Ca Endo
Ca Endo
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik kecil maupun yang besar,
kistik atau padat, jinak atau ganas yang berada di ovarium. Dalam kehamilan,
tumor ovarium yang dijumpai paling sering ialah kista dermoid, kista coklat atau
kista lutein. Tumor ovarium yang cukup besar dapat menyebabkan kelainan letak
janin dalam rahim atau dapat menghalang-halangi masuknya kepala ke dalam
panggul.1
kista ovarium adalah kantong abnormal yang berisi cairan atau neoplasma
yang timbul di ovarium yang dapat bersifat jinak dan dapat merupakan suatu
keganasan.
Etiologi kista ovarium belum diketahui secara pasti. Namun secara umum,
dapat digolongkan berdasarkan jenis kista. Penyebab terjadinya kista ovarium
dapat diakibatkan terjadinya gangguan pembentukan hormon pada hipotalamus,
hipofisis atau ovarium.2
Kista ovarium terbentuk oleh berbagai macam sebab. Penyebab ini akan
menentukan tipe kista. Tipe kista yang paling banyak ditemukan yaitu kista
folikuler. Kista ini terbentuk oleh karena pertumbuhan folikel ovarium yang tidak
terkontrol. Pada keadaan normal, folikel yang berisi ovum akan terbuka saat
siklus menstruasi untuk melepaskan sel ovum, namun pada beberapa kasus,
folikel ini tidak membuka dan menimbulkan bendungan cairan sehingga terbentuk
kista.2
Kista granulosa lutein yang terjadi didalam korpus luteum disebabkan oleh
penimbunan darah yang berlebihan saat fase perdarahan dari siklus menstruasi.
Kista teka lutein biasanya bersifat bilateral dan berisi cairan bening dan biasanya
berhubungan dengan tipe lain tumor ovarium.2
2.1.3 Klasifikasi
Kista ovarium secara umum dibedakan menjadi dua macam, yaitu kista
non-neoplastik dan kista neoplastik. Kista non-neoplastik adalah kista yang
disebabkan karena ketidakseimbangan hormon progesteron dan estrogen.
Sedangkan kista neoplastik terjadi akibat suatu proses neoplasma atau
pembelahan sel yang berlebihan akibat mutasi genetik.
Gejala Klinis
Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit
nyeri yang tidak berbahaya. Tetapi adapun kista yang berkembang menjadi besar,
atau akibat terpuntirnya kista dapat menimbulkan keluhan nyeri. Pemastian
penyakit tidak biasa dilihat dari gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya mirip
dengan keadaan lain seperti endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik (di
luar rahim) atau kanker ovarium. Meski demikian, penting untuk memperhatikan
setiap gejala atau perubahan ditubuh anda untuk mengetahui gejala mana yang
serius.1
Nyeri senggama.
Pemeriksaan Fisik
Kista yang besar dapat teraba dalam palpasi abdomen. Walau pada wanita
premonopause yang kurus dapat teraba ovarium normal tetapi hal ini adalah
abnormal jika terdapat pada wanita postmenopause. Perabaan menjadi sulit pada
pasien yang gemuk. Teraba massa yang kistik, mobile, permukaan massa
umummnya rata. Serviks dan uterus dapat terdorong pada satu sisi. Dapat juga
teraba, massa lain, termasuk fibroid dan nodul pada ligamentum uterosakral, ini
merupakan keganasan atau endometriosis. Pada perkusi mungkin didapatkan
ascites yang pasif.1,2
Pemeriksaan Penunjang
a. USG
Menentukan letak dan batas tumor kistik atau solid, cairan dalam
rongga perut yang bebas dan tidak. USG adalah alat diagnostik imaging
yang utama untuk kista ovarium. Kista simpleks bentuknya unilokular,
dindingnya tipis, satu cavitas yang didalamnya tidak terdapat internal
echo. Biasanya jenis kista seperti ini tidak ganas, dan merupakan kista
fungsioal, kista luteal atau mungkln juga kistadenoma serosa atau kista
inklusi.
Kista kompleks multilokular, dindingnya menebal terdapat papul
ke dalam lumen. Kista seperti ini biasanya maligna atau mungkin juga
kista neoplasma benigna. USG sulit membedakan kista ovarium dengan
hidrosalfing, paraovarian dan kista tuba. USG endovaginal dapat
memberikan pemeriksaan morfologi yang jelas dari struktur pelvis.
Pemeriksaana ini tidak memerlukan kandung kemih yang penuh. USG
transabdominal lebih baik dari endovaginal untuk mengevaluasi massa
yang besar dan organ intrabdomen lain, seperti ginjal, hati dan ascites. Ini
memerlukan kandung kemih yang penuh.1
b. CT scan dan MRI
Untuk mengidentifikasi kista ovarium dan massa pelvik, CT Scan
kurang baik bila dibanding dengan MRI. CT Scan dapat dipakai
untukmengidentifikasi organ intraabdomen dan retroperitoneum dalam
kasus keganasan ovarium.1
c. Ca 125
Tidak ada tes laboratorium diagnostik untuk kista ovarium.Cancer
antigen 125 (CA 125) adalah protein yang dihasilkan oleh membran sel
ovarium normal dan karsinoma ovarium. Level serum kurang dari 35 U/ml
adalah kadar CA 125 ditemukan meningkat pada 85% pasien dengan
karsinoma epitel ovarium. Terkadang CA 125 ditemukan meningkat pada
kasus jinak dan pada 6% pasien sehat.1
2.1.5 Tatalaksana
2.2.1 Definisi
2.2.2 Insidensi
Selain yang disebutkan diatas, faktor-faktor resiko yang masih terus diteliti
mempunyai hubungan erat dengan kanker ini adalah obesitas, diabetes melitus,
hipertensi, asupan gula, kopi, merokok, penggunaan tamoxifen, dan kebiasaan
(aktivitas fisik,waktu duduk atau berbaring). Resiko karsinoma karena obesitas
dihubungkan dengan kecenderungan peningkatan kadar estrogen yang terjadi
akibat perubahan jaringan lemak oleh hormon androgen menjadi estrogen.
Sedangkan asupan gula yang tinggi berujung pada kondisi hiperinsulinemia, yang
meningkatkan bioavabilitas IGF-1 (insulin- like growth factor-1) sehingga
menstimulasi pertumbuhan sel. Asupan gula dan diabetes juga meningkatkan
resiko karsinoma endometrium dengan meningkatkan stres oxidatif. 3
- Keluhan nyeri perut bawah atau panggul yang menetap 2 minggu atau lebih
2.2.6 Diagnosis
Histologi
Stadium
- Ukuran tumor dan lokasi ( fundus, segmen bawah rahim, atau serviks)
invasion (LVSI)
Grade
2.2.7 Terapi
Pembedahan
Radioterapi
Stadium I dan II yang inoperabel secara medis hanya diberi terapi radiasi,
angka ketahanan hidup 5 tahunnya menurun 20-30 % dibanding pasien dengan
terapi operatif dan radiasi. Pada pasien dengan resiko rendah (stadium IA grade
1atau 2) tidak memerlukan radiasi ajuvan pascaoperasi.
- Penderita stadium 1, apabila berusia diatas 60 tahun, grade III dan atau
Penderita dengan stadium IIIA atau lebih diberikan terapi secara tersendiri.2,3
Terapi medikamentosa
Kemoterapi
Hormon
2. Helm WC. Ovarian Cyst. eMedicine. Eds. Michel E Riven,et al. 2008
2015