Anda di halaman 1dari 21

Perancangan Irigasi dan Bangunan Air

BAB II

PERENCANAAN BADAN BENDUNG

2.1. Data Perencanaan



Debit banjir rencana (Qd) = 275 m3/dt

Lebar dasar sungai pada lokasi bendung (b) = 25 m

Tinggi / elevasi dasar sungai pada dasar bendung = + 108,00 m

Tinggi / elevasi sawah bagian hilir tertinggi dan terjauh = + 109,80 m

Tinggi / elevasi muka tanah pada tepi sungai = +
128,00 m

Kemiringan / slope dasar sungai = 0,0025

Tegangan tanah dasar yang diizinkan (t) = 2,2 kg/cm2

Perencanaan bendung pelimpah pengambilan satu sisi (Q1) = 2,0
m3/d

2.2. Perhitungan Hidrolika Air Sungai


2.2.1. Menentukan Tinggi Air Maksimum Pada Sungai

d3 d3

d3
1
1

Gambar 2.1. Penampang Melintang Sungai

Data sungai :
Kemiringan dasar sungai (I) = 0,0025
Lebar dasar sungai (b) = 25 m
Debit banjir rencana (Qd) = 275 m3/dt
Kedalaman maksimum air sungai dicari dengan cara coba coba ( trial and
errors ) menggunakan persamaan Chezy sampai didapat.
Q = Qdesign. Kemiringan tepi sungai dianggap 1 : 1

19
Perancangan Irigasi dan Bangunan Air

Tabel 2.1. Perhitungan Tinggi Muka Air Maksimum di Hilir Bendung

Perkiraan Tinggi Air (d3) dalam meter Catatan


Bagian
2,7737 2,7738 2,7739 2,7740
A = b.d3 + d32 77.0359 77.0389 77.0420 77.0447

P = b + 2 2 .d3 32.8452 32.8454 32.8457 32.8460


A 2.3454 2.3455 2.3455 2.3456
R = Q Qd
P
87
C = (1 ) 42.5481 42.5484 42.5488 42.5491
R
V3 = C R .I 3.5690 3.5691 3.5692 3.5692

Q = A.V3 274.9444 274.9618 274.9791 274.9948

Dengan :
A
A b d 3 d 32 R
P
87
C
P b 2 2 d3
1
R

v3 C R I Q A v3

Keterangan :
d3 = tinggi air sungai maksimum di hilir bendung (m)
P = keliling basah (m)
R = jari jari hidrolis (m)
= 1,6 (untuk saluran tanah)
C = koef. Chezy
v3 = kecepatan aliran sungai di hilir (m/dt)

Berdasarkan perhitungan dari tabel didapat d3 = 2,7740 m


Cek jenis aliran air dengan Bilangan Froud (Fr)
Fr = 1 ......................aliran kritis
Fr > 1 ......................aliran super kritis

20
Perancangan Irigasi dan Bangunan Air

Fr < 1 ......................aliran sub kritis


V 3.5692
Fr 0.6842178 1 , jadi termasuk dalam aliran
g d3 9,81 2,7740

sub kritis.
2.2.2. Menentukan Lebar Bendung
Lebar bendung yaitu jarak antara pangkal pangkalnya
(abutment). Agar tidak mengganggu sifat pengaliran setelah dibangun
bendung dan untuk menjaga agar tinggi air di depan bendung tidak
terlalu tinggi, maka dapat dibesarkan sampai B 1,2 Bn
Tinggi Jagaan
Untuk menentukan besarnya tinggi jagaan (freeboard) maka
dapat dipergunakan tabel berikut :

Tabel 2.2 Tinggi jagaan minimum untuk saluran tanah


Q (m 3 /dt) Tinggi Jagaan (m)
< 0,5 0,40
0,5 1,5 0,50
1,5 5,0 0,60
5,0 10,0 0,75
10,0 15,0 0,85
>15,0 1,00
Sumber : Kriteria perencanaan KP-03-hal 26

d3 d3
1m

d3 = 2.7740 m
1
0.5 d3
1
b = 25 m
Bn

B = 6/5 Bn

21
Perancangan Irigasi dan Bangunan Air

Gambar 2.2. Panjang Lebar Maksimum Bendung

Menghitung Lebar Sungai Rata-rata (Bn)


