Anda di halaman 1dari 12

PRESENTASI JURNAL

Kepuasan Kerja Perawat pada Aplikasi Metode Tim Primer dalamPelaksanaan


Tindakan Asuhan Keperawatan(Studi Kuantitatif di Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar
Malang)

KELOMPOK :

1. Titis Puspita Wardani (201510206101)


2. Yepita Septiana (201510206102)
3. Zuriatun Solihah (201510206104)
4. Widia Astuti (201510206105)
5. DewiMulyaniNopianti (201510205109)
6. AzifaTuMasruroh (201510206106)
7. NindiaPermata (201510206128)
8. Lilis Nurhidayati
(201510206107)
9. Ulfah Vinayati
(201510206051)

PENDIDIKAN PROFESI NERS


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH
YOGYAKARTA
2016
Kepuasan Kerja Perawat pada Aplikasi Metode Tim Primer dalam
Pelaksanaan Tindakan Asuhan Keperawatan (Studi Kuantitatif
di Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar Malang)

Lembah andriani
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendedes Malang
Armanu
Magister Manajemen Fakultas Ekonomi
Kuswantoro
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Brawijaya Malang

A. Fenomena di Ruang Rawat Inap Kelas 1,2, dan 3 PKU Muhammadiyah wonosobo
Berdasarkan hasil pengkajian dan observasi pada tanggal 22 Februari 2016, selama
dilakukan observasi di ruang rawat inap lantai 3 kelas 1, 2, 3 RS PKU Muhammadiyah
Wonosobo belum terpasang papan falsafah, tujuan, struktur organisasi, visi dan misi, namun di
bangsal rawat inap lantai 3 kelas 1, 2, 3 sudah terpasang daftar perawat jaga. Menurut hasil
wawancara yang dilakukan visi dan misi belum ada tetapi masih dalam proses pembuatan.
Menurut hasil wawancara dengan manager RS PKU Muhammadiyah Wonosobo sudah ada
rencana jangka pendek dalam waktu satu tahun kedepan, rencana jangka menengah belum ada,
dan untuk rencana jangka panjang RS sudah ada hingga tahun 2020 sedang dalam proses
pematangan dan belum disahkan.
Berdasarkan kuesioner di dapatkan hasil 73,6% yang berarti bahwa pasien merasa cukup
dengan pelayanan yang telah diberikan di Ruang Rawat Inap Lantai 3 kelas 1,2 dan 3. Namun
26,4% keluarga pasien menyatakan kurang puas seperti pada pernyataan perawat kurang
memberikan penjelasan mengenai akibat berbaring lama/kurang gerak,perawat tidak
memperkenalkan diri kepada pasien baru ketika akan di lakukan tindakan dan tidak menjelaskan
tujuan dari tindakan yang akan di lakukan, perawat kurang memberikan penjelasan mengenai
fasilitas yang tersedia diruang serta cara penggunaan fasilitas dan tatatertib dan pendidikan
kesehatan.
Berdasarkan hasil pengkajian organizingdidapatkan hasil presentase 36,84% kurang optimal
terutama untuk model MPKP, perlu dilakukan pelatihan.
B. Abstract
Comprehensive nursing care that requires the professional nurse executive and nurse
manager,one method that is able to provide nursing care to its full potential is the method of the
primary team. Thisstudy was to determine whether there are differences in satisfaction before
and after the interventionmethods of the primary team. To determine whether there is a primary
method of application effect on jobsatisfaction of nurses satisfaction, the work itself, promotion,
supervision, group work and working conditions.Respondents consisted of a nurse executive,
who was given a closed questionnaire on nurse jobsatisfaction, then do the application of
methods of primary team for 4 weeks, the conclusion of this study isthat working conditions
affect job satisfaction, it is evident from the results of the study pre and postimplementation of
the method the primary team, the indicator of working conditions scored an averagesatisfaction
(9.5 to 11) with job satisfaction (64.3%), while the lowest satisfaction indicators contained inthe
work itself (8.8 to 10) with a value of 57.1% job satisfaction.
Keywords: application of the primary methods, the level of job satisfaction

