Anda di halaman 1dari 48

BAB II

TOPIK BAHASAN

A. Latar Belakang

PT. Timah (Persero) Tbk memiliki dua unit penambangan yakni

penambangan darat dan penambangan laut. Metode penambangan di darat

menggunakan pompa semprot untuk mendapatkan produksi timah sedangkan

metode penambangan di laut menggunakan Kapal Keruk dan Kapal Isap

Produksi. Pada penambangan di laut, sistem kerja Kapal Keruk bersifat

pengerukan dan pencucian. Pengerukan yang dimaksud adalah penggalian

dengan mengunakan alat rantai bucket. Tujuan pengerukan yaitu untuk

mendapatkan bijih timah sebersih mungkin dengan memperhatikan digging

losing sekecil mungkin dan pemindahan tanah dengan jam jalan sekecil

mungkin. Hasil pengerukan dari kapal keruk dapat dioptimalkan oleh kapal

isap karena masih adanya kaksa yang terdapat pada area kerja kapal keruk.

Dengan demikian Kapal Isap Produksi dapat bekerja optimal dalam

penambangan timah.

Tambang Kapal Isap Produksi (TKIP) merupakan sistem

penambangan timah yang dilaksanakan pada cadangan di laut dengan sistem

gali dan isap (Cutter suction dredge) dan peralatan pencucian jig dengan

kapasitas pemindahan minimum 200 m3/jam. Kapal Isap Produksi terdiri dari

beberapa unit peralatan seperti peralatan gali , isap dan dilengkapi dengan

instalasi pencucian. Dalam kegiatan penambangan penggunaan peralatan

penggalian dan pencucian merupakan aspek yang penting dalam hal mencapai

35
36

target produksi. Akan tetapi, perawatan terhadap alat KIP juga merupakan hal

yang sangat vital untuk kelancaran kinerja alat. Perawatan bertujuan untuk

memelihara alat berada dalam kondisi layak kerja dan meningkatkan daya

tahan alat. Dengan adanya sistem perawatan pada KIP maka akan

memperlancar operasi penambangan sehingga jam stop KIP dapat

diminimalisir dan target produksi meningkat.

B. Tinjauan Pustaka

1. Definisi Kapal Isap Produksi (KIP)

Kapal isap produksi (KIP) merupakan salah satu jenis kapal

keruk dengan tipe Cutter suction dredge, dimana dalam kegiatan

operasinya, KIP menggunakan alat gali berupa pisau pemotong (Cutter)

untuk memberai lapisan tanah di dasar laut. Material yang terberai oleh

Cutter kemudian akan dipindahkan melalui pipa yang dilengkapi pompa

hisap menuju tempat instalasi pencucian sementara yang berada di KIP

untuk diolah guna meningkatkan kadar bijih yang akan ditambang.

Kemampuan dalam melakukan operasi penggalian kapal isap

produksi dapat dinilai dari kedalaman maksimal yang mampu dilakukan

serta jumlah material yang dapat dihisap per jamnya. Untuk kedalaman

maksimal penggalian suatu KIP dapat ditentukan dari panjang ladder serta

sudut kemiringan maksimal ladder. Sedangkan untuk kemampuan hisap

materialnya dilihat dari kapasitas hisap per jam dari pompa tanah yang

digunakan pada pipa hisap.


37

Secara garis besar, KIP dibagi menjadi 2 buah bagian utama

yaitu ponton dan rangka kapal.

a. Ponton (Alat Apung)

Ponton merupakan sebuah konstruksi dasar pada KIP dengan

bentuk tabung panjang tertutup yang berfungsi layaknya seperti pondasi

pada bangunan yang membuat KIP dapat mengapung di laut.

Sumber: Penulis
Gambar.12 Sketsa Ponton Kip (Tampak Atas)

Ponton pada KIP terdiri dari kumpulan beberapa tangki yang

disebut kompartemen. Kompartemen merupakan ruangan yang kedap

air (water dischat atau WDS) yang berfungsi sebagai penguat

konstruksi dari ponton. Selain berfungsi sebagai alat apung, ponton juga

berfungsi untuk menyimpan HSD (bahan bakar solar) dan air tawar.

Ponton dibagi menjadi beberapa kompartemen dengan alasan

sebagai tindak pengamanan, terutama disaat terjadi kebocoran pada

salah satu kompartemen, sehingga air tidak dapat pindah ke

kompartemen lain dan tidak membuat kapal tenggelam.

Kompartemen pada KIP terbagi menjadi empat buah tabung,

dimana 2 tabung di bagian tengahnya (ponton dalam) lebih panjang


38

dibandingkan bagian pinggirnya (ponton luar). Bentuk dasar dari

ponton di bagian ujung haluan dan buritan dibuat melengkung. Hal ini

bertujuan untuk agar ponton tidak mudah kandas di lapangan kerja serta

untuk mempermudah kapal untuk bergerak maju atau mundur.

b. Rangka Kapal

Rangka atau badan kapal merupakan bangunan yang berada di

atas ponton yang menjadi tempat bagi para awak kapal serta tempat

untuk meletakkan alat-alat yang menunjang kegiatan penambangan

pada KIP. Rangka kapal dibagi menjadi 3 bagian, yaitu sebagai berikut.

1) Bagian rangka depan, berfungsi sebagai tempat untuk menggantung

ladder pada beun, tempat menggantung jangkar kapal, serta tempat

ruang komando kapal. Ruang komando kapal berfungsi sebagai

ruang kendali untuk mengoperasikan KIP. Pada ruangan tersebut

dipasang alat-alat kontrol yaitu :

a) Kontrol desk, fungsinya untuk menggerakkan kebutuhan

daripada operasional KIP

Sumber: Dokumentasi penulis


Gambar.13 Kontrol Desk
39

b) GPS, untuk mengontrol koordinat lubang bor yang dibutuhkan.

c) Echo Sounder, untuk memonitor kedalaman penggalian dan

disamping itu dapat juga memonior bentuk penggalian. Untuk

memonitor kedalaman penggalian dipasang juga stand ladder

manual, dengan cara kawat dihubungkan melalui katrol dari

ladder ke ruang komando yang dilengkapi dengan angka-angka

kedalaman.

