Anda di halaman 1dari 15

PANDUAN

KEBERSIHAN TANGAN

Kegagalan untuk melakukan kebersihan dan kesehatan tangan yang tepat


dianggap sebagai sebab utama infeksi nosokomial dan penyebaran
miroorganisme multiresisten di fasilitas pelayanan kesehatan dan telah
diakui sebagai contributor yang penting terhadap timbulnya wabah (boyce
dan pitlet 2002).

A. LATAR BELAKANG
Dari sudut pandang pencegahan dan pengedalian infeksi, praktek membersihkan
tangan dimaksudkan untuk mencegah infeksi yang ditularkan melalui tangan dengan
menghilangkan semua kotoran dan debris serta menghambat atau membunuh
mikroorganisme pada kulit. Mikroorganisme yang diperoleh dari kontak dengan
pasien dan lingkungan tetapi juga sejumlah mikroorganisme permanen yang tinggal
di lapisan kulit terdalam kulit. Selain memahami panduan dan rekomendasi untuk
kebersihan tangan, para petugas kesehatan perlu memahami keuntungan dan
terutama keterbatasan pemakaian sarung tangan.

Agen anti septic atau mikroba (istilah yang digunakan bergantian


Bahan kimia yang diaplikasikan diatas kulit atau jaringan hidup lain untuk
menghambat atau membunuh mikroorganisme (baik yang sementara atau yang
merupakan penghuni tetap), sehingga mengurangi jumlah hitung bakteri total.
Contohnya :
- Alcohol 60-90% (etil dan isopropyl atau metal alcohol)
- Klorheksidin glukonat 2-4% (hibiclens, Hibiscrub, Hibitane)
- Klorheksidin glukonat dan centrimide, dalam berbagai kosentrasi (savlon)
- Yodium 3%. Yodium dan produk alcohol berisi yodium atau lincture (yodium
linktur)
- Lodofor 7,5-10%, berbagai kosentrasi ( betadine atau wescodyne)
- Kloroksilenol 0,5-4% (para kloro metaksilenol atau PCMX) berbagai
kosentrasi (dettol)

Panduan Cuci Tangan RS. Islam Jakarta Pondok Kopi Page 1


- Triklosan 0,2-2%

Air Bersih

Air yang secara alami atau kimiawi dibersihkan dan disaring sehingga aman untuk
diminum, serta untuk pemakaian lainnya ( misalnya mencuci tangan dan
membersihkan instrument medis) karena memenuhi syarat standar kesehatan
yang telah ditetapkan. Pada keadaan minimal, air bersih harus bebas dari
mikroorganisme dan memiki turbiditas rendah ( jernih, tidak berkabut ).

Emollient

Cairan organic, seperti gliserol, propillen glikol, atau sorbitol yang ketika
ditambahkan pada handrub dan lotion tangan akan melunakkan kulit dan
membantu mencegah kerusakan kulit ( keretakan, kekeringan, iritasi, dan
dermatitis) akibat pencucian tangan dengan sabun sering (dengan atau tanpa
antiseptik) dan air.

Mencuci Tangan

Proses secara mekanik melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan
menggunakan sabun biasa dan air.

Infeksi Nosokomial atau Infeksi Yang Didapat Dari Fasilitas Pelayanan


Kesehatan

Infeksi yang tidak ada atau tidak sedang dalam inkubasi ketika pasien datang ke
fasilitas pelayanan kesehatan.

Sabun Dan Deterjen

Panduan Cuci Tangan RS. Islam Jakarta Pondok Kopi Page 2


Produk-produk pembersih (batang, cair, lembar, bubuk) yang menurunkan
tegangan permukaan sehingga membantu melepaskan kotoran , debris dan
mikroorganisme yang menempel sementara pada tangan. Sebum biasa
memerlukan gosokan untuk melepaskan mikroorganisme secara mekanik,
sementara sabun antiseptic (antimikroba) selain melepas juga membunuh atau
menghambat pertumbuhan dari hampir sebagian besar mikroorganisme.

