PENDAHULUAN
Menurut data dari PBB, penduduk indonesia berjumlah 231.627.000 jiwa
pada tahun 2007. Pengaturan pertumbuhan penduduk memang sangat penting
karna bila tidak di tangani jumlah terrsebut akan bertanbah menjadi 251.567.000
jiwa. menurut mantan menteri kependudukan dan lingkungan hidup, Emil Salim
mengemukakan bahwa pengendalian penduduk dilakukan dengan menggalakkan
kembali program keluarga berencana yang sempat tenggelam pada era reformasi.
Badan koordinasi keluarga berencana nasional (BKKBN) menargetkan
peningkatan partisipasi keluarga berencana menjadi 1% atau sebanyak 6,6juta
peseta mulai tahun 2008, program KB kali ini tidak hanya ditujukan untuk
menekan jumlah penduduk, tetapi juga terkait dengan peningkatan kesejahteraan
dan pembangunan kualitas sumberdaya indonesia.
Data yang diperoleh dari medikal record rumah sakit ibu dan anak sitti
fatimah makassar tahun 2009 terdapat 147 peserta,dimana pengguna suntik KB
sebanyak 36 peserta atau 24,5%, pil sebanyak 17 peserta atau 11,6%, dengan
implant sebanyak 10 peserta atau 6,8%, IUD sebanyak 35 peserta atau 23,8%,
kondom sebanyak 1 peserta atau 0,7% dan metode operasi wanita MOW sebanyak
48 orang atau 32,6% dari jumlah keseluruhan peserta KB.
Alat kelamin Wanita terdiri atas sepasang ovarium atau penghasil sel telur,
ovarium mempunyai 2 fungsi yaitu sebagai organ eksokrin yang menghasilkan
gamet (oosit) dan organ endokrin yang menghasilkan hormone (estrogen dan
progesterone). Sebagai organ eksokrin, ovarium bertanggung jawab untuk
diferensiasi dan pelepasan oosit matang untuk fertilisasi dan kesuksesan
perkembang biakan spesies (Siregar, 2006). Saluran reproduksi yang terdiri atas
tuba fallopii yang merupakan tempat fertilisasi dan memberikan nutrisi dan
faktorfaktor pertumbuhan untuk mendukung atau menstimulasi perkembangan
awal embrio. Oviduct menerima oosit yang diovulasikan dan mentransfernya
menuju uterus (Toelihere, 1985).
10
BAB II
STATUS PASIEN
1. Identitas Pasien
a. Nama : Suheti Binti Sukarya
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. Tanggal Lahir/umur : 17 Juli 1975
d. Alamat : Desa Karang Manunggal, Pulau Rimau,
Banyuasin
e. Agama : Islam
f. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
g. Pendidikan : SD ( Sekolah Dasar )
h. No. Medical Record : 1004097
i. Tanggal MRS : 19 Mei 2017 pukul 16.30 WIB
2. Anamnesis
(dilakukan anamnesis dengan penderita pada tanggal 19 Mei 2017)
Keluhan utama : Mau melahirkan
Anamnesis :
Pasien datang ke IGD RSMH denga perut mulas sampai ke
pinggang (+) yang dirasakan semakin lama semakin kuat, keluar lendir
darah (+), keluar air-air (-). Riwayat minum jamu-jamu dan obat-obatan
untuk menggugurkan kandungan (+). Riwayat perdarahan pada persalinan
sebelumnya tahun 2014, riwayat retensio plasenta (+).
Pasien mengaku hamil cukup bulan dengan gerakan janin masih
dirasakan.
Pemeriksaan Khusus
Kepala : Konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-),
atrofi papil (-/-)
Leher : JVP (5-2) cmH2O, pembesaran KGB (-)
Jantung : I : Ictus cordis tidaak terlihat
P : Ictus cordis tidak teraba
P : Batas atas ICS II
Batas Kanan LS dextra
Batas Kiri LMC sinistra
12
4. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium (Tanggal 19 Mei 2017)
5. Diagnosis Kerja
G7P6A0 hamil 37 minggu, inpartu kala 1 fase laten, JTH presentasi kepala
6. Tatalaksana
- Observasi HIS dan DJJ
- IVFD RL gtt xx/menit
- Evaluasi kemajuan persalinan ~ partograf WHO modifikasi
7. Prognosis
Vital : dubia ad bonam
Fungsionam : dubia ad bonam
14
8. Follow UP
Tanggal 19 Mei 2017 pukul 19.00
S Mau melahirkan
O St.Present
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Sensorium : compos mentis
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 89 x/menit
Resp rate : 20 x/menit
Suhu : 36,6C
St. Obstetrik
PL : FUT 3 jbpx (30cm), memanjang, puki, bagian terbawah kepala,
4/5, HIS 3/10/35, DJJ 136x/menit, TBJ 2635 gr.
