Oleh : Tingkat 1 C
Kelompok 6
1. Ginanjar Satrio Utomo
2. Raudhatul Adawiyah
3. Riska Maisaroh
4. Ristiyanti
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT., karena atas limpahan rahmat-
Nya, sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan dan telah rampung. Makalah
ini berjudul Cloning dan Bayi Tabung, dengan tujuan penulisan sebagai sumber
bacaan yang dapat digunakan untuk memperdalam pemahaman dari materi ini. Selain
itu penulisan sebagai sumber bacaan yang dapat digunakan untuk memperdalam
pemahaman dari materi ini.
Namun penulisan cukup menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran pembaca yang bersifat
membangun. Meskipun demikian, penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.
Kelompok 6
II
DAFTAR ISI
Cover ..................................................................................................................... i
Kata Pengantar ......................................................................................................... ii
Daftar Isi .................................................................................................................. iii
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar belakang...................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah ................................................................................ 2
1.3 Tujuan................................................................................................... 2
Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian kloning .............................................................................. 3
2.2 Jenis - jenis kloning ............................................................................ 3
2.3 Lahir dan berkembangnya kloning ..................................................... 4
2.4 Pandangan MUI tetang kloning .......................................................... 4
2.5 Pandangan kloning menurut hukum agama ........................................ 5
2.6 Manfaat kloning .................................................................................. 7
2.7 Dampak kloning .................................................................................. 8
2.8 Pengertian bayi tabung ........................................................................ 8
2.9 Proses bayi tabung ............................................................................... 9
2.10 Hukum serta dalil tentang bayi tabung ............................................... 11
2.11 Perbadaan pendapat para ulama .......................................................... 12
2.12 Status anak bayi tabung menurut hukum agama islam.........................16
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan............................................................................................. 17
3.2 Saran ...................................................................................................... 17
Daftar pustaka
III
BAB I
PENDAHULUAN
1
Masalah utama dalam penulisan ini adalah tinjauan hukum islam mengenai
bayi tabung. Permasalahan ini dirinci dalam rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan kloning ?
2. Apa saja jenis - jenis kloning ?
3. Bagaimana lahir dan berkembangnya kloning ?
4. Bagaimanakan pandangan MUI tentang kloning ?
5. Bagaimanakah pandangan hukum agama tentang kloning ?
6. Apa saja manfaat kloning ?
7. Apa saja dampak dari kloning ?
8. Apa yang dimaksud dengan bayi tabung ?
9. Bagaimana proses lahirnya bayi tabung ?
10. Apa hukum serta dalil tentang bayi tabung ?
11. Bagaimana perbedaan pendapat para ulama tentang bayi tabung ?
12. Bagaimana status anak bayi tabung menurut agama islam ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
bahan peneliyian dalam olmu pengobatan.
4
sepanjang dilakukan demi kemaslahatan dan/atau untuk menghindarkan hal-hal
negatif,'' demikian fatwa yang ditandatangani Ketua MUI Prof. Umar Shihab
itu.Dalam fatwanya, MUI mewajibkan kepada semua pihak terkait untuk tidak
melakukan atau mengizinkan eksperimen atau praktik kloning terhadap manusia.
5
dengan hubungan orang akan mengkloning dan hasil kloning tersebut,
apakah dihukumi sebagai duplikatnya atau bapaknya ataupun
kembarannya, dan ini adalah permasalahan yang kompleks.kita akan
kesulitan dalam menentukan nasab hasil kloning tersebut. Dan tidak
menutup kemungkinan kloning dapat digunakan untuk kejahatan, siapa
yang dapat menjamin jikalau diperbolehkan kloning tidak akan ada satu
negara yang mencetak ribuan orang yang digunakan sebagai prajurit militer
yang berfungsi menumpas negara lain.
3. Dengan kloning dapat menghilangkan Sunatullah (nikah). Allah Swt
menciptakan manusia, tanaman, binatang dengan berpasang-pasangan.
Anak -anak produk kloning tersebut dihasilkan melalui cara yang tidak
alami. Padahal justru cara alami itulah yang diciptakan Allah Swt. Untuk
manusia dan diojadikan-Nya sebagai sunatullah untuk menghasilkan anak-
anak dan keturunannya.
