Anda di halaman 1dari 4

Metode sol gel

Sol adalah suspensi koloid yang fasa terdispersinya berbentuk solid (padat) dan fasa
pendispersinya berbentuk liquid (cairan). Suspensi dari partikel padat atau molekul-molekul
koloid dalam larutan, dibuat dengan metal alkoksi dan dihidrolisis dengan air, menghasilkan
partikel padatan metal hidroksida dalam larutan. Reaksinya adalah reaksi hidrolisis.

Prekursor (senyawa awal) dalam proses sol-gel tersusun atas unsur logam atau metaloid yang
dikelilingi oleh ligan. Pada umumnya prekursor yang digunakan yaitu logam alkoksida atau
garam anorganik. Dari larutan prekursor tersebut akan terbentuk sol. Perubahan bentuk sol
menjadi bentuk gel terjadi melalui reaksi hidrolisis dan reaksi kondensasi. Pada reaksi hidrolisis
terjadi penempelan ion hidroksil pada atom logam dengan pemutusan pada salah satu ikatan
logam alkoksida atau garam anorganik. Kemudian molekul yang telah terhidrolisis dapat
bergabung membentuk hasil reaksi kondensasi, dimana dua logam digabungkan melalui rantai
oksigen. Polimer-polimer besar terbentuk saat reaksi hidrolisis dan kondensasi berlanjut, yang
akhirnya menghubungkan polimer-polimer tersebut ke dalam bentuk gel.

Untuk mendapatkan produk oksida, ada satu tahap lanjutan pada proses sol-gel yaitu perubahan
bentuk gel menjadi produk oksida melalui drying dan firing. Gel biasanya tersusun atas material
amorf yang terdapat pori-pori berisi cairan. Cairan ini harus dihilangkan sehingga gel menjadi
xerogel atau dry gel melalui proses drying. Selama firing, xerogel atau dry gel mengalami
densifikasi dan perubahan bentuk struktur kristal (menjadi glass atau kristalin).

Gel (gelation) adalah jaringan partikel atau molekul, baik padatan dan cairan, dimana polimer
yang terjadi di dalam larutan digunakan sebagai tempat pertumbuhan zat anorganik.
Pertumbuhan anorganik terjadi di gel point, dimana energi ikat lebih rendah. Reaksinya adalah
reaksi kondensasi, baik alkohol atau air, yang menghasilkan oxygen bridge untuk mendapatkan
metal oksida.

Metode sintesis menggunakan sol-gel untuk material berbasis oksida berbeda-beda bergantung
prekursor dan bentuk produk akhir, baik itu powder, film, aerogel, atau serat. Struktur dan sifat
fisik gel sangat bergantung pada beberapa hal, diantaranya :
Pemilihan bahan baku material
Laju hidrolisis dan kondensasi
Modifikasi kimiawi dari sistem sol-gel
Metode sol gel cocok untuk preparasi thin film dan material berbentuk powder. Tujuan preparasi
ini agar suatu material keramik dapat memiliki fungsional khusus (elektrik, opik, magnetik, dll).
Metode sol gel memiliki keuntungan antara lain:
Untuk partikel halus, rentang ukuran 0,1 sampai beberapa mikron
Mudah dalam kontrol komposisi (kehomogenan komposisi kimia baik)
Temperatur proses rendah
Biaya murah

SOL GEL PROCESS DALAM METODE BOTTOM UP PADA PEMBUATAN


NANOMATERIAL

Definisi Nanoteknologi dan Nanomaterial


Nanoteknologi adalah pengembangan teknologi dalam skala nano meter. Istilah
nanoteknologi didefinisikan pertama kali oleh Norio Taniguchi, Profesor Tokyo Sains
University, pada tahun 1974 dalam kertas kerjanya Mengenai Konsep Dasar Nanoteknologi
sebagai berikut: Nanoteknologi terdiri atas pengolahan bahan-bahan melalui proses
pemisahan, penyatuan, dan pencatatan bentuk oleh sebuah atom atau sebuah molekul.

Nanomaterial didefinisikan berdasarkan standar ukuran suatu materi, baik yang


tersusun dari unsur organik maupun inorganik, pada tingkat satuan nanometer.
Nanomaterial didefinisikan memiliki dimensi <100 nm. Penelitian pada nanomaterial
sangat menarik karena dengan ukuran yang sudah mendekati ukuran suatu atom,
maka sifat permukaan dan reaktivitas serta efisiensi dan efektivitas reaksi kimia yang
melibatkan suatu nanomaterial dapat dikaji lebih rinci dan lebih mendalam.
Munculnya kesadaran terhadap ilmu dan teknologi nano diinspirasi dan didorong
oleh pemikiran futuristik dan juga penemuan peralatan pengujian dan bahan-bahan.
Pada tanggal 29 Desember 1959 dalam pertemuan tahunan Masyarakat Fisika Amerika
(American Physical Society) di Caltech, Richard Phillips Feynman (Pemenang Hadiah
Nobel Fisika tahun 1965) dalam suatu perbincangan berjudul Theres plenty of room at
the bottom, memunculkan suatu isu yaitu permasalahan memanipulasi dan mengontrol
atom (ukuran 0,001 nm) dan molekul (ukuran 0,1 nm) pada dimensi kecil (nanometer) .
Di tahun 1981, Scanning Tunneling Microscopy (STM) diciptakan oleh Heinrich Rohrer
dan Gerd Binnig (Pemenang Hadiah Nobel Fisika tahun 1986).