VT : portio teraba lunak, dilatasi serviks 4 cm, eff 75%, ketuban +,
sulit dinilai
A G1P0A0 hamil 37 minggu impartu kala 1 fase aktif JTH preskep
P - Observasi HIS, DJJ, dan kemajuan persalinan
- IVFD RL gtt xx/menit
- Evaluasi kemajuan persalinan
Laporan Persalinan
Jenis Persalinan :
Pervaginam dengan ekstraksi vakum
Pukul 01:30
Pemeriksaan dalam dilakukan untuk mencari penanda dan proses ekstraksi
vakum dimulai, piringan hisap vakum dimasukkan dan ditempelkan pada
penanda.
Tekanan vakum diatur pada -0,2 selama 2 menit lalu dinaikkan menjadi -0,4
setelah 1 menit operator mulai menarik kepala bayi dan ibu diperintahkan
untuk mengejan
15
Pukul 02:00
Lahir neonatus hidup, laki-laki, BB 3200 gr, PB: 49 cm, Apgar Score 8/9 .
dilakukan manajemen aktif kala III, injeksi oksitosin 10 IU, perdarahan
uterus (-), peregangan tali pusat.
Pukul 02:10
lahir lengkap plasenta, BP 350 gram, PTP 47 cm, ukuran 16x12 cm 2.
dilakukan eksplorasi tidak didapatkan sisa plasenta. Perdarahan aktif (-).
dilakuka penjahitan jalan lahir. Keadaan umum ibu post partum baik.
S Habis melahirkan
O St.Present
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Sensorium : compos mentis
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Resp rate : 18 x/menit
Suhu : 36,6C
St. Obstetrik
PL : FUT 2 jbpst, kontraksi baik, perdarahan (-)
A P7A0 post partus ekstraksi vacum
P - Observasi tanda perdarahan
- IVFD RL gtt xx/menit
- Vulva hygiene
- Medikamentosa : Cefadroxil 2 x 500 mg
Asam Mefenamat 3 x 500 mg
- Rencana tubektomi
16
S Post tubektomi
O St.Present
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Sensorium : compos mentis
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Resp rate : 20 x/menit
Suhu : 36,6C
St. Obstetrik
PL : FUT 3 jbpst, kontraksi baik, perdarahan aktif (-),
A P7A0 post partum ekstraksi vacum + post tubektomi
P - Observasi tanda perdarahan
- IVFD RL gtt xx/menit
- Vulva hygiene
- Medikamentosa : Ceftriaxone 2 x 500 mg (IV)
Asam Mefenamat 3 x 500 mg (p.o)
Dulcolax 2 x 15 mg (p.o)
17
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Persalinan
Proses persalinan dibagi atas empat kala. Kala I atau kala pembukaan
adalah waktu dimulainya his persalinan yang pertama sampai pembukaan serviks
menjadi lengkap (10cm). Kala II disebut juga kala pengeluaran, yaitu waktu dari
sejak pembukaan serviks lengkap sampai bayi dilahirkan. Kala III atau kala uri
adalah waktu segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta. Kala IV atau kala
pengawasan dimulai dari lahirnya plasenta sampai dengan 1-2 jam kemudian,
untuk mengamati apakah terjadinya perdarahan post partum (HPP) atau tidak.2,3,4
Pada Primipara, kala I berlangsung kira-kira 13 jam, sedangkan pada
multipara kira-kira 7 jam. Kala I sendiri terbagi atas dua fase, yaitu fase laten kira-
kira membutuhkan waktu 8 jam dan fase aktif membutuhkan waktu kira-kira 6
jam. Kala II pada primipara berlangsung kira-kira 2 jam dan multipara kira-kira 1
jam. Kala III berlangsung 2-6 menit, maksimal 15 menit. Kala IV erlangsung 1-22
jam pasca kala III.2,3,4
Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2-3 menit
sekali. Pembukaan serviks sudah lengkap. Pada saat ini kepala bayi sudah masuk
ruang panggul, sehingga timbul tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang
menimbulkan refleks rasa mengedan. Wanita merasa pula tekanan pada rektum
yang menyebabkan ingin buang air besar. Kemudian perineum mulai menonjol
dan menjadi lebar dengan anus membuka. Labia membuka dan tidak lama
kemudian kepala janin tampak dalam vulva pada waktu his. Dengan his dan
kekuatan mengedan maksimal kepala janin dilahirkan dengan suboksiput dibawah
simfisis dan dahi, muka dan dagu melewati perineum. Setelah istirahat sebentar,
his mulai lagi untuk mengeluarkan badan dan anggota bayi.2,3,4,5
18
2) Tidak perlu diketahui posisi kepala dengan tepat, mangkuk dapat dipasang pada
belakang kepala, samping kepala ataupun dahi
3.4 Karakteristik ibu yang bersalin dengan ekstraksi vakum dan forsep
A. Faktor ibu
1. Umur
Pada umur ibu kurang dari 20 tahun rahim , organ - organ reproduksi belum