2) Bagian rangka tengah, berfungsi sebagai tempat untuk peralatan

instalasi pencucian sementara seperti saring putar dan jig serta

tempat untuk mesin-mesin yang menunjang aktivitas kapal.

3) Bagian rangka belakang, berfungsi sebagai tempat untuk

menggantung bandar tailing serta tempat mesin rudder propeller

yang berfungsi untuk menggerakkan kapal.

Sumber: Bag. Perawatan ULB


Gambar .14 Sketsa Rangka Kip (Tampak Atas)

2. Peralatan Kapal Isap dan Fungsi

a. Mesin

Mesin (Engine) KIP terdiri dari :


40

1) Engine for gravel pump

Mesin yang berfungsi untuk menggerakkan pompa tanah.

Mesin ini terhubung dengan gearbox yang juga memiliki pompa

pelumas dan pendingin agar mesin dapat bekerja dengan baik.

Sumber: Dokumentasi penulis


Gambar.15 Mesin caterpillar C-18

2) Engine for hydraulic pump for Cutter and ladder winch

Atau disebut juga mesin penggerak hidrolik kanan. Mesin

ini berfungsi untuk menggerakkan Cutter dan ladder dengan

sistem hidrolik. Spesifikasi mesin penggerak hidrolik kanan yaitu :

a. Tipe : Yanmar 6HYM

b. Daya : 500 HP

c. Kecepatan putar : 1950 rpm.

d. Temperatur kerja : 70 -80oC

e. Booster : 1 1,5

f. Tekanan oil : 4,5 5

g. Beban : 70 - 90
41

Sumber: Dokumentasi penulis


Gambar.16 Mesin hidrolik

3) Engine for waterpump and hydraulic plant

Disebut juga mesin penggerak hidrolik kiri yang

berfungsi untuk menggerakkan jig, rotary screen, dan pompa air.

Spesifikasi mesin yang digunakan sama dengan mesin untuk

hidrolik kanan.

4) Engine for operation dredge

Mesin yang berfungsi untuk menggerakkan propeller

khusus untuk swing dan jangkar labuh. Mesin ini terdiri dari dua

unit yaitu mesin swing sebelah kiri dan sebelah kanan. Mesin yang

digunakan 2 sets Yanmar 6HYM degan daya 500 HP dan

kecepatan putarannya mencapai 1950 rpm.


42

Sumber: Dokumentasi penulis


Gambar.17 Mesin untuk swing

5) Engine for sailing dredge

Mesin yang berfungsi untuk menggerakkan propeller

ketika berlayar. Pergerakan dari mesin ini adalah gerakan maju

mundur dari propeller.

Sumber: Dokumentasi penulis


Gambar.18 Mesin propeller maju-mundur
43

6) Electric generator

Mesin yang berfungsi untuk menggerakkan penerangan

dan motor las. Generator berjumlah dua dengan temperatur kerja

antara 70 - 800C.

Sumber: Dokumentasi penulis


Gambar.19 Generator

b. Ladder

Ladder berfungsi untuk penempatan Cutter, pompa tanah,

pipa isap, dan pipa tekan. Panjang ladder sangat menentukan untuk

mencapai kedalaman gali, setiap KIP mempunyai panjang ladder

yang berbeda-beda. Konstruksi ladder terdiri dari besi siku dan plat

sebagai dinding. Ujung ladder dipasang Cutter dan pangkal ladder

dipasang as sebagai tumpuan bagi naik turunnya ladder. Pompa isap

tanah diletakkan di ladder dengan jarak 9 12 meter dari Cutter.

Panjang total ladder di KIP Timah 17 yaitu 58 meter,

sedangkan kedalaman gali maksimal yang dapat dicapai 48,5 meter,


44

sudut elevasi terhadap garis air maksimum 600, . Ladder digerakkan

oleh winch ladder yang berfungsi untuk menaik turunkan ladder

berdasarkan prinsip kerja katrol (skep).jumlah skep yang digunakan 7

pcs dengan diameter skep yaitu 920 mm, diameter kawat ladder 38

ton, kekuatan tarik winch 30 ton, kecepatan kawat winch 12

meter/min, kapasitas drum winch 400 meter. Winch Ladder

digerakkan oleh hugglund yang merupakan penggerak hidrolik.

Sumber: Dokumentasi penulis


Gambar.20 Ladder

c. Penggerak Ladder

Penggerak ladder berfungsi untuk memutar tromol kawat

penggantung ladder, sehingga ladder dapat turun naik sesuai dengan

putaran tromol kawat ladder , sehingga dicapai kedalaman untuk

melakukan penggalian.
45

Sumber: Dokumentasi penulis


Gambar.21 Ladder winch

d. Cutter

Cutter berfungsi untuk menggali lapisan tanah, dibuat dari

bahan besi baja yang keras sehingga tidak mudah aus karena gesekan

dengan tanah, di dalam cutter dipasang kuku-kuku yang fungsinya

untuk merobek lapisan tanah yang keras dan kenyal.

Spesifikasi Cutter :

1) Tipe : Circular Steel Cutter

2) Diameter : 1.800 mm

3) Maximum rpm : 24 rpm

4) Power at Shaft : 226 HP


46

Sumber: Dokumentasi penulis


Gambar.22 Cutter
e. Pompa Tanah

Pompa tanah diletakkan pada ladder dengan jarak 9 s.d 12

meter dari cutter. Fungsinya untuk memindahkan campuran tanah

dan air yang sudah digali dengan cutter melalui pipa isap dan pipa

tekan di alirkan ke saringan putar. Pompa tanah terletak pada bagian

tengah ladder yang terhubung dengan pipa hisap.Berfungsi untuk

menyedot tanah dan material melalui pipa hisap dan melanjutkannya

ke pipa tekan menuju saring putar. Pompa tanah digerakkan oleh

mesin penggerak CAT yang diteruskan ke gearbox dengan

menggunakan shaft panjang dengan panjang 4m. Pompa tanah

memiliki kapasitas slurry 2500 m3/jam dengan panjang head

mencapai 45-50 m dan daya yang dihasilkan mencapai 310 kW.


