Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari tentu kita akan memerlukan yang


namanya pengukuran sebagai patokan agar tidak melenceng antara yang satu
dan yang lainnya. Pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan sesuatu
yang lain yang dianggap sebagai patokan. Paradigma ukuran antara satu orang
dengan orang yang lain itu berbeda, sehingga karena itulah diperlukan suatu
sistem baku sebagai standar yang digunakan untuk menyamakan perbedaan itu
yang dikenal dengan satuan internasional yang bersifat umum. Misalnya
dalam suatu masyarakat ditemukan satuan panjang seperti jengkal, depa,
hasta. Kita ketahui bahwa satu jengkal orang dewasa berbeda dengan satu
jengkal anak-anak, sehingga dalam satuan internasional berupa sentimeterlah
yang dibakukan untuk mengukur panjang.
Untuk memperoleh pemahaman mengenai pengukuran terutama
pengukuran berat yang cukup memadai, melalui makalah ini akan dibahas
tentang pengukuran berat dan penjelasan-penjelasannya. Setelah mempelajari
meteri ini, hendaknya dapat terus berlatih sampai memiliki kemampuan untuk
memahami dan mengaplikasikan tentang pengukuran berat ke dalam
kehidupan sehari-hari. Karena kenyataannya bahwa pengukuran berat
diperlukan untuk berbagai keperluan sehari-hari.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
antara lain sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan pengukuran berat?
2. Bagaimana satuan dalam berat?
3. Macam macam alat ukur berat?

INSTRUMENTASI DAN TEKNIK PENGUKURAN Page 1


4. Prinsip prinsip alat ukur berat?
5. Bagaimana Mengoperasikan Alat Ukur Berat?
6. Kelebihan dan Kekurangan alat ukur berat?
7. Aplikasi alat ukur berat di industry?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Mengenal instrument pengukuran berat.


2. Mampu menggunakan instrument pengukuran berat.
3. Dapat Mengetahui Pengoperasian Alat Ukur Berat.
4. Dapat Mengetahui Bagian-Bagian Alat Ukur Berat.

INSTRUMENTASI DAN TEKNIK PENGUKURAN Page 2


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Berat


Pengukuran berat adalah membandingkan sesuatu massa benda
(berat) dengan nilai standar yang telah ditetapkan. Dalam ilmu fisika massa
dan berat adalah sesuatu yang berbeda. Massa adalah sebuah benda
merupakan banyaknya zat yang terkandung di dalam benda tersebut.
Sedangkan berat adalah besarnya gaya yang dialami oleh benda akibat gara
tarik bumi (gravitasi) pada benda tersebut. Untuk keperluan sehari-hari
pencampuradukkan antara berat dan massa tidak menjadi masalah. Hanya saja
dalam bidang eksak hal ini mesti dibedakan.
Sifat-sifat dari suatu benda atau kejadian yang kita ukur dan dapat
dinyatakan dengan angka. Hal itulah yang dinamakan dengan besaran.
Misalnya satuan berat. Sedangkan satuan adalah segala sesuatu yang
menunjukkan banyaknya hasil pengukuran yang diperoleh. Misalnya satuan
berat adalah gram.
Karena dalam tiap wilayah itu berbeda situasi dan geografis serta
perilaku masyarakatnya maka diperlukanlah suatu sistem baku dalam
pengukuran agar bisa sama. Pengukuran adalah proses pembandingan nilai
besaran yang belum diketahui dengan nilai standar yang sudah ditetapkan.
Sistem pengukuran yang baku telah ditetapkan oleh SI (Systeme International
dUnites) yang diusulkan oleh General Conference on Weights and Measures
of International Academy of Science yang dipakai oleh seluruh dunia. Satuan
satuan pengukuran berat antara lain : ton, kwintal, kg, pon, ons, grain dll.