berfungsi dengan sempurna. Akibatnya apabila ibu hamil pada umur ini mungkin
mengalami persalinan lama atau macet, karena ukuran kepala bayi lebih besar
sehingga tidak dapat melewati panggul. Selain itu, kekuatan otot otot perinium
dan otot otot perut belum bekerja secara optimal sehingga sering terjadi
persalinan lama atau macet yang memerlukan tindakan seperti ektraksi vakum dan
forseps.10
Sedangkan pada umur ibu yang lebih dari 35 tahun,kesehatan ibu sudah mulai
menurun seperti terjadinya tekanan darah tinggi, gestasional diabetes (diabetes
yang berkembang selama kehamilan), jalan lahir kaku, sehingga rigiditas tinggi.11
2. Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan ibu. Pada ibu dengan primipara
(wanita yang melahirkan bayi hidup pertama kali) kemungkinan terjadinya
kelainan dan komplikasi cukup besar baik pada kekuatan his (power), jalan lahir
(passage) dan kondisi janin (passager) karena pengalaman melahirkan belum
pernah dan informasi yang kurang tentang persalinan dapat pula mempengaruhi
proses pesalinan. Wanita nulipara (belum pernah melahirkan bayi hidup)
mempunyai peningkatan risiko sebesar 5,6 kali untuk persalinan dengan bantuan
ekstraksi vakum dibandingkan dengan wanita multipara dan juga peningkatan
risiko sebesar 2,2 kali untuk terjadinya robekan perinium.10
3. Jarak kehamilan dengan sebelumnya
Seorang wanita yang hamil dan melahirkan kembali dengan jarak yang pendek
dari kehamilan sebelumnya, akan memberikan dampak yang yang buruk terhadap
kondisi kesehatan ibu dan bayi. Hal ini disebabkan, karena bentuk dan fungsi
organ reproduksi belum kembali dengan sempurna. Sehingga fungsinya akan
terganggu apabila terjadi kehamilan dan persalinan kembali. Sedangkan jarak
kehamilan yang terlalu jauh berhubungan dengan bertambahnya umur ibu.
Sehingga kekuatan fungsi fungsi otot uterus dan otot panggul melemah , hal ini
sangat berpengaruh pada proses persalinan apabila terjadi kehamilan lagi.
24
Kontraksi otot otot uterus dan panggul yang lemah menyebabkan kekuatan his
pada proses persalinan tidak adekuat, sehinnga banyak terjadi partus lama.10
4. Penyulit kehamilan dan persalinan
Seorang ibu yang memiliki penyakit penyakit kronik sebelum kehamilan, seperti
paru,ginjal,jantung,diabetes militus dan lainnya akan sangat mempengaruhi proses
kehamilan dan memperburuk keadaan pada saat proses persalinan. Ibu yang hamil
dengan kondisi penyakit ini termasuk dalam kehamilan resiko tinggi.10
B. Pemeriksaan Kehamilan
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu
selama masa kehamilannya sesuai dengan standart pelayanan antenatal seperti
yang ditetapkan.
Standard pelayanan antenatal menurut Depkes RI pada pemeriksaan dan
pemantauan baik pada kunjungan pertama atau kunjungan ulang, apabila
dilakukan dengan baik dan dicatat semua temuan pada buku KIA atau kartu ibu
maka faktor risiko dapat diketahui. Oleh karena itu, apabila pelayanan dan
perawatan antenatal baik sesuai standard WHO, maka faktor resiko pada
kehamilan dapat terdeteksi sedini mungkin, sehingga penyulit dalam proses
persalinan dapat diminimalkan.10
C. Status Ekonomi
Status ekonomi masyarakat yang sering dinyatakan dengan penghasilan keluarga,
yang berkaitan dengan kemampuan masyarakat dari segi ekonomi dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya termasuk kebutuhan kesehatannya. Sehingga
penghasilan keluarga akan mempengaruhi kemampuan dalam memperoleh
pelayanan kesehatan.
D. Rujukan
Upaya rujukan adalah suatu upaya yang dilakukan oleh petugas kesehatan (bidan)
untuk menyerahkan tanggung jawab atas timbulnya masalah dari suatu kasus
kepada yang lebih kompeten, terjangkau dan rasional. Rujukan yang rasional
adalah rujukan yang dilakukan dengan mempertimbangkan daya guna (efisien)
dan hasil guna.10
Macam kasus rujukan dalam bidang obstetri adalah :
25
1) Rujukan Ibu Hamil Resiko Tinggi atau Gawat Obstetri adalah proses yang
ditujukan kepada ibu hamil dengan resiko tinggi dengan kondisi ibu dan janin
masih sehat, penderita tidak perlu segera dirujuk.