47

Sumber: Dokumentasi penulis


Gambar.23 Pompa Tanah

f. Pipa Isap

Pipa isap berada didalam ladder dan berfungsi untuk

menghisap tanah maupun material yang telah dihancurkan oleh

cutter. Pada bagian ujungpipa isap berbentuk mulut bebek, yaitu

tempat masuknya tanah dan materialkedalam pipa hisap.Material

yang masuk kedalam pipa hisap disedot oleh pompa tanah dan

dilanjutkan ke pipa tekan. Pipa Isap mempunyai diameter 14 inch.

Sumber: Dokumentasi penulis


Gambar.24 Pipa Isap
48

g. Pipa Tekan

Pipa Tekan merupakan lanjutan dari pompa tanah yang

berfungsi untuk meneruskan material yang telah di isap menuju

saringan putar.Pipa tekan mempunyai diameter 12 inch.

Sumber: Dokumentasi penulis


Gambar.25 Pipa tekan

h. Saringan Putar ( Rotary Screen)

Saring putar merupakan alat pemisah material berdasarkan

ukuran butir dari material tersebut. Material yang masuk berasal dari

pipa tekan menuju revolving screen yang kemudian dipisahkan oleh

grizzly/behel yang ada di dalam saring putar. System kerja saring

putar adalah dengan memanfaatkan material yang masuk dimana

material oversize akan di buang ke tailing sedangkan undersize

menuju lounder untuk di teruskan ke storebak. Dari storebak akan

dialirkan menuju jig primer.


49

Sumber: Dokumentasi penulis


Gambar.26 Saring putar

i. Jig Primer

Jig adalah alat pengolahan material berdasarkan spesifik

gravity dimana material yang memiliki berat jenis yang lebih besar

daripada berat bed akan lolos menuju spigot sedangkan yang lebih

ringan menuju tempat pembuangan tailing. Material dari saring putar

masuk ke dalam jig yang kemudian dipisahkan kedalam beberapa

blok. Pada KIP 17 terdapat 4 kompartment dimana 2 terletak

disebelah kanan saring putar dan jig disebelah kiri. Kecepatan aliran

air pada jig primer berkisar antara 0,7 hingga 1 meter per detik. Pada

masing-masing jig terdapat 3 kompartemen yakni kompartemen A, B

dan C. Pemisahan tersebut berdasarkan berat jenis material. Material

yang paling berat akan jatuh di kompartemen A, dan pada

kompartemen B dan C akan semakin ringan material yang jatuh


50

kedalamnya. Sedangkan tailing akan keluar dan dibuang melalui

Bandar tailing.

Sumber: Dokumentasi penulis


Gambar.27 Jig primer

j. Jig Clean-up

Jig clean up berfungsi membersihkan konsentrat dari mineral

ikutan yang masih tersisa dari hasil pemisahan di jig primer. Jig clean

up memiliki bed dengan ukuran 1cm. Hasil dari jig clean up akan

masuk kedalam bak penampungan.

Sumber: Dokumentasi penulis


Gambar.28 Jig Clean-up
51

k. Sakhan

Pada KIP 17 terdapat 2 buah sakan yang hanya digunakan

pada kondisi tertentu saja.Jika konsentrat yang dihasilkan jig clean up

kurang dari 50%, maka akan dilakukan proses pencucian dengan

menggunakan sluice box.

Sumber: Dokumentasi penulis


Gambar.29 Sakan

l. Bandar Tailing

Bandar tailing merupakan saluran pembuangan tailing yang

akan dibuang. Tailing biasanya dibuang ke laut tepatnya pada bagian

belakang kapal melalui Bandar tailing.


52

Sumber: Dokumentasi penulis


Gambar.30 Bandar tailing

m. Jangkar Labuh

Terdiri dari satu buah jangkar dengan berat minimum 600

lbs yang terletak di bagian depan kapal isap yang dilengkapi kawat

baja ukuran 24 mm, digulung pada tromol kawat yang digerakkan

secara mekanik hidrolik. Pada KIP Timah 17 berat jangkar adalah

750 kg dengan diameter kawat 32 mm.

Sumber: Dokumentasi penulis


Gambar.31 Jangkar
53

n. Propeller

Propeller fungsinya untuk manuver KIP pada saat beroperasi

dan mobilisasi. Penempatan propeller setiap KIP berbeda-beda, pada

prinsipnya propeller di gunakan untuk mendorong, memutar dan

mundur sesuai kebutuhan.

Sumber: Dokumentasi penulis


Gambar.32 Propeller

3. Pengertian dan Tujuan Perawatan Kapal Isap Produksi Timah

Perawatan adalah upaya untuk memelihara suatu bagian dari

komponen Kapal Isap Produksi. Tidak hanya itu, perawatan bertujuan

untuk memperpanjang usia pakai. Menjamin daya guna dan hasil guna

serta menjamin kesiapan operasi siap dan pakai.

Sifat perawatan KIP terdiri atas :

a. Perawatan direncanakan
54

Yang dimaksud dengan perawatan direncanakan adalah

perawatan pada alat yang dilakukan sesuai dengan jadwal atau waktu

yang sudah ditetapkan. Perawatan ini terbagi atas :

1) Perawatan harian

Yaitu mengadakan perawatan seluruh peralatan Kapal

Isap Produksi yang sifatnya rutin dan tidak memberhentikan

KIP. Contoh : Pelumasan pada seluruh bagian-bagian

perlengkapan yang bergerak.

2) Perawatan Mingguan

Adalah perawatan dan perbaikan-perbaikan yang

sifatnya rutin, direncanakan dan dilakukan dua kali dalam

seminggu masing-masing 1 jam serta operasi KIP untuk itu

dihentikan. Rencana reparasi mingguan di dasarkan atas usulan-

usulan dari para pemimpin KIP.

Dalam melaksanakan perbaikan pada reparasi

mingguan, rencana apa yang harus diperbaiki atau diganti,

disipakan secara lengkap jauh hari sebelum hari pelaksanaannya.

Contoh : penggantian cutter

3) Reparasi Tahunan

Yaitu pengadaan perawatan yang sifatnya berat seperti

perbaikan ponton dengan melibatkan keteknikan/sarana unit, Ka

KIP, beserta staffnya. Reparasi tahunan dilaksanakan sesuai

dengan Plan of Operation.


55

Reparasi tahunan dilaksanakan dalam waktu yang

ditetapkan berdasarkan peralatan yang diganti. Dalam pengadaan

reparasi tahunan beberapa aspek yang harus diperhatikan adalah

penyediaan biaya, penyediaan peralatan dan bahan yang tepat,

serta tenaga kerja.

