Anda di halaman 1dari 9

TUGAS TERSTRUKTUR

INDIKATOR KINERJA SURVEILANS DI PUSKESMAS I BATURRADEN

Oleh:
Kelompok IV
Kelas B

Ayuresa Nuristifania G1B013004


Irma Rahmawati G1B013015
Edoargo Billawa Yudha G1B013036
Aulia Ratna Sari G1B013050
Kinanthi Wirama Sekarshashi G1B013073
Annisa Nursalamah Laksono G1B013075
Dinda Syifa Aladila G1B013081
Yesinta Bella Savitri G1B013087

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
PURWOKERTO
A. KEGIATAN SURVEILANS

1. Pelaksanaan Surveilans
Walaupun alokasi anggaran untuk kegiatan surveilans sudah
mencukupi, namun beberapa kegiatan surveilans di Puskesmas I
Baturraden tidak dapat berjalan maksimal karena kurangnya sumber daya
manusia. Belum adanya petugas khusus surveilans, menyebabkan dalam
kegiatan surveilans terdapat tugas rangkap bagi petugas sanitarian
puskesmas, sehingga baik tugas pokok maupun kegiatan surveilans tidak
dapat dikerjakan secara maksimal. Pengolahan data dan informasi
kejadian sangat lamban dikarenakan masih kurangnya kesadaran dari
petugas Puskesmas untuk aktif melaporkan setiap kasus-kasus penyakit
2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data berdasarkan laporan dari bagian BP Puskesmas
dilakukan setiap 1 minggu sekali. Pada pelaporan tersebut masih terbatas
pada keterangan tentang identitas pasien yaitu meliputi nomor register,
nama pasien, umur, jenis kelamin, alamat, tanggal berobat, tenaga
kesehatan pemeriksa, diagnosa penyakit dan belum terdapat data tentang
kunjungan kasus (lama/baru), status kunjungan, pemberi obat serta
pengobatannya. Keterangan dari BP ini akan di input ke komputer untuk
kegiatan pelaporan.
3. Pengolahan Data
Hasil pengolahan data dikeluarkan dalam bentuk laporan bulanan dan
tahunan. Hasil pengolahan data kesakitan disajikan dalam bentuk tabel.
Namun dalam pengolahan data masih sangat terbatas, yaitu hanya
menampilkan jumlah kasus per bulan untuk mengetahui 10 penyakit
dengan kasus tertinggi tanpa ditampilkan kembali karakteristik penderita
maupun karakteristik lain. Karakterisitk penderita yang dimaksud
misalnya distribusi penderita menurut umur, distribusi penderita menurut
bulan kejadian dan distribusi penderita menurut umur beserta bulan
kejadian. Pengolahan data penyakit di puskesmas dilakukan menggunakan
progam komputer. Data yang telah dikumpulkan kemudian diinput yang
selanjutnya akan digunakan sebagai bahan laporan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten Banyumas.
4. Analisis Data
Data yang telah diolah tidak dilakukan analisis lebih lanjut karena
belum adanya petugas khusus surveilans. Hal itu menyebabkan petugas
sanitasi yang bertugas untuk melakukan surveilans masih berpaku untuk
menyelesaikan tugas pokoknya masing- masing. Oleh karena itu data yang
ada belum di analisis berdasarkan karakteristik penderita dan tidak
disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi maupun grafik. Belum
adanya analisis data tersebut menyebabkan belum dapat dilakukan
pemantauan dan pendeteksian adanya peningkatan kasus hipertensi,
baik berdasarkan orang, tempat maupun waktu.
5. Pelaporan Data
Data yang telah dikumpulkan kemudian di kompilasi dalam bentuk
format laporan Penyakit Hipertensi yang dilaporkan ke Dinas
Kesehatan Kabupaten Banyumas pada tiap akhir tahun.

