Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

PERILAKU KEORGANISASIAN
KEPEMIMPINAN

NAMA : TRY KURNIA PUTRA


NIM : 01011381520147

UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG


FAKULTAS EKONOMI
MANAJEMEN
2016/2017
KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan atau leadership adalah kemampuan untuk mempengaruhi
sekelompok anggota agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Kepemimpinan
dapat menentukan apakah suatu organisasi mampu mencapai tujuan-tujuan yang
ditetapkan.

Pemimpin harus mempunyai karakter sebagai berikut :


1. Jujur
2. Bijaksana
3. Cepat dalam mengambil keputusan
4. Tanggung jawab
5. Adil
6. Bersahabat dan mau mendengarkan bawahan.

Kepemimpinan berbeda dengan manajer. Kalau manajer adalah seseorang


yang mempunyai kemampuan untuk mengelola suatu organisasi. Manajemen
terkait dengan usaha untuk menangani kompleksitas. Manajemen yang baik
menghasilkan keteraturan dan konsistensi dengan cara mempersiapkan rencana
formal, merancang struktur organisasi yang kuat, dan memonitor hasil berdasarkan
rencana. Sebaliknya, kepemimpinan berkaitan dengan perubahan. Pemimpin
menentukan arah dengan cara mengembangkan suatu visi masa depan, kemudian
mereka menyatukan orang-orang dengan mengkomunikasikan visi ini dan
menginspirasi mereka untuk mengatasi berbagai rintangan.

Contingency Theories
Model kepemimpinan kontingensi dikembangkan oleh Fiedler. Model
kepemimpinan kontingensi mengemukakan bahwa prestasi kelompok tergantung
interaksi antara gaya kepemimpinan dengan kadar menguntungkan / tidaknya
situasi. Kepemimpinan dipandang sebagai suatu hubungan yang didasarkan atas
kekuasaan dan pengaruh.

Traits Theories
Teori ini, menyatakan bahwa seorang itu dilahirkan membawa atau tidak
membawa ciri/ sifat (traits) yang diperlukan bagi seorang pemimpin. Pemimpin itu
dilahirkan, bukan dibuat, sebab individu yang lahir telah membawa ciri-ciri
tertentu.
Behavioral Theories
Teori ini mengemukakan bahwa faktor lingkungan akan menjadi factor
utama dalam pembentukan karakter seorang pemimpin. Ada berbagai tipe gaya
kepemimpinan, yaitu : authoritarian yang menerapkan kepemimpinan otoriter,
democratic yang mengikut sertakan bawahannya, dan Laissez - Faire yang
menyerahkan kekuasaannya pada bawahannya (pasif).

Pemimpin yang berkarismatik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :


1. Vision. Seseorang harus mempunyai visi atau keyakinan yang teguh.
2. Unconventional behavior. Pemimpin yang berkarisma akan melakukan tindakan
apapun untuk mempertahankan keyakinannya.
3. Sensifity to followers. Pemimpin harus mempunyai sifat yang loyal kepada
para pengikut atau bawahannya.
4. Personal Risk. Berani mengambil resiko untuk mempertahankan keyakinannya.

Situational Leadership Theories


Dalam teori situasional membahas tentang bawahan, yaitu :
1. Bawahan tidak mampu dan tidak mau. Pengendaliannya dengan carapemimpin
memberi instruksi dan mengawasi pelaksanaan tugas dan kinerja anak
buahnya.
2. Bawahan tidak mampu tetapi memiliki kemauan. Pengendaliannya dengan
cara pemimpin menjelaskan keputusannya dan membuka kesempatan untuk
bertanya bila kurang jelas.
3. Bawahan mampu tetapi tidak mempunyai kemauan. Pengendaliannya dengan
cara pemimpin memberikan kesempatan untuk menyampaikan ide-ide sebagai
dasar pengambilan keputusan.
4. Bawahan mampu dan memiliki kemauan dan keyakinan untuk menyelesaikan
tugas. Pengendaliannya dengan cara pemimpin melimpahkan keputusan dan
pelaksanaan tugas kepada bawahannya.

Teori Kepemimpinan Berdasarkan Sifat

Di tinjau dari segi sejarah, pemimpin atau kepemimpinan lahir sejak nenek
moyang, sejak terjadinya hubungan kerjasama atau usaha bersama antara manusia
yang satu dengan dengan manusia yang lain untuk menjapai tujuan bersama yang
telah ditetapkan. Jadi kepemimpinan lahir bersama sama timbulnya peradaban
manusia.

Machiavelli
Ia terkenal tentang nasehatnya mengenai kebijaksanaan yang harus dimiliki oleh
seorang Perdana Mentri, yaitu antara lain harus mempunyai keahlian dalam :
a. Upacara upacara ritual, kebaktian keagamaan
b. Peratuaran dan perundang undangan
c. Pemindahan dan pengangkutan
d. Pemberian honorium/pembayaran dan kepangkatan
e. Upacara upacara dan adat kebiasaan.
f. Pemindahan pegawai untuk menhindarkan kegagalan
g. Bertani dan pekerjaan lainnya.

Teori Kepemimpinan Berdasarkan Tingkah Laku

Dengan memusatkan pada ciri-ciri dan gaya yang dimiliki oleh setiap pemimpin
yang bersangkutan, mereka yakin akan berhasil dalam melaksanakan tugas
kepemimpinannya. Sehingga gaya dan ciri-ciri tersebut akan menimbulkan
berbagai tipe.