2) Rujukan Gawat Darurat Obstetri (emergensi) adalah rujukan yang harus
dilakukan saat itu juga dengan tujuan upaya penyelamatan ibu atau bayi.
20
21
23
23
24
25
26
27
Jika laktasi, kategori menjadi 3-6 minggu pascapersalinan
Bergantung pada berat/ringannya kondisi
Metode barier terutama kondom selalu dianjurkan untuk pencegahan IMS dan HIV/AIDS
28
3. Berikan informasi mengenai pilihan metode kontrasepsi yang dapat digunakan ibu
Berikan informasi yang obyektif dan lengkap tentang berbagai metode kontrasepsi:
efektivitas, cara kerja, efek samping, dan komplikasi yang dapat terjadi serta upaya-upaya
untuk menghilangkan atau mengurangi berbagai efek yang merugikan tersebut (termasuk
sistem rujukan).
Metode Kontrasepsi Keterangan
Metode Alamiah
Metode Amenorea Mekanisme:
Laktasi (MAL) Kontrasepsi MAL mengandalkan pemberian Air Susu
Ibu (ASI) eksklusif untuk menekan ovulasi. Metode ini
memiliki tiga syarat yang harus dipenuhi:
Ibu belum mengalami haid lagi
Bayi disusui secara eksklusif dan sering,
sepanjang siang dan malam
Bayi berusia kurang dari 6 bulan
Efektivitas:
Risiko kehamilan tinggi bila ibu tidak menyusuibayinya
secara benar. Bila dilakukan secara benar, risiko
kehamilan kurang dari 1 di antara 100 ibu dalam 6
bulan setelah persalinan.
Keuntungan khusus bagi kesehatan:
Mendorong pola menyusui yang benar, sehingga
membawa manfaat bagi ibu dan bayi.
Risiko bagi kesehatan:
Tidak ada.
Efek samping:
Tidak ada.
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Metode alamiah, mendorong kebiasaan menyusui, dan
tidak perlu biaya.
Metode Kalender Mekanisme:
Metode kalender adalahmetode alamiah dengan
menghindari sanggama pada masa subur.
Efektivitas:
Bila dilakukan secara benar, risiko kehamilan berkisar
antara 1 hingga 9 di antara 100 ibu dalam 1 tahun.
Keuntungan khusus bagi kesehatan:
Tidak ada.
Risiko bagi kesehatan:
Tidak ada.
Efek samping:
Tidak ada.
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Tidak ada efek samping, tidak perlu biaya dan prosedur
khusus, membantu ibu mengerti tubuhnya, dan sesuai
bagi pasagan yang menganut agama atau kepercayaan
29
tertentu.
Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
Memerlukan perhitungan yang cermat, kadang sulit
diterapkan pada ibu yang siklus haidnya tidak teratur.
Senggama Terputus Mekanisme:
Metode keluarga berencana tradisional, di mana pria
mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina
sebelum pria mencapai ejakulasi
Efektivitas:
Bila dilakukan secara benar, risiko kehamilan adalah 4
di antara 100 ibu dalam 1 tahun.
Keuntungan khusus bagi kesehatan:
Tidak ada.
Risiko bagi kesehatan:
Tidak ada.
Efek samping:
Tidak ada.
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Tidak ada efek samping, tidak perlu biaya dan prosedur
khusus, membantu ibu mengerti tubuhnya, dan sesuai
bagi pasagan yang menganut agama atau kepercayaan
tertentu.
Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
Kurang efektif.
Penghalang
Kondom Mekanisme:
Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan
sel telur dengan cara mengemas sperma di
ujungselubung karet yang dipasang pada penis sehingga
sperma tersebut tidak tercurah ke dalam saluran
reproduksi perempuan.
Efektivitas:
Bila digunakan dengan benar, risiko kehamilan adalah 2
di antara 100 ibu dalam 1 tahun.
Keuntungan khusus bagi kesehatan:
Mencegah penularan penyakit menular seksual dan
konsekuesinya (misal: kanker serviks).
Risiko bagi kesehatan:
Dapat memicu reaksi alergi pada orang-orang dengan
alergi lateks.
Efek samping:
Tidak ada.
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Tidak ada efek samping hormonal, mudah didapat,
dapat digunakan sebagai metode sementara atau
cadangan (backup) sebelum menggunakan metode lain,
dapat mencegah penularan penyakit meular seksual.
Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
Keberhasilan sangat dipengaruhi cara penggunaan,
harus disiapkan sebelum berhubungan seksual.
