PENULIS
Daftar pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam kehidupan bermasyarakat kita tak mungkin lepas dari suatu kebiasaan yang dilakukan
secara terus menerus dan menjadi ciri khasnya tersendiri. Kebiasaaan-kebiasaan tersebut
memunculkan adanya suatu kebudayaan yang dimiliki, dihormati, dijaga, dan dilindungi oleh masing-
masing daerah yang memilikinya.
Kebudayaan tersebut memunculkan suatu tatanan hidup masyarakat yang berbeda beda sesuai
dengan suku atau adat yang mereka miliki. Bangsa yang besar adalah bangsa yang mau menjaga dan
tetap melestarikan kebudayaannya.
Indonesia adalah salah satu negara yang kaya akan kebudayaannya. Keberagaman budaya dapat
modal dasar kekuatan dalam membangun bangsa Indonesia menuju bangsa yang besar dan
modern. Di samping itu,keberagaman budaya juga memberi manfaat yaitu dalam bidang bahasa,
kebudayaan,dan pariwisata.
Potensi keberagaman budaya dapat dijadikan obyek dan tujuan pariwisata di Indonesia yang bisa
mendatangkan devisa. Budaya lokal yang meliputi suku-suku bangsa di Indonesia di antaranya ada
Suku Asmat yangberasal dari Irian. Dalam kehidupan masyarakat terdaoat empat pokok sistem yang
dijalankan masing-masing suku termasuk suku asmat yaitu sistem kebudayaan, kekerabatan,
kesenian, dan politik.
B. Tujuan
A. Sistem kepercayaan
Adat istiadat suku Asmat mengakui dirinya sebagai anak dewa yang berasal dari dunia mistik
atau gaib yang lokasinya berada di mana mentari tenggelam setiap sore hari. Mereka yakin bila
nenek moyangnya pada jaman dulu melakukan pendaratan di bumi di daerah pegunungan. Selain
itu orang suku Asmat juga percaya bila di wilayahnya terdapat tiga macam roh yang masing-
masing mempunyai sifat baik, jahat dan yang jahat namun mati. Berdasarkan mitologi masyarakat
Asmat berdiam di Teluk Flamingo, dewa itu bernama Fumuripitis. Orang Asmat yakin bahwa di
lingkungan tempat tinggal manusia juga diam berbagai macam roh .
Selain ucapara keagamaan untuk berkomunikasi dengan arwah leluhur, Suku Asmat
masih kaya akan kebudayaan dan ritual/ upacara lain, seperti ;
a. Ritual Kematian
Orang-orang suku Asmat percaya apabila orang yang meninggal masih terlalu muda
atau terlalu tua maka orang itu terkena ilmu magis atau akibat suatu kejahatan. Orang
orang asmat tidak mengenal adanya menguburkan mayat.
Namun setelah ada pengaruh luar suku Asmat mengubur jenazah dan beberapa
barang milik pribadi yang meninggal. Umumnya, jenazah laki-laki dikubur tanpa
menggunakan pakaian, sedangkan jenazah wanita dikubur dengan menggunakan
pakaian. Orang Asmat juga tidak memiliki pemakaman umum, maka jenazah biasanya
dikubur di hutan, di pinngir sungai atau semak-semak tanpa nisan.
b. Ritual Pembuatan dan Pengukuhan Perahu Lesung
c. Upacara Bis
Upacara bis merupakan salah satu kejadian penting di dalam kehidupan suku Asmat
sebab berhubungan dengan pengukiran patung leluhur (bis) apabila ada permintaan dalam
suatu keluarga. Dulu, upacara bis ini diadakan untuk memperingati anggota keluarga yang
telah mati terbunuh karena peperangan dan kematian itu harus segera dibalas dengan
membunuh anggota keluarga dari pihak yang membunuh.
Sekarang ini, karena peperangan antar clan sudah tidak ada lagi, maka upacara bis
ini baru dilakukan bila terjadi mala petaka di kampung atau apabila hasil pengumpulan
bahan makanan tidak mencukupi.
Rumah bujang merupakan pusat kegiatan baik yang bersifat religius maupun yang
bersifat nonreligius. Rumah bujang ini dinamakan sesuai nama marga (keluarga)
pemiliknya. Orang-orang Asmat melakukan upacara khusus untuk rumah bujang yang baru,
yang dihadiri oleh keluarga dan kerabat. Pembuatan rumah bujang juga diikuti oleh
beberapa orang dan upacara dilakukan dengan tari-tarian dan penabuhan tifa.