Flora Transien Dan Flora Residen

Istilah ini menggambarkan dimana bakteri dan miroorganisme berada dalam


lapisan kulit. Flora transien diperoleh melalui kontak dengan pasien, petugas,
kesehatan lain atau permukaan yang terkontaminasi (misalnya meja periksa,
lantai atau toilet) selama bekerja.
Organisme ini tinggal dilapisan luar kulit dan terangkat sebagian dengan
menggunakan sabun biasa dan air. Flora residen tinggal dilapisan kulit yang
lebih dalam serta didalam folikel rambut, dan tidak dapat dihilangkan sepenuhnya,
bahkan dengan pencucian dan pembilasan kertas dengan sabun air bersih.
Untungnya, pada sebagian besar kasus, flora residen kemungkinan kecil terkait
dengan penyakit infeksi yang menular melalui udara, seperti flu burung. Tangan
atau kuku dari sejumlah petugas kesehatan dapat terkontaminasi pada lapisan
dalam organisme yang menyebabkan infeksi seperti S. aureus, batang Gram
negative si ragi.

Handrub Antiseptic Berbasis Alcohol Tanpa Air

Antiseptic handrub yang bereaksi cepat menghilangkan sementara atau


mengurangi mikroorganisme penghuni tetap tanpa melindungi kulit tanpa
menggunakan air. Sebagian besar antisepticnya ini mengandung alcohol 60-90%,
suatu emollient dan seringkali antiseptic tambahan (misalnya khlorhesidin
glukonat 2-4%) yang memiliki aksi residual (Larson et al. 2001)

Panduan Cuci Tangan RS. Islam Jakarta Pondok Kopi Page 3


B. CUCI TANGAN ASEPTIK

Definisi
Mencuci tangan dengan baik merupakan unsur satu-satunya yang paling penting
dan efektif untuk mencegah penularan infeksi. Idealnya, air mengalir dan sabun
yang digosokkan harus digunakan selama 40-60 detik. Penting sekali untuk
mengeringkan tangan setelah mencucinya. (WHO)

Pemakaian sabun dan air tetap penting ketika tangan kotor. Untuk kebersihan
tangan rutin ketika tidak terlihat kotoran atau debris, alternative seperti handrub
berbasis alcohol 70% yang tidak mahal, mudah didapat, mudah dijangkau dan
sudah semakin diterima terutama ditempat dimana akses wastafel air bersih
terbatas.

Tujuan
Tujuan mencuci tangan adalah untuk menghilangkan kotoran dari kulit secara
mekanis dan mengurangi jumlah mikroorganisme sementara. Mencuci tangan
dengan sabun biasa dan air mengalir sama efektifnya mencuci tangan dengan
sabun antimikroba (Pereira, lee dan wade1997). Sebagai tambahan, sabun biasa
mengurangi terjadinya iritasi pada kulit ( Pereira, lee dan wade 1990).

5 Saat Mencuci Tangan :


1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Sebelum melakukan tindakan/ prosedur terhadap pasien
3. Setelah tindakan/ prosedur atau berisiko terpapar cairan tubuh pasien
4. Setelah kontak dengan pasien
5. Setelah menyentuh lingkungan sekitar pasien

Tangan harus dicuci dengan sabun dan air bersih (atau handrub antiseptic) setelah
melepas sarung tangan karena pada saat tersebut mungkin sarung tangan ada
lubang kecil atau robek, sehingga bakteri dapat dengan cepat berkembang biak
pada tangan akibat lingkungan yang lembab dan hangat didalam sarung tangan
Panduan Cuci Tangan RS. Islam Jakarta Pondok Kopi Page 4
(CDC 1989, Korniewicz et al 1990).
Teknik Mencuci Tangan Dengan Sabun Dan Air Mengalir harus dilakukan seperti
dibawah ini :

1. Buka kran dan basahi tangan dengan air


2. Tuangkan sabun secukupnya
3. Gosok kedua telapak tangan hingga merata
4. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan
sebaliknya
5. Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari
6. Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci dan saling digosokkan
7. Gosok ibu jari kiri berputar kearah bawah dalam genggaman tangan kanan
dan sebaliknya
8. Gosokkan dengan memutar ujung jari tangan kanan di telapak tangan kiri dan
sebaliknya
9. Bilas tangan dengan air bersih
10. Keringkan tangan dengan menggunakan handuk kertas
11. Gunakan handuk kertas tersebut untuk memutar kran sewaktu mematikan
kran.

