Anda di halaman 1dari 8

1

Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Pemenuhan Kebutuhan


Spiritual Pasien Rawat Inap Di RSUD Datu Beru Kabupaten Aceh
Tengah
Desi Hayrani

Mahasiswa STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe


Email: deekhaldi@gmail.com

ABSTRAK

Perawat berperan besar dalam pemenuhan kebutuhan spiritual pasien sebagai bagian dari kebutuhan
menyeluruh pasien. Kepedulian dalam pemenuhan kebutuhan pasien dapat dilakukan perawat dengan
menerapkan perilaku caring. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan perilaku caring
perawat dengan pemenuhan kebutuhan spiritual pasien rawat inap di RSUD Datu Beru. Menggunakan
desain korelatif dengan teknik pendekatan cross sectional. Populasi adalah seluruh pasien rawat inap
RSUD Datu Beru yang berjumlah 2.806 orang dan jumlah sampel 96 orang menggunakan teknik
purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam bentuk kuesioner. Analisa data menggunakan
uji statistik chi square dengan taraf signifikan 5%, didapatkan hasil p= 0.002 (p<0.05) yang
menunjukkan bahwa ada hubungan perilaku caring perawat dengan pemenuhan kebutuhan spiritual
pasien. hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 64 responden (66.7%) yang mempersepsikan
perilaku caring perawat baik terdapat 45 responden (70.3%) yang merasakan pemenuhan spiritual
terpenuhi dan 19 responden (29.7%) merasakan kurang terpenuhi. Dari 32 responden (33.3%) yang
mempersepsikan perilaku caring perawat kurang baik terdapat 11 responden (34.4%) yang merasakan
bahwa pemenuhan kebutuhan spiritual terpenuhi dan 21 responden (65.6%) merasakan kurang
terpenuhi. Kepada perawat disarankan untuk lebih meningkatkan perilaku caring perawat yang selama
ini ditampilkan serta perlu menambah pengetahuan perawat akan pentingnya perilaku caring dalam
memberikan asuhan keperawatan.

Kata Kunci : Perilaku Caring Perawat, Kebutuhan Spiriual


Daftar Bacaan : 39 Buku, 20 Internet (1997-2015)

ABSTRAK

Nurse a big role in spiritual need fulfillment patient as part of comprehensive need patient. Care in
fulfilling need patient can be applying nurse caring behavior. The purpose of this study was to identify
the correlation between nurses caring behavior with spiritual need fulfillment inpatient room at
general hospital datu beru. using correlative design with technique of cross sectional approach.
Population is all inpatient room general hosplital datu beru were 2.806 people and sample 96 people
used purposive sampling technique. Instrument used questionnaires. Data analysis was using chi
squere test with significance level 5% obtained results P=0.002 which indicate that there were
correlation between nurses caring behavior with spiritual need fulfillment patient. The results this
study showed 64 respondents (66.7%) perception nurse have good caring behavior are 45 respondents
(70.3%) feel spiritual fulfillment fulfilled and 19 respondents (29.7%) feel less fulfilled. From 32
respondents (33.3%) perception nurse have less caring behavior are 11 respondents (34.4%) feel
spiritual fulfillment fulfilled and 21 respondents (65.6%) feel less fulfilled. It was recommended for
nurse to further improve nurse caring behavior which has been shown and need increase nurse
knowladge importance of nurse caring behavior in providing care nursing.