Pelayanan keperawatan yang komprehensif menuntut adanya profesionalisme perawat


pelaksanamaupun perawat pengelola, salah satu metode yang mampu memberikan Pelayanan
keperawatan secaramaksimal adalah metode tim primer. Penelitian ini adalah untuk mengetahui
apakah terdapat perbedaan kepuasansebelum dan sesudah pemberian intervensi metode tim
primer. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruhaplikasi metode primer terhadap kepuasan
kerja perawat yang terdiri dari kepuasan, pekerjaan sendiri, promosi, supervisi, kelompok kerja
dan kondisi kerja. Responden terdiri dari perawat pelaksana, yang diberi kuisionertertutup
tentang kepuasan kerja perawat, kemudian dilakukan penerapan metode tim primer selama 4
minggu.Kesimpulan dari penelitian ini bahwa kondisi kerja sangat mempengaruhi kepuasan
kerja, hal ini terbukti darihasil penelitian pre dan post penerapan metode tim primer, indikator
kondisi kerja mendapat nilai rata-ratakepuasan tertinggi(9,5-11) dengan kepuasan kerja (64,3%),
sedangkan kepuasan terendah terdapat padaindikator pekerjaan sendiri(8,8-10) dengan nilai
kepuasan kerja 57,1%.
Analisis :
1. Abstrak berisi tidak lebih dari 250 kata. jurnal ini sudah mencantumkan abstrak sebanyak
185 kata yang menunjukan sudah sesuai kaidah yang berlaku.
2. Abstrak sudah menunjukkan komponen intisari yang meliputi : latar belakang, tujuan,
metode, hasil, kesimpulan dan saran

C. GAP Of Knowledge

Sejak tahun 2006 beberapa ruangan di rumahsakit Dr. Saiful Anwar Malang, telah diterapkan
bentuk Model Praktik Keperawatan Profesional, akan tetapi penerapanya belum pernah dinilai
sesuai atau tidak dengan standar normatif MPKP yang ada,terutama kepuasan kerja terhadap
pelaksanaan asuhan keperawatan, maka peneliti bermaksud meneliti Dari penulisan jurnal ini
tidak dituliskan kata sub judul pendahuluannya, langsung kepada pembahasan tentang pelayanan
keperawatan perlu peningkatan mutu pelayanan. Tetapi sudah bagus dalam memasukkan
pendapat dari sumber-sumber yang ada.aplikasi metode praktik keperawatan model primer
terhadap kepuasan kerja perawat.

D. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan quasi experimental
design, dengan menggunakan Static group Comparison. Proses penelitian ini berupa
pengumpulan data dalam pengamatan awal, melakukan pre test, pemberian intervensi,
melakukan pos test, penyusunan data, serta analisis dan penafsiran data tersebut. Penelitian ini
untuk membandingkan antara kepuasan kerja perawat sebelum dan sesudah diberikan penerapan
metode tim primer (Ismawan, 2008). Kelompok subyek merupakan seluruh perawat pelaksana
diruang 21 sebanyak 14 orang Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar Malang. Sebelum dilakukan
intervensi peneliti melakukan pengukuran kepuasan kerja dengan memberikan kuisioner tertutup
tentang kepuasan kerja perawat, kemudian dilakukan penerapan metode tim primer selama 4
minggu. Kemudian setelah intervensi peneliti melakukan pengukuran kepuasan kerja dengan
memberikan kuisioner yang sama sebelum dengan sesudah intervensi yaitu
menggunakankuisioner baku MSQ (Minnesota SatisfacationQuestionare), yang dikategorikan
menggunakan skalalikert ( 1-5) untukn mengukur variabel kepuasan kerja perawat yang terdiri
dari pekerjaan sendiri, promosi, supervisi, kelompok kerja dan kondisi kerja.
Metode observasi pada penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kepuasan
kerja perawat dengan menggunakan alat ukur kuisioner bakuMSQ (Minnesota Satisfacation
Questionare). Penilaian kepuasan kerja perawat antara lain Pekerjaan sendiri, promosi, supervisi
dan Kelompok kerja, dilakukan perlakuan/intervensi selama 4 minggu, pengukuran dilakukan
sebelum dan setelah intervensi penerapan metode tim primer.
Kekuatan pada penelitian ini adalah penelitian ini menggunakan kelompok kotrol yang
dimana kelompok itu dijadikan sebagai pembanding dari kelompok intervensi Menurut Supardi
(2013) rancangan penelitian Pretest-posttest with control group adalah dilakukan dengan dua
kelompok, satu kelompok diberi perlakuan dan kelompok lain sebagai kontrol, kemudian
diobservasi sebelum dan sesudahnya. Sedangkan kekurangan pada penelitian ini peneliti tidak
menjelaskan proses penerapan metode tim primer.

