Anda di halaman 1dari 8

Majalah Kedokteran UKI 2014 Vol XXX No.

1
Januari - Maret
Tinjauan Pustaka

Diagnosis dan Tata Laksana Glomerulonefritis Progresif Cepat pada Anak

Sudung O. Pardede,* Ratih Puspita

Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM, Jakarta

Abstrak
Glomerulonefritis progresif cepat (GNPC) merupakan glomerulonefritis yang disertai penurunan fungsi ginjal yang
berlangsung cepat, dan terlihat sebagai penurunan laju filtrasi glomerulus sebesar 50% dalam waktu tiga bulan.
Secara histopatologi ditemukan gambaran bulan sabit atau crescent pada sebagian besar glomerulus. Gambaran
klinis GNPC berupa hematuria, proteinuria, penurunan diuresis, edema, dan hipertensi. Kebanyakan GNPC
mengalami gagal ginjal akut yang berhubungan dengan nefritis akut dan atau sindrom nefrotik.Perkembangan
menjadi gagal ginjal stadium akhir biasanya terjadi dalam beberapa minggu hingga beberapa bulan setelah awitan.
Glomerulonefritis progresif cepat terdiri atas tiga tipe yaitu glomerulonefritis kompleks imun, glomerulonefritis
pauci-immune, dan glomerulonefritis anti-membran basal glomerular. Tata laksana GNPC dibagi menjadi dua
bagian. Bagian pertama adalah tata laksana spesifik untuk mengatasi peradangan pada ginjal. Glomerulonefritis
progresif cepat yang tidak diobati akan cepat berkembang menjadi end-stage renal disease, sehingga terapi spesifik
berdasarkan penyebab harus segera dimulai meskipun bukti pendukung keberhasilan terapi masih belum memadai.
Bagian kedua adalah penanganan akibat kelainan glomerulus, GNPC harus mendapatkan terapi suportif untuk
mengontrol komplikasi penyakit glomerular seperti uremia, hipervolemia, hipertensi, hiperkalemia, dan asidosis
metabolik. Jika diperlukan, dialisis dan ultrafiltrasi harus dilakukan. Secara umum prognosis GNPC tidak baik,
bahkan setelah pengobatan dengan steroid oral dan sitotoksik.

Kata kunci : glomerulonefritis akut, glomerulonefritis progresif cepat, kresentik

Diagnosis and Management of Rapidly Progressive Glomerulonephritis

Abstract
Rapidly progressive glomerulonephritis (RPGN) is glomerulonephritis accompanied by rapid loss of renal function
(usually 50% decline in glomerular filtration rate) within three months, and histopathologic abnormality of
crescent formation seen in most of glomeruli. The clinical manifestations of RPGN are hematuria, proteinuria,
decrease of diuresis, edema, and hypertension. Most of RPGN progress to acute kidney injury associated with
acute nephritis and/or nephrotic syndrome. Progression into end-stage renal disease usually occurs within few
weeks to few months after onset. Rapidly progressive glomerulonephritis (RPGN) is classified into three types;
immune complex glomerulonephritis, pauci-immune glomerulonephritis, and anti-glomerular basement membrane
glomerulonephritis. Management of RPGN consists of two parts. The first part is specific management to overcome
inflammation of the kidney. Untreated RPGN will rapidly progress to end-stage renal disease, therefore specific
therapy based on underlying causes must be initiated immediately although supporting evidences of succesful
therapy are still inadequate. The second part is the management of the consequences of its pathophysiologic
glomerular abnormality. A supportive therapy must be given in order to control glomerular disease complication
such as uremia, hypervolemia, hypertension, hyperkalemia, and metabolic acidosis. Dialysis and ultrafiltration
must be initiated if required. Generally, prognosis of RPGN is poor even after treatment with oral steroids and
cytotoxic drugs.