Key Words: Nurse Caring Behavior, Spiritual Fulfillment

1
2

PENDAHULUAN Menurut Dwidiyanti (2007) perawat


Ilmu pengetahuan agama dan medis adalah suatu profesi yang mulia, untuk itu
telah memberi kontribusi besar terhadap seorang perawat memerlukan kemampuan
perilaku caring perawat dalam memenuhi untuk memperhatikan orang lain,
kebutuhan spiritual pasien. Hal ini ditandai keterampilan, intelektual, dan proses
dengan adanya pakar kesehatan dunia yang interpersonal. Proses interpersonal yaitu
telah melakukan penelitian tentang spiritual. hubungan antara pemberi asuhan dengan
Pakar kesehatan rumah sakit diluar negeri penerima asuhan. Salah satu yang termasuk
telah melaksanakan spiritual care, kedalam proses interpersonal adalah
Mahmoodishan (2010) dalam Sianturi perilaku caring. Pemberi asuhan dengan
(2015), melakukan penelitian di kota penerima asuhan akan menjadi kekuatan
Gorgan, Iran, terhadap 20 orang perawat perantara yang kuat, artinya dengan adanya
dan seluruhnya (100%) perawat memiliki perilaku caring maka hubungan interaksi
sikap yang positif terhadap spiritual care. antara perawat dengan pasien akan terjalin
Hasil ini diperkuat dengan penelitian Wong dengan baik.
(2008) dalam Sianturi (2015), dari 429 Hasil penelitian Mulyaningsih
perawat di Rumah Sakit Hong Kong, 91% (2011) menemukan hubungan yang positif
perawat menunjukkan pemahaman spiritual antara perilaku caring perawat dengan
care yang memuaskan dan menyediakan tingkat kepuasan pasien. Hal ini
spiritual care pada pasien. menunjukkan bahwa perilaku caring yang
Di Indonesia, beberapa rumah sakit baik dari seorang perawat dalam melakukan
mulai menerapkan asuhan spiritual salah asuhan keperawatan kepada pasien akan
satunya adalah Rumah Sakit Al-Islam membuat pasien merasa puas dengan
(RSAI) di Bandung. Rumah sakit ini pelayanan perawat dan akan mempengaruhi
memiliki pasien rawat inap dengan latar penilaian pasien tearhadap pelayanan di
belakang keyakinan agama yang dianutnya rumah sakit, sehingga sikap caring harus
yaitu agama Islam dan didukung oleh tim selalu dikembangkan.
pembinaan rohani dengan spesifikasi tugas Caring memberikan kemampuan
memberikan santunan rohani bagi pasien pada perawat untuk memahami dan
yang sedang dirawat inap secara bergiliran menolong pasien. Seorang perawat harus
karena tidak menetap di salah satu ruangan, sadar akan adanya asuhan keperawatan
selain itu lingkungan cukup mendukung dalam memberikan bantuan kepada pasien
untuk penjagaan bagian tubuh yang ditutupi untuk mencapai atau mempertahankan
dari pandangan orang lain (aurat) pasien kesehatan dan mencapai kematian dengan
dengan adanya tirai disetiap tempat tidur damai. Perilaku caring perawat adalah
pasien dan ruangan terpisah antara pasien pengetahuan, sikap, dan keterampilan
laki laki dan perempuan (Puspita, 2009). seorang tenaga perawat dalam merawat
Perawat merupakan kunci utama pasien dan keluarga dengan memberikan
dalam keberhasilan pencapaian tujuan dorongan positif, dukungan dan peningkatan
pembangunan kesehatan. Tenaga kesehatan pelayanan perawatan (Pryzby, 2004 dalam
memberikan kontribusi hingga 80% dalam Yuliawati, 2012). Perilaku yang ditunjukkan
keberhasilan pembangunan dan pelayanan perawat adalah dengan memberikan rasa
kesehatan yang baik (Menkes RI, 2011). nyaman, perhatian, kasih sayang, peduli,
Pemberi pelayanan kesehatan berperan pemeliharaan kesehatan, memberi
besar dalam pemenuhan kebutuhan pasien dorongan, empati, minat, cinta, percaya,
terutama bagi perawat. Perawat sebagai melindungi, kehadiran, mendukung,
tenaga kesehatan yang 24 jam bersama memberi sentuhan dan siap membantu serta
pasien penting kiranya tanggap dan peduli mengunjungi pasien. Perilaku seperti itu
terhadap kebutuhan pasien. Kepedulian akan mendorong pasien ke arah yang lebih
dalam pemenuhan kebutuhan pasien dapat baik dalam perubahan beberapa aspek, salah
dilakukan perawat dengan menerapkan satunya aspek spiritual (Leinenger, 1997
perilaku caring (Purwaningsih dkk, 2013). dalam Yuliawati, 2012). Aspek spiritual
3