E. Hasil
Hasil analisa uji T-Tes menunjukkan terjadi perbedaan yang sebelum dan sesudah pemberian
intervensi metode tim primer dengan nilai kepuasan tertinggi terdapat pada indikator kondisi
kerja, kemudian disusul oleh indikator kelompok kerja, pekerjaan sendiri, supervisi, pada
indikator kepuasan promosi mempunyai nilai rata-rata terendah yaitu 9,9 yang di tunjukkan
pada tabel di bawah ini :

Variabel mean T p-value N


pre post
pekerjaan sendiri 8,8 10 -4,505 ,001 13
promosi 9,2 9,9 -2,219 ,045 13
supervisi 9,1 10 -4,505 ,002 13
kelompok kerja 9,0 10 -6,734 ,000 13
kondisi kerja 9,9 11 -4,837 ,000 13

F. Pembahasan

Pada penelitian ini menunjukkan bahwa terdapatperbedaan kepuasan terhadap pekerjaan


sendiri, sebelum dan sesudah dilakukan penerapan metode tim primer, hal ini bisa dilihat dari
perbedaan hasil renata, yang sebelumnya bernilai 8,8 naik menjadi 10, dengan nilai thitung
sebesar -4,50 dan p-value 0,00 (<0,05) yang artinya metode tim primer mempengaruhi kepuasan
perawat terhadap hasil pekerjaannyasendiri, sehingga mampu meningkatkan produktivitas kerja.
Nursalam (2008) mengatakan bahwa penerapan MPKP metode tim primer mampu memberikan
asuhan keperawatan profesional, hal ini sesuai dengan pendapat Martoyo(2003) yang
mengatakan bahwa bila kepuasan terjadi, maka akan diwujudkan dalam sikap positif karyawan
terhadap pekerjaannya dan segala sesuatu yang ditugaskan kepadanya di lingkungan kerja.Hal ini
disebabkan pada metode timprimer mempunyai kemandirian dan tanggung jawabyang lebih
besar terhadap tugas yang diberikan,sehingga perawat berusaha melaksanakan tugasdengan
bertanggung jawab dan mengembangkankegiatan yang cenderung membosankan karenarutinitas
pekerjaan.Hal serupa juga dikemukakan oleh Luthan (2003) yang mengatakan bahwa beberapa
bagian penting yang memberikan kepuasan kerja yang mencakup pekerjaan menarik dan
menantang, pekerjaan yang tidak membosankan, dan kerja yang memberikan status.
Pada penelitian ini menunjukkan bahwa terdapatperbedaan kepuasan terhadap promosi,
hal ini terlihatdari hasil p-value 0,04(<0,05) Artinya denganditerapkan metode tim primer,
perawat mempunyaikesempatan kenaikan pangkat secara profesional,menduduki jabatan yang
lebih tinggi, walaupun pihakmanajemen rumah sakit bersifat adil bagi semuaruangan, walaupun
tidak diterapkan metode tim primer,semua perawat berhak naik pangkat berdasarkanlama kerja
dan memperoleh pendidikan yang lebihtinggi, hal ini disebabkan pihak manajemen rumahsakit
memberikan kebijakan promosi yang adil, bagiperawat yang berprestasi dengan memberikan
kesempatanuntuk pertumbuhan pribadi, tanggung jawabyang lebih banyak dan peningkatan
status sosial, sehingga keputusan promosi yang adil kemungkinan besar akan meningkatkan
kepuasan kerja karyawan. Promosi dapat ditempuh melalui pendidikan, kenaikan pangkat dan
menduduki jabatan yang lebih tinggi. Pada penerapan metode tim primer jabatan perawat primer
diberikan pada perawat yang mempunyai pendidikan minimal D3 keperawatan, dengan masa
kerja lebih dari 5 tahun, dan pernah dinas di ruangan bedah lebih dari 3 tahun. Sehingga tidak
semua perawat bisa mengisi jabatan perawat yang ada.Ada kesenjangan mengenai pendidikan
dan pelatihan, yang diberikan pihak manajemen rumah sakit bagi para karyawannya.Seperti yang
dituturkan Iswanti (2004) yang menyimpulkan bahwa faktor luar karyawan yangberperan dalam
kepuasan kerja adalah pihak manajemen RS. Pihak menejemen memberi kesempatan karyawan
yang berprestasi untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan sesuai dengan perencanaan ke depan
RS dan ada kesempatan promosi serta jenjang karier bagi karyawan itu sendiri untuk memotivasi
agar mereka dapat lebih mengembangkan prestasi.
Pada hasil penelitian didapatkan ada perbedaankepuasan kerja perawat sebelum dan
sesudah dilakukan penerapan metode tim primer pada indikator supervisi (p-value 0,00<0,05).
Hal ini disebabkan pada penerapan metode tim primer, supervisi selalu dilakukanoleh atasan,
baik disela-sela kegiatan operan dinas, sebelum melaksanakan dinas (preconfrens), pertengahan
waktu dinas (midle confrens)dan setelahdinas (post confrens), yaitu dengan memberikan
dukungan(reinforcement) dan petunjuk, serta melaksanakan diskusi untuk memberikan
penguatan kepada perawat yang telah melaksanakan kegiatan, serta untuk memperbaiki
kesalahan bagi perawat yang masih belum sesuai dengan pedoman.Hal serupa juga dikemukakan
oleh Sujono (2007) yang mengatakan bahwa supervisi merupakan upaya untuk membantu
