Anda di halaman 1dari 38

D I G E S T I V E 5 1

B A B

DIGESTIVE

A B D O M E N A K U T
Ibrahim Ahmadsyah

Abdomen akut ialah kondisi di mana gejala analisis yang baik dari data anamnesis, peme-
utamanya nyeri di perut, terjadi secara tiba-tiba riksaan penunjang yang diperoleh.
dan untuk penanggulangaimya biasanya tindakan Pengetahuan mengenai anatomi dan fisiologi
pembedahan diperlukan. abdomen beserta isinya sangat menentukan dalam
Penatalaksanaan pasien dengan nyeri abdo- menyingkirkan satu demi satu dari sekian banyak
men akut bukanlah hal yang mudah, merupa- kemimgkinan yang menjadi penyebab nyeri perut
kan tantangan bagi seorang dokter untuk dapat akut.
menegakkan diagnosis penyebab abdomen akut.
Keputusan untuk tindakan pembedahan harus
Nyeri Perut
segera ditegakkan karena setiap keterlambatan
yang terjach dapat menimbulkan penyulit yang Keluhan yang menonjol dari pasien dengan
berakibat meningginya angka morbiditas dan abdomen akut ialah nyeri perut. Rasa nyeri perut
mortalitas. dapat disebabkan oleh kelainan-kelainan di abdo-
Ketepatan diagnosis dan penanggulangannya men atau di luar abdomen seperti organ-organ di
tergantung kepada kemampuan menentukan rongga toraks. Diagnosis banding nyeri perut
5 2 K U M P U L A N K U L I A H I L M U B E D A H

T a b e l 1 . D i a g n o s i s banding a b d o m e n akut

bdomen kanan atas

K o l e s i s t i t i s al<ut
Abdomen kiri atas

Ruptur limpa
Pankreatitis akut Perforasi lambung
Purforasi tukak peptik Pankreatitis akut
Hspatitis akut Aneurisma Aorta pecah
Kongestif hepatomegali akut Perforasi kolon
A a s e s liati Pneumonia dengan reaksi pleura
Pneumonia dengan reaksi pleura Pielonefritis akut
Pielonefritis akut MCI
Angina pektoris
f
r Abdomen kanan bawah Abdomen kiri bawah

Aoendisitis Divertikulitis
Adneksitis Adneksitis/endometriosis
Eiidomethosis KET
KET Kista ovarium terpuntir
K sta ovarium terpuntir Hernia inkarserata
P jntiran apendises epiploicae Perforasi kolon/sigmoid
Hernia inkarserata Abses psoas
Divertikulitis Batu ureter
lluitis regional
Pjrforasi caecum
Abses psoas
Batu ureter
Adenitis mesenterik

Obstruksi usus
Apendisitis
Pankreatitis akut
Oklusi p e m b u l u h darah mesenterial
Hernia strangulasi
Ruptur aneurisma aorta
Divertikulitis

akut banyak sekali seperti terlihat pada Tabel 1. toneum viseral tidak sensitif terhadap rabaan,
Dibedakan dua jenis nyeri perut yaitu nyeri viseral pemotongan atau radang. Kita dapat melakukan
dan nyeri somatik. sayatan atau jahitan pada usus tanpa dirasakan
oleh pasien, akan tetapi bila dilakukan tarikan,
regangan atau kontraksi yang berlebihan dari
Nyeri Viseral
otot (spasme) akan memberi rasa nyeri yang
Nyeri viseral terjadi karena rangsangan pada tumpul disertai perasaan sakit.
peritoneum yang meliputi organ intraperitoneal Pasien biasanya tak dapat menunjukkan
yang dipersarafi oleh susunan saraf otonom. Peri- secara tepat lokalisasi nyeri, digambarkan pada
D I G E S T I V E 5 3

daerah yang luas dengan memakai seluruh tapak gesekan antara kedua peritoneum dapat menye-
tangan. Karena nyeri ini tidak dipengaruhi oleh babkan rasa nyeri atau perubahan intensitas rasa
gerakan, pasien biasanya bergerak aktif tanpa nyeri. Keadaan inilah yang menjelaskan nyeri
menyebabkan bertambahnya rasa nyeri. kontralateral pada pasien dengan apendisitis akut.
Setiap gerakan dari pasien juga akaii menambah

Nyeri Somatiii rasa nyeri, baik itu berupa gerakan tubuh mau-
pun gerakan pernapasan yang dalam atau batuk.
Nyeri somatik terjadi karena rangsangan pada
Hal inilah yang menerangkan mengapa pasien
peritoneum parietale yang dipersarafi oleh saraf
dengan abdomen akut biasanya berusaha untuk
tepi diteruskan ke susunan saraf pusat. Rasa
tidak bergerak, bernapas dangkal dan menahan
nyeri seperti ditusuk-tusuk atau disayat dengan
batuk.
pisau yang dapat ditunjukkan secara tepat oleh
Lokalisasi nyeri, sifat nyeri serta hubungan-
pasien dengan menunjukkannya memakai jari.
nya dengan gejala lain memungkinkan kita dapat
Rangsangan dapat berupa rabaan, tekanan, peru-
lebih mendekati diagnosis kemungkinan.
bahan suhu, kimiawi atau proses peradangan.
Pergeseran antara organ viseral yang mera-
Lokalisasi Nyeri
dang dengan peritoneum parietal akan menim-
bulkan rangsangan yang menyebabkan rasa nyeri. Nyeri viseral yang timbul biasanya sesuai
Baik akibat peradangannya sendiri maupun dengan letak organ di dalam rongga perut dan
asal organ secara embriologi (Tabel 2).

T a b e l 2 . L o k a l i s a s i nyeri viseral

Lokasi nyeri

Foregut Esofagus, lambung, duodenum, saluran Epigastrium


empedu/pankreas
Midgut Jejunum - > kolon transversum Periumbilikal
Hindgut Kolon distal Infraumbilikal
Retroperitoneal Ginjal, ureter Pinggang, lipat paha
Pelvis Adneksa Pinggang, suprapubik

Lokalisasi nyeri somatik biasanya berasal menentukan penyebabnya (Tabel 3).


dari organ di dekatnya sehingga relatif mudah
5 4 K U M P U L A N K U L I A H I L M U B E D A H

Tabel 3 .

A b d o m e n kanan atas Kandung e m p e d u , hati, d u o d e n u m , pankreas, kolon, paru miokard


Eoigastrium Lambung, pankreas, d u o d e n u m , paru, kolon
A b d o m e n kiri a t a s Limpa, kolon, ginjal, paru
A b d o m e n kanan bawah Apendiks, adneksa, caecum, ileum, ureter
A b d o m e n kiri b a w a h kolon, adneksa, ureter
Suprapubik Buli-buli, uterus, usus halus
Psriu'mbilikal Usus halus
P nggang/punggung Pankreas, a o r t a , ginjal
Bahu Diafragma

Untuk penyakit tertentu radiasi atau men kontraksi ini terjadinya secara intermiten maka
jalarnya rasa nyeri dapat membantu menegak- nyeri dirasakan hilang timbul.
kan diagnosis. Nyeri bilier khas menjalar ke ping- Nyeri kolik biasanya disebabkan hambatan
gang dan ke arah skapula, nyeri pankreatitis pasase dari organ yang berongga. Obstruksi usus,
dinisakan menembus ke bagian pinggang. Gejala batu ureter, peningkatan tekanan intraluminer/
klasik apendisitis akut dimtilai di daerah epigas- fase awal dari gangguan vaskularisasi usus akan
trium yang kemudian menjalar ke daerah abdo- berupa nyeri bersifat kolik.
men kanan bawah. Nyeri pada bahu menunjuk-
kan adanya rangsangan pada diafragma. Onset dan intensitas Nyeri
Bagaimana mulai timbulnya serangan rasa
Sifat Rasa Nyeri nyeri dapat menggambarkan asal dari terjadinya
proses penyakit. Nyeri hebat dapat terjadi secara
Rasa nyeri yang timbul pada pasien dengan abdo-
tiba-tiba atau secara cepat menjadi hebat, dapat
men akut dapat berupa nyeri yang terus-menerus
pula secara bertahap rasa nyeri makin bertam-
atau nyeri yang bersifat kolik.
bah. Misalnya pada perforasi organ yang berongga,
jR.angsangan pada peritoneum parietale dapat rangsangan kimia akan dirasakan lebih cepat
disebabkan oleh kimiawi atau bakteri (reaksi infla- dibandingkan proses inflamasi. Demikian pula
ma!;i), nyeri yang timbul adalah nyeri somatik intensitas nyerinya.
dapat lokal dapat pula merata pada seluruh perut Seorang yang sehat tiba-tiba merasakan nyeri
tergantung luasnya rangsangan pada peritoneum. perut hebat dapat disebabkan oleh adanya sum-
Karena rangsangan tersebut berlangsung terus batan, perforasi atau puntiran. Untuk nyeri
pada peritoneum rasa nyeri dirasakan terus- yang secara bertahap bertambah intensitasnya
menerus. N y e r i yang bersifat kolik adalah nyeri disebabkan oleh proses inflamasi, misalnya pada
viseral akibat spasme otot polos viseral. Karena kolesistitis akut atau pankreatitis akut.
D I G E S T I V E 5 5

M u n t a h nya retrocaecal pasien akan berbaring dengan


fleksi pada sendi panggul dan lutut sebagai usaha
Hampir selalu gejala abdomen akut disertai
relaksasi otot psoas yang teriritasi. Abdomen
dengan muntah. Muntah dapat disebabkan oleh
akut dengan iritasi pada diafragma akan menye-
penyakit yang menjadi sebab abdomen akut.
babkan pasien lebih merasa nyaman bila dalam
Nyeri perut yang disertai muntah yang sering
posisi setengah duduk karena bernapas menjadi
dan tenos-menerus perlu dipikirkan kemungkinan
lebih mudah.
kolesistitis akut, pankreatitis akut atau sumbatan
saluran cerna bagian atas. Warna muntah waktu
3 . Riwayat haid
mulai timbulnya muntah dan hubungannya
dengan distensi abdomen dapat dipakai untuk Mengetahui riwayat haid penting sekali untuk
menentukan tinggi rendahnya sumbatan saluran dapat menentukan apakah nyeri perut yang dide-
cerna. rita bukan disebabkan oleh kelainan ginekolo-
gis. Seorang wanita dengan nyeri perut kanan
Data Lain yang penting bawah tiba-tiba pada masa ovulasi lebih mung-
kin disebabkan oleh pecahnya folikel. Kehamilan
1. Umur
ektopik terganggu pada pasien dengan riwayat
Beberapa Penyakit tertentu mempunyai angka terlambat haid.
kejadian yang tinggi pada umur tertentu, misal-
nya kelainan saluran empedu yang jarang dijum- 4. Obat-obatan
pai pada usia di bawah 30 tahun, invaginasi lebih
Riwayat pemakaian obat-obatan perlu diketa-
sering pada usia di bawah 1 tahun. Karsinoma
hui baik untuk persiapan pembedahan maupun
kolon dan rektum insiden tertinggi pada kelom-
untuk membantu menegakkan diagnosis, riwa-
pok usia 40-60 tahun.
yat pemakaian kortikosteroid, antirematik, dipi-

2 . Posisi pasien kirkan kemungkinan perforasi tukak peptik. Pem-


berian obat penghilang sakit sebelum diagnosa
Posisi pasien dalam usaha mengurangi rasa nyeri
ditegakkan kemungkinan keadaan abdomen akut
tertentu dapat membantu kita menegakkan diag-
adalah merupakan suatu kesalahan besar.
nosis penyakit tertentu. Pada pankreatitis akut
pasien akan berbaring pada sisi sebelah kiri
5 . Pemeriksaan fisik
dengan fleksi pada tulang belakang, panggul dan
lutut. Pasien dengan abses hati akan berjalan sedi- Pemeriksaan perut yang tehti dan terarah sesuai
kit membungkuk dengan menekan daerah perut dengan analisis data subjektif yang diperoleh
bagian atas dengan berjalan seakan-akan meng- mutlak dilakukan pada pasien dengan nyeri abdo-
gendong absesnya. Apendisitis akut yang letak- men akut.
5 6 K U M P U L A N K U L I A H I L M U B E D A H