2.2 Jenis Alat Ukur Berat

INSTRUMENTASI DAN TEKNIK PENGUKURAN Page 3


1. Neraca Pegas
2. Neraca Analitik Digital
3. Neraca Analitik Dua Lengan
4. Neraca Ohaus
5. Timbangan Analog (Manual)
6. Neraca Lengan Gantung
7. Timbangan Portable/ Bench Scale
8. Timbangan Mobil dan Truck (Truck Scale/ Weighbridge/ Jembatan
Timbang)

2.3 Hukum Hukum yang Terkait Berat

Gambar 2.1. Archimeds

Dua abad sebelum masehi seorang ahli filsafat bekebangsaan


Yunani bernama Archimeds melakukan penyelidikan terhadap benda-
benda yang dicelupkan ke dala air. Benda-benda yang dicelupkan ke
dalam air seolah-olah berkurang beratnya. Hal itu terjadi karena benda
mendapat gaya ke atas. Perhatikan gambar 2.2:

INSTRUMENTASI DAN TEKNIK PENGUKURAN Page 4


gambar 2.2 Percobaan Gaya Keatas

Mula-mula batu ditimbang di udara dengan neraca pegas, ternyata


beratnya 10 N. Kemudian batu tersebut ditimbang dala gelas ukur berpancuran
yang penuh berisi air, skala pada neraca pegas sekarang terbaca 6 N. Air yang
terdesak tadi ditampung dalam gelas ukur dan ditimbang beratnya 4 N, berat air
yang dipindahkan tadi sama dengan gaya ke atas (Fa).

Fa = wu-wa

= 10 N 6 N

Fa = 4 N

Dari percobaan Archimedes pada Gambar 1 dapat disimpulkan bahwa: Jika


suatu benda tercelup sebagian atau seluruhnya ke dalam zat cair akan
mendapat gaya ke atas yang besarnya sama dengan berat zat cair yang di desak
oleh benda itu. Pernyataan ini disebut Hukum Archimedes.

Secara sistematis dapat ditulis:

Fa = wzc

= Vb. S zc

= Vb . zc .g

Fa = Vb . zc .g

Keterangan :

Fa : gaya ke atas (N)

Vb : volume benda yang tercelup (m3)

zc : massa benda zat cair (kg/m3)

g : percepatan gravitasi bumi

Apabila benda dicelupkan ke dalam zat cair, benda akan mengalami dua gaya
gesek sekaligus yaitu gaya berat benda dan gaya ke atas (gaya Archimedes) dari
zat cair. Akibat gaya itu, kemungkinan keadaan benda yang tercelup adalah
tenggelam, melayang, dan terapung.

INSTRUMENTASI DAN TEKNIK PENGUKURAN Page 5


1. Benda terapung

Gambar 2.3. Benda Terapung

Suatu benda dikatakan terapung dalam at cair bila sebagian dari benda tersebut
tersembul diatas permukaan dan sebagian benda di bawah permukaan zat cair:

Suatu benda dikatakan terapung dalam zat cair jika:

1. Sebagian benda di atas permukaan dan sebagian berada di bawah


permukaan zat cair.
2. Dalam keadaan setimbang (diam), gaya ke atas = berat benda.
3. Berat jenis benda < berat jenis zat cair dan
4. Massa jenis benda < massa jenis zat cair.

2. Benda melayang

INSTRUMENTASI DAN TEKNIK PENGUKURAN Page 6


Gambar 2.4. Benda Melayang

Suatu benda dikatakan melayang apabila seluruh benda tenggelam di


bawah permukaan zat cair, tetapi tidak menyentuh dasar bejana. Suatu benda akan
melayang dala zat cair jika:

1. Dalam keadaan stimbang (diam) gaya ke atas = gaya berat benda


2. Berat jenis benda = berat jenis zat cair,
3. Seluruh benda berada di bawah permukaan zat cair,
4. Massa jenis benda massa jenis zat cair.

3. Benda tenggelam

Gambar 2.5. Benda Tenggelam

Suatu benda dikatakan tenggelam apabila seluruh benda berada di bwah


permukaan zat cair sampai ke dasar bejana. Jadi, suatu benda akan tengelam
dalam zat cair jika:

1. Dalam keadaa setimang berat benda lebih besar dari gaya ke atas,
2. Berat jenis benda lebih besar daripada berat jenis zat cair, dan
3. Massa jenis benda lebih besar daripada massa jenis zat cair.

Alat-alat yang bekerja berdasarkan Hukum Archimedes antara lain kapal laut,
galangan kapal, hidrometer, jembatan ponton dan balon udara.