30
Diafragma Mekanisme:
Diafragma adalah kap berbentuk cembung, terbuat dari
lateks (karet) yang dimasukkan ke dalam vagina
sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks
sehingga sperma tidak dapat mencapai saluran alat
reproduksi bagian atas (uterus dan tuba falopii).Dapat
pula digunakan dengan spermisida.
Efektivitas:
Bila digunakan dengan benar bersama spermisida,
risiko kehamilan adalah 6 di antara 100 ibu dalam 1
tahun.
Keuntungan khusus bagi kesehatan:
Mencegah penularan penyakit menular seksual dan
kanker serviks.
Risiko bagi kesehatan:
Infeksi saluran kemih, vaginosis bakterial, kadidiasis,
sindroma syok toksik.
Efek samping:
Iritasi vagina dan penis, lesi di vagina.
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Tidak ada efek samping hormonal, pemakaiannya
dikendalikan oleh perempuan, dan dapat dipasang
sebelum berhubungan seksual.
Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
Memerlukan pemeriksaan dalam untuk menentukan
ukuran yang tepat, keberhasilan tergatung cara
pemakaian.
Kontrasepsi Hormonal
Pil Kombinasi Mekanisme:
Pil kombinasi menekan ovulasi, mencegah implantasi,
mengentalkan lendir serviks sehingga sulit dilalui oleh
sperma, dan menganggu pergerakan tuba sehingga
transportasi telur terganggu. Pil ini diminum setiap hari.
Efektivitas:
Bila diguakan secara benar, risiko kehamilan kurang
dari 1 di antara 100 ibu dalam 1 tahun.
Keuntungan khusus bagi kesehatan:
Mengurangi risiko kanker endometrium, kanker
ovarium, penyakit radang panggul simptomatik. Dapat
mengurangi risiko kista ovarium, dan anemia defisiensi
besi. Mengurangi nyeri haid, masalah perdarahan haid,
nyeri saat ovulasi, kelebihan rambut pada wajah dan
tubuh, gejala sindrom ovarium polikistik, dan gejala
endometriosis.
Risiko bagi kesehatan:
Gumpalan darah di vena dalam tungkai atau paru-paru
(sangat jarang), stroke da serangan jantung (amat sangat
jarang).
Efek samping:*
Perubahan pola haid (haid jadi sedikit atau semakin
31
pendek, haid tidak teratur, haid jarang, atau tidak haid),
sakit kepala, pusing, mual, nyeri payudara, perubahan
berat badan, perubahaan suasana perasaan, jerawat
(dapat membaik atau memburuk, tapi biasaya
membaik), dan peningkatan tekanan darah.
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Pemakaiannya dikendalikan oleh perempuan, dapat
dihentikan kapannpun tanpa perlu bantuan tenaga
kesehatan, dan tidak mengganggu hubungan seksual.
Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
Relatif mahal dan harus digunakan tiap hari.* Beberapa
efek samping tidak berbahaya dan akan menghilang
setelah pemakaian beberapa bulan, misalnya haid tidak
teratur
Suntikan Kombinasi Mekanisme:
Suntikan kombinasi menekan ovulasi, mengentalkan
lendir serviks sehingga penetrasi sperma terganggu,
atrofi pada endometrium sehingga implantasi
terganggu, dan menghambat transportasi gamet oleh
tuba. Suntikan ini diberikan sekali tiap bulan.
Efektivitas:
Bila digunakan secara benar, risiko kehamilan kurang
dari 1 di antara 100 ibu dalam 1 tahun.
Keuntungan khusus bagi kesehatan:
Penelitian mengenai hal ini masih terbatas, namun
diduga mirip dengan pil kombinasi.
Risiko bagi kesehatan:
Penelitian mengenai hal ini masih terbatas, namun
diduga mirip dengan pil kombinasi.
Efek samping:
Perubahan pola haid (haid jadi sedikit atau semakin
pendek, haid tidak teratur, haid memanjang, haid jarang,
atau tidak
haid), sakit kepala, pusing, nyeri payudara, kenaikan
berat badan.
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Tidak perlu diminum setiap hari, ibu dapat
mengguakanya tanpa diketahui siapapun, suntikan dapat
dihentikan kapan saja, baik untuk menjarangkan
kehamilan.
Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
Penggunaannya tergantung kepada tenaga kesehatan.
Suntikan Progestin Mekanisme:
Suntikan progestin mencegah ovulasi, mengentalkan
lendir serviks sehingga penetrasi sperma terganggu,
menjadikan selaput rahim tipis dan atrofi, dan
menghambat transportasi gamet oleh tuba. Suntikan
diberikan 3 bulan sekali (DMPA).