pembinaan dan peningkatan kemampuan pihak yang di supervisi agar mereka dapat
melaksanakan tugas kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif.
Pada hasil penelitian didapatkan ada perbedaan kepuasan kerja perawat pada indikator
kelompok kerja hal ini bisa dilihat dari perbedaan hasil renata, yang sebelumnya bernilai 9 naik
menjadi 11, dengan nilai thitung sebesar -6,73 dan p-value 0,00(<0,05) yang artinya metode tim
primer mempengaruhi kepuasan kerja perawat terhadap indikator kelompok kerja. Hal ini
disebabkan pada penerapan metode tim primer, di mana telah terbagi menjadi 2 kelompok yang
dipimpin oleh perawat primer, dengan rasio perawat dan pasien 1:3, mempunyai penghitungan
beban kerja perawat lebih akurat, hal ini dikarenakan pada metodeprimer telah menggunakan
sistem klasifikasi pasien yang dikelompokkan sesuai tingkat ketergantungan pasien atau sesuai
dengan waktu, tingkat kesulitan serta kemampuan yang diperlukan untuk memberikan
perawatan, sehingga beban kerja perawat tidakberlebih. Beban kerja yang berlebihan sangat
berpengaruh pada motivasi perawat untuk melaksanakan pendidikan kesehatan pada
pasien.Pelaksanan tindakan keperawatan secara tim juga meningkatkan keakraban dan kerja
sama kelompok dengan saling memberikan dukungan, kenyamanan, nasihat dan bantuan
terhadap pekerjaan, serta perasaan saling memiliki, percaya dan menghargai diantara karyawan,
sehingga hasil pekerjaan kelompok bisa lebih maksimal.Hal ini sesuai dengan pendapat
Hamsyah (2004) yang menyatakan bahwa dalam suatu kelompok kerja yang berinteraksi, mereka
akan berbagi informasi dan mengambil keputusan yang dapat membantu anggotakelompok
lainnya. Bagi seorang perawat, hubunganyang baik dengan rekan kerja sangatlah penting, Karena
penyebab timbulnya ketidakpuasan perawat dalam bekerja adalah ketidakharmonisan hubungan
dengan sesama rekan kerja. Apabila hubungan sosial yang baik bisa tercipta maka akan
memperkecil terjadinya konflik kerja. Berbeda dengan sebelum dilakukan penerapan metode tim
primer, tidak menutup kemungkinan terjadi beban kerja perawat yang berlebihan, hal ini
disebabkan karena perawat harus melakukan 3 tugas sekaligus,yaitu: tugas untuk melakukan
asuhan keperawatan, melaksanakan tugas pelimpahan dari dokter dan melengkapi tugas
administrasi.
Pada hasil penelitian, didapatkan terdapat perbedaankepuasan kerja perawat sebelum dan
sesudahdilakukan penerapan metode tim primer, hal ini bisa dilihat dari perbedaan hasil renata,
yang sebelumnya bernilai 9,5 naik menjadi 11, dengan nilai thitung sebesar -4,83 dan p-value
0,00(<0,05) yang artinya metode tim primer mempengaruhi kepuasan kerja perawat pada
indikator kondisi kerja. Hal ini disebabkan penerapan metode tim primer menggunakan rasio
perawat dan pasien 1:23 orang, sehingga memerlukan sarana dan prasarana yang menunjang
sesuai rasio pasien, hal ini dimaksudkan untuk menunjang terlaksananya tindakan keperawatan
secara komprehensif dan maksimal. Menurut Mattenson (2006) kondisi kerja tidak terbatas
hanya pada nyamannya tempat kerja, ventilasi yang cukup, penerangan lampu yang memadai,
lingkungan yang nyaman, aman, bersih dan tenang serta kertersediaan sarana dan prasarana,
tetapi juga dikaitkan dengan tempat tinggal seseorang, kondisi kerja menjadi tanggung jawab
pihak manajemen untuk memberikan suasana kerja yang konduksif bagi karyawan dalam
melaksanakan tugas, menyelesaikan pekerjaan dan menunjang karyawan untuk berprestasi secara
individu maupun secara kelompok. Walau demikian faktor lingkungan kerja tetap harus
diperhatikan, terutama pihak menejemen, karena merupakan salah satu faktor lain yang mampu
mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Seperti dalam penelitian Hamsyah (2004) dalam
analisisnya mengatakan bahwa suasana kerja yang kondusif, dimana sarana dan prasarana yang
mendukung, lingkungan yang nyaman, hubungan antar karyawan, atasan dan bawahan yang
harmonis, akan sangat mempengaruhi kepuasan kerja perawat. Sedangkan kondisi lingkungan
kerja, umumnya adalah lingkungan yang mendukung pelayanan, kerjasama antara karyawan dan
pihak manajemen.Ketersediaan alat dan sarana penunjang, sangat penting dalam kegiatan
pelayanan pasien, jumlah peralatan dan kurangnya pemeliharaan alat yang ada serta kesenjangan
pada ketersediaan dan fungsi peralatan penunjang di rumah sakit.Oleh karena itu pihak
manajemen perlu mempertimbangkan pengadaan sarana dan prasarana agar tidak menggangu
jalannya tindakan perawatan.