INSTRUMENTASI DAN TEKNIK PENGUKURAN Page 7


Gambar 2.7. Kapal Selam, Galang Kapal dan Kapal laut

Massa adalah ukuran inersia suatu benda , yakni banyaknya kandungan


materi benda tersebut.Massa suatu benda selalu tetap tidak dipengaruhi oleh
tempat di mana benda berada.Untuk mengerti arti ukuran inersia suatu benda
dengan lebih mudah :Benda 1 massa berukuran sebesar bola tenis , dan benda 2
berukuran sebesar bola basket ( terbuat dari bahan yang sama ). Pasti kandungan
materi di benda 2 lebih besar.Dengan ini dinyatakan bahwa massa benda 2 lebih
besar dari benda.Akibatnya , jika kedua benda diberi gaya yang sama besarnya ,
maka untuk merubah dari keadaan diam menjadi keadaan gerak atau sebaliknya
pada benda 1 dan 2.
Karena adanya medan grafitasi bumi , maka benda - benda yang ada di
sekitar bumi akan dipengaruhi oleh medan grafitasi bumi dan akan tertarik oleh
gaya grafitasi bumi. Akibatnya benda - benda itu memiliki berat.
Berat tidak lain adalah gaya grafitasi bumi terhadap sebuah benda.
Maka semakin besar massa benda , semakin besar juga pengaruh gravitasi
terhadapnya juga semakin besar.

Rumus :

W = m.g
Keterangan :
m = Massa benda ( kg / gr )
g = Percepatan gravitasi ( m/s2 atau cm/s2 )
W = Berat benda ( N / Dyne )

Hubungan satuan newton dengan dyne :


5
1N = 10 dyne
Oleh karena berat tidak lain adalah gaya gravitasi bumi terhadap sebuah
benda , maka berat memiliki satuan yang sama dengan satuan gaya yaitu
NEWTON.
Bumi tidak berbentuk bulat sempurna tetapi agak lonjong.
Apa penyebabnya ? keadaan ini disebabkan adanya perputaran bumi pada
porosnya.
Perputaran bumi ini mengakibatkan medan gravitasi bumi tidak selalu sama
besarnya di setian tempat bumi.
jadi berat sebuah benda yang di tempatkan di khatulistiwa akan berubah makin
besar bila benda iyu diletakan di kutub.
Mengapa ? hal ini karena jari - jari bumi di khatulistiwa lebih besar sehingga
medan gravitasi yang dihasilkan lebih kecil dibanding di kutub yang jari - jarinya
lebih kecil.

INSTRUMENTASI DAN TEKNIK PENGUKURAN Page 8


BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Alat Ukur Berat


1. Neraca Pegas

Gambar 3.1. Neraca Pegas

Neraca pegas (dinamometer) adalah timbangan sederhana yang


menggunakan pegas sebagai alat untuk menentukan massa benda yang diukurnya
neraca pegas mengukur ketegangan pegas, yang sebenarnya adalah tekanannya.
Skala dalam Neraca Pegas
Neraca pegas mempunyai dua baris skala, yaitu skalaN (newton)
dan g (gram). Untuk menimbang beban (benda),atur terlebih dahulu skala 0 (nol)
dengan cara memutarsekrup pengatur skala. Setelah itu gantungkan benda pada
pengait neraca. Selanjutnya, baca hasil pengukuran.Kelebihan menimbang beban
dengan neraca pegas yaitudalam sekali menimbang benda dapat diketahui massa
dan berat benda sekaligus.

INSTRUMENTASI DAN TEKNIK PENGUKURAN Page 9


Bagian-bagian Neraca Pegas
Bagian-bagian dinamometer (neraca pegas)

Gantungan : sebagai tempat untuk memegang dinamometer tersebut agar


tidak mengganggu proses pengukuran.
Penunjuk skala :bagian yang berfungsi untuk menunjukkan skala (hasil
pengukuran)
Pegas : bagian dari dinamometer (neraca pegas) yang sangat vital.
Skala : harga yang tertera dalam dinamometer (neraca pegas) yang
menunjukkan hasil pengukuran
Pengait : sebagai tempat dimana benda diletakkan.
Kalibrasi
Kalibrasi adalah proses dalam membandingkan suatu acuan lokal
kepada standar yang berlaku untuk memastikan ketelitian suatu alat ukur atau
menyetandarkan keadaan ukur sebelum digunakan agar hasil pengukuran akurat,
dan mendekati nilai benar. Adapun cara pengkalibrasi dinamometer adalah
dengan cara memutar sekrup yang ada di bagian atas dinamometer tanpa beban
hingga garis penunjuk skala menunjukan pada skala nol.
Cara Pengukuran
Adapun cara pengukurannya, yaitu :
Gantungkan benda yang akan diukur massanya pada pengait yang terdapat di
bagian bawah pegas. Setelah keadaan sistem tenang, lihat skala yang ditunjukan
oleh penunjuk skala.

