Dangerus PDF
Dangerus PDF
TINJAUAN PUSTAKA
1. GAGAL JANTUNG
retensi cairan dan upaya untuk bernafas normal. Umumnya terjadi pada
mekanisme kompensasi.
lainnya. Gangguan fungsi miokard terjadi akibat dari miokard infark acut
2012. Penyebab Gagal jantung dapat dibedakan dalam tiga kelompok yang
Jantung yang dibedakan atas Gagal Jantung Akut dan Kronik, Gagal
Jantung kiri dan kanan, Gagal Jantung dengan output yang tinggi dan
Yuliana 2012).
biasanya selama bebarapa hari atau beberapa jam. Gagal Jantung kronik
tahun. Jika penyebab atau gejala gagal jantung akut tidak reversibel, maka
tekanan di dalam ventrikel dan kongesti pada sistem vaskular paru. Gagal
sering disebut dengan Gagal Jantung dengan fungsi ventrikel kiri yang
kanan sering kali mengikuti kegagalan jantung kiri tetapi bisa juga
disebabkan oleh karena gangguan lain seperti atrial septal defek cor
berdasarkan tipe gagal jantung itu sendiri, terdiri dari: (Lilly, 2011;
dan orthopnea.
yaitu berupa: distensi vena jugularis, pembesaran hati dan lien, anoreksia
dan nausea, edema menetap, distensi abdomen, bengkak pada tangan dan
dan Insomnia.
Kelas Definisi
2. TIDUR
atau dengan rangsang lainnya (Guyton & Hall, 1997). Tidur adalah suatu
keadaan relatif tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan yang
menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda (Lilis &
Taylor, 2001). Tidur dapat Mengatasi keadaan stress, cemas dan tekanan
jumlah yang berbeda untuk tidur. Tanpa jumlah tidur yang cukup,
oleh integrasi tinggi aktivitas sistem saraf pusat yang berhubungan dengan
pernafasan dan muskular (Robinson, 1993 dalam Potter & Perry, 2005).
(Potter & Perry, 2005). Dua sistem dalam batang otak, Sistem Aktivasi
bekerja sama untuk mengontrol siklus alami dari tidur. Formasi retikular
medulla, pons, otak tengah, dan kedalam hipotalamus (Taylor, Lilis &
Lemone, 2001).
meningkat maka orang tersebut dalam keadaan tidur. Aktivitas ARAS ini
2001).
fungsi fisiologis tubuh yang lain juga dapat terganggu atau berubah.
dalam sistem tidur Raphe pada pons dan otak depan bagian tengah. Zat
diterima dari pusat yang lebih tinggi, reseptor sensori perifer dan sistem
limbik. Ketika seseorang mencoba untuk tidur mereka akan menutup mata
dan berada pada posisi relaks. Jika stimulus ke SAR menurun maka
aktivasi SAR juga akan menurun. Pada beberapa bagian lain, BSR
Tidur yang normal melibatkan dua fase: pergerakan mata yang tidak
yang cepat (tahapan tidur Rapid Eye Movement: REM). Fase NREM dan
REM terjadi secara bergantian sekitar 4-6 siklus dalam semalam. Tiap
siklus tidur terdiri 4 tahap dari tidur NREM dan satu periode dari tidur
REM.
Tahap 1 : NREM
Tahap ini merupakan tingkat paling dangkal dari tidur, tahap berakhir
Tahap 2 : NREM
Tahap 3 : NREM
Tahap 3 merupakan tahap awal tidur dalam, seorang yang tidur sulit di
tanda-tanda vital menurun tetapi tetap teratur dan tahap berakhir 15 hingga
30 menit.
Tahap 4 : NREM
membangunkan orang yang tidur, jika terjadi kurang tidur maka orang yang
tidur akan menghabiskan porsi malam yang seimbang pada tahap ini, tanda-
tanda vital menurun secara bermakna dibanding selama jam terjaga, tahap
berakhir kurang lebih 15-30 menit, tidur sambil berjalan dan enuresis dapat
Tidur REM merupakan fase pada akhir tiap siklus tidur 90 menit.
Konsolidasi memori dan pemulihan psikologis terjadi pada waktu ini. Faktor
yang berbeda dapat meningkatkan atau menganggu tahapan siklus tidur yang
Mimpi yang penuh warna dan tampak hidup dapat terjadi pada REM
mimpi yang kurang hidup dapat terjadi pada tahap yang lain,tahap ini
biasanya dimulai sekitar 90 menit setelah mulai tidur, hal ini dicirikan
dengan respon otonom dari pergerakan mata yang cepat, fluktuasi jantung
dan kecepatan respirasi dan peningkatan atau fluktuasi tekanan darah, terjadi
tonus otot skelet penurunan, peningkatan sekresi lambung, sangat sulit sekali
membangunkan orang tidur, durasi dari tidur REM meningkat pada tiap
Tahap Pratidur
Tidur REM
NREM
NREM Tahap 3
Tahap 2
pusat dan struktur tubuh. Selain itu tidur juga dapat memperbaiki aktivitas
juga perlu untuk sintesis protein yang mana dibutuhkan untuk perbaikan
hingga 80 denyut permenit atau lebih rendah jika kondisi individu berada
pada kondisi fisik yang kurang sempurna. Akan tetapi pada saat tidur laju
jantung menurun hingga 60 denyut per menit atau lebih rendah. Hal ini
tidur setiap menit. Secara jelas, tidur yang nyenyak bermanfaat dalam
tidur gelombang rendah yang dalam (NREM tahap 4), tubuh melepaskan
sel epitel dan khusus seperti sel otak (Horne, 1983; Mandleson, 1987;
Born, Muth dan Fehm, 1988). Penelitian lain menunjukkan bahwa sintesis
protein dan pembagian sel untuk pembaharuan jaringan seperti pada kulit,
sumsum tulang, mukosa lambung, atau otak terjadi selama istirahat dan
pada anak-anak yang mengalami lebih banyak tidur tahap 4. Tidur REM
Perry, 2005).