4) Doking

Doking atau pengdokan dilaksanakan Kapal Isap

Produksi apabila perusahaan berpendapat bahwa secara teknis

ponton KIP sudah tidak memenuhi syarat.

b. Perawatan tidak direncanakan

Perawatan yang harus dilakukan karena adanya break down

mendadak dan terjadi pada saat jam kerja. Apabila terjadi kerusakan

kecil pada peralatan KIP yang diperkirakan dapat diatasi oleh regu

aplos, Ka aplos dibantu oleh mandor yang bersangkutan memimpin

dan mengawasi pelaksanaan perbaikan tersebut sampai KIP dapat

beroperasi kembali. Apabila diperkirakan waktu untuk

menyelesaikan pekerjaan tersebut lebih dari dua jam maka semua

bagian KIP harus menafaatkan jam berhenti KIP untuk mengadakan

pemeliharaan peralatan dalam bidang pekerjaan masing-masing.

Semua kegiatan perbaikan dan pemeliharaan yang

mengikuti/memanfaatkan jam stop dicatat dalam buku jurnal teknik.


56

4. Perawatan Alat Penggalian dan Pencucian KIP

Proses perawatan ataupun pergantian peralatan KIP bertujuan

untuk mencapai target jam jalan efektif. Prosedur baku dalam melakukan

penggantian alat KIP adalah sebagai berikut :

Melakukan cheklist sesuai periode yang


ditentukan ( Mingguan, bulanan, dsb)

Life time peralatan

Skala kerusakan

Kajian tingkat kerusakan

Menentukan waktu pelaksanaan


penggantian

Berdasarkan Standar Operasional Procedure perawatan

peralatan dapat bersifat harian, mingguan dan tahunan (stop terencana).

a. Penggantian Cakra Kawat Ladder KIP

Tujuan dilakukan pergantian cakra kawat ladder KIP adalah

agar mencegah kawat tidak rusak hingga putus dan ladder jatuh.

Prosedur tindakan dan pengawasan :

1) Penggantian cakra kawat ladder dilakukan bila terjadi keausan bush,

as bush, dan alur cakra.

2) Menentukan waktu pelaksanaan penggantian pada waktu reparasi

mingguan.

3) Cakra pengganti disiapkan dari bengkel atas dasar SPK dari KIP.
57

4) Menyiapkan alat kerja untuk penggantian

5) Mencatat dalam buku jurnal Tehnik Masinis.

b. Perawatan/Penggantian Pompa Tanah

Tujuan dilakukan penggantian pompa tanah adalah agar

kapasitas pemindahan tanah maksimal. Prosedur tindakan :

1) Pompa tanah diganti karena :

a) Housing pump sudah tipis, bocor, keropos dll

b) Impeller sudah rusak dan tipis.

2) Membuat rencana dan persiapan penggantian.

3) Menyiapkan satu unit pompa unit pasir yang baru/repair siap.

c. Perawatan/Penggantian Kawat ladder

Tujuannya adalah untuk menghindari kawat ladder putus dan

target produksi tercapai. Prosedur tindakan :

1) Kawat ladder harus diganti apabila sudah kehausan diameter >10%

dari diameter awal atau terjadi kerusakan atau sudah sesuai masa

pakai (life time)

2) Menentukan waktu dan membuat penggantian kawat ladder.

3) Mempersiapkan bahan-bahan dari peralatan yang diperlukan.

4) Membuat perancah penyangga gelendong kawat dan dipersiapkan di

dek depan/bak kerja.

5) Membersihkan ladder sampai bersih.

6) Mengukur diameter kawat yang dipasang dan mencatat dalam buku

jurnal.
58

7) Pelaksanaan penggantian kawat dapat dilakukan.

d. Perawatan/Penggantian Cutter

Tujuan dilakukan perawatan ataupun penggantian Cutter

adalah agar Cutter dapat memotong tanah dengan baik. Prosedur

tindakan penggantian Cutter :

1) Pemeriksaan kondisi terakhir Cutter dan menyusun RK barang-

barang keperluan penggantian.

2) Mempersiapkan Cutter dan dipersiapkan di bengkel.

3) Mempersiapkan bahan-bahan dan alat kerja dan bak kerja.

4) Membuat sling kawat baja yang diperlukan.

5) Mempersiapkan Cutter baru di bak kerja.

6) Membuka Cutter lama di letakkan di bak kerja.

7) Laporan penyelesaian pekerjaan dan pencatatan pada bak jurnal

teknik.

e. Penggantian Pipa Press

Tujuan dari penggantian pipa press adalah agar tidak terjadi

looses di pipa press. Prosedur tindakan penggantian :

1) Penggantuan pipa tekan dilakukan apabila pipa sudah tipis, bocor

dan kropos. Selain itu, sudah banyak tampalan dan kebocoran pada

flens-flens.

2) Perencanaan penggantian

3) Menyediakan pipa press sesuai dengan kebutuhan.

4) Mempersiapkan peralatan kerja yang diperlukan.


59

5) Pelaksanaan pekerjaan sesuai rencana kerja.

6) Pencatatan perkerjaan di buku jurnal teknik.

f. Penggantian Dragroll Saring Putar

Agar saring putar dapat berfungsi dengan baik maka perlu

dilakukan pengecekan dan perawatan. Prosedur tindakan dan

pengawasan :

1) Penggantian dragroll saring putar dilakukan apabila kondisi bearing

sudah rusak dan kondisi housing bearing pada tromol dan as tromol

sudah aus.

2) Menentukan waktu penggantian (reparasi mingguan)

3) Dragroll baru sebagai pengganti telah disiapkan.

4) Melaksanakan penggantian sesuai degan prosedur kerja.

5) Penggantian dicatat di buku jurnal.

g. Penggantian Propeller

Tujuannya adalah agar kapal dapat bermanuver dengan baik.

Prosedur tindakan penggantian :

1) Penggantian propeller dilakukan apabila kondisi propeller sudah

patah atau rusak.

2) Menetukan waktu penggantian.

3) Propeller baru sebagai pengganti sudah disiapkan.

4) Melaksanakan penggantian sesuai dengan prosedur kerja.

