehidrasi ringan
a. Diare: bab kurang dari 4 kali sehari
b. Muntah sedikit, rasa haus normal
c. Denyut nadi normal, atau meningkat
d. Membran mukosa kering
e. Berat badan turun : anak 3% dan bayi 5%
3
4. Komplikasi
Menurut SPM Kesehatan Anak IDAI (2004) dan SPM Kesehatan
Anak RSUD Wates (2001), Komplikasi Diare yaitu:
a) Kehilangan air dan elektrolit : dehidrasi, asidosis metabolic
b) Syok
c) Kejang
d) Sepsis
e) Gagal Ginjal Akut
f) Ileus Paralitik
g) Malnutrisi
h) Gangguan tumbuh kembang
permiabel dari pada anak besar. Diare dapat disebabkan karena proses
patologik. Organisme masuk pada mukosa epitel, berkembang biak pada
usus dan menempel pada mukosa usus serta melepaskan enterotoksin yang
menstimulasi cairan dan elektrolit keluar dari sel mukosa. Infeksi virus ini
menyebabkan destruksi pada mukosa sel dari vili usus halus yang dapat
menyebabkan penurunan kapasitas absorbs cairan elektrolit.
Interaksi antara toksin dan epitel, usus menstimulans enzim
adenilsiklase dalam membran sel dan mengubah cyclic AMP yang
menyebabkan peningkatan sekresi air dan elektrolit. Proses ini disebut
diare sekretorik. Pada proses invasi dan pengrusakan mukosa usus,
organisme menyerang enterocytes (sel dalam epitelium) sehingga
menyebabkan peradangan dan kerusakan pada mukosa usus. Pada
pemeriksaan histologi, bakteri dapat menyebabkan ulserasi superfisial
pada usus dan dapat berkembang biak di sel epitel. Sedangkan bila bakteri
menembus dinding usus melalui plague peyeri di ileum maka akan diikuti
dengan multiplikasi organisme intraselular dan organisme mencapai
sirkulasi sistemik.
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah:
a. Gangguan osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat yang
tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam
rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit kedalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan
akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul
diare.
b. Gangguan sekresi, akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin)
pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi, air dan
elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena
terdapat peningkatan isi rongga usus.
c. Gangguan motoilitas usus. Hiperperistaltik akan mengakibatkan
berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan,
sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun
akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya timbul
diare. (Price & Wilson 2015)
5
Pathways
Peningkatan percepatan kontak antara makanan dan air dengan mukosa usus
MK 1 : Diare
Meninggal MK.5
Hipertermi
(1995) 6
6. Penatalaksanaan
Menurut Kemenkes RI (2011), prinsip tatalaksana diare pada balita
adalah LINTAS DIARE (Lima Langkah Tuntaskan Diare), yang didukung
oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia dengan rekomendasi WHO. Rehidrasi
bukan satu-satunya cara untuk mengatasi diare tetapi memperbaiki
kondisi usus serta mempercepat penyembuhan/ menghentikan diare dan
mencegah anak kekurangan gizi akibat diare juga menjadi cara untuk
mengobati diare. Adapun program LINTAS Diare (Lima Langkah
Tuntaskan Diare) yaitu:
1. Berikan Oralit
Untuk mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari
rumah tangga dengan memberikan oralit osmolaritas rendah, dan bila
tidak tersedia berikan cairan rumah tangga seperti air tajin, kuah sayur,
air matang. Oralit saat ini yang beredar di pasaran sudah oralit yang
baru dengan osmolaritas yang rendah, yang dapat mengurangi rasa mual
dan muntah. Oralit merupakan cairan yang terbaik bagi penderita diare
untuk mengganti cairan yang hilang. Bila penderita tidak bisa minum
harus segera di bawa ke sarana kesehatan untuk mendapat pertolongan
cairan melalui infus.