6. Keadaan umum tertinggal pada pernapasan merupakan bagian


abdomen dengan proses inflamasi di bawah-
Keadaan umum tampak sakit, frekuensi nadi
nya.
dan pernapasan yang meningkat menunjukkan
terjadinya proses yang berat di abdomen, biasa-
2. Palpasi
nya perlu tindakan pembedahan.
Selalu melakukan palpasi di bagian lain dari
Demam menunjukkan adanya proses infla-
abdomen yang tidak dikeluhkan adanya nyeri.
masi. Pengukuran suhu sebaiknya tidak hanya
Hal ini berguna sebagai pembanding antara bagian
suhu ketiak tetapi juga suhu rektal. Sering
yang tak nyeri dengan bagian yang nyeri. N y e r i
kelainan abdomen akut pada pengukuran suhu
tekan dan defans muskuler (rigidity/guarding)
ketiak nilainya normal, tetapi suhu rektal mening-
menunjukkan adanya proses inflamasi yang
kat, menunjukkan adanya proses inflamasi intra-
mengenai peritoneum parietale (nyeri somatik).
abdominal. Kenaikan suhu selama observasi lebih
Defans yang murni adalah proses refleks otot
memberikan makna dibanding gambaran peme-
akan dirasakan pada inspirasi dan ekspirasi
riksaan awal. Demam dengan kenaikan suhu
berupa reaksi kontraksi otot terhadap rang-
yang tidak terlalu tinggi sering dijumpai pada
sangan tekanan. Bila kekakuan otot berkurang
khclesistitis akut, pankreatitis akut atau apendi-
pada pasien yang relaks dengan bernapas dalam
sitis akut. Wanita dengan nyeri perut bagian
melalui mulut, bukan defans muskuler.
ba-w^ah dengan suhu yang tinggi lebih mungkin
Hipertensi mungkin dijumpai pada peritoni-
disebabkan oleh adneksitis bukan karena apen-
tis, harus dipikirkan kemungkinan Herpes
disitis akut. Peritonitis yang lanjut akan menim-
Zooster dan kelainan neuromuskuler lain. Inspi-
bulkan demam yang tinggi dengan gambaran
rasi yang tertahan karena rasa nyeri akibat pal-
pasien sepsis.
pasi di daerah subkostal, menunjukkan kemung-
kinan adanya peradangan pada kandung empedu
Pemeriksaan A b d o m e n (tanda dari Murphy). Nyeri tekan interkos-tal
bawah kanan pada pasien dengan nyeri perut
1. Inspeksi
kanan atas lebih mungkin disebabkan oleh
Sebelum melakukan tindakan palpasi mengamati abses hati daripada disebabkan oleh kolesistitis
dengan seksama perut pasien akan diperoleh data akut.
yang membantu dalam menegakkan diagnosis. Adanya massa di abdomen tidak mudah di-
Jaringan parut bekas operasi menunjukkan raba bila ada defans muskuler. Bila teraba dapat
kenmngkinan adanya adhesi, perut membuncit memberikan informasi untuk kasus-kasus ter-
dengan gambaran usus atau gerakan usus dapat tentu misalnya empyema kandung empedu, inva-
disebabkan oleh gangguan pasase. Bagian yang ginasi atau massa periapendikuler.
D I G E S T I V E 5 7

3. Perkusi Pemeriksaan Penunjang

Nyeri ketok menunjukkan adanya iritasi pada Permintaan pemeriksaan laboratorium atau
peritoneum, adanya udara bebas atau cairan bebas penunjang lainnya yang bermacam-macam tidak
juga dapat ditentukan dengan perkusi melalui diperlukan pada pasien dengan abdomen akut.
pemeriksaan pekak hati dan shifting dullness. D i samping membuang waktu juga hasil yang
diperoleh kadang-kadang membingungkan dan
4. Auskultasi tidak dapat dipakai untuk menegakkan diag-
Pasien dengan peritonitis umum bising usus akan nosis. H a l ini lebih menunjukkan ketidak-
melemah atau menghilang sama sekali, sedang- mampuan menganalisis data klinis yang ada
kan pada peritonitis lokal bising usus dapat ter- dan berharap dengan pemeriksaan penunjang
dengar normal. yang berbagai macam dapat menegakkan diag-

Bising usus yang tinggi (metalic sound) khas nosis.

untuk obstruksi usus, sedangkan gangguan pasase


Beberapa test laboratorium tertentu mutlak
yang disebabkan oleh paralisis bising usus tidak
dilakukan antara lain H b / H t untuk kemung-
terdengar sama sekali. Bising usus melemah atau
kinan adanya perdarahan atau dehidrasi, hitung
menghilang masih mungkin pada sumbatan usus
lekosit menunjukkan adanya proses peradangan,
yang sudah lama di mana terjadi kelelahan otot.
hitung trombosit dan faktor-faktor koagulasi di
Sebaliknya bising usus yang meninggi dapat pula
samping diperlukan untuk persiapan pembe-
terjadi pada paralisis segmental dari usus.
dahan juga dapat membantu menegakkan ke-
mungkinan demam berdarah yang memberikan
Pemeriksaan Rektal gejala-gejala mirip abdomen akut.

Pasien dengan keluhan nyeri perut harus dila-


Pemeriksaan radiologi yang perlu dilakukan
kukan pemeriksaan rektal. Nyeri yang difus
biasanya foto abdomen tiga posisi untuk konfir-
kurang memberikan informasi mungkin pada
masi adanya peritonitis, udara bebas, obstruksi
peritonitis murni, nyeri pada satu sisi menun-
atau paralitik usus.
jukkan adanya'kelainan di daerah pelvis seperti
apendisitis, abses atau adneksitis. Colok dubur Pemeriksaan ultrasonografi ( U S G ) sangat
dapat pula membedakan antara obstruksi usus membantu untuk menegakkan diagnosis ke-
dengan paralisis usus, di mana pada paralisis lainan hati, saluran empedu dan pankreas dengan
dijumpai ampula yang melebar sedangkan pada ketepatan diagnostik yang cukup tinggi. Apen-
obstruksi justru kolaps. Pemeriksaan ginekolo- disitis akut pun dapat dikonfirmasikan dengan
gis menambah informasi untuk kemungkinan pemeriksaan U S G sehingga mencegah tindakan
kelainan genitalia interna. pembedahan yang tidak diperlukan.
5 8 K U M P U L A N K U L I A H I L M U B E D A H

Penatalaksanaan gakkan sebaiknya dilakukan memakai suatu pro-


sedur baku agar diperoleh hasil dengan morbi-
Penatalaksanaan abdomen akut sangat tergan-
ditas dan mortalitas yang rendah. Pada kasus
tung pada diagnosis kerja yang ditegakkan. Tetapi
bedah dapat dipakai 10 langkah umum penata-
ada tindakan yang harus segera dilakukan tanpa
laksanaan pasien yang dapat dimanfaatkan untuk
haitis tahu dengan tepat penyebab abdomen akut-
kelainan apa saja. Selanjutnya diikuti diagram/
nya dan akan sangat membantu dalam penata-
flowchart prosedur baku masing-masing kelainan.
laksanaan selanjutnya. Abdomen akut yang dise-
babikan oleh peritonitis umum atau lokal di abdo-
men kanan bawah, obstruksi usus atau kecuri- 10 langkah Nyeri Perut Kanan
gaan gangguan vaskularisasi usus, tindakan meng- Atas A k u t
istirahatkan saluran cerna dan dekompresi lam-
1. Skor triase; dinilai:
bung dengan pemasangan pipa lambung, puasa
a. otak
dar pemberian cairan parenteral merupakan pro-
b. pernapasan
sedur baku yang harus dilakukan sebelum pasien
dirujuk untuk penatalaksanaan selanjutnya. c. kardiovaskuler
2. Diagnosis banding:
Apendisitis akut merupakan penyebab terse-
ring dari nyeri perut kanan bawah. Tindakan a. kolesistitis akut

apendektomi hampir selalu merupakan tindakan b. pankreatitis akut


bee ah tersering di rumah sakit sesudah trauma. c. perforasi tukak peptik
Disgnosis banding nyeri perut kanan bawah Anamnesis:
sangat banyak, kelainan ginekologis, demam ber- a. nyeri perut apakah bersifat kolik, terus-
darah dan demam tifoid sering memberikan gam- menerus
baran klinis seperti apendisitis akut. Pemberian
b. penyebaran nyeri perut
antibiotika dan analgetik sebelum memastikan
c. apakah ke belakang dan ke arah kap-
diaijnosis akan menyebabkan terjadinya kesalahan
sul, menembus langsung ke punggung
diagnosis dan penatalaksanaan selanjutnya.
d. adakah riwayat gastritis
Hampir semua kelainan abdomen akut
e. adakah riwayat sakit kuning
memerlukan tindakan pembedahan untuk meng-
f. adakah riwayat minum alkohol
atasi penyebabnya. Beberapa keadaan seperti kole-
sistttis akut, pankreatitis akut atau pelvic infla- Pemeriksaan fisik:

matory disease (PID) pada tahap tertentu dapat a. tanda-tanda peritonitis lokal di perut
dilakukan pengobatan non bedah. kanan atas

Langkah-langkah yang diambil dalam pena- b. adakah teraba massa


talaksanaan selanjutnya setelah diagnosis dite- c. tanda dari Miuphy, CuUen, Gray-Turner
D I G E S T I V E 5 9

d. tanda-tanda udara bebas di rongga peri- 9. Masalah pasca bedah


toneum a. sepsis
Pemeriksaan penunjang: b. kardiopulmoner
a. Laboratorium: c. sirkulasi
-Hb d. analisa gas darah
- hitung lekosit
e. antimikroba
- amilase darah/urine
f. infeksi luka operasi
- test faal hati
g. nutrisi
b. Pencitraan:
10. Follow-up
- U S G abdomen
- foto toraks
Kolesistitis A k u t
- foto polos abdomen
3. Tentukan apakah perlu tindakan pembedahan Radang kandung empedu 95% disebabkan sum-
atau tidak. batan duktus sistikus terutama oleh batu empedu.
4. Bila perlu pembedahan: laparotomi dengan Sebagian kecil tidak ada hubungannya dengan
sayatan median atas batu empedu yang dikenal sebagai kolesistitis
5. Kontraindikasi operasi: bila jelas tanda-tanda akalkulus biasanya berhubungan dengan keadaan

peritonitis umum kontraindikasi operasi men- penyakit berat.

jadi relatif.
A. Gejala klinis
6. Menentukan waktu tindakan pembedahan:
1. Subyektif:
lihat prosedur baku masing-masing penyakit.
a. nyeri perut akut di bagian perut kanan
7. Masalah pra-bedah
atas dapat bersifat kolik atau terus-
a. ventilasi
menerus
b. sirkulasi
b. nyeri menyebar ke punggung dan ke
c. analisa gas darah
arah skapula
d. dipasang C V P
c. mual/muntah
e. kateter urine
d. demam
f. antimikroba bersama dengan induksi anes-
2. Obyektif
tesi
a. sering pada wanita gemuk berusia di
g. analgetika
atas 40 tahun
8. Masalah selama pembedahan
b. suhu 3 8 - 3 8 , 5 C
Laparotomi eksplorasi, menentukan prose-
dur pembedahan sesuai dengan kelainan yang c. tanda-tanda peritonitis di perut kuadran

ditemukan. kanan atas


6 0 K U M P U L A N K U L I A H I L M U B E D A H

A. y\NAMNESIS
Pola nyeri perut Perbaikan
. KOLESISTEICrOMI
gejala klinik 8-12 minggu
PEMERIKSAAN FISIK
kemudian
Pemeriksaan perut kanan atas