Efektivitas:
Bila digunakan dengan benar, risiko kehamilan kurang
32
dari 1 di antara 100 ibu dalam 1 tahun. Kesuburan tidak
langsung kembali setelah berhenti, biasanya dalam
waktu beberapa bulan.
Keuntungan khusus bagi kesehatan:
Mengurangi risiko kanker endometrium dan fibroid
uterus. Dapat mengurangi risiko penyakit radang paggul
simptomatik dan anemia defisiensi besi. Mengurangi
gejala endometriosis dan krisis sel sabit pada ibu
dengan anemia sel sabit.
Risiko bagi kesehatan:
Tidak ada.
Efek samping:
Perubahan pola haid (haid tidak teratur atau memanjang
dalam 3 bulan pertama, haid jarang, tidak teratur atau
tidak haid dalam 1 tahun), sakit kepala, pusing,
kenaikan berat badan, perut kembung atau tidak
nyaman, perubahan suasana perasaan, dan penurunan
hasrat seksual.
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Tidak perlu diminum setiap hari, tidak mengganggu
hubungan seksual, ibu dapat menggunakannya tanpa
diketahui siapapun, menghilangkan haid, dan membantu
meningkatkan berat badan.
Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
Penggunaannya tergantung kepada tenaga kesehatan.
Pil Progestin (Minipil) Mekanisme:
Minipil menekan sekresi gonadotropin dan sintesis
steroid seks di ovarium, endometrium mengalami
transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit,
mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat
penetrasi sperma, mengubah motilitas tuba sehingga
transportasi sperma terganggu. Pil diminum setiap hari.
Efektivitas:
Bila digunakan secara benar, risiko kehamilan kurang
dari 1 di antara 100 ibu dalam 1 tahun.
Keuntungan khusus bagi kesehatan:
Tidak ada.
Risiko bagi kesehatan:
Tidak ada.
Efek samping:
Perubahan pola haid (menunda haid lebih lama pada ibu
menyusui, haid tidak teratur, haid memanjang atau
sering, haid jarang, atau tidak haid), sakit kepala,
pusing, perubahan suasana perasaan, nyeri payudara,
nyeri perut, dan mual.
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Dapat diminum saat menyusui, pemakaiannya
dikendalikan oleh perempuan, dapat dihentikan
kapapun tanpa perlu bantuan tenaga kesehatan, dan
tidak mengganggu hubungan seksual.
33
Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
Harus diminum tiap hari.
Implan Mekanisme:
Kontrasepsi implan menekan ovulasi, mengentalkan
lendir serviks, menjadikan selaput rahim tipis dan atrofi,
dan mengurangi transportasi sperma. Implan
dimasukkan di bawah kulit dan dapat bertahan higga 3-
7 tahun, tergantung jenisnya.
Efektivitas:
Pada umumnya, risiko kehamilan kurang dari 1 di
antara 100 ibu dalam 1 tahun.
Keuntungan khusus bagi kesehatan:
Mengurangi risiko penyakit radang paggul simptomatik.
Dapat mengurangi risiko anemia defisiesi besi.
Risiko bagi kesehatan:
Tidak ada.
Efek samping:
Perubahan pola haid (pada beberapa bulan pertama:
haid sedikit dan singkat, haid tidak teratur lebih dari 8
hari, haid jarang, atau tidak haid;setelah setahun: haid
sedikit dan singkat, haid tidak teratur, dan haid jarang),
sakit kepala, pusing, perubahan suasana perasaan,
perubahan berat badan, jerawat (dapat membaik atau
memburuk), nyeri payudara, nyeri perut, dan mual.
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Tidak perlu melakukan apapun lagi untuk waktu yang
lama setelah pemasangan, efektif mencegah kehamilan,
dan tidak mengganggu hubungan seksual.
Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
Perlu prosedur bedah yang harus dilakukan tenaga
kesehatan terlatih.
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
Alat Kontrasepsi Mekanisme:
Dalam Rahim (AKDR) AKDR dimasukkan ke dalam uterus. AKDR
menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba
falopii, mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum
mencapai kavum uteri, mencegah sperma dan ovum
bertemu, mencegah implantasi telur dalam uterus.
Efektivitas:
Pada umumnya, risiko kehamilan kurang dari 1 di
antara 100 ibu dalam 1 tahun. Efektivitas dapat bertahan
lama, hingga 12 tahun.
Keuntungan khusus bagi kesehatan:
Mengurangi risiko kanker endometrium.
Risiko bagi kesehatan:
Dapat menyebabkan anemia bila cadangan besi ibu
redah sebelum pemasangan dan AKDR menyebabkan
haid yag lebih banyak. Dapat menyebabkan penyakit
radang panggul billa ibu sudah terinfeksi klamidia atau
gonorea sebelum pemasangan.