Bn b 2 ( 1 2 d 3 )
b d3
25 2,7740
27,7740m

Menghitung Lebar Maksimum Bendung


B (6 / 5) Bn
(6 / 5) 27,7740
33,3288 33 m

2.2.3. Menentukan Lebar Efektif Bendung


Lebar efektif bendung adalah lebar bendung yang bermanfaat
untuk melewatkan debit. Pada saat banjir, pintu pembilas ditutup,
ujung atas pintu bilas tidak boleh lebih tinggi dari mercu bendung,
sehingga air bisa lewat diantaranya. Kemampuan pintu bilas untuk
mengalirkan air dianggap hanya 80% saja, maka disimpulkan besar
lebar efektif bendung:
1
b 1
10
B

1
33 3,3 m
10
Lebar Maksimum Pintu Pembilas = 2 m
3,3
n 1,65 2 buah
2
3.3
b1 1,65 m
2
Lebar Pilar (t) diambil = 1,5 m
Pengambilan air dari satu sisi, maka :
Beff L ' B t 0.20 b1
33 ( 2 1,5) 0,20 (2 1,65)
29,3m

Dimana :
b1 = lebar pintu pembilass (m)
n = jumlah pintu pembilas

22
Perancangan Irigasi dan Bangunan Air

t = tebal pilar (m)


Beff = lebar efektif bendung (m)
t = jumlah tebal pilar ( m )
b = jumlah lebar pintu bilas ( m )
Direncanakan 2 pintu pembilas dan 2 pilar

Gambar 2.3. Panjang Efektif Bendung (Leff)

2.2.4 Perhitungan Tinggi Mercu Bendung ( P )


Peil atau elevasi/tinggi mercu bendung ditentukan oleh beberapa faktor,
maka tinggi mercu bendung dihitung seperti berikut :
1. Elevasi sawah bagian hilir tertinggi dan terjauh : +109,80
2. Ketinggian muka air di sawah : 0,10
3. Kehilangan tekanan dari saluran tersier ke sawah : 0,10
4. Kehilangan tekanan dari saluran sekunder ke tersier : 0,10
5. Kehilangan tekanan dari saluran primer ke sekunder : 0,10
6. Kehilangan tekanan dari sungai ke saluran primer : 0,20
7. Kehilangan tekanan karena kemiringan saluran : 0,30
8. Kehilangan tekanan pada alat-alat ukur : 0,40
9. Kehilangan tekanan akibat eksploitasi : 0,10
10. Kehilangan tekanan akibat bangunan-bangunan : 0,25 +
Elevasi mercu bendung ( X ) : +111,45
Elevasi dasar sungai pada dasar bendung ( Y ) : +108.00

Maka, Tinggi Mercu Bendung = X Y


= 111,45 108,00
= 3,45 m

23
Perancangan Irigasi dan Bangunan Air

Gambar 2.4 Sketsa Rencana Bendung

1 Perhitungan Tinggi Energi di Atas Mercu Bendung


3
Debit Rencana ( Qd ) : 275 m /dt
Lebar Efektif Bendung ( Beff ) : 29,3 m
Tinggi Mercu Bendung ( P ) : 3,45 m
Tinggi Muka Air Maksimum di Sungai ( d3 ) : 2,7740 m

Qd
He3/2 =
C x B ef

2
Qd 3
He =
C x B ef

Keterangan :
Qd = debit banjir rencana (m3/dt)
He = Tinggi energi dari puncak mercu bendung (m)
C = koefisien debit (discharge coefficient)
C1 = dipengaruhi sisi depan bendung
C2 = dipengaruhi lantai depan
C3 = dipengaruhi air di belakang bendung
Nilai C1, C2, dan C3 didapat dari grafik ratio of discharge coefficient.

Untuk menentukan tinggi air di atas bendung menggunakan cara (Trial


and Error) dengan menentukan tinggi perkiraan He terlebih dulu.
Dicoba He = 2,00 m maka :
P 3,45
1. = 2,00 = 1,725
He
Dari grafik DC 12 (pada lampiran) didapatkan C 1 = 2,055 (dengan
upstream face : vertical).

