Anda di halaman 1dari 6

Kloroform

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kloroform

Nama IUPAC[sembunyikan]

Trikloromatana

Nama lain[sembunyikan]

Trikloromatana; formil triklorida; metana triklorida; metil triklorida;

metenil triklorida; TCM; freon 20; refrigerant-20; R-20; UN 1888

Identifikasi

Nomor CAS 67-66-3


PubChem 6212

Nomor EINECS 200-663-8

KEGG C13827

ChEBI 35255

ChemSpider 5977

Nomor RTECS FS9100000

SMILES ClC(Cl)Cl

InChI 1/CHCl3/c2-1(3)4/h1H

Sifat

Rumus kimia CHCl3

Massa molar 119.38 g mol1

Penampilan Cairan tak berwarna

Bau Menyengat, berbau seperti eter

Densitas 1,564 g/cm3 (-20 C)

1,489 g/cm3 (25 C)

1,394 g/cm3 (60 C)

Titik lebur -63,5 C

Titik didih 61,15 C

Kelarutan dalam air 1,062 g/100 mL (0 C)

0,809 g/100 mL (20 C)

0,732 g/100 mL (60 C)

Kelarutan Larut dalam benzena

Bercampur dengan dietil


eter, minyak, ligroin, alkohol, CCl4, CS2
Kelarutan dalam aseton 10 g/100 mL (19 C)

Kelarutan dalam dimetil 10 g/100 mL (19 C)

sulfoksida

Tekanan uap 0,62 kPa (-40 C)

7,89 kPa (0 C)

25,9 kPa (25 C)

313 kPa (100 C)

2,26 MPa (200 C)

kH 3,67 Latm/mol (24 C)

Keasaman (pKa) 15,7 (20 C)

maks 250 nm, 260 nm, 280 nm

Konduktivitas termal 0,13 W/mK (20 C)

Indeks bias (nD) 1,4459 (20 C)

Viskositas 0,563 cP (20 C)

Struktur

Bentuk molekul Tetrahedral

Momen dipol 1,15 D

Termokimia

Entalpi pembentukan -134,3 kJ/mol

standar (fHo)

Entalpi 473,21 kJ/mol

pembakaran

standar cHo298

Entropi molar standar (So) 202,9 J/molK


Kapasitas kalor(C) 114,25 J/molK

Energi bebas Gibbs (fG) -71,1 kJ/mol

Bahaya

Klasifikasi EU
Xn Xi

Carc. Cat. 2B

Bahaya utama karsinogen[1]

NFPA 704

0
2
0

Frasa-R R22, R38, R40, R48/20/22

Frasa-S S2, S36/37

Titik nyala Tidak terbakar

Batas imbas kesehatan Amerika Serikat (NIOSH):

LD50 1250 mg/kg (mencit, oral)

LC50 9617 ppm (mancit, 4 jam)[2]

Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku

pada temperatur dan tekanan standar (25 C, 100 kPa)

Sangkalan dan referensi


The Discovery of Chloroform, bahasa isyarat, 1913.

Kloroform adalah nama umum untuk triklorometana (CHCl3).[3] Kloroform dikenal karena sering
digunakan sebagai bahan pembius, akan tetapi penggunaanya sudah dilarang karena telah terbukti
dapat merusak liver dan ginjal.[4] Kloroform kebanyakan digunakan sebagai pelarut nonpolar di
laboratorium.[3] Wujudnya pada suhu ruang berupa cairan bening, mudah menguap, dan berbau
khas.[3]

Produksi[sunting | sunting sumber]


Kloroform dapat disintesis dengan cara mencampuran etil alkohol atau etanol dengan kalsium
hipoklorit. Kalsium hipoklorit merupakan donor unsur klor.[3] Selain kalsium hipoklorit, penyumbang
unsur klor yang dapat dipakai adalah pemutih pakaian.[3] Pemutih pakaian memiliki senyawa aktif
yaitu asam hipoklorit.[5] Etil alkohol dipanaskan dan dicampurkan dengan kalsium hipoklorit.[3] Untuk
mendapatkan kloroform dari reaksi pencampuran ini, terdapat tiga reaksi yang terjadi:

Reaksi oksidasi [3]


CH3-CH2OH (etil alkohol) + Cl2 ---> CH3-CHO (asetaldehida) + HCl (asam klorida)

Reaksi klorinasi [3]


CH3-CH2OH (asetaldehida) + 3Cl2 ---> CCl3-CHO (trikloroasetaldehida) + 3HCl (asam
klorida)

Reaksi hidrolisis [3]