Setiap gerakkan dilakukan sebanyak 7 kali. Lamanya seluruh prosedurnya


sebaiknya 40-60 detik.

C. HANDRUB ANTI SEPTIK (HANDRUB BERBASIS ALKOHOL)

Penggunaan handrub antiseptic untuk tangan yang bersih lebih efektif membunuh
flora residen dan flora transien dari pada mencuci tangan dengan sabun antiseptic
atau dengan sabun biasa dan air. Antiseptic ini dapat dan mudah digunakan serta
menghasilkan penurunan jumlah flora tangan awal yang lebih besar (Giruo et al.
2002). Handrub antiseptic juga berisi emollient seperti gliserin, glisol propellin, atau
sarbitol yang melindungi dan melembutkan kulit.

Tekhnik Mencuci Tangan Dengan Handrub Antiseptik :

1. Tuangkan segenggam penuh bahan antiseptic berbasis alcohol kedalam


tangan

Panduan Cuci Tangan RS. Islam Jakarta Pondok Kopi Page 5


2. Gosok kedua telapak tangan secara merata
3. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan
sebaliknya
4. Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari
5. Jari-jari sisi dari kedua tangan saling mengunci dan saling digosokkan
6. Gosok ibu jari kiri berputar kearah bawah dalam gengaman tangan kanan dan
sebaliknya
7. Gosokkan dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di telapak kanan kiri
dan sebaliknya
8. Biarkan tangan mengering

Setiap gerakkan sebanyak 4 (empat) kali. Lamanya prosedur sebaiknya selama 20-
30 detik.

Handrub antiseptic tidak menghilangkan kotoran atau zat organic, sehingga jika
tangan sangat kotor atau terkontaminasi oleh darah atau cairan tubuh, harus
mencuci tangan dengan sabun terlebih dahulu. Selain itu untuk mengurangi
penumpukan emollient pada tangan setelah pemakaian handrub antiseptic
berulang, tetap diperlukan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setiap
kali aplikasi handrub. Terakhir handrub yang hanya berisi alcohol sebagai bahan
aktifnya, memiliki efek residual yang terbatas dibandingkan dengan handrub yang
berisi campuran alcohol dan antiseptic seperti khlorheksidin.

Panduan Cuci Tangan RS. Islam Jakarta Pondok Kopi Page 6


D. CUCI TANGAN BEDAH

Pengertian

Cuci tangan bedah adalah membersihkan tangan dengan menggunakan sikat halus
dan sabun antiseptic dibawah air mengalir untuk mengangkat debu, kotoran, minyak
atau lotion maupun mikroorganisme dari tangan dan lengan pada anggota tim bedah
yang akan melakukan prosedur pembedahan (Basic Perioperatif Nursing Care,
2006)

Cuci tangan bedah dapat melalui 2 proses :

1. Proses mekanik yaitu menggosok tangan dengan menggunakan sikat halus


untuk mengangkat kotoran dan mikroorganisme
2. Proses kimiawi yaitu proses melepaskan kotoran dan mikroorganisme dengan
menggunakan antiseptic yang memiliki kemampuan residual

Tujuan

1. Menghilangkan kotoran, minyak, lotion maupun mikroorganisme dari tangan dan


lengan selama pembedahan atau selama mungkin
2. Menurunkan jumlah mikroorganisme dengan menggunakan antiseptic yang
memberikan efek residual selama mungkin
3. Mempertahankan kondisi aseptik pada tangan selama proses operasi

Persiapan

Menyiapkan peralatan yang diperlukan untuk cuci tangan, memakai APD lengkap,
pemakaian baju dan sarung tangan- memastikan bahwa pakaian dan sarung tangan
setelah sesuai dengan ukuran dan tipe operasi.