24
Perancangan Irigasi dan Bangunan Air

2. hd = P + He d3 = 3,45 + 2,00 2,7740 = 2,676 m


hd d 3 2,676 2,7740
= = 2,725
He 2,00

Dari grafik DC 13A didapatkan C2 = 1,00


hd 2,676
3. = 2,00 = 1,388
He
Dari grafik DC 13B didapatkan C3 = 1,00

Didapat C = C1 x C2 x C3
= 2,055 x 1,00 x 1,00
= 2,055
2 2
Qd 3 275 3
He = = = 2,7528 He He`
C x B ef 2,055 x 29,3

Perhitungan selanjutnya ditabelkan


Tabel 2.3 Tabel Perhitungan Tinggi He

Perkiraan Tinggi He ( m )
RUMUS 2,7000 2,7100 2,7200 2,7500

Qd 275,0000 275,0000 275,0000 275,0000

P/He 1,2778 1,2731 1,2684 1,2545

hd = P + He d3 3,3760 3,3860 3,3960 3,4260

( hd + d3 )/He 2,2778 2,2731 2,2684 2,2545

hd/He 1,2504 1,2494 1,2485 1,2458

C1 2,0550 2,0550 2,0550 2,0550

C2 1 1 1 1

C3 1 1 1 1

C = C1 x C2 x C3 2,0550 2,0550 2,0550 2,0550

Beff 29,3000 29,3000 29,3000 29,3000

He = 2,7528 2,7528 2,7528 2,7528

25
Perancangan Irigasi dan Bangunan Air

Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka Tinggi Energi di Atas


Mercu Bendung ( He ) didapat sebesar 2,75 m.

2 Perhitungan Tinggi Kecepatan Air Maksimum


3
Debit Rencana ( Qd ) : 275 m /dt
Lebar Efektif Bendung ( Beff ) : 29,3 m
Tinggi Mercu Bendung ( P ) : 3,45 m
Tinggi Energi di Atas Mercu Bendung ( He ) : 2,75 m

Tabel 2.4 Tabel Perhitungan Tinggi hv0


Perkiraan Tinggi hv0
RUMUS 1,250 0,500 0,200 0,121

Hd = He - hv0 1,500 2,250 2,550 2,629

d0 = H + P 4,950 5,700 6,000 6,079

A = Beff . d0 145,035 167,010 175,800 178,115

v0 = Qd/A 1,896 1,647 1,564 1,544

0,183 0,138 0,125 0,121


hv=

hv0hv

hv0 = 0,121 m
Hd = 2,629 m
d0 = 6,079 m
v0 = 1,544 m/dt
Keterangan :
hv0 = tinggi kecepatan di hulu sungai (m)
Hd = tinggi air maksimum diatas mercu (m)
d0 = tinggi muka air banjir di hulu bendung (m)
v0 = kecepatan aliran di hulu bendung (m/dt)

26
Perancangan Irigasi dan Bangunan Air

3 Perhitungan Ketinggian Energi pada Tiap Titik


2.2.1. Tinggi Energi pada Aliran Kritis
Debit Rencana ( Qd ) : 275 m3/dt
Lebar Efektif Bendung ( Beff ) : 29,3 m
Tinggi Mercu Bendung ( P ) : 3,45 m
Qd
q =
Bef

275
= 29,3 = 9,3856 m2/dt
1
q2 3
dc =
g


1
9,3856 2 3
=
9,81
= 2,0785 m

q
vc =
dc
9,3856
= 2,0785 4,5155m/dt

2
vc
hvc =
2g

4,5155 2
= 1,0392 m
2 . 9,81

Ec = dc + hvc + P
= 2,0785 + 1,0392 + 3,45
= 6,5677 m
Keterangan :
dc = tinggi air kritis diatas mercu (m)
hvc = tinggi kecepatan kritis (m)
vc = kecepatan air kritis (m/dt)
Ec = tinggi energi kritis (m)

2.2.2. Tinggi Energi ( Air Terendah ) Pada Kolam Olakan


Debit per Satuan Lebar ( q ) : 9,3856 m2/dt
Tinggi Energi Kritis ( Ec ) : 6,5677 m

Tabel 2.5 Tabel Perhitungan Tinggi v1

27
Perancangan Irigasi dan Bangunan Air

Perkiraan Kecepatan ( v1 )
Rumus
10 10.55 10.555 10.5552
d1=q/v1 0.9386 0.8896 0.8892 0.8892
hv1=v12/2g 5.0968 5.6729 5.6783 5.6785
E1= d1+hv1 6.0354 6.5625 6.5675 6.5677
v1 = 10,5552 m/dt
d1 = 0,8892 m
hv1= 5,6785 m
E1 = 6,5667 m
Keterangan :

d1 = tinggi air terendah pada kolam olakan (m)

v1 = kecepatan aliran pada punggung bendung (m/dt)

hv1= tinggi kecepatan (m)