mampu mendorong seseorang untuk tidak boleh berbuat zhalim dan aniaya
melakukan upaya yang lebih besar, kuat dan kepada saudaranya yang muslim.
fokus dalam melakukan yang terbaik ketika Barangsiapa yang membantu kebutuhan
menghadapi keadaan stres emosional, saudaranya, maka Allah akan memenuhi
penyakit, atau bahkan menjelang kematian. kebutuhannya. Barangsiapa yang
Dengan demikian pasien dapat mencapai melepaskan seorang muslim dari suatu
kualitas hidup yang terkait dengan kesulitan, maka Allah akan melepaskannya
kesehatannya (Rajinkan, 2006 dalam dari kesulitan pada hari kiamat. Dan
Sianturi, 2015). barangsiapa yang menutupi aib seorang
Menurut Lueckenotte (1995) dalam muslim, maka Allah akan menutupi aibnya
Faizah (2012) kebutuhan spiritual sangat pada hari kiamat kelak (HR.Al-Bukhari).
penting bagi seseorang yang sedang Inggriane (2005 dalam Puspita,
mengalami sakit fisik. Ketika kondisi fisik 2009) menyatakan, ada fenomena yang
teganggu ada kemungkinan seseorang menarik dari pasien-pasien dewasa yang
mengalami perubahan emosi. Pada kondisi sedang dirawat inap. Ekspresi spiritual
tersebut, komponen spiritual seseorang pasien dengan penyakit akut maupun kronis
sangat penting untuk mengatasi perubahan sangat beragam, mulai dari kondisi pasien
emosi. Keimanan pada Tuhan diyakini akan yang pasrah dan menerima takdir
memudahkan sesorang untuk mengatasi penyakitnya sampai dengan kondisi
perubahan emosional selama sakit. menggugat Tuhan Nya melalui ekspresi
Dalam penelitian Good (2010), kemarahan dan menolak pengobatan
menyatakan bahwa ada hubungan yang kuat maupun perawatan yang diberikan,
antara terapi spiritual dengan penurunan ketidaktahuan dan ketidakmampuan pasien
resiko depresi pada pasien dalam proses dalam melaksanakan ibadah yang
pengobatan. Hasil penelitian Sulmasy diyakininya, sementara dukungan spiritual
(2002), juga menyatakan bahwa dari perawat menurut pengakuan pasien
terpenuhinya kesehatan spiritual pasien akan tersebut tidak mereka dapatkan. Dukungan
membantu mereka beradaptasi dan spiritual dari seorang perawat sangat
melakukan koping terhadap sakit yang diperlukan dan perawat sebaiknya mampu
dideritanya. memperhatikan dan memenuhi kebutuhan
Pada penelitian yang dilakukan oleh spiritual pasien karena perawat senantiasa
Hodge (2011) mengungkapkan bahwa hadir selama 24 jam mendampingi pasien.
kebutuhan spiritual pasien adalah kebutuhan Pernyataan diatas diperkuat dengan
akan makna, tujuan, harapan dalam hidup, penelitian yang dilakukan oleh Ilhamsyah,
hubungannya dengan Tuhan, praktek dkk (2014) dengan judul hubungan
spiritual, kewajiban agama, hubungan pelaksanaan keperawatan spritual terhadap
dengan sesama dan hubungan dengan kepuasan spritual pasien, menunjukkan
perawat. bahwa pelaksanaan keperawatan spiritual
Allah SWT berfirman dalam surat yang tidak terlaksana tetapi mempunyai
Al- Ashr ayat tiga yang artinya kecuali kepuasan spiritual yang puas sebanyak 17
orang-orang yang beriman dan orang dan 28 orang yang menyatakan
mengerjakan amal shaleh dan nasehat kurang puas. Dengan kata lain 37.8%
menasehati supaya mentaati kebenaran dan pasien/responden menyatakan pelaksanaan
nasehat menasehati supaya menetapi keperawatan spiritual kurang terlaksana tapi
kesabaran- (QS.103:3). Islam juga tetap merasa puas terkait dimensi
mengajarkan agar berbuat dan berupaya spritualnya.
untuk membantu memenuhi kebutuhan- RSUD Datu Beru adalah rumah
kabutuhan kaum muslimin dan meringankan sakit umum milik Kabupaten Aceh Tengah
beban kesengsaraan orang lain termasuk yang sesuai dengan peraturan pemerintah no
pasien. Dari Abdullah bin Umar 42 tahun 2011 tentang Pengelola Keuangan
radhiallahuanhuma dia berkata: Rasulullah Badan Layanan Umum maka pada 1 Januari
SAW bersabda: Seorang muslim dengan 2012 status RSUD Datu Beru telah berubah
muslim yang lain adalah bersaudara. Ia menjadi Badan Layanan Umum Daerah
4