34
Efek samping:
Perubahan pola haid terutama dalam 3-6 bulan pertama
(haid memanjang dan banyak, haid tidak teratur, dan
nyeri haid).
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Efektif mecegah kehamilan, dapat digunakan untuk
waktu yang lama, tidak ada biaya tambahan setelah
pemasangan, tidak mempengaruhi menyusui, dan dapat
langsung dipasang setelah persalinan atau keguguran.
Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
Perlu prosedur pemasangan yang harus dilakukan
tenaga kesehatan terlatih.
AKDR dengan Mekanisme:
Progestin AKDR dengan progestin membuat endometrium
mengalami transformasi yang ireguler, epitel atrofi
sehingga menganggu implantasi; mencegah terjadinya
pembuahan dengan memblok bersatunya ovum dengan
sperma; mengurangi jumlah sperma yang mencapai
tuba falopii; dan menginaktifkan sperma
Efektivitas:
Pada umumnya, risiko kehamilan kurang dari 1 di
antara 100 ibu dalam 1 tahun.
Keuntungan khusus bagi kesehatan:
Mengurangi risiko anemia defisiensi besi. Dapat
mengurangi risiko penyakit radang panggul.
Mengurangi nyeri haid dan gejala endometriosis.
Risiko bagi kesehatan:
Tidak ada.
Efek samping:
Perubahan pola haid (haid sedikit dan singkat, haid
tidak teratur, haid jarang, haid memanjang, atau tidak
haid), jerawat, sakit kepala, pusing, nyeri payudara,
mual, kenaikan berat badan, perubahan suasana
perasaan, dan kista ovarium.
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Efektif mecegah kehamilan, dapat digunakan untuk
waktu yang lama, tidak ada biaya tambahan setelah
pemasangan.
Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
Perlu prosedur pemasangan yang harus dilakukan
tenaga kesehatan terlatih.
Kontrasepsi Mantap
Tubektomi Mekanisme:
Menutup tuba falopii (mengikat dan memotong atau
memasang cincin), sehingga sperma tidak dapatbertemu
dengan ovum.
Efektivitas:
Pada umumnya, risiko kehamilan kurang dari 1 di
antara 100 dalam 1 tahun.
Keuntungan khusus bagi kesehatan:
35
Mengurangi risiko penyakit radang panggul. Dapat
mengurangi risiko kanker endometrium.
Risiko bagi kesehatan:
Komplikasi bedah dan anestesi.
Efek samping:
Tidak ada.
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Menghentikan kesuburan secara permanen.
Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
Perlu prosedur bedah yang harus dilakukan tenaga
kesehatan terlatih.
Vasektomi Mekanisme:
Menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan
melakukan oklusi vasa deferens sehingga alur
transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi
tidak terjadi.
Efektivitas:
Bila pria dapat memeriksakan semennya segera setelah
vasektomi, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100
dalam 1 tahun.
Keuntungan khusus bagi kesehatan:
Tidak ada.
Risiko bagi kesehatan:
Nyeri testis atau skrotum (jarang), infeksi di lokasi
operasi (sangat jarang), dan hematoma (jarang).
Vasektomi tidak mempegaruhi hasrat seksual, fungsi
seksual pria, ataupun maskulinitasnya.
Efek samping:
Tidak ada.
Mengapa beberapa orang menyukainya:
Menghentikan kesuburan secara permanen, prosedur
bedahnya aman dan nyaman, efek samping lebih sedikit
dibanding metode-metode yang digunakan wanita, pria
ikut mengambil peran, dan meningkatkan kenikmatan
serta frekuensi seks.
Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
Perlu prosedur bedah yang harus dilakukan tenaga
kesehatan terlatih.
Bantu ibu memilih metode kontrasepsi yang paling aman dan sesuai bagi dirinya. Beri
kesempatan pada ibu untuk mempertimbangkan pilihannya. Apabila ingin mendapat
penjelasan lanjutan, anjurkan ibu untuk berkonsultasi kembali atau dirujuk pada konselor atau
tenaga kesehatan yang lebih ahli.
5. Jelaskan secara lengkap mengenai metode kontrasepsi yang telah dipilih ibu
36
- Waktu, tempat, tenaga, dan cara pemasangan/pemakaian alat kontrasepsi
- Rencana pengamatan lanjutan setelah pemasangan
- Cara mengenali efek samping/komplikasi
- Lokasi klinik keluarga berencana (KB)/tempat pelayanan untuk kunjungan ulang bila
diperlukan
- Waktu penggantian/pencabutan alat kontrasepsi
Bila ada jawaban YA pada satu atau lebih pertanyaan di atas, metode kontrasepsi dapat
mulai digunakan. Bila semua dijawab TIDAK, ibu harus melakukan tes kehamilan atau
menunggu haid berikutnya.