- puasa

KOLESISTITIS - pipa lambung

AKUT -IVFD
- Anti mikroba
- tidak ada perbaikan
setelah 2x24 jam
KOLESISTEKTOMI
- empyema AKUT
- peritonitis meluas/umum

B. l A B - lekositosis
- amilase
- tes faal hati

USG
I^KG
rOTO TORAKS
G a m b a r 1 . D i a g r a m p e n a t a l a k s a n a a n kolesistitis akut.

d. sub-kostal kanan pada inspirasi dalam c. serum amilase kadang-kadang di atas


rasa nyeri dan terhentinya pernapasan normal, bila tinggi harus dipikir-
e. nyeri tekan kosta/interkostalis tidak kan kemungkinan adanya pankreati-
ada tis akut
f. mungkin teraba massa 2. Ultrasonografi (USG)
g. mungkin ikterus ringan
USG sangat membantu menegakkan diag-
B. Pemeriksaan penunjang nosis. Gambaran kandung empedu yang

1. Laboratorium membesar, dinding yang menebal. Adanya


lumpur (sludge) atau batu.
a. lekositosis berkisar antara 12.000-
15.000 kadang-kadang normal. Bila 3. E K G dan foto toraks
lebih dari 15.000 diperkirakan kemung- Menyingkirkan kemungkinan pneumoni-
kinan adanya penyulit. tis berat paru kanan atau infark miokard
b. alkali fostatase mungkin sedikit me- (MCI) yang kadang-kadang mirip dengan
ninggi abdomen akut kanan atas.
D I G E S T I V E 6 1

Batu Empedu

I
Sumbatan duktus sistikus

Nyeri

Radang

I .
I
Sumbatan tetap (90%)
Sumbatan hilang (90%)

I Radang edema
Fibrosis
Atrofi
i
Fungsi (-) Gangguan vaskularisasi

i
Iskemik, nekrosis, perforasi
G a m b a r 2 . P a t o g e n e s i s kolesistitis akut

C. Setiap peritonitis abdomen kanan atas sebe- c. tidak ada perbaikan setelah 2 x 24 jam,
lum diagnosis pasti ditegakkan segera dilaku- dilakukan tindakan kolesistektomi segera
kan tindakan dekompresi lambung dengan
pemasangan pipa lambung, pasien puasa, dipa- E. Kolesistektomi segera dapat dilakukan pada

sang infus untuk terapi cairan, anti mikroba kolesistitis akut bila dilakukan oleh ahli bedah

untuk kuman aerob dan anaerob. yang berpengalaman dalam bedah saluran
empedu. Monalitas tidak berbeda dengan cara
D. Penatalaksanaan kolesistitis akut non operatif
Cara non operatif

Pasien dilanjutkan diobservasi selama 2 x 24 Pankreatitis A k u t


jam, dinilai tanda peritonitisnya oleh dokter
Patogenesis pankreatitis akut sampai sekarang
pemeriksa yang sama. Bila membaik pasien
masih menjadi masalah kontroversi. Berbagai
cUrencanakan untuk kolesistektomi 8-12
faktor dikemukakan sebagai faktor penyebab.
minggu kemudian. Selama observasi bila ter-
Sumbatan pada saluran pankreas akan menye-
dapat:
babkan ekstravasasi dari enzim ke jaringan paren-
a. empyema kandung empedu kim pankreas. Refluks empedu ke duktus pan-
b. peritonitis meluas/umum kreas sebagai penyebab pankreatitis akut hemo-
6 2 K U M P U L A N K U L I A H I L M U B E D A H

ragika. Virus dan obat-obatan tertentu disebut- A. Gejala klinis


sebut juga sebagai penyebab pankreatitis. 1. Subyektif
Penyebab pankreatitis akut: a. nyeri perut tiba-tiba yang menembus

alkohol ke arah belakang bersifat terus-menerus


dan makin meningkat
batu empedu
b. nyeri perut berkurang pada posisi ber-
trauma
baring miring (posisi fetus)
tukak peptik c. mual/muntah
virus d. riwayat peminum alkohol

obat 2. Obyektif
a. tanda peritonitis lokal di perut kanan
gigitan binatang berbisa
atas atau seluruh abdomen
hiperkalsemia
b. warna kebiruan di pinggang kiri (tanda
idiopatik
Gray-Turner) atau sekitar pusar (tanda
Cullen)

PANKREATITIS AKUT

A. ANAMNESIS
- Pola nyeri perut Pert)aikan
- Alkoholisme Tidak operasi
gejala klinik

PliMERIKSAAN FISIK
Peritonitis
Tanda Cullen
Gray-Turner (C)
-puasa
- pipa lambung
PANKREATITIS AKUT >(D)
-IVFD - tidak ada perbaikan r Drenase
- Anti mikroba setelah 2x24 jam
Lavase peritoneal
B. LAB: - amilase darah/urine - peritonitis umum
- kreatinin daralVurine L ^ Nekrotomi/reseksi pankreas
USG
EKG
Foto polos abdomen
Foto toraks

G a m b a r 3 . D i a g r a m p e n a t a l a k s a n a a n pakreatitis
D I G E S T I V E 6 3

c. takikardi C T Scan:
d. tanda syok pada pankreatitis hemora- Bila memungkinkan akan dapat dilihat: Fleg-
gika mon, nekrosis, pseudokista atau pembentukan
e. suhu>38C abses di pankreas.
Toraks foto dan E K G :
B. Pemeriksan penunjang
Untuk menghilangkan kemimgkinan kelainan
Laboratorium:
paru dan jantung yang memberikan gejala
- H b / H t terjadi penurunan pada pan-
mirip pankreatitis akut.
kreatitis hemoragika
- amilase darah/urine C . Tindakan segera yang harus dilakukan ialah:

USG: - puasa
- edema pankreas - dekompresi lambung dengan pemasai^an
- pelebaran duktus dan pengisapan pipa lambung
- batu empedu - terapi cairan untuk perbaikan sirkulasi
Foto polos abdomen: - pemberian antikolinergik sulfas atropin
- C loop duodenum melebar
D . Bila gejala klinis membaik pasien tidak perlu
; - paralisis segmental (sentinel loop)
dilakukan tindakan pembedahan.
- spasme kolon (colon out off sign)
- bayangan radio-opak di daerah pan-
kreas

Kadar Amilase:

6000 H

C a i r a n peritoneal

Onset 1

G a m b a r 4 . Kadar amilase pada pankreatitis (Samogyi)


6 4 K U M P U L A N K U L I A H I L M U B E D A H

1. Tindakan pembedahan dilakukan bila d. muntah kadang-kadang


tidak Ma. perbaikan gejala klinis dalam 2. Obyektif
waktu 24 jam, dan timbulnya penyulit. a. tanda-tanda peritonitis jelas
2. Untuk edema pankreas dilakukan eks- b. dinding perut yang tegang dan kaku
plorasi pankreas dan pemasangan dren (board like)
ganda di sekitar pankreas. c. pernapasan yang dangkal
3. Debridement pankreas bila ada bagian- d. takikardi
bagian yang nekrosis, kadang-kadang e. suhu normal
diperlukan reseksi sebagian dari pankfeas. f. tanda-tanda udara bebas intraperito-
4. Kelainan-kelainan pada saluran empedu neal
dilakukan tindakan sesuai dengan kelainan
B. Pemeriksaan penunjang
yang ditemukan.
Foto polos abdomen posisi tegak/setengah
5. Lavase peritoneal dapat dilakukan bila
duduk ihenunjukkan adanya "trap air"/udara
ada kontraindikasi untuk tindakan pem-
bebas subdiafragma. Foto toraks dan E K G
bedahan.
untuk menyingkirkan kemungkinan kelainan
1-2 liter cairan ringer-laktat melalui
paru dan jantung.
kateter dialisis peritoneal setiap jam. Per-
baikan akan tampak setelah 8 jam. Bila C. Segera dilakukan pemasangan pipa lambung

membaik dapat diteruskan sampai 3 hari. untuk dekompresi dan pengisapan cairan lam-

Bila tidak ada perbaikan laparotomi harus bung, mencegah kontaminasi lebih lanjut

dilakukan. rongga peritoneum oleh cairan lambimg. Resu-


sitasi cairan dapat disiapkan untuk tindakan
pembedahan. Analgetika untuk mengurangi
P(rforasi T u k a k Peptik
nyeri dan memperbaiki aliran balik vena dan
Pe;-forasi tukak peptik terutama tukak duode- ventilasi paru.
num merupakan penyebab tersering nyeri perut
hebat tiba-tiba pada pasien dengan riwayat gas- D. Pasien dengan diagnosis perforasi tukak pep-

tritis. tik disiapkan untuk tindakan pembedahan


walaupun gejala peritonitis hanya lokal (abor-
A. Gejala klinis ted perforation). Tindakan paling sederhana
1. Subyektif yang dilakukan bila keadaan pasien buruk
a. pasien dengan riwayat gastritis ialah hanya menutup lubang perforasinya
b. nyeri perut hebat tiba-tiba mungkin dengan jahitan dua lapis. Pada perforasi tukak
setelah makan duodeni ditambahkan omental patch bila
c. terasa nyeri pada bahu (tanda Kerr) diperlukan. Pada pasien dengan kondisi baik.
D I G E S T I V E 6 5

PERFORASI TUKAK PEPTIK

A. ANAMNESIS
- Riwayat gastritis
- Nyeri perut tiba-tiba

PEMERIKSAAN FISIK
. Tutup lubang saja
- Peritonitis (Board like) udara bebas I
PERFORASI
(C)
' LAMBUNG
I - Reseksi BI/BII
- puasa
PANKREATITIS AKUT - pipa lambung LAPAROTOMI
(D)
IVFD EKSPLORASI

-Tutup lubang +
"Omental patch
. PERFORASI
1 DUODENUM

B. Foto polos abdomen


I Vagotomi trunkal
Foto toraks
EKG

G a m b a r 5 . D i a g r a m p e n a t a l a k s a n a a n perforasi tukak peptik

dilakukan tindakan definitif untuk tukak pep- tindakan yang radikal. Akhir-akhir ini terdapat
tiknya: kecenderungan untuk lebih selektif dalam mela-
- Billroth I/Bilroth H kukan tindakan laparotomi pada trauma perut

- Vagotomi trunkal + antrektomi (1,2,3).