(BLUD). Perubahan status ini akan merubah Penelitian ini dilakukan di ruang
sistem pengelolaan menjadi lebh praktis, rawat inap RSUD Datu Beru Kabupaten
tidak berbelit-belit, dan berorientasi kepada Aceh Tengah mulai tanggal 2 sampai
peningkatan mutu pelayanan. RSUD Datu dengan 6 juni 2016.
Beru ini juga sudah mendapatkan sertifikat Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik
akreditasi paripurna dari KARS kementrian Demografi
kesehatan RI karena dinilai telah memenuhi No Katagori f %
standar international. Umur
Berdasarkan hasil observasi peneliti 18-40 Tahun (Dewasa
pada tanggal 6 April 2016 selama satu jam 1 Muda) 55 57.3
pada ruang rawat inap bedah dan RPDW di 41-60 Tahun (Dewasa
RSUD Datu Beru Kabupaten Aceh Tengah 2 Menengah 31 32.3
didapatkan bahwa caring perawat terhadap >60 Tahun (Dewasa
3 Tua) 10 10.4
pemenuhan kebutuhan spiritual pasien
Total 96 100
belum maksimal, hal ini tergambar dari
Jenis Kelamin
waktu dzuhur beberapa pasien tidak 1 Laki-Laki 40 41.7
melakukan ibadah shalat maupun berdoa 2 Perempuan 56 58.3
dan perawat juga tidak terlihat Total 96 100
mengingatkan atau mengajak pasien shalat Pendidikan Terakhir
dan berdoa. Yang seharusnya perawat 1 SD 4 4.2
berupaya membantu memenuhi kebutuhan 2 SMP 16 16.7
spiritual pasien sebagai bagian dari 3 SMA 42 43.8
kebutuhan menyeluruh pasien. Namun 4 Perguruan Tinggi 23 24.0
perawat hanya memenuhi kebutuhan fisik 5 Tidak Sekolah 2 2.1
saja. 6 Dayah Pasantren 9 9.4
Dari uraian diatas dapat diketahui Total 96 100
bahwa caring seorang perawat sangat Pekerjaan
dibutuhkan untuk membantu memenuhi 1 PNS 22 22.9
kebutuhan spiritual pasien maka penulis 2 Wiraswasta 25 26.0
tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang 3 IRT 14 14.6
4 Pelajar 18 18.8
apakah ada hubungan perilaku caring
5 Petani 17 17.7
perawat dengan pemenuhan kebutuhan
Total 96 100
spiritual pasien di ruang rawat inap RSUD
Datu Beru Kabupaten Aceh Tengah tahun Hasil penelitian data karakteristik
responden didapatkan bahwa distribusi
2016.
tertinggi pada katagori umur yaitu 18 40
tahun sebanyak 55 responden (57.3%),
katagori jenis kelamin menunjukkan
METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan perempuan lebih tinggi yaitu 56 responden
adalah korelatif. Penelitian dilakukan di (58.3%), pendidikan terakhir menunjukkan
RSUD Datu Beru Kabupaten Aceh Tengah. SMA paling tinggi yaitu 42 responden
Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh (43.8%), dan pekerjaan menunjukkan
wiraswasta paling tinggi yaitu 25
pasien yang dirawat diruang rawat inap di
RSUD Datu Beru Kabupaten Aceh Tengah reszponden (26.0%).
dari Bulan Januari sampai bulan Maret 2016 Perilaku Caring Perawat
yang berjumlah 2.806 orang. Sampel Tabel 2 Perilaku caring perawat (n=96)
penelitian sebanyak 96 pasien dengan teknik
purposive sampling. Analisa data dilakukan No Katagori Jumlah
secara univariat dan bivariat menggunakan f %
chi-square. 1 Baik 64 66.7
2 Kurang Baik 32 33.3
HASIL PENELITIAN Total 96 100
5