Key words : acute glomerulonephrtis, rapidly progressif glomerulonephritis, crescent

*SOP: Penulis koresponden; E-mail: suopard@yahoo.com

23
Pendahuluan ditandai penurunan laju filtrasi glomerulus
(LFG) sebesar 50% dalam waktu tiga bulan.
Sindrom nefritik akut merupakan kumpulan Kelainan tersebut menunjukkan gambaran
gejala klinik berupa proteinuria, hematuria, histopatologi abnormal berupa gambaran
azotemia, silinder eritrosit pada urin, bulan sabit atau kresentik (crescent) pada
oliguria, dan hipertensi yang terjadi secara sebagian besar glomerulus.3-5,9 Berdasarkan
akut. Istilah glomerulonefritis akut (GNA) gambaran histo patologi, glomerulonefritis
menggambarkan proses histopatologi berupa pada GNPC sering disebut sebagai
proliferasi dan inflamasi sel glomeruli akibat glomerulonefritis kresentik. Gambaran histo-
proses imunologi.1 Di negara berkembang, patologi kresentik sering ditemukan sebagai
penyebab terbanyak sindrom nefritis akut akibat berbagai bentuk glomerulonefritis.3,8,9
pada anak adalah glomerulonefritis akut Dewan et al.,7 menemukan bahwa pada tahun
pasca infeksi Streptococcus (GNAPS).1,2 2000-2005 angka kejadian glomerulonefritis
Glomerulonefritis pada (GNAPS) bersifat kresentik sebesar 5,1%. Pada sebagian besar
self-limiting dan dapat sembuh sempurna kasus, perjalanan penyakit memburuk dengan
dalam waktu 1-2 minggu bila tidak terjadi cepat menjadi gagal ginjal stadium akhir.4
komplikasi.1 Glomerulonefritis progresif Karena itu evaluasi yang cepat pada pasien
cepat (GNPC) disertai penurunan fungsi dengan GNPC, termasuk biopsi ginjal dan
ginjal yang berlangsung cepat.3-5 Gambaran pengukuran kadar auto-antibodi tertentu perlu
klinis kelainan tersebut seringkali sulit dilakukan dengan segera.8 Karena alasan
dibedakan dengan GNAPS terutama pada tersebut, glomerulonefritis progresif cepat
fase akut karena sama-sama menyebabkan perlu ditangani sebagai kegawatan ginjal.7
oliguria atau anuria. Prognosis yang jauh Penanganan yang tepat dan cepat akan
berbeda antara GNAPS dengan GNPC menyebabkan fungsi ginjal dapat pulih secara
membuat penegakan diagnosis yang tepat dramatis.3,8,9
menjadi sangat penting. Kesalahan atau Penulisan makalah ini bertujuan untuk
keterlambatan diagnosis dan tata laksana mengingatkan bahwa salah satu bentuk
GNPC akan mengakibatkan penurunan glomerulonefritis pada anak adalah GNPC
fungsi ginjal permanen dan berlanjut yang prognosisnya buruk.
menjadi gagal ginjal stadium akhir (end-stage
renal disease).4,6-8 Perbedaan utama GNAPS Patologi
dengan GNPC adalah peningkatan titer
antistreptolisin O (ASO), antihialuronidase, Pembentukan gambaran bulan sabit pada
antideoksiribonuklease, serta penurunan glomerulus, atau yang biasa disebut crescent,
komplemen C3 pada GNAPS, sedangkan terjadi akibat cedera glomerulus yang berat.
pada GNPC biasanya normal.1 Shroff et Persentase glomerulus yang memiliki gambaran
al.,6 menyatakan perubahan parameter crescent biasanya berkorelasi dengan beratnya
laboratorium di atas tidak terjadi pada semua penyakit.8
kasus GNAPS. Peningkatan ASO yang Cedera glomerulus terjadi melalui
signifikan terjadi pada 96% pasien GNAPS perantaraan antibodi atau kompleks imun
dan penurunan kadar C3 yang bermakna yang kemudian menyebabkan gangguan pada
terjadi pada 88% pasien GNAPS.6 membran basal glomerulus sehingga lekosit,
Glomerulonefritis progresif cepat adalah mediator inflamasi, dan faktor koagulasi dapat
glomerulonefritis yang disertai penurunan masuk ke dalam ruang bowman. Selanjutnya
fungsi ginjal yang cepat dan biasanya terjadi aktivasi fibrin, proliferasi sel epitel