1. Persiapan Personal
Persiapan sebelum melakukan cuci tangan:
a. Rambut telah tertutup atau telah menggunakan APD lengkap ( topi, masker,
kacamata, apron, sepatu khusus yang tertutup )
b. Kuku jari tangan pendek, bersih dan bebas dari cat kuku

Panduan Cuci Tangan RS. Islam Jakarta Pondok Kopi Page 7


c. Cincin dan jam tangan telah dilepaskan , gulung lengan baju 10 cm diatas
siku
d. Tidak ada luka dikulit atau kelainan pada kulit yang sedang dalam proses
infeksi
e. Memilih larutan antiseptic yang tepat

2. Persiapan Alat
a. Tempat cuci tangan yang cukup dalam dan lebar untuk mencegah percikan
air keluar dari area cuci tangan
b. Air mengalir yang memenuhi syarat, yang dapat dikendalikan dengan siku
atau kaki
c. Sikat halus dan spon yang menggunakan antiseptic
d. Pembersih kuku
e. Tempat sampah untuk membuang sikat bebas pakai

Teknik Cuci Tangan Bedah

Langkah 1 :

Lepaskan semua perhiasan, termasuk cincin dan jam tangan


Basahi tangan dengan air mengalir
Gunakan cairan antiseptic sesuai dengan petunjuk, cuci tangan dan
lengan bawah secara menyeluruh dan bilas.

Langkah 2 :
Gunakan sekali lagi cairan antiseptic, sebarkan ke seluruh permukaan
tangan dan lengan bawah

Langkah 3 :
Mulai dengan tangan, gunakan pembersih kuku untuk membersihkan
daerah bawah kuku kedua tangan

Langkah 4 :

Panduan Cuci Tangan RS. Islam Jakarta Pondok Kopi Page 8


Bersihkan kuku secara menyeluruh, kemudian jari-jari, sela-sela jari,
telapak tangan dan punggung tangan. Cuci setiap jari seakan-akan
mempunyai 4 sisi

Langkah 5 :
Berikutnya scrub daerah pergelangan tangan pada tiap tangan

Langkah 6 :
Setalah seluruh pergelangan tangan sudah di scrub, bagian tangan bawah
juga di scrub, pastikan gerakan dari bawah lengan menuju siku
Ulangi pada lengan satunya, dari lengan menuju siku

Langkah 7 :
Bilas tangan dan lengan bawah secara menyeluruh, pastikan tangan
ditahan lebih tinggi dari siku

Langkah 8 :
Biarkan sisa air menetes melalui siku, keringkan dengan handuk steril

Tindakan Pencegahan

Semua petugas kamar bedah harus mengingatkan tindakan pencegahan berikut


untuk prosedur cuci tangan :
1. Sekali memulai prosedur cuci tangan, setiap kontaminasi atau gangguan
mengharuskan kita mengulangi kembali semua urutan cuci tangan dari awal
2. Tidak seorangpun boleh cuci tangan sementara memakai cat kuku/
perhiasan ( misal : cincin )
3. Tidak seorangpun boleh mencuci tangan bila tangannya memakai perban
4. Air yang mengalir dari siku ke jari-jari tangan bertindak sebagai kontaminan.
Air seharusnya mengalir ke siku yg dilipat.
5. Prosedur cuci tangan ini bersifat rutin, lamanya minimal 5 menit dan
aturannya sama saja setiapkali anda perlu mencuci tangan untuk suatu
tindakan bedah. Faktor waktu itu tidak kurangi untuk setiap kasus bedah

Panduan Cuci Tangan RS. Islam Jakarta Pondok Kopi Page 9


6. Tangan perlu disikat sebersih mungkin tetapi kulit tidak pernah steril

Larutan Alkohol Membersihkan Tangan


ol
Handrub antiseptik tidak mengiritasi dapat dibuat dengan menambahkan gliserin, glikol
propelin atau sorbitol ke dalam alkohol (2 mL dalam 100 mL etil atau isopropyl alkohol
60-90%)

E. UPAYA MENINGKATKAN KEBERSIHAN TANGAN

Mencuci tangan telah dianggap sebagai salah satu tindakan terpenting untuk
mengurangi penularan mikroorganisme dan mencegah infeksi selama lebih dari 150
tahun. Penelitian Semmelwessis (1861) dan banyak penelitian lainnya
memperlihatkan. Bahwa penularan penyakit menular dari pasien ke pasien mungkin
terjadi melalui tangan petugas kesehatan. Menjaga kebersihan tangan dengan baik
dapat mencegah penularan mikroorganisme dan menurunkan frekuensi infeksi
nosokomial (Boyce 1999; Larson 1995).