Dalam keadaan tidur maka tubuh akan menyimpan energi yaitu otot
skeletal relaksasi maka energi tersebut dialihkan lebih untuk fungsi sel-sel
(Kozier,1991).
a. Factor fisiologis
1. Penyakit
masalah tidur. Penyakit juga dapat memaksa klien untuk tidur dalam posisi
tidak biasa. Nokturia atau berkemih pada malam hari, mengganggu tidur
dan siklus tidur. Kondisi ini yang paling umum terjadi pada lansia dengan
berkemih menyebabkan sulit untuk tidur kembali (Potter & Perry, 2005)
2. Obat
dapat menyebabkan rasa kantuk yang berlebihan pada siang hari, bingung
dapat tertidur. dan Penyekat Beta dapat menyebabkan terbangun dari tidur.
3. Nutrisi
tidur, karena adanya Tryptophan yang merupakan asam amino dari protein
juga mempengaruhi proses tidur bahkan terkadang sulit untuk tidur (Azis,
2006).
a. Faktor Psikologis
Stress Emosional
seseorang sulit untuk tertidur, sering terbangun selama siklus tidur, atau
b. Faktor lingkungan
kemampuan untuk tertidur. Ventilasi yang baik adalah esensial untuk tidur
kebutuhan tidur REM dan Non REM ( Kozier.,et.al. 2004). Kualitas tidur
meliputi aspek kuantitatif dan kualitatif tidur. Menurut Karota Bukit, 2003
Kualitas Tidur meliputi 7 Komponen yaitu total jam tidur malam, waktu
memulai tidur, frekuensi terbangun pada malam hari, perasaan segar saat
Buysse., dkk (1989) kualitas tidur meliputi kualitas tidur secara subjektif,
tidur laten, lama waktu tidur, efisiensi tidur, gangguan tidur, penggunaan
Menurut Wartonah (2006), pada usia >60 tahun pola tidur normal
yaitu kurang lebih 6 jam dan sering terbangun pada malam hari, pada usia
dewasa pertengahan yaitu 40-60 tahun pola tidur normalnya kurang lebih 7
jam dan pada usia dewasa muda yaitu 18-40 tahun pola tidur normalnya
adalah berkisar antara 7-9 jam. Menurut Potter & Perry (2005) Frekuensi
terbangun tidur malam normal orang dewasa yaitu 1-2 kali. Waktu yang
gelisah, lesu dan apatis, kehitaman di sekitar mata, kelopak mata bengkak,
jam namun sudah merasa puas dengan tidurnya sementara yang lain
(Potter & Perry, 2001). Data subjektif tidur yang baik atau buruk dapat
diantaranya adalah total jam tidur pada malam hari, lama waktu yang
perasaan segar pada saat bangun pagi, kedalaman tidur, kepuasaan tidur
pada malam hari dan mengantuk pada siang hari. Data Objektif bisa
menunjukkan perbedaan tingkat aktivitas yang berbeda dari otak, otot, dan
mata yang berhubungan dengan tahap tidur yang berbeda (Sleep Research
tidur dapat dibagi menjadi tanda fisik dan tanda psikologis. Tanda fisik
dapat dilihat dari ekspresi wajah (area gelap di sekitar mata, bengkak di
diri, apatis dan respons menurun, merasa tidak enak badan, malas
Menurut Briones dkk (1996), tidur yang tidak adekuat dan kualitas
dan koping tidak efektif. Kurang tidur selama periode yang lama dapat
kelelahan menjadi gejala utama dan yang paling sering dilaporkan oleh
terjadi karena kongesti vena pulmonalis. Adanya tekanan pada atrium kiri
Pasien dengan Gagal Jantung sering terjadi retensi cairan dan oedem
sehingga terjadi akumulasi oedem pada jaringan lunak leher dan faring
yang mempersempit saluran napas atas dan membuat lebih kolaps. Hal ini
yang akan terasa enak dalam posisi duduk, dan batuk. Hal ini dapat
dan akan berkurang jika duduk tegak atau berdiri. Menurut Wilkinson
(2005), pada Pasien Gagal Jantung dijumpai gangguan pada pola tidur,
yang dapat disebabkan oleh nocturia, cemas, dan kesulitan mengatur posisi
tidur karena Noctunal Dipsnue. Tanda dan gejala lain yang dijumpai pada
edema.