24
parietal, makrofag, dan fibroblas interstisial Pemeriksaan laboratorium dapat membantu
membentuk crescent karena obliterasi ruang membedakan penyebab glomerular atau
bowman. Akumulasi makrofag di daerah non-glomerular, serta menentukan bentuk
peri-glomerulus juga dapat mengakibatkan spesifik penyebab GNPC. Pemeriksaan yang
gangguan kapsul bowman serta migrasi dianjurkan antara lain pemeriksaan darah
makrofag dan fibroblas.10 perifer lengkap, hitung jenis, apusan darah
Crescent dengan dominasi komposisi selular tepi, foto rntgen dada, kadar komplemen C3
seperti yang terjadi pada glomerulonefritis dan C4, antinuclear antibody (ANA), antibodi
akut dapat pulih kembali. Bila ada tanda anti-asam deoksiribonukleat, petanda hepatitis
kronisitas seperti crescent yang fibrotik, B dan C, krioglobulin, antibodi anti-membran
fibrosis interstisial, dan atrofi tubulus, hal itu basal glomerulus, cytoplasmic antineutrophil
menunjukkan prognosis yang kurang baik.11 cytoplasmic antibodies (c-ANCA) dan
perinuclear-ANCA (p-ANCA).3,4,8 Bentuk
Diagnosis langka vaskulitis seperti granulomatosis
Wegener dan poliartritis nodosa mikroskopik
Pasien dengan GNPC yang tidak diobati dapat dipikirkan bila terdapat antibodi
dengan cepat akan berlanjut menjadi gagal ginjal ANCA dan mieloperoksidase atau serin
stadium akhir. Karena itu proses diagnostik protease-3 dalam sitoplasma neutrofil.4
perlu segera dilakukan untuk menentukan Gambaran klinis dan uji laboratorium
terapi yang sesuai.8 dapat membantu menegakkan diagnosis
Secara klinis gambaran GNPC meliputi spesifik penyebab GNPC, namun diagnosis
edema, penurunan diuresis, hipertensi hematuria, pasti hanya dapat ditentukan oleh pemeriksaan
dan proteinuria.3 Gambaran sedimen urin histopatologi ginjal dengan mikroskop cahaya,
yang nefritik dengan ukuran ginjal normal imunofluoresens, dan mikroskop elektron.3,4
atau membesar sangat sugestif untuk GNPC.5 Pemeriksaan imunohistologi berperan besar
Kebanyakan pasien GNPC mengalami acute dalam menentukan klasifikasi GNPC.3,9
kidney injury yang berhubungan dengan nefritis
akut dan atau sindrom nefrotik.Perkembangan Klasifikasi
menjadi gagal ginjal stadium akhir biasanya
terjadi dalam beberapa minggu hingga Glomerulonefritis progresif cepat umumnya
beberapa bulan setelah onset.4,9 terjadi akibat salah satu dari tiga tipe
Identifikasi bentuk spesifik GNPC glomerulonefritis berikut ini.
perlu segera dilakukan terutama pada kasus
glomerulonefritis yang disertai penurunan 1. Glomerulonefritis kompleks imun
fungsi ginjal yang cepat.3,8 Langkah tersebut
ditujukan untuk membedakan GNPC dengan Tipe pertama adalah glomerulonefritis
penyebab lain acute kidney injury yang yang diperantarai kompleks imun.3,4,8 Tipe
memiliki gambaran serupa seperti nefritis itu merupakan penyebab GNPC pada sekitar
interstitial akut, mikroangiopati trombotik 30-40% kasus.3 Pada penelitian Dewan et
(termasuk sindrom hemolitik uremik, al.,7 didapatkan bahwa glomerulonefritis
thrombotic thrombocytopenic purpura, kompleks imun merupakan penyebab
sklerosis sistemik progresif, hipertensi terbanyak GNPC, yaitu sebanyak 86,4%.
maligna), acute atherosclerotic renal failure, Hasil penelitian tersebut selaras dengan hasil
dan glomerulonefritis proliferatif difus.8,10 beberapa penelitian lain yang membuktikan