5) Penggantian dicatat di buku jurnal teknik.

h. Penggantian Pipa Isap


60

Agar pipa isap dapat berfungsi maksimal maka dilakukan

tindakan penggantian. Prosedur tindakan dan pengawasan ;

1) Penggantian pipa isap dilakukan apabila kondisi pipa isap sudah

bocor, tipis dan keropos.

2) Membuat rencana dan persiapan penggantian.

3) Menyiapkan bahan dan alat kerja yang diperlukan.

4) Melaksanakan pekerjaan sesuai rencana.

5) Mencatat kegiatan pergantian di buku jurnal teknik.

i. Penggantian Diafragma dan Membran Jig

Pernggantian dilakukan agar daya hisap jig lebih maksimal

dalam menangkap mineral timah dan ikutannya. Prosedur tindakan :

1) Penggantian diafragma dilakukan apabila kondisinya sudah bocor,

tipis dan keropos.

2) Penggantian membran dilakukan apabila kondisinya rusak dan daya

kedapnya sudah berkurang sehingga tetap bocor walaupun sudah di

klem.

3) Membuat rencana dan persiapan penggantian.

4) Menyiapkan bahan dan alat kerja yang diperlukan.

5) Melaksanakan pekerjaan sesuai rencana.

6) Mencatat kegiatan penggantian di buku jurnal teknik.

C. Proses Pelaksanaan Kegiatan

Secara umum tahapan penambangan pada kapal isap produksi timah

17 memerlukan alat penggalian dan pencucian tetapi aktivitas perawatan


61

terhadap alat merupakan aspek penting untuk menjaga umur alat dan

mencapai jam jalan efektif dan target produksi. Secara umum tahapan

perawatan alat penggalian dan pencucian pada KIP Timah 17 adalah sebagai

berikut.

1. Maintenance Planning

Maintenance Planning merupakan bagian penting dari upaya

pengendalian ongkos produksi untuk mencapai target produksi.

Maintenance Planning merupakan jantung dari perawatan.

2. Prinsip kerja perawatan alat gali dan pencucian KIP

Setelah dilakukan maintenace planning, selanjutnya penulis

meninjau peralatan penggalian dan pencucian KIP Timah 17 berserta

kegiatan perawatan seperti apa yang telah dilakukan.

3. Melakukan checklist terhadap peralatan

Pada area tambang KIP Timah 17 dilakukan pemeriksaan

terhadap alat gali dan muat berdasarkan periode yang telah ditentukan

meliputi cheklist lifetime alat dan skala kerusakan alat.

4. Kajian tingkat kerusakan alat

Tingkat kerusakan alat KIP ditentukan setelah mengetahui hasil

checklist terhadap peralatan. Jika tingkat kerusakan tidak terlalu berat

maka prosedur tindakan yang dilakukan untuk kegiatan perawatan adalah

dengan melakukan perbaikan dan apabila alat tidak berfungsi lagi atau

tidak maksimal kinerjanya maka dapat dilakukan pergantian terhadap alat.

5. Penentuan waktu pelaksanaan perawatan


62

Waktu pelaksanaan kegiatan perawatan KIP Timah 17 bersfifat

terjadwal secara periodik. Pada tahap ini, penulis mencatat waktu

pelaksanaan perawatan baik itu berupa perbaikan atau pergantian.

6. Efisiensi perawatan KIP Timah 17

Setelah dilaksanakan kegiatan perawatan terhadap alat gali dan

pencucian, penulis melakukan cek kembali terhadap penggunaan alat

apakah setelah perawatan berjalan dengan baik atau ada kendala lain.

7. Laporan dan pencatatan pekerjaan perawatan

Setelah kegiatan perawatan dilakukan, laporan terkait alat yang

mengalami kerusakan atau perbaikan dicatat seperti alat-alat yang

diperbaiki, jam stop alat, dan kendala yang dijumpai.

D. Pembahasan

1. Sifat Perawatan

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada tanggal 22

Januari 2015 s.d 28 Januari 2015 maka perawatan pada KIP 17 dilakukan

secara terencana dan tidak terencana.

a. Perawatan Terencana

Perawatan terencana yaitu dilakukan sesuai dengan jadwal

dan ketentuan.

1) Perawatan Harian

Pada KIP 17 perawatan harian dilakukan untuk semua

komponen yang bergerak seperti pelumasan dragroll saring putar,

pelumasan bearing pada Jig Clean-up. Akan tetapi, tidak semua


63

komponenn dilakukan pelumasan setiap hari. Berdasarkan hasil

wawancara dengan salah satu pekerja, untuk perawatan harian tidak

terlalu sering dilaksanakan dan untuk pelumasan dilakukan 4 5

kali dalam seminggu.

2) Perawatan Mingguan

Perawatan Mingguan adalah perawatan terhadap alat KIP

yang rutin dan dilakukan terjadwal. Jadwal servis mingguan

dilakuan sebanyak 2 kali dalam seminggu. Berdasarkan hasil

pengamatan pada KIP 17, perawatan mingguan telah dilaksanakan

pada tanggal 22 Januari 2015 dan 27 Januari 2015. Pada perawatan

mingguan ini, KIP berhenti beroperasi. Sesuai panduan SOP

Perawatan Alat KIP, lama pelaksanaan servis mingguan adalah

berkisar 6 8 jam. KIP Timah 17 dalam melaksanakan reparasi

mingguan membutuhkan waktu berkisar 3 4 jam.

Pada servis mingguan, dilakukan pengecekan terhadap alat

penggalian, pencucian dan komponen lain yang ada di KIP Timah

17 seperti pengecekan terhadap ladder, pompa tanah, pipa tekan,

mesin pompa tanah, gearbox, saring putar, jig, dan sebagainya.

b. Perawatan Tidak Terencana

Perawatan tidak terencana terjadi ketika saat KIP beroperasi

dijumpai beberapa alat yang tidak bekerja maksimal. Meskipun telah

dilakukan servis mingguan sebanyak dua kali, kinerja alat KIP timah

17 masih sering dijumpai gangguan diantaranya ladder dipenuhi


64

lumpur, pembersihan pompa tanah. Berdasarkan hasil observasi

lapangan, perawatan tidak terencana sering terjadi dan ini berdampak

terhadap jam kerja dan target produksi.