B. PROGRAM SURVEILANS DIARE


1. Indikator Program

Indikator Program Hasil yang dicapai


Pelaksanaan Program Pengendalian Diare a. Input
(Penyuluhan dan kunjungan insidental) Kurangnya tenaga kerja surveilans
b. Proses
Penyuluhan dilakukan di Forum
Kesehatan Desa (FKD) setiap bulan
namun penyuluhan tersebut tidak
spesifik mengenai penyakit diare tetapi
penyuluhan mencakup semua penyakit
yang angka kesakitannya tinggi.
Kunjungan insidental dilakukan ke
rumah warga yang menderita diare
untuk mengetahui faktor penyebab
diare.
c. Output
Antusias masyarakat yang
berpartisipasi dalam program
penyuluhan tersebut cukup baik.
Dengan adanya kunjungan incidental
pendataan kasus diare lebih mudah di
dapat dan lebih actual.
d. Outcome
Penanganan atau pengobatan kasus
diare mencapai 98,2%

2. Indikator Kinerja
Tujuan Sistem Surveilans diare Puskesmas I Baturraden adalah untuk
menurunkan angka kesakitan diare di wilayah Puskesmas I Baturraden.
Wilayah yang dibawahi oleh Puskesmas I Baturraden meliputi desa
Purwosari, Kutosari, Pamijen, Kebumen, Karang Tengah, dan Ketenger.
Sedangkan petugas surveilans yang ada kurang mencukupi kebutuhan di
wilayah tersebut.
a. Sumber Daya Manusia (Man)
Terdapat empat petugas surveilans di Puskesmas I Baturraden,
terbagi menjadi petugas surveilans PTM, PM, TB dan petugas
lapangan. Petugas lapangan ini yang lebih fokus pada penyakit diare
yang merangkap beberapa tugas, antara lain penyuluh kesehatan,
pemimpin FKD (Forum Kesehatan Desa), sehingga pencacatan tidak
terurus dengan baik.
b. Dana (Money)
Sumber dana surveilans diare pada tahun 20142015 berasal dari
APBD dan APBN. Dana dari APBN, dalam bentuk dana Jamkesmas
digunakan untuk program diare dalam bentuk penyuluhan diare,
kunjungan rumah dan pelatihan kader. Sedangkan untuk logistik diare
dalam bentuk obat-obatan, berasal dari dana APBD. Namun dana
untuk kegiatan surveilans diare dalam bentuk pegumpulan data,
pengolahan, analisis dan diseminasi, belum tersedia.
c. Sarana dan Bahan (Material)
1) Sarana
Sarana yang digunakan dalam kegiatan surveilans antara lain,
satu set komputer disertai dengan printer yang sudah tersedia di
meja petugas surveilans lapangan. Di dalamnya terdapat software
aplikasi yang digunakan untuk mengolah data yaitu M. Excel. Satu
set komputer ini yang digunakan dalam rangkaian kegiatan
surveilans.
2) Bahan
Bahan atau dokumen yang digunakan dalam surveilans diare
terdiri dari beberapa dokumen pelaporan. Dokumen surveilans
diare di puskesmas yang tersedia dan tidak tersedia adalah sebagai
berikut.
Tabel 1. Dokumen surveilans diare di Puskesmas I Baturraden dan
pelaporan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas Tahun 2014.

No Dokumen Ada Tidak Ada


1. Rekapitulasi laporan diare
2. Formulir laporan kejadian luar

biasa/wabah (W1)
3. Formulir laporan mingguan

penyakit (W2)
4. Formulir laporan Surveilans

Terpadu Puskesmas (STP)
5. Formulir laporan SP2TP/LB1
6. Formulir Laporan bulanan

diare/LB3
7. Formulir investigasi penderita

diare/kolera
8. Data penduduk
9. Data kesehatan lingkungan

Jadi, indikator kinerja surveilans diare yang dihasilkan oleh P2K


Puskesmas I Baturraden adalah cakupan jamban sehat 76.3 %, cakupan
pengelolaan air limbah sehat 81.6 %, dan cakupan kasus diare yang
ditangani 98.2 %.
C. PROGRAM SURVEILANS HIPERTENSI
1. Indikator Kinerja Program Surveilans

Indikator kinerja program merupakan ukuran besarnya hasil kerja yang


diharapkan diperoleh setelah satu rangkaian aktivitas program. Indikator
kinerja ini lebih tepat sebagai ukuran pencapaian tujuan program, dan
berdasarkan indikator kinerja ini dapat dinyatakan program telah
mencapai tujuan yang diharapkan atau tidak. Jenis indikator kinerja
program yang ada di Puskesmas I Baturraden ialah Indikator morbidity
dan indikator faktor risiko penyakit: seperti konsumsi jelantah, konsumsi
garam berlebih, konsumsi alkohol, stress dan olahraga