25
bahwa glomerulonefritis kompleks imun menjadi faktor prognostik untuk perburukan
merupakan penyebab terbanyak GNPC.12,13 ke arah penyakit ginjal stadium akhir pada
Yang termasuk dalam glomerulonefritis nefropati IgA.8 Glomerulonefritis membrano-
tipe tersebut antara lain glomerulonefritis proliferatif kresentik meskipun jarang namun
pasca infeksi, nefritis lupus, glomerulonefritis penting karena tidak responsif terhadap
membrano-proliferatif, nefritis purpura terapi imunosupresan yang digunakan untuk
Henoch-Schnlein, nefropati membranosa, glomerulonefritis kresentik jenis yang lain.8,18
dan nefropati imunoglobulin A (IgA).3,4 Beberapa kasus dengan kompleks imun
Sebagian besar glomerulonefritis kompleks idiopatik telah dilaporkan, namun gambaran
imun merupakan glomerulonefritis pasca klinisnya lebih mirip dengan GNPC yang
infeksi.7 Dewan et al., menyebutkan penyebab tidak disebabkan deposit imun.3
terbanyak GNPC adalah penyakit sistemik
atau penyakit glomerulus primer, sedangkan 2. Glomerulonefritis pauci-immune
glomerulonefritis pasca Streptococcus hanya
ditemukan pada sebagian kecil pasien GNPC.14,15 Glomerulonefritis jenis pauci-immune
Selain itu glomerulonefritis mesangiokapiler merupakan penyebab glomerulonefritis
juga dapat merupakan penyebab GNPC.7 kresentik yang sering (40-50 %) ditemukan.
Glomerulonefritis kompleks imun tidak Glomerulonefritis tersebut dapat terbatas
selalu menyebabkan lesi kresentik, namun pada ginjal saja atau merupakan bagian
glomerulonefritis setelah menderita infeksi vaskulitis sistemik.3,8 Pauci-imunne merupakan
berat, manifestasi ginjal penyakit jaringan ikat istilah singkat untuk the paucity of
yang berhubungan dengan kompleks imun, serta glomerular immunoglobulin deposits yang
glomerulonefritis primer dapat menginduksi dapat terlihat pada pemeriksaan biopsi
pembentukan crescent dan GNPC.16 Lokasi ginjal pasien GNPC.8 Pada tipe tersebut
imunoglobulin dan komplemen yang berbentuk deposit imun tidak atau sedikit ditemukan
granuler pada glomerulus merupakan gambaran pada gambaran inflamasi dan nekrosis
glomerulonefritis kompleks imun.3 glomerulus.3
Penyakit jaringan ikat yang mendasari Umumnya glomerulonefritis pauci-
seperti lupus eritematosus sistemik atau imunne merupakan manifestasi vaskulitis
mixed cryoglobulinemia dapat didiagnosis terkait ANCA.8 Sebagian pasien memiliki
berdasarkan gejala dan tanda lain penyakit ANCA dan disertai oleh gejala vaskulitis
dasar tersebut, seperti riwayat artritis, ruam, sistemik.3,4 Pasien GNPC dengan ANCA
ulkus, hipokomplemenemia, krioglobulinemia, positif memiliki spesifisitas 98% untuk
atau ditemukan auto-antibodi spesifik. mendiagnosis glomerulonefritis pauci-imunne.8
Riwayat selulitis dan GNPC menunjukkan Poliartritis nodosa mikroskopik dan
glomerulonefritis kresentik pasca infeksi.8 granulomatosis Wegener merupakan contoh
Glomerulonefritis primer juga dapat glomerulonefritis tipe ini.4
menyebabkan GNPC. Sekitar 10% pasien Gejala GNPC pauci-immune umumnya
dengan nefropati IgA bermanifestasi sebagai muncul perlahan-lahan, serupa dengan pasien
glomerulonefritis akut dan penurunan fungsi dengan vaskulitis sistemik yaitu lemas, demam,
ginjal.8 Pembentukan crescent dapat terjadi keringat malam, dan artralgia. Penurunan fungsi
selama terdapat hematuria makroskopik, ginjal lazim terjadi. Pemeriksaan urinalisis
namun lesi tersebut dapat hilang tanpa menunjukkan hematuria dengan sel darah
meninggalkan jaringan fibrotik.17 Persentase merah yang dismorfik, silinder eritrosit, dan
atau jumlah glomerulus yang tampak sebagai proteinuria.3
crescent dan perubahan tubulointerstisial