Allah Swt. Berfirman : Dan bahwasanya Dialah yang menciptakan
berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan, dari air mani apabila
dipancarkan. (QS. An Najm : 45-46)
4. Memproduksi anak melalui proses kloning akan mencegah pelaksanaan
banyak hukum-hukum syara. Seperti hukum tentang perkawinan, nasab,
nafkah, hak dan kewajiban antar bapak dan anak, waris, perawatan anak,,
hubungan kemahraman, hubungan ashabah dan lain - lain. Di samping itu
kloning akan mencampur adukkan dan menghilangkan nasab serta
menyalahi fitra yang telah diciptakan Allah Swt. Untuk manusia dalam
masalah kelahiran anak. Kloning manusia sesungguhnya merupakan
perbuatan keji yang akan dapat menjungkir baklikkan struktur kehidupan
masyarakat.
6
Berdasarkan dalil - dalil itulah proses kloning manusia diharamkan
menurut hukum islam dan tidak boleh dilaksanakan. Allah Swt. Befirman
mengenai perkataan iblis terkutuk, yang mengatakan : .... Dan akan aku
(iblis) suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar - benar mereka
mengubahnya. (QS. An Nisaa 119)
dan pasti kusesatkan mereka, dan akan kubangkitkan angan-angan kosong
pada mereka dan akan kusuruh mereka memotong telinga-telinga binatang
ternak, (lalu mereka benar-benar memotongnya), dan akan aku suruh mereka
mengubah ciptaan Allah, (lalu mereka benar-benar mengubahnya)."
Barangsiapa menjadikan setan sebagai pelindung selain Allah, maka
sungguh, dia menderita kerugian yang nyata
7
2.7 DAMPAK KLONING
Merusak peradaban manusia.
Memperlakukan manusia sebagai objek.
Jika kloning dilakukan manusia seolah seperti barang mekanis yang bisa
dicetak semaunya oleh pemilik modal.
Kloning akan menimbulkan perasaan dominasi dari suatu kelompok tertentu
terhadap kelompok lain.
8
menghasilkan suatu embrio yang akan ditempatkan pada rahim ibu. Embrio ini
juga dapat disimpan dalam bentuk beku dan daat digunakan kelak ketika
dibutuhkan. Bayi tabung merupakan pilihan ntuk memperoleh kturunanbagi ibu-
ibu yang memiliki gangguan pada saluran tubanya. Pada kondisi normal, sel telur
yang telah matang akan dilepaskan oleh indung telur (ovarium) menuju saluran
tuba (tuba fallopi) untuk selanjutnya menunggu sel sperma yang akan membuahi.
Jika terdapat gangguan pada saluran tuba maka proses ini tidak akan berlangsung
sebagai mana mestinya. Bayi tabung yang pertama lahir ke dunia adalah Louise
Joy Brown pada tahun 1978 di Inggris.
9
Dalam IVF, dokter akan mengumpulkan sel telur sebanyak - banyaknya.
Dokter kemudian memilih sel telur terbaik dengan melakukan seleksi. Pada
proses ini pasien disuntukkan hormon untuk menambah jumlah produksi sel
telur. Perangsangan berlangsung selama 5 sampai 6 minggu, sampai sel telur
dianggap cukup matang dan siap dibuahi. Proses injeksi ini dapat
mengakibatkan adanya efek samping
4. Pelepasan sel telur
Setelah hormon penambah jumlah produksi seltelur bekerja maka sel telur
siap untuk dikumpulkan. Dokter bedah menggunakan laporoscop untuk
memindahkan sel-sel tersebut untuk digunakan pada proses bayi tabung
(IVF) berikutnya.
5. Sperma beku
Sebelumnya suamiakan menitipkan sperma kepada laboratorium dan
kemudian dibekukan untuk menanti saat ovulasi. Sperma yang dibekukan
disimpan dalam nitrogen cair yang dicairkan secara hati-hati oleh tenaga
medis.
6. Menciptakan embrio
Pada sel sperma dan sel telur yang terbukti sehat, akan sangat mudah bagi
dokter untuk menyatukan keduanya dalam sebuah piring lab. Namun bila
sperma tidak sehat sehingga tidak dapat berenang untuk membuahi sel telur,
maka akan dilakukan ICSI.
