Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH AGAMA ISLAM

CLONING DAN BAYI TABUNG

Oleh : Tingkat 1 C
Kelompok 6
1. Ginanjar Satrio Utomo
2. Raudhatul Adawiyah
3. Riska Maisaroh
4. Ristiyanti

AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT., karena atas limpahan rahmat-
Nya, sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan dan telah rampung. Makalah
ini berjudul Cloning dan Bayi Tabung, dengan tujuan penulisan sebagai sumber
bacaan yang dapat digunakan untuk memperdalam pemahaman dari materi ini. Selain
itu penulisan sebagai sumber bacaan yang dapat digunakan untuk memperdalam
pemahaman dari materi ini.
Namun penulisan cukup menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran pembaca yang bersifat
membangun. Meskipun demikian, penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.

Samarinda, 22 September 2015


Penyusun

Kelompok 6

II
DAFTAR ISI
Cover ..................................................................................................................... i
Kata Pengantar ......................................................................................................... ii
Daftar Isi .................................................................................................................. iii
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar belakang...................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah ................................................................................ 2
1.3 Tujuan................................................................................................... 2
Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian kloning .............................................................................. 3
2.2 Jenis - jenis kloning ............................................................................ 3
2.3 Lahir dan berkembangnya kloning ..................................................... 4
2.4 Pandangan MUI tetang kloning .......................................................... 4
2.5 Pandangan kloning menurut hukum agama ........................................ 5
2.6 Manfaat kloning .................................................................................. 7
2.7 Dampak kloning .................................................................................. 8
2.8 Pengertian bayi tabung ........................................................................ 8
2.9 Proses bayi tabung ............................................................................... 9
2.10 Hukum serta dalil tentang bayi tabung ............................................... 11
2.11 Perbadaan pendapat para ulama .......................................................... 12
2.12 Status anak bayi tabung menurut hukum agama islam.........................16
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan............................................................................................. 17
3.2 Saran ...................................................................................................... 17

Daftar pustaka

III
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada dasarnya pembuahan yang alami terjadi dalam rahim melalui cara yang
alami pula (hubungan seksual), sesuai fitrah yang ditentukan Allah untuk
manusia. Setiap pasangan suami istri pasti mengharapkan hadirnya seorang atau
beberapa orang anak sebagai buah hati dari perkawinan mereka. Akan tetapi
pembuahan alami ini terkadang sulit terwujud, misalnya karna rusaknya atau
tertutupnya saluran indung telur (tuba fallopi) yang membawa sel telur ke rahim,
atau karena sel sperma suami lemah sehingga tidak mampu menjangkau rahim
istri. Semua ini akan meniadakan kelahiran dan menghambat suami istri untuk
mendapatkan anak.
Dengan kemajuan yang pesat dibidang teknologi, kini banyak teknologi -
teknologi yang mampu menciptakan bermacam-macam produk hasil teknologi
yang berkualitas. Diantara produk teknologi mutakhir adalah dibilang biologi
salah satunya adalah bayi tabung dan cloning untuk mengatasi permasalahan
yang telah diuraikan di atas. Pada dasarnya orang yang memuji kemajuan di
bidang teknologit tersebut, namun mereka belum tau pasti apakah produk produk
hasil teknologi itu dibenarkan menurut hukum agama. Oleh karena hal tersebut di
atas, untuk mengetahui lebih banyak tentang bayi tabung dan cloning, maka akan
kami gali dan mengkaji dan memaparkan makalah ini.
Makalah tentang bayi tabung dan cloning ini dimaksudkan agar masyarakat
teruatama dari kalangan agama islam memberi tanggapan dan masukan dan
tentang proyek pengembangan bayi tabung dan cloning di indonesia yang mulai
terbuka untuk peminat bayi tabung dan cloning.