26
Tanda klinis vaskulitis sistemik terkait memiliki sensitivitas yang rendah, perlu
c-ANCA antara lain ulkus pada kulit, diketahui bahwa hasil pemeriksaan auto-
neuropati dan lesi granulomatosa pada mata, antibodi yang negatif tidak menyingkirkan
sinus, hidung, tenggorokan, dan paru diagnosis glomerulonefritis anti membran
(granulomatosis Wegener), sedangkan basal glomerulus. Pada pasien dengan anti-
p-ANCA terkait dengan berbagai penyakit GBM positif, pemeriksaan ANCA perlu
seperti poliangitis mikroskopis, sindrom Churg- dilakukan karena hingga 38% pasien juga
Strauss, serta rematik non-vaskulitis atau memiliki auto-antibodi ANCA.8
kelainan gastrointestinal.19 Bila auto-antibodi Pada biopsi ginjal, pemeriksaan dengan
ANCA positif, perlu dilakukan penilaian mikroskop cahaya biasanya menunjukkan
terhadap manifestasi lain vaskulitis pembuluh gambaran glomerulonefritis kresentik. Konsisten
darah kecil, termasuk pemeriksaan THT, dengan adanya antibodi anti-GBM pada
pemeriksaan konduksi saraf, oftalmoskopi, dan serum, pada pemeriksaan imunofluoresensi
pemeriksaan computed tomography (CT- terdapat deposit imunoglobulin G (IgG) yang
scan) paru.8 linier sepanjang kapiler glomerulus.3,8 Sebagian
Pada pasien dengan c-ANCA atau p-ANCA kecil pasien tidak memiliki glomerulonefritis
positif yang mengalami GNPC, biopsi jelas yang mendasari dan atau dianggap sebagai
ginjal diperlukan untuk menyingkirkan GNPC idiopatik.4
bentuk glomerulonefritis kresentik lain.
Hal ini penting bagi pasien dengan latar Tata laksana
belakang penyakit kompleks imun karena
membutuhkan tata laksana yang berbeda.8 Tata laksana GNPC dibagi menjadi
dua bagian yaitu tata laksana spesifik untuk
3. Glomerulonefritis anti-membran basal mengatasi peradangan pada ginjal dan
glomerulus tata laksana akibat kelainan glomerulus.3
Penyakit GNPC yang tidak diobati akan cepat
Glomerulonefritis yang di perantarai berkembang menjadi penyakit ginjal stadium
anti bodi anti-membran basal glomerulus akhir, sehingga terapi spesifik berdasarkan
(anti-glomerular basement membrane, penyebab dimulai secepatnya meskipun bukti
anti-GBM) terjadi pada 10-20% pasien pendukung keberhasilan terapi tersebut masih
dengan GNPC.3,8 Jika berhubungan dengan belum memadai.3,8,21 Tata laksana akibat
perdarahan paru, maka disebut sebagai kelainan glomerulus juga sangat penting.3
sindrom Goodpasture.3,4,8 Gambaran klinis Pasien dengan glomerulonefritis kresentik
klasik sindrom Goodpasture adalah gejala perlu mendapatkan terapi suportif untuk
GNPC (edema, hipertensi, dan uremia) mengontrol komplikasi penyakit glomerulus
ditambah dengan gejala kelainan paru seperti seperti uremia, hipervolemia, hipertensi,
hemoptisis dan sesak napas akibat perdarahan hiperkalemia, dan asidosis metabolik. Jika
paru.8 Pada 30% pasien glomerulonefritis diperlukan, dialisis dan ultrafiltrasi dapat
anti-membran basal glomerulus tidak terjadi dilakukan.8
penurunan fungsi ginjal yang bermakna.20
Pemeriksaan antibodi anti-GBM perlu Tata laksana spesifik GNPC kompleks
dilakukan pada pasien dengan gambaran GNPC imun
atau GNA tanpa sindrom nefrotik. Terdeteksinya
antibodi anti-GBM akan menegakkan Pasien dengan GNPC kompleks imun
diagnosis glomerulonefritis anti membran ditata laksana berdasarkan penyebabnya
basal glomerulus. Karena pemeriksaan ini seperti nefritis lupus, purpura Henoch-