2. Neraca Analitik Digital

Gambar 3.2. Neraca Analitik Digital

INSTRUMENTASI DAN TEKNIK PENGUKURAN Page 10


Neraca analitik digital merupakan salah satu neraca yang memiliki
tingkat ketelitian tinggi, neraca ini mampu menimbang zat atau benda sampai
batas 0,0001 g.
Kalibrasi:
a. Pengontrolan Neraca Digital
Timbangan/Neraca dikontrol dengan menggunakan anak
timbangan yang sudah terpasang atau dengan dua anak timbangan
eksternal, misal 10 gr dan 100 gr. Timbangan/Neraca digital, harus
menunggu 30 menit untuk mengatur temperatur. Jika menggunakan
timbangan yang sangat sensitif, hanya dapat bekerja pada batas temperatur
yang ditetapkan. Timbangan harus terhindar dari gerakan (angin) sebelum
menimbang angka nol harus dicek dan jika perlu lakukan koreksi.
Penyimpangan berat dicatat pada lembar/kartu kontrol, dimana pada lembar
tersebut tercantum pula berapa kali timbangan harus dicek. Jika timbangan
tidak dapat digunakan sama sekali maka timbangan harus diperbaiki oleh
suatu agen (supplier).
b. Penanganan Neraca
Kedudukan timbangan harus diatur dengan sekrup dan harus tepat
horizontal dengan Spirit level (waterpass) sewaktu-waktu timbangan bergerak,
oleh karena itu, harus dicek lagi. Jika menggunakan timbangan elektronik, harus
menunggu 30 menit untuk mengatur temperatur. Jika menggunakan timbangan
yang sangat sensitif, anda hanya dapat bekerja pada batas temperatur yang
ditetapkan. Timbangan harus terhindar dari gerakan (angin) sebelum menimbang
angka nol harus dicek dan jika perlu lakukan koreksi. Setiap orang yang
menggunakan timbangan harus merawatnya, sehingga timbangan tetap bersih dan
terawat dengan baik. Jika tidak, sipemakai harus melaporkan kepada manajer lab.
timbangan harus dikunci jika anda meninggalkan ruang kerja.
c.Kebersihan Neraca
Kebersihan timbangan harus dicek setiap kali selesai digunakan,
bagian dan menimbang harus dibersihkan dengan menggunakan sikat, kain halus
atau kertas (tissue) dan membersihkan timbangan secara keseluruhan timbangan

INSTRUMENTASI DAN TEKNIK PENGUKURAN Page 11


harus dimatikan, kemudian piringan (pan) timbangan dapat diangkat dan seluruh
timbangan dapat dibersihkan dengan menggunakan pembersih seperti deterjen
yang lunak, campurkan air dan etanol/alkohol. Sesudah dibersihkan timbangan
dihidupkan dan setelah dipanaskan, cek kembali dengan menggunakan anak
timbangan.
Prosedur pengoperasian neraca analitik digital terdiri dari:
Berikut adalah prosedur yang harus diharus diketahui dan harus dilakukan dalam
mengoprasikan neraca digital sebelum hingga setelah penimbangan:
1. Keadaan neraca harus siap pakai
2. Neraca harus bersih (terutama piring-piring neraca)
3. Anak timbangan dalam keadaan lengkap
4. Persiapan pendahuluan terhadap alat bantu penimbangan
5. Pemeriksaan kedataran neraca dan kesetimbangan neraca
6. Pekerjaan penimbangan dan perhitungan hasil penimbangan
7. Melaporkan hasil penimbangan
8. Mengembalikan neraca pada keadaan semula.
Langkah kerja penimbangan dengan neraca analitik meliputi:
1. Persiapan alat bantu penimbangan
Untuk menimbang zat padat diperlukan:
Kaca arloji yang kering dan bersih, digunakan untuk menampung kelebihan
zat yang ditimbang, karena kelebihan zat tidak boleh dikembalikan ke botol
zat.
Sendok (biasanya sendok plastik)
Kertas isap untuk memegang tempat menimbang pada saat
memasukan/mengeluarkan alat timbang (dan zat) ke atau dari dalam neraca
Botol timbang sebagai tempat penimbangan
Zat yang akan ditimbang dan setelah penimbangan selesai, botol zat harus
dikembalikan ke tempatnya