Berdasarkan tabel diatas dapat artinya bahwa perawat yang berperilaku


dilihat bahwa 64 responden (66.7%) dari 96 caring baik memiliki peluang 4.522 kali
responden menunjukkan bahwa perilaku untuk terpenuhinya kebutuhan spiritual
pasien.
caring perawat rawat inap berada pada
katagori baik. PEMBAHASAN
Hubungan Perilaku Caring Perawat
Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Dengan Pemenuhan Kebutuhan Spiritual
Tabel 3 kebutuhan spiritual pasien (n=96) Pasien Rawat Inap
Katagori Jumlah Berdasarkan hasil uji statistik
No
f % menunjukkan bahwa ada hubungan yang
1 Terpenuhi 56 58.3 terjadi antara perilaku caring perawat
2 Kurang Terpenuhi 40 41.7 dengan pemenuhan kebutuhan spiritual
Total 96 100
pasien rawat inap, dimana diperoleh nilai p-
Berdasarkan tabel diatas 56 responden value : 0.002 yang menunjukkan nilai
(58.3%) dari 96 responden menunjukkan kurang dari = 0.05. Dari hasil uji statistik
bahwa pemenuhan kebutuhan spiritual didapatkan bahwa perilaku caring perawat
pasien berada pada katagori terpenuhi. baik dengan kebutuhan spiritual terpenuhi
sebanyak 45 responden (70.3%), kurang
Hubungan Perilaku Caring Perawat terpenuhi 19 responden (29.7%). Sementara
Dengan Pemenuhan Kebutuhan Spiritual dari perilaku caring perawat kurang baik
Pasien Rawat Inap dengan kebutuhan spiritual terpenuhi
Pemenuhan Kebutuhan
Spiritual P sebanyak 11 responden (34.4%) dan kurang
Perilaku
Caring Terpenuhi Kurang total
CI
val
terpenuhi 21 responden (65.6%).
ue Berdasarkan hasil uji statistik dan
f % f % f %
analisis diatas dapat dilihat bahwa perilaku
Baik 45 70.3 19 29.7 64 66.7 caring perawat mempunyai hubungan
4.5 0.0
Kurang 11 34.4 21 65.6 32 33.3 22 02 dengan pemenuhan kebutuhan spiritual
pasien. Pernyataan ini didukung teori yang
Total 56 58.3 40 41.7 96 100
dikemukakan oleh Leinenger (1997) dalam
Berdasarkan tabel diatas
Yuliawati (2012) bahwa perilaku caring
menunjukkan bahwa dari 64 responden
perawat akan mendorong pasien ke arah
(66.7%) yang mempersepsikan perilaku
yang lebih baik dalam perubahan aspek
caring perawat baik terdapat 45 responden
spiritual.
(70.3%) yang merasakan pemenuhan
Hasil penelitian ini didukung oleh
kebutuhan spiritual terpenuhi dan 19
penelitian yang dilakukan Purwaningsih dkk
responden (29.7%) merasakan kurang
(2013) dengan judul hubungan perilaku
terpenuhi. Dari 32 responden (33.3%) yang
caring perawat dengan pemenuhan
mempersepsikan perilaku caring perawat
kebutuhan spiritual pasien rawat inap di
kurang baik terdapat 11 responden (34.4%)
RSU Kaliwates PT Rolas Nusantara Medika
yang merasakan bahwa pemenuhan
Jember, menunjukkan bahwa sebagian besar
kebutuhan spiritual terpenuhi dan 21
pasien (75.7%) merasa bahwa pemenuhan
responden (65.6%) merasakan kurang
kebutuhan spiritual cukup dan merasakan
terpenuhi.
bahwa pemenuhan kebutuhan spiritual
Dari hasil analisis dapat kurang (4.3%).
disimpulkan bahwa ada hubungan antara Perawat meyakini manusia sebagai
perilaku caring perawat dengan pemenuhan makhluk bio-psiko-sosio-kultural dan
kebutuhan spiritual pasien yang diperoleh spiritual yang utuh berespon terhadap suatu
nilai p (0.002) < 0.05, hal ini terbukti bahwa perubahan yang terjadi antara lain karena
perilaku caring perawat memiliki hubungan gangguan kesehatan dan penyimpangan
yang bermakna dengan pemenuhan pemenuhan kebutuhan secara holistik dan
kebutuhan spiritual pasien. Dari hasil unik diperlukan pendekatan yang
analisis diperoleh nilai OR = 4.522 yang komprehensif dan bersifat individual bagi
6