27
Schnlein, atau glomerulonefritis primer.3,8 rendah. Pendekatan molekular di masa
Glomerulonefritis progresif cepat pasca mendatang diharapkan dapat menjadi terapi
infeksi memiliki prognosis yang lebih baik yang lebih efektif dan aman.24,25 Efektivitas
dibandingkan dengan GNPC lainnya.3 dan keamanan terapi molekular seperti
Penelitian Couser et al.,5 menunjukkan 50% antibodi monoklonal atau farmakoterapi
pasien GNPC pasca infeksi dapat pulih yang menghambat transduksi sinyal masih
secara spontan tanpa terapi spesifik apa dalam penelitian.26
pun, 18% pasien mengalami pemulihan
parsial, dan sebanyak 32% pasien menjadi Penanganan akibat kelainan glomerulus
gagal ginjal stadium akhir. Zent et al.,22
melaporkan prognosis yang lebih buruk Hipertensi sering terjadi pada pasien
pada penelitiannya di Afrika Selatan. dengan penyakit glomerular akut. Salah
Berdasarkan penelitian dengan besar sampel satu penyebabnya adalah peningkatan
yang kecil, penggunaan terapi imunosupresan volume intravaskuler. Karena itu perlu
yaitu kortikosteroid memberikan hasil dilakukan usaha untuk menurunkan volume
yang lebih baik dibandingkan dengan tanpa intravaskuler, misalnya dengan restriksi
imunosupresan. Rekomendasi tersebut belum asupan air dan garam serta penggunaan
cukup kuat karena jumlah pasien yang diteliti diuretik. Berbagai obat vasodilator cukup
terlalu sedikit. Penelitian pada subjek dewasa efektif untuk menurunkan tekanan darah.
menunjukkan tata laksana GNPC dengan Angiotensin-converting enzyme inhibitors
kortikosteroid dan anti hipertensi dapat (ACE inhibitor) kadang-kadang kurang
memperbaiki fungsi ginjal dan mengurangi bermanfaat karena efek supresi sistem renin-
proteinuria.21 Penelitian pada anak juga angiotensin. Acute kidney injury perlu ditata
menyatakan bahwa terapi imunosupresan laksana dengan segera dengan mengatur
pada GNPC akan memperbaiki prognosis.23 keseimbangan cairan dan elektrolit, balans
Kombinasi kortikosteroid dan sitotoksik cairan, dan pemberian diuretik. Gangguan
siklofosfamid memberikan respons terapi yang elektrolit dan asidosis metabolik harus
baik seperti pemberian metilprednisolon puls segera ditanggulangi. Suplementasi kalsium
dengan siklofosfamid oral atau siklofosfamid sebanyak 1 g/hari dan vitamin D 800 IU perlu
puls dengan kortikosteroid oral. Selain steroid diberikan untuk mencegah balans negatif
dan siklofosfamid, dapat juga dipertimbangkan kalsium.3 Jika cara tersebut tidak berhasil,
pemberian imunosupresan lain. khususnya apabila pasien mengalami
Pada GNPC yang memiliki gambaran oliguria berat, maka dialisis dan ultrafiltrasi
histopatologi tanpa crescent dan perubahan perlu dilakukan. Dialisis juga diperlukan
glomerulus hanya berupa proliferasi pada beberapa keadaan lain seperti
endokapiler, misalnya pada GNAPS klasik, hiperkalemia yang tidak responsif dengan
prognosis ginjal umumnya baik. Pada terapi konservatif, asidosis metabolik, dan
pasien seperti itu pemberian imunosupresan sindrom uremik.
tidak memberi manfaat yang lebih jika Pemantauan klinis dan laboratoris perlu
dibandingkan dengan terapi suportif saja.3, 8 dilakukan pada pasien GNPC. Pemantauan
Data mengenai tata laksana spesifik tersebut ditujukan baik untuk menilai
GNPC kompleks imun masih sangat perjalanan penyakit maupun evaluasi fungsi
terbatas dengan angka keberhasilan yang ginjal.3