Kelebihan :
1. Sudah menjelaskan secara rinci setiap indikator yang diteliti seperti :
a. terdapatperbedaan kepuasan terhadap pekerjaan sendiri, sebelum dan sesudah
dilakukan penerapan metode tim primer, hal ini bisa dilihat dari perbedaan hasil renata,
yang sebelumnya bernilai 8,8 naik menjadi 10, dengan nilai thitung sebesar -4,50 dan p-
value 0,00 (<0,05) yang artinya metode tim primer mempengaruhi kepuasan perawat
terhadap hasil pekerjaannyasendiri, sehingga mampu meningkatkan produktivitas kerja.
b. Terdapatperbedaan kepuasan terhadap promosi, hal ini terlihatdari hasil p-value
0,04(<0,05) Artinya denganditerapkan metode tim primer, perawat
mempunyaikesempatan kenaikan pangkat secara professional.
c. ada perbedaankepuasan kerja perawat sebelum dan sesudah dilakukan penerapan
metode tim primer pada indikator supervisi (p-value 0,00<0,05).
d. ada perbedaan kepuasan kerja perawat pada indikator kelompok kerja hal ini bisa
dilihat dari perbedaan hasil renata, yang sebelumnya bernilai 9 naik menjadi 11, dengan
nilai thitung sebesar -6,73 dan p-value.
e. terdapat perbedaankepuasan kerja perawat sebelum dan sesudahdilakukan
penerapan metode tim primer, hal ini bisa dilihat dari perbedaan hasil renata, yang
sebelumnya bernilai 9,5 naik menjadi 11, dengan nilai thitung sebesar -4,83 dan p-value
0,00(<0,05)

Kekurangan :
1. Refrensi yang digunakan peneliti pada pembahasan masih menggunakan refrensi lebih
dari 10 tahun terakhir.