tiap pasien, sedangkan esensinya adalah karatif tersebut adalah membentuk dan
falsafah keperawatan memandang bahwa menghargai sistem humanistic dan
pasien sebagai manusia yang utuh yang altruistic, manambahkan kepercayaan atau
harus dipenuhi segala kebutuhannya baik pengharapan, menumbuhkan sesnsitifitas
kebutuhan biologis, psikologis, sosial, dan terhadap diri dan orang lain,
spiritual yang diberikan secara mengembangkan hubungan saling percaya,
komprehensif yang tidak bisa dilakukan hubungan caring manusia, meningkatkan
secara sepihak atau sebagian dari dan menerima ekspresi perasaan positif dan
kebutuhannya (Hamid, 2008). negatif, menggunakan proses caring yang
Kebutuhan spiritual merupakan kreatif dalam penyelesaian masalah,
kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh meningkatkan proses belajar-mengajar
setiap manusia. Apabila seseorang dalam interpersonal, menciptakan lingkungan,
keadaan sakit, maka hubungan dengan fisik, mental, sosio-kultural dan spiritual
Tuhannya pun semakin dekat, mengingat yang suportif, protektif dan korektif,
seseorang dalam keadaan sakit menjadi membantu memenuhi kebutuhan dasar
lemah dalam segala hal, tidak ada yang manusia, menghargai adanya kekuatan
mampu membangkitkannya dari fenomena yang bersifat spiritual.
kesembuhan, kecuali sang Pencipta. Dalam Peneliti berasumsi bahwa
pelayanan kesehatan, perawat sebagai pentingnya perilaku caring dalam
petugas kesehatan harus memiliki peran memberikan asuhan keperawatan kepada
utama dalam memenuhi kebutuhan spiritual. pasien karena perilaku caring merupakan
Kebutuhan spiritual mempertahankan atau aspek yang sangat dibutuhkan dalam
mengembalikan keyakinan dan memenuhi memberikan pelayanan. Karena dengan
kewajiban agama, serta kebutuhan untuk perilaku caring yang ditampilkan oleh
mendapatkan maaf dan pengampunan, perawat akan mempengaruhi aspek spiritual
mencintai, menjalin hubungan penuh rasa pasien yang merupakan salah satu aspek
percaya dengan Tuhan (Hamid, 2008). yang dapat membantu proses penyembuhan
Untuk mendukung pemenuhan pasien. Sehingga dapat diambil kesimpulan
kebutuhan dasar maupun kebutuhan bahwa sebagai perawat tidak hanya fokus
spiritual pasien dibutuhkan perilaku caring pada masalah fisik pasien tetapi kebutuhan
dari perawat untuk pasien. Hal ini didukung spiritual pasien juga perlu diperhatikan.
oleh teori Dwidiyanti (2007) menjelaskan Namun dalam penelitian ini didapatkan 19
bahwa perilaku caring merupakan suatu responden yang berada pada katagori
sikap, rasa peduli, hormat, dan menghargai perilaku caring perawat baik dengan
orang lain, artinya memberikan perhatian kebutuhan spiritual kurang terpenuhi. Hal
yang lebih kepada seseorang dan bagaimana ini disebabkan adanya faktor-faktor lain
seseorang itu bertindak. Karena perilaku yang berhubungan dengan pemenuhan
caring merupakan perpaduan perilaku kebutuhan spiritual pasien selain perilaku
manusia yang berguna dalam peningkatan caring perawat, yaitu: perawat menganggap
derajat kesehatan dalam membantu pasien bahwa aspek spiritual pasien bukan bagian
yang sakit. Perilaku caring sangat penting dari perilaku caring perawat melainkan
untuk mengembangkan, memperbaiki, dan hubungan antara pasien dengan Tuhannya.
meningkatkan kondisi atau cara hidup Hal tersebut sebagaimana
manusia. Perilaku caring juga sangat dikemukakan oleh Hamid (2008) yang
penting dalam pelayanan keperawatan menyatakan bahwa banyak perawat kurang
karena akan memberikan kepuasan pada memperhatikan aspek spiritual dalam
pasien. perawatan dan manfaatnya terhadap
Watson (1979) dalam Mulyaningsih kesehatan dan kesembuhan penyakit pasien.
(2011) mendifinisikan caring sebagai proses Perawat merasa tidak mampu memberikan
yang dilakukan oleh perawat yang meliputi perawatan spiritual kepada pasien dengan
pengetahuan, tindakan, dan dideskripsikan alasan: perawat memandang agama sebagai
sebagai 10 faktor karatif yang digunakan masalah pribadi, perawat berfikir bahwa
dalam praktek keperawatan. 10 faktor spritualitas merupakan masalah pribadi yang
7