7. Embrio berumur 2 hari
Setelah sel telur dipertemukan dengan sel sperma, akan dihasilkan sel telur
yang telah dibuahi (disebut dengan embrio). Embrio ini kemudian akan
membelah seiring dengan waktu. Embrio ini memiliki 4 sel, yang diharapkan
mencapai stage perkembangan yang benar
8. Pemindahan embrio
Dokter kemudian memilih 3 embrio terbaik untuk di transfer yang di
10
injeksikan ke sistem reproduksi si pasien
9. Impanted fetus
Setelah embrio memiliki 4 - 8 sel, embrio akan dipindahkan kedalam rahim
wanita dan kemudian menempel pada rahim. Selanjutnya embrio tumbuh
dan berkembang seperti layaknya kehamilan biasa sehingga kehadiran bakal
janin dapat dideteksi melalui pemeriksaan USG.
11
Bayi tabung ini mencuat kepermukaan karena adanya keinginan dari banyak
pasangan suami istri karena suatu hal dan yang lainnya yang tidak bisa
mempunyai keturunan, sedangkan mereka sangan merindukannya, dan bayi
tabung ini adalah salah satu alternatif yang bisa ditempuh untuk mewujudkan
impian mereka.
Inseminasi buatan adalah proses yang dilakukan oleh dokter untuk
menggabungkan antara sperma dengan sel telur, seperti dengan cara menaruh
keduanya di dalam sebuah tabung, karena rahim yang dimiliki seorang
perempuan tidak bisa berfungsi sebagai mana mestinya. Yang perlu diperhaikan
terlebih dahulu bagi yang ingin mempunyai anak lewat bayi tabung, cara ini tidak
boleh ditempuh kecuali dalam leadaan darurat, yaitu ketika salah satu atau kedua
suami istri tidak bisa mempunyai keturunan secara normal.
Perlu mejadi catatan disini bahwa bayi tabung telah berkembang pesat di
barat, tapi bukan untuk mencari jalan keluar bagi pasangan suami istri yang tidak
bisa mempunyai anak secara normal, tetapi mereka mengembangkannya untuk
proyek-proyek maksiat yang diharamkan didalam islam, bahkan mereka benar-
benar telah menghidupkan kembali prnikahan yang pernah dilaukan oleh orang-
orang jahiliyah arab sebelum kedatangan islam yaitu para suami menyuruh para
istri untuk datang kepada orang-orang yang mereka anggap cerdas dan pintar
ataupun berani agar mereka mau menggauli para istri tersebut dengan tujuan
anak mereka ikut menjadi cerdas dan pemberani. Hal sama telah dilakukan di
Amerika dimana mereka mengumpulkan sperma orang-orang pintar dalam bank
sperma, kemudian dijual kepada siapa yang menginginkan anaknya pintar dengan
cara enseminasi buatan dan bayi tabung.
12
menetapkan 4 keputusan terkait masalah bayi tabung, diantaranya :
1. Bayi tabung dengan sperma dan ovum dari pasangan suami istri yang sah
hukumnya mubah (boleh) sebab ini termasuk ikhtiar yang berdasarkan
kaidah agama islam. Asal keadaan suami istri yang bersangkutan benar-
benar memerlukan cara inseminasi buatan untuk memperoleh anak karena
dengan cara pembuahan alami, suami istri tidak berhasil memperoleh anak. Hal
ini sesuai denganmkaidah fikih Hajat (kebutuhan yang sangat penting)
diperlakukan seperti dalam keadaan terpaksa. Padahal keadaan darurat atau
terpaksa itu memperbolehkan melakukan hal-hal yang terlarang.
Sedangkan para ulama melarang penggunaan teknologi bayi tabung dari
pasangan suami istri yang dititipkan di rahim pembuahan lain dan itu
hukumnya haram, karena dikemudian hari akan menimbulkan masalah yang
rumit dalam kaitannya dengan warisan (khususnya antara anak yang
dilahirkan dengan ibu yang mempunyai ovum dan ibu yang mengandung
kemudian melahirkannya dan sebaliknya).
2. Bayi tabung dari sperma yang dibekukan dari suami yang telah meninggal
dunia hukumnya haram berdasarkan kaidah Sadd Az-zariah. Sebab hal ini
akan menimbulkan masalah yang pelik baik kaitannya dengan oenetuan
nasab maupun hal kewarisan.
3. Bayi tabung yang sperma dan ovumnya tak berasal dari pasangan suami istri
hukumnya haram. Alasannya, statusnya sama dengan hubungan kelamin
antara lawan jenis diluar pernikahan yang sah alias perzinahan.