INSTRUMENTASI DAN TEKNIK PENGUKURAN Page 12


2. Pemeriksaan pendahuluan terhadap neraca adalah:
Pemeriksaan kebersihan neraca terutama piring-piring neraca dapat
dibersihkan menggunakan sapu-sapu yang tersedia dalam neraca
Pemeriksaan kedataran neraca dilakukan dengan cara melihat water pass,
dengan mengatur sekrup pada kaki neraca sehingga gelembung air di
water pass tepat berada di tengah
Pemeriksaan kesetimbangan neraca yang dilakukan dengan membiarkan
dahulu pointer bergoyang ke kiri dan ke kanan beberapa kali. Jika
goyangan maksimum ke kiri dan ke kanan kira-kira sama jauh maka
neraca dalam keadaan setimbang
3. Cara menggunakan neraca analitis
Nolkan terlebih dulu neraca tersebut
Letakkan zat yang akan ditimbang pada bagian timbangan
Baca nilai yang tertera pada layar monitor neraca
Setelah digunakan, nolkan kembali neraca tersebut

3 Neraca Analitik Dua Lengan

Gambar 3.3. Neraca Analitik Dua Lengan

INSTRUMENTASI DAN TEKNIK PENGUKURAN Page 13


Neraca analitik dua lengan ini berguna untuk mengukur massa
benda, misalnya emas, batu, kristal benda, dan lain-lain. Batas ketelitian neraca
analitis dua lengan yaitu 0,1 gram.
Penanganan Neraca
Kedudukan timbangan harus diatur dengan sekrup dan harus tepat
horizontal sewaktu-waktu timbangan bergerak.
Timbangan harus terhindar dari gerakan (angin) sebelum menimbang
angka nol harus dicek dan jika perlu lakukan koreksi.
Setiap orang yang menggunakan timbangan harus merawatnya, sehingga
timbangan tetap bersih dan terawat dengan baik. Jika tidak, sipemakai
harus melaporkan kepada manajer lab.
Timbangan harus dikunci jika anda meninggalkan ruang kerja.
Kebersihan Neraca
Kebersihan timbangan harus dicek setiap kali selesai digunakan,
Bagian timbangan harus dibersihkan dengan menggunakan sikat, kain
halus atau kertas (tissue) dan membersihkan timbangan secara
keseluruhan,
Kemudian piringan (pan) timbangan dapat diangkat dan seluruh timbangan
dapat dibersihkan dengan menggunakan pembersih seperti deterjen yang
lunak, campurkan air dan etanol/alkohol.
Sesudah dibersihkan cek kembali.

4 Neraca Ohaus

Gambar 34.Neraca Ohaus

INSTRUMENTASI DAN TEKNIK PENGUKURAN Page 14


Neraca Ohaus adalah alat ukur massa benda dengan ketelitian 0.01
gram. Prinsip kerja neraca ini adalah sekedar membanding massa benda yang
akan diukur dengan anak timbangan. Anak timbangan neraca Ohaus berada pada
neraca itu sendiri. Kemampuan pengukuran neraca ini dapat diubah dengan
menggeser posisi anak timbangan sepanjang lengan. Anak timbangan dapat
digeser menjauh atau mendekati poros neraca . Massa benda dapat diketahui dari
penjumlahan masing-masing posisi anak timbangan sepanjang lengan setelah
neraca dalam keadaan setimbang. Ada juga yang mengatakan prinsip kerja massa
seperti prinsip kerja tuas.
berikut adalah bagian bagian neraca ohaus :

1. Tempat beban yang digunakan untuk menempatkan benda yang akan


diukur.
2. Tombol kalibrasi yang digunakan untuk mengkalibrasi neraca ketika
neraca tidak dapat digunakan untuk mengukur.
3. Lengan neraca untuk neraca 3 lengan berarti terdapat tiga lengan dan
untuk neraca ohauss 2 lengan terdapat dua lengan.
4. Pemberat (anting) yang diletakkan pada masing-masing lengan yang dapat
digeser-geser dan sebagai penunjuk hasil pengukuran.
5. Titik 0 atau garis kesetimbangan, yang digunakan untuk menentukan titik
kesetimbangan.