, - Vagotomi trunkal + piloroplasti Mortalitas pada trauma perut tidak hanya


ditentukan oleh beratnya trauma atau adanya
T r a u m a Perut trauma penyerta, tetapi juga oleh keterlambatan
dalam menegakkan diagnosis. Kematian biasa-
Dengan meningkatnya kecelakaan lalu-lintas
nya disebabkan oleh perdarahan atau peradangan
dan tindakan kekerasan, frekuensi trauma perut
dalam rongga peritoneum.
pun meningkat. Perut merupakan bagian tubuh
yang sering terkena trauma. Luka pada isi rongga
perut dapat terjadi dengan atau tanpa tembus- Etiologi
nya dinding perut. Berdasarkan penyebabnya, trauma perut dibagi
Penatalaksanaan trauma perut sampai seka- atas dua bagian besar yaitu: trauma perut dengan
rang masih merupakan bahan diskusi dalam Hmu penetrasi ke dalam rongga peritoneum (trauma
Bedah, dari tindakan yang konservatif sampai tembus), dan trauma perut tanpa penetrasi ke
6 6 K U M P U L A N K U L I A H I L M U B E D A H

dalam rongga peritoneum (trauma tumpul). gakkan diagnosis. Sering ditemukan kesulitan
T r m m a tembus disebabkan oleh luka tusuk atau dalam memperoleh anamnesis oleh karena pen-
luka tembak, sedangkan trauma tumpul oleh derita dalam keadaan syok, kesadaran yang menu-
akjbat pukulan, benturan, ledakan, deselerasi, run atau gangguan emosi akibat trauma terse-
kompresi, atau sabuk pengaman (seat-belt). but. Mengetahui arah tusukan, senjata apa yang
Dari seluruh kasus trauma perut di R S C M , dipakai, atau bagaimana terjadinya kecelakaan
trauma tembus akibat luka tusuk menempati akan sangat membantu.
teripat teratas (65%) diikuti oleh trauma tum- P e m e r i k s a a n fisik: syok dan penurunan kesa-
pul. Trauma tembus akibat peluru hanya dida- daran mungkin akan memberikan kesulitan pada
patkan beberapa kasus saja. Berbeda dengan kasus pemeriksaan perut. Trauma penyerta kadang-
di luar negeri, trauma tembus akibat peluru kadang dapat menghilangkan gejala-gejala perut.
merupakan jenis trauma yang terbanyak, ini Adanya jejas pada dinding perut dapat meno-
da])at dimengerti karena di negara kita, orang long ke arah kemungkinan adanya trauma perut.
tidak bebas menggunakan senjata api. Pada luka tembak atau luka tusuk dengan isi
Lebih dari 50% trauma tumpul disebabkan perut yang keluar, tentunya tidak perlu diusaha-
oleh kecelakaan lalu-lintas, biasanya disertai dengan kan untuk memperoleh tanda-tanda rangsangan
trauma pada bagian tubuh lainnya. D i negara- peritoneum atau hilangnya bising usus. Pada
negara yang mengharuskan penggunaan sabuk keadaan ini laparotomi eksplorasi harus segera
pengaman pada kendaraan, dikenal trauma tum- dilakukan. Pada trauma tumpul perut, pemerik-
pul yang disebabkan oleh sabuk pengaman ini saan fisik sangat menentukan untuk tindakan
yang disebut seat-belt syndrome. selanjutnya. Pemeriksaan berulang oleh satu
Trauma tembus akibat peluru dibedakan orang pada kasus yang meragukan kadang-kadang
antara jenis Low-velocity dengan high velocity, diperlukan. Kesulitan diagnosis sering terjadi pada
yajig terakhir ini menimbulkan kerusakan yang trauma tumpul perut. Pada anamnesis diperoleh
lebih besar. Hampir selalu luka tembus akibat adanya benturan yang hebat pada perut, tetapi
peluru mengakibatkan kerusakan pada organ- pada pemeriksaan fisik tidak jelas adanya kelainan.
organ dalam perut. Bahkan luka peluru yang Pada keadaan lain tidak ada riwayat trauma pada
tar gensial tanpa memasuki rongga perut dapat perut, tetapi pada pemeriksaan fisik didapatkan
menimbulkan kerusakan organ-organ dalam tanda-tanda rangsangan peritoneum.
perut akibat efek ledakan.
Gejala pada trauma tumpul perut merupakan
akibat kehilangan darah, memar atau kerusakan
Diagnosis pada organ-organ, atau iritasi cairan usus.

A n a m n e s i s : Sebaiknya diperoleh selengkap mung- Adanya darah atau cairan usus dalam rongga
kin, karena akan banyak menolong dalam mene- peritoneum akan memberikan tanda-tanda rang-
D I G E S T I V E 6 7

sangan peritoneum berupa nyeri tekan, nyeri Jika kadar serum amilase 100 unit dalam 100
ketok, nyeri lepas dan kekakuan (rigidity) din- ml cairan intra abdomen, kemungkinan besar
ding perut. Kekakuan dinding perut dapat terjadi trauma pada pankreas.
pula diakibatkan oleh hematoma pada dinding Pemeriksaan radiologik: Bila indikasi untuk
perut. Adanya darah dalam rongga perut dapat melakukan laparotomi sudah ditentukan tidak
ditentukan dengan shifting dullness, sedangkan perlu lagi dilakukan pemeriksaan radiologik,
udara bebas ditentukan dengan pekak hati yang lebih-lebih pada penderita dalam keadaan syok.
beranjak atau menghilang. Bising usus biasanya Pemeriksaan radiologik hanya akan memper-
melemah atau hilang sama sekali. Bising usus buruk keadaan penderita bahkan dapat berakhir
yang normal belum berarti bahwa tidak ada dengan kematian di atas meja rontgen.
apa-apa dalam rongga perut. Trauma perut
Pemeriksaan radiologik yang dilakukan ialah
disertai rangsangan peritoneum dapat membe-
foto polos perut, sebaiknya pada posisi tegak
rikan gejala berupa rasa nyer' pada daerah bahu
dan miring ke kiri. I V P atau sistogram hanya
terutama yang sebelah kiri. Gejala ini dike-
dibuat bila ada kecurigaan terhadap trauma saluran
nal sebagai referred pain atau tanda dari K E H R
kencing. Yang diperhatikan pada foto polos perut
yang dapat membantu menegakkan diagno-
ialah: keadaan tulang vertebrata dan pelvis; ada-
sis.
nya benda asing; bayangan otot psoas; dan udara
Pemeriksaan lain yang perlu dilakukan: peme- bebas intraperitoneal atau retroperitoneal.
riksaan rektum, adanya darah menunjukkan Parasentesis perut: Tindakan ini dilakukan
kelainan pada usus besar: kuldosentesis, kemung- pada trauma tumpul perut yang diragukan ada-
kinan adanya darah dalam lambung; dan kate- nya kelainan dalam rongga perut atau trauma
terisasi, adanya darah menunjukkan lesi pada tumpul perut yang disertai dengan trauma kepala
saluran kencing. yang berat. Secara teoritis tindakan ini dapat

Pemeriksaan laboratorium yang bernilai ada- mengenai usus, tetapi pada percobaan-percobaan
lah pemeriksaan hemoglobin, hematokrit, leuko- hal ini hampir tidak pernah terjadi, kecuali bila
sit dan analisis urin. Pada perdarahan, hemoglo- ada perlekatan usus pada peritoneum.
bin dan hematokrit menurun disertai leukosito- Parasentesis perut dilakukan dengan mem-
sis. Dalam keadaan yang diragukan, pemeriksaan pergunakan jarum pungsi no. 18 atau 20 yang
berulang hemoglobin,- hematokrit yang terus- ditusukkan melalui dinding perut di daerah kwa-
menerus dengan jumlah leukosit yang terus me- dran bawah atau di garis tengah di bawah pusar
ningkat menunjukkan adanya perdarahan. Sel dengan mengosongkan buli-buli terlebih dahulu.
darah merah yang banyak dalam sedimen urin Dilakukan aspirasi, bila diperoleh cairan darah,
menunjukkan adanya trauma pada saluran empedu, cairan usus atau udara, menunjukkan
kencing. adanya lesi di dalam rongga perut.
6 8 K U M P U L A N K U L I A H I L M U B E D A H

Lavase peritoneal: Berbeda dengan abdomi- atau tendangan. Tekanan yang tiba-tiba meng-
nal parasentesis yang hanya berupa pungsi dan akibatkan kerusakan terutama pada organ yang
aspirasi, lavase peritoneal adalah melakukan padat. Robekan pada organ yang berongga dapat
biliisan r o n ^ a perut dengan memasukkan cairan pula diakibatkan oleh tekanan intraluminer yang
gar am fisiologis melalui kanula yang dimasuk- tiba-tiba meninggi. Organ yang rusak yang ber-
kan ke dalam r o n ^ a peritoneum. Bila pada peng- lawanan dengan arah trauma, terutama pada
isajjan tidak keluar darah atau cairan, dimasuk- trauma dari samping disebut counter coup. Yang
kan cairan garam fisiologis sampai 1000 m l yang rusak selalu permukaan lateral. Organ padat
kemudian dikeluarkan kembaU. Hasil dikata- seperti hati dan limpa merupakan organ yang
kan positif bila: cairan yang keluar berwarna tersering mengalami kerusakan pada traimia ttmi-
kemerahan, adanya empedu, ditemukaimya bak- pul perut.
teria atau sel darah lebih dari 100.000/mm', sel
darah putih lebih dari 500 / m m \ amilase lebih
Penatalaksanaan
daii 100 u/100 ml.
Dalam penatalaksanaan trauma perut, hal-hal
umum yang perlu mendapat perhatian adalah
Akibat T r a u m a Terhadap Organ syok dan gangguan jalan napas. Syok yang
dalam Perut terjadi biasanya disebabkan oleh perdarahan.
Pada trauma tumpul perut yang disertai traimia
Pada luka tusuk, kerusakan organ adalah akibat
pada bagian tubuh lain terutama kepala, sering
langsung dari alat penusuk. Kenisakan dapat
terjadi gangguan jalan napas.
bempa perdarahan bila mengenai pernbuluh
Pemasangan pipa lambung selain untuk diag-
darah atau organ yang padat. Bila mengenai organ
nostik, juga untuk pengosongan isi lambung
yang berongga, isinya akan keluar ke dalam
yang dapat mencegah terjadinya aspirasi bila pen-
rongga perut dan menimbulkan iritasi pada peri-
derita muntah-muntah. Kateter dipasang untuk
toneum.
mengosongkan kandimg kencing dan menilai
Pada luka tembak, akan timbul kerusakan urin yang keluar (perdarahan).
pada organ yang dilalui peluru. Organ padat Ketepatan dalam diagnosis dan pengobatan
aksin mengalami kerusakan yang lebih luas akibat penting untuk memperoleh keberhasilan pada
energi yang ditimbulkan oleh peluru tipe high penatalaksanaan trauma perut.
velocity.
L u k a tusuk: Karena tingginya frekuensi lapa-
Kerusakan yang timbul pada trauma tumpul rotomi negatif pada tindakan laparotomi rutin,
perut dapat disebabkan oleh terjepitnya organ di sekarang orang cenderung untuk lebih selektif
antara benturan dengan tulang belakang, ter- dalam memutuskan tindakan laparotomi pada
utama pada traimia di garis tengah akibat pukulan luka tusuk perut.
D I G E S T I V E 6 9

Tindakan laparotomi hanya dilakukan bila: neal seperti: adanya tanda-tanda rangsangan peri-
ada tanda-tanda rangsangan peritoneal; ada syok; toneal; adanya cairan bebas dalam rongga perut;
bising usus tak terdengar; ada prolaps visera mela- adanya udara bebas dalam rongga perut; dan
lui luka tusuk; adanya darah dalam lambung, adanya darah dalam lambung, buli-buli, rektum,
buli-buli, rektum; ada udara bebas intraperito- segera dilakukan tindakan laparotomi.
neal; dan lavase peritoneal memberikan hasil Penderita dengan riwayat trauma perut atau
positif. Selain dari itu penderita diobservasi adanya jejas pada dinding perut tanpa jelas ada-
selama 24-48 jam. nya tanda-tanda kerusakan organ-organ intrape-
Bagian Ilmu Bedah F K U I / R S C M memakai ritoneal, sebaiknya diobservasi selama 24-48 jam.
cara penentukan terlebih dahulu apakah luka Trauma pada bagian tubuh lain, terutama
tusuk itu menembus peritoneum dengan cara kepala, sering menghilangkan/menutupi gejala-
mengeksplorasi luka tusuk. L u k a tusuk yang gejala iritasi pada peritoneum. Pada penderita
menembus peritoneum dilanjutkan dengan tin- ini sebaiknya dilakukan tindakan lavase perito-
dakan laparotomi. neal untuk menegakkan diagnosis. Pada trauma
L u k a tembak: Berbeda dengan luka tusuk perut dengan kecurigaan besar kemungkinan ada-
perut yang belum tentu mengenai alat dalam nya kerusakan organ dalam perut, juga sebaik-
perut, luka tembak hampir selalu menimbulkan nya dilakukan lavase peritoneal. Bila diperoleh
kerusakan pada alat dalam perut. Dianjurkan hasil positif, dilanjutkan dengan laparotomi.
pada luka tembak perut agar dilakukan laparo- Tindakan laparotomi bertujuan untuk menge-
tomi. tahui organ apa yang mengalami kerusakan. Bila
Traimia tumpul: Trauma tumpul perut dengan ada perdarahan, tindakan pertama adalah meng-
tanda-tanda jelas adanya kerusakan intraperito- hentikan perdarahan. Pengangkatan limpa pada