E1 = tinggi energi (m)

2.2.3. Tinggi Energi (Air Tertinggi) pada Kolam Olakan


Kecepatan Aliran pada Punggung Bendung ( v1 ) : 10,5552 m/dt
Tinggi Air Terendah pada Kolam Olakan ( d1 ) : 0,8892 m
Debit per Satuan Lebar ( q ) : 9,3856 m2/dt

v1
Fr =
g . d1
10,5552
= 3,5738
9,81x 0,8892

d1

1
d2 = 1 8 Fr 2 2
1
2
0,8892

1
= 1 8 . 3,5738 2 2 1 4,0714 m
2
q
v2 =
d2
9,3856
= 4,0714 2,3052 m/dt

28
Perancangan Irigasi dan Bangunan Air

2
v2
hv2 =
2g
2,3052 2
= 0,2708 m
2 . 9,81

E2 = d2 + hv2
= 4,0714 + 0,2708 = 4,3422 m
Keterangan :
Fr = bilangan Froude
d2 = tinggi air tertinggi pada kolam olakan (m)
v2 = kecepatan aliran (m/dt)
hv2 = tinggi kecepatan (m)
E2 = tinggi energi (m)
2.2.4. Tinggi Energi di Hilir Bendung
Tinggi Air di Sungai ( d3 ) : 2,7740 m
Kecepatan Air di Sungai ( v3 ) : 3,5692 m
Debit per Satuan Lebar ( q ) : 9,3856 m2/dt
2
v
hv3 = 3
2g

3,5692 2
= 0,6493 m
2 . 9,81

E3 = d3 + hv3
= 2,7740 + 0,6493 = 3,4233 m
Keterangan :
v3 = kecepatan aliran di hilir bendung (m/dt)
d3 = tinggi air di hilir bendung (m)
hv3 = tinggi kecepatan di hilir bendung (m)
E3 = tinggi energi di hilir bendung (m)

4 Perhitungan Panjang dan Dalam Penggerusan


2.2.5. Perhitungan Dalam penggerusan (Scouring Depth)
h = d0 d3
= 6,079 2,7740 = 3,305 m
q = 9,3856 m2/dt

29
Perancangan Irigasi dan Bangunan Air

d = diameter batu terbesar yang hanyut waktu banjir, diambil d = 300 mm


Schoklish Formula :
4,75 0,2 0,57
T = .h .q
d 0,32
4,75
= . (3,305 ) 0,2 . (9,3856 ) 0,57 3,4845 m
300 0,32
Keterangan :
h = beda tinggi muka air di hulu dan di hilir (m)
d = diameter batu yang jatuh ke dalam kolam olak (mm)
T = kedalaman penggerusan (m)
2.2.6. Perhitungan Panjang penggerusan (Scouring Length)
v1 = 10,5552 m/dt
Hd = 2,629 m
P = 3,45 m
Angelholzer Formula :
2P
L = (v1 2 g Hd ) g
Hd

2 . 3,45
= (10,5552 2 . 9,81 . 2,629 ) 2,629 17,5046 m
9,81

Keterangan :
v1 = kecepatan aliran pada punggung bendung (m/dt)
Hd = tinggi air maksimum dari puncak mercu (m)
L = panjang penggerusan (m)

5 Elevasi Masing Masing Titik


1. Elev. dasar sungai = + 108,00 m
2. Elev. muka air normal (MAN) = 108,00 + P
= 108,00 + 3,45
= + 111,45 m

3. Elev. muka air banjir (MAB) = 108,00 + do


= 108,00 + 6,079
= + 114,079 m

4. Elev. energi kritis = 108,00 + Ec

30
Perancangan Irigasi dan Bangunan Air

= 108,00 + 6,5677
= + 144,568 m

5. Elev. energi di hilir bendung = 108,00 + E3


= 108,00 + 3,4233
= + 111,4233 m

6. Elev. dasar kolam olakan = 108,00 ( T d3 )


= 108,00 ( 3,4845 2,7740)
= + 107,711 m

7. Elev. sungai maksimum di hilir = 108,00 + d3


= 108,00 + 2,7740
= + 110,774 m
Gambar 2.5 Sketsa Rencana Bendung II

6 Perencanaan Bentuk Mercu Bendung


2.2.7. Perhitungan Bagian Up Stream ( Muka ) Bendung
Untuk menentukan bentuk penampang kemiringan bendung bagian
hulu, ditetapkan berdasarkan parameter seperti H dan P, sehingga akan
diketahui kemiringan bendung bagian up stream seperti ketentuan Tabel 2.6.
Data :
P = 3,45 m
He = 2,75 m
hv0 = 0,121 m
Hd = He - hv0
= 2,75 m 0,121 m