Derajat dehidrasi dibagi dalm 3 klasifikasi :
a. Diare tanpa dehidrasi
Tanda diare tanpa dehidrasi, bila terdapat 2 tanda di bawah
ini atau lebih :
Keadaan Umum : baik
Mata : Normal
Rasa haus : Normal, minum biasa
Turgor kulit : kembali cepat
Dosis oralit bagi penderita diare tanpa dehidrasi sbb :
Umur < 1 tahun : - gelas setiap kali anak diare
Umur 1 4 tahun : - 1 gelas setiap kali anak diare
Umur diatas 5 tahun : 1 - 1 gelas setiap kali anak diare
b. Rencana Pengobatan B
10
c. Rencana Pengobatan C
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Riwayat
3. Riwayat Nutrisi
b. Pola Gordon
c. Pola eleminasi
c. Pemeriksaan Fisik
7) Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tensi
menurun pada diare sedang.
d. Pemeriksaan Penunjang
13
2. Diagnosa Keperawatan
3. Perencanaan Keperawatan (tujuan, kriteria hasil, dan tindakan keperawatan menggunakan pendekatan NOC dan NIC)
- Mempertahankan turgor kulit - Hubungi dokter jika ada kenaikan bising usus
- Instruksikan pasien untuk makan rendah serat,
tinggi protein dan tinggi kalori jika
memungkinkan
- Instruksikan untuk menghindari laksative
- Monitor persiapan makanan yang aman
Kriteria Hasil : - Kaji kebutuhan klien akan alat bantu untuk ADL.
- Adanya peningkatan berat badan - Bantu klien dalam pemenuhan ADL sampai
- Berat badan idealsesuai dengan - Ajarkan dan pada klien cara perawatan diri mandiri
menggigil
Temperatur Regulation
- Monitor suhu minimal tiap 2 jam
- Rencanakan monitoring suhu secara kontinyu
- Monitor TD, nadi, dan RR
- Monitor warna dan suhu kulit
- Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi
- Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
- Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya
kehangatan tubuh
- Ajarkan pada pasien cara mencegah keletihan
akibat panas
- Diskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu
dan kemungkinan efek negatif dari kedinginan
- Beritahukan tentang indikasi terjadinya keletihan
dan penanganan emergency yang diperlukan
- Ajarkan indikasi dari hipotermi dan penanganan
yang diperlukan
- Berikan anti piretik jika perlu
Vital Sign Monitoring
- Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
19
4. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan langkah akhir dalam proses
keperawatan. Evaluasi keperawatan adalah kegiatan yang di sengaja dan
terus-menerus dengan melibatkan Pasien, perawat, dan anggota tim
kesehatan lainnya. Dalam hal ini diperlukan pengetahuan tentang
kesehatan, patofisiologi, dan strategi evaluasi. Tujuan evaluasi
keperawatan adalah untuk menilai apakah tujuan dalam rencana
keperawatan tercapai atau tidak dan untuk melakukan pengkajian ulang.
22
DAFTAR PUSTAKA
Komite Medis RS. Dr. Sardjito. 2005. Standar Pelayanan Medis RS DR.
Sardjito. Yogyakarta: MEDIKA Fakultas Kedokteran Universitas
Gadjah Mada.
Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid I.
Jakarta: Media Aesculapius.
Purwo Sudarmo S., Gama H., Hadinegoro S. 2002. Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Anak: Infeksi dan Penyakit Tropis. Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Sudoyo, Aru, dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Departemen
Ilmu Penyakit Dalam FK UI.
Suriadi, dkk. 2001. Asuhan Keperawatan pada Anak. Jakarta: PT. Fajar.
Suriadi, Yuliani, Rita. 2010. Asuhan Keperawatan pada Anak Edisi 2. Jakarta :
CV. Sagung Seto.
The Ohio State University Medical Center. 2006. Diarrhea. Diakses pada
www.healthinfotranslations.com.
Whaley & Wong, 2015, Nursing Care of Infants and Children, fifth edition,
Clarinda company, USA.