ANAMNESIS
Pemeriksaan PERITONITIS (-) - OBSERVASI L
A
P
-trauma ganda
infus A
Trauma - kesadaran menurun
CVP bila syok R
tumpul - kehilangan darah LAVASE
pipa lambung 0
abdomen yang tidak dapat
kateter urin T
diterangkan
0
M
Laboratorium
PERITONITIS I
Dx imajing

G a m b a r 6 .
7 0 K U M P U L A N K U L I A H I L M U B E D A H

kemsakan limpa, penjahitan luka atau reseksi Pada pemeriksaan rektal/colok dubur
sebagian pada kerusakan hati. Kerusakan pada dijumpai ampula rekti kolaps pada obs-
organ yang berongga berkisar dari penutupan truksi rendah atau ampula rekti yang
sederhana sampai reseksi sebagian. kembung karena paralisis. Pada wanita tua
jangan lupa untuk memeriksa daerah ingui-

G a n g g u a n Pasase Usus nal karena sering obstruksi usus akibat her-


nia femoralis inkarserata.
Gangguan pasase usus yang sering juga disebut
ileus dapat disebabkan oleh gangguan peristaltik B. Pemeriksaan penunjang
usts akibat pemakaian obat-obatan atau kelainan
Gangguan pasase menyebabkan terjadinya
sistemik seperti gagal ginjal dengan uremia sehingga
gangguan keseimbangan cairan, elektrolit dan
ter adi paralisis.
asam-basa. Pemeriksaan H b / H t dapat mem-
Penyebab lain ialah adanya sumbatan/ham-
perlihatkan adanya hemokonsentrasi akibat
batan lumen usus akibat perlekatan atau massa
defisit cairan. Analisis gas darah dan peme-
tumor. Akan terjadi peningkatan peristaltik usus
riksaan elektrolit untuk menilai gangguan
sebagai usaha untuk mengatasi hambatan.
keseimbangan elektrolit dan asam-basa.
A. Gejala klinis Foto polos abdomen tiga posisi sangat
1. Subyektif membantu menentukan ada tidaknya sum-

Pasien datang dengan keluhan perut kem- batan. Pelebaran usus dengan tanda-tanda air

bung, muntah, tidak bisa flatus dan buang fluid level dan bagian distal kolon tidak terisi

air besar. Adanya riwayat laparotomi sebe- udara menunjukkan adanya sumbatan.

lumnya dapat menjadi penyebab sumbatan


C. Tindakan segera yang dilakukan
karena adhesi pasca laparotomi. Riwayat
gangguan pola defekasi, buang air besar Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi

darah/lendir, berat badan yang menurun elektrolit/asam-basa segera dilakukan. Kateter

atau anemia dipikirkan kemungkinan sum- urin atau tekanan vena sentral ( C V P ) dipa-

batan oleh neoplasma. Riwayat pemakaian sang sebagai pemantau.

obat-obatan atau penyakit ginjal kronis. Pemasangan pipa lambung sangat mem-
bantu mengurangi tekanan intra-abdominal
2. Obyektif
yang menekan diafragma, sehingga men^anggu
Abdomen membuncit, adanya gambaran
pernapasan. Pipa lambung juga mencegah
usus atau gerakan peristaltik pada dinding
muntah sehingga tidak terjadi aspirasi.
usus. Bising usus yang meninggi sampai
metalic sound atau bising usus yang nega- D. Paralisis usus bukan kasus bedah, harus dicari
tif. penyebabnya dan pengobatan ditujukan pada
D I G E S T I V E 7 1

penyebabnya. Puasa, pemasangan pipa lam- E. Bila jelas disebabkan oleh obstntksi penanganan
bung dan pemberian cairan parenteral dapat selanjutnya adalah dengan tindakan laparo-
mengatasi masalah akibat paralisis sampai usus tomi untuk menghilangkan penyebab sum-
dapat berfungsi kembali. Pemberian obat- batan atau melakukan tindakan by pass bila
obatan yang merangsang peristaltik tidak dian- tidak mungkin untuk diangkat penyebabnya.
jurkan.

A. ANAMNESIS
- Perut kembung/muntah
- Buang air besar/Hatus (-
PEMERIKSAAN FISIK
D. Paralisis-> Non bedah
- Bising usus t/{-)
Can penyebab
RT: ampula kolapsAembung

i -puasa
- pipa lambung
ILEUS -infus
- kateter

A. Laboratorium mtin
E. Obstruksi-> Laparotomi
Analisis gas darah
Foto polos penit tiga posisi

G a m b a r 7 . D i a g r a m p e n a t a l a k s a n a a n gangguan p a s a s e u s u s

K E P U S T A K A A N
1. Baker R.J.: Acute abdominal pain, in Manual
of surgical therapeutics. Little, Brown C o .
Condon R.e., Nyhus, L.M. (editor).
2. Bofy J . H . : Acute abdomen, in Current
surgical diagnosis & treatment. 8th ed. Way
LW (editor), Lange.
3. Norton, L.W., Eiseman B.: Surgical decision
making, 2nd ed. W.B. Saunders.
4. Stean E.E.: Clinical thinking in Surgery. 1 st
ed. Lange.
7 2 K U M P U L A N K U L I A H I L M U B E D A H

PiERDARAHAIM S A L U R A N CERNA
Ibrahim Ahmadsyah

Pasien dengan muntah darah dan atau buang air Kemungkinan-kemungkinan yang akan diha-
besar berdarah tidak jarang dijumpai dalam prak- dapi pada pasien dengan perdarahan:
tek dokter sehari-hari. Perdarahan saluran cerna 1. Pasien dengan tanda-tanda syok berat, pucat,
dengan berbagai derajat penyakit dapat berasal gangguan kesadaran, disorientasi, vasokon-
daii saluran cerna bagian atas atau saluran cerna striksi perifer, anuria. Keadaan ini terjadi
bagian bawah. pada pasien yang kehilangan lebih dari 50%
Gambaran klinis pasien dengan perdarahan volume darah.
saluran cerna tergantung dari berapa banyak 2. Pasien dengan tanda-tanda hipotensi, taki-
kehilangan darah dan kecepatan berdarahnya. kardia, vasokonstriksi perifer, oliguria dite-
Bik berdarah perlahan-lahan dan kronis mung- mukan pada kehilangan 30-50% volume
kin akan ditemukan pasien anemia tanpa gang- darah.
gusn sirkulasi. Tetapi bila perdarahan tadi masih 3. Hemodinamik masih stabil akan tetapi mulai
dan berlangsung cepat mungkin yang kita hadapi ditemukan tanda-tanda kompensasi dari tubuh
adalah pasien dengan tanda-tanda gangguan sir- berupa takikardi dan takipneu. Kehilangan
kulasi hipovolemi karena kehilangan darah. 15-30% volume darah.
Perdarahan saluran cerna merupakan masa- 4. Pasien dengan hemodinamik yang stabil tanpa
lah klinis yang kompleks dan akut, di mana ditun- adanya tanda-tanda hipovolemi.
tut kemampuan diagnostik dan penatalaksanaan
Penatalaksanaan pasien tergantung dari kon-
yang baik agar tidak berakhir dengan kematian.
disi tersebut di atas, mengganti volume darah
Dua hal penting dalam penatalaksanaan per-
yang hilang dengan pemberian cairan intravena
darahan saluran cerna yaitu mengatasi dengan
adalah usaha yang harus segera dilakukan. Cairan
seg(;ra gangguan sirkulasi akibat perdarahan dan
diberikan sampai kondisi pasien stabil, normo-
identifikasi serta mengobati penyebabnya.
volemik dan dilakukan stabilisasi sambil mela-
kukan pemeriksaan-pemeriksaan untuk mencari
P E N A T A L A K S A N A A N
penyebab, lokasi perdarahan dan upaya untuk
G A N G G U A N S I R K U L A S I menghentikan perdarahan.
Kehilangan banyak volume darah dapat meng- Segera setelah pasien ditentukan adanya per-
ancam nyawa pasien. Tindakan segera meng- darahan disertai dengan gangguan sirkulasi, dila-
atasi gangguan hipovolemi sangat menentukan kukan pemasangan infus dengan memakai jarum
keberhasilan pengobatan. ukuran besar untuk memudahkan pemberian
D I G E S T I V E 7 3

darah, contoh darah diambil untuk pemeriksaan harus diperhitungkan darah yang masih ber-
golongan darah, hemoglobin dan hematokrit. ada di dalam saluran cerna.
Kateter urin dipasang untuk pemantauan. Cairan Warna darah yang keluar juga akan mem-
kristaloid diberikan dengan tetesan cepat untuk bantu menentukan kecepatan perdarahan.
mengisi volume darah yang hilang. Darah segar di dalam usus mempunyai sifat
Kecepatan perdarahan yang terjadi perlu diten- merangsang peristaltik. Pasien dengan hema-
tukan, karena pada perdarahan yang berlang- temesis disertai darah yang keluar dari anus
sung cepat yang tampak adanya kesulitan dalam atau melena yang cair menunjukkan perda-
upaya untuk memperbaiki sirkulasi, diperlukan rahan yang aktif berlangsung. Sedangkan
tindakan pembedahan segera untuk menghen- melena yang terjadi dengan massa feses yang
tikan perdarahan. Perdarahan yang berlangsung padat berarti perdarahan lambat sekali karena
perlahan-lahan memimgkinkan mempimyai waktu sempat terjadi pelepasan Fe akibat lisis eri-
banyak untuk menstabilkan pasien, pemerik- trosit yang bersifat memperlambat gerakan
saan lengkap, mencari penyebab perdarahan dan usus.
upaya menghentikan perdarahan. 3. Menilai j u m l a h cairan atau darah yang
Dalam menentukan kecepatan dan derajat harus diberikan.
beratnya perdarahan dapat dilakukan dengan Pasien yang telah teratasi syoknya dengan
tiga cara, yaitu: pemberian cairan kemudian timbul syok kem-
1. Menilai keadaan klinis pasien bali waktu stabilisasi menunjukkan perda-
Pasien dengan riwayat perdarahan yang baru rahan aktif kembali. Ketidak-berhasilan meng-
terjadi dengan gambaran klinis syok berat atasi gangguan sirkulasi dapat diartikan bahwa
menunjukkan telah terjadi perdarahan masif. kecepatan berdarah tidak terkejar dengan
Riwayat perdarahan yang sudah lama tanpa pemberian cairan per infus. Dalam hal pem-
ditemukan gangguan sirkulasi yang berarti, berian darah, penilaian serial H b dan H t
perdarahan yang terjadi berlangsung lambat. dapat dipakai untuk menilai kecepatan per-
Bila keadaan klinis tampak normal mungkin darahan. Bila H b dan H t naik berarti per-
perdarahan hanya sedikit dan sudah ber- darahan yang terjadi lambat atau telah ber-
henti. henti. Bila H b / H t tidak berubah menun-
2. Mengukur banyaknya darah yang keluar jukkan bahwa kecepatan berdarah sama
Perdarahan berlangsung cepat bila jumlah dengan kecepatan transfusi darah sedang-
darah yang keluar baik melalui mulut mau- kan bila setelah transfusi darah H b / H t justru
pun anus berjumlah besar dan kesannya darah menurun berarti kecepatan berdarah tidak
segar. Harus diingat bahwa apa yang keluar terkejar dengan transfusi darah. Dalam kea-
belum mencerminkan jumlah sebenarnya. daan penilaian perdarahan masif yang masih
7 4 K U M P U L A N K U L I A H I L M U B E D A H

berlangsung persiapan segera untuk tindakan Pemeriksaan endoskopi merupakan pemerik-


pembedahan harus dilakukan. saan penunjang yang sangat menentukan untuk
memastikan asal dan penyebab perdarahan.