2. Perawatan Pada Alat Penggalian

Perawatan peralatan KIP bertujuan untuk mencapai jam jalan

efektif tercapai maksimal dan tercapainya target produksi. Aktivitas

perawatan pada alat penggalian di KIP Timah 17 sebagai berikut:

a. Ladder

Kegunaan ladder adalah untuk pemasangan Cutter, pipa isap,

pompa tanah, pipa press dan berfungsi sebagai pengukur kedalaman.

Ladder digerakkan oleh Ladder winch dengan dibantu kawat ladder

dan cakra kawat ( mengangkat dan menurunkan). Berdasarkan hasil

pengamatan dan wawancara yang telah dilakukan perawatan ladder

yang dilakukan adalah pembersihan dan penyemprotan pada bagian

ladder dari material tanah lumpur. Perawatan ladder bersifat mingguan

dengan dilakukannya pelumasan terhadap ladder seperti kawat ladder

dengan menggunakan oli dan minyak gemok. Sedangkan untuk

pergantian kawat ladder dilakukan apabila aus kawat ladder >10% dari

diameter awal.
65

Sumber: Dokumentasi penulis


Gambar.33 Sketsa ladder

Pada servis mingguan perawatan terhadap ladder meliputi

pembersihan ladder dari lumpur dan pelumasan penggerak ladder.

Agar pembersihan ladder dari lumpur maksimal maka digunakan

pompa pebo sehingga daya semprot air pada selang besar.

Sumber: Dokumentasi penulis


Gambar.34 Pembersihan ladder
66

Pengaturan ladder perlu juga dilakukan untuk menjangkau

cadangan bijih timah yang mampu dijangkau menggunakan ladder yang ada

saat ini, dimana panjangnya 58 m. Untuk mengetahui kedalaman

penunjaman ladder saat ini maka digunakan perhitungan dengan

menggunakan sudut penunjaman 30o,45odan 60o.

x y

Keterangan :

= sudut penunjaman ladder

x = panjang ladder sebelum diturunkan

x= panjang ladder setelah diturunkan

y = kedalaman penunjaman ladder

Dik :

a. = 30o

b. = 45
67

c. = 50

x= 58 m

Ditanya : y = ?

Penyelesian :

1)

=


30 =


0,5 =
58
= 0,558

= 29
Jadi, dengan panjang ladder saat ini dengan asumsi sudut

penunjaman 30omaka didapat kedalaman penunjaman 29 m.

2)


=


45 =


0,71 =
58
= 0,7158

= 41,8
Jadi, dengan panjang ladder saat ini dengan asumsi sudut

penunjaman 45omaka didapat kedalaman penunjaman 41,8 m.


68

3)

=


60 =


0,87 =
58
= 0,8758

= 50, 46
Jadi, dengan panjang ladder saat ini dengan asumsi sudut

penunjaman 60o maka didapat kedalaman penunjaman 50,46 m.

Dengan kedalaman maksimum saat ini 35 meter maka

diperlukan sudut penunjaman 45o untuk mencapai kedalaman

tersebut.

b. Cutter

Kuku cutter yang mengalami penipisan akan mengakibatkan

aus sehingga perlu dilakukan pengelasan kawat baja dan mengganti

cutter yang sudah tidak dapat berfungsi dengan baik. KIP timah 17

memilki 2 cutter. Cutter 1 yang beroperasi bersama ladder dan Cutter

2 sebagai cadangan digunakan apabila cutter 1 memerlukan perawatan.

Selama pengamatan di lapangan, kondisi cutter dapat dikatakan dalam

kondisi yang kurang baik artinya jumlah blade yang terdapat tidak

sama dengan yang ada di spesifikasi alat. Perawatan cutter pada KIP

Timah 17 berlangsung pada saat servis mingguan yakni pengecekan

cutter dan penyemprotan. Akan tetapi meskipun servis mingguan telah

dilakukan tetap terdapat kendala pada cutter yakni material tanah


69

lumpur yang terlalu padat sehingga dapat berpengaruh terhadap

putaran cutter.

Sumber: Dokumentasi penulis


Gambar.35 Pembersihan Cutter

Kecepatan putaran Cutter dikendalian di dalam ruang

komando dengan mengatur kecepatan mesin hydraulicCutter.

Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan maka diperoleh data

kecepatan mesin hydraulic Cutter :

Tabel.3 Kecepatan putaran hydraulic Cutter

Kecepatan mesin
Tanggal kecepatan
hidrolik kanan
pengamatan Cutter (24 rpm)
(rpm)
22-Jan-15 1600 19.69
23-Jan-15 1460 17.97
24-Jan-15 1520 18.71
25-Jan-15 1500 18.46
26-Jan-15 1450 17.85
27-Jan-15 1600 19.69
28-Jan-15 1600 19.69

Nilai rata-rata kecepatan mesin hydraulicCutter adalah :


70

1600 1460 1520 1500 1450 1600 1600


=
7

= 1532,85

Kecepatan rerata mesin Cutter yang dihasilkan adalah

1532,85 rpm. Apabila kecepatan maksimum mesin hidrolik kanan

1950 rpm, maka kecepatan rpm yang dihasilkan adalah 24 rpm.

Dengan kecepatan mesin hidrolik saat ini, maka kecepatan Cutter

maksimum yang dapat digunakan adalah :

VmaksHr Vc max
x
VHr Vc

1950 24
x
1600 Vc

1600x 24
Vc
1950

Vc = 19,69

Keterangan :

VmaksHr = kecepatan mesin hidrolik Cutter maksimum

VHr = kecepatan mesin hidrolik Cutter sebenarnya

Vcmax = kecepatan Cutter maximum

Vc = kecepatan Cutter maximum saat ini

Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh kecepatan

maksimum Cutter 19,69 rpm jika kecepatan mesin hidrolik Cutter


71

1600 rpm. Sehingga dari data kecepatan Cutter yang diperoleh maka

diperoleh kecepatan rata-rata maksimum Cutter saat ini yaitu :

19,69 17,96 18,71 18,46 17,85 19,69 19,69


=
7

= 18,87

Jadi, kecepatan maksimum Cutter sebenarnya adalah 18,87 rpm

c. Pipa Isap dan Pipa Tekan

Pipa isap digerakkan oleh pompa tanah diteruskan menuju

pipa tekan dan saring putar. Perawatan pada pipa isap adalah

pembersihan pada mulut isap yang dipenuhi dengan sampah,

sedangkan pada pipa tekan permasalahan yang sering dijumpai adalah

terjadinya kebocoran kecil dan dilakukan pengelasan pada pipa press.