Masalah yang selalu timbul adalah bagaimana membuat petugas kesehatan patuh
pada praktek mencuci tangan yang telah direkomendasikan. Meskipun sulit untuk
merubah kebiasaan mengenai hal ini, ada beberapa cara yang dapat meningkatkan
keberhasilan, seperti :

Menyebar luaskan panduan terbaru mengenai praktek menjaga kebersihan


tangan dimana tercantum bukti mengenai efektifitasnya dalam mencegah
penyakit dan perlunya petugas kesehatan untuk mengikuti panduan tersebut
Melibatkan pimpinan/pengelola rumah sakit dalam diseminasi dan penerapan
pedoman kebersihan tangan
Menggunakan teknik pendidikan yang efektif, termasuk role model (khususnya
supervisor), mentoring, monitoring, dan umpan balik positif
Menggunakan pendekatan kinerja yang ditargetkan ke semua petugas
kesehatan, bukan hanya dokter dan perawat, untuk meningkatkan kepatuhan
Mempertimbangkan kenyamanan petugas dan pilihan yang efektif untuk menjaga
kebersihan tangan sehingga membuat petugas lebih mudah mematuhinya

Panduan Cuci Tangan RS. Islam Jakarta Pondok Kopi Page 10


Selain itu, salah cara mudah untuk meningkatkan kepatuhan adalah dengan
menyediakan botol kecil handrub antiseptik untuk setiap petugas. Pengembangan
produk di mulai dari observasi bahwa teknik pencucian tangan yang tidak layak serta
rendahnya kepatuhan akan menjadikan tidak efektifnya rekomendasi untuk menjaga
kebersihan tangan. Pemakaian handrub antiseptic yang murah dengan
pembuatannya yang mudah dapat meminimalisasi banyak factor yang menghambat
penerapan panduan yang telah direkomendasikan. Sebagai tambahan, handrub
lebih efektif dibanding mencuci tangan dengan sabun biasa atau sabun antiseptik
karena dapat disediakan diberbagai tempat sesuai jumlah yang dibutuhkan, tidak
memerlukan sumber air, waktu lebih singkat dan kurang membuktikan iritasi kulit (
tidak kering, pecah pecah atau merekah ). Dengan demikian, handrub antiseptik
dapat menggantikan proses cuci tangan dengan sabun dan air sebagai prosedur
utama untuk meningkatkan kepatuhan (Larson et al. 2000 ; Pittet et al. 2000).
Penyediaan handrub bagi meningkatkan praktik kebersihan tangan untuk jangka
panjang. Tidak cukup dengan hanya menyediakan dispenser handrub antiseptic (
Muto dkk 2000).

Cara dua adalah menganjurkan para petugas menggunakan produk perawatan


tangan ( lotion pelembab dan crem ) untuk membantu mencegah iritasi kulit dan
dermatitis kontak yang berhubungan dengan seringnya mencuci tangan, terutama
dengan sabun dan deterjen yang mengandung agen antiseptik. Tidak hanya petugas
menjadi puas akan hasilnya, namun yang terpenting, pada penelitian oleh
McCormick et al. (2000), kondisi kulit yang lebih baik karena penggunaan lotion
tangan menghasilkan 50% peningkatan frekuensi pencucian tangan.

Meskipun meningkatkan kemampuan kepatuhan untuk menjaga kebersihan tangan


panduan sulit, sejumlah program dan institusi mulai mencapai keberhasilan. Kunci
keberhasilan berasal dari berbagai intervensi yang melibatkan perubahan prilaku,
pendidikan kreatif, monitoring dan evaluasi, dan lebih penting adalah ketertiban
supervisor sebagai role model serta dukungan pimpinan.