M E N E N T U K A N L O K A S I Setiap perdarahan saluran cerna baik akut

S U M B E R P E R D A R A H A N maupun kronis mutlak untuk dilakukan peme-


riksaan endoskopi. Bila sudah dapat ditentukan-
Pada perdarahan saluran cerna harus ditentukan
nya bagian atas atau bawah yang berdarah mudah
apjkah perdarahan berasal dari saluran cerna
menentukan apakah gastroduodenoskopi atau
bagian atas, esofagus lambung dan duodenum
kolonoskopi yang dilakukan.
atau berasal dari saluran cerna bagian bawah,
Dalam hal keragu-raguan asal perdarahan dila-
ileum, kolon dan rektum.
kukan gastroduodenoskopi untuk menentukan
Strategi operasi dan pemeriksaan penunjang
ada tidaknya perdarahan di saluran cerna atas.
yang dipilih ditentukan berdasarkan perkiraan
Kolonoskopi relatif lebih sulit dalam menentu-
suriber perdarahan.
kan sumber perdarahan karena alat endoskopi
Adanya hematemesis menunjukkan bahwa
masuk menentang arah aliran darah terutama
perdarahan tersebut berasal dari saluran cerna
pada perdarahan masif.
atas. Bila tidak ada hematemesis, pasien hanya
Dengan endoskopi selain menentukan sum-
melena atau hematoschezia sering merupakan
ber perdarahan juga dapat diketahui penyebab
masalah dalam menentukan perdarahan apakah
perdarahan, masih aktif atau telah berhenti.
dari atas atau dari bawah. Adanya melena yang
merupakan reaksi asam lambung dengan hemo-
globin dapat ditentukan bahwa perdarahan ber- M E N E N T U K A N P E N Y E B A B
asal dari saluran cerna atas. tetapi bila perda- P E R D A R A H A N
rahan begitu cepat sehingga belum sempat ter- Setelah pasien stabil dan dapat ditentukan lokasi
jad. reaksi tersebut yang ditemukan adalah pasien perdarahan saluran cerna atas atau bawah. Dilan-
dengan hematoschezia. Perdarahan yang berasal jutkan dengan usaha untuk menentukan diag-
dari duodenum dapat tidak disertai dengan hema- nosis penyakit penyebab perdarahan. Anamne-
temesis karena fungsi pylorus yang mencegah sis, pemeriksaan fisik dan hasil pemeriksaan
refluks ke lambung, melena pun belum tentu penunjang merupakan data yang dianalisa untuk
dijumpai karena kecepatan berdarah tidak sempat menegakkan diagnosis.
timbul reaksi dengan asam lambung.
Dalam keadaan sulit untuk menentukan asal Gastritis erosifa
perdarahan, diperlukan data klinis lainnya dan Adanya riwayat alkoholisme, pemakaian obat-
peraeriksaan penunjang untuk menentukan sum- obat nonsteroid anti inflamasi, aspirin atau ste-
ber perdarahan. roid.
D I G E S T I V E 7 5

Diagnosis pasti dengan gastroskopi ditemu- hematoschezia sangat mungkin sumber perda-
kan adanya tukak yang dangkal. Perdarahan rahan terdapat di ileum atau sekum yang berasal
dapat berhenti spontan. Tindakan pembedahan dari tukak demam tifoid.
tidak diperlukan.
Divertikulosis
Tukak peptik
Pasien usia lanjut dengan riwayat hematosche-
Tukak peptik dapat ditemukan baik pada lam-
zia tanpa rasa nyeri di perut biasanya disebabkan
bung maupun duodeni. Penyebab perdarahan
oleh divertikel kolon yang berdarah. Pemerik-
masif ialah adanya erosi pada pembuluh darah
saan barium-enema dapat memastikan diagnosis.
arteri. Pasien ada riwayat gastritis kronis, mung-
kin telah mendapat terapi; Kepastian diagnosis Neoplasma kolon dan rektum
ditegakkan dengan endoskopi. Kegagalan pada
Jarang terjadi perdarahan yang masif. Adanya
terapi nonoperatif harus dilakukan tindakan pem-
riwayat buang air besar berlendir, nyeri abdo-
bedahan untuk menghentikan perdarahan.
men, berat badan yang menurun tanpa sebab
Karsinoma lambung yang jelas, mungkin disebabkan oleh karsinoma
kolon dan rektum. Pada anak-anak harus dipi-
Riwayat gastritis lama pada pasien usia lanjut.
kirkan kemungkinan adanya polip.
Adanya massa di abdomen bagian atas, dicurigai
kemungkinan adanya neoplasma ganas. Kepas-
Hemoroid
tian diagnosis dengan endoskopi dan biopsi untuk
pemeriksaan patologi anatomi. Buang air besar dengan perdarahan berupa darah
segar yang tidak bercampur dengan feses, disertai
Varises esofagus riwayat hemoroid. Bila pada pemeriksaan rek-
Pasien dengan riwayat penyakit hati, adanya tum tidak jelas dijumpai kelainan perdarahan
tanda-tanda sirosis hepatis hampir dapat dipas- disebabkan oleh hemoroid yang pecah, pasien
tikan penyebab perdarahan adalah varises eso- dengan hematoschezia harus dilakukan peme-
fagus yang pecah. riksaan anuskopi, sigmoidoskopi atau kolonos-
Pemasangan pipa Sengstaken-Blakemore (SB) kopi untuk kepastian diagnosis.
sangat bermanfaat untuk menghentikan perda-
rahan sekaligus konfirmasi sumber perdarahan
I. T R I A S E ?
berasal dari varises esofagus yang pecah.
Seperti juga pada perdarahan varises esofagus,
Demam tifoid dengan penyulit perdarahian maka tindakan pertama kita adalah resusitasi
Pasien dengan riwayat demam yang lama, ada sampai keadaan pasien stabil (lihat Varises Eso-
tanda-tanda klinis demam tifoid bila terjadi fagus).
7 6 K U M P U L A N K U L I A H I L M U B E D A H

VARISES
SB TUBE
ESOFAGUS

>MATEMESIS BIDOSKOPI
PROGRAM TH/
MELENA

ANAMNESIS
l>EM. FISIK
UMN-UIN NGT

PERDARAHAN INFUS CVP


TR.G.1. > KATETER
DARAH (^)

ieOROID{-) NGT
GOLDARAH
TEST MRiUt \^ KOLONOSKOPI
HIEMOSTASIS ffllttTO- RT ^ ^ ^ - ) - ^ ARTERIOGRAFI
SCHEZIA
ANUSKOPI

HEMOROID ( 4 ) TH/

II. D I A G N O S I S ?
Kal l u jumlahnya banyak maka pasien setiap saat d. tumor kolon;
dap It jatuh dalam syok karena selain yang dimim- e. divertikel kolon;
tahkan/diberakkan masih harus diperhitungkan f. polip kolon;
jumlah darah yang terdapat dalam gaster dan g. hemorhoid;
usus. Perdarahan saluran cerna dapat berupa: h. fisura anus;
1. Perdarahan saluran cerna atas ' i. amoebiasis;
a. varises esofagus;
A. ANAMNESA
b. ulkus peptikum;
Perdarahan saluran cerna dapat berupa:
c. tumor gaster/duodenum;
1. Hematemesis
d. divertikel duodenum;
a. darah segar (berasal dari varises/gaster
2. Perdarahan saluran cerna bawah
dalam jumlah yang banyak);
a. divertikel meckel; b. warna hitam (berasal dari gaster/varises
b. perdarahan tifoid; yang jumlahnya sedikit, darah sudah dicer-
c. invaginasi; na);
D I G E S T I V E 7 7

c. riwayat sukar menelan (tumor esofa- sarung tangan ada darah/lendir atau
gus); tidak
2 . Melena
C. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
a. warna hitam berarti sudah dicerna (ber-
Pada pemeriksaan H b , H t dan lekosit akan ter-
asal dari saluran cerna atas);
jadi perubahan bila terjadi perdarahan. Pada per-
3. Warna segar
darahan tifoid dapat terjadi lekopeni.
a. berasal dari saluran cerna bagian bawah;
b. berasal dari atas tetapi pasase yang cepat D. USG

I karena jumlah yang banyak; 1. Dengan U S G dapat dilihat:

c. berupa garis di luar feses, berarti berasal a. pada perdarahan varises dapat dilihat

j dari hemorhoid atau fisura anus; tanda-tanda:

d. bercampur dengan feses, berarti sempat - sirhosis

stasis di daerah rektum; - splenomegali

e. menetes, berarti berasal dari fisura anus/ - vena porta/vena henalis yang mem-

hemorhoid; besar

f. hematemesis dan melena; b. tumor gaster


c. tumor pankreas
B. PEMERIKSAAN FISIK
2. Foto polos abdomen dapat melihat adanya
1. Pucat
obstruksi kolon/usus halus (tumor, invagi-
2. Tangan dingin/keringat dingin nasi dan volvulus).
3. Nail Bed. Pengisian lebih lama dari tiga 3. Esofagus, maag dan duodenum foto ( O M D ) /
detik, berarti ada perdarahan/vasokonstriksi barium meal akan dapat melihat:
4. Nadi di atas lOOx/menit a. tumor esofagus

Keempat hal di atas menandakan bahwa per- b. divertikel esofagus


darahan cukup banyak dan pasien setiap saat c. tumor gaster
dapat jatuh dalam syok. d. divertikel duodenum
1. Spider Nevi. Tanda adanya sirhosis/varises e. ulkus peptikum
esofagus. 4. Ba. Enema akan dapat melihat adanya:
2. Teraba/tidak tumor di abdomen a. tumor kolon
3. Asites sirhosis b. volvulus
4. Limpa yang membesar sirhosis c. invaginasi
5. RT/: d. divertikel kolon
teraba tumor/tidak e. polip kolon
7 8 K U M P U L A N K U L I A H I L M U B E D A H

E. ENDOSKOPI 2. Sebelum melakukan tindakan operatif pada


1. Gastroskopi dapat melihat adanya perda- perdarahan saluran cerna selalu Tranfusi
rahan dari: Masiv dengan harapan perdarahan akan ber-

a. tumor esofagus henti dengan memberikan faktor-faktor pem-


bekuan darah, trombosit dan eritrosit (lihat
b. divertikel esofagus
varises esofagus).
c. varises esofagus yang berdarah
3. Untuk perdarahan saluran cerna bagian atas
d. tumor gaster/ulkus peptikum yang ber-
lihat varises esofagus.
darah
4. Untuk perdarahan saluran cerna bagian
e. divertikel duodenum yang berdarah
bawah tindakan selalu operatif.
2. Kolonoskopi dapat melihat adanya perda-
rahan dari:
VI. W A K T U Y A N G T E P A T ?
a. tumor kolon/rektum
b. polip kolon Kalau dengan transfusi masif, perdarahan tidak
dapat diatasi maka segera operasi.
c. divertikel kolon
d. volvulus kolon sigmoid
VII. M A S A L A H P R A B E D A H ?

III. K A S U S B E D A H / B U K A N ? 1 . Masalah di sini adalah penggantian volume


darah.
Senma merupakan kasus bedah kecuali pada per-
2. Keseimbangan asam-basa.
darahan varises esofagus dapat dilakukan sklero-
3. Pernapasan (aspirasi pneumoni)
terapi. Tetapi sekali dilakukan skleroterapi harus
4. Faktor pembekuan darah (hemostasis leng-
tertis sampai perdarahan berhenti. Tindakan
kap)
bedah terutama bila perdarahan juga berasal dari
5. Antibiotik profilaksis.
funidus.