Untuk menentukan debit masuk dan debit keluar pada kedua

pipa tersebut maka dapat dilakukan perbandingan antara tanah dengan

air. Pada KIP Timah 17 di dominasi oleh lapisan tanah yang

mengandung lempung lemah, pasir, hingga lempung kuat. Berdasarkan

spesifikasi alat KIP Timah 17, kapasitas slurry adalah 2500 m3/jam.

Diketahui perbandingan air dengan material adalah 1 : 9 diukur dengan

mengendapkan air beserta material dalam botol dan didiamkan selama

dua hari. Kemudian diukur panjang air dan tanah dalam botol. Dengan

demikian kapasitas pulp dapat dihitung

1 : 9 = x : 2500
72

9x = 2500

x = 277,77 m3/jam

Dengan kapasitas tanah sebesar 277,77 m3/jam maka dapat

dihitung debit keluarnya.

V1 = V2

Q1 Q 2
x
A1 A2

750 Q2
x
2
1 / 4.x3,14 x(0,3556) 1 / 4 x3,14 x(0,3048) 2

277,77 Q
x 2
0,09926 0,073

277,77 x0,073
Q2
0,09926

Q2 = 204,28

Maka debit keluar pada pipa tekan adalah 204,28 m3/jam. Hal

yang dapat menyebabkan terjadinya pengurangan pada debit keluar adalah

salah satunya dipengaruhi kapitasi pada pipa yaitu adanya gelembung-

gelembung pada pipa isap ( tidak sepenuhnya memenuhi area pipa). Selain

itu endapan tanah kemungkinan masih lengket di dalam pipa isap maupun

pipa tekan yang mengalami kebocoran.


73

Sumber: Dokumentasi penulis


Gambar.36 Pipa isap dan pipa tekan

d. Pompa Tanah

Pompa tanah digerakkan oleh mesin pompa tanah Caterpillar

dengan kecepatan maksimum mesin 2900 rpm.

Tabel.4 Kecepatan dan efisiensi pompa tanah

kecepatan
Tanggal Kecepatan pompa tanah Efesiensi
pengamatan (rpm) ( eff = 78% , pompa
510)
22-jan-15 1560 489.34 74.8%
23-Jan-15 1516 475.53 72.7%
24-Jan-15 1520 476.79 72.9%
25-Jan-15 1570 492.47 75.3%
26-Jan-15 1519 476.47 72.9%
27-Jan-15 1619 507.84 77.7%
28-Jan-15 1594 500.00 76.5%
Rata-rata 1556.857143 488.35 74.7%

Berdasarkan spesifikasi pompa gravel pump dan dari grafik

warman efisiensi pompa tanah adalah 78%, artinya dengan efisiensi

78% kecepatan pompa tanah yang dihasilkan adalah 510 rpm. Gearbox

ratio 3,188 : 1 sehingga kecepatan mesin pompa tanah yang dihasilkan

adalah : Vmesin = 510 rpm x 3,188

Vmesin = 1625,88 rpm


74

Dengan kecepatan mesin pompa tanah 1625,88 rpm seharusnya kinerja

kecepatan pompa tanah yang dihasilkan dapat tercapai 510 rpm. Akan

tetapi berdasarkan hasil pengamatan kecepatan dan efisiensi pompa

tanah penggunaannya tidak maksimal. Rata-rata penggunaan kecepatan

mesin pompa tanah adalah 1556.857143 rpm sehingga diperoleh

kecepatan mesin pompa tanah rerata 488,53 rpm sesuai hasil

perhitungan perbandingan. Dengan demikian efisiensi pompa tanah

yang digunakan adalah :

V78%
Efisiensi pompa tanah x78%
Vrate

Efisiensi pompa tanah

510
x78%
488,35

Efisensi penggunaan pompa tanah yang dihasilkan sebesar 74,7%.

Dengan efisiensi 74,7% kapasitas pompa tanah untuk menghisap

material berkurang.

3. Perawatan Pada Alat Pencucian

a. Saring putar

Dragroll saring putar merupakan salah satu komponen penting

dalam pengaturan gerak saring putar. KIP Timah 17 perawatan saring

putar difokuskan kepada dragroll dengan cara melakukan pelumasan 5

hari sekali dengan sifat perawatan yang terencana. Selain itu, saat

servis mingguan, dilakukan pengecekan terhadap saring putar terutama

pada behel (grizzly) dan dilakukan pemasangan grizzly pada saring


75

putar apabila jumlahnya berkurang. Permasalahan pada saring putar

kerap dijumpai pada behel. Meskipun telah dilakukan pemasangan

grizzly pada servis mingguan, jumlah grizzly yang dipasang berkurang

dan harus dilakukan pemasangan kembali pada saat stop tidak

terencana. Sebelum dilakukan pemasangan grizzly, terlebih dahulu

material lumpur yang melengket pada saring putar dibersihkan.

Sumber: Dokumentasi penulis


Gambar.37 Pemasangan Grizzly pada saring putar

b. Pompa Underwater

Pompa underwater berfungsi untuk mengalirkan kebutuhan

air di jig primer dan Jig Clean-up. Kapasitas pompa underwater yang

digunakan adalah 1100 m3/jam. Berdasarkan pengamatan yang penulis

lakukan pada servis mingguan, perawatan pompa underwater yaitu

dilakukan pembersihan sampah pada pompa underwater dan juga

dilakukan pengelasan pada baut pompa yang sudah tidak efektif.


