Ringkasan Materi Simple Skin Suturing Mei 2012
Ringkasan Materi Simple Skin Suturing Mei 2012
1
b) Luka terbuka (open wound)
i. Vulnus Excoratio (luka lecet)
Penyebab luka karena kecelakaan atau jatuh yang menyebabkan lecet pada
permukaan kulit merupakan luka terbuka tetapi yang terkena hanya daerah kulit.
2
Sebuah wound yang masih dalam goden period akan sembuh secara primer,
meninggalkan sedikit bentuk goresan.
Sebuah wound yang lebih dari 8 jam biasanya akan terkontaminasi dan oleh karena
itu treatment terbuka perlu dilakukan (tidak dijahit). Wound semacam ini akan sembuh
dengan cara secondary, meninggalkan goresan yang agak tebal. Ditambah lagi
kosmetik (dan atau fungsional) cenderung berkurang. Dapat terjadi sebuah infeksi,
kemudian penundaan primary suturing terjadi.
Wound diklasifikasikan ke dalam 2 kategori; akut dan kronik. Biasanya, sebuah
wound akut dapat ditreatment segera dan mungkin mengalami pemulihan anatomis
yang baik dan integritas fungsionalnya dapat diperbaiki ke kondisi semula. Di lain
pihak, wound kronik yang telah melewati golden period biasanya akan sembuh tetapi
struktur anatomis dan fugsionalnya tidak dapat diperbaiki seperti kondisi dahulu.
2) Cara melakukan
i. Disinfeksi pasien
Mensterilkan lapang bedah dengan sebuah agen antimikrobial dari arah
central ke peripheral.
Menempatkan linen fenestrate steril (duk) di atas area lapang bedah.
Melakukan lokal anastesi.
Membersihkan wound dengan kapas/kasa yang telah dibasahi dengan
betadine/NaCl 0,9% (untuk menghilangkan benda asing maupun
mikroorganisme) dengan cara sentrifugal (dari dalam ke luar).
Mensterilkan wound dari bakteri anaerobik dengan menggunakan larutan
Perhydrol 10% diikuti dengan NaCl 0,9%.
ii. Self-aseptik prosedur
Mencuci tangan dengan 10 langkah & kemudian menyikatnya.
Mengeringkan tangan dengan handuk steril.
Menggunakan sarung tangan steril.
3
Dapat mencegah adanya kontaminasi yang tidak diinginkan antar pasien
ke tenaga medis maupun dari tenaga medis ke pasien.
Dapat terhindar dari infeksi agen yang tidak diinginkan.
Diharapkan hasil bedah dapat steril.
ii. Dampak negatif
Bila lapang bedah, instrument, tenaga medis tidak steril maka
kemungkinan dapat terjadi infeksi supuratif maupun tetanus.
4
1. Plain Cat Gut : dibuat dari bahan kolagen sapi atau domba. Benang ini
hanya memiliki daya serap pengikat selama 7-19 hari dan akan
diabsorbsi secara sempurna dalam waktu 70 hari.
2. Chromic Cat Gut : dibuat dari bahan yang sama dengan plain cat gut ,
namum dilapisi dengan garam Chromium untuk memperpanjang
waktu absorbsinya sampai 90 hari.
b. Buatan (Synthetic)
Adalah benang- benang yang dibuat dari bahan sintetis, seperti Polyglactin
(merk dagang Vicryl atau Safil), Polyglycapron (merk dagang Monocryl
atau Monosyn), dan Polydioxanone (merk dagang PDS II). Benang jenis
ini memiliki daya pengikat lebih lama , yaitu 2-3 minggu, diserap secara
lengkap dalam waktu 90-120 hari.
b) Buatan (Synthetic)
Dalam kelompok ini terdapat benang dari bahan dasar nylon (merk dagang
Ethilon atau Dermalon). Polyester (merk dagang Mersilene) dan Poly
propylene (merk dagang Prolene).
5
lembut, sangat tajam, dan melengkung untuk memastikan visualisasi
(penglihatan) jaringan yang akan dipotong.
v. Scalpel
Scalpel terdiri dari handle (pemegang) dan blade (mata pisau) yang mana satu
sama lain biasanya menjadi satu bagian (versi lama) atau keduanya terpisah.
Blade sangat tajam, sehingga tidak direkomendasikan untuk dipegang secara
langsung dengan tangan kosong, tetapi harus digunakan sebuah instumen untuk
mencegah iatrogenic wound. Untuk memindahkan blade, gunakan ibu jari dan
bukan tangan.
Benda ini biasanya dipegang dengan tangan kanan sama seperti ketika
memegang pisau dapur untuk membuat irisan lurus panjang. Untuk membuat
irisan garis lurus pendek maupun ellips, scalpel dipegang layaknya memegang
polpen.