1.2 Rumusan Masalah

1
Masalah utama dalam penulisan ini adalah tinjauan hukum islam mengenai
bayi tabung. Permasalahan ini dirinci dalam rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan kloning ?
2. Apa saja jenis - jenis kloning ?
3. Bagaimana lahir dan berkembangnya kloning ?
4. Bagaimanakan pandangan MUI tentang kloning ?
5. Bagaimanakah pandangan hukum agama tentang kloning ?
6. Apa saja manfaat kloning ?
7. Apa saja dampak dari kloning ?
8. Apa yang dimaksud dengan bayi tabung ?
9. Bagaimana proses lahirnya bayi tabung ?
10. Apa hukum serta dalil tentang bayi tabung ?
11. Bagaimana perbedaan pendapat para ulama tentang bayi tabung ?
12. Bagaimana status anak bayi tabung menurut agama islam ?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan secara umum dari diadakannya penulisan makalah ini yaitu untuk
mengetahui informasi tentang perkembangan teknologi bayi tabung dan cloning
menurut kesesuaian hukum islam.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGRTIAN KLONING


Definisi kloning adalah pembiakkan dengan teknik membuat keturunan
dengan kode genetik yang sama dengan induknya. Melihat asal bahasa yang
digunakan, dapat dimengerti bahwa praktek perbanyakan tanaman lewat
penampangan potongan/pangkasan tanaman telah lama dikenal manusia.
Karena tidak adanya keterlibatan jenis kelamin, maka yang dimaksud dengan
klonasi adalah suatu metode atau cara perbanyakan makhluk hidup (atau
reproduksi) secara aseksual. Hasil perbanyakan lewat cara semacam ini disebut
klonus/klona, yang dapat diartikan sebagai individu atau organisme yang
dimiliki genotipus yang identik.
Kloning terhadap manusia adalah merupakan bentuk intervensi hasil
rekayasa manusia. Kloning adalah teknik memproduksi duplikat yang identik
secara genetis dari suatu organisme. Klon adalah keturunan aseksual dari
individu tunggal.

2.2 JENIS - JENIS KLONING


A. Kloning DNA rekombinan
Kloning ini merupakan pemindahan sebagian rantai DNA yang diinginkan
dari suatu organisme pada satu element replikasi genetik, contohnya
penyisipan DNA dalam plasmid bakteri untuk mengklon satu gen.
B. Kloning Reproduktif
Merupakan teknologi yang digunakan untuk mendapatkan keturunan yang
sama persis dengan induknya dengan suatu teknik.
C. Kloning Teraupetik
Merupakan suatu kloning untuk memproduksi embrio manusia sebagai

3
bahan peneliyian dalam olmu pengobatan.

2.3 LAHIR DAN BERKEMBANGNYA KLONING


Sekitar satu abad lalu, Gregor Mandel merumuskan aturan - aturan
menerangkan pewarisan sifat - sifat biologis. Sifat-siofat organisme yang
diwariskan di atur oleh suatu faktor yang disebut gen, yaitu suatu patikel yang
berada di dalam suatu sel, tepatnya di dalam kromoson. Gen menjadi dasar dalam
perkembangan penelitian genetika meliputi pemetaan gen, menganalisis posisi
gen pada kromososn. Hasil penelitian lebih berkembang baik diketahuinya DNA
sebagai material genetik beserta strukturnya, kde kode gentik, serta proses
transkripsi dan translasi dapat dijabarkan. Suatu penelitian rekomendasi atau
rekayasa genetika yang inti prosesnya adalah kloning gen, yaitu suatu prosedur
untuk memperoleh replika yang dapat sama dari sek atau otganisme tunggal.
Belakangan ini di media masa (televisi, koran, Internet,dll.) memberitakan
tentang kloning manusia. Tetapi karena belum ditemukan rujukan dari kitab-kitab
hukum terdahulu, para ahli hukum sekarang masih memperdebatkan masalah ini
dan belum ditemukan kesepakatan final dalam kasus yang menyeluruh.
Adanya beberapa strategi intervensi genetika ; strategi intervensi genetika yang
pertama bersifat terapeutik yang mempunyai tujuan dan maksud menyembuhkan
atau mengurangi gejala-gejala. Hal ini merupakan terapi gen, yaitu
dimasukannya sebuah gen kedalam tubuh manusia untuk mengurangi suatu
kelainan genetik. Jelas hal ini merupakan praktik kedokteran yaitu
menyembuhkan orang sakit. Strategi intervensi kedua adalah eugenika (kata
yunani : terlahir dengan baik) dengan tujuan memperbaiki organisme dengan
cara tertentu.

2.4 PANDANGAN MUI TENTANG KLONING


Kloning terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan hukumnya boleh (mubah)

4
sepanjang dilakukan demi kemaslahatan dan/atau untuk menghindarkan hal-hal
negatif,'' demikian fatwa yang ditandatangani Ketua MUI Prof. Umar Shihab
itu.Dalam fatwanya, MUI mewajibkan kepada semua pihak terkait untuk tidak
melakukan atau mengizinkan eksperimen atau praktik kloning terhadap manusia.