Cara Menggunakan Neraca Ohaus


Dalam mengukur massa benda dengan neraca Ohaus dua lengan atau tiga
lengan sama. Ada beberapa langkah di dalam melakukan pengukuran dengan
menggunakan neraca ohaus, antara lain:

1. Melakukan kalibrasi terhadap neraca yang akan digunakan untuk


menimbang, dengan cara memutar sekrup yang berada disamping atas
piringan neraca ke kiri atau ke kanan posisi dua garis pada neraca sejajar
2. Meletakkan benda yang akan diukur massanya

INSTRUMENTASI DAN TEKNIK PENGUKURAN Page 15


3. Menggeser skalanya dimulai dari yang skala besar baru gunakan skala
yang kecil. Jika panahnya sudah berada di titik setimbang 0 dan
4. Jika dua garis sejajar sudah seimbang maka baru memulai membaca hasil
pengukurannya.

5. Timbangan Analog (Manual)

Gambar 3.5. Timbangan Analog

Prinsip Kerja Timbangan Manual


o Timbangan manual bekerja dengan mekanis menggunakan sistem pegas. Pada
umumnya jenis ini memiliki indikator berbentuk jarum sebagai petunjuk
ukuran masa yang disediakan.
o Timbangan manual, jarum biasa digunakan di warung atau toko untuk
menimbang telur, gula, dsb dalam skala berat terbatas. Pada timbangan jarum
tidak menggunakan pemberat namun menggunakan jarum yang akan berputar
kearah angka yang menunjukan berat barang tersebut.

INSTRUMENTASI DAN TEKNIK PENGUKURAN Page 16


Pada hakekatnya timbangan manual ada timbangan yang pertama
kali hadir untuk menunjang kegiatan mengukur segala kebutuhan seperti
untuk berdagang, menimbang barang, atau di gunakan sebagai alat analisa
yang sering kita jumpai di tempat pos layanan terpadu (POSYANDU) atau
pusat kesehatan masyarakat (PUSKESMAS) yang sering menggunakan
timbangan manual.

Kelebihan Timbangan Manual


o Salah satu kelebihan timbangan manual adalah bahan pembuatannya yang
menggunakan material seperti besi, kuningan yang terbilang lebih berat
dan juga kokoh. Namun tetap harus berhati hati jika menggunakan
timbangan ini. Karena terbilang mudah sekali rusak dan timbangan tidak
sesuai dengan neraca keseimbangan saat di gunakan.

Kekurangan Timbangan Manual


o Sayangnya timbangan manual ini memiliki banyak sekali kekurangan dan
juga sangat mudah menjadi alat yang dapat di gunakan sebagai alat
pengukur yang dapat di curangi. Hal ini terbukti, jika timbangan manual
ini menjadi salah satu sasaran pedagang yang tidak jujur dalam hal
menimbang barang pedagang.
o Dalam hal menimbang pun timbangan manual ini terbatas dalam hal
menggunakan ukurannya karena biasanya timbangan manual ini
menggunakan anak timbangan sebagai tolak ukur yang terbatas, untuk
anda yang menggunakan timbangan manual ini tidak dapat mengukur
barang yang terbilang spesifik karena terbatas dengan anak timbangan.

6. Neraca Lengan Gantung

Gambar 3.6. Neraca Lengan Gantung

INSTRUMENTASI DAN TEKNIK PENGUKURAN Page 17


Neraca ini berguna untuk mengukur berat benda, yang cara kerjanya;
dengan meletakkan benda yang akan diukur massanya di wadah, lalu menggeser
beban pemberat disepanjang batang hingga setimbang.
Neraca ini terdiri dari sebuah lengan untuk piring timbangan dan lengan
yang satunya adalah betang panjang sebagai tempat menggeser pemberat.
Cara kerja alat ini yaitu dengan menyeimbangkan lengan piring timbang
dengan batang skala dengan menggeser beban yang menempel pada batang. Hasil
dibaca dengan membaca skala yang ditempati pemberat tersebut.