2. Indikator Kinerja Surveilans


Indikator kinerja surveilans merupakan ukuran kualitas suatu sistem
kerja. Secara operasional, suatu unit program apabila menyatakan
besarnya masalah program, maka wajib didukung oleh sistem kerja
informasi yang baik. Baik atau tidak baiknya sistem kerja informasi ini,
dinyatakan dengan ukuran atau indikator kinerja surveilans. Indikator
kinerja yang paling sering digunakan adalah kelengkapan laporan.
Kelengkapan laporan merupakan metode pengukuran kinerja yang paling
sederhana, dan jika dirumuskan dengan tepat, dapat memberi dukungan
pengukuran kinerja surveilans yang tepat, dan dapat memberi manfaat
untuk mengidentifikasi adanya permasalah kinerja surveilans lebih fokus
dan tepat waktu.
Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas Surveilans di Puskesmas
I Baturraden, Surveilans Hipertensi di Puskesmas I Baturraden sudah
berjalan sesuai dengan tujuan pokok dan fungsi kinerja program.
Dibuktikan dengan pelaporan kasus penyakit Hipertensi setiap bulan dari
bidan desa ke petugas surveilans. Salah satu contoh program dari
surveilans adalah Prolanis (Program Pengelolaan Penyakit Kronis)
Hipertensi yang berupa kegiatan senam dilanjutkan dengan pemeriksaan
kesehatan secara rutin. Contoh pemeriksaan kesehatan meliputi
pemeriksaan tekanan darah, penyuluhan, pengobatan, cek darah dan
pengelompokan golongan resiko tinggi yang dilakukan setiap sebulan
sekali pada hari jumat.
Pelaporan data dilakukan secara aktif oleh bidan desa yang ada di
setiap wilayah kerja Puskesmas Baturraden I. Bidan desa yang ada
wilayah kerja Puskesmas Baturraden I berjumlah 7 orang yaitu 1 bidan di
Purwasari, Kebumen, Karang tengah, Kutasari, Pamijen, dan 2 bidan di
Purwasari, Kebumen, Karang tengah, Kutasari, Pamijen, dan 2 bidan di
desa Ketengger. Ketujuh bidan tersebut melakukan pelaporan kepada
Puskesmas Baturraden I sebulan sekali hasil dari skrining dini kasus
hipertensi.
Dilihat dari kelengkapan laporan indikator kinerja surveilans
Hipertensi di Puskesmas I Baturraden hanya sebesar 25% yang kurang
atau tidak lengkap yaitu pada bulan Januari, April, dan September.
Sedangkan 75% sudah lengkap datanya. Oleh seba itu, indikator kinerja
surveilans Hipertensi di Puskesmas I Baturraden dapat dikatakan belum
berhasil karena ketidaklengkapan pengumpulan data dan laporan.
Ketepatan waktu laporan merupakan indikator kinerja kedua yang
paling sering digunakan. Ketepatan waktu laporan adalah tersedianya data
surveilans pada unit yang memanfaatkan data tersebut tepat waktu pada
saat data tersebut dipergunakan. Secara operasional, ketepatan waktu
laporan sering diartikan sebagai tanggal waktu laporan harus sudah
diterima. Dilihat dari ketetapat waktu laporan indicator kinerja surveilans
Hipertensi Pada Puskesmas Baturraden I kurang tepat karena ada 3 bulan
yang tidak melaporkan datanya.
Sedangkan dari segi keakuratan data/laporan, indikator kinerja
surveilans berhasil atau tidak berhasil dapat dilihat dari tabel dan grafik
sebaran data morbiditas Hipertensi di Puskesmas I Baturraden, sebagai
berikut:
BULAN KE-
No DESA JML
02 03 05 06 07 08 10 11 12
1. PURWOSARI 18 8 19 4 - 1 - 15 9 74
2. PAMIJEN 10 5 2 7 1 20 3 1 3 52
3. KUTASARI 32 12 16 16 10 7 9 19 3 124
4. KARANG 34 6 56 40 - 15 29 24 30 234
TENGAH
5. KETENGER 20 22 15 12 - 38 45 24 19 195
6. KEBUMEN 26 - - 2 - - 3 18 8 57
JUMLAH 140 53 108 81 11 81 89 101 72 736

60

50

40
FEBRUARI
MARET
30
MEI
JUNI
20
JULI
AGUSTUS
10
SEPTEMBER
NOVEMBER
0 DESEMBER
I N I H ER
AR I JE AR GA EN
O S
M TA
S N ENG UM
RW PA KU TE T B
U G KE KE
P
RAN
KA

Grafik 1. sebaran data morbiditas Hipertensi di Puskesmas I Baturraden

Anda mungkin juga menyukai