hanya merupakan hubungan individu seminar, workshop, dan lain-lain. Selain itu,
dengan penciptanya, perawat tidak merasa pemenuhan kebutuhan spiritual pasien perlu
nyaman dengan agama dan kepercayaannya, ditingkatkan agar membantu proses
ketidaktahuan dalam pemberian asuhan penyembuhan pasien seperti, perawat
keperawatan spiritual dan perawat mengajarkan pasien relaksasi dengan
beranggapan bahwa pemenuhan kebutuhan berzikir saat pasien merasa takut, cemas dan
spiritual pasien bukan tanggung jawabnya stres.
melainkan tanggung jawab keluarga dan Hasil penelitian ini diharapkan
tokoh agama. dapat digunakan sebagai salah satu acuan
Dengan demikian, dapat untuk penelitian selanjutnya.
disimpulkan bahwa perilaku caring perawat
di RSUD Datu Beru Kabupaten Aceh DAFTAR PUSTAKA
Tengah berada pada katagori baik dengan Dwidiyanti, M. (2007). Caring: Kunci
kebutuhan spiritual terpenuhi. Dari hasil sukses perawat. Semarang: Hasani.
tersebut juga dapat dilihat bahwa semakin
baik perilaku caring perawat maka semakin Faizah, N. (2012). Gambaran Peran
terpenuhinya kebutuhan spiritual pasien. Perawat Sebagai Pemberi Asuhan
Keperawatan Dalam Pemenuhan
KESIMPULAN DAN SARAN Kebutuhan Spiritual Pada Pasien Pre
Kesimpulan Operasi Di Rs Roemani. Skripsi
Ada hubungan antara perilaku Program Sarjana Universitas
caring perawat dengan pemenuhan Muhammadiyah Semarang
kebutuhan spiritual pasien yang diperoleh
nilai p (0.001) < 0.05, hal ini terbukti bahwa Good, Jennifer J. (2010).Desertasi.
perilaku caring perawat memiliki hubungan Integration of Spirituality and
yang bermakna dengan pemenuhan Cognitive behavioral Therapy for the
kebutuhan spiritual pasien dan hasil analisis Treatment of Depression.PCOM.
diperoleh nilai OR = 4.522 yang artinya Psychology Dissertations. Paper 55.
bahwa perawat yang berperilaku caring baik Hamid, A. Y. (2008). Asuhan keperawatan
memiliki peluang 4.522 kali untuk kesehatan jiwa. Jakarta: EGC
terpenuhinya kebutuhan spiritual pasien.
Hodge., David,R., Horvath.,& Violet, E.
Saran (2011). Spiritual needs in health care
Bagi rumah sakit penting adanya settings: A qualitative meta-synthesis
upaya meningkatkan pendidikan perawat of clients perspectives. Social work,
dengan studi lanjut, dan perawat mengikuti 56, 16-30
pelatihan mengenai perilaku caring, karena
semakin tinggi tingkat pendidikan perawat Ilhamsyah, dkk. (2013). Hubungan
dan yang telah mengikuti pelatihan maka Pelaksanaan Keperawatan Spritual
perilaku caring perawat terhadap pasien Terhadap Kepuasan Spritual Pasien
akan semakin meningkat pula. Serta Di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar.
menciptakan lingkungan yang bernuansa Jurnal Program Sarjana Universitas
Islami, misalnya: perawat dijadwalkan Hasanuddin.
untuk memberitahukan waktu shalat kepada
pasien, dan bila perlu memanggil seorang Menteri Kesehatan RI. (2011). Rencana
Ustadz jika ada yang membutuhkan Dalam Pengembangan Tenaga
bimbingan rohani. Kesehatan. Jakarta
Pada perawat perlu ditingkatkan lagi
perilaku caring yang selama ini ditampilkan Mulyaningsih. (2011). Hubungan Berfikir
serta perlu menambah pengetahuan perawat Kritis Dengan Perilaku Caring
akan pentingnya perilaku caring dengan Perawat Di RSUD Dr.Moewardi
cara melanjutkan studi maupun dengan Surakarta. Skripsi Progam Sarjana
pendidikan informal seperti: pelatihan, Ui.
8

