Anda di halaman 1dari 2

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
PEMINATAN EPIDEMIOLOGI DAN PENYAKIT TROPIK
2017

ABSTRAK
DIAN SUTRISNI
GAMBARAN KEJADIAN DISFUNGSI SEKSUAL PADA WANITA PENDERITA
DIABETES MELLITUS
(Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Tlogosari Kulon Kota Semarang)
xvii + 82 halaman + 20 tabel+ 3 gambar+ 8 Lampiran

Disfungsi seksual adalah gangguan baik dalam hal hasrat untuk mendapatkan
kepuasan seksual maupun dalam hal kemampuan mencapai kepuasan seksual.
Disfungsi Seksual ditandai dengan adanya gangguan pada salah satu siklus
respon seksual atau dengan rasa sakit yang terkait dengan hubungan seksual.
Etiologi disfungsi seksual pada wanita adalah multifaktorial dan merupakan
gabungan dari faktor interpersonal, kontekstual (sosial), psikologis, dan biologis,
salah satunya diabetes melitus. Tujuan dari penelitian ini untuk menggambarkan
kejadian disfungsi seksual pada wanita penderita Diabetes Melitus di Puskesmas
Tlogosari Kulon. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif
dengan pendekatan cross-sectional. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini
adalah kuesioner FSFI. Sampel penelitian ini sebanyak 103 dengan teknik total
sampling. Analisis data menggunakan analisis univariat dan tabulasi silang. Hasil
penelitian menunjukan bahwa proporsi wanita penderita diabetes yang mengalami
disfungsi seksual sebesar 74,8%. Berdasarkan faktor yang diteliti, persentase
disfungsi seksual yang terjadi pada fase klinik (>45 tahun) sebesar 78,9%,
pendidikan SD sebesar 80.5%, ibu rumah tangga sebesar 77,3%, kadar gula
(GDS) tidak terkontrol sebesar 77,8%, tekanan darah sistol hipertensi tingkat II
sebesar 94.1%, tekanan darah diastol hipertensi tingkat II sebesar 81,0%, Lama
menderita 5 tahun sebesar 77,1%, pengobatan diabetes dengan cara insulin
sebesar 87,5%, sudah menopause sebesar 81,3%, paritas grandemultipara (>4
persalinan) sebesar 81%, memakai metode kontrasepsi MOW sebesar 82,4%,
aktivitas fisik rendah sebesar 100%, IMT normal sebesar 77,1%, memiliki depresi
sebesar 88,9%, mengkonsumsi obat antihipertensi 93,9%, Dapat disimpulkan
bahwa wanita penderita diabetes dengan fase klinik, tingkat pendidikan SD, ibu
rumah tangga, kadar gula darah (GDS) tidak terkontrol, tekanan darah hipertensi,
lama menderita lebih dari 5 tahun, menopause, paritas grandemultipara,
pengobatan insulin, metode kontrasepsi MOW, aktivitas fisik rendah, depresi,
konsumsi obat antihipertensi lebih cenderung mengalami disfungsi seksual.
Sebaliknya tidak ada kecenderungan IMT menyebabkan terjadinya disfungsi
seksual. Saran bagi petugas untuk mengoptimalkan konseling terkait seksualitas
untuk pasangan suami istri sebagai sarana bagi mereka khusunya penderita
diabetes untuk berkonsultasi mengenai keluhan disfungsi seksual yang
dialaminya.

Kata kunci : Disfungsi Seksual, Diabetes Mellitus, FSFI


Kepustakaan : 71, 1997-201

Anda mungkin juga menyukai