31
Perancangan Irigasi dan Bangunan Air

= 2,629 m
P 3,45
1,31
Hd 2,629

P/H Kemiringan
< 0,40 1:1
0,40 1,00 3:2
1,00 1,50 3:1
> 1,50 Vertikal

Tabel 2.6 Hubungan nilai P/He terhadap kemiringan muka bendung

Dari tabel, untuk p/He = 1,31 kemiringan muka bendung adalah 3 : 1.


Bentuk mercu yang dipilih adalah mercu Ogee.
Mercu Ogee berbentuk tirai luapan bawah dari bendung ambang tajam
aerasi. Oleh karena itu mercu ini tidak akan memberikan tekanan sub atmosfir
pada permukaan mercu sewaktu bendung mengalirkan air pada debit rencana.
Untuk debit yang lebih rendah, air akan memberikan tekanan ke bawah pada
mercu ( KP-02,1986).

Bagian upstream ( upstream face ) :


Hd = 2,629 m
X0 = 0,175 Hd = 0,175 . 2,629 = 0,460 m
X1 = 0,282 Hd = 0,282 . 2,629 = 0,741 m
R0 = 0,5 Hd = 0,5 . 2,629 = 1,3145 m
R1 = 0,2 Hd = 0,2 . 2,629 = 0,5258 m

32
Perancangan Irigasi dan Bangunan Air

2.2.8. Perhitungan Bagian Down Stream ( Belakang ) Bendung


Untuk merencanakan permukaan mercu Ogee bagian hilir, U.S.Army
Corps of Engineers mengembangkan persamaan sebagai berikut :
x n k .Hd ( n 1) . y ..................................................(1)

Dimana :
k dan n tergantung kemiringan up stream bendung.
Harga k dan n adalah parameter yang ditetapkan dalam Tabel 2.7.
x dan y adalah koordinat koordinat permukaan down stream
Hd adalah tinggi air di atas mercu bendung.

Tabel 2.7 Tabel Harga k dan n Untuk Berbagai Kemiringan


Kemiringan permukaan k n
1:1 1,873 1,776
3:2 1,939 1,810
3:1 1,936 1,836
Vertical 2,000 1,850

Bagian up stream : Vertikal, dari Tabel 2.7 diperoleh : k = 1,936


n = 1,836
Nilai k dan n dari tabel dimasukkan ke dalam persamaan (1)
x n k .Hd ( n 1) . y

x 1,836 1,836 x 2,629(1,8361) . y

x 1,836 4,120 y

1
y x 1,836
4,120

y 0,242 x 1,836

Menentukan koordinat titik singgung antara garis lengkung dengan


garis lurus sebagian hilir spillway
Kemiringan bendung bagian down stream (kemiringan garis lurus)
dy
1 (1 : 1)
dx
Persamaan parabola : y 0,242 x 1,836
y 0,242 x 1,836

dy
0,444 x 0,836
dx
1 0,444 x 0,836

33
Perancangan Irigasi dan Bangunan Air

1
x 0,836
0,444

x 0,836 2,252

x 3,028 m

x c 3,028 m
y = 0,242 x 1,836
= 0,242.(3,028)1,836
= 1,850 m
y c 1,850 m

Diperoleh koordinat titik singgung ( x c , y c ) = (3,028 ; 1,850) m


Jadi perpotongan garis lengkung dan garis lurus terletak pada jarak :
y = 1,850 m dari puncak spillway
x = 3,028 m dari sumbu spillway
Lengkung Mercu Spillway Bagian Hilir
Persamaan: y = 0,242 x 1,836
1. Elev. muka air normal (MAN) = 108,00 + P
= 108,00 + 3,45
= + 111,45 m