Panduan Cuci Tangan RS. Islam Jakarta Pondok Kopi Page 11


F. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM MENJAGA KEBERSIHAN
TANGAN

Jari Tangan

Penelitian membuktikan bahwa daerah dibawah kuku ( ruang subungual )


mengandung jumlah mikroba tertinggi ( McGinley, Larson dan Leydon 1988 ).
Beberapa penelitian baru-baru ini telah memperlihatkan kuku yang panjang dapat
berperan sebagai resevoar untuk bakteri Gram negative ( P. aeruginosa ), jamur dan
pathogen lain ( Hedderwick et al. 2000 ). Kuku panjang, baik yang alami maupun
buatan, lebih mudah melubangi sarung tangan ( Olisen et al. 1993 ). Oleh karena itu,
kuku harus dijaga tetap pendek, tidak lebih dari 3 mm melebihi ujung jari.

Kuku buatan

Kuku buatan ( pembungkus kuku, pemanjang akritik yang dipakai oleh petugas
kesehatan dapat berperan dalam infeksi nosokomial ( Hedderwick et al. 2000 ).
Selain itu, telah terbukti bahwa kuku buatan dapat berperan sebagai reservoar untuk
bakteri Gram negatif, pemakaiannya oleh petugas kesehatan harus dilarang.

Cat kuku

Penggunaan cat kuku saat bertugas tidak diperkenankan.

Perhiasan

Penggunaan perhiasan saat bertugas tidak diperkenankan.

G. PENCATATAN DAN PELAPORAN

1. Pencatatan dan pelaporan kebersihan tangan dilaksanakan oleh petugas


safety officer di setiap unit pelayanan rumah sakit.
2. Petugas safety officer bertanggung jawab untuk melaporkan pengumpulan
data mengenai kebersihan tangan kepada manajemen resiko (PIRS) dimana
pelaporan ini juga diketahui oleh Kepala Unit masing-masing pelayanan.

H. MONITORING DAN EVALUASI


1. Kegiatan monitoring dan evaluasi akan dilakukan setiap hari

Panduan Cuci Tangan RS. Islam Jakarta Pondok Kopi Page 12


2. Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh safety officer di masing-masing unit
perawatan
3. Hal-hal yang dimonitoring dan evaluasi meliputi :
a. Kepatuhan perawat untuk cuci tangan sebelum kontak ke pasien
b. Kepatuhan perawat untuk cuci tangan setelah kontak ke pasien
c. Kepatuhan petugas untuk cuci tangan setelah terkena cairan tubuh
d. Kepatuhan petugas untuk cuci tangan setelah menyentuh alat medis
e. Kepatuhan petugas untuk cuci tangan setelah melakukan tindakan
invasive

Panduan Cuci Tangan RS. Islam Jakarta Pondok Kopi Page 13


FORMULIR PEMANTAUAN KEBERSIHAN TANGAN
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI RS. ISLAM JAKARTA PONDOK KOPI

RUANGAN : BULAN :

SEBELUM SETELAH SEBELUM SETELAH SETELAH
KONTAK PEN-
NO NAMA PETUGAS KONTAK KONTAK TINDAKAN KONTAK
CAIRAN KES
PASIEN PASIEN ASP & INV LINGKUNGAN
1 TBH
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22 0
23
24
25
26
27
CATATAN : Isilah dengan tanda :
- Mencuci tangan dengan hand rub lebih efektif, cepat dan lebih mudah dibanding YA =
dengan air dan sabun TDK = -
- Jika tangan terlihat kotor (ada darah), maka cucilah dahulu dengan TDK PERLU = O
- Cucilah tangan dengan air dan sabun setelah menggunakan hand rub sebanyak 5
(lima) kali air dan sabun.
Mengetahui Jakarta, ..

() ()
Ka. Ruangan Safety Officer (ICLN)
FORM-
PK.35100.005/rev01

Panduan Cuci Tangan RS. Islam Jakarta Pondok Kopi Page 14


Panduan Cuci Tangan RS. Islam Jakarta Pondok Kopi Page 15

Anda mungkin juga menyukai