Ada beberapa tipe kepemimpinan :


1. Tipe Otoriter
Tipe ini mempunyai sifat-sifat:
a. Semua kebijaksanaan ditentukan oleh pemimpin
b. Organisasi dianggap milik pribadi pemimpin
c. Segala tugas dan pelaksanaannya ditentukan oleh pemimpin .
d. Kurang ada partisipasi dari bawahan .
e. Tidak menerima kritik, saran dan pendapat bawahan .

2. Tipe Demokratis
a. Semua kebijaksanaan dan keputusan dilakukan sebagai hasil diskusi dan
musyawarah .
b. Kebijaksanaan yang akan dating ditentukan melalui musyawarah dan diskusi.
c. Anggota kelompok, bebas bekerjasama dengan anggota yang lain, dan berbagai
tugas diserahkan kepada kelompok .
d. Kritik dan pujian bersifat objektif dan berdasarkan fakta-fakta .
e. Pemimpin ikut berpartisipasi dalam kegiatan sebagai anggota biasa .
f. Mengutamakan kerjasama .

3. Tipe Semuanya
a. Kebebasan diberikan sepenuhnya kepada kelompok atau perseorangan di dalam
pengambilan kebijaksanaan maupun keputusan .
b. Pemimpin tidak terlibat dalam musyawarah kerja .
c. Kerjasama antara anggota tanpa campur tangan pemimpin .
d. Tidak ada kritik, pujian atau usaha mengatur kegiatan pemimpin .
Di samping ketiga gaya kepemimpinan diatas Sondang P.Siagian, MPA.,Ph.D.
mengemukakan tipe pemimpin yang lain, ialah:

4. Tipe Militeristis
a. Lebih sering mempergunakan perintah terhadap bawahan .
b. Perintah terhadap bawahan sangat tergantung pada pangkat dan jabatan .
c. Menyenangi hal-hal yang bersifat formal .
d. Sukar menerima kritik .
e. Menggemari berbagai upacara .

5. Tipe Paternalistik
a. Bersikap melindungi bawahan .
b. Bawahan dianggap manusia yang belum dewasa .
c. Jarang ada kesempatan pada bawahan untuk mengambil inisiatif .
d. Bersikap maha tahu .

6. Tipe Karismatis
a. Mempunyai daya tarik yang besar, oleh karenanya mempunyai pengikut yang
besar .
b. Daya tarik yang besar tersebut kemungkinan disebabkan adanya kekuatan gaib
(supernature) .

Disamping teori yang telah dikemukakan diatas, ada teori lain yang Dikemukakan
oleh W.J. Reddin dalam artikelnya yang berjudul What Kind of Manager.
Ada tiga pola dasar yang dapat dipakai untuk menentukan watak atau tipe seorang
pemimpin. Ketiga pola dasar tersebut :
1. Berorientasi tugas (task orientation).
2. Berorientasi pada hubungan kerja (Relationship orientation).
3. Berorientasi pada hasil (effectiveness orientation).

Model kontigensi fiedler


Model kepemimpinan Fiedler (1967) disebut sebagai model kontingensi karena
model tersebut beranggapan bahwa kontribusi pemimpin terhadap efektifitas
kinerja kelompok tergantung pada cara atau gaya kepemimpinan (leadership style)
dan kesesuaian situasi (the favourableness of the situation) yang dihadapinya.

Teori Kepemimpinan Vroom dan Yetton


Teori kepeminmpinan vroom & yetton adalah jenis teori kontingensi yang
menitikberatkan pada hal pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pemimpin.
Teori vroom dan yetton juga di sebut teori normative karena mengarah pada
pemberian suatu rekomendasi tentang gaya kepemimpinan yang sebaiknya di
gunakan dalam situasi tertentu. Dalam hal ini ada 5 jenis cirri pengambilan
keputusan dalam teori ini :
1. A-I : pemimpin mengambil sendiri keputusan berasarkan informasi
yang ada padanya saat itu.
2. A-II : pemimpin memperoleh informasi dari bawahannya dan
mengambil keputusan berdasarkan informasi yang didapat. jadi peran
bahawan hanya memberikan informasi, bukan memberikan alternatif.
3. C-I : pemimpin memberitahukan masalah yang sedang terjadi kepada
bawahan secara pribadi, lalu kemudian memperoleh informasi tanpa
mengumpulkan semua bawahannya secara kelompok, setelah itu
mengambil keputusan dengan mempertimbangkan/ tidak gagasan dari
bawahannya.
4. C-II : pemimpin mengumpulkan semua bawahannya secara kelompok,
lalu menanyakan gagasan mereka terhadap masalah yang sedang ada,
dan mengambil keputusan dengan mempertimbangkan/tidak gagasan
bawahannya
5. G-II : pemimpin memberitahukan masalah kepada bawahanya secara
berkelompok, lalu bersama sama merundingkan jalan keluarnya, dan
mengambil keputusan yang disetujui oleh semua pihak.
Path Goal Theory
Dasar teori ini adalah bahwa merupakan tugas pemimpin untuk membantu
anggotanya dalam mencapai tujuan mereka dan untuk memberi arah dan dukungan
atau keduanya yang di butuhkan untuk menjamin tujuan mereka sesuai dengan
tujuan kelompok atau organisasi secara keseluruhan. Istilah path goal ini dating
dari keyakinan bahwa pemimpin yang efektif memperjelas jalur untuk membantu
anggotanya dari awal sampai ke pencapaian tujuan mereka, dan menciptakan
penelusuran di sepanjang jalur yang lebih mudah dengan mengurangi hambatan
dan pitfalls
Model path goal menganjurkan bahwa kepemimpinan terdiri dari dua fungsi dasar :
1. Fungsi pertama : memberi kejelasan alur
2. Fungsi kedua : meningkatkan jumlah hasil bawahannya

Anda mungkin juga menyukai