28
Prognosis 3. Jindal K. Management of idiopathic crescentic
and diffuse proliferative glomerulonephritis:
evidence-based recommendations. Kidney Int.
Prognosis GNPC pada umumnya buruk,
1999;55:S33-40.
khususnya apabila terjadi keterlambatan 4. Davis ID, Avner ED. Conditions particularly
diagnosis dan tata laksana.7,9 Secara umum associated with hematuria. Dalam: Kliegman
prognosis ginjal pada GNPC tidak baik, RM, Behrman RE, Jenson HB, Stanton BF,
bahkan setelah pengobatan dengan steroid penyunting. Nelson Textbook of Pediatrics Edisi
ke-18. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2007. h.
oral dan sitotoksik.8 Koyama et al.,27 di
2179-80.
Jepang melaporkan bahwa angka kesintasan 5. Couser W. Rapidly progressive glomerulonephritis:
pasien GNPC setelah enam bulan adalah classification, pathogenetic mechanism, and
86,1%, dan kesintasan ginjal setelah enam therapy Am J Kidney Dis. 1988;11:449-64.
bulan adalah 81,8%. Hipertensi persisten 6. Shroff KJ, Ravichandran RR, Acharya VN. ASO
titre and serum complement in post-streptococcal
dan proteinuria merupakan petanda utama
glomerulonephritis. J Postgrad Med. 1984;30:27-
prognosis buruk fungsi ginjal pada pasien 32.
GNPC,28 dan sering ditemukan pada pasien 7. Dewan D, Gulati S, Sharma RK, Prasad N,
dengan lupus eritematosus sistemik, nefropati Jain M, Gupta A, et al.. Clinical spectrum and
IgA, dan nefritis purpura Henoch-Schnlein. outcome of crescentic glomerulonephritis in
children in developing countries. Pediatr Nephrol.
Kombinasi terapi metilprednisolon dosis
2008;23:389-94.
pulsatif dengan siklofosfamid oral, efektif 8. Anders HJ. Diagnosis and management of
terutama pada pasien dengan granulomatosis crescentic glomerulonephritis: state of the art.
Wegener. Plasmaferesis terbukti efektif pada Saudi J Kidney Dis Transpl. 2000;11:353-61.
beberapa kasus.4 Penyakit ginjal stadium 9. Bagga A. Crescentic glomerulonephritis. Dalam:
Avner ED, Harmon WE, Niaudet P, Yoshikawa N,
akhir biasanya muncul setelah 2-3 tahun.
penyunting. Pediatric nephrology. Philadelphia:
Anak dengan GNPC yang berhubungan Springer; 2009 : 815-28.
dengan GNAPS dapat sembuh spontan.4 10. Tipping PG, Kitching AR, Cunningham MA,
Holdsworth SR. Immunopathogenesis of
Penutup crescentic glomerulonephritis. Curr Opin Nephrol
Hypertens. 1999;8:281-6.
11. Sasatomi Y, Kiyoshi Y, Takabeyashi S. A clinical
GNPC mempunyai perjalanan klinis and pathological study on the characteristics and
khas yaitu penurunan fungsi ginjal yang cepat factors influencing the prognosis of crescentic
dan harus ditangani sesuai penyebab. Secara glomerulonephritis using a cluster analysis.
umum prognosis GNPC kurang baik, bahkan Pathol Int. 1999;49:781-5.
12. Jardim HM, Leake J, Risdon RA, Barratt TM,
setelah pengobatan dengan steroid atau
Dillon MJ. Crescentic glomerulonephritis in
sitotoksik. children. Pediatr Nephrol. 1992;6:231-5.
13. Srivastava RN, Moudgil A, Bagga A, Vasudev
Daftar pustaka AS, Bhuyan UN, Sundraem KR. Crescentic
glomerulonephritis in children: a review of 43
1. Rauf S, Albar H, Aras J. Konsensus glomerulo- cases. Am J Nephrol. 1992;12:155-61.
nefritis akut pasca Streptococcus. Jakarta: Badan 14. Southwest Pediatric Nephrology Study Group.
Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2012. A clinicopathologic study of crescentic glomeru-
2. Noer MS. Gomerulonefritis akut pasca Streptococcus. lonephritis in children. Kidney Int. 1985;27:450-8.
Dalam: Noer MS, Soemyarso NA, Subandiyah 15. Miller MN, Baumal R, Poucell S, Steele BT.
K, Prasetyo RV, Alatas H, Tambunan T, et al., Incidence and prognostic importance of glomerular
penyunting. Kompendium nefrologi anak. Jakarta: crescents in renal disease of childhood. Am J
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia; Nephrol. 1984;4:244-7.
2011. h. 57-61.