VIII. M A S A L A H I N T R A B E D A H ?
IV. K O N T R A I N D I K A S I ?
Ahli bedah harus inampu melakukan:
T i d i k ada kontraindikasi bedah meskipun ada
1 . Saluran cerna bagian atas lihat:
kelainan pada enam organ vital.
a. varises esofagus
b. tukak peptik
V. J E N I S T I N D A K A N ?
c. obstruksi, dan
1. Pada perdarahan saluran cerna bagian atas d. mampu melakukan total gastrektomi
selalu dipasang S-B tube sebagai saran diag- pada perdarahan difus gastritis
nostik dan terapi (lihat varises esofagus). 2. Saluran cerna bagian bawah:
D I G E S T I V E 7 9

a. reseksi ilium dan anastomosis X. F O L L O W - U P


b. hemikolektomi kanan
c. hemikolektomi kiri Sesuai dengan masing-masing operasi.
d. total kolektomi
e. hemorhoidektomi K E P U S T A K A A N
f. polipektomi
1. Sterns E . E . , Clinical thinking in Surgery.
Appleton & Lange California hal 215-223.
IX. M A S A L A H P A S C A B E D A H ? 2. Trunkey D . D . , Cross R . A . , Cello J.P., Gas-
Selain masalah yang dihadapi pada fase pasca trointestinal tract bleeding in Current Emer-
bedah di sini masih ada masalah perdarahan non gency diagnosis and treatment. Lange Med.
bedah. Publications Singapore hal 123-135.

PERFORASI TIFOID

Pasien datang dengan keluhan sakit perut sebe- - Kolitis


lah kanan bawah. - Kolik ureter
1. Triase skor: dinilai - Adneksitis
-Otak
- Perforasi tifoid
- Pernapasan
Anamnesis:
- Kardiovaskuler
- Apendiks, sakit perut dulu baru demam
Kalau jumlah skor di bawah 4 keadaan
pasien baik. - Kolitis, pernah sakit perut seperti itu

Di atas 4 pasien bisa mati dan harus dima- dan sakit hilang-timbul, suka makanan

sukkan ke ruang resusitasi. pedas, rujak, asinan, wanita muda

2. Diagnosis: - Kolik ureter, sakit hilang-timbul, pernah


- Anamnesis kencing batu, pasir dan darah, sakit men-

- Pemeriksaan fisik jalar ke inguinal

- Laboratorium - Adneksitis, wanita, keputihan, demam


- Pencitraan dll.
DD/: - Perforasi lifoid, D E M A M D U L U B A R U
- Perforasi apendiks SAKIT P E R U T
8 0 K U M P U L A N K U L I A H I L M U B E D A H

Pemeriksaan. fisik: - Bronkoskopi kalau perlu


- Apendiks, peritonitis lokal atau umum, - X-ray toraks
tanda-tanda udara bebas (-) -EKG
- Kolik ureter, peritonitis (-) -CVP
- Adneksitis, U S G {+) - Hb/Ht
- Perforasi tifoid. X-ray U D A R A B E B A S - Darah 1 liter dan elektrolit 1 Uter

(+) - Kateter urin-produksi


3. Kasus bedah/bukan: - Bolus dexamethason 3 mg/kg BB
- Kasus bedah 8. Problem intra-bedah:
4. Jenis tindakan: - Eksisi baji kalau satu perforasi
- Laparotomi sayatan median - Reseksi anastomosis kalau perforasi ber-
5. ILontraindikasi: dekatan
- Otak, kesadaran, tanda-tanda arterioskle- - Overhecting pada impending perforasi
rosis? - C u c i dengan N a C l sampai bersih terma-
- Pernapasan suk fibrin
- Perokok? - Pasang dren intra-abdominal
- Aspirasi pneumoni? - S A N G G U P K A H O P E R A T O R MELA-
- Kardiovaskuler KUKAN TINDAKAN INI K A L A U
- Bradikardi/miokarditis? TIDAK, PANGGIL YANG LEBIH
- Hipovolemi SENIOR/KONSULEN
-Hati 9. Problem pasca bedah:
- Pernah sakit kuning? - Demam tifoid masih ada
- Spider nevi? - Problem pernapasan
- Ginjal - Problem kardiovaskuler
- Pernah kencing batu, pasir, darah? - Problem infeksi luka sepsis
- Pankreas - Klamfenikol obat terpilih
- Gemuk? - Antibiotika aerob dan anaerob sesuai
- Bekas garukan di kulit? dengan survai kuman dan sensitivitas flora
6. FLapan operasi? usus
- Perlu waktu kira-kira 2 jam untuk resu- - Gangguan pernapasan dan kardiovaskuler
sitasi rawat di unit rawat khusus
7.1'roblem pra-bedah: 10. Follow up:
- Resusitasi kardiopulmoner - Pulang-luka-infeksi
- Analisa gas darah-elektrolit - Karier? Awas lingkungaiv pasien
D I G E S T I V E 8 1

- Sumber penyakit? D i luar rumah? Sumber Fisura ani:

air?, Orang sakit sering mengalami obstipasi, yang


menonjol dikeluhkan rasa nyeri saat dan
H E M O R O I D sesudah defekasi yang disertai darah.
Karsinoma rekti:
Pasien datang dengan keluhan: perdarahan per-
anum Perubahan pola defekasi berat badan

1. Diagnosis berdasarkan: turun tanpa sebab yang jelas.


Proktitis:
- Anamnesis
- Keluhan telah berulang-ulang dirasakan
- Pemeriksaan fisik
- Perubahan pola defekasi
- Laboratorium
- Perdarahan disertai lendir; tenesmus
- Pemeriksaan colok dubur
Hemoroid:
- Anuskopi
- Perdarahan segar saat defekasi
- Sigmoidoskopi
- Dirasakan adanya benjolan {+)/{-)
Diagnosa banding:
l.b. Pemeriksaan fisik:
a. Prolaps rekti
(Inspeksi, colok dubur, anuskopi, sigmoi-
b. Polip ani
doskop).
c. Fisura ani
Prolaps rekti:
d. Karsinoma rekti
Tampak lipatan mukosa yang teratur kon-
e. Proktitis spesifik/non-spesifik/Crohn/ sentris radier, seluruh ketebalan dinding
amubiasis
dapat dirasakan, mukosa merah muda meng-
f. Hemoroid kilat. Pada keadaan kronis sering ditemu-
1 .a. Anamnesis: kan iritasi discharge lendir. Mudah direpo-

Prolaps rekti: sisi oleh penderita pada level atas.

Sering terjadi pada anak-anak < 5 tahun Polip ani:

dan wanita tua dan lemah. Perdarahan ter- Pada colok dubur dan anoskopi dapat dite-

jadinya kemudian sesudah diketahui turun- mukan polip dengan tangkainya.

nya massa di dubur, beberapa bulan/tahun. Fissura ani:

Polip ani: - Sangat nyeri pada pemeriksaan colok

Perdarahan diketahui oleh orangtuanya saat dubur

defekasi yang disertai adanya massa ben- - Pada anuskopi dapat dilihat lokasi fi-
jolan yang keluar berwarna merah. sura ani
8 2 K U M P U L A N K U L I A H I L M U B E D A H

Karsinoma rekti: 3. Jenis tindakan:


- Anamnesis (+), berat badan menurun, - Konservatif
tanda obstruksi - Stad I / I I Diet: Medikametosa
- Pada colok dubur/ano sigmodoskopi - S t a d n / i n - - Rubber binding hgation
massa tumor, berbenjol-benjol mudah -Sclerosing phenol 5 % /
berdarah. ethoxy sclerol
Proktitis: - Infra red
Anuskopi-sigmodoskopi: - Stad I I I / I V O p e r a t i f
Mukosa hiperemis, granular ulseratif 4. Kontraindikasi:
Hemoroid: Sirosis hepatis konservatif, ligasi, sclero-
- Benjolan kebiru-biruan sing
- Lokasi dapat di atas linea dentata atau 5. Waktu operasi:
di bawahnya Stadium I I I - I V
- Pasien dapat datang dengan keadaan 6. Problem pra bedah:
yang inkaserata/prolaps hemoroid atau ASA I tidak ada masalah
trombosit hemoroid 7. Problem intra bedah:
1 .c. Laboratorium: Jahitan hemostasis harus baik
- C E A / I D T untuk keganasan atau infla- 8. Problem pasca bedah:
masi - Kemungkinan perdarahan
- L E T / d a r a h perifer untuk hemoroid - Nyeri pasca bedah
1. d. Pencitraan: 9. Follow up:
- Tanda-tanda sirosis perlu U S G - Residif
- Keganasan perlu Ba-enema/USG - Striktur
2. Kasus Bedah: Harus ditentukan stadiumnya
D I G E S T I V E 8 3

IKTERUS DALAM BEDAH


Ibrahim Ahmadsyah

Ikterus

Ikterus berarti gejala kuning karena bilirubin kekurang-mampuan sel hati untuk melakukan
yang berlebihan di dalam darah dan jaringan. konjugasi akibat penyakit hati, terjadinya refluks
Keadaan ini dapat disebabkan oleh kelainan yang bilirubin direk dari saluran empedu ke dalam
terdapat di luar atau di dalam hati. darah karena adanya hambatan aliran empedu

Diagnosis banding penyebab terjadinya ikte- menyebabkan tingginya kadar bilirubin di'dalam

rus tergantung kepada hasil metabolisme pig- darah. Keadaan ini disebut hiperbilirubinemia
dengan manifestasi klinis berupa ikterus.
men empedu.

Metabolisma Normal Bilirubin Diagnosis

Langkah pertama pendekatan diagnosis pasien


Bilirubin berasal dari hasil pemecahan hemoglo-
dengan ikterus ialah melalui anamnesis, peme-
bin oleh sel retikuloendotelial, cincin heme sete-
riksaan fisik yang teliti serta pemeriksaan faal
lah dibebaskan dari besi dan globin diubah men-
hati.
jadi biliverdin yang berwarna hijau. Biliverdin
berubah menjadi bilirubin yang berwarna kuning. Anamnesis ditujukan pada riwayat timbul-

Bilirubin ini dikombinasikan dengan albumin nya ikterus, warna urin dan feses, rasa gatal,

membentuk kompleks protein-pigmen dan keluhan saluran cerna, nyeri perut, nafsu makan

ditransportasikan ke dalam sel hati. Bentuk bili- berkurang, pekerjaan, adanya kontak dengan

rubin ini sebagai bilirubin yang belum dikon- pasien ikterus lain, alkoholisme, riwayat trans-

jugasi atau bilirubin indirek berdasar reaksi diazo fusi, obat-obatan, suntikan atau tindakan pem-

dari Van den Berg, tidak larut dalam air dan bedahan.

