B A B
1
U M U M
ILMU BEDAH
Dikutip dari b u k u K I P D I (Kurikulum Induk Pendidikan Dokter Indonesia)
Tujuan C a b a n g llmu
1. Melakiikan anamnesis, pemeriksaan jasmani, pulkan data yang diperoleh untuk men-
penilaian kejiwaan, pemeriksaan laborato- diagnosis kasus bedah.
rium rutin dan penunjang serta menyim- 4. Melaktikan ananmesis, pemeriksaan jasmani,
pulkan data yang diperoleh untuk mem- penilaian kejiwaan, pemeriksaan laborato-
bedakan kasus medik dengan kasus bedah. rium rutin dan penunjang serta menyim-
2. Melakukan anamnesis, pemeriksaan jasmani, pulkan data yang diperoleh untuk men-
rium rutin dan penunjang, serta menyim- 5. Melakukan anamnesis, pemeriksaan jasmani,
pulkan data yang diperoleh untuk mem- penilaian kejiwaan, pemeriksaan laborato-
bedakan kedaruratan medik dari kedaru- rium rutin dan penunjang serta menyim-
ratan bedah. pulkan data yang diperoleh untuk men-
rium rutin dan penunjang serta menyim- 18. Menetapkan bentuk dan melaksanakan
pulkan data yang diperoleh untuk men- kerja sama yang serasi dan efektif antara
diagnosis kasus bedah mayor elektif. dokter dan berbagai unsur dalam masya-
penilaian kejiwaan, pemeriksaan laborato- 19. Bertindak sesuai dengan etik kedokteran
rium rutin dan penunjang serta menyim- dalam hubungan dokter dengan perse-
pulkan data yang diperoleh untuk men- orangan dan atau masyarakat dalam mena-
diagnosis kasus bedah mayor akut. ngani kasus bedah.
8 Melakukan prosedur sepsis dan tindakan 20. Mempertimbangkan tindakan dokter dalam
antiseptik. bidang bedah berdasarkan etik kedokteran.
9 Menggunakan obat anestesi tertentu pada 21. Menyesuaikan perilaku dokter dengan ke-
kasus bedah minor sesuai dengan indikasi. anekawarnaan budaya, agama di Indonesia
dalam meningkatkan kesejahteraan masya-
10. Menjelaskan tindakan prabedah dan pasca-
rakat melalui pembedahan.
bedah pada penderita bedah yang men-
jalani pembedahan dengan anestesi umum. 22. Meningkatkan kemampuan diri dalam
ilmu bedah dan ilmu lainnya secara terus-
11. Melakukan pembedahan minor.
menerus sehingga bekerja lebih baik dalam
12. Melakukan tindakan untuk mempertahan-
bidang kesehatan.
kan dan memperbaiki keadaan umum pen-
23. Mengembangkan diri dengan bersikap krea-
derita sebelum rujukan.
tif, produktif, terbuka dan berorientasi ke
13. Melakukan tindak lanjut pengiriman pen-
masa depan.
derita bedah mayor elektif dan akut secara
24. Melaksanakan program kesehatan jangka
tepat.
pendek dan atau jangka panjang, pemerin-
14. Menjelaskan berbagai kelainan bedah untuk tah dan atau bukan pemerintah dalam
menetapkan prognosis. bidang bedah dengan memperhatikan sis-
15. Melaktikan pemeriksaan lanjutan pada kasus tem kesehatan nasional.
bedah setelah rujukan untxik tindakan supor- 25. Melakukan pemeriksaan klinik pada kasus
tif dan rehabilitasi. bedah untuk membuat visum et repertum.
16. Melakukan tindakan sterilisasi untuk me- 26. Menetapkan ruang lingkup penehtian bidang
ningkatkan kesejahteraan keluarga. ilmu bedah di Indonesia.
17. Menerapkan teknik komunikasi yang serasi 27. Melaksanakan penelitian bidang ilmu bedah
dengan tujuan dan berbagai unsur dalam sesuai dengan prioritas.
masyarakat dalam menangani kasus bedah.
U M U M 1 3
- sarkoma
- melanoma malignum
- kista epidermoid
U M U M 1 5
- coloid
- atheroma
- mucocele
M e n g e t a h u i kelainan kulit dari jenis 4.1 M e n j e l a s k a n g a m b a r a n klinis u n t u k C2 K DK P
metabolik/degeneratif: kelainan-kelainan tersebut
- xanthoma, 4.2 Menjelaskan tindakan-tindakan pada C2 K DK P
kelainan-kelainan tersebut
- xanthelasma,
- papilloma
- phlegmone
- gangren
3.6 M e n y e b u t k a n tanda-tanda sepsis C2 K D K KL
akibat luka serta m e m i l i h cara
pemeriksaan yang dapat menegakkan
diagnosa (kuman penyebab).
3.7 M e m i l i h cara-cara terbaik untuk P2 K D K KL
pengobatan sepsis akibat infeksi luka.
11. P e n y e m b u h a n luka 1. M e n g e r t i fisiologi p e n y e m b u h a n 1.1 Menyebutkan fase-fase penyembuhan C2 KDK
luka luka.
1.2 Menyebutkan proses-proses yang C2 KDK
terjadi pada fase tersebut.
1.3 Menyebutkan keadaan yang C2 KDK
m e n g h a m b a t merangsang proses
tersebut.
2. M e n g e r t i c a r a p e n g e l o l a a n l u k a . 2 . 1 M e n y e b u t k a n urutan dan tindakan C2
yang dikerjakan pada pengelolaan
luka:
2.11 Mendefinisikan debridement dan C2 KDK
m e n y e b u t k a n apa yang dilakukan
pada tindakan tersebut.
2.12 M e n y e b u t k a n alasan pemilihan cara C2 KDK
tindakan.
2.2 M e n y e b u t k a n cara p e r a w a t a n pasca C2 KDK
tindakan
3. M e n g e t a h u i k o m p l i k a s i M e n y e b u t dan menerangkan C2 KDK
p e n y e m b u h a n luka. komplikasi:
- infeksi, fistel
- hematoma.
- serosa,
-dehisensi.
- parut hipertrofis.
- keloid.
- kista retensi.
- kontraktur.
4. M e n g e l o l a luka d e n g a n komplikasi 4 . 1 Menyebutkan usaha-usaha C2 KDK
menghindari 3.1.
4.2 Mengerjakan usaha mengelola 3.1. CI KDK
KEADAAN DARURAT
12. Penyakit-penyakit 1. M e m a h a m i etiologi, epidemiologi, 1.1 Menyebutkan kuman penyebab tb CI KDKKL
i n f e k s i di b i d a n g m a s a inkubasi dan patogenesa tetanus dan sifat-sifatnya.
Bedah-Tetanus. dari t e t a n u s . 1.2 Menjelaskan epidemiologi/distribusi CI KDKKL
kuman tetanus
U M U M 1 9
3.2 Pengembalian tekanan rongga pleura P3 K D K KL
ke negatif.
3.3 Menstabilisasi dinding dada. P3 KDK KL
3.4 Menghilangkan rasa nyeri. P3 K D K KL
3.5 M e m a h a m i hal-hal yang dapat P3 KOK KL
menjadikan hambatan pengembangan
paru.
3.6 M e n g u r a i k a n indikasi operasi. C2 K D K KL
17. Trauma saluran 1. Menguasai tanda-tanda 1.1 Mendeteksi hematuria. P4 KDKKL
kemih. kemungkinan ada t r a u m a tumpul 1.2 M e l a k u k a n p e m e r i k s a a n fisik KDKKL
dan t a j a m pada ginjal, serta diagnostik, melihat excoriasi, meraba
mampu merencanakan massa retroperitoneal.
pemeriksaan tambahan yang
1.3 M e l a k u k a n observasi, tensi nadi dan P5 KDKKL
diperiukan.
pernapasan.
1.4 M e m b a c a foto pyelografi intravena. P3 KDK KL
U M U M 2 3
h a m b a t a n saluran p e n c e m a a n (tinggi
maupun rendah).
1.4 Memilih pemeriksaan-pemeriksaan P4 K DK KL
tambahan yang cocok untuk:
- m e n e t a p k a n lokalisasi h a m b a t a n
- menetapkan perubahan
homeostasis.
2. M e l a k u k a n terapi pada h a m b a t a n 2.1 Memberikan batasan "abdomen akut" C2 K DK KL
saluran pencemaan. serta contohnya.
2.2 Menjelaskan terapi yang tepat pada C2 K D K KL
kasus:
a) . - h e r n i a i n k a r e r a t a
- volvulus
- invaginasi.
b) . - a s k a r i a s i ( b o l u s a s k a r i s )
- karsinoma kolon dan rektum
2.3 Menjelaskan dasar-dasar terapi cairan P2 K DK KL
dan elekrolit pada h a m b a t a n saluran
pencemaan.
27. Invaginasi 1. M e m a h a m i patogenesa invaginasi 1.1 M e n y e b u t k a n kausa/faktor CI K DK KL
predisposisi terjadi invaginasi.
1.2 Menyebutkan macam-macam CI K DK KL
invaginasi serta m e n y e b u t k a n jenis
invaginasi yang paling sering terjadi.
1.3 Menjelaskan timbulnya muntah. C2 P2
perabaan massa intraperitoneal, K D K KL
perdarahan per rektal serta
tanda-tanda lanjut berupa obstruksi
strangulasi.
2. M a m p u m e n e g a k k a n diagnosa. 2.1 Menyebutkan insiden seks dan CI K DK KL
insiden umur.
2.2 M e n y e b u t k a n 3 gejala dan t a n d a yang CI KDKKL
khas untuk invaginasi.
2.3 M e n y e b u t k a n gejala dan tanda-tanda CI KDKKL
lanjut invaginasi.
2.4 M e n j e l a s k a n peranan serta indikasi C2 KDKKL
pemeriksaan foto polos abdomen dan
Be-enema dalam menegakkan
diagnosa.
3. M e m a h a m i terapi yang terbaik. 3.1 Menjelaskan tindakan pertama C2 KDKKL
s e b e l u m dirujuk ke RS.
3.2 Menjelaskan dasar pengobatan C2 KDKKL
pembedahan invaginasi yang harus
dikerjakan.
2 8 K U M P U L A N K U L I A H I L M U B E D A H