Nahdatul Ulama (NU) juga telah menetapkan fatwa terkait masalah dalam
forum humas di kaliurang, Yogyakarta pada tahun 1981. Ada 3 keputusan
yang ditetapkan ulama NU terkait masalah bayi tabung :
A. Apabila mani yang ditabung atau dimasukkan kedalam rahim wanita
tersebut ternyata bukan mani suami istri yang sah, maka bayi tabung
hukumnya haram. Hal itu didasarkan oleh hadis yang diriwayatkan Ibnu
13
Abbas RA, Rasulllah SAW bersabda, Tidak ada dosa yang lebih besar
setelah syirik dalam pandangan Allah SWT, dibandingkan dengan
perbuatan seorang lelaki yang meletakkan spermanya (berzinah) di
dalam rahim perempuan yang tidak halal baginya.
B. Apabila sperma yang ditabung tersebut milik suami istri, tetapi cara
mengeluarkannya tidak mukhtaram, maka hukumnya juga haram. Mani
mukhtaram adalah mani yang keluar dengan cara tidak dilarang oleh
syara. Terkait mani yang dikeluarkan secara mukhtaram, para ulama
NU mengutip dasar hukum dari Kifayatul Akhyar II/113. Seandainya
seorang lelaki berusaha mengeluarkan spermanya (beronani) dengan
tangan istrinya, maka hal tersebut diperbolehkan, karena istri
memang tempat atau wahana yang diperbolehkan untuk bersenang
-senang.
C. Apabila mani yang ditabung itu mani suami istri yang sah dan cara
mengeluarannya termasuk mukhtaram, serta dimasukkan kedalam rahim
istri sendiri maka hukum bayi tabung menjadi mubah (boleh).
Berikut ini dalil-dalil syari yang dapat menjadi landasan hukum untuk
mengharamkan inseminasi buatan dengan donor sebagai berikut :
Surah Al-Isra ayat 70 :
Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak adam, kami angkat
mereka didaratan dan dilautan , kami beri mereka rezki dari yang baik-baik
dan kami lebihkan meeka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan
makhluk yang telah kami cipakan.
Surah At-Tin ayat 4 :
14
Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk sebail-
baiknya.
15
terhormat adalah sah di sisi islam. Sebaliknya benih yang di ambil dari
bukan suami istri yang sah bayi tabung itu tidak sah
B. Bayi yang dilahirkan melalui tabung uji itu boleh menjadi wali dan berhak
menerima harta dari keluarga yang berhak
C. Sekiranya benih dari suami istri yang dikeluarkan dengan cara yang tidak
bertentangan dengan islam, maka dianggap sebagai cara terhormat
16
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari penulis, berdasarkan materi yang telah di paparkan di atas maka dapat
disimpulkan bahwa bayi tabung diperbolehkan jika sel telur dan sperma berasal
dari pasangan suami istri dan istri yang sah serta setelah pembuahan diluar rahim
tersebut berhasil, maka sel hasil pembuahan tersebut dimasukkan kembali
kedalam rahim istri yang sah, apabila salah satu sel (telur atau sperma)
bukanberasal dari pasangan suami istri yang sah maka itu diharamkan
Sedangkan didalam kloning itu tidak diperbolehkan karena hilangnya hukum
variasi di alam raya, Kerancuan antara hubungan orang yang di kloning dengan
orang hasil kloningannya, kemungkinan kerusakan lainnya seperti terjangkit
penyakit dan kloning bertentangan dengan sunnah untuk berpasang-pasangan.
3.2 SARAN
Adapun saran dalam pembahasan materi kali ini bahwa pemerintah
hendaknya hanya mengizinkan dan melayani permintaan bayi tabung dengan sel
sperma dan sel ovum suami istri yang bersangkutan tanpa di transfer ke dalam
rahim wanita lain, agar tidak terjadi pelanggaran hukum khususnya bagi umat
yang beragama islam. Dan untuk pemerintah, hendaknya meniadakan praktek
kloning yang telah ada, karena selain melanggar hukum di dalam
islam,cloningnini juga berpengaruh bagi kesehatan pada bayi dari hasil kloning
tersebut.
Daftar Pustaka
17
Mahjudin. 2010. Masailul Fiqhiyah, Surabaya: Kalam Mulia
Maslani, Habisyallah. 2012. Masail Fiqhiyah Al-Haditsah, Bandung : Sega Arsy
Zuhdi, Masjfuk, 1997. Masail Fiqhiyah, Jakarta.
Parker, Chatrine. 2008. Konsultan Kebidanan, Jakarta : Erlangga
HamiD, Farida. Kamus Ilmiah Populer Lengkap. Penerbit Apollo.
18