A. Definisi
Menurut Kamus Besar Karbon Tetraklorida merupakan zat cair tanpa warna
dengan bau yang menyenangkan manis. Nama lain karbon tetraklorida ada 11,
yaitu: Tetraklorometana, Benziform, Benzinoform, Karbon klorida, Karbon tet, Freon
10, Halon 104, Metana tetraklorida, Perklorometana, Tetraform, dan Tetrasol.
Adapun Sifat-Sifat karbon tetraklorida adalah sebagai berikut,
1. Rumus molekul: CCl4
2. Berat molekul: 153,82 gr/mol
3. Penampilan: Cairan tidak berwarna, baunya seperti eter
4. Densitas: 1,5867 gr/cm3 (cairan); 1,831 gr/cm3 pada -186 oC (padat); 1,809 gr/cm3
pada -80 oC (padat)
5. Titik lebur: -22,92 C (250 K)
6. Titik didih: 76,72 C (350 K)
7. Kelarutan dalam air: 785800 mg/L pada 25 C
8. Kelarutan dalam pelarut lain: Larut dalam alkohol, eter, kloroform, benzena.
9. Tekanan uap: 94 kPa pada 20 C
10. Indeks refraksi (nD): 1,4601
11. Struktur molekul: Monoklin
12. Bentuk molekul: Tetrahedral
13. Indeks Uni Eropa: 602-008-00-5
14. Klasifikasi Uni Eropa: Karsinogenik Cat.3, Toksik (T), Berbahaya bagi lingkungan
(N)
secara umum, dan ahli kimia umumnya mencoba menggantinya dengan pelarut yang
lain. Karbon tetra klorida terkadang berguna sebagai pelarut untuk spektroskopi infra
merah, karena tidak ada pita serapan yang signifikan > 1600 cm1.
Karena karbon tetraklorida tidak memiliki atom hidrogen sama sekali, maka
secara historis digunakan dalam spektroskopi NMR proton. Namun, karbon
tetraklorida beracun, dan daya pelarutannya yang rendah. Kegunaannya sebagian
besar telah digantikan oleh pelarut deuterasi. Penggunaan karbon tetraklorida dalam
penentuan minyak telah digantikan oleh berbagai pelarut lain, seperti
tetrakloroetilena.
Dalam penentuan bilangan iodium dalam analisis lemak dan minyak, karbon
tetraklorida sebagai pelarut juga telah digantikan dengan pelarut campuran asam
asetat glasial dan sikloheksana, dengan alasan yang sama.
Pada abad ke-20, karbon tetraklorida digunakan secara luas sebagai pelarut
pembersih kering, sebagai refrigerant, dan sebagai lampu lava.
Pada tahun 1910, Pyrene Manufacturing Company of Delaware mengajukan
paten untuk karbon tetraklorida yang digunakan untuk memadamkan api. Cairan
menguap dan memadamkan api dengan menghambat reaksi rantai kimia dari proses
pembakaran.
Pada tahun 1911, mereka mematenkan pemadam portabel kecil yang
menggunakan bahan kimia. Ini terdiri dari botol kuningan dengan pompa tangan
terintegrasi yang digunakan untuk mengusir jet cairan terhadap api. Sebagai wadah
tanpa tekanan sehingga dengan mudah diisi ulang setelah digunakan. Karbon
tetraklorida cocok untuk cairan pemadam kebakaran dan listrik, pemadam ini sering
dipasang untuk kendaraan bermotor.
Sekitar tahun 1940 penggunaannya mulai menurun karena mempunyai efek
samping terhadp kesehatan. Fakta bahwa suhu tinggi menyebabkan ia bereaksi
menghasilkan fosgen membuatnya sangat berbahaya bila digunakan terhadap
kebakaran. Reaksi ini juga menyebabkan menipisnya oksigen. Karbon tetraklorida
bertahan sebagai pestisida untuk membunuh serangga pada biji yang disimpan, tetapi
pada tahun 1970, itu dilarang dalam produk konsumen di Amerika Serikat.
Sebelum Protokol Montreal, sejumlah besar karbon tetraklorida digunakan
untuk produksi Freon refrigerant R-11 (triklorofluorometana) dan R-12
(diklorodifluorometana). Namun, zat pendingin ini kini dipercaya memainkan peranan
dalam penipisan ozon dan telah dilarang pula. Karbon tetraklorida masih digunakan
untuk produksi refrigerant yang tidak destruktif. Karbon tetraklorida juga telah
digunakan dalam pelacakan neutrino.
B. Tempat ditemukan
Karbon tetraklorida banyak ditemukan di kerak bumi dan juga di jaringan tubuh
makhluk hidup baik tumbuhan maupun hewan.
C. Dampak bagi Kesehatan
Karbon tetraklorida mempunyai efek yang tidak baik terhadap kesehatan jika
melebihi kadar maksimal yang telah ditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI
NO 492/MENKES/PER/IV/2010 yaitu 0,004mg/l.
Pajanan terhadap karbon tetraklorida konsentrasi tinggi (termasuk uapnya)
dapat mempengaruhi system saraf pusat, degenerasi hati dan ginjal dan dapat
menimbulkan koma dan bahkan kematian (setelah pajanan diperpanjang). Pajanan
kronis terhadap karbon tetraklorida dapat menyebabkan kerusakan hati dan ginjal dan
dapat menimbulkan kanker. Senyawa ini diabsorbsi segera melalui kulit atau paruparu. Di dalam tubuh, karbon tetraklorida menyebabkan kerusakan pada hati dan
kemudian ginjal bila terpapar secara terus menerus (on continued exposure).
Selain itu pemberian Karbon tetraklorida (CCl4) dalam dosis tinggi dapat
merusak endoplasmik retikulum, mengakumulasi lipid, mengurangi sintesis protein,
mengacaukan
proses
oksidasi,
menurunkan
bobot
badan,
menyebabkan
pembengkakan hati sehingga bobot hati menjadi bertambah, dan pemberian jangka
panjang dapat menyebabkan nekrosis sentrilobular serta degenerasi lemak di hati.
Mekanisme kerja CCl4 yaitu membentuk radikal karbon tetraklorida (molekul
dengan electron yang tidak berpasangan sehingga reaktif) di dalam hati. Kemudian
menyebabkan peroksidasi lipida dalam membran sel. Di sini metokhondria terserang
dan melepaskan ribosom dari reticulum endoplasma. Proses fosforilasi pernapasan
Daftar Pustaka
Ruqiah et al. 2007. PENGARUH PEMBERIAN KARBON TETRAKLORIDA TERHADAP
FUNGSI HATI DANGINJAL TIKUS.jurnal KESEHATAN, VOL. 11, NO. 1.
http://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_tetraklorida
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3604/3/farmasi-effendy.pdf.txt
http://www.epa.gov/ttn/atw/hlthef/carbonte.html
http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/karbon/ Ditulis oleh Yulianto Mohsin pada 2110-2006
Sebuah
Klinis
Penerbit
EGC