29
16. Hricik DE, Chung-Park M, Sedor JR. Glomeru- 23. Vijayakumar M. Acute and crescentic glomeru-
lonephritis. N Engl J Med. 1998;339:888-99. lonephritis. Indian J Pediatr. 2002;69:1071-5.
17. Wiggins RC, Holzman LB, Legault DJ. Glomerular 24. Chadban SJ, Atkins RC. Glomerulonephritis.
inflammation and crescent formation. Dalam: Lancet. 2005;365:1797-806.
Neilson EG, Couser WG, penyunting. Immune 25. Javaid B, Quigg RJ. Treatment of glomeru-
Renal Diseases. Philadelphia: Lippincott Raven; lonephritis: will we ever have options other
1997. h. 669. than steroids and cytotoxics. Kidney Int.
18. Levin A. Management of membranoproliferative 2005;67:1692-703.
glomerulonephritis: evidence based recommen- 26. Frederick TWK. Current pharmacotherapy for
dations. Kidney Int. 1999;70:S41-6. the treatment of crescentic glomerulonephritis.
19. Falk RJ, Jennette JC. ANCA small-vessel vasculitis. Expert Opin Investig Drugs. 2006;15:1353-69.
J Am Soc Nephrol. 1997;8:314-22. 27. Koyama A, Yamagata K, Makino H, Arimura Y,
20. Ang C, Savige J, Dawborn J, et al. Antiglomerular Wada T, Nitta K, et al. A nationwide survey of
basement membrane antibody-mediated disease rapidly progressive glomerulonephritis in japan:
with normal renal function. Nephrol Dial Transplant. etiology, prognosis and treatment diversity. Clin
1998;13:935-9. Exp Nephrol. 2009;13:633-50.
21. Raff A, Hebert T, Pullman J, Coco M. Crescentic 28. El-Husseini AA, Sheashaa HA, Sabry AA,
post-streptococcal glomerulonephritis with nephrotic Moustafa FE, Sobh MA. Acute postinfectious
syndrome in the adult: is aggressive therapy crescentic glomerulonephritis: clinicopathologic
warranted. Clin Nephrol. 2005;63:375-80. presentation and risk factors. Int Urol Nephrol.
22. Zent R, Van Zyl, Smit R, Duffield M, Cassidy 2005;37:603-9.
MJD. Crescentic nephritis at Groote Schuur
hospital, South Africa: not a benign disease. Clin
Nephrol. 1994;42:22-9.

30

Anda mungkin juga menyukai