6. Rujuk ibu bila diperlukan
Rujuk ke konselor yang lebih ahli apabila di klinik KB ini ibu belum mendapat
informasi yang cukup memuaskan, atau rujuk ke fasilitas pelayanan kontrasepsi/kesehatan
yang lebih lengkap apabila klinik KB setempat tidak mampu mengatasi efek
samping/komplikasi atau memenuhi keinginan ibu. Berikan pelayanan lanjutan setelah ibu
dikirim kembali oleh fasilitas rujukan (kunjungan ulang pasca pemasangan)
37
BAB IV
ANALISA KASUS
Pada kasus ini, pasien datang dengan kelhan mau melahirkan dengan riwayat
perdarahan post partum sebelumnya dikarenakan retensio plasenta. Pada pasien ini, G7P6A0
hamil 37 minggu inpartu kala I fase laten JTH preskep riwayat HPP sebelumnya.
Pada pemeriksaan didapatkan FUT 3jbpx (30cm), memanjang, puki, kepala, 3/5, his
(+) 4x/10/35, DJJ 136x/menit, TBJ 2635 gram. Pada pemeriksaan vaginal toucher
didapatkan portio lunak, medial, eff 75%, pembukaan 2 cm, ketban dan pennjuk belum dapat
dinilai. Hal ini menunjukkan bahwa pasien sedang hamil inpartu kala I fase laten.
Tatalaksana selanjutnya, diobservasi tanda vital, DJJ serta his serta dievaluasi
kemajuan perslinan. Pada evaluasi kemajuan persalinan, setelah 2 jam memasuki kala II, bayi
tidak keluar. Hal ini menunjukkan bahwa pasien hamil inpart kala II lama.
Ektraksi vakum adalah persalinan batan dmana janin dilahirkan dengan ekstraksi
tekanan negatif dengan menggunakan ekstraktor vakum. Indikasi persalinan dengan ektraksi
vakum adalah ibu mengalami kelelahan, partus macet pada kala II, gawat janin, toksemia
gravidarum serta ruptur uteri mengancam. Pada pasien ini dilakukan ekstraksi vakum
dikarenakan kala II lama.
38
DAFTAR PUSTAKA
1. Sutoto dan Herman K. Ekstraksi vakum. Dalam; Ilmu Fhantom Bedah Obstetri edisi
1999, Semarang, Badan Penerbit Universitas Dipenogoro, 1999: 41-45.
2. Mochtar Rustam. Partus Lama. Dalam; Sinopsis Obstetri edisi 2, Jakarta, EGC
Penerbit buku kedokteran, 1998.
3. Prawirohardjo S. Fisiologi dan Mekanisme Persalinan Normal. Dalam; Ilmu
Kebidanan edisi 3, Jakarta, Yayasan Bina Pustaka, 1999.
4. Sastrawinata S. Persalinan. Dalam; Obstetri Fisiologi edisi 1983, Bandung,
ELEMAN, 1983.
5. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Ketuban Pecah Dini dan Ekstraksi
Vakum. Dalam; Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,
Jakarta, YBP-SP, 2002.
6. Sastrawinata S. Obstetri Patologi edisi 1981, Bandung, Elstar offset, 1981.
7. . American Family Physican. Assisted vaginal delivery using the vacuum extractor
[Internet]. C2000 [diakses pada 2017 May 12]. Available from :
http://www.aafp.org/afp/2000/0915/p1316.html
8. Hadi R. Persalinan dengan cara ekstraksi vakum oleh bidan di RSUD DR Soedono
Madiun tahun 1998. Cermin Dunia Kedokteran [Internet]. 2001 [diakses pada 51
2017 May 12]: 37(2):966-970. Available from:
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/cdk_133_obstetri_dan_ginekologi.pdf
9. Darmayanti A.R., Pramono B.A. Luaran Maternal dan Perinatal pada Wanita Usia
Lebih dari 35 Tahun di RSUP Dr. Kariadi Semarang tahun 2008. Eprints Undip
[Internet] . 2010 [diakses pada 2017 May 12]; Available from :
http://eprints.undip.ac.id/4733/1/Luaran_maternal.pdf
10. Falah M. Karakteristik Ibu yang Bersalin dengan cara Ektraksi Vakum dan Forceps di
RSUP dr. Kariadi tahun 2009-2010. Dalam; Laporan Hasil Akhir Penelitian Karya
Tulis Ilmiah. Bandung, UNPAD. 2012.
11. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan efektif turunkan angka kematian ibu di Indonesia[ Internet ]. C2010
[diakses pada 2017 May 12]. Available from:
http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1076-pertolongan-persalinan-
oleh-tenaga-kesehatan-efektif-turunkan-aki-di-indonesia.html
39