2.5 PANDANGAN KLONING MENURUT HUKUM AGAMA


Prestasi ilmu pengetahuan ysng sampai pada penemuan proses kloning,
sesungguhnya telah menyingkapkan sebuah hukum alam yang ditetapkan Allah
Swt. Pada sel sel tubuh manusia dan hewan, karena proses kloning telah
menyingkap fakta bahwa pada sel tubuh manusia dan hewan terdapat potensi
menghasilkan keturunan, jika intisel tubuh tersebut ditanamkan pada sel telur
perempuan yang telah dohiolangkan inti sel nya. Jadi soifat inti sel tubuh itu tak
ubahnya seperti sel sperma laki-laki yang dapat membuahi sel telur perempuan.
Pada hakikatnya islma sangat menghargai iptek. Oleh sebab itu islma terhadap
kloning tersebut tentunya sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat internasional.
Di dalam islam berbeda antara hukum kloning binatang dan manusia. Pada
hukum kloning pada manusia, menurut buku fatwa ,u ashiroh karangan Yusuf
Qurdhowy bahwa tidak diperbolehkannya kloning terhadap manusia. Atas
beberapa pertimbangan diantaranya :
1. Dengan kloning akan meniadakan keanekaragaman (varietas). Allah Swt
telah menciptakan alam ini dengan kaidah keanekaragaman. Hal ersebut
terungkap dalam Al-Quran Surah Fathir ayat 26 dan 27.

Sedangkan dengan kloning dapat meniadakan keanekaragaman


tersebut. Karena dengan kloning secara tidak langsung menciptakan
duplikat dari suatu orang. Dan dengan ini akan dapat merusak kehidupan
manusia dan tatanan sosial dalam masyarakat, efeknya sebagian telah kita
ketahui dan sebagian lainnya kita ketahui di kemudian hari.
2. Kloning manusia akan menghilangkan nasab (garis keturunan). Bagaimana

5
dengan hubungan orang akan mengkloning dan hasil kloning tersebut,
apakah dihukumi sebagai duplikatnya atau bapaknya ataupun
kembarannya, dan ini adalah permasalahan yang kompleks.kita akan
kesulitan dalam menentukan nasab hasil kloning tersebut. Dan tidak
menutup kemungkinan kloning dapat digunakan untuk kejahatan, siapa
yang dapat menjamin jikalau diperbolehkan kloning tidak akan ada satu
negara yang mencetak ribuan orang yang digunakan sebagai prajurit militer
yang berfungsi menumpas negara lain.
3. Dengan kloning dapat menghilangkan Sunatullah (nikah). Allah Swt
menciptakan manusia, tanaman, binatang dengan berpasang-pasangan.
Anak -anak produk kloning tersebut dihasilkan melalui cara yang tidak
alami. Padahal justru cara alami itulah yang diciptakan Allah Swt. Untuk
manusia dan diojadikan-Nya sebagai sunatullah untuk menghasilkan anak-
anak dan keturunannya.
Allah Swt. Berfirman : Dan bahwasanya Dialah yang menciptakan
berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan, dari air mani apabila
dipancarkan. (QS. An Najm : 45-46)
4. Memproduksi anak melalui proses kloning akan mencegah pelaksanaan
banyak hukum-hukum syara. Seperti hukum tentang perkawinan, nasab,
nafkah, hak dan kewajiban antar bapak dan anak, waris, perawatan anak,,
hubungan kemahraman, hubungan ashabah dan lain - lain. Di samping itu
kloning akan mencampur adukkan dan menghilangkan nasab serta
menyalahi fitra yang telah diciptakan Allah Swt. Untuk manusia dalam
masalah kelahiran anak. Kloning manusia sesungguhnya merupakan
perbuatan keji yang akan dapat menjungkir baklikkan struktur kehidupan
masyarakat.

6
Berdasarkan dalil - dalil itulah proses kloning manusia diharamkan
menurut hukum islam dan tidak boleh dilaksanakan. Allah Swt. Befirman
mengenai perkataan iblis terkutuk, yang mengatakan : .... Dan akan aku
(iblis) suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar - benar mereka
mengubahnya. (QS. An Nisaa 119)





dan pasti kusesatkan mereka, dan akan kubangkitkan angan-angan kosong
pada mereka dan akan kusuruh mereka memotong telinga-telinga binatang
ternak, (lalu mereka benar-benar memotongnya), dan akan aku suruh mereka
mengubah ciptaan Allah, (lalu mereka benar-benar mengubahnya)."
Barangsiapa menjadikan setan sebagai pelindung selain Allah, maka
sungguh, dia menderita kerugian yang nyata

2.6 MANFAAT KLONING


A. Kloning manusia memungkinkan banyak pasangan tidak subur untuk
mendapatkan anak.
B. Organ manusia dapat dikloning secara selektif untuk dimanfaatkan
sebagai organ pengganti bagi pemilik sel organ itu sendiri, sehingga
dapat meminimalisir risiko penolakan.
C. Sel-sel dapat dikloning dan diregenerasi untuk menggantikan
jaringan-jaringan tubuh yang rusak
D. Teknologi kloning memungkinkan para ilmuan medis untuk
menghidupkan dan mematikan sel-sel.
E. Teknologi kloning memungkinkan dilakukan pengujian dan
penyembuhan penyakit-penyakit keturunan..

7
2.7 DAMPAK KLONING
Merusak peradaban manusia.
Memperlakukan manusia sebagai objek.
Jika kloning dilakukan manusia seolah seperti barang mekanis yang bisa
dicetak semaunya oleh pemilik modal.
Kloning akan menimbulkan perasaan dominasi dari suatu kelompok tertentu
terhadap kelompok lain.

2.8 PENGERTIAN BAYI TABUNG


Bayi tabung atau pembuahan in virto adalah sebuah teknik pembuahan yang
sl telur (ovum) dibuahi di luar tubuh wanita. Ini merupakan salah satu metode
untuk mengatasi masalah kesuburan ketika metode lainnya tidak berhasil, dalam
istilah kerennya in vitro vertilization (IVF). In virto dalam bahasa latin yang
berarti dalam gelas/tabung gelas dan vertilization adalah bahasa inggrisnya
pembuahan.
Dalam proses bayi tabung atau IVF, seltelur yang sudah matang diambil dari
indung telur. Secara teknis dokter mengambil sel telur dari indung telur wanita
dengan alat yang disebut laparoscop yang ditemukan dr. Patrick C. Steptoe dari
Inggris. Lalu dibuahi dengan sperma di dalam sebuah medium cairan. Setelah
berhasil, embrio kecil yang terjadi dimasukkan ke dalam rahim dengan harapan
dapat berkembang menjadi bayi. Atau dapat didefinisikan juga bahwa bayi
tabung atau dalam bahasa kedokteran disebut In Virto Fertilization (IVF) adalah
suatu upaya memperoleh kehamilan dengan jalan mempertemukan sel sperma
dan sel telur dalam suatu wadah khusus. Pada kondisi normalm pertemuan ini
berlangsung pada saluran tuba.
Proses yang berlangsung di laboratorium ini dilaksanakan sampai

8
menghasilkan suatu embrio yang akan ditempatkan pada rahim ibu. Embrio ini
juga dapat disimpan dalam bentuk beku dan daat digunakan kelak ketika
dibutuhkan. Bayi tabung merupakan pilihan ntuk memperoleh kturunanbagi ibu-
ibu yang memiliki gangguan pada saluran tubanya. Pada kondisi normal, sel telur
yang telah matang akan dilepaskan oleh indung telur (ovarium) menuju saluran
tuba (tuba fallopi) untuk selanjutnya menunggu sel sperma yang akan membuahi.
Jika terdapat gangguan pada saluran tuba maka proses ini tidak akan berlangsung
sebagai mana mestinya. Bayi tabung yang pertama lahir ke dunia adalah Louise
Joy Brown pada tahun 1978 di Inggris.

2.9 PROSES BAYI TABUNG


Proses bayi tabung adalah proses dimana sel telur wanita dan sel sperma pria
diambil untuk menjalani proses pembuahan. Proses pembuahan sperma dengan
ovum dipertemukan diluar kandungan pada satu tabung yang dirancang secara
khusus. Setelah terjadi pembuahan lalu menjadi zigot kemudian dimasukan ke
dalam rahim sampai dilahirkan. Berikut adalah beberapa proses bayi tabung
(IVF) yang dijelaskan agar suami istri semakin yakin apakah pilihan yang
mereka ambil tepat atau tidak
1. Perjuangan sperma menembus sel telur
Untuk mendapatkan kehamilan, satu sel sperma harus bersaing dengan sel
sperma yang lain. Sel sperma yang kemudian berhasil untuk menerobos sel
terus merupakan sel sperma dengan kualitas terbaik saat itu. Jadi merupakan
perjuangan yang besar bagi sperma untuk menembus sel telur
2. Perkembangan sel telur
Selama masa subur, wanita akan melepaskan satu atau dua sel telur. Sel telur
tersebut akan berjalan melewati saluran telur dan kemudian bertemu dengan
sel sperma pada kehamilan yang normal
3. Injeksi

9
Dalam IVF, dokter akan mengumpulkan sel telur sebanyak - banyaknya.
Dokter kemudian memilih sel telur terbaik dengan melakukan seleksi. Pada
proses ini pasien disuntukkan hormon untuk menambah jumlah produksi sel
telur. Perangsangan berlangsung selama 5 sampai 6 minggu, sampai sel telur
dianggap cukup matang dan siap dibuahi. Proses injeksi ini dapat
mengakibatkan adanya efek samping
4. Pelepasan sel telur
Setelah hormon penambah jumlah produksi seltelur bekerja maka sel telur
siap untuk dikumpulkan. Dokter bedah menggunakan laporoscop untuk
memindahkan sel-sel tersebut untuk digunakan pada proses bayi tabung
(IVF) berikutnya.
5. Sperma beku
Sebelumnya suamiakan menitipkan sperma kepada laboratorium dan
kemudian dibekukan untuk menanti saat ovulasi. Sperma yang dibekukan
disimpan dalam nitrogen cair yang dicairkan secara hati-hati oleh tenaga
medis.
6. Menciptakan embrio
Pada sel sperma dan sel telur yang terbukti sehat, akan sangat mudah bagi
dokter untuk menyatukan keduanya dalam sebuah piring lab. Namun bila
sperma tidak sehat sehingga tidak dapat berenang untuk membuahi sel telur,
maka akan dilakukan ICSI.
7. Embrio berumur 2 hari
Setelah sel telur dipertemukan dengan sel sperma, akan dihasilkan sel telur
yang telah dibuahi (disebut dengan embrio). Embrio ini kemudian akan
membelah seiring dengan waktu. Embrio ini memiliki 4 sel, yang diharapkan
mencapai stage perkembangan yang benar
8. Pemindahan embrio
Dokter kemudian memilih 3 embrio terbaik untuk di transfer yang di

10
injeksikan ke sistem reproduksi si pasien
9. Impanted fetus
Setelah embrio memiliki 4 - 8 sel, embrio akan dipindahkan kedalam rahim
wanita dan kemudian menempel pada rahim. Selanjutnya embrio tumbuh
dan berkembang seperti layaknya kehamilan biasa sehingga kehadiran bakal
janin dapat dideteksi melalui pemeriksaan USG.

2.10 HUKUM SERTA DALIL TENTANG BAYI TABUNG


Bayi tabung merupakan produk kemajuan teknologi kedokteran yang
demikian canggih yang ditemukan oleh pakar kedokteran barat yang notabene
mereka adalah kaum kafir. Bayi tabung adalah proses pembuahan sperma dengan
ovum dipertemukan diluar kandungan pada satu tabung yang dirancang secara
khusus. Setelah terjadi pembuahan lalu menjadi zigot kemudian dimasukkan
kedalam rahim sampai dilahirkan. Jadi proses tampa melalui jima.
Tidak boleh karna proses pengambilan mani tersebut berkonsekuensi
minimal yang dokter akan melihat aurat wanita lain. Dan melihat aurat wanita
lain hukumnya adalah haram menurut pandangan syariat sehingga tidak boleh
dilakukan kecuali dalam keadaan darurat. Sementara tidak terbayangkan sama
sekali keadaan darurat yang mengharuskan seorang lelaki memindahkan mani ke
istri dengan cara yang haram ini. Bahkan terkadang berkonsekuensi sang dokter
melihat aurat suami wanita dan ini tidak diperbolehkan. Seseorang yang
menempuh cara ini untuk mendapatkan keturunan dikarenakan tidak diberi rezki
oleh Allah berupa anak dengan cara alami berarti dia tidak ridha dengan takdir
dan ketetapan Allah SWT. Jikalau saja Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam
menganjurkan dan membimbing kaum muslimin untuk mencari rezki berupa
usaha dan harta dengan cara yang halal maka lebih lagi tentu Rasulullah
Shallallahu alaihi wa sallam menganjurkan dan membimbing mereka untuk
menempuh cara yang sesuai dengan syariat dalam mendapatkan anak.

11
Bayi tabung ini mencuat kepermukaan karena adanya keinginan dari banyak
pasangan suami istri karena suatu hal dan yang lainnya yang tidak bisa
mempunyai keturunan, sedangkan mereka sangan merindukannya, dan bayi
tabung ini adalah salah satu alternatif yang bisa ditempuh untuk mewujudkan
impian mereka.
Inseminasi buatan adalah proses yang dilakukan oleh dokter untuk
menggabungkan antara sperma dengan sel telur, seperti dengan cara menaruh
keduanya di dalam sebuah tabung, karena rahim yang dimiliki seorang
perempuan tidak bisa berfungsi sebagai mana mestinya. Yang perlu diperhaikan
terlebih dahulu bagi yang ingin mempunyai anak lewat bayi tabung, cara ini tidak
boleh ditempuh kecuali dalam leadaan darurat, yaitu ketika salah satu atau kedua
suami istri tidak bisa mempunyai keturunan secara normal.
Perlu mejadi catatan disini bahwa bayi tabung telah berkembang pesat di
barat, tapi bukan untuk mencari jalan keluar bagi pasangan suami istri yang tidak
bisa mempunyai anak secara normal, tetapi mereka mengembangkannya untuk
proyek-proyek maksiat yang diharamkan didalam islam, bahkan mereka benar-
benar telah menghidupkan kembali prnikahan yang pernah dilaukan oleh orang-
orang jahiliyah arab sebelum kedatangan islam yaitu para suami menyuruh para
istri untuk datang kepada orang-orang yang mereka anggap cerdas dan pintar
ataupun berani agar mereka mau menggauli para istri tersebut dengan tujuan
anak mereka ikut menjadi cerdas dan pemberani. Hal sama telah dilakukan di
Amerika dimana mereka mengumpulkan sperma orang-orang pintar dalam bank
sperma, kemudian dijual kepada siapa yang menginginkan anaknya pintar dengan
cara enseminasi buatan dan bayi tabung.

2.11 PERBEDAAN PENDAPAT PARA ULAMA


Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam fatwanya pada tanggal 13 juni 1979

12
menetapkan 4 keputusan terkait masalah bayi tabung, diantaranya :
1. Bayi tabung dengan sperma dan ovum dari pasangan suami istri yang sah
hukumnya mubah (boleh) sebab ini termasuk ikhtiar yang berdasarkan
kaidah agama islam. Asal keadaan suami istri yang bersangkutan benar-
benar memerlukan cara inseminasi buatan untuk memperoleh anak karena
dengan cara pembuahan alami, suami istri tidak berhasil memperoleh anak. Hal
ini sesuai denganmkaidah fikih Hajat (kebutuhan yang sangat penting)
diperlakukan seperti dalam keadaan terpaksa. Padahal keadaan darurat atau
terpaksa itu memperbolehkan melakukan hal-hal yang terlarang.
Sedangkan para ulama melarang penggunaan teknologi bayi tabung dari
pasangan suami istri yang dititipkan di rahim pembuahan lain dan itu
hukumnya haram, karena dikemudian hari akan menimbulkan masalah yang
rumit dalam kaitannya dengan warisan (khususnya antara anak yang
dilahirkan dengan ibu yang mempunyai ovum dan ibu yang mengandung
kemudian melahirkannya dan sebaliknya).
2. Bayi tabung dari sperma yang dibekukan dari suami yang telah meninggal
dunia hukumnya haram berdasarkan kaidah Sadd Az-zariah. Sebab hal ini
akan menimbulkan masalah yang pelik baik kaitannya dengan oenetuan
nasab maupun hal kewarisan.
3. Bayi tabung yang sperma dan ovumnya tak berasal dari pasangan suami istri
hukumnya haram. Alasannya, statusnya sama dengan hubungan kelamin
antara lawan jenis diluar pernikahan yang sah alias perzinahan.
Nahdatul Ulama (NU) juga telah menetapkan fatwa terkait masalah dalam
forum humas di kaliurang, Yogyakarta pada tahun 1981. Ada 3 keputusan
yang ditetapkan ulama NU terkait masalah bayi tabung :
A. Apabila mani yang ditabung atau dimasukkan kedalam rahim wanita
tersebut ternyata bukan mani suami istri yang sah, maka bayi tabung
hukumnya haram. Hal itu didasarkan oleh hadis yang diriwayatkan Ibnu

13
Abbas RA, Rasulllah SAW bersabda, Tidak ada dosa yang lebih besar
setelah syirik dalam pandangan Allah SWT, dibandingkan dengan
perbuatan seorang lelaki yang meletakkan spermanya (berzinah) di
dalam rahim perempuan yang tidak halal baginya.
B. Apabila sperma yang ditabung tersebut milik suami istri, tetapi cara
mengeluarkannya tidak mukhtaram, maka hukumnya juga haram. Mani
mukhtaram adalah mani yang keluar dengan cara tidak dilarang oleh
syara. Terkait mani yang dikeluarkan secara mukhtaram, para ulama
NU mengutip dasar hukum dari Kifayatul Akhyar II/113. Seandainya
seorang lelaki berusaha mengeluarkan spermanya (beronani) dengan
tangan istrinya, maka hal tersebut diperbolehkan, karena istri
memang tempat atau wahana yang diperbolehkan untuk bersenang
-senang.
C. Apabila mani yang ditabung itu mani suami istri yang sah dan cara
mengeluarannya termasuk mukhtaram, serta dimasukkan kedalam rahim
istri sendiri maka hukum bayi tabung menjadi mubah (boleh).

Berikut ini dalil-dalil syari yang dapat menjadi landasan hukum untuk
mengharamkan inseminasi buatan dengan donor sebagai berikut :
Surah Al-Isra ayat 70 :





Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak adam, kami angkat
mereka didaratan dan dilautan , kami beri mereka rezki dari yang baik-baik
dan kami lebihkan meeka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan
makhluk yang telah kami cipakan.
Surah At-Tin ayat 4 :


14
Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk sebail-
baiknya.

Kedua ayat tersebut menunjukkan bahwa manusia diciptakan oleh Allah


SWT. Sebagai makhluk yang mempunyai kelebihan atau keistimewaan
sehingga melebihi makhluk-makhluk lainnya. Dan Allah SWT berkenan
memuliakan manusia, maka sudah seharusnya manusia bisa menghormati
martabatnya sendiri dan juga menghormati martabat sesama manusia.
Sebaliknya inseminasi buatan dengan donor itu pada hakikatnya
merendahkan harkat manusia (human dignity) sejajar dengan hewan yang
diinseminasi.

Pendapat Ulama Saudi Arabia


Menurut salah satu keputusan fatwa ulama saudi arabia disebutkan bahwa
alim ulama dilembaga riset pembahasan ilmiah, fatwa, dakwah dan
bimbingan islam dikerjaasn saudi arabia telah mengeluarkan fatwa pelarangan
ptaktek bayi tabung. Karena praktek tersebut akan menyebabkan terbukanya
aurat, tersentuhnya kemaluan dan terjamahnya rahim. Sekalipun mani yang
disuntukkan kedalam rahim wanita tersebut adalah mani suaminya. Menurut
pendapat saya, hendaknya seseorang ridha dengan keputusa Allah Taala sebab
dialah yang berfirman dalam kitabnya : Dia menjadikan mandul siapa yang dia
kehendaki. (QS. 42:50)

Pendapat Ulama Malaysia


Ulama di Malaysia yang tergabung dalam jabatan kemajuan islam Malaysia
memberi fatwa tentang bayi tabung yang menghasilkan keputusan sebagai
berikut :
A. Bayi tabung uji dari benih suami istri yang dicampurkan secara

15
terhormat adalah sah di sisi islam. Sebaliknya benih yang di ambil dari
bukan suami istri yang sah bayi tabung itu tidak sah
B. Bayi yang dilahirkan melalui tabung uji itu boleh menjadi wali dan berhak
menerima harta dari keluarga yang berhak
C. Sekiranya benih dari suami istri yang dikeluarkan dengan cara yang tidak
bertentangan dengan islam, maka dianggap sebagai cara terhormat

2.12 STATUS ANAK BAYI TABUNG MENJURUT ISLAM


Status anak hasil inseminasi dengan onor sperma atau ovum menurut
hukum islam adalah tidak sah dan statusnya sama dengan anak hasil prostitusi.
UU perkawinan pasal 42 No.1/1974 Anak yang sah adalah anak yang dilahirkan
dalam atau sebagai perkawinan yang sah. Maka memberikan pengertian bahwa
bayi tabung dengan bantuan donor dapat dipandang sah karena ia terlahir dari
perkawinan yang sah tetapi inseminasi buatan dengan sperma atau ovum donor
tidak di ijinkan karena tidak sesuai dengan pancasila, UUD 1945 pasal 29 ayat 1.
Pasal dan ayat lain dalam UU perkawinan ini, terlihat bagaimana peranan
agama yang cukup dominan dalam pengesahan sesuatu yang berkaitan dengan
perkawinan. Mislanya, pasal 2 ayat 1 (sah nya perkawinan) pasal 8 (f) tentang
larangan perkawinan antara 2 orang karena agama melarangnya. Lagipula negara
tidak menginjinkan inseminasi buatan dengan donor sperma dan ovum karena
tidak sesuai dengan konstitusi dan hukum yang berlaku. Asumsi Mentri
Kesehatan bahwa masyarakat Indonesia termasuk kalangan agama nantinya
bisa menerima bayi tabung sepert hal nya KB. Namun harus di ingat bahwa
kalangan agama bisa menerima KB karena pemerintah tidak memaksakan alat
atau KB yang bertentangan dengan agama. Contohnya sterilisasi dan abortus,
oleh karna itu pemerintah diharapkan mengijinkan praktek bayi tabung yang
tidak bertentangan dengan agama.
BAB III

16
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dari penulis, berdasarkan materi yang telah di paparkan di atas maka dapat
disimpulkan bahwa bayi tabung diperbolehkan jika sel telur dan sperma berasal
dari pasangan suami istri dan istri yang sah serta setelah pembuahan diluar rahim
tersebut berhasil, maka sel hasil pembuahan tersebut dimasukkan kembali
kedalam rahim istri yang sah, apabila salah satu sel (telur atau sperma)
bukanberasal dari pasangan suami istri yang sah maka itu diharamkan
Sedangkan didalam kloning itu tidak diperbolehkan karena hilangnya hukum
variasi di alam raya, Kerancuan antara hubungan orang yang di kloning dengan
orang hasil kloningannya, kemungkinan kerusakan lainnya seperti terjangkit
penyakit dan kloning bertentangan dengan sunnah untuk berpasang-pasangan.

3.2 SARAN
Adapun saran dalam pembahasan materi kali ini bahwa pemerintah
hendaknya hanya mengizinkan dan melayani permintaan bayi tabung dengan sel
sperma dan sel ovum suami istri yang bersangkutan tanpa di transfer ke dalam
rahim wanita lain, agar tidak terjadi pelanggaran hukum khususnya bagi umat
yang beragama islam. Dan untuk pemerintah, hendaknya meniadakan praktek
kloning yang telah ada, karena selain melanggar hukum di dalam
islam,cloningnini juga berpengaruh bagi kesehatan pada bayi dari hasil kloning
tersebut.

Daftar Pustaka

17
Mahjudin. 2010. Masailul Fiqhiyah, Surabaya: Kalam Mulia
Maslani, Habisyallah. 2012. Masail Fiqhiyah Al-Haditsah, Bandung : Sega Arsy
Zuhdi, Masjfuk, 1997. Masail Fiqhiyah, Jakarta.
Parker, Chatrine. 2008. Konsultan Kebidanan, Jakarta : Erlangga
HamiD, Farida. Kamus Ilmiah Populer Lengkap. Penerbit Apollo.

Di ambil tanggal 23 September 2015


Dari http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-al-isra-ayat-70-82.html
Di ambil tanggal 23 September 2015
Dari http://menarikansebuahpena.blogspot.co.id/2013/01/makalah-kloning-pada-
manusia.html
Di ambil tanggal 24 September
Dari http://arsyaddel-real.blogspot.co.id/2013/03/hukum-bayi-tabung-
dan-kloning.html

18

Anda mungkin juga menyukai