Purwaningsih, dkk. (2013). Hubungan


Perilaku Caring Perawat dengan
Pemenuhan Kebutuhan Spiritual
pada Pasien Rawat Inap di Rumah
Sakit Umum Kaliwates PT Rolas
Nusantara Medika Jember. Jurnal
Program Sarjana Universitas Jember.

Puspita, Inggriane. (2009). Aplikasi Asuhan


Keperawatan Spiritual Muslim Di R.
Firdaus III Rs. Al-Islam Bandung.
Jurnal keperawatan STIKes
aisyiyahbandung, Volume 11, No xx.

Sianturi, N. J. (2015). Persepsi Perawat


Dan Manajer Perawat Tentang
Spiritual Care Di Rsud Dr R.M.
Djoelham Binjai. Tesis Program
Pasca Sarjana USU

Sulmasy, D, P. (2002). A Biopsychosocial-


Spiritual Model for the Care of
Patients at the End of Life. The
Gerontolcgirt Vol 42, Special Issue
Ill, 24-33.rho Geronblcgiml Sociely
of America.

Yuliawati, A. L. (2012). Gambaran


Perilaku Caring Perawat Terhadap
Pasien Diruang Rawat Inap Umum
RS DR. H.Marzoeki Mahdi Bogor.
Skripsi Program Sarjana UI.

Anda mungkin juga menyukai