2CCl3-CHO (trikloroasetaldehida) + Ca(OH)2 (kalsium hidroksida) ---> 2CH3Cl (kloroform) +
(HCOOH)2Ca (kalsium format)
Selain menggunakan etil alkohol, aseton dapat digunakan untuk menggantikan etil
alkohol.[3] Reaksi yang terjadi adalah:

Reaksi klorinasi [3]


CH3COCH3 (aseton) + 3Cl2 ---> CCl3COCH3 (trikloroaseton) + 3HCl (asam klorida)

Reaksi hidrolisis [3]


CCl3COCH3 (trikloroaseton) + Ca(OH)2 ---> 2CH3Cl (kloroform) + (CH3COO)2Ca (kalsium
asetat)

Selain ketiga hal di atas, terdapat pula reaksi klorinasi metana yang
membutuhkan suhu 400 C.[3] Reaksi tersebut terjadi sebagai berikut:
CH4 (metana) + Cl2 ---> CH3Cl + CH2Cl2 + CHCl3 + CCl4
Untuk proses ini, kloroform dapat dipisahkan menggunakan distilasi bertingkat, dan proses
ini paling banyak diaplikasikan dalam industri.[3]

Aplikasi[sunting | sunting sumber]


Kloroform dapat digunakan untuk mengekstraksi komponen yang
tidak larut dalam air seperti lipid dalam proses isolasi DNA.[6]Proses
isolasi DNA melibatkan larutan yang berisi campuran fenol,
kloroform, dan isoamilalkohol.[6] Campuran ini akan
membuat suspensi DNA pada lapisan atas dan pengotor-pengotor
akan mengendap pada bagian bawah tabung.[6] Cairan yang
berada pada bagian atas tabung akan diproses lebih lanjut untuk
analisis DNA, dan bagian pengotor dibuang.[6]
Kloroform dapat digunakan untuk campuran untuk menentukan
konsentrasi detergen anionik seperti ''sodium dodesil
sulfat''.[7]Metode yang dilakukan dinamakan Methylene Blue Active
Substance.[7] Lapisan bagian kloroform diambil lalu diukur
menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang
652 nm.[7]
Kloroform juga dapat digunakan untuk mengkuantifikasi secara
kasar kandungan lipid dalam suatu sampel.[8] Untuk memisahkan
lipid dari pengotor-pengotor lainnya, sering ditambahkan pelarut
organik lainnya seperti metanol untuk menarik kandungan protein.
Lapisan kloroform diambil lalu diuapkan hingga tersisa lipidnya.[8]
Kloroform digunakan untuk
mengekstraksi kafeina dalam minuman.[9] Untuk mendapatkan
kafeina tersebut, dalam pemisahannya perlu
ditambahkan diklorometana untuk menarik senyawa
pengotor.[9] Lapisan kloroform diambil, lalu diuji
menggunakan spektrofotometer ultraviolet.[9]

Referensi[sunting | sunting sumber]


1. ^ a b "NIOSH Pocket Guide to Chemical Hazards #0127". National
Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH).
2. ^ "Chloroform". Immediately Dangerous to Life and Health. National
Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH).
3. ^ a b c d e f g h i j k l m n (Inggris)Bahl A, Bahl BS. 2011. A Textbook of
Organic Chemistry (for B.Sc Students). New Delhi: S. Chand &
Company.
4. ^ (Inggris)Stellman JM. 1998. Encyclopaedia of Occupational Health
and Safety: Guides, Indexes, Directory. Geneva: International Labour
Office.
5. ^ (Inggris)Madigan M, Martinko J, Stahl D, Clark D. 2011. Brock
Biology of Microorganisms. Ed ke-13. New York: Pearson.
6. ^ a b c d (Indonesia)Suwanto A, Soka S, Candra Krishna Purnawan.
2008. Teknik Percobaan dalam Genetika Molekuler. Jakarta: Penerbit
Atma Jaya.
7. ^ a b c (Inggris)Shahbazi R, Kermanshahi RK, Gharavi S, Nejad ZM,
Borzooee F. 2013. Screening of SDS-degrading bacteria from car
wash wastewater and study of the alkylsulfatase enzyme
activity. IJM 5(2):153-158.
8. ^ a b (Inggris)Amenta JS. 1970. A rapid extraction and quantification
of total lipids and lipid fractions in blood and feces. Clin Chem 14(4):
399-346
9. ^ a b c (Inggris)Bibby Scientific. The quantitative determination of
caffeine in beverages and soft drinks using UV wavelength
spectroscopy.

Anda mungkin juga menyukai