76

Data:

Kapasitas pompa underwater : 1100 m3/jam

Jig Primer PA 2x3 Kompartemen : 2 Unit

Jig Clean-up PA 2x4 Kompartemen : 1 Unit

Kebutuhan Underwater Jig Primer PA 1,50 x 1,50 m2

- Luas Saringan Efektif (LSE) 1 Cell

= (1,50 x1,50)m2 x 0,92 = 2.07 m2

- Luas Saringan Efektif (LSE) 1 unit

= 2.07 m2/cell x 6 Cell/unit = 12,42 m2

- Luas Saringan Efektif (LSE) 2 Unit

= 12,42 m2/unit x 2 Unit = 24,84 m2 LSE

Kebutuhan Underwater/cell = 0,40 m3/m2 LSE.menit

Kebutuhan Underwaterjig primer

= LSE keseluruhan x kebutuhan Underwater/cell x 60

= 24,84 m2 x 0,40 m2/m2

= 9,936 m3/menit x 60

= 596,16 m3/jam

Kebutuhan Underwater Jig Clean-up 0,91 x 0,91 m2

- Luas Saringan Efektif (LSE) 1 Cell

= (0,75 x 0,75) m2 x 0,92 = 0,745 m2

- Luas Saringan Efektif (LSE) 1 Unit

= 0,745 m2/cell x 6 Cell/Unit = 4,47 m2


77

- Luas Saringan Efektif (LSE) 2 Unit

= 4,47 m2/Unit x 1 unit = 4,47 m2LSE

Kebutuhan Underwater/Cell = 0,25m3/m2 LSE.menit

Kebutuhan Underwater Jig Clean-up

= LSE keseluruhan x Kebutuhan Underwater/Cell x 60

= 4,4057 m2x 0,25 m3/m2

= 1,1175 m3/menit x 60

= 67,05 m3/jam

Jadi, kebutuhan Underwater keseluruhan jig primer dan jig

Clean-up adalah 596,16 + 67,58= 658,21 m3/jam. Berdasarkan

kapasitas pompa underwater saat ini 1100 m3/jam, kebutuhan

underwater yang digunakan hanya 658,21 m3/jam.

Apabila underwater terlalu banyak seolah-olah tertekan ke

permukaan pemisahan dan dapat mempengaruhi proses suspensi,

sebaliknya underwater diatur sedemikian rupa, seakan-akan air

tersebut keluar melalui permukaan jig dalam keadaan bebas tanpa

tekanan.
78

Sumber: Dokumentasi penulis


Gambar.38 Penggantian baut pompa underwater

c. Jig Primer

Perawatan pada jig primer yang sering dilakukan adalah pembersihan

kuku macan dan penggemburan batu jig primer. Penggemburan pada

jig primer dilakukan agar tanah yang mengandung timah tidak loses

karena tanah lempung liat yang terlalu tebal menutup bed jig primer.

Pelaksanaan pemeliharaan terhadap jig primer termasuk dalam servis

mingguan dan saat kapal berhenti operasi karena adanya stop tidak

terencana.
79

Sumber: Dokumentasi penulis


Gambar.39 Pembersihan kuku macan dan bed
di jig primer
d. Jig Clean-up

Salah satu tujuan dilakukan perawatan pada Jig-Clean up

adalah agar menghasilkan daya hisap yang lebih maksimal dalam

menangkap material atau mineral timah dan ikutannya. Perawatan

yang dilakukan pada Jig-Clean up meliputi pembersihan pada lantai,

pelumasan pada bearing, eksentrik. Pada servis mingguan tanggal 27

Januari 2015 dilakukan penggantian bearing karena sudah tidak

bekerja maksimal lagi.

Sumber: Dokumentasi penulis


Gambar.40 Penggantian bearing pada Jig Clean-up
80

4. Evaluasi Perawatan Alat terhadap Target Produksi

Data jam kerja dan jam stop bulan januari 2015 terhadap target

produksi dapat dilihat pada tabel 5

Tabel. 5 Target produksi Tambang KIP Timah 17


Tanggal Jam jalan Jam stop Produksi
(Januari 2015) (jam) (stop) (kampil)
1 18.5 5.5 0
2 21 3 0
3 22 2 36
4 23 1 10
5 19.5 4.5 0
6 24 0 30
7 17 7 51
8 17 7 10
9 22 2 22
10 21 3 18
11 5 19 10
12 0 24 0
13 11.5 12.5 6
14 0 24 0
15 0 24 0
16 22 2 4
17 23 1 3
18 21 3 1
19 12 12 2
20 24 0 3
21 22.5 1.5 2
22 20 4 2
23 23 1 0
24 22 2 1
25 22 2 2
26 24 0 49
27 20 4 62
28 21 3 19
29 23 1 46
30 23 1 36
31 23 1 67
Jumlah 567 177 492
81

Berdasarkan data hasil pengamatan dapat dilihat bahwa jam jalan

KIP Timah 17 adalah 567 jam selama sebulan melebihi target yang

ditentukan yaitu 500 jam. Sehingga persen efektivitas jam kerja dapat

dihitung.


Persentase efektifitas : 100%

567
Persentase efektifitas : 500 100%

: 113.4%

Artinya jam jalan sudah melebih target jam jalan 13,4% dari

target yang ditentukan dan jam jalan dapat diminamlisir. Akan tetapi

target produksi tidak tercapai sebanyak 500 kampil. Merujuk dari

wawancara yang telah penulis lakukan pada KIP Timah 17, satu kampil (

disebut juga sebagai karung tempat pengemasan bijih timah) adalah 40 kg

timah. Dengan demikian 500 kampil timah setara dengan 20 ton timah

tetapi kenyataannya timah yang dihasilkan adalah kurang dari 20 ton.

Hal ini dapat disebabkan karena teknis perawatan yang kurang

maksimal dilaksanakan sehingga berdampak pada kinerja alat. Sasaran

perawatan yang diinginkan tidak hanya tercapainya target jam jalan tetapi

pemindahan tanah dan proses untuk material yang diinginkan. Gangguan

yang terjadi secara mendadak sangat potensial untuk menimbulakn

kerugian besar pada proses produksi.

Salah satu fungsi bisnis dari maintenance adalah biaya produksi

seperti biaya perbaikan, penggantian, dan biaya kebutuhan bbm. Dengan

menerapkan standar dan sasaran perawatan pada alat gali dan pencucian
82

maka kegagalan pada proses produksi bisa diminamilisir. Penerapan

sistem maintenace harus memiliki kiat tertentu diantaranya :

a. Penyusunan standart

b. Rencana kegiatan

c. Supervisi pelaksanaan

d. Analisa hasil pemeliharaan

Anda mungkin juga menyukai