2. Elev. dasar kolam olakan = 108,00 ( T d3 )


= 108,00 ( 3,4845 2,7740)
= + 107,289 m

( x c , y c ) = (3,028 ; 1,850) m

x Y elevasi
0,000 0,000 108,000
0,400 0,040 107,960
0,800 0,145 107,855
1,200 0,307 107,693
1,600 0,522 107,478
2,000 0,789 107,211
2,400 1,106 106,894
3,000 1,819 106,181
3,028 1,850 106,150

34
Perancangan Irigasi dan Bangunan Air

Tabel 2.8 Tabel Koordinat Lengkung Down Stream

Bagian Hilir Spillway dengan Kemiringan 1 : 1


tgn =1 ; 45 o

y
Persamaan tgn 1 y x
x

Gambar 2.6 Mercu Bendung

7 Perencanaan Lantai Muka ( Apron )


Untuk mencari panjang lantai muka, maka yang menentukan adalah H
terbesar. H terbesar ini biasanya terjadi pada saat air muka setinggi mercu
bendung, sedangkan di belakang bendung adalah kosong. Seberapa jauh lantai
muka ini diperlukan, sangat ditentukan oleh garis hidraulik gradien yang
digambar kearah upstream dengan titik ujung belakang bendung sebagai titik
permulaan dengan tekanan sebesar nol. Miring garis hidraulik gradien
disesuaikan dengan kemiringan yang diijinkan untuk suatu tanah dasar
tertentu, yaitu dengan menggunakan Creep Ratio (c)

Fungsi lantai muka adalah menjaga jangan sampai pada ujung belakang
bendung terjadi tekanan yang bisa membawa butir butir tanah.
Merc

Bend
Gam
bar
3.7

ung
u

35
Perancangan Irigasi dan Bangunan Air

Gambar 2.7 Lantai Muka

a. Menentukan panjang lantai muka dengan rumus Bligh

L
H =
c

L = c . H

dimana : H = Beda tekanan

L = Panjang creep line

cbligh = Creep ratio (diambil c = 5, untuk pasir kasar)

2,5
H ab = 0,5
5

2,0
H bc = 0,4
5

1,0
H cd = 0,2
5

1,0
H de = 0,2
5

2,21
H ef = 0,442
5

2,0
H fg = 0,4
5

1,5
H gh = 0,3
5

36
Perancangan Irigasi dan Bangunan Air

4,0
H hi = 1
5

1,0
H ij = 0,4
5

H = 3,582 m

L = 4,754 x 5 = 23,77 m

Faktor keamanan = 20% . 23,77 m = 3,582 m

Jadi Ltotal = 23,77 m + 4,754 m = 21,492 m

b. Menentukan Panjang Creep Line (Creep Length)

Panjang horizontal ( Lh ) = 2,0 + 1,0 + 1,5 + 4,0 + 4,0 + 1,0 + 4,0 + 1,0
+ 4,0 + 1,0 + 4,0 + 1,0

= 28,5 m

Panjang vertikal ( Lv ) = 2,5 + 1,0 + 2,21 + 2,7 + 1,0 + 1,0 + 1,0 + 1,0
+ 1,0 + 1,0 + 1,0 + 1,0 + 2,7

= 19,110 m

Panjang Total Creep Line ( L ) = Lh + Lv

= 28,5 + 19,110
= 47,610 m

Cek :

L H.c

47,610 3,582 . 5

47,610 17,91............. (konstruksi aman terhadap tekanan air)

c. Pengujian Creep Line ada dua cara yaitu:

1) Blighs theory

37
Perancangan Irigasi dan Bangunan Air

L = Cc . Hb

dimana, L = Panjang creep line yang diijinkan

Cc = Koefisien Bligh (tergantung bahan yang dilewati, Cc


diambil 5)

Hb = beda tinggi muka air banjir dengan tinggi air di hilir (m)

= P + H d3

= 3,45 + 2,629 2,774

= 3,305 m

Maka, L = Cc . Hb

= 5 . 3,305

= 16,525 m

Syarat : L < L

16,525 m < 47,610 m . (OK !)

2) Lanes theory
L = Cw . Hb

dimana, Cw adalah koefisien lane (tergantung bahan yang dilewati,

Cw diambil 3)

maka, L = Cw . Hb

= 3 . 3,305

= 9,915 m

1
Ld = Lv + Lh
3

38
Perancangan Irigasi dan Bangunan Air

1
= 19,110 + 28,5
3

= 28,61 m

Syarat : L < Ld

9,915 m < 28,610 m ....... (OK !)

39

Anda mungkin juga menyukai