Definisi Sol Gel Process


Dalam ilmu material, proses sol-gel adalah metode untuk memproduksi bahan padat
dari molekul kecil. Metode yang digunakan untuk pembuatan oksida logam, terutama
oksida silikon dan titanium. Proses ini melibatkan konversi monomer menjadi solusi
koloid (sol) yang bertindak sebagai prekursor untuk jaringan terpadu (atau gel) baik
partikel diskrit atau polimer jaringan.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Pengenalan Nanomaterial
Nanomaterial adalah bidang ilmu material dengan pendekatan berbasis Nanoteknologi
Nanoteknologi adalah pembuatan dan penggunaan materi atau devais pada ukuran
sangat kecil. Materi atau devais ini berukuran antara (1 100) nanometer. Satu nm
sama dengan satu-per-milyar meter (0.000000001 m), yang berarti 50.000 lebih kecil
dari ukuran rambut manusia. Ukuran (1 100) nm ini disebut juga dengan skala nano
(nanoscale).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa nanomaterial itu adalah bahan atau material yg
berukuran sangat kecil (skala nano) yaitu 1-100 nm.
Dengan nanoteknologi, material dapat didesain dan disusun dalam orde atom-per-atom
atau molekulper-molekul sedemikian rupa
Dengan menyusun ulang atau merekayasa struktur material di level nanometer, maka
akan diperoleh suatu bahan yang memiliki sifat istimewa jauh mengungguli material
yang lain
Carbon nanotube (CNT) adalah sebuah bentuk kristal baru dari gugus karbon, yang
tersusun dari beberapa atom karbon berbentuk pipa dengan diameter beberapa
nanometer
3.2. Sol Gel Process
Sol Gel Process merupakan teknik basah - kimia yang digunakan untuk pembuatan
kedua bahan gelas dan keramik . Dalam proses ini, sol ( atau larutan ) berkembang
secara bertahap menuju pembentukan jaringan seperti gel yang mengandung fase cair
dan fase padat.
Prekursor atau bahan awal dalam pembuatan Sol Gel adalah alkoksida logam dan
klorida logam, yang kemudian mengalami reaksi hidrolisis dan reaksi polikondensasi
untuk membentuk koloid, yaitu suatu sistem yang terdiri dari partikel-partikel padat
(ukuran partikel antara 1 nm sampai 1 m) yang terdispersi dalam suatu pelarut. Bahan
awal atau precursor juga dapat disimpan pada suatu substrat untuk membentuk film
(seperti melalui dip-coating atau spin-coating), yang kemudian dimasukkan kedalam
suatu container yang sesuai dengan bentuk yang diinginkan contohnya untuk
menghasilkan suatu keramik monolitik, gelas, dan fiber atau serat.

Dari beberapa tahapan proses sol-gel, terdapat dua tahapan umum dalam
pembuatan metal oksida melalui proses sol-gel, yaitu hidroldan polikondensasi.

Reaksi Sol Gel


Ada dua tahapan reaksi dalam Sol Gel

(1) Hidrolisis metal alkoksida


(2) Kondensasi
3.3. Teknik Bottom Up pada Sol Gel Process
Teknik bottom-up merupakan cara merangkai atom atau molekul dan
menggabungkannya melalui reaksi kimia untuk membentuk nano struktur. Metode
presipitasi merupakan teknik pendekatan bottom up. Metode presipitasi dilakukan
dengan cara zat aktif dilarutkan ke dalam pelarut, lalu ditambahkan larutan lain yang
bukan pelarut (anti-solvent), hal ini menyebabkan larutan menjadi jenuh dan terjadi
nukleasi yang cepat sehingga membentuk nanopartikel.
Metode Bottom-up (penyusunan atom-atom) adalah memulai dari atom-atom
atau molekul-molekul atau kluster-kluster yang diassembli membentuk partikel
berukuran nanometer yang dikehendaki. Metode pembuatan partikel nano terdiri
atas beberapa proses kimia dan fisika, yang meliputi:
1. Proses wet chemical, yaitu proses presipitasi seperti: kimia koloid,
metoda hidrotermal, dan proses sol-gel. Proses ini intinya mencampur ion-ion
dengan jumlah tertentu dengan mengontrol suhu dan tekanan
untuk membentuk insoluble material yang akan terbentuk endapan.
Endapan dikumpulkan dengan cara penyaringan atau spray drying untuk
mendapatkan butiran kering.
2. Mechanical process, termasuk grinding, milling, dan teknik mechanical
alloying. Intinya material ditumbuk secara mekanik untuk membentuk
partikel yang lebih halus.
3.4. Aplikasi material dari Sol Gel Process
Aplikasi material dari sol gel process misalnya para ilmuwan telah menggunakannya
untuk memproduksi bahan ringan di dunia dan juga beberapa keramik yang terberat.
Salah satu area aplikasi terbesar adalah film tipis yang dapat diproduksi pada selembar
substrat dengan spin coating atau lapisan dip. Pelindung dan dekoratif coating, dan
komponen elektro-optik dapat diterapkan untuk kaca, logam dan jenis-jenis substrat.
Pengaplikasian pada Film tipis dan serat

Dengan viskositas sol disesuaikan ke dalam kisaran yang tepat, baik optik dan serat
keramik refraktori dapat ditarik yang digunakan untuk sensor serat optik dan isolasi
termal, masing-masing. Dengan demikian, bahan keramik banyak, baik kaca dan kristal.

3.5. Keuntungan menggunakan metode Sol Gel Process

a). Homogenitasnya lebih baik, Temperatur rendah, Kemurnian lebih baik, Hemat energi
b). Pencemaran rendah, Menghindari reaksi dengan container dan kemurnian tinggi.
c). Fase pemisahan cepat, Kristalisasi cepat, Padatan non kristalin keluar membentuk gelas
d). Pembentukan fase kristal baru dari padatan non kristal baru
e). Produk glass lebih baik ditentukan dengan sifat-sifat gel, Produk film spesial.

Anda mungkin juga menyukai