tidak dikeluarkan melalui urin. D i dalam sel inti


hati albumin dipisahkan, bilirubin dikonjugasi- Pemeriksaan fisik
kan dengan asam glukuronik yang larut dalam
Pemeriksaan fisik meliputi perabaan hati, kan-
air dan dikeluarkan ke saluran empedu. Pada
dung empedu, limpa, mencari tanda-tanda stig-
reaksi diazo Van den Berg memberikan reaksi
mata sirosis hepatis seperti spider nyeri, eritema
langsung sehingga disebut bilirubin direk.
palmaris, bekas garukan di kulit karena pru-
Bilirubin indirek yang berlebihan akibat peme- ritus, tanda-tanda asites. Anemi dan limpa yang
cahan sel darah merah yang terlalu banyak. membesar dapat dijumpai pada pasien dengan
8 4 K U M P U L A N K U L I A H I L M U B E D A H

hemoglobin

i
heme + Fe + globin

biliverdin

tidak lanit dalam air


bilinibin indirek diekresi oleh hati

i< konjugasi dengan asam glukuronat


larut dalam air
bilimbin direk

I
empedu

urobilinogen

urobilin

4.
D i a g r a m m e t a b o l i s m e bilirubin

anemia hemolitik. Kandung empedu yang mem- menunjukkan adanya tanda-tanda kolangitis
besiu: menimjukkan adanya sumbatan pada saluran pada pasien ikterus.
empedu bagian distal yang lebih sering disebab- Pemeriksaan faal hati dapat menentukan apa-
kan oleh tumor (dikenal dengan hukum Cour- kah ikterus yang timbul disebabkan oleh gang-
voisier). guan pada sel-sel hati atau disebabkan adanya
hambatan pada saluran empedu. Bilirubin direk
meningkat lebih tinggi dari bilirubin indirek
Pemeriksaan laboratorium
lebih mungkin disebabkan oleh sumbatan saluran
Hemoglobin yan^ rendah disertai dengan reti- empedu dibanding bila bilirubin indirek yang
kulosit yang meninggi sering ditemui pada ane- jelas meningkat. Pada keadaan normal bilirubin
mia hemolitik. Hitung lekosit yang meninggi tidak dijumpai di dalam urin. Bilirubin indirek
D I G E S T I V E 8 5

tidak dapat diekskresikan melalui ginjal sedang- riksaan sonografi pada sistem hepatobilier untuk
kan bilirubin yang telah dikonjugasikan dapat mendeteksi batu empedu, pembesaran kandung
keluar melalui urin. Karena itu adanya biliru- empedu, pelebaran saluran empedu dan massa
binuri lebih mungkin disebabkan akibat ham- tumor tinggi sekali. Tidak ditemukannya tanda-
batan aliran empedu daripada kerusakan sel-sel tanda pelebaran saluran empedu dapat diper-
hati. Pemeriksaan feses yang menunjukkan ada- kirakan penyebab ikterus bukan oleh sumbatan
nya perubahan warna feses menjadi akohs menun- saluran empedu, sedangkan pelebaran saluran
jukkan terhambatnya aliran empedu masuk ke empedu memperkuat diagnosis ikterus obstruk-
dalam saluran usus (pigmen tidak dapat men- tif.
capai usus).
Keuntungan lain yang diperoleh pada peng-
Pemeriksaan terhadap enzim S G P T / G O T dan gunaan sonografi ialah sekaligus kita dapat meni-
enzim-enzim lainnya membantu menentukan lai kelainan organ yang berdekatan dengan sis-
ikterus akibat gangguan parenkhim hati sedang- tem hepatobilier antara lain pankreas dan ginjal.
kan alkali fosfatase akan meninggi pada ikterus Aman dan tidak invasif merupakan keuntimgan
obstruktif. lain dari sonografi.

Respons waktu protombin terhadap suntikan


Pemeriksaan radiologi
vitamin K membantu menentukan apakah ikte-
rus obstruktif atau gangguan parenkhim. Pening- Pemeriksaan foto polos abdomen kurang mem-
katan waktu protombin dalam waktu 48 jam beri manfaat karena sebagian besar batu empedu
setelah pemberian vitamin K menunjukkan ada- radiolusen. Kolesistografi tidak dapat digunakan
nya sumbatan sedangkan bila tidak ada respons pada pasien ikterus karena zat kontras tidak
ini disebabkan oleh gangguan pada sel-sel hati. diekskresikan oleh sel hati yang sakit.

Pemeriksaan radiologi yang banyak manfaat


Pemeriksaan Penunjang lainnya diagnostiknya pada masa sekarang ini ialah
Endoscopic Retrograde Cholangio-Pancreatogra-
Ultrasonografi (USG) phy ( E R G P ) . Dengan bantuan endoskopi mela-
Pemeriksaan pencitraan pada masa kini dengan lui muara papila Vater kontras dimasukkan ke
sonografi (USG) sangat membantu dalam mene- dalam saluran empedu dan saluran pankreas.
gakkan diagnosis dan dianjurkan merupakan Keuntungan lain pada pemeriksaan ini ialah
pemeriksaan penunjang pencitraan yang pertama sekaligus dapat menilai apakah ada kelainan pada
dilakukan sebelum pemeriksaan pencitraan lain- muara papila Vater, tumor misalnya atau ada-
nya. Dengan sonografi dapat ditentukan kelainan nya penyempitan. Keterbatasan yang mungkin
parenkhim hati, duktus yang melebar, adanya timbul pada pemeriksaan ini ialah bila muara
batu atau massa tumor. Ketepatan diagnosis peme- papila tidak dapat dimasuki kanul.
8 6 K U M P U L A N K U L I A H I L M U B E D A H

Adanya sumbatan di saluran empedu bagian Penyebab hemolisis antara lain ialah sfero-
discal, gambaran saluran proksimalnya dapat divi- sitosis herediter, defisiensi piruvat-kinase, penya-
sualisasikan dengan pemeriksaan Percutaneus kit sickle cell, anemia hemolitik yang didapat
Transhepatic Cholangiography (PTC). Pemerik- (transfusi darah) dan pada malaria tropika.
saan ini dilakukan dengan penyuntikan kontras
melalui jarum yang ditusukkan ke arah hilus hati Kelainan Hati
daii sisi kanan pasien. Kontras disuntikkan bila Ikterus akibat kelainan hati disebut juga ikterus
ujung jarum sudah diyakini berada di dalam hepatik. Terjadi peningkatan bilirubin di dalam
saluran empedu. Computed Tomography ( C T ) darah akibat terganggunya faal hati. Kelainan
adalah pemeriksaan radiologi yang dapat mem- hati tersebut antara lain:
peilihatkan serial irian-irisan hati. Adanya ke- 1. Sindrom Dubin-Johnson atau Sindrom Rotor
lainan hati dapat diperiihatkan lokasinya yang
2. Kolestasis akibat rangsangan hormon misal-
tepat.
nya obat kontraseptif, kehamilan.
Untuk diagnosis kelainan primer dari hati 3. Hepatitis (virus hepatitis A , B, C , dan lep-
dan kepastian adanya keganasan dilakukan biopsi tospirosis)
janim untuk pemeriksaan histopatologi. Biopsi 4. Sirosis
jarum tidak dianjurkan bila ada tanda-tanda obs-
5. Akibat obat-obatan
truksi saluran empedu karena dapat menimbul-
6. Sclerosing cholangitis
kan penyulit kebocoran saluran empedu.
7. Septisemia

Penyebab Ikterus Diagnosis penyakit hati memberikan bermacam


gejala tergantung penyebab dan penyakit yang
Hemolisis
menyertainya. Kuning merupakan gejala yang
Penghancuran yang berlebihan dari eritrosit akan biasa ditemukan pada penyakit hati, mungkin
menyebabkan meningkatnya pembentukan bili- disertai dengan warna kemih yang gelap seperti
rubin sehingga terjadi keadaan hiperbilirubine- teh tua atau warna feses putih abu-abu. Riwayat
mia. Ikterus yang disebabkan oleh keadaan ini juga kontak dengan pasien kuning, suntikan atau
disi;but ikterus prehepatik, karena tidak terda- transfusi darah dipikirkan kemungkinan men-
pat gangguan pada hati. Ikterus timbul akibat derita hepatitis.
berlebihnya bilirubin yang belum dikonjugasi. Cepat lelah, rasa lemah dan demam sering
Diagnosis ditegakkan bila pada pemeriksaan dijumpai, demikian pula mual dan muntah serta
darah ditemukan tanda-tanda kelainan darah, tidak nafsu makan. Adanya riwayat hemateme-
bihrubin indirek yang meninggi sedangkan faal sis dan melena dipikirkan penyakit hati kronis
hati yang lainnya normal. sebagai penyebab. Gangguan mental seperti cepat
D I G E S T I V E 8 7

lupa, tidak dapat konsentrasi dan perubahan ke- Ikterus Obstruktif


pribadian dapat dijumpai pada penyakit hati
Hambatan aliran empedu yang disebabkan oleh
menahun yang sudah lanjut. Adanya riwayat
sumbatan mekanik menyebabkan terjadi kole-
alkoholisme juga penting.
stasis disebut sebagai ikterus obstruktif saluran
Pemeriksaan fisik juga sangat tergantung pada empedu sebelum sumbatan akan melebar. Akti-
penyebab dan jenis penyakit hati. Hepatomegali vitas enzim alkalifosfatase akan meningkat dan
dan nyeri tekan dijumpai, baik pada yang akut ini merupakan tanda adanya kolestasis. Infeksi
maupun yang menahun. Limpa yang membesar bakteri dengan kolangitis dan kemudian pem-
biasa dijumpai pada kelainan hati yang sudah bentukan abses menyertai demam dan septike-
lanjut. Demam terdapat pada keadaan infeksi mia yang tidak jarang dijumpai sebagai penyulit
akut atau adanya nekrosis jaringan hati. Spider ikterus obstruktif.
nevi, eritema palmaris, vena kolateral di dinding
perut, teleangiektasis di tungkai khas pada penya- Penyebab Ikterus Obstruktif
kit sirosis hepatis. Kadang-kadang dijumpai ada-
Sumbatan saluran empedu dapat terjadi karena
nya ginekomasti dan atrofi testis karena gang-
kelainan pada dinding misalnya adanya tumor
guan metabolisme estrogen akibat kerusakan sel
atau penyempitan karena trauma (iatrogenik).
hati.
Batu empedu dan cacing askaris sering dijumpai
Pekak sisi berpindah positif pada pemerik- sebagai penyebab sumbatan di dalam lumen
saan menunjukkan adanya asites akibat penya- saluran. Pankreatitis, tumor kaput pankreas,
kit hati menahun. Kadang dapat tercium bau tumor kandung empedu atau anak sebar tumor
napas yang khas yang disebut fetor hepaticus. ganas di daerah ligamentum hepato duodenale
Pemeriksaan faal hati menunjukkan pening- dapat menekan saluran empedu dari luar me-
katan serum bilirubin terutama bilirubin indirek. nimbulkan gangguan aliran empedu.

Serum glutamicoxaloacetic transaminase Beberapa keadaan yang jarang dijumpai seba-


( S G O T ) dan serum glutamic pyruvic transami- gai penyebab sumbatan antara lain kista kole-
nase (SGPT) merupakan pemeriksaan enzim dokus, abses amuba pada lokasi tertentu, diverti-
untuk menentukan kerusakan sel hati. Pada kel duodenum dan striktur sfingter papila vater.
hepatitis akut nilainya akan meningkat sampai
Penatalaksanaan Ikterus Obstruktif
10 kali nilai normal. Tes imunologi dilakukan
untuk melihat kemungkinan infeksi virus hepa- Pada dasarnya penatalaksanaan pasien dengan
titis. Faktor pembekuan akan terganggu pada ikterus obstruktif bertujuan untuk menghilang-
penyakit hati. Waktu protrombin yang meman- kan penyebab sumbatan atau mengalihkan
jang dijumpai pada infeksi hati yang berat atau aliran empedu. Tindakan tersebut dapat berupa
sirosis hepatis. tindakan pembedahan misalnya pengangkatan
8 8 K U M P U L A N K U L I A H I L M U B E D A H

batu atau reseksi tumor. Dapat pula upaya umuk kan. Drenase dapat dilakukan keluar tubuh misal-
menghilangkan sumbatan dengan tindakan endos- nya dengan pemasangan pipa naso bilier, pipa T
ko]3i, baik melalui papila vater atau dengan lapa- pada duktus koledokus, atau kolesistostomi.
roskopi. Drenase interna dapat dilakukan dengan mem-
Bila tindakan pembedahan tidak mungkin buat pintasan bilio digestif. Drenase interna ini
dilakukan untuk menghilangkan penyebab sum- dapat berupa kolesisto-jejunostomi, koledo-
batan, dilakukan tindakan drenase yang bertu- koduodenostomi, koledoko-jejunostomi atau
juan agar empedu yang terhambat dapat dialir- hepatiko-jejunostomi,.

anamnesis duktus tidak melebar biopsi hati


pemeriksaan fisik
t
nonnal

USG meragukan ERCP


IKTERUS

t sumbatan
I
I
I
i
pemeriksaan
duktus melebar operasi
faal hati

Diagram pasien dengan kecurigaan ikterus obstruksi

K E i P U S T A K A A N
1. Sabiston D C , Davis-Christopher Textbook
of Surgery, 11 ed., W . B . Saunders C o . ,
London.
2. Schwarts S.L, Principles of Surgery, 5 ed.,
McGraw-Hill C o . , N e w Y o r k .

Anda mungkin juga menyukai