Tangan yang dominan diposisikan dalam posisi pronasi. Jarum dan benangnya
dipegang dengan needle holder pada 1/3 ujung belakang jarum. Jarum ditusuk
menembus tegak tegak lurus ke dalam permukaan kulit kira-kira x mm dari perifer
wound (x = ketebalan jahitan kulit), dorong jarum sesuai kelengkungan jarum menuju
6
arah sebrang wound. Arah tersebut harus lurus ke depan di axis menuju wound,
menusuk kulit sejauh x mm dari perifer wound (tangan dominan bertindak sebagai
suspensi). Ujung jarum yang menonjol keluar diambil dengan pinset yang dipegang
dengan tangan non-dominan (seperti memegang sebuah polpen), dan kemudian jarum
ditarik keluar menggunakan needle holder dengan tangan dominan seteleh awalnya
mengeluarkan jarum dari tangan lain. Setelah itu, membuat tiga kali knot. Perifer
wound harus jadi keterangan tambahan, seperti agak eratnya kedua tepi wound, tetapi
tidak boleh terlalu ketat karena dapat terjadi efek iskemik jaringan dan perpanjangan
masa pemulihan (pemulihan dimulai dari area suturing), dan dapat menyebabkan
jaringan parut yang berlebih sehingga mengganggu kosmetik dan fungsional. Akan
tetapi, jika ikatan jahitan terlalu longgar, hal ini akan menyebabkan sebuah ruang mati
yang mungkin juga mengganggu proses penyembuhan dan mungkin menyebabkan
infeksi. Kedua ujung benang digunting menggunakan scissor (gunting) kira-kira x mm
dari knot. Knot ditempatkan di akhir suturing untuk mempermudah pelepasan benang
dikemudian hari. Proses ini diulangi hingga semua wound terjahit dengan jarak antara
tiap jahitan 2 kali ketebalan kulit (x). Periksa, dan jika diperlukan, perbaiki pinggir
aposisi wound dan periksa jahitan sekali lagi, dan kemudian tutup wound dengan kasa.
7
4 sampai 5 hari untuk vaskularisasi yang baik di area tersebut. Bila pelepasan jahitan lebih
lama maka akan terbentuk scar yang membuat hasil kosmetik yang jelek. Perlu pula
memberikan resep obat, dan jangan lupa untuk member penjelasan mengenai dosis obat,
metode untuk penggunaan obat-obatan eksternal dan efek samping yang mungkin terjadi.
1) Perawatan Luka
Prinsip Perawatan Luka
a. Perawatan luka dapat dilakukan secara terbuka dan tertutup. Perawatan luka terbuka
diutamakan pada luka yang sederhana dan dangkal.
Perawatan luka tertutup bertujuan untuk :
Menjaga luka dari trauma.
Mengimobilisasi daerah luka.
Mencegah perdarahan.
Mencegah kontaminasi oleh kuman.
Mengabsorbsi drainase.
Meningkatkan kenyamanan fisik dan psikologis.
Debridemen sel nekrotik.
d. Membersihkan luka :
Luka kering cukup diusap dengan larutan antiseptik.
Luka berwarna kekuningan/terinfeksi dibersihkan dengan pencucian sampai pus
(nanah) terangkat.
Luka berwarna hitam (nekrotik) harus dinekrotomi secara mekanik atau kimia.
8
Pinset chirurgis.
Sarung tangan.
Gunting jaringan.
ii. Gunting perban.
iii. Plester.
iv. Mangkok kecil.
v. Bengkok/Nierbeken.
vi. Perlak/handuk.
vii. Tempat sampah.
Bahan :
Larutan NaCl.
Betadine/Rivanol.
Alkohol 70 %
Salep antiseptik.
Perban.
Kasa steril.
9
n. Balutan diplester dan alat-alat dirapikan.
o. Cuci tangan.
3) Pemberian Antibiotik
Prinsipnya pada luka bersih tidak perlu diberikan antibiotik dan pada luka
terkontaminasi atau kotor maka perlu diberikan antibiotik.
4) Pengangkatan Jahitan
Jahitan diangkat bila fungsinya sudah tidak diperlukan lagi. Waktu pengangkatan
jahitan tergantung dari berbagai faktor seperti, lokasi, jenis pengangkatan luka, usia,
kesehatan, sikap penderita dan adanya infeksi.
Cara melepas jahitan sesuai dengan jadwal pelepasan:
a. Sebelum melakukan penjahitan, wound dan peripheral area harus dibersihkan secara
aseptik.
b. Satukan knot jahitan dengan forceps, dan tarik knot lurus ke atas. Potong benang
tepat di bawah knot sedekat mungkin dengan kulit, dengan posisi pronasi 45o.
c. Tarik benang ke arah yang berlawanan dari knot sehingga benang tidak masuk ke
dalam jaringan.
d. Lakukan pembalutan untuk wound.
10
1. Gambar-gambar vulnus
A. Vulnus Contusum (luka memar)
11
D. Vulnus Laceratum (luka robek)
12
H. Vulnus Morsum/ Caninum (luka gigit)
2. Gambar-gambar instrument
A. Pinset
B. Needle Holder
13
C. Needle dan Thread
D. Scissors
a. Gunting Jaringan
14
b. Gunting benang
E. Scalpel
Blade Scalpel
Handle Scalpel
15
F. Forceps/ Klem
16
3. Various types of skin suturing
17
18
a. Continuous suturing
19
d. Horizontal matras suturing
20