7. Timbangan portable / Bench Scale

Gambar 3.7 Timbangan Portable / Bench Scale

Timbangan ini terpisah antara tempat timbang dan penunjukannya


(Indicator).Biasanya dihubungkan dengan tiang penyangga. Kalau dari Pabrikan
resmi biasanya ukurannya sudah tertentu semisal : 30 x 40 cm, 45 x 60 cm dll.
Sebagian pabrikan timbangan baik dari China, Jepang, Korea, Eropa dan Amerika
mengeluarkan produk ini. Semisal Cardinal dari Amerika, Avery dari Eropa
mengeluarkan Seri HL nya, Kemudian Shimadzu dari JEPANG dan UWE buatan
Taiwan.

INSTRUMENTASI DAN TEKNIK PENGUKURAN Page 18


Ukuran kapasitas timbangan ini biasanya antara lain : 6 kg, 15 kg, 30 kg,
60 kg, 100 kg, sampai 300 kg. Timbangan model ini juga bisa dibuat sesuai
pesanan sipembeli sendiri dari mulai ukuran maupun kapasitasnya.

8. Timbangan Mobil dan Truck (Truck Scale/ Weighbridge/ Jembatan


Timbang)

Gambar 3.8. Timbangan Mobil dan Truck

Inilah Jenis timbangan paling besar. Dinamakan jembatan timbang karena


memang bentuknya seperti jembatan. Timbangan ini dipergunakan untuk
menimbang kendaraan roda 4 atau lebih. Kapasitas timbangan ini bisa sampai 100
ton dengan dimensi yang berbeda-beda. Ada ukuran 9 x 3 m, 12 x 3 atau 16 x 3
m.
Jembatan Timbang sekarang sudah bukan monopoli milik LLAJR saja
melainkan sudah merupakan kebutuhan pokok perusahaan-perusahaan yang
mempunyai kegiatan bongkar muat barang dengan kendaraan.

INSTRUMENTASI DAN TEKNIK PENGUKURAN Page 19


BAB IV

PENUTUP

7.1 Kesimpulan
1. Pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang
lain yang dianggap sebagai patokan.
2. berat adalah sebuah benda merupakan banyaknya zat yang
terkandung di dalam benda tersebut. Pengukuran berat adalah
membandingkan sesuatu massa benda (berat) dengan nilai standar
yang telah ditetapkan. Alat pengukur berat adalah neraca atau
timbangan.
3. Sebelum melakukan pengukuran berat kita harus mengetahui
terlebih dahulu kalibrasi dari alat tersebut.
4. Prinsip kerja dari setiap alat pengukuran berbeda begitupun
ketelitiannya.

7.2 Saran
1. Adapun saran yang kami berikan adalah agar semua elemen bisa
teliti dalam pengukuran. Sehingga daya kritis bisa dibuktikan
melalui pengukuran. Dan hendaklah memakai satuan internasional
agar bisa dipahami semua orang.
2. Sebelum melakukan penimbangan ada baiknya kita harus
mengetahui batas berat maksimal dari alat tersebut.

INSTRUMENTASI DAN TEKNIK PENGUKURAN Page 20


DAFTAR PUSTAKA

https://plus.google.com/110350580008933616815/posts/hsVsiZocXyE

http://www.slideshare.net/cumipaus/teknik-
laboratoriumhttp://www.slideshare.net/cumipaus/teknik-laboratorium

http://www.slideshare.net/fajarherlambang142/jenis-alat-ukur-berat

https://www.google.com/search?q=cara+menggunakan+neraca+gantung&oq=cara+me
nggunakan+neraca+gantung&gs_l=serp.3..0j0i22i30k1l9.28685.35923.0.38105.31.23.0.2
.2.0.403.2321.2-4j3j1.8.0....0...1c.1.64.serp..21.10.2329...35i39k1j0i67k1.C915p7Ynal4

http://pelangi-iffah.blogspot.co.id/2011/04/v-behaviorurldefaultvml-o.html

http://sahidksep.blogspot.co.id/2014/09

http://www.fungsiklopedia.com/fungsi-neraca-pegas/

INSTRUMENTASI DAN TEKNIK PENGUKURAN Page 21

Anda mungkin juga menyukai