G. Rekomendasi

Hasil analisa uji T-tes, menunjukkan terjadi perbedaan sebelum dan sesudah pemberian
intervensi metode tim primer dengan nilai kepuasan tertinggi terdapat pada indikator kondisi
kerja, kemudian disusul oleh indikator kelompok kerja, pekerjaan sendiri dan supervisi, pada
indikator kepuasan promosi mempunyai nilai rata-rata terendah yaitu 9,9.
Pada penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kepuasan terhadap pekerjaan sendiri,
sebelum dan sesudah dilakukan penerapan metode tim primer, hal ini bisa dilihat dari perbedaan
hasil renata, yang sebelumnya bernilai 8,8 naik menjadi 10, dengan nilai thitung sebesar -4,50
dan p-value 0,00(<0,05) yang artinya metode tim primer mempengaruhi kepuasan perawat
terhadap hasil pekerjaannya sendiri, sehingga mampu meningkatkan produktivitas kerja. dapat
diterapkan di RS PKU Muhammadiyah Wonosobo. Karena managemen yang ada di Rumah
Sakit belum melakukan MPKP dan melakukan tugas sesuai tugas masing-masing.
Analisa
1. Dari hasil penelitian penerapan metode tim primerdi ruang 21 Rumah sakit Dr.
Saiful Anwar Malang,diperoleh hasil bahwa kondisi kerja sangat mempengaruhikepuasan
kerja,

H. Daftar Pustaka
Refrensi yang digunakan peneliti masih menggunakan refrensi lebih dari 10 tahun terakhir,
dan peneliti sudah mengambil dari jurnal, buku dan artikel, di lihat dari cara penulisannya juga
sudah sesuai dengan cara penulisan daftar pustaka yang benar.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Z. 2002. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional, Jakarta: Widya Medika.


Bowers, L.G., Deal, T.1994. Leading with soul: An uncommon journey of spirit. San
Francisco: Jossey-Bass.
David .1999. Organizations Rational, Natural and Open Systems, Journal of Advanced Nursing,
vol 47(2):551560.
Gito, S. 2002. Perilaku Keorganisasian. In BPFE (Ed.) Yogyakarta .
Hamsyah, A. 2004. Analisis pengaruh suasana kerja terhadap tingkat kepuasan kerja perawat di
bangsal rawat inap RSU Ungaran. Program MagisterIKM. UNDIP, Semarang.
Herawati. 2006. Analisis faktor2 manajemen yang berpengaruh terhadap kepuasan kerja dokter
di RSUD Kota Semarang. Program Magister IKM, Program Pascasarjana, UNDIP,
Semarang.
Iswanti. 2005. Analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan kerja tenaga medisn
poliklinik rawat jalan RSUD Tugurejo Semarang. Program
Magister IKM Program Pascasarjana. UNDIP, Semarang.
Ismawan, N. 2008. Analisis kepuasan dan hubungannya dengan loyalitas Pasien Rawat Inap di
RS Ded Jaya Kabupaten Brebes. FKM- UNDIP, Semarang.
Kuswadi. 2004. Cara Mengukur kepuasan Karyawan. In Komputindo, P. E. M. (Ed.) Jakarta.
Luthans. 2003. Organizational behavior. In Mcgraw-Hill (Ed.) Singapore.
Martoyo. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. In BPFE. (Ed.) Yogyakarta.
Mattenson, J.M.I.R.K.M.T. 2006. Perilaku dan Manajemen Organisasi, Erlangga.
Supardi, S & Rustika.(2013). Metodologi Riset Keperawatan.Trans Info Media : Jakarta
Notoatmodjo, S. 2003. Pengantar Pendidikan dan Ilmu Perilaku Kesehatan, Yogyakarta.
Nursalam. (Ed.) 2008. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan,
Jakarta.
Ostroff. 1995. Emotional Intelligence And Leadership Success. Doctoral Dissertation, University
of Nebraska,Purchased from Proquest.
Radiani, E. 2006. Hubungan Karakteristik Perawat, Sikap, Beban Kerja, Ketersediaan Fasilitas
Dengan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Di Rawat Inap BPRSUD Kota
Salatiga. Ilmu KesehatanMasyaraka, Universitas Dipoonegoro, Semarang.
Sitorus, R. 2000. Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah Sakit, Diktat Bahan Ajar
ManajemenAsuhan Keperawatan. In Fakultas Ilmu KeperawatanUniversitas Indonesia
(Ed.) Jakarta.
Sujono, R.H.K. 2007. Motivasi Kerja dan KarakteristikIndividu Perawat di RSD Dr. H. Moh
Anwar Sumenep Madura. Program Magister Kebijakan dan Manajemen Pelayanan
Kesehatan. Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta.Syahyuni, R. 2009.Hubungan antara Kepemimpinan dan Kepuasan
Kerja sertaKinerja Tim Perawat di Ruang Rawat Inap RSUP Dr Sarjito Yogyakarta,
Program
Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada,Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai